Anda di halaman 1dari 2

Resah melihat APK disepanjang Jalan, Aksi Peduli Lingkungan (APEL) Riau akan melakukan Aksi Cabut

Paku di Pohon Kota Pekanbaru

Pada hari kamis, 11 Januari 2023 masyarakat yang peduli terhadap lingkungan di Provinsi Riau yang
terdiri dari Perkumpulan Elang, YLBHI – LBH Pekanbaru, WALHI Riau, Mapala Humendala, Wanapalhi,
GEMAS, Kabut Riau, BEM Faperta UNRI, Paradigma, XR Riau, Mapala UMRI, LPE_Riau, KPA EMC 2 dan
Pondok Belantara melakukan konsolidasi bersama untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup
Indonesia yang diperingati setiap tanggal 10 Januari.

Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Indonesia ini, Aksi peduli Lingkungan (APEL) Riau akan
melaksanakan aksi cabut paku dan APK bersama di Kota Pekanbaru. Maraknya alat peraga kampanye
(APK) yang tidak mematuhi aturan seperti tertuang dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pasal 70 ayat (1) Peraturan KPU RI Nomor 15 Tahun 2023 yang berbunyi:

“Bahan kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 PKPU Nomor 15 Tahun 2023 yang
dapat ditempel dilarang ditempelkan ditempat umum sebagai berikut:

a. Tempat ibadah;
b. Rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan;
c. Tempat pendidikan, meliputi gedung dan/atau halaman sekolah dan/atau perguruan tinggi;
d. Gedung atau fasilitas milik Pemerintah;
e. Jalan-jalan Protokol;
f. Jalan bebas hambatan;
g. Sarana dan prasarana publik; dan/atau
h. Taman dan pepohonan.”

Maraknya pemasangan APK yang tidak beraturan membuat masyarakat menjadi resah. Pasalnya, masih
banyak para calon legislatif (caleg) yang memasang alat peraga kampanye (APK) ditempat-tempat atau
objek yang dilarang dalam aturan seperti memasang APK di Pohon. Menurut Fachrul Adam dari
Perkumpulan Elang selaku Koordinator Aksi APEL Riau mengatakan bahwa “ Aksi bersama ini adalah
bentuk solidaritas , kepedulian dan kritikan terhadap tidak responsifnya pihak wewenang seperti
bawaslu dan satpol PP yang kurang tegas menindak pelanggaran aturan kampanye, seperti pembiaran
terhadap praktek yang merusak lingkungan, dan menciptakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap
intergritas demokrasi. Saya berharap agar Bawaslu dan Satpol PP segera bertindak tegas untuk menjaga
keindahan lingkungan serta mendidik peserta pemilu terkait pemasangan alat peraga kampanye yang
tidak sesuai aturan dan solidaritas ini mendorong kesadaran pentingnya lingkungan dalam konteks
perpolitikan, dan saya juga mengajak seluruh elemen masyarakat mari gabung dalam aksi bersama yang
akan dilakukan pada tanggal 14 Januari 2024.“

Selain itu menurut, Khariq selaku mahasiswa agroteknologi UNRI mengatakan bahwa “Kita selalu
mengatakan hukum tumpul keatas dan runcing kebawah, maka dapat dilihat di Pemilu 2024 bahwa
mayoritas caleg dalam berkampanye tidak mempunyai etika dan kepatuhan pada aturan dan hukum
lewat APK yang disebarkan ditempat-tempat terlarang.”

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Riau dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Provinsi Riau seakan-akan melakukan pembiaran terhadap hal ini. Buktinya masih banyak alat peraga
kampanye yang dibuat ditempat terlarang. Seharusnya, Bawaslu dan Satpol PP Kota Pekanbaru
menindak tegas para peserta pemilu dan tim kampanye yang melakukan pelanggaran. Aksi ini dilakukan
karena masa aksi melihat kurangnya penegakan yang dilakukan Bawaslu Pekanbaru dan Riau dan Satpol
PP Pekanbaru dan Riau terhadap pelanggaran yang dilakukan peserta Pemilihan Umum (Pemilu) dan tim
kampanye Pemilu membuat masyarakat dan komunitas di Kota Pekanbaru geram dan resah.

Misalnya, masih banyak alat peraga kampanye yang ditempel dipohon atau dipaku pada pohon
disepanjang jalan di Kota Pekanbaru. Tidak tersusunnya alat peraga kampanye dengan baik membuat
keindahan disepanjang jalan di Kota pekanbaru menjadi tidak indah. Padahal dalam PKPU Nomor 15
Tahun 2023 alat peraga kampanye dibuat pada tempat-tempat yang memperhatikan keindahan ketika
dipandang. Seharusnya para peserta memahami dampak dari dipakunya pohon membuat pertumbuhan
pohon menjadi terganggu.

Dan juga Depi selaku perwakilan WALHI Riau juga menyesalkan sikap BAWASLU yang tidak cermat dan
tegas dalam menyikapi atribut kampanye para caleg yang dipasang tidak sesuai aturan. Selain BAWASLU
yang meloloskan caleg yang sewenang-wenang tidak menaati peraturan, calon legislatif hanya berambisi
agar atribut kampanyenya dapat terlihat tanpa menimbang efek dari memasang alat peraga yang
merusak lingkungan, contohnya dalam pemasangan spanduk di banyak pepohonan.

“Dari atribut kampanye calon legislatif yang dipasang tanpa memperdulikan aturan bahkan merusak
lingkungan, saya dan kawan-kawan Aksi Peduli Lingkungan sepakat bahwa calon legislatif hanya
berambisi untuk sebuah kepentingan yang tidak berperspektif lingkungan dan BAWASLU sangat abai
dalam hal ini, ” Kata Depi.

Erwin Hariadi Simamora selaku perwakilan YLBHI – LBH Pekanbaru mengatakan bahwa “Seharusnya
Bawaslu dan Satpol PP malu. Karena aksi bersih-bersih APK pada tempat terlarang ini merupakan tugas
dan tanggungjawab mereka. Bagaimana mungkin masyarakat yang membersihkannya. Padahal mereka
mempunyai sumber daya dan anggaran untuk itu.”

Selain itu, Riska Syintiandari selaku perwakilan MAPALA mengatakan “Ini adalah aksi yang positif
menggerakkan anak muda untuk lebih melek lagi terhadap politik dan lingkungan. Saya mengajak
masyarakat terutama anak muda apabila melihat pelanggaran pemasangan APK langsung ditertibkan
atau dilaporkan ke pihak yang berwenang.”

Konsolidasi aksi ini dihadiri oleh puluhan komunitas yang ada di Kota Pekanbaru. Aksi ini akan dilakukan
pada hari Minggu, tanggal 14 Januari 2023 Pukul 10:00 wib, dimana nantinya masa aksi akan melakukan
aksi cabut paku yang ditempel ditempat-tempat terlarang seperti pohon di Kota Pekanbaru. Harapannya
kedepannya tidak ada kejadian serupa lagi dan mengajak masyarakat Kota Pekanbaru untuk aktif
melakukan tindakan serupa.

Anda mungkin juga menyukai