Anda di halaman 1dari 3

Amerika Latin menjadi Episentrum Baru Penyebaran Wabah Covid-19

Pada periode tahun 2019-2020 ini, semua orang di dunia telah mengetahui tentang wabah
penyebaran penyakit yang sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa manusia. Wabah
penyakit tersebut diketahui bernama Corona Virus Disease 2019 (CoViD-19) yang diduga
pertama kali muncul disalah satu kota di negara Tiongkok yang bernama Wuhan. Wabah Covid-
19 ini dipercaya dapat ditularkan dengan mudah dari satu orang ke orang lainnya hanya dengan
sebuah kontak fisik dan tidak menutup kemungkinan masyarakat yang ada di negara-negara
dunia ini dapat terkena pengaruhnya. Dari yang awalnya wabah tersebut hanya berada di satu
kota, namun sekarang sudah menyebar ke penjuru dunia dan membawa dampak yang sangat
besar bagi peradaban manusia. Begitupun juga dengan kelompok negara-negara Amerika Latin
yang terkena dampak dari wabah tersebut. Walaupun satu benua dengan negara Amerika Serikat
atau AS, beberapa negara di Amerika Latin terus berupaya menyelesaikan permasalahan
negaranya secara mandiri.

Mengenai kawasan Amerika Latin, tidak dapat dianggap remeh jika berbicara tentang populasi
yang bermukim di kawasan tersebut dikarenakan terdapat banyaknya negara-negara yang cukup
besar dan terkenal yaitu seperti Argentina, Brazil, Meksiko, Uruguay, Peru, serta banyak lagi
negara Amerika Latin lainnya yang telah diketahui oleh masyarakat luas. Berbicara perihal
wabah Covid-19 tentunya kita tidak dapat mengharapkan Amerika Latin untuk tidak
bersinggungan dengan wabah tersebut dan diketahui bahwa salah satu dari negara Amerika Latin
mendapatkan sebuah “peringkat tinggi” dalam hal yang buruk yaitu dalam kasus korban Covid-
19 yang jumlahnya dapat dibilang tidak sedikit.

Negara tersebut adalah negara Brazil yang menempati urutan kedua setelah AS yang menempati
urutan pertama dalam kasus wabah Covid-19 yang mana telah memakan banyak korban.
Diketahui Brazil yang berada pada urutan kedua mempunyai 867.624 kasus dan 43.332 orang
telah meninggal karena Covid-19, merujuk pada data CSSE Johns Hopkins University baru-baru
ini (Sumber: COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering. 15 Juni
2020. https://coronavirus.jhu.edu/map.html) yang kemudian dibawahnya terdapat negara Rusia
yang menempati urutan ketiga mempunyai 536.484 kasus dan 7.081 korban meninggal, dimana
jika kita membandingkan kedua negara tersebut antara Brazil dan Rusia sangat terpaut jauh
sekali perbedaan jumlah korban-korbannya.

Setelah Brazil, negara Amerika Latin lain yang terkena dampak wabah Covid-19 yaitu negara
Peru yang berada diurutan ke 8 dimana Peru mempunyai 229.736 kasus dan 6.688 korban
meninggal. Selain itu terdapat negara Meksiko yang walaupun tidak masuk ke dalam 10 besar,
akan tetapi lumayan memiliki banyak kasus yaitu sebanyak 110.026 kasus dan 13.170 korban.
Walaupun begitu, terdapat negara Amerika Latin yang dapat dikatakan sukses di dalam
mengantisipasi korban Covid-19 agar tidak banyak yang berjatuhan yaitu Uruguay. Uruguay
hanya menulis 834 kasus dan sedangkan total korbannya hanya 23 korban yang meninggal,
sehingga dapat dikatakan bahwa Uruguay cukup sukses dalam menekan jumlah korban yang
kemungkinan dapat meningkat jika Uruguay tidak cekatan dalam mengatasinya.

Dengan adanya jumlah kasus dan korban yang banyak di negara-negara Amerika Latin tersebut,
hal ini membuat kawasan Amerika Latin dicap sebagai sebuah episentrum baru atau dapat
dikatakan sebagai pusat penyebaran wabah baru Covid-19 yang dimana padahal negara
Tiongkok dan kawasan sekitarnya yang sebelumnya menjadi pusat wabah Covid-19 tersebut.
Terlebih lagi dengan adanya Brazil dan Peru yang menempati peringkat 2 dan 8 dalam kasus
wabah Covid-19 ini membuat kita lebih yakin lagi bahwa kawasan Amerika Latin menjadi
episentrum baru untuk wabah Covid-19.

Jika kita menganalisis kasus yang ada tentunya negara-negara Amerika Latin perlu untuk cepat
bertindak dalam menangani kasus tersebut, dimana salah satunya adalah dengan cara melakukan
hubungan internasional dengan negara lain. Hubungan internasional yang dimaksud disini adalah
dengan melakukan kerjasama yang dapat saling menguntungkan satu sama lainnya. Hal ini dapat
dilihat dari salah satu teori hubungan internasional yaitu Liberalisme. Menurut pandangan
Liberalisme, Liberalisme percaya bahwa untuk melakukan suatu penyelesaian masalah haruslah
menggunakan cara-cara yang kooperatif tanpa merugikan salah satu pihak. Dengan adanya
Liberalisme diharapkan suatu negara atau kawasan terutama Amerika Latin dapat mencapai
kepentingan nasionalnya masing-masing, tidak hanya bekerjasama dengan negara yang berada di
luar kawasan tetapi juga dapat dilakukan oleh negara yang berada di dalam kawasan tersebut.
Misalnya saja negara Uruguay yang telah sukses dalam mencegah jatuhnya banyak korban dapat
membantu Brazil dan jika itu berhasil, Brazil dapat melakukan timbal baliknya dalam hal
tertentu kepada negara Uruguay sehingga kepentingan nasional kedua negara tersebut dapat
tercapai. Selain itu bagi sebuah negara tentunya harus membentuk kebijakan luar negerinya
masing-masing yang dimana dengan adanya kebijakan luar negeri tersebut diharapkan dapat
digunakan sebagai suatu alat yang ditujukan bagi pemerintah untuk berhubungan dengan negara
lain di lingkungan internasional di dalam bidang-bidang yang telah disepakati. Misalnya saja
Brazil merancang kebijakan luar negerinya agar dapat berinteraksi dengan negara lain di bidang
kesehatan dalam menangani Covid-19, sehingga Brazil dapat memaksimalkan keuntungannya
yang diperoleh dari hasil hubungan kerjasama tersebut dan Brazil sebagai negara Amerika Latin
tidak menjadi episentrum wabah Covid-19 kembali.

(Sumber: https://www.kompasiana.com/ridhoaji/5ee7ed6cd541df333d300ad4/amerika-latin-menjadi-
episentrum-baru-penyebaran-wabah-covid-19)

Anda mungkin juga menyukai