Anda di halaman 1dari 3

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi mengenai dampak perang dagang Amerika Serikat dan China telah
banyak dilakukan sejak tahun 2018. Namun pembahasan penelitian-penelitian
tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu adanya pihak-pihak yang
meyakini bahwa perang dagang Amerika Serikat dan China akan mempengaruhi
perekonomian negara-negara berkembang, serta ada pula peneliti yang tidak
setuju bahwa perekonomian negara berkembang akan terpengaruh akibat
fenomena ini.
Pertama, penelitian Teimouri (2019) pada negara-negara ASEAN yang
menyebutkan bahwa sekalipun negara berkembang tidak memiliki tempat yang
signifikan dalam perdagangan dengan Amerika, namun tarif yang ditetapkan
negara tersebut tetap akan berdampak pada nilai perdagangan Indonesia. Hal
yang sama juga berlaku bagi perdagangan Indonesia dengan China seperti yang
tertulis pada penelitian Pangestu di Indonesia (2019) bahwa China merupakan
mitra dagang yang penting bagi negara-negara ASEAN, sehingga kenaikan tarif
negara tersebut akan berdampak cukup besar pada perekonomian Indonesia.
Kedua, penelitian Tanuwidjaja di Indonesia (2018) menyatakan bahwa
perang dagang Amerika Serikat dan China hanya memberikan dampak yang
sangat minimal pada faktor eksternal Indonesia, sehingga dapat dikatakan nyaris
tidak mempengaruhi perekonomian negara. Penelitian tersebut juga dikuatkan
oleh Lukin di Rusia (2019) dimana hubungan China yang memburuk dengan
beberapa mitra dagang, serta maraknya kerusuhan internal negara menyebabkan
kemungkinan terdampaknya perekonomian negara-negara lain menjadi sangat
minim. Perbedaan hasil penelitian inilah yang kemudian mendasari penulis
untuk menganalisis dampak perang dagang Amerika Serikat dan China terhadap
Indonesia.
Perseteruan Amerika Serikat dan China ini bermula sejak Juli 2018,
dimana Amerika yang selama hampir satu dekade terakhir memiliki neraca
perdagangan yang terus menerus defisit, memutuskan untuk mengambil
kebijakan menaikkan tarif impor aluminium, baja, dan beberapa produk lain

1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

untuk membantu mengurangi defisit mereka. Namun China sebagai pengimpor


utama produk-produk tersebut ke Amerika merasa keberatan, dimana akhirnya
negara ini ikut menaikkan tarif impor produk-produk agrikultur yang merupakan
produk impor utama Amerika.
Keberanian Amerika menginisiasi perang dagang dengan China
dikarenakan dengan cara ini, negara dapat mengurangi defisit perdagangan
hingga 50 miliar dollar, serta meningkatkan produksi baja dan aluminium dalam
negeri. Namun tentu saja, impor China terhadap barang-barang Amerika turut
berkurang drastis sehingga kedua negara tersebut akan mengalami tingkat
pengurangan kesejahteraan akibat efisiensi alokatif yang berdampak pada
kenaikan kesejahteraan bagi negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan
adanya pengalihan lawan dagang dari Amerika dan/atau China pada negara yang
lain (Carvalho, 2019).
Beberapa penelitian seperti yang dilakukan Chen di Amerika Serikat
(2014); Gong di China (2018); Li di China (2018); Lukin di Rusia (2019); dan
Pangestu di Indonesia (2019) mengemukakan bahwa beberapa pihak meyakini
alasan yang mendasari memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan
China bukan hanya karena masalah neraca perdagangan Amerika Serikat yang
terus defisit, namun juga sebagai salah satu upaya penentu negara pendominasi
global, dimana ketegangan ini tentu menyebabkan negara-negara berkembang
yang menjadikan kedua negara tersebut sebagai acuan sistem perbankan atau
perekonomian mengalami dilema.
Li (2018) menyatakan bahwa perang dagang Amerika Serikat dan China
secara menyeluruh akan berdampak negatif, termasuk dalam nilai total
kesejahteraan, GDP, produksi manufaktur dan tenaga kerja, ekspor, impor, serta
seluruh nilai perdagangan kecuali produksi non-manufaktur. Hal ini juga senada
seperti yang tertulis dalam penelitian Carvalho di Brazil (2019) dimana bagi
negara-negara berkembang, akan mengalami penurunan nilai perdagangan
hampir di semua sektor namun masih mendapatkan keuntungan dalam masalah
kesejahteraan.
Pangestu (2019) juga menjelaskan bahwa perekonomian China disebut
terus mengalami peningkatan secara signifikan yang secara tidak langsung

2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

‘menantang’ Amerika untuk perebutan dominasi global. Dimana China, salah


satu negara yang berpengaruh besar pada nilai perdagangan internasional
ASEAN (Association of South-East Asian Nations) tentu dapat menguasai
bagian-bagian negara Asia dengan mudah dibanding Amerika itu sendiri.
Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki kerja sama bilateral dengan
China dalam jumlah yang sangat besar sangat terdampak dengan munculnya
perang dagang antar kedua negara, namun sektor apa saja yang terdampak masih
perlu dianalisis lebih lanjut. Oleh karenanya, judul penelitian ini adalah
“Pengaruh Perang Dagang Amerika Serikat dan China terhadap Perekonomian
Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah perang dagang Amerika Serikat dan China mempengaruhi
perekonomian Indonesia dalam sektor moneter?
2. Apakah perang dagang Amerika Serikat dan China mempengaruhi
perekonomian Indonesia dalam sektor perdagangan internasional?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh perang dagang Amerika dan China terhadap
perekonomian Indonesia dalam sektor moneter.
2. Mengetahui pengaruh perang dagang Amerika Serikat dan China terhadap
perekonomian Indonesia dalam sektor perdagangan internasional.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi akademisi yang
membutuhkan.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi perusahaan dalam
memetakan langkah yang mungkin akan diambil di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai