DISUSUN OLEH
A. LATAR BELAKANG
1. Mempersulit perusahaan-perusahaan AS
"Cina punya rekam sejak menerapkan langkah serupa dan ini jelas membuat
perusahaan-perusahaan AS khawatir," kata Mary Lovely, profesor ekonomi dari
Syracuse University, kepada BBC Mundo.
"Namun strategi ini harus dibayar mahal kedua belah pihak. Kemungkinan eksportir
berinvestasi di pasar Cina dan Amerika bisa berkurang. Langkah ini juga menurunkan
taraf kompetisi, meningkatkan harga, dan mengurangi pilihan konsumen," imbuhnya.
2. Mengisolasi AS
Di AS, masa jabatan seorang presiden dibatasi dua periode. Akan tetapi, Cina
menghapus batasan itu. Itu artinya Presiden Xi Jinping tidak berada dalam tekanan
untuk meraih hasil cepat. Dan itu mencakup perdagangan. Pemerintahan Xi bisa
secara perlahan membuat jaringan perdagangan dengan negara-negara lain sehingga
AS bisa terisolasi. Menurut sejumlah analis, hal itu sudah terjadi seirig dengan jalinan
yang dibangun Beijing ke negara-negara Eropa, Asia, dan Amerika Latin. Beberapa
pengamat meyakini Cina bisa mengambil alih kepemimpinan Kemitraan Trans-Pasifik
(TPP)—kesepakatan dagang antara Australia, AS, dan sejumlah negara di Asia Pasifik
yang kini mati suri setelah Trump menarik AS keluar dari kesepakatan itu. Salah satu
alasan mengapa aliansi ini bisa terjadi ialah Cina bukan satu-satunya negara yang
terdampak oleh aksi Trump. Kanada dan Meksiko, dua anggota TPP, juga terlibat
dalam sengketa dagang dengan Washington. Uni Eropa pun punya masalah dengan
AS.
3. Mendevaluasi Yuan
Saat ini, Cina menguasai utang pemerintah AS sebesar US$1,17 triliun setelah
selama dua dekade Beijing membeli surat berharga AS dalam jumlah banyak sebagai
strategi investasi. Langkah itu membuat Cina dapat mengumpulkan miliaran dolar
dari pendapatan bunga. Beberapa ekonom berspekulasi Cina bisa saja mengurangi
kendalinya atas utang AS sebagai aksi balasan. Sebab, jika Cina memutuskan menjual
surat berharga AS dalam jumlah signifikan, pasar internasional akan terguncang.
Peningkatan suplai surat berharga akan menjatuhkan nilainya sehingga perusahaan-
perusahaan serta konsumen AS akan membayar lebih mahal jika mereka ingin
meminjam uang. Konsekuensinya, ekonomi AS akan melambat.
Ada 3 dampak atau implikasi yang terjadi dari perang dagang kedua negara
tersebut terhadap Indonesia
Akibat perang dagang itu, Indonesia punya potensi untuk mengekspor barang
ke kedua negara itu. Tidak cuma itu, Indonesia juga bisa jadi negara ketiga yang
"mengambil jatah" ekspor China dan Amerika. Perang dagang itu dinilai Iman sangat
kompleks. Salah satu sebab awalnya adalah pertumbuhan komoditas baja dan
alumunium di China. “Indonesia bisa jadi negara ketiga untuk beberapa produk yang
dihasilkan China atau Amerika yang menggunakan input kedua negara
itu supply menjadi terhambat,” kata Iman dalam workshop di auditorium Kementerian
Perdagangan, Jakarta, Selasa (18/9). Beberapa komoditas yang bisa diekspor
Indonesia, kata Iman, adalah baja, alumunium, buah, dan besi. “Pasar Amerika misal
baja dan aluminium itu terbuka buat Indonesia ,tapi perlu hati-hati. Untuk pasar China
buah-buahan dan juga produk besi dan baja, serta aluminium,” katanya.
2. Menurunnya ekspor bahan baku Indonesia ke China dan Amerika
Yang kedua adalah menurunnya ekspor bahan baku atau bahan penolong
Indonesia ke China dan Amerika. Menurut Iman, ini terjadi jika cakupan perang
dagang meluas ke produk lain.Tahap pertama dampak ke Indonesia ekspor kedua
negara belum terlalu besar. Produk yang dihasilkan China kemudian diekspor ke
Amerika itu ambil bahan baku dari Indonesia relatif sedikit.
Begitu coverage diperluas, kita perlu kajian lebih lanjut sejauh apa dampak terhadap
ekspor untuk kedua negara tersebut,” jelasnya.
D. KESIMPULAN
https://www.voaindonesia.com/a/imf-perang-dagang-as-china-rugikan-pertumbuhan-
ekonomi-global/4607051.html
https://www.voaindonesia.com/a/dampak-perang-dagang-pertumbuhan-ekonomi-as-
diperkirakan-melambat/4542186.html
https://www.matamatapolitik.com/analisis-bagaimana-perang-dagang-amerika-justru-
perkuat-ekonomi-china/