Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan

Vol. xx No. xx Tahun xxxx In Association with AP3KnI


Xx – xx E-ISSN. 2541-1918
DOI. xx
Sosialisasi Politik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Solok Bagi Pemilih Pemula
Pada Pilkada 2020

Yosi Febriani 1, Al Rafni 2, Suryanef 3

1
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Padang), Sumatera Barat dan Indonesia
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Padang), Sumatera Barat dan Indonesia
3
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri
Article History:
Submitted :
Abstrak Revised :
Accepted :
Sosialisasi politik bagi pemilih pemula merupakan hal yang
krusial, karena pemilih pemula sangat rentan dipengaruhi Keywords:
oleh berbagai isu dalam menentukan pilihan politik. Artikel Sosialisasi Politik, KPU
ini bertujuan untuk mengetahui bentuk sosialisasi KPU
Kabupaten Solok bagi pemilih pemula dalam kegiatan
Pilkada 2020 di Kabupaten Solok bagi pemilih pemula.
Jenis penelitian yang digunakan ialah kualitatif deskripstif.
Adapun sosialisasi politik yang dilakukan oleh KPU
Kabupaten Solok dalam mensosialisasikan Pilkada 2020
ialah melalui web resmi KPU Kabupaten Solok, Facebook,
Instagram, Tik Tok dan Youtube KPU Kabupaten Solok,
KPU Goes To School atau KPU Goes To Campus serta
layanan kunjungan langsung ke kantor KPU Kabupaten
Solok. Terdapat beberapa kendala dalam kegiatan sosialisasi
tersebut diantaranya kekurangan sumber daya manusia,
keterbatasan anggaran, keterbatasan karena kondisi pandemi
covid-19, minat membaca pemilih pemula dan akses sekolah
yang akan diberikan sosialisasi cukup jauh. Sosialisasi
Politik mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula
dalam kegiatan Pilkada. Oleh karena ini perlu adanya
penguatan program sosialisasi politik bagi pemilih pemula

PENDAHULUAN
Pemilu merupakan salah satu wujud nyata dari demokrasi di suatu negara, begitupun di
negara Indonesia. Salah satu indikator keberhasilan demokrasi suatu negara dapat dilihat dari
partisipasi warga negara dalam kegiatan politik seperti pemilihan umum atau pemilihan kepala
daerah. Undang-Undang RI No 22 tahun 2007 tentang penyelenggaran Pemilihan Umum
menyatakan bahwa penyelenggaraan pemilu menjadi sarana pelaksanaan bagi rakyat dalam
menyatakan kedaulatan rakyat. Pemilu diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia jujur
dan adil berlandasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Dalam Undang-Undang No 10 tahun 2008 tentang pemilu disebutkan bahwa pemilih pemula
adalah mereka yang baru pertama kali untuk memilih dan telah berusia 17 tahun / lebih atau sudah
pernah menikah dan mempunyai hak memilih dalam pemilu. Pemilih Pemula sangat rentan
dipengaruhi oleh berbagai isu dalam menentukan pilihan politiknya. Pemilih pemula juga memiliki
pengaruh penting dan signifikan pada pemilu, banyak partai-partai politik berupaya untuk memburu
suara pemilih pemula. Pemilih pemula seringkali digambarkan melalui perilaku sebagai berikut : 1)

Correspondence: yosifebriani96@gmail.com, Yosi PPKn, Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Copyright © tahun. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan
Yosi Febriani Al Rafni, Suryanef. Sosialisasi Politik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Solok Bagi Pemilih
Pemula Pada Pilkada 2020

pemilih masih labil, 2) pemilih masih memiliki pengetahuan politik yang rendah, pemilih yang
cendrung dodominasi oleh kelompok (peer-group), 4) pemilih menetukan pilihan karena aspek
popularitas partai politik atau calon yang diusulkan partai politik, dan 5) pemilih yang datang ke
TPS hanya sekedar untuk menggugurkan hak pilihnya. (Bakti, 2012).
Data empiris menunjukan kecendrungan partisipasi masyarakat Kabupaten Solok masih
rendah. Pada Pemilu serentak pada tahun 2019, terdaapat 281.902 Daftar pemilih Tetap dengan
tingkat pastisipasi 74,42 %. Begitupun Pilkada tahun 2020, sebanyak 175.954 masyarakat ikut
memilih dan 90.712 tidak memilih dari total 266.666 Data Pemilih Tetap di Kabupaten Solok
partisipasi pemilih hanya 65,98 %. Presentase ini belum mencapai target nasional yang telah
dikemukakan KPU Nasional yaitu 77,5 %. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok
terdapat 8.366 jumlah siswa menengah atas yang merupakan bagian kelompok pemilih pemula.
Banyak pemilih pemula yang sedang menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas belum
mendapatkan sosialisasi politik dari KPU Kabupaten Solok, karena belum maksimalnya sosialisasi
politik yang dilakukan KPU Kabupaten Solok. Banyak pemilih pemula yang berada di luar
Kabupaten Solok tidak bisa memberikan Hak Pilihnya, bahkan ada pemilih pemula yang memilih
tidak memberikan hak pilihnya karena merasa suara politiknya tidak begitu berpengaruh. Jadwal
pilkada yang biasanya berada di antara jadwal sekolah membuat siswa atau pemilih pemula
seringkali malas untuk pulang mengikuti Pilkada. Serta pemilih pemula sering dijadikan sasaran
dan momentum para elite politik untuk merangkul pemilih pemula dengan berbagai caranya dan
janji-janji politik yang menjadi bius sosial.
Partisipasi pemilih pemula yang rendah menjadi masalah yang terjadi dalam pemilihan
umum maupun pilkada. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memberikan suara pada
pemilihan umum diperlukan peran dari berbagai pihak untuk melakukan sosialisasi politik. Ada
beberapa faktor yang mendorong peningkatan partisipasi politik pemilih pemula yaitu sosok dan
rekam jejak pasangan calon, sosialisasi dan kampanye, faktor daerah, faktor pengaruh ulama, dan
faktor kesadaran politik. (Dyuandi, 2018). Peranan sosialisasi politik sangat dibutuhkan pemilih
pemula agar memiliki pengetahuan dan orientasi politik yang jelas serta mampu berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pemilu/pilkada.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Wahyudi dan Fachri Adnan pada tahun 2019
tentang Pengaruh Sosialisasi Politik terhadap Partisipasi Pemilih Pemula pada Pilkada Kota Padang
tahun 2018. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sosialisasi politik yang dilakukan KPU
Kota Padang berpengaruh signifikan terhadap partisipasi pemilih pemula. Selanjutnya penelitian
yang dilakukan Syahfitri dan Al Rafmi pada tahun 2021 tentang Sosialisasi Rumah Pintar Pemilu
sebagai Sarana Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula (studi di KPU Kota Padang) yang
mempengaruhi partsipasi politik pemilih pemula. Berkaitan dengan hal tersebut KPU Kabupaten
Solok juga telah memberikan sosialisasi politik kepada pemilih pemula baik dalam agenda pemilu
maupun pilkada. Dalam artikel ini akan dijelaskan bagaimana bentuk sosialisasi KPU Kabupaten
Solok melaksanakan sosialisasi politik bagi pemilih pemula di Kabupaten Solok pada Pilkada 2020.

Metode
Jenis peneitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif,
penelitian ini akan mendeskripsikan bentuk sosialisasi politik KPU Kabupaten Solok bagi pemilih
pemula. Adapun informan pada penelitian ini diantaranya Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan
Pemilih Partisipasi Masyarakat dan Sumber Saya Manusia dan Staff KPU Kabupaten Solok. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hal ini
dilakukan untuk melihat bagaimana bentuk Sosialisasi Politik KPU Kabupaten Solok bagi pemilih
pemula.

2
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan

Hasil dan Pembahasan


Sosialisasi Politik bagi Pemilih Pemula oleh KPU Kabupaten Solok
a. Sosialisasi melalui Web Resmi KPU Kabupaten Solok
KPU Kabupaten Solok melakukan sosialisasi melalui web resmi KPU Kabupaten
Solok yaitu https://kab-solok.kpu.go.id/ untuk menginformasikan kepada masyarakat
maupun pemilih pemula mengenai informasi-informasi KPU, pemilu, dan kegiatan-kegiatan
KPU Kabupaten Solok. KPU Kabupaten Solok juga memberikan sosialisasi melalui media
sosial seperti facebook, instagram, tiktok dan youtube KPU Kabupaten Solok. Media
tersebut menjadi sarana sosialisasi politik KPU untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat.
Michael Rush dan Philip Althoff (2011) mengemukakan bahwa sosialisasi politik
adalah proses dimana individu bisa mengenali sistem politik, yang kemudian individu dapat
menentukan sifat, persepsi mengenai politi serta reaksi-rekasinya terhadap gejala politik.
Melalui proses sosialisasi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
peran setiap individu dalam pembangunan politik bangsa. Selanjutnya Almond (2008)
menjelaskan bahwa sosialisasi politik merupakan bagian dari proses sosialisai yang khusus
membentuk nilai-nilai politik, memperlihatkan cara anggota masyarakat berpartisipasi
dalam sistem politik. Sosialisasi politik menunjukan pada proses-proses dalam membentuk
sikap politik serta pola tingkah laku. Sosialisasi politik merupakan media generasi untuk
mewariskan petunjuk serta keyakinan politik pada generasi berikutnya.
Salah satu indikator yang menarik perhatian kaum muda untuk menggunakan media
sosial sebagai agen sosialisasi politik adalah konten atau isu yang disampaikan memiliki
kesesuaian dengan kondisi masyarakat saat ini yang tengah dihadapi kaum muda. (Kahne
dan Middaugh, 2012). Media massa baik  media cetak, maupun media elektronik seperti
radio , televisi, dan internet semakin memegang peranan penting dalam memengaruhi cara
pandang,  cara pikir, cara tindak , dan sikap seseorang. Ada kecenderungan terjadi
peningkatan iklan politik pada saat kampanye  kepada media massa terutama televisi, untuk
menjadikan media sebagai agen sosialisasi politik.(Almond, 1993).
Syahfitri dan Alrafni (2021) juga menjelaskan bahwa media sosial dapat diterima
dengan mudah oleh pemilih pemula karena pendekatan yang ada dalam media sosial
menyentuh emosi pemilih pemula. Seperti konten-konten yang berkaitan langsung dengan
mereka, aksi demo mahasiswa, kritik mahasiswa dll. Ini menarik pemilih pemuda untuk
mencari tahu lebih jauh tentang isu-isu tersebut. Hal ini mempengaruhi pemilih pemula
untuk memperhatikan perkembangan isu-isu yang da melalui media sosial. Adapun KPU
Kabupaten Solok telah melakukan sosialisasi politik melalui media sosial untuk
menyampaikan informasi kepada pemilih pemula. Melalui Web KPU Kabupaten Solok dan
media sosialnya, KPU Kabupaten Solok menyampaiakn informasi tentang rangkaian
kegiatan Pilkada 2020. Sehingga informasi cepat sampai dan dapat dengan mudah di peroleh
dan diakses pemilih pemula.

b. KPU Goes To School/ KPU Goes To Campus


Pelaksnaan KPU Goes To School / KPU Goes To Campus bertujuan untuk
memberikan sosialisasi politik tentang pentingnya pemilu/pilkada kepada pemilih pemula.
KPU Kabupaten Solok mengunjungi sekolah-sekolah menengah atas dan perguruan tinggi
di Kabupaten Solok. Kegiatan sosialisasi diselenggarakan secara tatap muka di SMA N 1
Gunung Talang dan kampus UUMY Solok. KPU Kabupaten Solok memberikan informasi
pemilihan, pengarahan serta ajakan bagi pemilih pemula agar menjadi pemilih yang cerdas.
Karena pendidikan politik yang didapatkan siswa sebagai pemilih pemula di sekolah masih
pada pemahaman teori politik, nasionalisme sesuai materi pembelajaran saja. Dengan
adanya sosialisasi langsung KPU Kabupaten Solok di sekolah dan kampus memberikan
informasi lebih jelas tentang teknis penyelenggaraan pemilu dan pilkada.

3
Yosi Febriani Al Rafni, Suryanef. Sosialisasi Politik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Solok Bagi Pemilih
Pemula Pada Pilkada 2020

Proses sosialisasi politik membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial


yang dapat beradaptasi dengan baik didalam masyarakat, menjadi warga negara yang baik
serta mengerti hak dan kewajiban sebagai warga negara. (Pratiwi, 2015). Sosialisasi
langsung yang diberikan KPU Kabupaten Solok membuat pemahaman politik siswa lebih
bekembang dan memahami hak dan kwajibanya sebagai warga negara. KPU menyampaikan
informasi tentang kegiatan Pilkada, calon-calon kepala aerah dan teknis penyelenggaraanya.
Adapun materi Sosialisasi Politik yang diberikan kepada pemilih pemula berisi informasi
politik yang bersifat jelas agar kebutuhan setiap materi yang disosialisasikan terhadap
pemilih pemula tersaji secara merata dan bisa berkembang secara efektif dan efisien.
(Sudirman, 2021). Selanjutnya untuk kegiatan KPU Goes To School ini, Vivin Gusmita
selaku Ketua Divisi Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan
Sumber Daya Manusia KPU Kabupaten Solok menyampaikan bahwa akan melanjutkan
kegiatan sosialisasi ke sekolah-sekolah bagi pemilih pemula untuk menyongsong Pemilu
2024 yang akan datang. Yang mana kegiatan sosialisasi ini telah menjadi agenda rutin yang
dilakukan KPU Kabupaten Solok setiap adanya perhelatan pemilu maupun pilkada di
Kabupaten Solok.

c. Layanan Kunjungan Langsung


KPU Kabupaten Solok juga menyediakan pelayanan menerima kunjungan langsung
dari masyarakat termasuk pemilih pemula secara langsung ke kantor KPU Kabuaten Solok.
Saat berkunjung ke KPU Kabupaten Solok masyarakat juga akan diberikan pengalaman
langsung tentang pemilu melalui Rumah Pintar Pemilu (RPP), yang mana dalam RPP ini
pemilih pemula akan diberikan materi tentang kepemiluan, untuk menamankan kesadaran
pentingnya nilai demokrasi. Juga terdapat materi-materi dan video-video inspiratif untuk
memotivasi pemilih pemula berpartisipasi aktif dalam pemilu.
Menurut Sampara dan Lukhman pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara sesorang dengan orang lain dan menyediakan kepuasan pelanggan.
Dengan adanya Layanan Kunjungan langsung KPU memberikan pengetahuan mengenai
pemilu dan kepemiluan secara langsung kepada pemilih pemula.(Syahfitri, 2021).
Berdasarkan hal ini layanan kunjungan langsung ke KPU yang disedikana KPU Kabupaten
Solok sebagai salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan dan menanamkan kesadaran
politik bagi pemilih pemula.

Kendala KPU Kabupaten Solok dalam melakukan Sosialisasi Bagi Pemilih Pemula
a. Kekurangan Sumber Daya Manusia KPU Kabupaten Solok
KPU Kabupaten Solok memiliki 26 orang staff, terdiri dari satu orang Ketua,
Sekretaris, Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya
Manusia, Divisi Perencanaan Data dan Informasi, Divisi Teknis dan Penyelenggaraan,
Divisi Hukum dan Pengawasan dan Divisi Keuangan Umum Logistik dan Rumah Tangga
(KULRT), 4 orang Kasubag sekretariat KPU dan para staff pelaksana. Adapun staff
pelaksanan terdiri dari 10norang PNS dan 6 orang PPNPM/tenaga honor KPU. Sekretariat
membawahi semua staff, staff akan ditempatkan pada divisi tertentu oleh sekretris. Belum
ada penentuan pasti dan tetap pada penempatan setiap staff KPU pada masing-masing divisi.
Karena kekurangan jumlah staff dan sdm KPU Kabupaten Solok mengakibatkan adanya
tumpang tindih dari kegaiatan yang harus di kerjakan staff. Adapun kondisi saat ini satu
kasubag sekretariat menghandle 2 divisi KPU.
Ibu Vivin Zulia Gusmita selaku Ketua Divisi Sosialisasi Pemilih Pendidik Partisipasi
Masyarakata dan SDM menyatakan bahwa kekurangan sdm menjadi salah satu kendala

4
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan

utama pergerakan KPU, ia menginginkan adanya penambahan staff KPU Kabupaten Solok.
Agar kegiatan-kegiatan dan agenda KPU dapat dilaksanakan secara maksimal.

b. Kekurangan/keterbatasan Anggaran KPU Kabupaten Solok


Anggaran yang dimiliki KPU Kabupaten Solok sangat terbatas untuk memenuhi
kegiatan sosialisasi pemilu kepada masyarakat. Karena anggaran untuk KPU Kabupaten
Solok hanya mengandalkan dana dari pemerintah dan tidak ada tambahan dana lain. Savitri
dan Sawitri menjelaskan bahwa Anggaran didefinisikan sebagai alat perencanaan sekaligus
alat pengendalian organisasi,. Sebagai alat perencanaan makhsudnya ialah anggaran dipakai
untuk merencanakan berbagai aktivitas suatu pusat pertanggungjawaban. Selanjutnya
anggaran sebagai alat pengendalian makhsudnya anggaran dapat dipakai sebagai tolak ukur
kinerja pusat pertanggungjawaban.(Syahfitri, 2021).
Netra dan Damayanti menyatakan bahwa anggaran yang efektif membutuhkan
kemampuan meprediksi masa depan yang meliputi dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal berupa data, informasi dan pengalaman kerja. Sedangkan faktor
eksternal beupa serangkaian kegiatan yang telah direncanakan dalam penyusunan anggaran
yang dapat memprediksi rencana kegiatan dan beberapa dana yang dibutuhkan. (Syahfitri,
2021).

c. Keterbatasan Kondisi Pandemi Covid-19


Adanya pandemi COVID-19 mejadi salah satu kendala yang dihadapi KPU
Kabupaten Solok dalam melakukan sosialisasi Pilkada 2020. Aturan Protokol Kesehatan
membatasi ruang gerak KPU Kabupaten Solok untuk melakukan sosialisasi langsung ke
sekolah-sekolah di Kabupaten Solok. Adapun sosialisasi yang dilakukan di SMA 1 Gunung
Talang dapat terlaksana atas kerjasama dengan pihak sekolah dan harus mendapatkan izin
kegiatan serta tetap meperhatikan protokol kesehatan.

d. Keterbatasan akses KPU ke Sekolah-sekolah


Sosialisasi Pemilu yang dilakukan KPU Kabupaten Solok baru menyentuh sekolah
terdekat. Lokasi sekolah yang tersebar di berbagai kecamatan yang cukup jauh dan sulit di
akses oleh KPU Kabupaten Solok. SMA 1 Gunung Talang telah mendapatkan sosialisasi
politik yang dilakukan KPU Kabupaten Solok. Namun masih banyak sekolah-sekolah lain
yang belum mendapatkan sosialisasi langsung dari KPU Kabupaten Solok. Serta perguruan
tinggi Universitas Muhammadiyah Muhammad Yamin (UMMY) Solok juga telah
mendapatkan sosialisasi politik dari KPU Kabupaten Solok, namun tidak semua mahasiswa
mendapatkan sosialisasi ini karena hanya beberapa mahasiswa di fakultas ekonomi yang
kuliah di kampus II UMMY. Karena lokasi kampus ini berseberangan dan dekat dengan
kantor KPU Kabupaten Solok. Sedangkan kampus I UMMY Solok berada di wilayah kota
solok yang notabenya menjadi sasaran sosialisasi KPU Kota Solok.

5
Yosi Febriani Al Rafni, Suryanef. Sosialisasi Politik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Solok Bagi Pemilih
Pemula Pada Pilkada 2020

e. Minat Pemilih Pemula yang rendah untuk mengunjungi Web resmi maupun kantor KPU
secara langsung
Minat meliputi keinginan sesorang setelah melihat dan mempertimbangkan sesuatu
dengan kebutuhan yang diinginkanya. Menurut Aiken dalam (Syahfitri, 2021) menyatakan
bahwa minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan tertentu melebihi kegiatan lainya. Minat
berhubungan erat dengan nilai-nilai yang membuat sesorang mempunyai pilihan dalam
hidupnya.Rendahnya minat kunjungan pemilih pemula disebabkan karena kurangnya
antusias mereka dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana sosialisasi politik.
Pemilih pemula cendrung mengakses sosial media yang hanya menjadikan media massa
sebagai media hiburan dan permainan. Seharusnya pemilih pemula harus bijak dalam
menggunakan media khusunya media untuk mencari informasi-informasi yang bermanfaat
seperti informasi kegiatan politik.
Masih minimnya pemikiran pemilih pemula tentang pentingnya sosialisasi dan
pendidikan politik mengakibatkan pemilih pemula bisa dikatakan tidak pernah berkunjung
ke KPU, kecuali masyarakat tertentu yang memiliki kepentingan untuk mengetahui lebih
tentang pemilu dan pendidikan politik. Rendahnya motivasi pemilih pemula untuk mencari
tau tentang informasi politik juga menjadi penyebab rendahnya minat untuk mengunjungi
web resmi maupun kantor KPU Kabupaten Solok .

Conclusion
Berdasarkan hasil penelitian sederhana dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa bentuk sosialisasi politik yang dilakukan KPU Kabupaten Solok bagi pemilih
pemula dalam Pilkada 2020 yaitu melakukan sosialisasi melalui web resmi dan media sosial seperti
facebook, instagram, tiktok dan youtube KPU Kabupaten Solok. Kemudian KPU Goes To School /
KPU Goes To Campus, ada pelayanan untuk kunjungan langsung ke KPU bagi pemilih pemula.
Dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi tersebut terdapat kendala-kendala yang dialami oleh KPU
Kabupaten Solok yaitu keterbatasan sumber daya manusia di KPU Kabupaten Solok, keterbatasan
anggaran, keterbatasan karena protokol kesehatan, keterbatasan akses KPU ke sekolah dan minat
atau ketertarikan pemilih pemula untuk mengujungi web resmi KPU dan Kantor KPU Kabupaten
Solok sangat kurang.

References
Althoff, M.R 2008. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Damsar, P.M. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarata : CV Prima Garfika.
Dyuandi, Yusa dan Ari Ganjar Hardiansyah. 2018. Political Participation of Youth
in the West Java Regional Election (Pilkada) in 2018. Jurnal Bina Praja 10 (2) (2018): 195-
207

Herman, Sudirman. 2021. Sosialisasi Politik terhadap Partisipasi Pemilih Pemula pada Pemilihan
Kepala Daerah di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Jurnal Unimush Volume 2
Nomor 4, Agustus 2021.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia No 8 Tahun 2017 Tentang Sosialisasi,
Pendidikan Pemilih Dan Paertisipasi Masyarakat.

6
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan

Pratiwi Putri. 2015. School’s Role On Students Political Socialization In SMA Negeri 1 Purwodadi
Jurnal Ilmu Pemerintahan UNDIP E-journal-3.undip.ac.id

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung : R & D Alfabeta.
Syahfitri, Maharani dan Alrafni. 2021. Sosialisasi Rumah Pintar Pemilu sebagai Sarana Pendidikan
Politik bagi Pemilih Pemula (Studi di KPU Kota Padang). Journal Of Civics Education
(ISSN:2622-237X) Volume 4 No.4 2021.

Undang-Undang No 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan
Umum

Anda mungkin juga menyukai