Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

Hubungan Internasional
Dosen Pengampu :
Ahmad Al Fajri, MA.

Disusun oleh :
Rosanno Hanif Prasetyo
(11191130000075)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

2020
Relevansi Neo-Konservatisme
dalam Menjaga Perdamaian Dunia

Dalam konteks menjaga perdamaian, menurut saya , berdasarkan dampak-


dampak dari adanya pandangan neokonservatif di Amerika, penulis bisa
mengambil garis besar bahwa neokon merupakan pandangan yang jauh dari kata
“menjaga” perdamaian dan lebih layak diganti dengan “penghambat” perdamaian.
Jika kita mengingat lini waktu yang terjadi pada tahun ini, tepatnya pada awal
tahun ketika dunia masih digemparkan oleh virus pandemi yang berdampak besar
pada perekonomian dunia, AS justru malah menambah masalah dengan melakukan
tindakan yang bisa dibilang dapat menyulut terjadinya perang dunia ketiga, kenapa
demikian?, sumbu pendek tersebut bisa saja ‘meledakkan’ seluruh negara karena
keputusan Trump dalam menyetujui penyerangan yang menyebabkan tewasnya
Mayor Jendral Iran yaitu Qassem Soleimani lewat serangan udara. Dalam upaya
ini diperkirakan menurut Miryousefi pada Newsweek(2020) alasannya melakukan
penyerangan tersebut tidak lebih dari upaya trump untuk menonjolkan dirinya
sebagai orang yang tangguh mengingat pemilihan Presiden di Amerika yang
semakin dekat.

Menciptakan ketegangan antara Iran dengan AS, membuat pihak Iran


berjanji akan membalas “dendam yang keras” dengan memberikan ancaman kasar
pada pihak Amerika yang melancarkan serangan tersebut. Penyerangan ini menjadi
pertanda bahwa pengaruh neokon di Amerika masih sangat kuat, mengingat sejak
kejadian Serangan 9/11, George W. Bush meskipun dalam masa kepemimpinannya
tidak terlalu menonjolkan adanya sifat neokonservatis, tiba-tiba berubah secara
drastis setelah terjadi penyerangan tersebut (Rusdiyanta dan Fadhillah, 2015:6).
Dengan mengubah kebijakan luar negri AS dari segala aspek seperti militer,
politik, ekonomi dijadikan sebagai media untuk menyebarluaskan paham
demokrasi mereka ke ranah dunia. Ia bahkan secara terang-terangan menuangkan
kebenciannya pada negara yang diperkirakan terlibat khususnya Irak, Iran, dan
Korea Utara dengan menyebutkan bahwa mereka adalah 'negara-negara poros
kejahatan yang semakin besar menimbulkan bahaya yang serius'
(Kompasiana,2020) pada Januari 2002 di pidato kenegaraannya. Kebijakan keras
pun diberlakukan terhadap negara-negara tersebut, yang mereka labeli “Rogue
Regime” (rezim nakal) (Rusdiyanta dan Fadhillah, 2015:7).

Dari tindakan serta keterlibatan pandangan neokonservatisme diatas,


alangkah baiknya apabila kita bahas kembali sedikit dari sejarah serta visi misi
utama terbentuknya paham neokon ini, sebagai konteks pengingat dari pertanyaan
yang akan dibicarakan selanjutnya

Neokonservatisme atau yang biasa disingkat dengan neokon, merupakan


paham atau aliran politik yang lahir pada tahun 1960-an di Amerika Serikat, aliran
ini tercipta dari kaum-kaum liberal yang kecewa dengan kebijakan yang
dikeluarkan oleh partai demokrat yang terkesan semakin damai sehingga
memperlemah posisi AS dalam perang Vietnam kala itu. Neocon hadir sebagai
bentuk kritik liberalism yang cenderung menunjukkan kebebasan, toleransi, dan
saling menghormati dalam negara yang berbasis masyarakat. Mereka mengkritik
paham tersebut karena menurut neokon, demokrasi yang melibatkan adanya power
dalam bentuk militer dan bersifat agresif adalah jalan satu-satunya dan jalan yang
terbaik untuk memperbaiki serta menciptakan perdamaian jangka panjang di dunia
(Kompasiana,2020).

Karena obsesi tidak sehatnya terhadap negara sendiri, neokon berpendapat


bahwa Amerika adalah satu-satunya negara yang layak disebut sebagai
superpower. Dari obsesi tersebut, akhirnya mempengaruhi berbagai kebijakan
politik yang ada di Amerika, dimulai sejak masa kepemimpinan presiden Richard
Nixon, membuat keputusan politik pada kala itu cenderung menutup potensi
negara lain untuk menjadi bagian dari negara maju sehingga dapat mengurangi
saingan Amerika dalam menjadi negara pionir baik dari segi ekonomi maupun
keamanan internasional yang mana juga sejalan dengan prinsip dan kepentingan
AS. Paham ini terbentuk berdasarkan keyakinan bahwa dengan mempromosikan
nilai-nilai liberal dan menjalankan demokrasi dengan cara mereka, dipercaya bisa
mengurangi pergerakan para ekstrimis sehingga dapat membawa dunia pada
perdamaian.

Berasal dari obsesi tersebut, membentuk pandangan saya terhadap paham


neokonservatisme ini, mengenai apakah paham tersebut dapat dijadikan sebagai
pegangan dalam menjaga perdamaian dunia atau justru malah sebaliknya. Menurut
saya, apa saja sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, berlaku juga pada pandangan
ini. Karena pandangan mereka begitu mengglorifikasikan peran demokrasi
Amerika di dunia internasional, membuat segala keputusan yang mereka buat dan
lakukan hanya akan memberikan hasil yang bias dan tidak rasional. Alhasil,
bukanlah perdamaian yang diraih namun justru malah menambah musuh dan
menuntun pada perang yang tak berkesudahan.
Soomber :
https://www.newsweek.com/iran-trump-no-tough-guy-dont-f-k-us-1537982
https://www.kompasiana.com/thoriqtaqiyuddin5732/5fa97a96d541df5a8548ce62/pengantar-neo-
konserfatif?page=all
https://teraskita.files.wordpress.com/2015/07/neokonservatisme-dan-politik-as.pdf

Anda mungkin juga menyukai