Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR JAWABAN UJIAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI (UNJANI)


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Alamat : Jl. Terusan Jenderal Sudirman PO BOX 148 Cimahi Telp/Fax. (022) 6650645

HARI/TGL/BLN/THN : Selasa, 09 Juni 2020 NAMA : Helen Graciela

NIM : 6211181093
TAHUN AKADEMIK : 2019 / 2020 GANJIL  GENAP
JURUSAN / PRODI : Hubungan Internasional

Ujian Tengah Semester  Ujian Akhir Semester SEMESTER : 4 (Empat)

MATA KULIAH : Komunikasi Internasional KELAS / No. ABSEN : C / 03

TANDA TANGAN NILAI UJIAN


DOSEN PEMBINA : Yusep Ginanjar, S.IP., M.Si

1. Dalam berita berjudul "Coronavirus: What are President Trump's charges against the
WHO?" yang ditulis oleh Reality Check Team dan dimuat dalam BBC News, Donald
Trump selaku Presiden Amerika Serikat (AS) melayangkan beberapa klaim atau protes
kepada World Health Organization (WHO). Klaim pertama Trump adalah WHO dinilai
gagal dalam menyediakan informasi yang transparan terkait dengan penyebaran virus
baru di Wuhan pada awal Desember 2019 atau bahkan lebih awal, informasi yang
diberikan WHO dinilai tidak tepat waktu.
Klaim kedua berisi kritikan Trump terhadap misinformasi yang diberikan oleh WHO
pada 14 Januari 2020, dimana WHO menyatakan bahwa investigasi yang dilakukan di
China membuktikan tidak adanya penularan virus secara human-to-human. Sedangkan
pada hari yang sama, Kepala Unit Penyakit Baru WHO, Maria van Kerkhove, memberi
pernyataan yang kontradiktif, Maria menyarankan kepada jurnalis untuk
menginformasikan adanya penularan virus human-to-human secara "terbatas". Akhirnya,
pada 22 Januari, WHO menyatakan telah menemukan bukti adanya penularan virus
secara human-to-human. Hal tersebut menjadi dasar pernyataan Trump bahwa WHO
sengaja menunda untuk mengumumkan bukti tersebut atas permintaan dari China.
Klaim ketiga Trump adalah WHO dinilai "tidak mandiri" dan "terlalu dekat" dengan
China sehingga menyebabkan organisasi tersebut gagal untuk bertindak objektif dalam
menangani pandemi ini. Klaim terakhir yaitu mengenai kebijakan WHO yang menentang
travel restrictions dari dan menuju China seperti yang telah diberlakukan oleh AS dan
negara-negara lainnya sejak awal Febuari. Ke-empat klaim tersebut menjadi alasan
Trump untuk menarik keanggotaan AS dari WHO dan mengalokasikan dana yang semula
diberikan ke WHO untuk tujuan lain.
Dalam kasus ini, dapat dilihat bahwa komunikasi politik yang dilakukan oleh Trump
termasuk dalam bentuk komunikasi internasional dan komunikasi massa. Termasuk
bentuk komunikasi massa karena penyebaran pesan oleh Trump dilakukan melalui media
massa (konferensi pers) yang diterima secara serempak oleh khalayak. Termasuk bentuk
komunikasi internasional karena pesan-pesan Trump berkaitan dengan kepentingan
nasional AS dan masalah-masalah internasional (dalam kasus ini yaitu penanganan
pandemi Covid-19 oleh WHO) yang informasinya disampaikan melalui media massa dan
melintasi batas negara. Berdasarkan salah satu pendekatan dalam komunikasi
internasional seperti yang dijelaskan oleh Liliweri, pernyataan Trump memiliki kekuatan
politik karena dapat mempertahankan atau memperluas pengaruhnya terhadap opini
masyarakat internasional.
Informasi yang disampaikan oleh Trump memiliki agenda setting tersendiri, klaim-
klaim yang diberikan oleh Trump tidak obyektif tetapi pernyataan tersebut dirancang
untuk mempengaruhi opini publik. Jika dilihat melalui perspektif Jurnalistik dan
Propagandistik, komunikasi politik Trump bersifat subjektif karena Trump memanfaatkan
media massa sebagai alat propaganda kepada masyarakat dunia dalam rangka membentuk
opini publik internasional untuk menyudutkan serta memperlemah posisi China. Trump
menggunakan faktor "keberpihakan" WHO yang lebih condong ke China sebagai alasan
untuk menarik keanggotaan AS dari WHO.
Propaganda yang dilakukan Trump ini terbukti membuahkan hasil, seperti yang
dilansir oleh Detik News, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, mengancam akan menarik
keanggotaan Brasil dari WHO apabila WHO masih bekerja dengan 'bias ideologis' seperti
yang telah dinyatakan oleh Trump.

2. Menurut saya, pernyataan serta kebijakan yang dibuat oleh Trump berkaitan dengan
hubungan bilateral yang kurang baik antara AS dengan China. Dalam menjalankan
komunikasi politik internasional, negara-negara memiliki kepentingan dalam
hubungannya dengan negara lain, yang mana kepentingan ini terkadang membawa
mereka kedalam konflik ekonomi, konflik diplomatik, maupun konflik militer. Menurut
McNair (1999), konflik yang terjadi antar pemerintah negara tidak hanya dengan
penggunaan instrumen power konvensional seperti ekonomi dan militer, tetapi juga
menggunakan opini publik.
Seperti yang diketahui, AS dan China merupakan dua pihak yang berseteru dalam
Perang Dagang sejak Maret 2018 lalu. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan
pernyataan Trump serta kebijakan memutuskan keanggotaan AS dengan WHO adalah
membentuk opini masyarakat internasional untuk menyudutkan China sebagai negara
yang memiliki tanggung jawab besar dalam menanggulangi pandemi Covid-19
sehubungan dengan munculnya kasus infeksi Coronavirus pertama yang terjadi di
Wuhan, pernyataan Trump sekaligus sebagai upaya membentuk citra negatif masyarakat
internasional terhadap China. Tujuan lain dari klaim serta kebijakan Trump adalah
sebagai "peringatan" bahwa AS akan tetap berusaha mempertahankan posisinya sebagai
negara hegemon dan tidak akan tunduk dalam kendali negara lain, termasuk China.

Referensi
Christiastuti, Novi. [2020]. Ikuti Jejak Trump, Presiden Brasil Ancam Akan Keluar dari
WHO. DetikNews. [online]. Tersedia dalam:
https://m.detik.com/news/internasional/d-5042889/ikuti-jejak-trump-presiden-brasil-
ancam-akan-keluar-dari-who. (Diakses 10 Juni 2020).
Reality Check Team, [2020]. Coronavirus: What are President Trump's charges against the
WHO?. BBC News. [online]. Tersedia dalam: https://www.bbc.com/news/world-us-
canada-52294623. (Diakses 10 Juni 2020).
Trenggono, Nanang. (2004). Konstruksi Komunikasi Internasional. Jurnal Ilmu Komunikasi,
5(1): 101. [online]. Tersedia dalam:
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1100/674. (Diakses 10
Juni 2020).

Anda mungkin juga menyukai