PENDAHULUAN
yaitu corona virus jenis baru (SARS-CoV-2) penyakitnya disebut Corona disease
2019 (Covid-19), diketahui asal mula Virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok
ditemukan pada akhir Desember tahun 2019, sampai saat ini sudah dipastikan
terdapat 65 negara yang telah terjangkit virus ini (Data WHO. 1 Maret 2020)
(PDPI, 2020). Virus ini pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di
Kota Wuhan dan orang yang pertama kali terkena virus ini juga diduga pedagang
di pasar tersebut, di pasar grosir hewan dan makanan laut tersebut dijual hewan
liar seperti ular, kelelawar dan ayam dan menduga virus Corona ini hampir dapat
dipastikan dari ular dan kelelawar (di Kutip dari BBC, Koresponden kesehatan
dan sains BBC, Michelle Roberts and James Gallager, 2020). Diduga pula virus
ini menyebar dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia.WHO juga
resmi menyatakan bahwa Covid-19 tidak lagi tertular lewat droplet atau titik air
berisi virus dari batuk dan bersin tetapi hasil penelitian bisa bertahan di udara
melayang layang sampai 8 jam sesudah keluar dari tubuh penderita dari batuk dan
sebagai pandemi global pada pertengahan Maret 2020 penyebaran virus ini telah
1
2
lebih 3 bulan Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang di 123 Negara
(Lokadata.id, 2020).
Tabel 1.1
Data Terinfeksi Covid-19 di Dunia (Kasus)
(Worldometers) dan Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus
tertinggi sampai saat ini yang mencatatkan 23 juta Corona. Berdasarkan Laporan
diseluruh dunia dengan kematian 3,4 persen wilayah Amerika memiliki kasus
Kasus, dan wilayah pasifik Barat dengan 487.571 kasus (World Health
Organization, 2020).
Tabel 1.2
Data Covid-19 di Indonesia (Kasus)
harian Covid-19, angka kematian, angka kesembuhan, dan jumlah pasien yang
3
Indonesia saat ini mencapai 1.614.849 orang, terhitung sejak kasus pertama
diumumkan pada tanggal 02 Maret 2020. Data yang sama menunjukkan bahwa
43.77 orang sejak awal pandemi, dan kasus aktif yang ada di Indonesia sekitar
102.930 kasus, dan pemerintah juga mencatat bahwa kini terdapat 63.581 orang
yang berstatus suspek (Tatang Guritno, 2020). Di Jawa Barat data Covid
Angka tersebut masih lebih rendah dari rata-rata kesembuhan nasional 71,6 persen
pada tanggal 03 September 2020. Angka kematian pasien Covid-19 di Jawa Barat
menjadi 2,40 persen ini masih di bawah rata-rata kematian (Covid-19) nasional.
Meski tidak terlalu signifikan, perkembangan baik ini menjadi awal dan proyeksi
Bicara Satgas Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito). Di Kota Banjar data
Covid-19 per tanggal 03 september 2020 masih terbilang rendah, dengan data
orang, sembuh/selesai isolasi 9 orang dan yang meninggal dunia 1 orang. Dampak
Pandemi Covid 19 terhadap masyarakat Jawa Barat sangat besar, dari beberapa
yang positif terinfeksi Virus Corona yang telah kontak langsung dengan warga
negara jepang (Lokadata.id, 2020). Sejak temuan kasus positif pertama itu jumlah
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah peliburan sekolah dan tempat
sulit untuk berinteraksi antar sesama masyarakat dan kurangnya rasa interaksi
antar sesama masyarakat (Skripsi Luluk Tri Harinie, Haleary, dkk, 2020:2).
2020) dari Departemen Psikologi Universitas Sheffield, Inggris dan timnya, ada
PSBB yaitu, Demografi mata pencarian, Pengetahuan tentang wabah dan aturan
dan pemberitaan yang ditayangkan dalam berita televisi semakin banyak dan
5
masyarakat mengenai pandemi ini akan terus ditayangkan karena pandemi Covid-
19 ini merupakan wabah serius yang sedang terjadi di lingkungan. Imbas dari
menerpa masyarakat setiap harinya. Virus ini juga sangat meresahkan masyarakat
berkurang dan sangat berefek kepada semua masyarakat khusunya pedagang kaki
Istilah Pedagang Kaki Lima (PKL) kerap sudah tidak asing lagi untuk
berjualan di trotoar jalan. Istilah ini digunakan untuk menyebut para penjajah
yang melakukan kegiatan jual beli di daerah milik jalan yang diperuntukkan untuk
para pejalan kaki. Pedagang kaki lima juga termasuk usaha sektor informal berupa
usaha dagang yang kadang juga sekaligus produsen. Para pedagang jenis ini
biasanya tersebar di berbagai kota di seluruh penjuru negeri ini, dan menjadi
Kebersihan dan Keindahan Dalam Wilayah Kota Banjar, yang dimaksud dengan
umum serta, tempat lain yang bukan miliknya. Dalam arti lain pedagang kaki lima
6
prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik
pemerintah dan atau swasta yang bersifat sementara dan tidak menetap.
(Yadewani, Syafrani dan Ikhsan, 2020) meninjau usaha PKL dari sisi struktur,
fungsi dan ekonomi, menurutnya secara struktur PKL berada pada arah ekonomi
terjangkau, sedangkan dari sisi ekonomi, Usaha PKL berfungsi sebagai sumber
Pendapatan pedagang kaki lima juga semakin merosot dan pendapatannya tiap
hari makin tidak menetap sehingga membuat pedagang kaki lima banyak yang
5,4 persen menjadi 2,5 persen dan bahkan bisa menjadi minus 0,4 persen. Krisis
akibat Covid-19 saat ini terjadi secara simultan, sehingga akibatnya sangat
lima, parah buruk yang terdampak PHK, petani dan masyarakat miskin (Eddyono
dan Suzanna, 2020). Eksternalitas ekonomi dari Covid-19 yang paling nyata
pemutusan hubungan kerja (PHK) dan berbagai perusahaan yang mulai bangkrut,
pekerja yang dirumahkan dan kenak PHK selama masa pandemi ini telah
otomatis berdampak pada aspek-aspek lain, terutama kepada pekerja harian lepas
atau Pedagang kaki lima yang bergantung pada keramaian massa. Tercipta 5,2 juta
pengangguran baru dengan akumulasi para buruh yang terdampak PHK beserta
beberapa usaha-usaha kecil masyarakat yang bangkrut (gulung tikar). Situasi ini
secara otomatis pula mempengaruhi daya beli masyarakat yang menurun secara
pada saat yang sama produksi barang pun sangat terbatas, sehingga terjadi defisit
buruh yang terdampak pandemi Covid-19 ini dan menjadi bangkrut sehingga
mereka gulung tikar dan mencari pekerjaan menjadi Pedagang kaki lima, Tetapi
akibat dari adanya Pandemi Covid 19 Pedagang kaki lima juga sangat susah untuk
pemerintah untuk tidak berkumpul secara ramai. Para PKL juga menyadari tempat
peruntukkan bagi para pejalan kaki di trotoar sedangkan dari tinjauan mobilitas
tergolong sangat tinggi dimana 87 persen mencari pekerjaan lain tetapi merasakan
bahwa jenis usaha PKL lebih cocok dengan kondisinya dan hanya 7 persen yang
dengan merebak dan menyebarkan Covid 19, baik dari aspek keselamatan jiwa
ini, telah di dasarkan pada assesmen dan menggunakan data faktual dampak
ancaman Covid-19 bagi masyarakat dan negara (Sri Mulyani Indrawati, 2020).
Sebagai Undang Undang (UU) untuk menangani Pandemi Covid-19, ada empat
hal yang akan dilaksanakan dalam peraturan tersebut yaitu, Bantuan Sosial,
Stimulus ekonomi untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM), Koperasi, Serta
skema bantuan untuk membantu masyarakat selama pandemi covid 19, berikut
beras, dll, Bantuan sosial tunai, program ini memberikan dana secara tunai sebesar
RP. 600.000 kepada masyarakat selama 3 bulan, BLT Dana Desa, Listrik Gratis,
Kartu prakerja, Subsidi Gaji Karyawan, BLT atau usaha Gaji Kecil.
Covid-19 salah satu alasan hal ini terjadi bahwa individu dan populasi miskin
9
tidak memiliki akses ke layanan kesehatan dan mungkin mendapat informasi yang
terpenuhi dengan baik, Oleh karena itu Pemerintah dan masyarakat bertanggung
rakyatnya harus didasarkan pada lima pilar kenegaraan yaitu Perlindungan, Hak
(Suara.com).
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur
secara sosial dan menempatkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur
sosial masyarakat pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa status. Menurut Krench, kehidupan
Kota Banjar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat,
di Kota Banjar banyak sekali Pedagang Kaki Lima yang berjualan berbagai jenis
dll. Pedagang yang berada di Alun-alun Kota Banjar berjualan di area alun-alun
10
pembeli sebelum adanya Covid-19 sangat baik dan pendapatan yang didapat
berubah 50 persen.
dengan seorang Pedagang Kaki Lima yang bernama Bapak Tarso (35 Tahun),
Pedagang kaki lima masih mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan
para pedagang kaki lima (PKL) juga bebas berjualan dimana saja sesuai keinginan
membeli dagangan Pedagang kaki lima dan masih sering berkomunikasi dengan
baik dengan pedagang kaki lima sambil tertawa, sedangkan setelah adanya
pandemi Corona semua pendapatan para pedagang kaki lima berubah 50 persen
pedagang dan pembeli juga sudah berkurang, bahkan banyak pedagang kaki lima
yang sudah gulung tikar dikarenakan anjuran dari pemerintah yang menganjurkan
11
untuk mengikuti aturan PSBB dan membatasi keluar rumah demi menjaga
kesehatan para pedagang. Begitu juga dengan komunikasi yang dilakukan antara
tersebut.
Pedagang Kaki Lima juga sangat berubah. Dampak kehidupan sosial yang
dirasakan oleh pedagang kaki lima sangat berdampak bagi kehidupan sosial
sebelum adanya Covid-19 sangat baik kini telah berkurang atau perlahan hilang
di luar rumah, sebagaimana yang mereka lakukan sebelum terjadinya pandemi ini.
Jika harus keluar rumah ia menyebut bahwa, mereka harus mengikuti anjuran
Banjar”.
fokus penelitian yang diarahkan pada upaya untuk merumuskan masalah ruang
lingkup penelitian.
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kota Banjar.