World System Theory ini ditemukan oleh ahli sosiologi Immanuel Wallerstein. Teori ini
adalah pendekatan kepada sejarah dunia dan perubahan sosial yang mengacukan adanya sistem
ekonomi dunia yang didalamnya ada negara yang mendapat keuntungan dan ada negara yang
dieksploitasi. Seperti layak nya masing masing individual tidak bisa di identifikasi tanpa ada nya
referensi seperti lingkungan, pengalaman, dan budaya mereka, sistem ekonomi negara juga tidak
bisa di identifikasi tanpa referensi dari sistem ekonomi yang membedakan nya.1
Karakteristik utama dari teori ini adalah teori ini memberikan tiga level hirarki yaitu core,
semi-periphery, dan periphery. Negara yang termasuk kedalam level core adalah negara yang
dianggap maju dan juga mengeksploitasi negara yang termasuk ke level periphery. Negara yang
termasuk kedalam level periphery adalah negara yang underdeveloped dan bergantung kepada
negara core. Negara yang termasuk kedalam level semi-periphery adalah negara yang memiliki
kedua karakteristik dari negara core dan periphery.2
Perkembangan ekonomi dunia modern berlangsung sangat lama, dan dalam waktu ini
berbagai daerah mengganti posisi relatif mereka di dalam sistem ini.4 Immanuel Wallerstein
membagi sejarah sistem kapitalis dunia menjadi empat tahapan, yaitu :
1
http://study.com/academy/lesson/world-systems-theory-core-vs-peripheral-societies.html diakses pada tanggal
15 September 2017
2
Ibid
3
http://www.faculty.rsu.edu/users/f/felwell/www/Theorists/Essays/Wallerstein1.htm
4
http://www.sociosite.net/sociologists/texts/wallerstein_summary.php diakses pada tanggal 15 September 2017
1. Tahap 1 dan 2
Periode ini terjadi pada saat muncul nya sistem dunia modern antara tahun 1450-1670,
yang dimana saat kekaisaran Hapsburg gagal mengubah ekonomi dunia yang baru muncul
ke dunia, semua negara di Eropa Barat berusaha untuk memperkuat posisi nya masing
masing dalam sistem dunia baru. Cara yang dilakukan adalah : 1. Birokratisasi, dengan
cara ini mereka menguatkan kekuatan negara untuk mengumpulkan pajak, maka negara itu
dapat lebih mudah melakukan ekpansi dari birokrasi negara nya yang pada akhirnya bisa
disebut sebagai absolute monarchy. 2. Homogenisasi dari populasi lokal, untuk
menggarisbawahi keterlibatan negara dalam sistem kapitalis yang baru, banyak negara
yang mengeluarkan kaum minoritas. Gereja katolik, melihat bahwa hal ini dapat
membahayakan negara sendiri. 3. Ekspansi militer untuk mendukung monarki dan
melindungi negara dari invasi negara lain. 4. Konsep dari absolutisme diperkenalkan pada
saat ini terkait dengan independensi relatif monarki dari peraturan yang dibuat sebelumnya.
5. Diversifikasi dari aktivitas ekonomi untuk memaksimalkan keuntungan.5
5
Ibid
6
Ibid
Kelemahan dari teori ini adalah sistem dunia tidak bisa dilihat hanya dari perkembangan
ekonomi sebuah negara saja. Banyak faktor lain yang dapat diperhitungkan seperti budaya,
pemerintahan yang korup, dan juga konflik konflik etnis di negara tersebut. Teori ini hanya
berfokus kepada ekonomi sebuah negara dan dominasi dari kapitalisme. Banyak juga cara untuk
mengeksploitasi sebuah negara, seperti contoh nya melalui rezim agama.7
7
https://revisesociology.com/2015/12/05/world-systems-theory/ diakses pada tanggal 15 September 2017