Disusun Oleh :
Ismiraj Uswatun Hasanah
1910412104
ismirajuh@upnvj.ac.id
Makalah ini dibuat untuk menelaah lebih lanjut mengenai hal-hal yang
melatarbelakangi kebijakan Trump untuk keluar dari Trans-Pasific Partnership dan
untuk melihat pengaruh-pengaruh khususnya dalam sektor perekonomian sebagai akibat
dari keluarnya AS dari TPP. Analisis menggunakan analisis model teori Graham T.
AllisonDecision-Making. Sedangkan level analisis yang digunakan adalah analisis
regional yang fokus penelaahnya pada laju perdagangan dan ekonomi AS. Tujuan dari
penulisan paper ini adalah untuk mengetahui laju ekonomi Amerika Serikat pasca
keluar dari TPP sebagaimana yang telah ditekankan Donald Trump bahwa keluarnya
AS dari TPP adalah untuk “Make the US Great Again” karena TPP dinilai sangat
merugikan khususnya dalam sektor tenaga kerja di AS.
This paper was created to explore further the backgrounds behind Trump's
foreign policy of leaving the Trans-Pacific Partnership and to see the effects, especially
in the economic sector, as a result of the US leaving the TPP. The analysis uses the
analysis model theory of Graham T. AllisonDecision Making. Meanwhile, the level
analysis used is a regional analysis whose focus is on the rate of the US economy. The
purpose of this paper is to explore concretely the trade and economic flows of the
United States after leaving the TPP that Donald Trump was emphasized that the US
leaving from the TPP is to "Make the US Great Again" because the TPP is very
detrimental, especially in the labor sector in the US.
Setiap negara dalam mengambil suatu kebijakan luar negeri pastinya akan
mempertimbangkan berbagai hal dan mengedepankan kepentingan nasional. Namun,
tak jarang setiap kebijakan yang diambil akan menimbulkan pro dan kontra. Bahkan
beberapa orang menganggap bahwa kebijakan tersebut justru merugikan negara. Dalam
hal ini, orang pertama yang akan dikritisi dan dimintai pertanggungjawabannya pastinya
ialah pemimpin negara tersebut. Dalam kajian ini, permasalahan serupa yang akan
diteliti yaitu mengenai kebijakan Donald Trump menarik AS dari TPP dan pengaruhnya
terhadap perekonomian AS.
Trans Pacific Partnership atau Kemitraan Trans-Pasifik adalah sebuah
perjanjian perdagangan bebas yang beranggotakan New Zealand, Chili, Singapura,
Brunei Darussalam, Amerika Serikat, Peru, Meksiko, Kanada, Jepang, Australia,
Vietnam dan Malaysia. Perjanjian dagang ini dibentuk tepatnya pada tahun 2008 dan
merupakan sebuah perjanjian dagang berstandar tinggi melalui kebijakannya yaitu
penghapusan hambatan tarif dan non-tarif. Singkatnya, tujuan dari TPP ini adalah untuk
menciptakan kawasan perdagangan bebas (free trade) dan untuk membuat jalur
perdagangan yang bebas hambatan di kawasan Asia Pasifik. Presiden Amerika Serikat
ke-44 Barrack Obama adalah penggiat dan penggagas TPP. Namun, setelah masa
pemerintahannya telah berakhir maka AS dibawah kepemimpinan Donald Trump
memutuskan untuk menandatangi presidential momerandum yakni pernyataan resmi AS
untuk keluar dari TPP.
Selain dinilai merugikan AS dalam sektor tenaga kerja ternyata TPP pun
menjadi ladang keuntungan bagi AS yakni melalui kesepakatan perdagangan bebas.
TPP juga membantu AS dalam mengawasi pergerakan ekonomi China yang baru-baru
ini menjadi saingan terkuat AS dan menjadi ancaman baru bagi AS. Melihat hal ini
tentunya ada perubahan-perubahan yang dialami dalam sektor perdagangan AS baik
positif ataupun negatif. Maka dalam kajian ini pembahasan difokuskan kepada keadaan
perekonomian AS setelah keluar dari TPP.
Kerangka Teori
Trump mengatakan kepada para audience bahwa dia akan menolak kesepakatan
ataupun akan menegosiasikan kembali mereka dari posisi kekuasaan.Trump
mengatakan dia akan menunjuk negosiator perdagangan yang paling kompeten untuk
berjuang atas nama para pekerja AS. Jika mereka tidak setuju untuk negosiasi ulang,
maka Trump akan menyampaikan pemberitahuan di bawah Pasal 2205 dari perjanjian
NAFTA yang ingin ditarik oleh Amerika dari kesepakatan (McCaskill dan Stokols,
2016)
Kebijakan yang dibuat oleh Donald Trump cenderung berfokus pada national
interest dan kemanan AS. Hal ini dapat terlihat dari keputusannya untuk mundur dari
TPP dimana Trump tidak ingin ada intervensi serta ingin menjadikan AS sebagai pusat
perekonomian dunia kembali. Maka dari itu dalam proses mencapai tujuannya, Trump
tidak akan segan untuk memberi hukuman dan mengambil kebijakan yang ekstrem demi
melaksanakan perjanjian perdagangan ataupun melindungi pekerja-pekerja AS.
Dia juga berjanji untuk secara aktif memperketat hukuman bagi negara-negara
yang melanggar aturan perdagangan. Salah satu perintah pertamanya adalah memerintah
sekretaris perdagangan untuk mengidentinfikasi negara asing yang melanggar peraturan
perdagangan, merugikan pekerja AS dan menggunakan semua taktik hukum utnuk
mengakhiri praktik semcam ity. Trump secara khusus berjanji untuk mempraktikan
pendekatan yang keras terhadap China. (Karina V. Korotelina, 2017)
Untuk meneliti lebih lanjut mengenai permasalahan yang akan dibahas. Penulis
melihat dari teori salah satu teoritis dalam dunia Hubungan Internasional yaitu Graham
T. Allison. Dalam pengambilan keputusan (decision making) Graham T. Allison
membaginya menjadi 3 model. Diantaranya :
Sebagai negara adidaya Amerika Serikat menjadi salah satu negara dengan
ekonomi terbesar di dunia. Bahkan pada tahun 2012 Produk Domestik Bruto (PDB)
yang dimiliki AS mencapai hampir $16 triliun senilai seperempat dari total nominal
PDB dunia. Hal tersebut didukung oleh SDA yang berlimpah teknologi dan
infrastruktur yang maju dan juga tingkat produktivitas yang tinggi. AS menjadi salah
satu penghasil emas, bijih besi dan tembaga terbesar di dunia. Selain itu sektor-sektor
dominan AS juga sangat berpengaruh seperti perindustrian, pertambangan, transportasi,
kontruksi dll. Hingga pada tahun 2008 kondisi perekonomian AS mengalami
pertumbuhan yang tidak seperti biasanya dan cenderung lambat sehingga menyebabkan
krisis finansial dengan meningkatnya angka pengangguran AS menjadi 6,8%. Krisis ini
diperparah dengan melonjaknya akumulasi kredit masyarakat AS.
Sejak krisis finansial tersebut AS berusaha untuk kembali memperbaiki
perekonomiannya salah satunya dengan bergabungnya AS ke dalam TPP.
Bergabungnya AS dalam TPP yakni pada masa pemerintahan Presiden Bush dan
dilanjutkan oleh Presiden Barrack Obama yang juga merupakan salah satu penggiat
TPP. Mereka yakin bahwa dengan bergabungnya AS ke dalam TPP akan menjadikan
perekonomia AS jauh lebih baik dan membantunya melewati fase krisis finansial.
Barrack Obama dan pemerintahannya juga para ekonom perdagangan berpendapat
bahwa tarif yang lebih rendah dari kesepakatan dan peningkatan akses pasar akan akan
mempengaruhi harga bagi konsumen menjadi lebih rendah, hal tersebut akan
menciptakan kegiatan ekspor AS yang lebih konsisten, mendorong adanya investasi
lintas batas, menciptakan perekonomian yang jauh lebih efisien dan tentunya dapat
meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi (Petri & Plummer, 2016)
Namun, kebijakan ini pun menuai banyak kontroversi khususnya dari para
pekerja atau buruh karena pekerjaan banyak dialihkan ke luar negeri khususnya
kawasan Asia sementara upah di kawasan Asia terhitung kecil dengan perbedaan
berkisar 200 juta. Hal yang membuat Trump sepakat untuk keluar dari TPP bahkan
dalam kampanyenya Ia berjanji akan membawa mundur AS sesegera mungkin dari
keanggotaan TPP. Hal itu dibuktikan setelah Ia terpilih bahkan pada hari pertamanya
sebagai presiden kebijakan untuk keluar dari TPP adalah salah satu dari 5 kebijakan
yang Ia putuskan diantaranya membuka lapangan pekerjaan baru, memotong pajak
perusahaan, mengganti obamacare menjadi affordable care act dan mendorong
pertumbuhan. Melihat hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan kebijakan pada
masa pemerintahan sebelumnya karena perjanjian perdagangan ini merupakan
perjanjian yang sangat didukung dan digagas oleh mantan Presiden AS Barrack Obama.
Jika kita melihat melalui teori Model Aktor Rasional bahwa kebijakan Trump ini
dibuat dengan mempertimbangkan berbagai macam hal. Rasionalitas Trump untuk
keluar dari TPP pada hari pertamanya menjabat sebagai presiden AS pada tahun 2017
bertujuan untuk mencegah resiko menghilangnya pekerja AS dan untuk membatasi tarif
impor maka dengan itu AS akan mampu bersaing dan mencegah ekspansi Cina dalam
Pasar Asia. Walaupun memang TPP berhasil mendorong perekonomian AS ketika krisis
finansial 2008. Namun, Trump menilai dengan keluarnya AS dari TPP akan lebih
berdampak positif bagi AS. Trump dalam mengambil keputusan ini berharap akan
mempengaruhi sektor manufaktor AS menjadi lebih meningkat. Dengan ini tentunya
tujuan Trump akan tercapai yaitu “Make the US Great Again.”
Setiap kebijakan dan keputusan yang dibuat dalam suatu negara tentunya akan
menghasilkan pro dan kontra. Begitupun dengan kebijakan yang dibuat Trump untuk
keluar dari TPP. Walaupun banyak yang mendukung kebijakan tersebut tetapi tak
sedikit pula yang mengkritik dan menentangnya. Karena seperti yang dipaparkan
sebelumnya bahwa kebijakan ini dapat menajdi kekuatan untuk AS dalam melawan
Cina seiring dengan dominasi pengaruh Cina di kawasan Asia Pasifik. Trump kini harus
mencari jalan lain untuk memastikan aliansi di Asia hal ini bisa melalui sejumlah
perjanjian bilateral (Harry Kazanis, 2017)
Hal tersebut juga sangat relevan dengan apa yang dijelaskan dalam Model
Rasional Aktor dimana setiap pembuatan kebijakan luar negeri pasti akan menghadapi
kendala dan tantangan dari opini publik dan kelompok kepentingan lainnya. Namun,
bila kita melihat lebih lanjut akan pengaruhnya pada perekonomian AS maka hal yang
sebenarnya terjadi akan terjawab. Dengan segala pertimbangan dan resiko yang diambil
dengan berani oleh Trump seperti mengorbankan dominasi kekuasannya di Kawasan
Asia. Kebijakan ini menghasilkan hasil yang diinginkan dengan meningkatnya sektor
manufaktur AS dan meningkatnya PDB hingga tahun 2020 ini.
Pengaruh-pengaruh pada perekonomian khususnya sektor manufaktur tersebut
sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam teori Model Aktor Rasional bahwa aktor
rasional akan mengambil sebuah keputusan berdasarkan kepentingan nasional sehingga
menghasilkan keputusan yang tepat.
Daftar Pustaka
Aditya Ramadhani, S. M. (2019). Latar Belakang Keluarnya AS Dari Keanggotaan TPP di Era
Presiden Donald Trump. Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, 51-55.
Alex Mint, K. D. (2010). Understanding Foreign Policy Decision Making. New York: Cambridge
University Press.
Allison, G. T. (1999). Essence of Decision: Explaining the Cuban Missile Crisis. New York:
Longman.
Anjani, A. R. (2018). JOM FISIP Vol. 5: Edisi I. Kepentingan Amerika Serikat Keluar Dari TPP, 9-
11.
Daniel C.K, I. S. (2018). How The US Withdrawal From the Trans Pasifi-Partnership. Journal of
Law and Public Affairs University of Pennsylvania, 44.
Rahman, M. M. (2019). AS Keluar Dari TPP di Masa Pemerintahan Donald Trump. Jurnal
Universitas Airlangga.