Anda di halaman 1dari 9

Teori Pasca -

Ketergantungan
NI NYOMAN PADANG C.B, STP, MM
Teori Sistem Dunia
(World System Theory)
❖ Teori sistem dunia muncul sebagai kritik atas teori modernisasi dan teori dependensi.

❖Wallerstein menambahkan bahwa sistem dunia kapitalis dibagi dalam tiga jenis, yaitu: (a)
negara core atau pusat; (b) semi-periferi atau setengah pinggiran; (c) negara periferi atau
pinggiran. Ketiga jenis negara ini memiliki perbedaan dalam kekuatan ekonomi dan politik
dari masing-masing kelompok.

❖Penekanan pada teori ini adalah negara-negara di dunia bisa naik dan bisa turun kelas.
Negara pusat bisa saja menjadi negara semi pinggiran, atau sebaliknya negara semi
pinggiran bisa menjadi negara pusat atau negara pinggiran, dan negara pinggiran bisa
menjadi negara semi pinggiran.
Teori Sistem Dunia
(World System Theory)
❖ Hal ini terbukti dengan turunnya Inggris dan Belanda yang sebelumnya menjadi negara pusat digantikan Amerika
Serikat pasca-kehancuran dahsyat di Eropa.
❖Wallerstein merumuskan tiga strategi bagi terjadinya proses kenaikan kelas, yaitu
1. Kenaikan kelas terjadi dengan merebut kesempatan yang datang. Misalnya, negara pinggiran tidak lagi dapat
mengimpor barang-barang industri karena mahal, sedangkan komoditas primer mereka murah sekali maka
negara pinggiran mengambil tindakan yang berani untuk melakukan industrialisasi substitusi impor.
2. Kenaikan kelas bisa pula terjadi melalui undangan. Perusahaan industri raksasa di negara-negara pusat
melakukan ekspansi ke luar. industri-industri di negara-negara pinggiran yang diundang oleh perusahaan-
perusahaan luar untuk bekerja sama. Posisi negara pinggiran dapat meningkat menjadi setengah pinggiran.
3. Kenaikan kelas terjadi karena negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan negaranya. Peru dan Chile
misalnya, dengan berani melepaskan dirinya dari eksploitasi negara-negara yang lebih maju dengan cara
menasionalisasikan perusahaan asing.
Immanuel Wallerstein: Teori
Sistem Dunia
❖Wallerstein membagi tiga kelompok negara: pusat, setengah- pinggiran, dan pinggiran. Perbedaan ketiga
kelompok ini terletak dalam kemampuan ekonomi dan politiknya. Kelompok terkuat adalah negara pusat,
yang dalam batasan tertentu, mereka dapat memanipulasi sistem dunia sedemikian rupa sehingga
menguntungkan mereka. Sementara itu, negara setengah-pinggiran adalah negara opportunis, yang
menangguk keuntungan dari eksploitasi negara pinggiran oleh negara pusat.

❖Suatu negara yang semula pusat dapat menjadi setengah-pinggiran, demikian pula yang semula setengah-
pinggiran dapat menjadi pusat, semikian pula yang pinggiran dapat menjadi setengah-pinggiran, dan begitu
pula seterusnya.
Teori Pusat dan Pinggiran
❖ Negara-negara maju di pusat dicirikan oleh perekonomian yang modern dengan sistem
pasar yang baik, serta memiliki hubungan sosial yang bersifat individualistik yang setiap
hubungan dilakukan melalui kontrak transaksi. Sementara itu, masyarakat di negara
pinggiran masih didominasi oleh sifat paternalistik dan kerja sama sosial yang tinggi,
dengan perekonomian yang bersifat tradisional dan sistem pasar belum berjalan dengan
baik.
Teori Pembangunan Alternatif:
Post Colonialism, Post Structural, dan
Post Developmentalism
1. Teori Poskolonial (Post Colonialism)
Teori poskolonial merupakan suatu teori yang mempelajari kondisi dari keadaan sesudahnya. Teori ini
memberikan perhatian pada budaya pribumi sebagai budaya tertindas dari kekuasaan kolonialisme.
2. Teori Pos-Struktural (Post Structural)
Teori ini juga merupakan bentuk kritik dari teori pembangunan yang berjalan dari masa ke masa karenan
dipadang bahwa semua nilai pembangunan berasal dari pemikiran Barat yh harus diafirmasi tanpa
mempertimbangkan sosial dan budaya
3. Teori Post Developmentalism
Developmentalisme merupakan kelanjutan program pemulihan ekonomi dunia ketiga. (Pembangunan
ekonomi yang mampu menghapus kemiskinan)
Teori-teori dan Praktik Pembangunan
Kontempoter : MDG’s, Neoliberalisme, dan
Feminisme
1. Teori Millenium Development Goals (MDG’s)
Hasil dari rapat PBB di tahun 2000 yg target tercapai akan selesai di tahun 2015. Dilakukan pembangunan
secara merata bukan hanyak fisik namun diutamakan pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia.
2. Teori Neoliberalisme
Neo, Baru. Isme, paham. Liberal, kebebasan. mekanisme pasar yang bebas dari intervensi negara.
mengagungkan peran pasar secara mutlak dalam mekanisme ekonomi, baik pada level nasional maupun
global. Neoliberalisme mengembangkan paradigma ekonomi dalam memandang setiap relasi antar aktor,
baik individu, masyarakat, maupun negara dan hubungan internasional.
3. Teori Feminisme
Feminisme adalah sebuah paham yang muncul ketika wanita menuntut kesetaraan hak yang sama dengan
pria.
Teori Feminisme
 Sekitar pertengahan abad ke-18, para wanita di Eropa, Amerika Utara, dan para koloninya di Kanada, Selandia Baru
dan Australia mengatur bersama pertama kalinya di dalam kelompok dan masyarakat yang bertujuan mancapai
perubahan dan perkembangan di dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik wanita. Organisasi-organisasi menjadi
pusat dari sejarah gerakan feminisme. Mereka terus mendidik dan membuat para wanita menuangkan isi pikirannya.

 Paham feminisme berkembang pesat dan lama-kelamaan menyebar ke negara lain, misalnya Asia. Misalnya, para
wanita Jepang yang menghubungkan penindasan mereka, khususnya dalam kekerasan di dalam rumah tangga
dengan penindasan wanita di Asia Tenggara yang merupakan akibat dari bangsa Jepang yang mencari tenaga kerja
yang murah.

 Dalam membentuk negara modern industrialisasi, wanita dideskripsikan sebagai “istri yang baik dan ibu yang
bijaksana yang berperan untuk reproduksi dan mengurus anak. Mereka berperan sebagai pendukung pasif dalam
pembentukan “negara yang kaya dan tentara yang kuat” (fukoku kyōhei). Setelah itu, pada akhir abad ke-19
tercetuslah teori feminisme pertama. Beberapa aktivis feminis terkemuka menjalankan gerakan “Hak populer dan
kebebasan” (Jiyū Minken Undō) pada tahun 1870-1880-an.
Terimakasih
NI NYOMAN PADANG C.B, STP, MM

Anda mungkin juga menyukai