Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN

PELAYANAN GERIATRI

1
PT KALIMANTAN MEDIKA RUMAH SAKIT PARINDU
NUSANTARA Jl. Raya DesaBinjai
RUMAH SAKIT PARINDU Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.co
No. Hp : 0823-5789-8811

LEMBAR PENGESAHAN

PANDUAN PELAYANAN GERIATRI

RS PARINDU

Disusun Oleh

POKJA PAP

1. Ns. Fransiska Alfianti, S.Kep

2. Dea Gita, Amd.Gizi

3. Filipus Patrio,S.Kep.Ns

4. Yohana Selvia Noberta,A.Md.Kep

5. Hedi Diana, Amd.Kep

6. Wihelmus Arinardo,Amd.Kep

Ditetapkan Oleh :

( dr.Mislaini Matondang )

Tahun 2023

2
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PARINDU
NOMOR: RSPAR/SK- / /2023

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN GERIATRI
DIREKTUR RUMAH SAKIT PARINDU

MENIMBANG : a. Bahwa terjadi peningkatan populasi lanjut usia di Indonesia


yang dapat menimbulkan permasalahan terkait aspek medis,
psikologis, ekonomi, dan sosial sehingga diperlukan
peningkatan pelayanan kesehatan terhadap warga lanjut usia;
b. Bahwa dengan kondisi multi penyakit, berbagai penurunan
fungsi organ, gangguan psikologis, dan sosial ekonomi serta
lingkungan pada warga lanjut usia, pelayanan terhadap warga
lanjut usia di rumah sakit dilakukan melalui pelayanan geriatri
terpadu yang paripurna dengan pendekatan multidisiplin
yang bekerja secara interdisiplin;
c. Bahwa untuk mewujudkan pelayanan geriatri di rumah
Parindu diperlukan suatu pedoman dalam penyelenggaraan
pelayanan geriatri ;

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 190, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3796);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4451);
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
4. Keputusan MenteriKesehatan Nomor 229/Menkes/SK/VII/2012 tentang
Pedoman Pelayanan Psikogeriatri;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN
Pertama : Peraturan direktur rumah sakit parindu tentang tentang penetapan pelayanan
pasien Geriatri di Rumah Sakit Parindu
Kedua : Kebijakan pelayan rumah sakit parindu sebagaimana tercantum dalam
lampiran peraturan ini.

3
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelengaraan pelayanan
Rumah Sakit Parindu dilaksanakan oleh Direksi dan Manajer
Pelayanan Rumah Sakit Parindu.
Keempat : peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

4
Ditetapkan : di Sanggau
Pada tanggal :
Direktur Rumah Sakit
Parindu

Dr.Mislaini Matondang

5
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………................................ 1
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………............................... 2
SURAT KEPUTUSAN………………………………………………………………………............................ 3
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………......................... 5
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………................... 6
BAB II RUANG LINGKUP…………………………………………………………………………................... 7
BAB III TATALAKSANA………………………………………………………………………………................ 13
BAB IV DOKUMENTASI……………………………………………………………………………….............. 40

6
Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit Parindu
Nomor : RSPAR/SPO/UM/ / /
Tentang : Kebijakan Pelayanan Geriatri Di
Rumah Sakit Parindu

PANDUAN PELAYANAN GERIATRI DI RUMAH SAKIT PARINDU

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontologi yang mempelajari tingkat kesehatan pada lanjut usia dari berbagai
aspek, diantaranya: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang mencakup kesehatan jasmani, jiwa, dan sosial. Pada
prinsipnya geriatri mengusahakan masa tua yang bahagia dan berguna (Tamher, 2009). Proses penuaan merupakan suatu
hal yang wajar, dan ini adalah dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya cepat dan lambatnya proses
tersebut tergantung pada usia individu. Secara teori perkembangan manusia yang dimulai dari masa bayi, anak, remaja,
dewasa, tua, dan akhirnya masuk fase usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun. Dibutuhkan persiapan untuk menyambut
hal tersebut supaya tidak menimbulkan masalah fisik, mental sosial bahkan psikologis. Menua ( menjadi tua) adalah proses
menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan atau penyakit yang di derita
(Sunaryo, 2016). Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang dan di masa ini akan mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial secara bertahap.

Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang dihormati bukan saja karena nilai-nilai budaya yang
hidup dan berkembang di masyarakat tetapi juga karena lansia tergolong dalam kelompok yang rentan. Penghormatan
tersebut dapat berupa pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalamrangka perlindungan dan pemenuhan hak!hak
mereka sebagaimana diatur dalam pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999 . Salah satu wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan
pelayanan khusus di rumah sakit berupa kursi roda khusus toilet jalan/akses bagi lansia yang bertongkat tangga fasilitas lain
dan layanan khusus berupa pelayanan geriatri .

Data menunjukkan jumlah lansia di Indonesia baik itu di pedesaan maupun di perkotaan terus meningkat. Berdasarkan
jenis kelaminnya jumlah lansia perempuan ± 9,5 juta lebih banyak dibanding lansia laki-laki ± 8,2 juta. Penyebabnya adalah
angka harapan hidup perempuan lebih tinggi jika dibanding dengan angka harapan hidup laki-laki.

Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan pendidikan kesehatan dan program-program terkait berdampak
pada menurunnya angka kelahiran dan meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan usia lanjut sering disertai dengan
meningkatnya berbagai penyakit dan ketidakmampuan (disability) sehingga diperlukan perawatan dan pengobatan dengan
waktu yang cukup lama sedangkan fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang.

B.TUJUAN
Panduan pelayanan geriatri disusun agar adastandar pelayanan kesehatan bagi lansia yang populasinya sudah semakin
meningkat yaitu;
1.Mempertahankan derajat kesehatan para lansiapada taraf yang setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit
atau gangguan kesehatan;
2.memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental
3.Merangsang para petugas kesehatan (dokter perawat) untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat
dan dini bila dijumpai suatu kelainan
4.Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita penyakit atau gangguan kesehatan dapat
mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal)

7
5.Bila para lansia sudah sampai stadium terminal/penyakit atau gangguan kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan
ilmu ini mengajarkan untuk tetap memberikan bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian (dalam
akhir hidupnya memberikan bantuan moril dan perhatian yang maksimal sehingga kematiannya berlangsung dengan
tenang)
6.Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan mencegah disabilitas handicap diwaktu mendatang.
Sifat dari asesmen ini tidak sekedar multi disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas
pelayanan kesehatan.

C. PENGERTIAN
1.Gerontologi cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses penuaan/masalah yang timbul pada orang yang
berusia lanjut.
2.Pasien geriatri orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki penyakit lebih dari 2(dua)/majemuk/multipatologi akibat
gangguan fungsi jasmani dan rohani dan atau kondisi sosial yang bermasalah.
3.Konsep/pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian lansia yaitu
a.Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau kelainan baik psikologik, fisiologik, maupun struktur atau fungsi
anatomik;
b.Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam kemampuan untuk melakukan kegiatan yang dianggap
dapat dilakukan oleh orang normal.
c.Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat impairment/disabilitas sehingga membatasinya untuk
melaksanakan peranan hidup secara normal (berhubungan erat dengan usia jenis kelamin dan faktor-faktor sosial
budaya)
4.Asesmen geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek medik fungsional psikososial dan
ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional.
5.Tim geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara multidisipliner interdisiplin untuk menangani masalah
kesehatan usia lanjut.Tim ini minimal terdiri atas dokter geriatris atau internis/dokter umum yang dilatih juga dokter
spesialis psikologis perawat yang telah mendapatkan pelatihan geriatri fisioterapi nutrisionis dan farmasi

8
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan geriatri di RS Parindu meliputi .


1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter Spesialis Penyakit Mata
3. Dokter spesialis penyakit bedah
4. Dokter spesialis penyakit Obgyn
5. Ruang rawat inap
6. IGD
7. Unit pendaftaran/admisis
8. Instakasi bedah sentral
9. Fisioterapi

9
BAB III

TATALAKSANA

A.PELAYANAN GERIATRI .
1. Batasan Pelayanan
Pelayanan geriatri adalah pelayanan kesehatan usia lanjut dengan pendekatan interdisiplin yang mencakup aspek medik
promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif serta aspek sosial dan psikologik pada pasien usia lanjut.
a. Pelayanan geriatri sederhana adalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang mempunyai kegiatan hanya berupa
pelayanan poliklinik. Pelayanan tersebut diberikan oleh Tim geriatri yang minimal terdiri dari:
1) Dokter umum yang telah mendapatkan pelatihan geriatri
2) Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri
3) Tim rehabilitasi medik, minimal fisioterapi
b. Pelayanan geriatri yang ada di RS Parindu termasuk pelayanan geriatri sederhana. Pelayanan geriatri sederhana paling
sedikit terdiri atas: Ruang pendaftaran/administrasi;
c. Ruangan ini harus cukup luas untuk penempatan meja tulis, lemari arsip untuk penyimpanan dokumen medik pasien.
Letaknya dekat denganruang tunggu, sehingga mudah dilihat oleh pasien yang baru datang.
d. Ruang tunggu;
e. Harus bersih dan cukup luas, aman dan nyaman, baik untuk pasie dari luar ataupun dari bangsal yang mengguanakan
kursi roda atau tempat tidur.
f. Ruang periksa;dan
g. Ruangan ini dekat dengan ruang pendaftaran serta dilengkapi dengan fasilitas dan alat-alat pemeriksaan.
h. Ruang Tim Terpadu Geriatri

2. Alur pelayanan geriatri


a.Bagan alur pelayanan geriatri di rumah Sakit Parindu

3.Pelayanan pasien geriatri di Rumah Sakit Parindu


a) Apabila pasien masuk dengan usia > 60 tahun dan saat masuk pasien hanya didapatkan (satu) diagnosa maka
pasien tersebut dirawat sesuai dengan DPJP nya.
b) Setelah dirawat dan didapatkan diagnosa lebih dari 2(dua) maka pasien dikonsultasikan/diraberkan
kepada Tim geriatri sesuai dengan permasalahan (diagnosanya) dan dilakukan pengisian asesmen
geriatri oleh salah satu dari Tim geriatri sesuai dengan jadwal atau sesuai yang ditunjuk oleh DPJP
utama.
4.Jenis pelayanan geritari
Jenis pelayanan geriatri di RS Parindu terdiri atas rawat jalan. Jenis pelayanan ini termasuk pelayanan geriatri
tingkat sederhana.

5.Assesment geriatri
Assesment geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek medik fungsional
psikososial dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan yang rasional. Asesmen ini bersifat tidak sekedar multidisiplin tetapi juga
interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.

10
6.Tata Laksana Assesment Lansia
Assesment lansia adalah suatu rangkaian kegiatan proses keperawatan yang ditujukan kepada usia lanjut
a) Meliputi kegiatan pengkajian dengan memperhatikan kebutuhan fisik psikologis sosial dan spiritual
b) Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis keperawatan
c) Membuat perencanaan
d) Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.
7.Tujuan Assesment usia lanjut Menegakkan
a) Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik;
b) Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat patologik
c) Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut.
d) Menegakkan adanya gangguan organ/sistem (impairment) ketidak mampuan (disabilitas) dan ketidak mampuan
sosial (handicap) untuk dapat dilakukan terapi dan/atau rehabilitasi.
e) Untuk mengetahui sumber daya sosial ekonomi dan lingkungan yang dapat digunakan untuk
penatalaksanaan penderita tersebut.
8.Proses Assesment Usia lanjut
Pengkajian
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Umur : ..... th
Status : (1)menikah(2)tidak menikah(3)janda(4)duda
Agama :(1) islam (2)protestas(3)hindu(4)katolik(5)budha
Suku :(1)jawa (2)madura(3)lain-lain,... sebutkan..........
Tingkat pendidikan : (1)tdk tamat sd(2)tamat sd(3)smp(4)smu(5)buta huruf
Sumber pendapatn : (1)pns(2)wiraswasta(3)lain-lain............
Keluarga yang dapat dihubingi :

Jumlah Pekerjaan Tempat tinggal


anak
1
2

Kondisi lingkungan/rumah :
a) Lantai licin/tidak
b) Penerangan sukup/tidak
c) Jarak kamlar mandi dengan kamar pasien.
Riwayat pekerjaan : ..........................................................................................
a.Riwayat kesehatan
Keluhan yang dirasakan saat ini :
(1)Nyeri dada (2) pusing (3) batuk (4) panas (5) sesak (6) gatal (7)diare (8) jantung bedebar (9) nyeri sendi (10)
penglihatan kabur (11) lain-lain......

Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :


(1) Nyeri dada (2) pusing (3) batuk (4) panas (5) sesak (6) gatal (7)diare (8) jantung bedebar (9) nyeri sendi (10)
penglihatan kabur

Penyakit saat ini :


(1)Sesak nafas/ppom(2) nyeri sendi/rematik(3)diare(4)penyakit
kulit(5)jantung(6)mata(7)dm(8)hipertensi(9)lain-lain.....
11
Kejadian penyakit 3 bulan terakhir :
(1)Sesak nafas/ppom(2) nyeri sendi/rematik(3)diare(4)penyakit
kulit(5)jantung(6)mata(7)dm(8)hipertensi(9)lain-lain.....
Sehari makan berapa kali.....(1)Sehari makan berapa kali....(2)Habis berapa porsi......(3)Makan sendiri/dengan
bantuan.........
b.Status fisiologis
Postur tulang belakang lansia:
(1)Tegap (2)membungkuk(3)skoliosis(5)lordosis
Tanda-tanda vital :
(1)sushu(2)tekanan darah(3)nadi(4)respirasi(5)berat badan(6)tinggi badan(7)IMT

Status gizi :
Kriteria penilaian : Keterangan : Sehari makan berpa
4 : melakukan aktivitas dengan lengkap 42-54 : melakukan aktifitas dg lengkap kali, habis berapa
porsiMakan
3: sedikit bantuan (untuk keseimbangan_ 28-41 : sedikit bantuan (untuk sendiri/dengan
keseimbangan) bantuan....
2. Dengan bantuan sedang s/d 14-27 : dengan bantuan sedang s/d
maksimal maksimal
1. Tidak mampu melakukan aktivitas < 14 : tidak mampu melakukan aktifitas

d.Pengkajian head to toe

1) Kepala
Kebersihan :kotor/bersih
Kerontokan rambut :ya/tidak
Keluhan :ya/yidak
Jika ya,jelaskan :..........................................................
2) Mata
Konjungtiva :anemis/tidak
Sklera : ikterik/tidak
Strabismus :ya/tidak
Penglihatan : kabur/tidak
Peradangan : ya/tidak

1. Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan


2. Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
3. Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
4. Rentang gerak : maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak, jelaskan...........................................
Tremor : ya/tidak
Edema kaki : ya/tidak,pitting edema/tidak
Alat bantu : ya/tidak, jenis :.............................................

12
no Aspek penilaian keterangan nilai
1 Berdiri dg postur normal
2 Berdiri dengan postur normal
(mata tertutup)
3 Berdiri dg satu kaki Kanan :
Kirt=
4 Berdiri,fleksi trunk, dan berdiri, ke
posisi netral
5 Berdiri,lateral dan fleksi trunk
6 Berjalan, tempatkan salah satu
tumit di depan jari kaki yang lain
7 Berjalan sepanjang garis lurus
8 Berjalan mengikuti tanda gambar
pada lantai
9 Berjalan mundur
10 Berjalan
11
12
jumlah
Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
3) Integmen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak, jelaskan ........................................
4) Test koordinasi/keseimbangan
Intepretasi :..............
5) Frekuensi kunjungan keluarga
I kali/bulan ; 2kali/bulan; tidk pernah
6) Pengkajian masalah emosional
Pertanyaan tahap I :-
- apakah klien mengalami susah tidur ?
- Ada maslaah stsu bsnysk fikiran?
- Apakah klien murung atau menangis sendiri?
- Apakah klien sering was was?
Lanjutkkan pertanyaan tahap II jika jawaban “ya” 1 atau lebih;
Pertanyaan tahap II :
• keluahan lebih dari 3 bulan ?
• Lebih dari 1 bulan ?
• 1 kali dalam satu bulan ?
• Ada masalah atau banyak fikiran?
• Ada gangguan/masalah dg orang lain?
• Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ?
• Cenderung mengurung diri?
Jika jawaban “ya” lebih dari 1 atau sama dengan 1, maka masalah emosional ada atau ada gangguan emosional.
Kesimpulan.....................................
13
7) Identifikasi aspek kognitif
Dengan menggunakan MMSE (mini mental status exam) interpretasi hasil :
24-30 : tdk ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan .............................................................
8) Pengkajian perilaku terhadap kesehatan
Kebiasaan merokok : > 3 batang sehari
<3 batang seahari
Tidak meroko
Kebiasaan minum alkohol : (1) tdk pernah (2) sering
Minum kopi : (1) tidak (2) ya : 1 gelas /hari
2 gelas/hari
Lebih dari 3 gelas/hari

9) Pengetahuan tentang kesehatan usia lanjut


Apakah anda sudah mengerti tentang makanan yang sehat :
- Sudah tau dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Anda sudah mengerti tentang penyakit yang anda derita :
- Sudah tau dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang pencegahan penyakit-penyakit pada usia lanjut:
- Sudah tau dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang latihan-latuhan fisik untuk usia lanjut:
- Sudah tau dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu

10) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari:


Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
Frekuwensi makan : 1 kali sehari,2 kali sehari, tidak teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi dihabiskan
½ porsi yang dihabiskan
< ½ porsi yang dihabiskan

14
Makanan tambahan : - dihabiskan,- tidak dihabiskan, -kadang-kadang dihabiskan

Pola pemenuhan cairan


Frekuensi minum : < 3 gelas sehari, > 3 gelang sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :
- Takut kencing malang hari
- Tidak haus
- Persediaan air minum terbatas
Kebiasaan minum sedikit
Jenis minuman :- air putih, - teh, -kopi, - susu,- lainnya..................

Pola kebiasaan tidur


Jumlah waktu tidur : < 4 jam, 4-6 jam, > 6 jam

Gangguan tidak berupa : - insomia, -serong terbangun, - sulit mengawali.

Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur :Santai,Diam saja, Keterampilan


11) Kegiatan keagamaan
Pola eliminiasi BAB
Frekuensi BAB : 1 kali sehahari, 2 kali sehari, lainnya..............
Konsistensi BAB :- encer, - keras, -lembek
Gangguan BAB : - inkontinensia alvi, -konstipasi,- diare,-tidak ada

Pola BAK
Frekuensi BAK : 1-3 kali sehari, 4-6 kali sehari, >6 kali sehari.
Warna urine :- kuning, - jerni, -putih jerni,-kuning keruh

Pola aktifitas
Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan :
- membantu kegiatan dapur
- Berkebun
- Pekerjaan rumah tangga
- Keterampilan tangan

Pola pemenuhan kebersihan diri


Mandi :1 kali sehari, 2 kali sehari, 3 kali sehari,< 1 kali sehari
Memakai sabun (1) ya(2) tidak
Sikat gigi : 1 kali sehari,2 kali sehari, todak pernah, alasan............................................
Kebiasaan berganti pakaian bersih : 1 kali sehari, > 1 kali sehari, tidak ganti.

15
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (indeks barthel)
no Kriteria Dengan mandiri Skor yang keterangan
bantuan didapat
1 Makan 5 10 Frekuensi
juumlah jenis
2 Minum 5 10 Frekuensi
juumlah jenis
3 Berpindah dari kursi roda ke 5-10 15
tempta tidur, atau sebaliknya

4 Personal toilet(cuci muka, 0 5 Frekuensi


menyisir rambut,gosok gigi)
5 Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,menyeka
tubh,menyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi
7 Jalan dipermukaan datar 0 5
8 Naik turun tangga 5 10
9 Mengenakan pakaian 5 10

10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi:


Konsistensi:
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi:
Warna:
12 Olah raga/latihan 5 10 Jenis:
Frekuensi :
13 Rekkreasi/pemanfaatan 5 10 Jenis:
waktu luang Frekuensi :
jumlah

Interpretasi :ketergantungan total


65-125 : ketergantungan segabagian
Kesimpulan :.....................................

B. GERIATRI GIANTS
Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda dengan usia muda. Carus dapat dibedakan,
apakah kelainan yang terjadi berkenaan dengan bertambahnya usia atau memang ada suatu proses patologi
sebagai penyebabnya. Beberapa problema klinik dari penyakit pada lansia yang sering dijumpai disebut
“GERIATRI
GIANTS” yang terdiri dari

1.Sindroma Serebral
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut dapat dimengerti bahwa sirkulasi
otak pada orang tua sangat rentan terhadap perubahan-perubahan baik perubahan posisi tubuh maupun faktor
lain misalnya yang berkaitan dengan tekanan darah seperti fungsi jantung bahkan fungsi otak yang berkaitan
dengan pengaturan tekanan darah (sistem otonom).

16
2.Konfusio dan Dimentia
Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi kognitif yang ditandai oleh memburuknya
secara mendadak derajat kesadaran dan kewaspadaan dan terganggunya proses berfikir yang berakibat
terjadinya disorientasi.
gambaran klasik penderita konfusio yaitu
a. Derajat kesadaran menurun misalnya sulit untuk tetap bangun saat diperiksa

b. Gangguan persepsi antara lain ilusi delusi halusinasi dan mis intrepretasi
c. Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia tetapi siang hari tertidur
d. Aktivitas spikomotor meningkat atau menurun
e. Disorientasi waktu tempat dan orang
f. gangguan memori.

Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori
sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari.
Secara garis besar dementia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam 4 (empat) golongan yaitu:
a. Dementia degeneratif primer 50-60 %
b. Dementia multi-infark 10-20%
c. Demnetia yang reversibbel atau sebagian reversibel 20-30%
d. Gangguan lain (terutama neurologik)5-10%.

Pemeriksaan Portabel untuk Status Mental (PPSM=MMSE=Mini Mental State Examination)

Daftar pertanyaan Penilaian


1. Tanggal berapakah hari ini?(bulan,tahun) 0-2 keslaahan =baik
2. Hari apakah hari ini? 3-4 kesalahan= gangguan intelek ringan
3. Apakah nama tempat ini? 5-7 kesalahan =gangguan intelek sedang
4. Berapa nomor telepon bpk/ibu?(bila tidak ada 8-10 kesalahan= gangguan intelektual berat
telepon, jalan apakah rumah bpk/ibu?)
5. Berapa umur bapak/ibu?
6. Kapan bapak/ibu lahir? (tanggal, bulan tahun)
7. Siapakah nama gubernur?
(walikota/lurah/camat) Berat penderita tidak pernah sekolah,nilai
8. Siapakah nama gubernur sebelum kita ? kesalahan diperbolehkan + 1 dari nilai di
(walikota/lurah/camat) atas.
9. Siapakah nama gadis ibu anda? Bila penderita sekolah lebih dari SMA
10. Hitung umur 3-3,dimulai dari 20 kesalahan yang diperbolehkan -1 dari atas.

2. Gangguan otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya gangguan syaraf otonom pada usia lanjut adalah :
Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganglion otonom, berupa
penurunan asetil kolin terutama disebabkan oleh penurunan enzim utama, yaitu kolin asetilase.hal ini cenderung
menurunkan fungsi otonom.

17
3. Inkontinensia
Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada penderita lansia. Inkontinensia adalah pengeluaran urine
(atau feses) tanpa disadari,dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan
kesehatan atau sosial.
Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”
D=delirium
R=Retriksi mobilitas,retensi
I=infeksi, inflamasi,impaks feses
P=pharmasi (obat-obatan),poliuri
4. Jatuh (the true geriatric giant)
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai/ditempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jatuh pada lansia:
a. Faktor intrinsik
1) Kondisi fisik dan neuropsikiatrik
2) Penurunan visus dan pendengaran
3) Perubahan neuro muskular,gaya berjalan,dan reflek postural karena proses menua
4) Faktor ekstrinsik
5) Obat-obatan yang diminum
6) Alat-alat bantu berjalan
7) Lingkungan yang tidak mendukung (berbahaya).
b. Penyebab-penyebab jatuh pada lansia:
Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama
1) Nyeri kepala dan atau vertigo
2) Hipotensi orthostatic
3) Obat-obatan
4) Proses penyakit yang spesifik
5) Idiopatik
6) Sinkope
c. Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada lansia:
1. Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil, atau tergeletak dibawah;
2. Kelaianan pada tulang belakang
Penyakit tu;ang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindroma geriatrik. Dengan bertambahnya usia terdapat
peningkatan hilang tulang secara linear. Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita dibanding pria.
d. Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai
tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus,sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi
setempat.
Area yang biasa terjasi dekubitus adalah tempat di atas tonjolan tulang dan tidak dilindungi cukup dengan lemak subkutan,
mislanya: daerah sakrum, daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.
Karakter penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut:
• Derajat I : reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, kemerahan/eritema indurasi atau lecet.
• Derajat II: reaksi yang lebih mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemak subkutan. Tampak sebagai ulkus yang
dangkal,dengan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit
• Derajat III:ilkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan menggaung, berbatasan dengan fascia dari
otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
• Derajat IV: perlpuadan ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi
Faktor-faktor penyebab dekubitus :
1. Faktor intristik (dari tubuh sendiri);
a. Status gizi
b. Anemia
c. Hipoalbuminemia
d. Penyakit-penyakit neurologik
e. Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat
f. Faktor ekstrinsik
g. Kebersihan tempat tidur
h. Alat-alat yang kusut dan kotor

18
i. Perlaatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu.
Pengelolaan Dekubitus:
a) Dekubitus Derajat I
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis kulit yang kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangat
dan sabun diberi lotion, kemudian dimassage 2-3 kali/hari.
b) Dekubitus Derajat II
Terjadi ulkus yang dangkal :perawatan luka harus memperhatikan syarat-syarat aseptik dan antiseptik. Daerah
bersangkutan digesek dengan es dan dihembus dengan udara hangat bergantian untuk merangsang sirkulasi. 0apat
diberikan salep topikal mungkin juga merangsang tumbuhnya jaringan muda/granulasi. Pergantian balut dan salep ini
jangan terlalu sering karena malah dapat merusakkan pertumbuhan jaringan yang diharapkan.
c) Dekubitus Derajat III
Usahakan luka selalu bersih dan eksudat, diusahakan dapat mengalir keluar. Balut jangan terlalu tebal dan sebaiknya
transparan sehingga permeabel untuk masuknya udara/oksigen dan penguapan.
d) Dekubitus Derajat IV .
Semua langkah-langkah di atas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang ada harus dibersihkan sebab akan
menghalangi pertumbuhan jaringan/epitelisasi. Beberapa preparat enGim coba diberikan untuk usaha ini dengan tujuan
mengurangi
perdarahan. Setelah jaringan nekrotik dibuang dan luka bersih penyembuhan luka secara alami dapat diharapkan.
Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan memberikan oksigenasi pada daerah luka, tindakan dengan ultrasono
untuk membuka sumbatan-sumbatan pembuluh darah dan sampai transplantasi kulit setempat.
Skor norton untuk mengukur resiko dekubitus
Nama penderita skor tanggal
Kondisi fisik umum: Aaaaaaa Aaaaaaa Aaaaaaa
2. Baik 4
3. Lumayan 3
2
4. Buruk 1
5. Sangat buruk
Kesadaran :
6. Komposmentis 4
7. Apatis 3
2
8. Konfus/soporus 1
9. Stupor/koma
Aktivitas:
10. Ambulan 4
11. Ambulan dengan bantuan 3
2
12. Hanya bisa duduk 1
13. Tiduran
Mobilitas:
14. Bergerak bebas 4
15. Sedikit terbatas 3
2
16. Sangat terbatas 1
17. Tidak bisa bergerak
Inkontinesia:
18. Tidak 4
19. Kadang-kadang 3
2
20. Sering inkontinensia urine 1
21. Inkontinensia alvi dan urine
Skor total
Skor total ≤ 14

19
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Asesmen medis geriatri


2. SPO pelayanan Pasien Geriatri

20
21

Anda mungkin juga menyukai