Anda di halaman 1dari 6

Kebijakan Politik Luar Negeri Negara Korea Utara

POLITIK LUAR NEGERI

Oleh :
Aditya Nur Rahman
117105007

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN
UNIVERSITAS PARAMADINA
1.1 Latar Belakang

Krisis nuklir yang terjadi disemenanjung korea, adalah imbas atau dampak dari perang
korea dan juga merupakan warisan dari perang dingin. Pengembangan nuklir Korea Utara
mendapat kecaman dari berbagai negara dengan alasan, akan mengganggu keamanan dan
kestabilitasan dunia International. Maka mengapa tekakan terus dilancarkan kepada korea
utara. Dari permasalahan tersebut Korea Utara juga mandapat Intervensi dari Rusia,
Perancis, china, AS, dll, seperti contoh Intervensi yang dilakukan oleh AS kepada korut pada
tahun 1994-2002 membuat kebijakan politik luar negeri Korea Utara menjadi sangat ketat
dalam menampik globalisme yang akan masuk ke Korea Utara dan dari intervensi itu Korea
Utara semakin tertutup dengan negara luar dapat dicontohkan dari hasil intervesi AS yaitu
Korea Utara menolak pemerikasaan IAEA dalam masalah pengembangan nuklirnya.
Perjalan penyelesaian konflik disemenanjung Korea memang banyak menuai ketegangan
yang mungkin dapat menimbulkan konflik baru dikawasanya, banyak cara yang dilakukan
negara-negara dalam merundingkan konfrontasi nuklir Korea Utara semisal AS sudah
banyak cara mulai dari diplomatik, militer, financial, kerjasama dan operasi Intelijent dalam
negeri maupun luar negeri .

Adapun bebarapa alasan yang menjadi kebijakan politik International Korea Utara dengan
pengembangan nuklirnya. Dilihat dari Nuklir sebagai “The Ultimate Weapon” , ada 3 motif
utama pengembangan Nuklir di Korea Utara :
1. Regime Survival – Kelangsungan Rezim, dikarenakan meredanya Perang Korea (1953)
dengan Gencatan Senjata, bukan Perjanjian Damai
2. Ekonomi. Program nuklir sebagai instrumen untuk memeras negara-negara di
sekitarnya memberikan bantuan ekonomi.
3. Mengangkat Status Politik Korea Utara dimata Dunia.
Ketiga motif utama tersebut menjadi bahan untuk kebijakan politik luar negeri terhadap
dunia luar yang mungkin dapat dikatakan tujuan utama dalam pembangunan korea utara.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah, yaitu kebijakan
yang diambil korea utara hanya untuk menumbuhkan eksistensinya terhadap masyarakat
International, dan menyelamatkan ancaman dari globalisme yang mungkin akan
menghancurkan Ideologi korea utara. Dengan pengembangan nuklir-nya korut beralasan
untuk menjaga keamanan negara, dan masyarakatnya. Nuklir hanya sebagai alat untuk
pertahanan dan sarana ekonomi

Landasan teori

Kebijakan luar negeri (foreign policy) adalah elemen yang sangat penting dalam upaya
pencapaian kepentingan nasional suatu negara. Coulombis dan Wolfe memandang
kebijakan luar negeri, atau yang dapat disebut sebagai politik luar negeri, sebagai sintesis
dari kepentingan nasional yang mengandalkan power dan kapabilitas suatu negara . Karena
itulah kebijakan ini lebih penting daripada kebijakan lain karena mengandung kepentingan
nasional yang merupakan tujuan utama yang harus dicapai suatu negara-bangsa yang
berdaulat .
Samahalnya dengan kebijakan politik yang digunakan oleh korea utara dalam
mempertahankan negaranya adalah suatu kepentingan national yang harus dicapai
tujuanya, alasan yang dimiliki korea utara dalam pengembangan nuklir yang menjadi
kontroversi dan konflik dikawasan asia serta mengundang banyak pihak untuk menhentikan
program nuklirnya. Memang benar bahwa kebijakan luar negeri adalah politik luar negeri
suatu negara menurut Coloumbus dan Wolfe, karena kebijakan suatu negara diambil
dengan pertimbangan yang pasti. Dalam kebijakan tersebut ada unsur politik dimana
kebijakan tersebut mengandung kepentingan-kepentingan negara agar tercapai tujuanya.
Kebijakan politik luar negeri korea utara sangat bergantung pada faktor individu yang sangat
tinggi, banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan politik luar negeri korut terutama
indoktrinasi individu dari seorang pemimpin negara, (kim jong Il) .
Kebijakan politik luar negeri korut salah satunya adalah dengan cara Diplomasi, persepsi ini
diartikan dengan diplomasi dengan nuklir (nuklir sebagai alat diplomasi korut). Dari
pengertian nuklir sebagai alat diplomasi itu sendiri, maka dapat dikatakan bahwa tindakan
Korut yang selalu mengancam dengan uji coba nuklirnya bisa dimasukkan ke dalam kategori
diplomasi. Seperti yang S. L. Roy katakan dalam mengutip K. J. Holsti, bahwa tujuan
diplomasi ialah untuk menjamin keuntungan maksimum negara sendiri, yang terdepan
adalah pemeliharaan keamanan. Jadi alasan pertama dan terutama ialah untuk menjaga
keamanan rejim Korut. Sebagai contoh pada umunya, Korut menganggap AS sebagai
ancaman utama. AS juga mengawasi Korut sebagai negara pendukung teroris. Dengan
alasan itu, Washington memberikan sanksi ekonomi kepada Pyongyang. Berasal dari itulah
kebijakan politik luar negeri korea utara sangat ketat dan terbatas dari luar. Oleh karena itu,
Korut menaruh perhatian pada pengembangan senjata nuklir dengan harapan bahwa nuklir
itu akan mencegah ancaman dari pihak asing dan tidak melakukan aksi provokasi militer
terhadap Korut .
Alasan bagi korut dalam kepemilikan senjata nuklir membuat Korut memiliki posisi unggul
dalam negosiasi. Kebijakan politik luar negeri korut juga bertujuan menjaga Keamanan rejim
Korut bisa dicapai sempurna. Karena itu, menurut pandangan Korut, kepemilikan senjata
nuklir akan meningkatkan motivasi dalam hubungan luar negeri dengan Korut. Jadi
kebijakan untuk mengembangkan nuklir adalah salah satu kebijakan politik korea utra, maka
mengapa Korut bersikeras untuk mengembangkan senjata nuklirnya, Dari tiga motif yang
ditulis diatas jelas dapat dilihat bahwa kebijakan politik korut mempunyai tujuan. di atas kita
dapat mengambil hipotesis bahwa pola Korut dalam menggunakan nuklirnya sebagai alat
diplomasi untuk pemenuhan kebutuhan sumber dayanya. Polanya yaitu ketika ia melihat
kesempatan mendapatkan bantuan pemenuhan sumber daya untuk negaranya maka ia
menyetujui untuk menutup pengembangan nuklirnya, Namun di kemudian hari Korut kembali
mengembangkan persenjataan nuklirnya lagi.
Ada beberapa landasan teori yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusankebijakan
politik luar negeri suatu negara seperti teori pengaruh menurut mochtar masoed dijelaskan
“bahwa teori dalam hubungan International dibentuk melalui pengembangan preposisi-
preposisi tentang perilaku rasional berdasarkan suatu motif dominan kekuasaan” . Ada
beberapa landasan teori yang lain dalam hal pengambilan kebijakan akan, seperti pengaruh
tentang legitimasi seorang pemimpin,dll. Teori dalam pembuatan kebijakan adalah teori dari
sistem politik dimana birokrasi merupakan alat utama bagi kegiatan politik. Karena hal yang
paling berpengaruh dalam kehidupan politik adalah kenyataan bahwa cabang eksekutif
selalu berada pada posisi utama dalam pembuatan kebijakan suatu negara ataupun
kelompok dan struktur organisasi yang ada. Jika kita lihat dalam kenyataan yang ada di
korea utara teori yang disampaikan muchtar mas’oed tentang teori pengaruh sangat
dominan karena dalam kepemimpinan yang ada disana mampu mempengaruhi
masyarakatnya, dalam segala aspek. Pernah dalam satu kali film dokumenter yang berisi
tentang pemerintahan korea utara oleh Kim jong Il, masyarakat level bawah hingga termiskin
mereka memuja keagungan pemimpin-nya. Maka tidak salah jika pengambilan atau
penentuan kebijakan politik luar negeri korea utara sangat berpengaruh terhadap seorang
Kim Jong Il.

Ada beberapa variable yang mendukung dalam pengambilan kebiajakan luar negeri korea
utara sehingga mendukung 3 motivasi yang telah ditulis didepan agar tercapai tujuanya.
Berikut variable yang mendukung yaitu persenjataan nuklir karena merupakan unsur penting
yang mungkin merupakan pencegah serangan strategis dan kepentingan inti, Hubungan
ketergantungan dimana terdapat hubungan diantara negara dalam suatu hubungan
pengaruh. Inilah alasan suatu negara lemah dalam banyak hal dapat memperoleh banyak
konsensi dari negara kuat.
1.3 PEMBAHASAN

Dari penjelasan diatas dapat kita ambil pengertian bahwa kebijkan politik luar negeri korea
utara sangat dipengaruhi oleh pemimpin yang berkuasa yaitu kim jong Il. Dari beberapa
alasan pengambilan keputusan kebijakan luar negeri korut diatas, dapat menyebutkan
dimana kebijakan tersebut diambil dari kepentingan-kepentingan korut untuk mencapai
tujuan-nya, seperti 3 motif yang disebut diatas serta dukungan variable yang menjadikan
suatu keputusan menjadi satu kebijakan yang dipakai dalam politik Iinternational. Maka
mengapa korea utara tetap kukuh dalam kebijakan politik luar negerinya karena alasan yang
strategis sekaligus menguntungkan bagi korut, dan tak menghiraukan dampak bagi negara
lain.
Pengembangan nuklir korut sangat ditentang oleh banyak negara dimana akan
menyebabkan ketidak stabilan keamanan didunia International, banyak asumsi dengan
pengembangan nuklir korut akan menimbulkan konflik dikawasan Asia, dan juga menjadi
ancaman akan tumbuhnya organisasi terorist, serta menimbulkan negara dengan
pengembang nuklir lainya. Kebijakan luar negeri korut hanya mementingkan negaranya
sendiri. Pengaruh yang ada dari kebijakan yang diterapkan dalam sebuah negara
mengandung kepentingan yang kompleks untuk pencapaian suatu tujuan tertentu, begitu
juga kebijakan politi luar negeri korut yang berdasar pada benefit dari penjualan program
nuklir kepada kawasan timur tengah, dan penekanan terhadap negara kawasan tetangga
yang mempunyai ekonomi yang lebih baik untuk membantunya dengan ancaman
percobaaan nuklirnya. Pengaruh yang ditimbulkanya mungkin dapat membuat ancaman
bagi negara lain untuk lebih berantisipasi terhadap pengembangan nuklir sebab dapat
menggangu dan mengancam keamana suatu negara yang tinggal disekitar perbatasan.
Sebetulnya kebijakan yang ada pada korea utara bersifat Individualistik karena tidak
terdapat sikap saling menguntungkan antara hubungan dengan negara-negara lain malah
menimbulkan ketegangan yang akan berulang seperti masa lalu.

1.4 KESIMPULAN

Dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan politik luar negeri negara korea utara sangat
Individualistik sebab diketahui ada beberapa motif utama dalam kebijakanya, yaitu
mementingkan kepentinganya seperti melancarkan percobaan nuklir hanya untuk memeras
negara-negara sekitar. Dengan terbentuknya pemimpin seumur hidup membuat kekuasaan
semakin terkontrol penuh sehingga masyarakat menganggap sang pemimpin
tuhanya,sedangkan pemimpin memegang penuh dari kontrol jalanya sebuah negara yang
berakibat pada ideologi komunisme.
Terori yang ada menuturkan bahwa pengaruh pemimpin sangat menetukan kebijakan suatu
negara dengan power yang ada, kepentingan yang harus dicapai demi terciptanya suatu
tujuan. Kesimpulanya adalah kebijakan politik luar negeri korea utara mengacu pada sistem
dan birokrasi yang ada, pendidikan komunis terhadap seluruh lapisan mayarakatnya.
Kepentingan yang harus dicapai membuat negara sekitar terancam dengan program
nuklirnya.
Untuk menghadapi tindakan Korut yang dilihat sudah sangat mengganggu ketentraman
keamanan baik itu di kawasan regional maupun di kawasan internasional, maka sudah
seharusnya seluruh masyarakat internasional bekerjasama untuk memecahkan
permasalahan yang cukup mengusik ini. Terutama negara-negara yang memiliki hubungan
yang cukup potensial terhadap Korea Utara, seperti Jepang, Korea Selatan, AS dan Cina.
Apakah itu potensi yang baik atau potensi yang buruk. Negara-negara ini harus lebih serius
dalam menemukan solusi-solusi atau upaya-upaya dalam menghentikan pengembangan
senjata nuklir yang dimiliki Korut. Setiap tindakan yang diambil untuk menghadapi Korut pun
harus dipikirkan secara matang terlebih dahulu agar tidak meningkatkan ketegangan yang
lebih memicu Korut untuk berbuat hal-hal yang nekat dan mengancam perdamaian dunia.

Anda mungkin juga menyukai