Anda di halaman 1dari 11

Perang Dagang China dan Amerika

NAMA: KADEK IKBAL (07041181722036)

MUHAMMAD HAMAS (07041281621066)

MOH. ZUHRI (07041281722075)

MUHAMMAD FAISAL PRAKASA (07041181722144)

INAL REZKI FEBRIANSYAH (07041281722092)

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
A.PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Salah satu penunjang utama perekonomian suatu negara adalah perdagangan1, itu
juga kunci sukses tidaknya negara menyejahterakan masyarakat. Hal yang biasa
apabila sebuah negara ingin mencukupi kebutuhan negara akan melakukan kerja
sama dalam perdagangan, berguna juga menjalin kedekatan politik. Pengaruh
dalam kerja sama ini juga ada berada di dua negara yang mempunyai pengaruh yang
cukup kuat, yaitu perdagangan yang dilakukan oleh negara amerika dan China.
Sejak 1970-an tercatat bahwa negara amerika dan China sudah kerja sama
diplomatik bilateral perdagangan, dan juga perjanjian perdagangan berupa
MFN(Most Favored-Nation) tahun 1980. Walaupun tepatnya Juli 1978 tercatat
bahwa kedua negara tersebut sudah melakukan perjanjian perdagangan penuh 2 ,
pada saat tahun 2018 lalu perjanjian dagang ini kembali memburuk. Amerika dari
tahun 2018 lalu mulai meproteksi harga-harga barang yang diperdagangkan oleh
China dengan kampanye-kampanye yang merugikan negara China 3, dengan itu
perdagangan yang dilakukan oleh kedua negara tersebut mulai memanas.
Kebijakan yang dilakukan oleh Donald Trump yaitu menaikan pajak produk China
tanggal 3 April 2018 sebesar 25%, untuk lebih dari 1.300 produk yang masuk ke
negara Amerika. Tujuan Amerika memberi pajak yang besar menekan besarnya
pengaruh China memperdagangkan barang mentah atau dan setengah jadi yang
masuk ke Amerika. Kebijakan perang dagang yang dilakukan kedua negara tersebut
pastinya akan mengganggu negara-negara lain yang ikut melakukan kerja sama
perdagangan bilateral dari kedua negara adigdaya ini. Bahkan negara seperti
Indonesia mengalami nilai tukar dollar AS yang lemah disebabkan perang dagang
ini. Tahun 2017 lalu dollar AS hargnya masih senilai13.795 rupiah, pada saat tahun
2018 menjadi sekita 14.800-an rupiah per dollar AS4, meskipun masih bisa naik
negara indonesia selalu mencegah dan memperbaiki ekonominya jika masih terjadi
perang dagang dua negara tersebut.

2. RUMUSAN MASALAH

1
Michael P.Todaro,”Trade Theory and Development experience” dalam
Economic Development 7th edition, (Harlow: pearson Education Limit, 2000),
hlm. 474
2
Wayne.M Morisson, “China-US. Trade issues” Congressional Researh Services
1 juli 2005, diakses dari http://www.fas.org/sgp/crs/row/IB91121.pdf, pada
tanggal 11 maret 2019
3
Pujayanti, A.P. (2018). Perang dangang Amerika Serikat-China dan
implikasinya bagi Indonesia, Info SIngkat, 7(7), 7-12.
4
Wurdayani, D. W. (2018).Pelemahan nilai tukar rupiah dan fundamental
ekonomi indonesia, Info Singkat, 10(6), 19-24
Berdasarkan latar belakang diatas dan tidak untuk memperlebar judul yang diatas,
kami membuat dua pertanyaan untuk penelitian ini:
1. Apa penyebab kedua negara tersebut melakukan tindakan saling
merugikan di dalam kegiata ekonomi bilateral mereka?
2. Bagaimana berlangsungnya perang dagang antara China dan Amerika?

3. TUJUAN
Mengenalkan dan memberi tahu kepada mahasiswa Hubungan Internasional
fenomena perang dagang yang baru-baru ini muncul.

4. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh antara lain:

Bagi penulis:
Penelitian yang dilakukan diharapkan menjadi tambahan pengetahuan yang
diterima bagi peserta kelompok dan pemenuhan amanah yang diberikan oleh
dosen tentang fenomena perang dagang Amerika dan China

Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan bisa jadi tambahan referensi bagi siapa saja yang
membaca, dan bisa jadi standar referensi yang baik

5. KERANGKA TEORI

Teori Realisme
Pendukung teori ini mempunyai paradigma kuat bahwasanya negara merupakan
aktor yang anarki. Pengaruh dunia internasional lah yang membuat negara bersifat
egois dan cendrung melakukan segala cara. Pemenuhan atau kepentingan dari
setiap negara yang membuat mereka melakukan apapun, seperti dengan cara soft
power atau hard power. Teori ini semakin kuat setelah berakhirnya Perang Dunia
I, malah memunculkan Perang Dunia II. Pemicunya karena adanya selisih
kepentingan yang pada waktu ini adalah negara. Meskipun terbentuknya LBB
yang pertama, dinilai gagal yang memperburuk paradigma liberal pada waktu itu,
berakibat julukuan Ethiopia atau orang yang berkhayal. Mereka yang memiliki
pandangan liberal meyakini bahwa negara bisa menjalin kerja sama. Kegagalan
paradigma liberal pun memuncak ketika terjadinya Perang Dunia II.
Morgenthau: “ Realisme tidak memerlukan pembenaran moral, Akan tetapi
pembedaan yang tajam apa yang ia kehendaki dan apa yang, dan apa yang
diharapkan diama pun dan kapan pun.” 5 Teori klasik dinyatakan cocok dalam
penelitian ini dengan didukungnya kebijakan Donald Trump untuk menaikan
harga pokok dari China, untuk memproteksi dan mengurangi kerugian yang
dialami oleh Amerika.

Perang Dagang
Fenomena ini tejadi dalam tatanan dunia Internasional yang menarik. Biasanya
sebuah negara berlomba-lomba untuk menjalin kerja sama bilateral, saat kondisi
tidak memungkinkan terjadinya perang. Malah ini terjadi sebaliknya, mereka
berkonflik dengan serangan pajak-pajak dalam kegiatan ekonomi mereka.
Dimulainya kenaikan tarif yang dilakukan Amerika menjadi medan konflik dalam
ekspor impor di kedua negara raksasa tersebut. Tidak mau kalah China juga
melakukan beberapa kebijakan yang merugikan Amerika6.

Kebijakan

Sebuah aktor dari negara, yaitu presiden perdana mentri maupun orang dari
legislatif yang telah membuat kebijakan (wisdom). Membuat melakukan bertindak
ataupun menolak yang berpengaruh ke orang banyak, adalah kebijakan yang
dilakukan oleh aktor yang diatas, merupakan kebijakan publik. Dalam kajian ini
banyak akan dikaitkan dengan kebijakan publik dari dua negara tersebut
(Widyatama, 2013).

6. METODE PENELITIAN
Studi Literatur
Penggunaan literasi atau sumber-sumber dari sumber skunder atau pun tersier.
Dengan menggunakan landasan teori. Sumber-sumber yang diambil seperti
sumber sekunder, yaitu sumber yang sudah dipublikasikan atau media lain seperti

5
Asrudin, A. A. (2014). “thomas kuhn dan teori hubungan internasional: realisme
sebagai paradigma”.indonesian journal of internasional studies,1(2), 107-122
6
Pujayanti, A.P. (2018). Perang dangang Amerika Serikat-China dan
implikasinya bagi Indonesia, Info SIngkat, 7(7), 7-12.
buku atau media internet. Penggunaan metode ini karena adanya keterbatasan
waktu dan biaya yang tidak memungkinkan didapat dari kedua negara tersebut.
PEMBAHASAN
1. TEKANAN CHINA TERHADAP NEGARA AMERIKA SEBELUM
PERANG DAGANG
A. Merampas hak kekayaan intelektual
Sepanjang sejarah, perang dagang jarang terjadi, dengan banyak preseden antara
AS dan Cina. Hingga saat ini, AS telah meluncurkan lima ‘Pasal 301 investigasi
'melawan Cina sejak 1991, menyelidiki ke dalam bidang hak kekayaan intelektual
, hambatan perdagangan yang tidak adil, dan energi bersih. Dalam investigasi
kedua belah pihak mengancam akan menggunakan tarif sebagai sarana
pembalasan. Namun demikian semua konflik akhirnya diselesaikan dengan cara
diplomatik, baik melalui penandatanganan perjanjian perdagangan setelah
negosiasi atau mencapai kompromi di bawah perselisihanmekanisme penyelesaian
WTO7.
B. Memblokir banyak situs di google
Kebijakan The Great Fire Wall meblokir situs-situs yang disebutkan seperti
diatas, yang dinilai merugikan China dan banyak terkena imbasnya adalah google.
Banyaknya pemblokiran situs-situs yang ada di google pada tahun yang sama.
Pemblokiran tersebut bertujuan agar citra pemerintahan baik pada masyarkat,
paham komunis juga yang mendorong agar masyarakat masih bisa menerima cara
pemerintah bertindak seperti itu. Kebijakan The Great Fire Wall ini memicu
kerugian pada banyak situs terlebih lagi Google, yang banyak diblokir oleh China.
Padahal Google adalah produk Amerika salah saty yang paling banyak digunakan
oleh dunia. Pada tahun 22 Maret 2010 ketika kebijakn itu berlangsung, serta cara
China menyikapi website google yang banyak diblokir, mulai lah ketegangan
China dan Amerika dalam perdagangan. (Munawaroh, 2019).
Tindakan atau kebijakan tersebut membuat ketegangan yang memicu kerugian
Google, sedangkan perusahaan Google merupakan buatan dari Amerika. Maka ini
juga salah satu penyebab kerugian Amerika.
C. Politik buruh murah
China dapat memproduksi banyak barang konsumen dengan biaya lebih rendah
daripada negara lain. Orang Amerika tentu saja menginginkan barang-barang ini
dengan harga terendah. Standar hidup yang lebih rendah, yang memungkinkan
perusahaan di Cina membayar upah yang lebih rendah kepada pekerja. Nilai tukar

7
https://www.igef.cuhk.edu.hk/igef_media/working-
paper/IGEF/igef%20working%20paper%20no.%2071%20english%20version.p
df
yang sebagian tetap pada dolar. Jika Amerika Serikat menerapkan proteksionisme
perdagangan, konsumen A.S. harus membayar harga tinggi untuk barang-barang
"Buatan Amerika" mereka. Kecil kemungkinan defisit perdagangan akan berubah.
Kebanyakan orang lebih suka membayar sesedikit mungkin untuk komputer,
elektronik, dan pakaian, bahkan jika itu berarti orang Amerika lainnya kehilangan
pekerjaan8.

2. AWAL AS MELAKUKAN TINDAKAN PEMICU PERANG DAGANG

Diawali dengan terpilihnya Donald Trump mengalahkan Hillary Clinton yang


mewakili demokrat. Resmi seorang Trump menjadi seorang presiden Amerika
Serikat ke-45, saat tanggal 9 Sempeter 2016 pagi hari. Kemenagan selisih tipis
yaitu 276 suara elektoral dan Hillary sendiri hanya 218 suara elektoral. Satu suara
elektoral adalah seluruh suara yang dimenangkan di negara bagian itu. Berarti ada
sekitar 40-an negara bagian yang menselisihi kemenangan Trump. Donald Trump
sendirilah yang menjadi salah satu aktor vital dalam pengambilan keputusan
‘perang dagang’.
Trump pun mulai mengeluarkan kebijakan di luar nalar yang sangat mengudang
keributan. Salah satu contohnya janji kampenya yaitu membangun tembok di
Meksiko, ingin mengusir imigran muslim dari Amerika hingga yang sedang
dibahas disini yaitu perang dagang.
Donald Trump membuat keputusan menaikan pajak ke produk China dengan
maksud yaitu melindungi barang-barang produksi di negaranya. Tapi
kenyataannya memang China adalah negara yang termasuk memberikan kerugian
terbesar bagi Amerika. Produksi-produksi negara Amerika terpaksa mengalami
deifisit karena harga barang mentah dan setengah jadi mahal, terlebih lagi barang-
barang itu berasal dari china.
Disinilah pecahnya perang dagang terjadi, tarif pajak mulai ditinggikan terkhusus
negara China. Trump memahami bahwa China telah banyak mengambil
keuntungan dengan tingginya harga barang-barang mentah yang diimpor dari
negara tersebut. Maka dia mulai menandatangani kenaikan harga pajak barang-
barang dan produk dari negara-negara lain terkhsususnya China. Barang-barang
yang dinaikan bertujuan untuk menutupi defisit yang diberikan oleh China.
Berikut daftar kenaikan pajak terparah yang Amerika berikan untuk China:
1. 25% pajak untuk baja
2. 10% pajak untuk alumunium

8
ibid
3. Tarif pajak ditinggikan hingga 25% untuk tekonologi
4. Tarif impor hingga US$ 100 Miliar

Sumber: China-US Trade Issues Hal.10

Data tahun 2017 ada lima negara penyumbang defisit impor barang Amerika
terbesar. Yaitu China, Meksiko, Japan, Germany dan Vietnam. Kebutuhan barang
mentah dalam produksi-produksi yang ada di industri semakin banyak. Data pada
gambar tersebut sudah jelas bahwa China lah penyumbang defisit terbesar, yaitu
US$ 275,2 Miliar. Data tersebut diambil dari tahun 2000-2017, yang berarti sudah
tujuh belas tahun Amerika mengalami defisit. Terlebih lagi ini merupakan defisit
terparah yang dialami oleh Amerika yang disebabkan oleh China. Padahal negara
lain seperti Meksiko, Jepang, Jerman, dan Vietnam mempunyai selisih yang
sangat jauh dari China. Meksiko menyebabkan defisit sebesar US$71 miliar,
Jepang US$69 miliar, Jerman US$64 miliar, Vietnam US$38 miliar. Bahkan
negara-negara tersebut bisa sama jumlahnya dengan China apabila disatukan,
setiap empat negara-negara tersebut.
Sumber: China-US Trade issues

Diambil dari tahun 2001 yaitu mulainya gejala pemerosotan keuntungan yang
dialami Amerika. Mulai dari kerugian sebesar US$83 miliar ke US$103 miliar ke
tahun berikutnya tahun 2002. Bahkan defisit negara Amerika terjadi sebelum
pemerintahannya Barrack Obama. Di tahun 2013 Barrack Obama sudah
menanngung defisit dari China sebesar US$319 miliar, dan berakhir
kepemimipinan dia(baca:Obama) tahun 2016 menjadi US$347 miliar. Dan sialnya
pada rezim Donald Trump mengalami defisit terparah yaitu US$375 miliar pada
tahun 2017. Trump lah yang tegas melakukan tindakan yang menyerang bagian
sektor impor barang dari China secara jelas.
3. Kebijakan-Kebijakan yang bersifat Menyerang Diantara AS dan China
China menerima tantangan Amerika dengan memperkenalkan barang-barang yang
diberi pajak tinggi tadi, dengan memberi pajak ke Amerika tarif impor dari negara
tersebut sebesar US$3 miliar, pada tanggal April 2018 dengan menaikan impor
untuk buah-buahan segar, kacang-kacangan dan daging babi. Trump kembali
menyerang dengan hak kekayaan intelektual yang telah banyak diambil oleh
China. Kita tahu bahwa China merupakan pemilik pekerja imigran yang sangat
banyak, sehingga tidak sedikit tenaga kerja China mengambil hak kekayaan
intelektual. Trump meminta kembali hak kekayaan intelektual dengan teknologi
yang tinggi negara China hingga sebesar US$50 miliar.
Dibalas lagi oleh China menaikan tarif pajak untuk pangan dan produk lain,
seperti kedelai, mobil, bahan kimia, dan pesawat terbang, meningkat hingga 25%.
China kembali melakukan persidangan ke WTO untuk menurunkan harga baja
dan alumunium. Sampai suatu ketika Trump ingin menghentikan impor
komponen untuk ZTE dan Huawei, dikarenakan mereka menjalin kerja sama
perdagangan oleh iran. Walaupun belum jelas tapi tujuan Trump menghentikan
impor tersebut untuk mematikan dua perusahaan raksasa tersebut. China
menghentikan investigasi anti-dumping dan subsidi sorgum. Anti-dumping
merupakan kebijakan unggul dari China yaitu menjual mahal di negaranya dan
menjual murah saat ke luar negri. Memang Amerika banyak melakukan
kampanye anti-dumping ke sejumlah negara, tapi China mentoler itu. China mulai
membujuk Amerika agar tidak memaksa melanjutkan perang dagang.
Walaupun sudah banyak China memulai negoisasi seperti memangkas bea cukai
dari 25% menjadi 15%, menghilangkan tarif impor untuk hasil pertanian dari
Amerika. Tetap malah Trump menghentikan visa pekerja China untuk melindungi
hak kekayaan intelektual. Bahkan Trump masih menuduh ZTE dengan kerja
samanya dengan iran yang sekarang musuh Amerika, selain itu dia juga
menghentkan penjualan ZTE ke Amerika9.
Kejadian-kejadian yang dilalui oleh kedua tersebut membuktikan, teori relisme
masih sangat relevan bahkan dalam diplomasi perdagangan. Kenaikan pajak yang
diberikan Trump dan Xing Jingpin dari China masih berlangsung. Kebutuhan
Amerika untuk memangkas defisit yang diberikan China akan terus berlangsung,
bisa saja sampai Amerika bisa menutupi seluruh defisit yang China berikan.
Kemenagan antara China dan Amerika sendiri juga akan mengalami banyak
pandangan baru, apakah akan berlanjut ke arah Hard Power ataukah China
mengalah.
4. Konferensi Tingkat Tinggi Terbaru
Amerika Serikat telah menurunkan keikutsertaannya dalam KTT Asia-Pasifik
akan tidak dihadiri di Bangkok minggu depan, sebuah langkah yang pasti akan
mengecewakan para mitra Asia yang khawatir dengan pengaruh Cina yang
semakin luas. Sementara Presiden Donald Trump diperkirakan akan menghadiri
forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik di Chili pada pertengahan November,
pejabat paling senior dari pemerintahannya yang akan berada di Bangkok minggu
depan ketika Thailand menjadi tuan rumah KTT Asia Timur tahunan dan KTT
AS-ASEAN akan diadakan, sekretaris Perdagangan Wilbur Ross, Gedung Putih
mengatakannya dalam sebuah pernyataan10.
Menurut Jorge Sahd, Direktur Pusat Studi Internasional Universitas Katolik Chili,
"perang komersial antara AS dan Cina secara langsung memengaruhi Chile".
Argumen ini berpijak pada fakta bahwa perang perdagangan ini menghantam
ekonomi-ekonomi kecil, terbuka, dan pengekspor, seperti Chili. AS dan Cina
adalah mitra komersial utama negara Andes. Kedua negara ini memiliki peran
vital dalam fungsi ekonomi sebagai investor utama di perusahaan Chili dan
importir produk Chili.
Ini diperburuk di sektor-sektor seperti pertambangan. Tambang tembaga terbesar
di dunia, Escondida, yang memproduksi sekitar 5% tembaga dunia ditemukan di
Chili. Produksi tembaga Chili adalah 30% dari total dunia dan produksinya sama
dengan 20% dari total PDB dan 60% ekspor pertambangan. Saat ini, ekspor
pertambangan mewakili sekitar 50% dari total ekspor. Dalam beberapa tahun
terakhir, ketika harga internasional tinggi, penjualan logam ini mencapai antara
20% dan 25% dari pendapatan fiskal, menjadi "gaji Chili". Tetapi, sejak perang
dagang dimulai, harga tembaga telah turun drastis, meninggalkan ekonomi Chili
yang "sangat terekspos," di tangan AS dan Cina.

9
Hidayat, K. (2018). inilah perjalanan waktu perang dagang Amerika serikat
versus China. Diakses pada 11 maret 2019, dari
10
https://www.cnbc.com/2019/10/30/us-sends-downgraded-delegation-
for-bangkok-summits-disappointing-partners.html
Ekonomi Chili adalah salah satu dari banyak korban perang perdagangan. Bukti
dari itu adalah pertumbuhan tahun ke tahun di bulan Mei, yang turun menjadi
hanya 2,3% PDB11.

C. PENUTUP

Kesimpulan

Perdagangan merupakan pendorong utama bagi pertumbuhan perekonomian suatu


negara. dalam dunia internasional sendiri, perdagangan merupakan bentuk
kerjasama antar negara bertujuan untuk memenuhi kebutuhan negaranya dan
menjalin kedekatan anatara dua negara tersebut. Jadi perang dagang antara Amreika
Serikat Dan China secara otomatis mempengaruhi Keadaan perekonomian Dunia
Di karenakan Kedua negara tersebut memiliki pengaruh yang besar di bidang
perekonomian dunia. dilihat dari kebijakan Presiden AS , Trump yang mulai
mengeluarkan kebijakan-kebijakan “kontroversial”. Mulai dari pelarangan
masuknya warga dari negara yang memiliki mayoritas muslim hingga penetapan
tarif yang tinggi terhadap produk impor terkhusus yang berasal dari China. Yang
mengakibatkan Pemerintah china Membalas kebijakan tersebut dengan melakukan
pemboikotan perusahaan Amerika serikat Di china serta menetapkan Tarif-tarif
Pajak Baru untuk Barang dari Amerika serikata . yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi perekonomian suatu negara.

Bibliography
Michael P.Todaro,”Trade Theory and Development experience” dalam Economic
Development 7th edition, (Harlow: pearson Education Limit, 2000), hlm. 474

https://globalriskinsights.com/2019/10/chile-impact-of-us-china-
11

trade-war/
Wayne.M Morisson, “China-US. Trade issues” Congressional Researh Services 1
juli 2005, diakses dari http://www.fas.org/sgp/crs/row/IB91121.pdf, pada tanggal
11 maret 2019

Pujayanti, A.P. (2018). Perang dangang Amerika Serikat-China dan implikasinya


bagi Indonesia, Info SIngkat, 7(7), 7-12.

Wurdayani, D. W. (2018).Pelemahan nilai tukar rupiah dan fundamental ekonomi


indonesia, Info Singkat, 10(6), 19-24

Munawaroh, S. (2019). Dampak Perang Dagang Ameriak Serikat Tiongkok Terhadap


Indonesia Tahun 2017. Skripsi, 66-67.

https://www.igef.cuhk.edu.hk/igef_media/working-
paper/IGEF/igef%20working%20paper%20no.%2071%20english%20ver
sion.pdf
Widyatama, B. (2013, April 7). Konsep dan Teori Kebijakan Publik. Retrieved from
kompasiana.com: https://www.google.com/amp/bastianwidyatama/konsep-
dan-teori-kebijakan-publik_552c58856ea8345e6e8b4568

Hidayat, K. (2018). inilah perjalanan waktu perang dagang Amerika serikat


versus China. Diakses pada 11 maret 2019, dari
https://m.kontan.co.id/news/inilah-perjalanan-waktu-perang-dagang-amerika-
serikat-versus-China

Anda mungkin juga menyukai