id
digilib.uns.ac.id
BAB III
SAJIAN DAN ANALISIS DATA
Pada Bab III ini akan dipaparkan sejumlah data yang berkaitan dengan strategi
komunikasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Surakarta dalam
mensosialisasikan Pemilu Legislatif 2014. Data yang diperoleh berasal dari proses
wawancara mendalam (in depth interview) dan studi pustaka. Informan dalam
penelitian ini dianggap sudah memenuhi prinsip keterwakilan data, di antaranya
adalah:
1. Komisioner dan anggota KPU Kota Surakarta
2. Relawan demokrasi yang dibentuk oleh KPU Kota Surakarta
3. Kepanitiaan ad hoc dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kota Surakarta
4. Masyarakat sasaran sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 di Kota Surakarta
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
PKPU No. 23 tahun 2013 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Umum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Ibid.
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14
Mei 2014 pukul 13:00.
4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Selain itu, juga terdapat target partisipasi pemilih yang telah ditentukan
sebelumnya oleh KPU RI. Salah satu cara untuk meningkatkan angka partisipasi
pemilih tentu dilakukan dengan sosialisasi. Sehingga keberadaan sosialisasi
menjadi sangat vital sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014. Besaran target
partisipasi pemilih diungkapkan oleh Setyo Budiarto, Kasubag Teknis dan
Hubmas KPU Kota Surakarta melalui pernyataan di bawah ini:
Memang sudah menjadi program nasional dari KPU. Target nasional tingkat
partisipasi pemilih adalah 75%. Jadi ya harus tercapai angka 75% itu.6
Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul
13:00
13:00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
(ii)
(iii)
(iv)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
strategi
komunikasi
lain
yang
diterapkan
adalah
dengan
yang
dilakukan
oleh
KPU
Kota
Surakarta
untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Tabel 3.1
Tugas KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten / Kota Dalam Pelaksanaan
Program Relawan Demokrasi
PELAKSANA
TUGAS
KPU
1. Menentukan norma dan standar
kegiatan Program Relawan Demokrasi.
2. Melakukan supervisi pelaksanaan
Program Relawan Demokrasi.
3. Melakukan rekapitulasi dan evaluasi
nasional.
KPU PROVINSI
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan
Program Relawan Demokrasi di
Kabupaten/Kota dalam lingkup provinsi.
2. Melakukan supervisi pelaksanaan
Program Relawan Demokrasi di kab/kota
wilayah provinsi terkait.
3. Melaporkan rekap pelaksanaan
kegiatan Program relawan demokrasi di
tingkat provinsi ybs kepada KPU.
KPU KAB/KOTA
1. Melakukan rekruitmen.
2. Memberikan pembekalan.
3. Mengkoordinir relawan demokrasi di
setiap segmen
4. Melakukan supervisi terhadap
pelaksanaan kegiatan relawan demokrasi.
5. Membuat laporan bulanan pelaksanaan
relawan demokrasi di wilayahnya.
6. Melaporkan kepada KPU provinsi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
Strategi
Komunikasi
Interpersonal
Strategi
Komunikasi
Media
Media cetak
Media elektronik
Strategi
Komunikasi
Budaya
Kirab Budaya
Sosialisasi kepada masyarakat
kota Surakarta di lokasi
keramaian
Internet
Diakui oleh Komisioner KPU Kota Surakarta, Kajad Pamudji Joko Waskito
bahwa titik berat sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 ini terdapat pada sosialisasi
melalui jaringan penyelenggara pemilu dan sosialisasi melalui lima segmen atau
komunitas. Yang dinyatakan sebagai berikut:
Sosialisasi lebih mengedepankan sosialisasi kepada kelompok sektoral
(sosialisasi kepada lima segmen masyarakat dengan menggunakan relawan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
kepada
kelompok
teritorial
(jaringan
Budi Cahyono, Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Sewu juga
mengeluarkan pernyataan yang senada.
Sosialisasi untuk Pemilu Legislatif tahun ini relatif berbeda dengan tahun
tahun sebelumnya. Karena sekarang sudah ada relawan demokrasi, jadi yang
lebih banyak bergerak adalah relawan demokrasi itu. Ditambah dengan
sosialisasi melalui media massa dan KPU sendiri.9
pendidikan
tentang
kepemiluan
yang
lengkap
kepada
masyarakat. Tujuan ini juga telah tercantum pada PKPU No. 23 tahun 2013
pasal 13 ayat 1 poin b, dimana sosialisasi yang dilakukan harus mampu
7
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14
Mei 2014 pukul 13:00.
8
Wawancara dengan Sumarmo di Kantor Kecamatan Jebres tanggal 28 Mei 2014 pukul
10:00.
9
Wawancara dengan Budi Cahyono tanggal 4 Juni 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
kepentingan demokrasi
Keberadaan Pemilu akhir akhir ini sering disepelekan oleh masyarakat.
Tidak
sedikit
warga
Indonesia
yang
mulai
memandang
apatis
10
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
c. Masyarakat bisa menggunakan hak pilih yang mereka miliki dengan benar
Pelaksanaan Pemilu, utamanya Pemilu Legislatif di masa sekarang
seringkali menimbulkan kebingungan. Masyarakat sekarang memiliki
kesempatan untuk memilih calon legislatif yang mereka inginkan secara
langsung. Masyarakat berkesempatan untuk menentukan siapa siapa saja
yang berhak untuk duduk di pemerintahan, baik itu di tingkat DPRD
Kabupaten / Kota, DPRD Provinsi, DPD dan DPR RI. Jumlah surat suara
yang lebih dari 1 dan banyaknya partai serta calon tidak jarang membuat
masyarakat menjadi kebingungan untuk menyalurkan hak pilihnya. Sehingga
keberadaan sosialisasi menjadi sangat penting untuk mencegah rusaknya
suara masyarakat. Seperti yang dinyatakan oleh Panitia Pemungutan Suara
(PPS) Kelurahan Jebres, Sutardi di bawah ini:
Tujuannya kita berharap masyarakat tahu, bahwa ketika menggunakan hak
pilih itu seperti apa. Misalnya ketika setelah diberi surat suara dari KPPS
kadang kadang masyarakat tidak tahu ini harus diapakan. Intinya hanya
itu kalau masyarakat. Mereka bisa menggunakan hak pilih dengan benar
dan tepat. Lepas dari siapa yang mereka pilih. Itu terserah mereka.13
12
Wawancara dengan Hindun Zulaikha di Kantor Aisyiyah Surakarta tanggal 20 Mei
2014 pukul 09:00.
13
Wawancara dengan Sutardi di Ngoresan tanggal 4 Juni 2014 pukul 11:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
14
12:00
Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Wawancara dengan Bintang Aji Permana di IAIN Surakarta tanggal 18 Mei 2014 pukul
16
Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul
10:00.
13:00.
17
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14
Mei 2014 pukul 13:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
terdahulu juga
faktor
yang
13:00.
Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
Aviv
Aluwi
melengkapi
pernyataan
tersebut
dengan
Wawancara dengan Bintang Aji Permana di IAIN Surakarta tanggal 18 Mei 2014 pukul
23
Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul
10:00.
12:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Relawan
Demokrasi
segmen
perempuan
sedikit
banyak
pemilih
perempuan
seringkali
tidak
berani
untuk
24
Wawancara dengan Atiek Supriyati di Purwosari tanggal 19 Mei 2014 pukul 19:00.
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14
Mei 2014 pukul 13:00
25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
Di kelompok agama banyak orang yang karena kejadian akhir akhir ini
banyak para pemimpin, wakil rakyat yang dipilih dulu akhirnya tidak
amanah, tidak jujur menjadi ingin golput.26
Selain golput yang disebabkan karena kekecewaaan, beberapa golongan
dari kelompok agama juga memilih untuk golput karena tidak menyetujui
sistem yang digunakan di Indonesia. Iwan Warseno, Relawan Demokrasi
kelompok agama memberikan pernyataan yang mendukung fakta tersebut.
Kemarin kita sempat berencana memberikan sosialisasi kepada jamaah
Hizbut Tahrir Indonesia. Tetapi sebelum kita sosialisasi kita diberitahu
dulu oleh komisioner kalau jamaah HTI itu menolak. Memang tidak secara
langsung menyatakan menolak, tapi informasinya mereka memang tidak
setuju dengan sistem pemerintahan di Indonesia. Akhirnya kita mundur
dan tidak jadi melakukan sosialisasi kesana.27
f. Penyandang disabilitas (difabel)
Selama ini kaum difabel sering dipinggirkan dan tidak dianggap mampu
untuk berpartisipasi dalam Pemilu. Padahal sejatinya kaum difabel juga
merupakan warga negara Indonesia, yang mempunyai hak dan kewajiban
yang sama dalam Pemilu seperti warga negara yang lainnya. Keterbatasan
yang mereka miliki tidak jarang membuat hak mereka diabaikan. Oleh karena
itu pada pelaksanaa Pemilu 2014, KPU berusaha merangkul kaum difabel
untuk mau dan mampu berpartisipasi dalam Pemilu. Sehingga secara khusus,
KPU membuat segmen tersendiri untuk melakukan sosialisasi kepada mereka
penyandang disabilitas. Kondisi mereka yang berbeda dengan masyarakat
26
Wawancara dengan Hindun Zulaikha di Kantor Aisyiyah Surakarta tanggal 20 Mei
2014 pukul 09:00.
27
Wawancara dengan Iwan Warseno di Ngoresan tanggal 17 Mei 2014 pukul 11:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
19:00.
28
Wawancara dengan Angga Kusuma Dawami di Ngoresan tanggal 20 Mei 2014 pukul
29
Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
merasa kalau Pemilu bukanlah suatu hal yang penting, karena tidak
berdampak pada kondisi mereka.
Jangankan pengetahuan politik, pengetahuan untuk dirinya sendiri untuk
bisa bergaul dengan masyarakat saja tidak bisa.30
Pernyataan Angga di atas, sejalan dengan pandangan Estiono mengenai
pengetahuan politik yang dimiliki oleh kelompok difabel seperti berikut:
Informasi, pengetahuan itu sangat dipengaruhi oleh difabilitasnya. Kalau
teman teman tuli itu akan sangat minim referensi, karena tidak semua
akses informasi dapat ia tangkap. Kalau teman teman daksa, teman
teman netra sebenarnya mereka untuk mendapatkan informasi tidak sulit.
Tetapi terkadang masih banyak informasi yang didapat itu cenderung
mentah. Tidak ada upaya untuk mengolah lebih dalam.31
Salah satu kelompok disabilitas yang menjadi sasaran sosialisasi KPU
Kota Surakarta adalah kelompok slow learner. Sosialisasi yang ditujukan
kepada kelompok slow learner dapat dikatakan sebagai rintisan baru yang
dilaksanakan pada Pemilu 2014 ini.
Kalau yang slow learner itu lebih awal. Sebelumnya walaupun tidak
optimal, paling tidak teman teman difabel sudah mengenal, tapi belum
paham, tentang Pemilu dan politik. Kalau slow learner tidak ada di sekolah
yang memberikan pendidikan tentang politik, hak kewarganegaraan dan
sebagainya. 32
Estiono menyatakan ada beberapa hambatan yang harus dilalui ketika
ingin melakukan sosialisasi kepada kelompok slow learner. Hambatan yang
paling besar dirasakan datang dari sekolah dan orang orang yang ada di
sekitar anak slow learner itu sendiri.
30
Wawancara dengan Angga Kusuma Dawami di Ngoresan tanggal 20 Mei 2014 pukul
31
Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.
Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.
19:00.
32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
Pendidikan untuk anak luar biasa itu masih menganggap hal hal itu
belum penting. Walaupun pada akhirnya kami bisa meluruskan pola pikir
beliau yang bertanggungjawab di sana, tetapi diawal itu hampir semua
pihak apakah guru, pembimbing atau kepala sekolah, bukan menolak, tapi
juga bukan menyambut dengan aktif. Sempat beberapa kalimat muncul
Mas, untungnya pemerintah, untungnya KPU, untungnya partai politik
memberikan pendidikan kepemiluan itu apa? Untungnya mereka ikut
Pemilu itu apa? Padahal kita melakukan ini bukan karena untungnya apa,
tapi karena itu memang hak mereka.33
g. Kelompok Marginal
Kelompok marginal adalah kelompok yang seringkali terpinggirkan dan
terabaikan. Mayoritas kelompok marginal berasal dari masyarakat dengan
ekonomi menengah ke bawah. Menurut Marbandi, Relawan Demokrasi
kelompok marginal, ada beberapa kriteria sehingga seseorang dapat disebut
sebagai kaum marginal.
Yang dipandang marginal itu terutama orang-orang yang sekiranya bekerja
hanya mencukupi keluarga itu. hanya cukup untuk keluarga saja, itupun
kadang dapet kadang tidak.Kemudian marginal itu dibedakan ada
beberapa kelompok. Kelompok difabel, kelompok PKL, becak, asongan,
PRT,anak jalanan, pengamen, semua itu dikatakan marginal.34
Karakteristik kelompok marginal yang mayoritas rendah secara ekonomi
membuat kelompok ini menjadi rentan terhadap praktek money politic.
Marbandi mengakui posisi kelompok marginal yang rendah secara
pendidikan dan ekonomi sangat rawan untuk dimanfaatkan oleh calon yang
biasa menghalalkan segala cara untuk menang.
SDM nya tidak tinggi. Hanya sedang-sedang saja, kadang malah rendah.
Kalau pengetahuan politik itu bermacam-macam. Ada yang lebih tahu,
ada yang Halah pokoke nyoblos angger dikei duit nyoblos yen ora yo ra
33
34
Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.
Wawancara dengan Marbandi di Manahan tanggal 21 Mei 2014 pukul 10:00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
nyoblos. Jadi ada yang tahu ada yang tidak tahu, ada yang sedang-sedang.
Kemudian ada yang sak karepe itu ya ada.35
5. Penyusunan Pesan
Tahap kedua dalam penyusunan strategi komunikasi, adalah menyusun pesan
yang akan disampaikan kepada masyarakat. Setelah mengetahui masyarakat
sasaran dan karakteristiknya, maka penyusunan pesan dapat menjadi lebih tepat
sasaran dan efektif. Sebelumnya KPU Kota Surakarta tidak secara langsung
melakukan riset mengenai masyarakat sasaran. Akan tetapi KPU Kota Surakarta
menggarap secara serius pesan yang akan disampaikan. Tidak hanya pesan secara
umum yang harus disampaikan kepada seluruh lapisan, juga termasuk pesan yang
hanya dikhususkan kepada segmen segmen tertentu.
Secara umum, terdapat lima poin utama pesan yang wajib disampaikan oleh
komunikator yang telah ditunjuk KPU kepada masyarakat sasaran. Pesan utama
ini wajib disampaikan kepada seluruh lapisan dan seluruh masyarakat sasaran
tanpa terkecuali. Lima pesan utama tersebut adalah:
a. Slogan Pemilihan Umum 2014, Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas
Dalam pelaksanaan Pemilu 2014, KPU mengusung sebuah slogan yakni
Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas. Slogan ini dimaksudkan sebagai
wujud gambaran Pemilu yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia pada tahun
2014. Terhitung sudah 10 kali bangsa Indonesia melaksankan Pemilu. Tak
ayal banyak hal yang menjadi kekurangan dalam pelaksanaan Pemilu
sebelumnya dapat dijadikan koreksi bersama agar membawa Pemilu
35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
Indonesia ke arah yang lebih baik. Adapun, Kajad Pamudji Joko Waskito
menjelaskan, slogan Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas juga merupakan
ajakan kepada masyarakat untuk memilih dengan menggunakan rasio. Bukan
lagi memilih karena imbalan atau iming iming tertentu.
Maksud dari Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas itu adalah bahwa
dalam Pemilu ini masyarakat tidak hanya sekedar berbondong bondong
menggunakan hak pilih. Tapi juga harus berpikir dalam menggunakan hak
pilihnya. Tapi itu tetap diserahkan pada pemilih itu sendiri. Kita tidak
boleh memberikan gambaran partai mana yang bagus atau caleg mana
yang bagus. 36
Setyo Budiarto menambahkan, dengan terwujudnya generasi pemilih yang
cerdas maka Pemilu akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
artian orang orang yang nantinya terpilih untuk menduduki jabatan sebagai
anggota dewan adalah mereka yang benar benar kompeten di bidangnya.
b. Tanggal pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014
Sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 tidak akan ada artinya jikalau KPU
Kota
Surakarta
tidak
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tangal 14 Mei
2014 pukul 13:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
warga negara yang sudah memiliki hak namun tidak terdaftar dalam DPT.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, KPU lebih memberikan
kelonggaran
kepada
masyarakat
untuk
memastikan
dirinya
dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
Yang penting untuk disampaikan itu tanggal jangan lupa. Lalu spesimen
surat suara. Ada 4 suara untuk Pileg besok, DPR, DPRD Provinsi, DPD
dan DPRD Kabupaten / Kota. Masing masing surat suara memiliki
keunikan tersendiri. Terus ada juga tata cara pencoblosan yang benar.
Karena untuk Pemilu yang sekarang dengan Pemilu yang kemarin agak
berbeda. 37
Sedikitnya terdapat 15 variasi suara sah yang diakui oleh KPU dan 4
variasi suara tidak sah, yakni sebagai berikut:
Suara Sah
(i) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar dan
nama partai politik, suara dinyatakan sah 1 suara untuk partai politik.
(ii) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut dan nama calon
anggota, suara dinyatakan sah 1 suara untuk calon yang bersangkutan.
(iii) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar dan
nama partai politik serta tanda coblos pada kolom yang memuat nomor
urut dan nama calon dari partai politik yang bersangkutan, suara
dinyatakan sah 1 suara untuk calon yang bersangkutan.
(iv) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar dan
nama partai politik serta tanda coblos lebih dari 1 calon pada kolom
yang memuat nomor urut dan nama calon dari partai politik yang sama,
suaranya dinyatakan sah 1 suara untuk partai politik.
(v) Tanda coblos pada kolom yang memuat lebih dari 1 calon pada kolom
yang memuat nomor urut dan nama calon dari partai politik yang sama,
suaranya dinyatakan sah 1 suara untuk calon.
37
Wawancara dengan Eka Rochmawati di Unisri tanggal 19 Mei 2014 pukul 10:30.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
(vi) Tanda coblos terletak diantara 2 calon pada kolom yang memuat
nomor urut dan nama calon dari partai politik yang sama, suara sah 1
suara untuk partai politik.
(vii) Tanda coblos terletak pada garis kolom yang memuat nomor urut dan
nama calon dari partai politik yang sama, suara sah 1 suara untuk partai
politik.
(viii) Tanda coblos terletak selain di kolom yang memuat nomor urut,
tanda gambar dan nama partai politik dan nomor urut calon dan nama
calon, namun masih satu tempat dengan kotak tersebut (berwarna abu
abu) suaranya sah 1 suara untuk partai politik.
(ix) Tanda coblos terletak pada nomor urut calon tanpa nama, suara sah 1
suara untuk partai politik.
(x) Tanda coblos lebih dari satu pada kolom yang memuat nomor urut,
tannda gambar dan nama partai politik, suara dinyatakan sah 1 suara
untuk partai politik.
(xi) Tanda coblos tepat pada garis di kiri atau di kanan satu kolom yang
memuat nomor urut dan nama calon, suaranya dinyatakan sah 1 suara
untuk calon.
(xii) Tanda coblos pada satu kolom yang memuat nomor urut dan nama
calon serta tanda coblos pada kolom abu abu, suaranya dinyatakan
sah 1 suara untuk calon.
(xiii) Tanda coblos pada satu kolom yang memuat nomor urut dan tanpa
nama calon yang disebabkan calon tersebut meninggal dunia atau tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
lagi memenuhi syarat, dan tanda coblos pada satu kolom yang memuat
nomor urut dan nama calon dari satu partai politik yang sama, suaranya
dinyatakan sah 1 suara untuk calon yang masih memenuhi syarat.
(xiv) Tanda coblos pada lebih dari satu calon pada masing masing kolom
yang memuat nomor urut dan nama calon dari partai politik yang sama,
suaranya dinyatakan sah 1 suara untuk partai politik.
(xv) Tanda coblos pada satu kolom yang memuat nomor urtu, nama dan
tanda gambar partai politik yang tidak mempunyai daftar calon,
suaranya dinyatakan sah 1 suara untuk partai politik.
Suara Tidak Sah
(i) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar, dan
nama partai politik, sedangkan tanda coblos calon terletak pada partai
politik yang berbeda, suaranya dinyatakan tidak sah.
(ii) Tanda coblos terletak hampir mengenai garis / di luar kolom pada
kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar, dan nama partai politik,
suaranya dinyatakan tidak sah.
(iii) Tanda coblos terletak diantara kolom partai politik, suaranya
dinyatakan tidak sah.
(iv) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar dan
nama partai politik, dan tanda coblos pada kolom yang memuat nomor
urut dan nama calon, serta ada tanda coblos di luar kolom, suaranya
dinyatakan tidak sah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
Di samping lima pesan utama tersebut, segmen dan lapisan masyarakat yang
berbeda juga menambahkan penekanan tertentu kepada masing masing
38
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul
13:00.
39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
kelompok sasaran. Tentu saja ini berarti berbeda kelompok sasaran maka akan
terdapat beberapa perbedaan pesan yang disampaikan. Mayoritas pesan khusus
yang disampaikan ini merupakan inisiatif sendiri dari komunikator di masing
masing lapisan. Komunikator yang sudah lebih memahami kondisi masyarakat
sebelumnya merencanakan beberapa pesan yang dirasa mampu membuat
kelompok sasaran mereka terdorong untuk memilih pada Pemilu Legislatif 2014.
Pesan pesan tersebut berbeda antara kelompok yang satu dan lainnya, walaupun
pada prakteknya tidak semua kelompok memperoleh pesan khusus tersebut.
Kelompok yang mendapatkan pesan pesan khusus diantaranya adalah:
a. Struktur penyelenggara Pemilu
Sosialisasi yang dilakukan melalui struktur penyelenggara, memanfaatkan
jaringan KPU Kota Surakarta ke bawah. Baik itu melalui Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK) di tingkat kecamatan, Panitia Pemungutan Suara (PPS) di
tingkat kelurahan dan Kelompok Penyelenggara dan Pemungutan Suara
(KPPS) di tingkat RT/RW. Pesan yang menjadi penekanan ketika sosialisasi
melalui
struktur
penyelenggara
adalah
mengenai
peraturan
pemilu.
Mengingat posisi PPK, PPS dan KPPS yang merupakan panitia ad hoc dalam
penyelenggaran Pemilu. Sehingga pengetahuan tentang peraturan dan undang
undang adalah hal yang utama. Sehingga dapat dikatakan untuk sosialisasi
dengan memanfaatkan struktur penyelenggara tidak secara langsung berbicara
mengenai peningkatan partisipasi politik. Ketua PPK Jebres, Sumarmo
mengakui adanya penekanan tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
40
Wawancara dengan Sumarmo di Kantor Kecamatan Jebres tanggal 28 Mei 2014 pukul
41
Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul
10:00.
13:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
tidak sah seperti apa. Lalu ada sosialisasi kepada tokoh masyarakat
mengenai kebutuhan KPPS.42
Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa KPU Kota
Surakarta berusaha mengemas setiap tahapan dalam Pemilu dalam kerangka
sosialisasi. Ketua KPU Kota Surakarta menginginkan sosialisasi tidak semata
dimaknai memberitahukan kepada masyarakat tanggal pelaksanaan Pemilu
semata, melainkan juga memperkenalkan tahapan Pemilu kepada masyarakat.
Otomatis pesan yang disampaikan juga akan bervariasi.
Kita tidak memaknai sosialisasi sebagai sebuah kegiatan yang terkotak.
Hanya kapan nyoblos, kemudian tanggal berapa, jam berapa itu nggak.
Tapi bagaimana kita memformat sebuah sosialisasi yang mencerdaskan
masyarakat. Jadi masyarakat juga ada informasi lain.43
b. Pemilih Pemula
Selain lima hal pokok yang harus disampaikan, ketika melakukan
sosialisasi juga dimasukkan unsur pendidikan menganai Pemilu sebagai salah
satu materi. Pendidikan Pemilu dimaksudkan agar masyarakat semakin
mengenal apa itu Pemilu dan pentingnya Pemilu di Indonesia. Pendidikan dan
pengetahuan tentang Pemilu ini terutama ditekankan kepada kelompok
kelompok sasaran yang sebelumnya tidak mempunyai hak pilih, seperti
kelompok pemilih pemula dan difabel.
Kelompok pemilih pemula adalah mereka yang baru mempunyai hak pilih
dalam Pemilu 2014 ini, sehingga pengetahuan tentang Pemilu boleh
dikatakan kurang apabila dibandingkan dengan kelompok lainnya.
42
43
13:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul
45
Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNSI tanggal 20 Mei 2014 pukul
13:00.
12:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
46
Wawancara dengan Bintang Aji Permana di IAIN Surakarta tanggal 18 Mei 2014 pukul
47
Wawancara dengan Angga Kusuma Dawami di Ngoresan tanggal 20 Mei 2014 pukul
10:00.
19:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
Salah satu pesan khusus lainnya yang disosialisasikan oleh KPU adalah
mengenai cara dan teknis dalam menggunakan hak pilih. Yang dimaksud
adalah bagaimana alur dan proses masyarakat untuk dapat menggunakan hak
pilih yang mereka miliki. Keseriusan KPU dalam merancang pesan ini adalah
merancang model sosialisasi dengan menggunakan simulasi. Terutama
simulasi digunakan untuk sosialisasi terhadap kelompok difabel dan pemilih
pemula, yang notabene masih awam dengan proses Pemilu. Simulasi yang
dilakukan adalah dengan melibatkan peserta sosialisasi untuk memperagakan
situasi yang akan dihadapi di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sehingga
diharapkan nantinya kelompok pemilih pemula dan difabel sudah tidak lagi
bingung ketika datang ke TPS. Setyo Budiarto menjelaskan konsep simulasi
yang dilakukan sebagai berikut:
Kalau pemula kan belum pernah memilih. Jadi kita jelaskan sampai detail,
misal caranya membuka surat suara, masuk ke bilik itu bagaimana. Kita
lakukan dengan simulasi. Kalau difabel lebih detail lagi. Didampingi
berkali kali sampai bisa benar. Lebih banyak prakteknya kalau difabel. 48
48
13:00.
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
Karena kalau nggak praktek, terutama teman-teman yang slow learner dan
tuna netra kan tidak paham. Terutama kalau dari temen-temen slow learner
kemarin kita minta back up full dari KPU untuk membawa alat alat
peraga lengkap. 49
Estiono menambahkan, kelompok difabel juga sangat perlu untuk
diberikan penyadaran mengenai pentingnya hak pilih yang mereka miliki.
Kami berikan yang utama itu terkait membangun pemahaman mengenai
apa pentingnya Pemilu. Dalam artian mengapa kita harus memilih itu, tapi
kita kondisikan, kita kaitkan dengan kehidupan mereka. Misalnya kalau
untuk teman teman yang masih sekolah terkait apabila memilih
pemimpin yang tidak tepat dalam Pemilu maka tidak akan ada sekolah,
tidak ada penganggaran, tidak ada sistem dan sebagainya. Supaya mereka
tahu manfaatnya yang bersinggungan langsung dengan mereka.50
d. Kelompok Agama
Salah satu tujuan utama dilakukan sosialisasi Pemilu Legislatif 2014
adalah agar masyarakat dapat menggunakan hak pilih yang mereka miliki.
Akan tetapi tidak semua lapisan masyarakat menyadari hak tersebut.
Beberapa malah mengabaikan hak pilih yang mereka miliki. Sehingga dirasa
perlu bagi KPU dan jajaran yang ditunjuk untuk melakukan sosialisasi
dengan memberikan pesan yang mampu berkaitan dengan membangkitkan
kesadaran mengenai hak pilih. Walaupun cara cara yang digunakan untuk
membangkitkan kesadaran berbeda antara satu kelompok dengan kelompok
yang lainnya.
49
50
Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.
Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
51
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakaera tanggal 16 Mei 2014 pukul
13:00.
52
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
e. Kelompok Perempuan
Pesan khusus yang diberikan kepada kelompok pemilih perempuan adalah
untuk meningkatkan kesadaran mengenai hak pilih yang mereka miliki. Cara
yang digunakan untuk dapat meningkatkan kesadaran adalah dengan
menunjukkan bahwa pilihan seseorang dalam Pemilu itu merupakan
keputusan pribadi dan tidak boleh dipengaruhi oleh orang lain. KPU
menginginkan masyarakat menyadari bahwa dalam menggunakan hak
pilihnya, mereka tidak perlu memilih karena ikut ikut orang lain. Setiap
orang berhak untuk memberikan suara sesuai dengan pendapat masing
masing. Komisioner KPU Kota Surakarta, Kajad Pamudji Joko Waskito
menilai permasalahan tersebut sering dihadapi oleh kelompok perempuan.
Untuk yang perempuan lebih kita beri kebebasan bagi perempuan untuk
memilih. Tidak memilih karena ikut ikutan suaminya atau paternalistik.
Diberi kebebasan dan keterbukaan berpikir.53
f. Kelompok Marginal
Kesadaran mengenai hak pilih dapat dipancing melalui menunjukkan
manfaat ketika kita menggunakan hak pilih yang kita miliki. Pola pesan
seperti ini dirancang digunakan untuk menyasar pada kelompok marginal.
Mengingat berdasarkan karakteristiknya kelompok marginal masih belum
menganggap Pemilu itu penting. Bahkan tidak jarang enggan datang untuk
menggunakan hak pilih karena mengganggu waktu mereka untuk bekerja.
53
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14
Mei 2014 pukul 13:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul
13:00.
55
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14
Mei 2014 pukul 13:00.
56
Wawancara dengan Marbandi di Manahan tanggal 21 Mei 2014 pukul 10:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
telah disusun dengan baik bisa menjadi sia sia jika tidak diikuti dengan metode
penyampaian yang baik pula. Metode penyampaian pesan yang digunakan boleh
jadi berbeda beda, menyesuaikan dengan karakteristik khalayak yang dihadapi.
Metode penyampaian pesan yang sering digunakan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yakni redundancy dan canalizing. Mengingat kondisi khalayak yang
dihadapi oleh KPU Kota Surakarta sebagai sasaran sosialisasi sangat variatif,
maka kedua metode tersebut diaplikasikan untuk menyampaikan pesan. Tentunya
penggunaannya juga disesuaikan dengan kondisi khalayak yang dihadapi.
a. Redundancy (pengulangan)
Metode redundancy adalah salah satu metode untuk menyampaikan pesan
dengan cara memanfaatkan pengulangan. Pengulangan dimaksudkan agar
masyarakat semakin memahami pesan yang disampaikan. Redundancy
tergolong tepat untuk diaplikasikan apabila strategi komunikasi atau
sosialisasi yang dilakukan memiliki tujuan untuk mempengaruhi khalayak.
Akan tetapi tidak jarang ketika terlalu banyak dilakukan pengulangan
masyarakat cenderung menjadi bosan dan tidak menghiraukan apa yang
disampaikan oleh komunikator. KPU Kota Surakarta juga menggunakan
metode redundancy pada beberapa kelompok tertentu, salah satunya adalah
sosialisasi pada kelompok difabel, khususnya tuna grahita atau slow learner.
Salah satu kekurangan penyandang tuna grahita adalah mereka memiliki
IQ dibawah rata rata IQ anak normal seusia mereka. Sehingga otomatis
daya ingat dan penerimaan penyandang tuna grahita juga relatif lemah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
peraturan Pemilu.
Beberapa
Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14
Mei 2014 pukul 13:00.
58
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
Saya lebih melihat ke konteks kondisi teman teman (sasaran) yang ada.
Kita lihat dulu kondisi waktu di forum seperti apa. Kalau sudah ada
kecerdasan lebih nanti penekanannya beda. Jadi menyesuaikan dengan
kondisi dan forum yang ada. 59
Selain menyesuaikan dengan pengetahuan masyarakat, salah satu
penyesuaian yang juga dilakukan adalah menyesuaikan dengan kondisi
masyarakat. Penyesuaian lain yang dilakukan adalah dengan menyesuaikan
pada kondisi masyarakat yang dihadapi. Yang dimaksud dengan kondisi
masyarakat adalah, komunikator harus peka membaca situasi ketika
melakukan sosialisasi. Ada kalanya masyarakat menjadi bosan ketika kita
melakukan pemaparan dan menjadi tidak memperhatikan pesan yang
disampaikan. Sebagai komunikator harus mampu menyesuaikan dengan
kondisi tersebut dan mencari cara agar masyarakat kembali memperhatikan
dan memahami pesan yang disampaikan. Penyesuaian ini salah satunya
dilakukan oleh Hindun Zulaikha, Relawan Demokrasi dari kelompok agama.
Saya metode ceramahnya mengambil latar belakang saya sebagai seorang
mubaligh. Saya gunakan itu bagaimana menghadapi masyarakat agar tidak
jenuh. Saya melihat kondisi dan situasi. Kalau sudah tidak tertarik, saya
alihkan ke materi lain.60
c. Diskusi
Metode yang juga sering dipakai untuk menyampaikan pesan adalah
dengan cara melakukan diskusi. Metode diskusi digunakan agar masyarakat
59
Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul
12:00.
60
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
terlibat dalam proses sosialisasi secara aktif. Baik itu dengan mendiskusikan
masalah masalah yang sering mereka alami berkaitan dengan Pemilu. Atau
dengan melakukan tanya jawab usai komunikator melakukan sosialisasi.
Metode ini banyak dipakai oleh komunikator, karena dinilai lebih mudah dan
dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan penerimaan
masyarakat atas pesan yang baru saja disampaikan.
Di samping dua metode penyampaian tersebut, perbedaan jenis pesan yang
disampaikan juga memberikan pengaruh. Jenis pesan yang biasa diterapkan dalam
merancang strategi komunikasi ada empat macam, yakni pesan informatif,
persuasif, edukatif dan kursif. Empat jenis pesan ini memiliki ciri khas tersendiri.
Dalam penerapannya, KPU Kota Surakarta tidak hanya menggunakan satu jenis
pesan saja, melainkan campuran empat jenis pesan tersebut.
Sebenarnya semua masuk. Hanya prosentase yang disampaikan apakah
informatif, persuasif ataukah edukatif dan kursif itu kan bergantung pada
audiens yang kita hadapi. Informatif perlu bahwa kita harus
menginformasikan segala hal yang kita terima dari atas untuk diterima
langsung oleh audiens. Edukatif jelas kita sudah bicara soal motto kita,
pemilih cerdas untuk pemilu berkualitas. Kalau kursif itu lebih
cenderung pada sosialisasi di tingkat teman teman ad hoc yang
kaitannya dengan pembuatan berita acara.61
61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
13:00.
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
maka surat suara yang digunakan bukanlah surat suara asli, melainkan hanya
spesimen. Terdapat dua jenis spesimen surat suara yang digunakan, spesimen
pertama adalah contoh surat suara dengan menggunakan gambar buah
buahan sebagai pengganti parpol. Spesimen yang kedua merupakan contoh
surat suara yang mirip dengan surat suara sebenaranya, hanya pada kolom
nama calon tidak tercantum nama calon yang diusung dari partai yang
bersangkutan. Kedua spesimen surat suara ini memiliki bentuk dan ukuran
yang sama dengan surat suara asli yang akan digunakan pada hari H
pemungutan suara.
Gambar 3.2
Spesimen Surat Suara dengan Gambar Partai Politik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
Gambar 3.3
Spesimen Surat Suara dengan Gambar Buah
c. Poster
Untuk mendukung sosialisasi yang disampaikan, KPU Kota Surakarta juga
menyediakan berbagai desain poster untuk menarik perhatian masyarakat.
Poster tersebut berisi beragam pesan yang intinya untuk mengingatkan dan
mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilih pada 9 April 2014. Serta
tidak ketinggalan, poster yang berisi himbauan kepada masyarakat untuk
meneliti kembali latar belakang calon pilihan mereka sebelum memutuskan
untuk memilih calon tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118
Gambar 3.4
Jenis Jenis Poster Sosialisasi
d. Kelengkapan Pemilu
Salah satu metode sosialisasi yang digunakan oleh KPU Kota Surakarta
adalah dengan mengadakan simulasi Pemilu. Simulasi terutama dilakukan
jika masyarakat yang menjadi sasaran sosialisasi adalah pemilih pemula dan
difabel. Penggunaan simulasi dimaksudkan agar dua kelompok masyarakat
tersebut mempunyai gambaran tentang apa yang harus dilakukan di TPS pada
hari H pemungutan suara. Simulasi dirancang sehingga kondisinya sangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
e. Video
Sosialisasi yang menyasar pada pemilih pemula seringkali meminimalisir
penggunaan metode ceramah dan lebih banyak menggunakan video sebagai
gantinya. Oleh karena itu keberadaan video video yang berkaitan dengan
Pemilu menjadi salah satu perhatian. Selain video mars dan jingle Pemilu,
terdapat juga beberapa video lain yang sering digunakan oleh Relawan
Demokrasi dari pemilih pemula ketika melakukan sosialisasi. Bintang Aji
Permana, Relawan Demokrasi pemilih pemula menyatakan pemutaran video
lain berkaitan dengan Pemilu dapat dikatakan adalah inisiatif dari Relawan
sendiri.
63
19:00.
Wawanacara dengan Angga Kusuma Dawami di Ngoresan tanggal 20 Mei 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120
Kalau video kebanyakan cari sendiri. Ya cari di youtube seperti itu. Kalau
yang dari KPU lagu itu aja ya. 64
Gambar 3.5
Video Jingle Pemilu
Gambar 3.6
Video Mars Pemilu
64
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121
Gambar 3.7
Video Komentar Public Figure Mengenai Pemilu
8. Persiapan Komunikator
Dalam melaksanakan berbagai program dan strategi yang telah direncanakan
untuk sosialisasi Pemilu Legislatif 2014, KPU Kota Surakarta tidak bekerja
sendiri. Keterbatasan staff dan komisioner membuat kerjasama dengan pihak luar
menjadi sangat penting. Untuk sosialisasi melalui struktur birokrasi, KPU Kota
Surakarta bisa dikatakan tidak mengalami kesulitan yang berarti. Akan tetapi
untuk menjangkau kalangan masyarakat lainnya dibutuhkan perpanjangan tangan
dari KPU Kota Surakarta. Sehingga KPU Kota Surakarta menunjuk beberapa
orang yang sudah dilatih dan dibekali untuk melakukan sosialisasi. Komunikator
yang ditunjuk terutama ditugaskan untuk melakukan sosialisasi pada kelompok
struktur penyelenggara dan komunitas. Pada sosialisasi untuk kelompok struktur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123
65
66
10:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124
b. Relawan Demokrasi
Relawan Demokrasi adalah sekelompok orang yang ditunjuk oleh KPU
Kota
Surakarta
sebagai
komunikator
untuk
melakukan
sosialisasi
10:00.
67
Wawancara dengan Sumarmo di Kantor Kecamatan Jebres tanggal 28 Mei 2014 pukul
68
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125
69
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126
pendekatan
kepada
komunitas,
LSM
dan ormas
untuk
70
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakara tanggal 16 Mei 2014 pukul
71
Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul
13:00.
12:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127
Wawancara dengan Atiek Supriyati di Purwosari tanggal 19 Mei 2014 pukul 19:00.
Wawancara dengan Hindun Zulaikha di Kantor Aisyiyah Surakarta tanggal 20 Mei
2014 pukul 09:00
74
Wawancara dengan Eka Rochmawati di UNISRI tanggal 19 Mei 2014 pukul 11:00.
73
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128
75
76
13:00.
Wawancara dengan Eka Rochmawati di UNISRI tanggal 19 Mei 2014 pukul 11:00.
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
130
77
Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul
78
Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul
13:00.
13:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
131
Gambar 3.8
Jajaran Muspida Melakukan Komitmen Anti Golput (Salah satu bentuk
kerjasama dengan struktur birokrasi Pemkot Surakarta)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
132
79
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
133
PPS itu harus bisa bekerjasama dengan LPMK, harus bisa bekerjasama
dengan pemerintah Kelurahan. Apabila yang hadir di situ (pertemuan
dengan warga) LPMK, LPMK mempunyai kewajiban untuk melakukan
sosialisasi kepada warga. Kalau yang hadir pak lurah atau perangkatnya,
pak lurah mempunyai kewajiban untuk mensosialisasikan kepada warga.80
80
81
13:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
134
kelompok
masyarakat
yang
jarang
diperhatikan
dalam
82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
135
Tabel 3.2
Relawan Demokrasi KPU Kota Surakarta
No
Nama
1.
2.
Kelompok
Agama
3.
Hindun Zulaikhah
4.
Vincencia Widiastuti
5.
Iwan Warseno
6.
Masruchan
7.
8.
Atiek Supriyati
9.
Roch kustati
10.
11.
12
13.
14.
15.
Irwan Sehabudin
16.
17.
Tohar Muchlasin
18.
19.
Agama
Perempuan
Pemilih Pemula
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
136
20.
Eka Rohmawati
21.
Wagino
22.
Marbandi
23.
24.
25.
Estiono
Marginal
Difabel
Tanggal
Tempat
1.
29 Januari 2014
2.
30 Januari 2014
3.
31 Januari 2014
MA Al-Muayyad Surakarta
4.
13 Februari 2014
SMKN 9 Surakarta
5.
17 Februari 2014
SMKN 8 Surakarta
6.
20 Februari 2014
7.
23 Februari 2014
8.
28 Februari 2014
9.
4 Maret 2014
10.
5 Maret 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
137
11.
7 Maret 2014
12
10 Maret 2014
13.
11 Maret 2014
14.
13 Maret 2014
SMKN 3 Surakarta
15.
14 Maret 2014
MAN 1 Surakarta
16.
15 Maret 2014
17.
16 Maret 2014
MA Al-Islam Surakarta
18.
19 Maret 2014
19.
23 Maret 2014
SMEA N 1 Surakarta
20.
28 Maret 2014
21.
30 Maret 2014
22.
1 April 2014
23.
2 April 2014
SMAN 7 Surakarta
24.
3 April 2014
25.
3 April 2014
Tanggal
Tempat
1.
7 Februari 2014
2.
7 Februari 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
138
3.
9 Februari 2014
4.
16 Februari 2014
Gerkatin Surakarta
5.
16 Februari 2014
6.
22 Februari 2014
7.
1 Maret 2014
8.
7 Maret 2014
9.
8 Maret 2014
SLBN Surakarta
10.
9 Maret 2014
Forum
Solidaritas
Cacat
Marjinal
Surakarta
(FCMS)
11.
12 Maret 2014
12.
22 Maret 2014
SLB C (YPSLB)
Sumber : KPU Kota Surakarta
Tabel 3.5
Tanggal
Tempat
1.
20 Januari 2014
2.
22 Januari 2014
3.
23 Januari 2014
4.
23 Januari 2014
5.
24 Januari 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
139
6.
25 Januari 2014
7.
26 Januari 2014
8.
27 Januari 2014
9.
28 Januari 2014
10.
28 Januari 2014
11.
28 Januari 2014
12
29 Januari 2014
13.
29 Januari 2014
14.
30 Januari 2014
15.
31 Januari 2014
16.
31 Januari 2014
17.
31 Januari 2014
18.
31 Januari 2014
PC NU Surakarta
19.
31 Januari 2014
20.
31 Januari 2014
Lakpesdam Surakarta
21.
2 Februari 2014
22.
2 Februari 2014
23.
3 Februari 2014
24.
4 Februari 2014
25.
4 Februari 2014
26.
4 Februari 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
140
27.
6 Februari 2014
Wanita
Katholik
RI
Anak
Ranting
Perum
Mojosongo
28.
8 Februari 2014
29.
8 Februari 2014
30.
10 Februari 2014
31.
13 Februari 2014
Pengurus Ranting NU
32.
16 Februari 2014
33.
17 Februari 2014
34.
18 Februari 2014
35.
24 Februari 2014
36.
26 Februari 2014
37.
2 Maret 2014
38.
3 Maret 2014
39.
3 Maret 2014
40.
4 Maret 2014
41.
4 Maret 2014
42.
5 Maret 2014
43.
6 Maret 2014
44.
7 Maret 2014
45.
8 Maret 2014
46.
13 Maret 2014
47.
14 Maret 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
141
48.
16 Maret 2014
49.
19 Maret 2014
50.
20 Maret 2014
51.
21 Maret 2014
52.
18 Maret 2014
53.
22 Maret 2014
54.
23 Maret 2014
Kelompok
Bimbingan
Haji
Amal
Syuhada,
Yayasan Al-Ikhwan
55.
25 Maret 2014
56.
26 Maret 2014
57.
31 Maret 2014
58.
1 April 2014
59.
2 April 2014
PKU Muhammadiyah
60.
3 April 2014
PKU Muhammadiyah
61.
3 April 2014
Masjid Syuhada
62.
2 April 2014
Forsap Surakarta
Sumber : KPU Kota Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
142
Tabel 3.6
Sosialisasi Oleh Relawan Demokrasi Kelompok Perempuan
No
Tanggal
Tempat
1.
8 Januari 2014
2.
18 Januari 2014
3.
10 Januari 2014
4.
13 Januari 2014
5.
15 Januari 2014
6.
21 Januari 2014
7.
23 Januari 2014
Forum
Komunikasi
Pembantu
Pembina
Kedunglumbu
8.
25 Januari 2014
9.
25 Januari 2014
10.
25 Januari 2014
11.
26 Januari 2014
12.
26 Januari 2014
13.
29 Januari 2014
14.
4 Februari 2014
15.
7 Februari 2014
16.
8 Februari 2014
17.
10 Februari 2014
18.
12 Februari 2014
commit to user
KB,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
143
19.
12 Februari 2014
20.
14 Februari 2014
21.
15 Februari 2014
22.
15 Februari 2014
23.
16 Februari 2014
Kelurahan Kadipiro
24.
2 Februari 2014
25.
23 Februari 2014
26.
23 Februari 2014
27.
25 Februari 2014
28.
28 Februari 2014
29.
9 Maret 2014
30.
16 Maret 2014
31.
16 Maret 2014
32.
4 Maret 2014
33.
20 Maret 2014
34.
24 Maret 2014
35.
5 Maret 2014
36.
5 Maret 2014
37.
7 Maret 2014
38.
10 Maret 2014
39.
5 Maret 2014
40.
10 Maret 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
144
41.
12 Maret 2014
KB Mawar, Kedunglumbu
42.
15 Maret 2014
43.
8 Maret 2014
44.
9 Maret 2014
45.
13 Maret 2014
Kelurahan Kerten
46.
14 Maret 2014
47.
16 Maret 2014
48.
16 Maret 2014
49.
9 Maret 2014
50.
11 Maret 2014
Kelurahan Kerten
51.
14 Maret 2014
52
15 Maret 2014
53.
16 Maret 2014
54.
11 Maret 2014
Kelurahan Mangkubumen
55.
13 Maret 2014
56.
14 Maret 2014
PKK RW I, Tegalsari
57.
15 Maret 2014
58.
16 Maret 2014
59.
16 Maret 2014
60.
17 Maret 2014
61.
18 Maret 2014
62.
21 Maret 2014
LPMK Jayengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
145
63.
20 Maret 2014
64.
28 Maret 2014
65.
29 Maret 2014
66.
1 April 2014
67.
29 Maret 2014
68.
3 April 2014
69.
4 April 2014
Warga RW V, Gilingan
70.
4 April 2014
Kelurahan Purwosari
Sumber : KPU Kota Surakarta
Tabel 3.7
Tanggal
Tempat
1.
23 Januari 2014
2.
29 Januari 2014
3.
8 Februari 2014
4.
11 Februari 2014
5.
12 Februari 2014
6.
18 Februari 2014
7.
27 Februari 2014
8.
3 Maret 2014
9.
17 Maret 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
146
10.
18 Maret 2014
11.
26 Maret 2014
12.
31 Maret 2014
13.
22 Maret 2014
14.
1 April 2014
83
13:00.
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
147
84
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
148
Tabel 3.8
Sosialisasi di Ruang Publik
NO
HARI/TANGGAL
1. Minggu, 9 Februari 2014
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
LOKASI
(Bekerjasama dengan
Day
Diskominfo)
Pasar Nangka
Pasar Legi
Solo Balapan
Terminal Tirtonadi
9.
WAKTU
14.30 WIB
Pasar Nusukan
Pasar Mojosongo
Malam hari
Slamet Riyadi
10.
11.
12.
Pasar Ledoksari
Pasar Gede
Pasar Harjodaksino
Pasar Kadipolo
Pasar Gading
Pasar Notoharjo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
149
85
13:00.
Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
150
Tabel 3.9
Berita Mengenai KPU Kota Surakarta di Koran Joglosemar (Januari April 2014)
No
Tanggal
Berita
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
151
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
152
42.
43.
Tabel 3.10
Berita Mengenai KPU Kota Surakarta di Koran Solopos (Januari April 2014)
No
Tanggal
Berita
1.
2.
3.
Minggu, 23 Februari
2014
Rabu, 26 Februari 2014
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
153
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
154
86
Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul
87
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul
13:00.
13:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
155
Tanggal
8 April 2014
Tempat
Studio 1 TATV
Tema
Masih
Perlukah
Kuota
Perempuan Dipertahankan
88
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14
Mei 2014 pukul 13:00.
89
Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul
13:00.
commit to user
30%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
156
2.
21 Februari 2014
Studio RRI
Upaya
Partisipasi Pemilih
3.
4.
10 Maret 2014
13 Maret 2014
Kampus
Indonusa
Keren
Kampus Unisri
5.
22 Maret 2014
Studio RRI
KPU
Kota
Surakarta
90
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
157
Salah satu metode sosialisasi yang tergolong baru dan diterapkan oleh
KPU Kota Surakarta adalah memasang iklan pada website timlo.net. Jikalau
masyarakat mengakses timlo.net, maka dalam tampilan website tersebut
terdapat iklan sosialisasi oleh KPU di bagian pojok situs. Sosialisasi
dilakukan selama 1 bulan sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014. Ketua
KPU Kota Surakarta menyatakan strategi strategi ini merupakan
pengembangan dan kreativitas dari yang sudah ditetapkan oleh KPU RI.
Setiap buka (timlo.net) sudah ada sosialisasi. Di situ sudah ada, di bagian
pojok. Selama 1 bulan itu. pengunjungnay menurut versi timlo ada 15.000
orang selama 1 bulan. Cuma itu barangkali kan tidak menyasar wilayah
Surakarta saja. Kalau pasang iklan di TATV, misalnya 5 juta itu untuk 1
jam. Padahal kalau streaming bisa 1 bulan. Bayar TATV juga belum
tentu masyarakat nonton semua. Sama sama belum tentu nonton, ya
mending yang 1 bulan.91
13:00.
Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
158
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
159
92
13:00.
Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
160
Gambar 3.10
Sosialisasi Melalui Kirab Budaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
161
secara
formal
dilakukan
melalui
meminta
izin dan
memberikan surat secara resmi kepada instansi atau kelompok yang menjadi
sasaran sosialisasi. Metode pendekatan formal digunakan oleh kelompok
pemilih pemula dan difabel dengan lokasi sosialisasi di sekolah sekolah.
Pendekatan secara formal selain memberikan surat tertulis dari KPU, juga
dengan menjalin kerjasama dengan Dikpora agar mendapat kemudahan ketika
melakukan sosialisasi. Kerjasama dengan Dikpora perlu dilakukan, karena
sosialisasi yang menyasar ke sekolah sekolah sempat ditolak oleh pihak
sekolah yang bersangkutan.
Semula kita kesulitan lho meminta waktu untuk sosialisasi. Selanjutnya
kita beri pengertian, kita tembusi surat, kepala sekolahnya kemudian
malah meminta.93
93
13:00.
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
162
12:00.
Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
163
tidak
Wawancara dengan Atiek Supriyati di Purwosari tanggal 19 Mei 2014 pukul 19:00.
Wawancara dengan Marbandi di Manahan tanggal 21 Mei 2014 pukul 10:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
164
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
165
a. Redundancy
Metode redundancy dalam perencanaan banyak digunakan sebagai salah
satu cara untuk menyampaikan pesan kepada anak difabel. Pada prakteknya,
metode ini telah digunakan dalam melakukan sosialisasi, salah satunya
kepada anak tuna grahita di SLB-C YSSD. KPU Kota Surakarta beserta
Relawan Demokrasi terjun melakukan sosialisasi kepada siswa SLB-C YSSD
sebanyak dua kali. Dengan mengulang materi yang sudah disampaikan
sebelumnya, agar anak anak dengan tuna grahita dapat benar benar
memahami pesan yang disampaikan.
Selain digunakan pada kelompok difabel, sosialisasi dengan metode ini
juga
dirancang
penyelenggara.
untuk
Akan
mensosialisasikan
tetapi
mengingat
peraturan
sosialisasi
melalui
melalui
stuktur
struktur
penyelenggara terkendala oleh satu dan lain hal, maka untuk memaksimalkan
pengulangan peraturan, PPS Kecamatan Jebres membagikan CD sosialisasi
kepada jajaran di bawahnya. CD sosialisasi tersebut berisi kriteria dan variasi
suara sah dalam Pemilu. Dengan adanya CD tersebut sosialisasi menjadi lebih
efektif.
b. Canalizing
Metode penyesuaian atau canalizing adalah metode yang sering dipakai
ketika melakukan sosialisasi. Pada pelaksanaannya, penyesuaian yang
dilakukan dapat berdasarkan pada dua faktor, yakni penyesuaian pesan
dengan tingkat pengetahuan masyarakat dan penyesuaian pesan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
166
Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul
12:00.
98
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
167
Kemudian saya ajak tanya jawab. Apa saja yang tidak paham, apa saja
yang ditanyakan saya jawab. 99
Kalau kita sosialisasi ya cuma sekali ya secara garis besar. Kemudian
saya buka tanya jawab. Lebih enak begitu, mending langsung saja terus
banyak diskusinya. 100
99
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
168
audiens tersebut. Terdapat beberapa cara agar audiens yang berbeda dapat
menerima dengan baik gagasan yang disampaikan dalam sosialisasi, yakni:
a. Receptive
Audiens dengan tipe receptive adalah audiens yang sangat diharapkan oleh
komunikator. Karena sudah memiliki prinsip dan gagasan yang sama
membuat proses sosialisasi dan penanaman ide kepada audiens ini menjadi
relatif mudah. Komunikator juga tidak perlu khawatir mengalami penolakan
ketika hendak melakukan sosialisasi.
Tentunya lebih mudah. Jadi biasanya langsung pada apa yang mau
disampaikan . Langsung pada pesannya kita mau mengajak untuk apa.101
Namun bukan berarti sosialisasi kepada audiens receptive dapat
disepelekan begitu saja. Persiapan dan pesan yang kurang matang dapat
membuat audiens meragukan apa yang disampaikan dan berujung pada
penolakan. Ditambah apabila yang disampaikan oleh komunikator adalah hal
hal umum yang juga sudah mereka pahami dan ketahui, bukan tidak
mungkin audiens menjadi bosan dan tidak berfokus pada komunikator ketika
menyampaikan pesan. Kondisi tersebut dapat membuat pesan yang
disampaikan tidak tertangkap dengan sempurna oleh audiens.
KPU Kota Surakarta menyiasati tipe audiens ini dengan melakukan
sosialisasi yang lebih berkaitan dengan permasalahan permasalahan teknis
101
Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
169
b. Neutral
Dalam menghadapi audiens yang memiliki sikap netral, komunikator
harus lebih memiliki kemampuan persuasif. Dalam artian harus dapat
mempengaruhi masyarakat agar bertindak sesuai dengan gagasan yang akan
ditanamkan. Dengan kata lain komunikator harus mampu mempromosikan
102
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14
Mei 2014 pukul 12:00.
103
Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul
12:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
170
keberadaan Pemilu sebagai sesuatu yang penting. Salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan menjelaskan apa saja manfaat yang dapat diperoleh
masyarakat ketika mereka memutuskan untuk berpartisipasi dalam Pemilu.
Cenderung memberikan pesan informatif edukatif. Jadi bagaimana kalau
bapak bapak audiens ini kalau menggunakan hak pilih apa
keuntungannya. Kalau tidak menggunakan hak pilih seperti apa.104
c. Unreceptive
Audiens yang termasuk dalam tipe unreceptive adalah audiens yang
memerlukan kerja ekstra dari komunikator. Walaupun jumlahnya tidak
banyak, tapi salah satu tanggung jawab komunikator adalah minimal
membuat audiens mau mendengarkan apa yang dipaparkan. Tidak mudah
memang menghadapi audiens dengan tipe semacam ini. Salah satu cara untuk
menghadapinya adalah tidak serta merta langsung menyampaikan gagasan
yang kita bawa, melainkan dengan melakukan berbagai manuver di awal
terlebih dahulu.
104
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14
Mei 2014 pukul 13:00.
105
Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul
12:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
171
Setelah
komunikator
mampu
memasuki audiens,
baru
kemudian
disampaikan pesan dan gagasan utama yang dibawa oleh komunikator. Hanya
memang penyampaian kepada kelompok yang apatis sebatas mengenalkan
hal hal yang mendasar seputar penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2014.
Ditekankan untuk jangan golput. Datanglah ke TPS. Jangan sampai tidak
datang. Misalkan tidak suka sama calonnya, mungkin bisa dicoblo s
partainya saja.107
Hanya saja, jikalau audiens tetap berkeras untuk berseberangan pendapat
dengan komunikator, maka komunikator tidak akan terlalu bersikeras
memaksakan gagasan kepada mereka.
Kita dekati sebisa kita mendekati. Dia kemudian mau percaya atau tidak,
yang penting kita sudah menyampaikan. Sebenarnya kalau nggak percaya
kan juga susah. Negara mau jadi apa.108
Meskipun demikian, prosentase audiens yang termasuk dalam kategori
unreceptive relatif paling kecil. Sehingga tidak terlalu mempengaruhi
106
Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.
Wawancara dengan Eka Rochmawati di UNISRI tanggal 19 Mei 2014 pukul 10:00.
108
Wawancara dengan Atiek Supriyati di Purwosari tanggal 19 Mei 2014 pukul 19:00.
107
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
172
C. Evaluasi
1. Hambatan yang dihadapi dan cara mengatasinya
Meskipun strategi komunikasi sudah direncanakan dan diimplementasikan
sedemikian rupa, bukan berarti tidak ditemukan kekurangan sama sekali. Dalam
pelaksanaanya terdapat beberapa hambatan yang harus dihadapi oleh KPU Kota
Surakarta dan jajarannya. Terutama berkaitan dengan sosialisasi dengan
menggunakan media pertemuan tatap muka dengan masyarakat. Hambatan yang
sempat dihadapi di tengah pelaksanaan sosialisasi diantaranya adalah:
a. Waktu
Kendala yang sering dihadapi ketika melaksanakan sosialisasi adalah
waktu. Mengingat jumlah masyarakat sasaran yang ditetapkan untuk
menerima sosialisasi cukup besar dengan waktu yang sangat mepet. Kondisi
ini membuat KPU Kota Surakarta beserta jajaran yang ditunjuk untuk
melakukan sosialisasi harus bekerja ekstra agar dapat mencapai seluruh target
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hambatan yang paling banyak ya terlalu banyaknya target yang harus kita
capai, dibandingkan dengan waktu yang diberikan. Itu kita nggak bisa
mencapai semua target itu. Padahal permintaannya bahkan hampir semua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
173
Selain itu, sosialisasi yang menyasar pada pemilih pemula terkendala oleh
jadwal ujian. Sehingga baik KPU Kota Surakarta maupun relawan sedikit
menghadapi kendala ketika melakukan penjadwalan untuk sosialisasi di
sekolah sekolah.
Yang agak ribet itu menyesuaikan waktu dan tanggal. Karena memang
ngepasi dengan ujian sekolah waktu itu. Pemilih pemula kan dari SMA itu
kelas 3 semua. Jadi mereka bentrok dengan ujian sekolah dan ujian yang
lain lain kan. Memang harus cari waktu yang bener bener luang ketika
mereka nggak ujian atau setelah mereka selesai ujian.110
109
Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul
12:00.
110
Wawancara dengan Bintang Aji Permana di IAIN Surakarta tanggal 18 Mei 2014
pukul 10:00.
111
Wawancara dengan Marbandi di Manahan tanggal 21 Mei 2014 pukul 10:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
174
yang sedikit terlambat datang. PKPU tersebut menjadi sangat penting, karena
merupakan salah satu esensi pesan yang disampaikan.
Walaupun untuk waktu dan tempat pemungutan suara sudah lama
diberitahukan, namun untuk teknis memang waktu sangat mepet. Karena
PKPU datangnya mepet juga. 112
Kendala tersebut kemudian diatasi dengan menjalin komunikasi seintensif
mungkin dengan masyarakat sasaran, sehingga dapat menemukan tanggal dan
waktu yang tepat untuk melakukan sosialisasi. Baik Relawan Demokrasi,
kepanitiaan ad hoc maupun KPU Kota Surakarta sendiri berusaha
meluangkan waktu semaksimal mungkin untuk melaksanakan sosialisasi
berkaitan dengan Pemilu Legislatif 2014.
b. Birokrasi
Hambatan yang sering juga dihadapi oleh KPU Kota Surakarta, terutama
Relawan Demokrasi ketika melakukan sosialisasi adalah birokrasi. Terutama
kendala ini dihadapi oleh Relawan Demokrasi dari pemilih pemula dan
difabel. Hambatan yang dihadapi adalah kesulitan untuk meminta izin
melakukan sosialisasi di sekolah sekolah yang menjadi sasaran. Bahkan
tidak sedikit sekolah yang menolak diadakan sosialisasi berkaitan dengan
Pemilu Legislatif 2014 ini. Salah satunya adalah yang dialami oleh Estiono,
Relawan Demokrasi untuk kelompok difabel demikian ini:
112
Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14
Mei 2014 pukul 13:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
175
Yang agak menyita waktu itu adalah koordinasi dengan pihak sekolah
sebenarnya. Bahkan SMKN 9 itu sampai 7 kali koordinasi. Ganti orang,
tanya lagi persoalannya. Jadi itu paling yang agak menghambat. Tapi saya
menganggapnya biasa karena memang sudah biasa berproses dengan
birokrasi. 113
Hambatan lain yang berkaitan dengan birokrasi juga dihadapi ketika KPU
Kota Surakarta melakukan sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 dengan
113
Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.
Wawancara dengan Eka Rochmawati di UNISRI tanggal 19 Mei 2014 pukul 10:00
115
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul
114
13:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
176
mendatangi pasar pasar. Petugas KPU dan relawan yang hendak melakukan
sosialisasi sempat tidak diberikan izin untuk melakukan aktivitasnya.
Kita parkir mobil, woro woro itu diloke. Mbrebeki katanya. Padahal itu
ya sudah izin. Dipikirnya woro woro jamu itu. Akhirnya di pasar yang
lain saya telepon dulu, minta disiapkan lokasi karena saya mau kesana.
Yang pertama kan langsung datang itu. Lurah pasarnya juga pas belum
datang. 116
116
Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014
pukul 13:00.
117
Wawancara dengan Hindun Zulaikha di Kantor Aisyiyah Surakarta tanggal 20 Mei
2014 pukul 09:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
177
d.Hambatan mekanis
Sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kota Surakarta menggunakan
beragam alat peraga sebagai pendukung. Alat peraga yang digunakan juga
bervariasi, mulai dari poster, leaflet, spesimen surat suara hingga video dan
alat peraga simulasi. Ketika melakukan sosialisasi tidak jarang keberadaan
alat peraga menjadi salah satu hambatan. Salah satu yang sering dihadapi
adalah kendala teknis ketika sosialisasi yang dilakukan menggunakan
berbagai peranti elektronik seperti laptop dan proyektor.
Hambatan mekanis itu sering terjadi kalau misalnya di sekolah sekolah.
Terkait dengan penggunaan video. Biasanya kita kan menggunakan alat
alat sendiri. Jadi yang kita gunakan kita bawa laptop sendiri. Kalau dari
sekolah biasanya menyediakan proyektor. Tapi yang sering luput itu
masalah speaker, sound jadi tidak bisa menjangkau.119
118
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
178
Selain itu permasalahan lain yang dihadapi adalah kesalahan cetak pada
spesimen surat suara. Cetakan garis panduan untuk melipat pada spesimen
surat suara terdapat kesalahan cetak, sehingga menjadi tidak presisi.
Ada salah sedikit dari percetakannya sendiri. Jadi (spesimen) surat suara
itu nggak sesuai dengan yang diharapkan. Jadi tidak sama antara pelipatan
dengan garisnya. Biasa mengikuti garisnya kan, tapi kemarin agak
melenceng. Jadi kita terjun ke lapangan ya kita tekankan besok kalau
melipat surat suara harus sama besar.120
120
Wawancara dengan Eka Rochmawati di UNISRI tanggal 19 Mei 2014 pukul 10:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
179
121
122
12:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
180
Salah satu tugas yang harus dilakukan oleh kepanitiaan ad hoc menurut
undang undang adalah melakukan sosialisasi Pemilu. Tak terkecuali
sosialisasi untuk pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014. Akan tetapi kondisi
yang terjadi di lapangan, tidak banyak anggota PPK / PPS yang melakukan
sosialisasi Pemilu kepada masyarakat atau jajaran di bawahnya. Kendala yang
sering ditemui adalah kurangnya dana yang dialokasikan oleh KPU untuk
sosialisasi di tingkat kepanitiaan ad hoc.
Memang ada keterbatasan anggaran. Mengumpulkan orang itu ya apa
cukup dikumpulkan saja, apa ya mereka mau? Pasti kan kita paling tidak
menyediakan snack, seperti itu. Kalau dari segi penyelenggara kami
hambatannya kurangnya anggaran untuk sosialisasi itu. 123
Meskipun
demikian,
keterbatasan
ini
dapat
diatasi
dengan
123
124
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
181
2. Tanggapan Masyarakat
Serangkaian strategi dan proses sosialisasi telah dilaksanakan oleh KPU
untuk mensosialisasikan penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2014. Baik itu
sosialisasi melalui struktur, kultur maupun melalui media lainnya. Yang kemudian
menjadi pertanyaan adalah apakah masyarakat sudah dapat menangkap pesan
pesan yang telah disampaikan oleh komunikator dengan sempurna. Ketika
melakukan sosialisasi, komunikator menggunakan beberapa metode untuk
mengetahui pengetahuan masyarakat sasaran pasca dilakukan sosialisasi.
Sehingga akan nampak apakah masyarakat sudah benar benar paham dan pesan
dapat tersampaikan dengan sempurna, atau malah sama sekali belum paham.
Usai melakukan sosialisasi, komunikator biasanya memancing pengetahuan
masyarakat dengan melempar beberapa pertanyan. Tentunya pertanyaan yang
diberikan berkaitan dengan sosialisasi yang baru saja usai dilakukan. Apabila
masyarakat dapat menanggapi dengan benar, maka dapat disimpulkan pesan
sudah tersampaikan dengan baik. Alternatif lainnya adalah membiarkan
masyarakat meresapi pesan yang disampaikan kemudian mengajukan tanggapan
atau pertanyaan kepada komunikator jika dirasa ada hal yang kurang dapat
dipahami. Untuk memancing agar masyarakat mampu memberikan tanggapan
secara aktif, biasanya komunikator sudah menyiapkan beberapa souvenir sebagai
hadiah bagi yang mau bertanya atau menanggapi.
Peneliti mendatangi kembali beberapa kelompok masyarakat yang sempat
menjadi sasaran dalam sosialisasi. Mereka mengatakan pesan yang disampaikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
182
ketika sosialisasi antara lain adalah untuk memilih sesuai hati nurani, cara
mencoblos, partai yang berpartisipasi, tanggal pelaksanaan, serta ajakan untuk
menggunakan hak pilih. Salah satunya diungkapkan oleh Lastri, warga Bibis
Luhur sebagai berikut:
Awalnya ada siraman rohani, karena memang yang mengisi pengajian ibu itu.
Lalu ada sosialisasi juga. Kalau nggak salah, disampaikan cara mencoblos
yang benar seperti apa. Lalu juga diberitahu untuk memilih sesuai hati nurani.
Jangan karena ada iming iming lain. 125
Suharto Putro, salah satu PKL yang berjualan di kawasan Ronggolawe juga
mengungkapkan hal yang serupa.
Masalah pertama yang disosialisasikan itu hari dan tanggal. Kemudian hak
pilih kita dan cara mencoblos yang benar. Seperti itu kurang lebihnya. 126
Sunarto, kepala sekolah SLB C YSSD menyatakan relawan dan KPU juga
sempat melakukan sosialisasi terhadap anak anak slow learner di sekolahnya.
Berdasarkan pengamatannya,
selain
ceramah,
sosialisasi juga dilakukan dengan simulasi. Sehingga anak anak slow learner
dapat benar benar memahami pesan yang disampaikan oleh relawan dan KPU.
Intinya adalah partisipasi anak difabel. Maksud relawan itu biar bagaimana
anak difabel juga mempunyai hak, tahu cara mencoblos yang betul. Menurut
saya sosialisasinya memang mudah dimengerti. Mereka hanya menekankan
untuk mencoblos gambar. Pokoknya nanti pilih gambar salah satu. Coblosnya
di gambar kan sudah sah itu.127
125
Wawancara dengan Lastri di Bibis Luhur tanggal 26 Mei 2014 pukul 08:00.
Wawancara dengan Suharto Putro di Ronggolawe tanggal 22 Mei 2014 pukul 11:00.
127
Wawancara dengan Sunarto di SLB-C YSSD tanggal 2 Juni 2014 pukul 10:00.
126
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
183
juga
menarik
perhatian
tersendiri
dari
masyarakat.
Dalam
sosialisasi
melalui
komunikasi
tatap
muka,
KPU
juga
128
Wawancara dengan Suharto Putro di Ronngolawe tanggal 22 Mei 2014 pukul 11:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
184
sosialisasi ke pasar atau tempat keramaian dan juga melalui media massa.
Sosialisasi dengan kirab budaya mendapatkan tanggapan yang antusias dari
masyarakat. Terbukti dengan banyaknya masyarakat yang kemudian berjajar di
pinggir jalan untuk menyaksikan jalannya kirab budaya yang diselenggarakan
oleh KPU Kota Surakarta. Sosialisasi yang dilakukan di pasar dan tempat
keramaian juga dapat dikatakan memperoleh sambutan yang baik. Masyarakat
yang didatangi antusias untuk bertanya dan mendengarkan penjelasan singkat dari
relawan dan KPU. Tanggapan yang kurang baik juga pernah didapati oleh relawan
ketika melakukan sosialisasi di pusat perbelanjaan modern.
Ketika H-5 itu kita mengadakan blusukan pasar. Ada yang ketika kita datangi
itu cuek sama sekali dan tidak peduli itu yang di SGM. Tapi kalau mereka
yang ada di pasar, misalnya di Klewer, Pasar Gede, Pasar Nongko itu ya lebih
aktif dan menghargai. Mungkin ketika berkunjung ke Grand Mall mereka
tujuannya untuk hiburan ya. Tapi ketika kita hanya membagikan stiker saja
itu sulit sekali.129
129
Wawancara dengan Eka Rochmawati di UNISRI tanggal 19 Mei 2014 pukul 10:00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user