Modul Gamtek Singkat
Modul Gamtek Singkat
ALAT-ALAT GAMBAR
Untuk mencapat tujuan menggambar yang baik, yaitu memenuhi standar
ISO. Utntuk mencapai standar tersebut kita membutuhkan alat-alat yang
mendukung atau menunjang. Alat-alat yang dipakai dalam menggambar
teknik mesin antara lain :
1) Kertas gambar yang standar
2) Pensil, pena dan rapido
3) Jangka dan kelengkapannya
4) Macam-macam mistar ( mistar segitiga, mistar T, dll)’
5) Mal busur (kurva)
6) Mal huruf angka
7) Meja gambar dan kelengkapannya
8) Penghapus dan pelindung penghapus
II. STANDARDISASI
II.1 Pengertian dan fungsi standar
Orang-orang yang terkait dalam bidang gambar teknik mesin antara lain
para siswa yang sedang belajar dalam bidang teknik mesin, perencanaan
produk, operator-operator ( mesin, perakitan, service, dan reparasi), juga
mengontrol mutu dari suatu produk/mesin. Oleh karena itu, supaya tidak
terjadi kesalah pahaman dalam membaca dan membuat gambar, perlunya
dibuat suatu tentang standar. Standar tersebut merupakan suatu
keanekaragaman yang berfungsi untuk menghindari salah pengertian
dalam komunikasi teknik.
1
II.2 Standar Ukuran Kertas Gambar.
Standar ukuran kertas gambar digunakan di beebrapa negara,
sebagaimana dikenal dengan seri A. Ukuran dasar = 1 meter persegi dan
perbandingan sisi 1:2 dengan ukuran 841 mm dan 1189 mm. Ukuran ini
dikenal sebagai A0 ( A-nol )
Ukuran lainnya didapat dengan membagi dua A 0 menjadi ukuran yang
lebih dan kecil seperti terlihat pda gb. 2-1
Kertas gambar dapat dipergunakan dengan arah memanjang (y) dan lebar
(x).
Ukuran-ukuran standar kertas (table 2-1).
UKURAN KERTAS X Y
A0 841 1189
A1 594 841
A2 420 594
A3 420 297
A4 210 297
A5 148 210
2
Setiap kartas gambar mempunyai garis tepi, 20 mm sisi sebelah kanan
untuk semua ukuran kertas. Gb. 2-2 dan teble 2-2
Pada setiap gambar, terdapat “kepala gambar” pada sudut kanan bawah
yang terdiri atas :
Nama pembuat gambar
Nama gambar
Nama perusahaan, intansi, departemen atau sekolah
Nomor gambar
Tanggal mengambar atau selesainya gambar
Tanggal diperiksanya gambar dan nama yang memeriksa
Ukuran kertas gambar yang dipakai
Skala gambar
Proyeksi yang dipakai pada gambar tersebut
Satuan ukuran yang digunakan
Berbagai data yang diperlukan untuk kelengkapan gambar.
Ada beberapa tipe kepala gambar yang dapt digunakan, Gb. 2-3 dan Gb 2-4
adalah salah satu bentuk etiket.
3
Ukuran kertas C
A0 15
A1 15
A2 10
A3 10
A4 5
Gb.2-3. Etiket
II.3 Standar Huruf Teknik.
Huruf dan gambar harus jelas, dan dapat direproduksikan dengan lengan
atau sablon. Sekarang banyak metode untuk penulisan huruf, tetapi masih
banyak yang mempergunakan tangan dan kadang-kadang teknisi bekerja
diluar ruang gambar, yang harus membuat gambar kerja, untuk itu
diperlukan latihan menulis huruf freehand.
Standar bentuk huruf, tegak dan miring (15 0) terhadap garis vertical (lihat
gb 2-5).
4
Gb 2-4. Bentuk huruf
5
Lembar Kerja 1-1
Lengkapi huruf pada gambar dibawah ini (gambar 1 sampai 4). Kerjakan
masing-masing di kertas A4 posisi tegak
Gambar 1
6
Gambar 2
7
Gambar 3
8
Gambar 4
9
II.4. Standar Garis - Lukisan
Salah satu dari faktor-faktor yang penting dalam gambar yang baik adalah
mutu dari pada garis lukisan. Sangatlah penting bahwa semua garis harus seragam
ketebalan dan kehitamannya .
Contoh Garis Jenis Garis A4 , A3 , A2 A1 , A 0
A
Garis tebal 0,5 0,7
B
Garis tipis 0.25 0,35
C
Garis tipis (bebas)
10
Macam Garis Dipakai Untuk :
- Garis benda yang langsung terlihat ( tidak terhalang )
A
- Garis tepi / bingkai kertas gambar
- Garis penunjuk dan garis Bantu ukuran benda
- Garis arsiran
- Garis penunjukan nomor benda
B - Garis luar benda yang berdekatan
- Garis dasar ulir
- Garis batas benda menyudut ≥ 900 dan radius atau garis
sambungan antara pipa
- Garis batas benda yang terpotong dan tidak tepat di garis
sumbu / simetris
C
- Garis batas potong benda yang diperpendek (ditengah-
tengah atau ujung).
D - Garis dari benda yang tidak langsung terlihat / terhalang
- Garis sumbu
- Garis tanda simetri
- Garis profil benda yang berada di depan bidang potong
- Garis benda bergerak yang dinyatakan pada kedudukan
E lain atau posisi jarak yang dicapai
- Garis lingkaran jarak roda didi (Pitch Cricle)
- Garis kombinasi benda yang ditekuk dengan panjang
sebenarnya
- Garis batas untuk di tekuk dari bentangan / rebahan
- Garis pemotong, untuk menunjukan arah permukaan
F yang di potong (bila terjadi perubahan arah, garis tebal
dipergunakan pula pada sudut penyimpangannya
- Garis untuk menunjukan permukaan yang akan mendapat
G
pengerjaan tambahan atau persyaratan khusus.
11
II.5. Standar Skala
Gambar kerja harus digambar dengan ukuran sebenarnya sama dengan
skala 1 : 1, tetapi beberapa objek terlalu kecil, sehingga harus perbesar
dan sebaliknya objek terlalu besar sehingga harus diperkecil.
Kadang-kadang pada gambar teknik mesin kita harus menggambar detil,
dalam hal ini kita pergunakan skala perbesar untuk mendapatkan
ketetapan penggambaran mudah untuk dibaca.
RF =
12
III. KONTRUKSI GEOMETRI
Caranya :
1. gambarkan garis A-B (sembarang) !
13
2. lingkarkan jangka dengan jari-jari r1, dengan titik A sebagai pusatnya
3. dengan tidak merubh jangka (r1 = r2), lingkaran r2 tersebut dengan titik
pusat di B, sehingga berpotongan di C dan D !
4. tarik garis tipis dari C ke D hingga memotong garis A-B di E, sehingga
AE = EB !
Caranya :
1) misalkan n = 15 bagian sama besar
2) tentukan garis AB dan gambarkan
3) tarik garis pertolongan dari titik A ke bawah dengan sudut sembarang
4) tentukan jangka dengan jari-jari r = A-1
5) buatlah garis batas dengan jangka yang mempunyai jari-jari r
tersebut dengan titik pusat berturut-turut A-1,2,3,….,… dampai
dengan 14
6) hubungkan titik B denga 15 ( sebagai garis penutup )
7) buatlah garis sejajar ( menggunakan mistar sat pasang) misalnya
1,2,3,…, dan seterusnya yang sejajar dengan garis penutup, hingga
didapat perpotongan garis di C,D,E, dan seterusnya. Diperoleh AC =
CD = DE = EF = FG dan seterusnya.
14
3. Membagi sudut sama besar
15
Gb.3-4. Membagi sudut menjadi tiga bagian
Caranya :
1) gambarkan sudut BAC yang akan dibagi sudutnya menjadi tiga
bagian sama besar
2) perpanjang AC ke kiri sebagian garis pertolongan
3) tentukan r1 (sembarang) dan lingakaran dan titik pusat di A hingga
berpotongan di E, D, dan F
4) tentukan r2 = 2.r1 dan lingkarkan dari titik pusat E dan F hingga
berpotongan di G
5) titik garis Bantu dari D je G hingga berpotongan di H
6) bagi tiga panjang H-E hingga didapat 1’ dan 2’
7) tarik garis dari G ke 1’ dan G ke 2’ hingga didapat I dan J pada
lingkaran
8) hubungkan I dan J dengan A, hingga didapat 3 sudut sama besar
5. Memindahkan sudut
16
Gb.3-5. Memindahkan sudut
Caranya :
1) pindahkan garis OA ke O’A’
2) tentukan r1 (sembarang ) dan putarkan busur tersebut dengan titik
pusat O hingga berpotongan di D dan C pada garis OA dan OB
3) putarkan r1 dengan titik pusat O’
4) ukur dengan jangka, CD = r2
5) pindahkan r2 dan lingkaran busur dengan titik pusat di P hingga
berpotongan di Q
6) hubungkan O’ dengan Q, diperoleh sudut AOB = A’O’B’
17
2) tentukan r (sembrang) dan lingkarkan busur dengan titik pusat di O
3) pindahkan jangka yang berjari-jari r (tidak diubah) dengan titik pusat
di B hingga berpotongan di C
4) hubungkan O dengan C. diperoleh sudut AOC = 600
Caranya :
1) Buat garis OA mendatar
2) Tentukan jari-jari r dan lingakarkan dengan titik pusat di O hingga
berpotongan di B
3) Pindahkan titik pusatnya ke B hingga berporongan di C
4) Pindahkan kembali titik pusat ke B dan C hingga berpotongan di E
5) Hubungkan O dengan E hingga didapat AOE mempunyai sudut 30o
18
Gb.3-8. Membuat sudut 900
Cara 1 :
1) tarik garis OA dan panjang ke kiri
2) tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga
berpotongan di B dan C
3) Tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan C
hingga berpotongan
4) Hubungan O dengan D maka sudut AOD = 900
Cara 2 :
1) tarik garis OA mendatar
2) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga
berpotongan di B
3) pindahkan lingkarkan yang berjari-jari r ke titik pusat B dan
berpotongan di C
4) pindahkan kembali ke titik pusat c dan berpotongan di D
5) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan
di E
6) hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90 0
19
Gb.3-9. Membuat sudut 450
Caranya :
1) buat garis OA mendatar dan perpanjangan ke kiri
2) tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga
berpotongan di B dan C
3) tentukan r (sembarang) dan berputar dengan titik pusat di B dan C
hingga berpotongan di D
4) tarik garis bantu dari O ke D hingga berpotongan dengan busur
lingkaran r1 di E
5) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan E
hingga berpotongan di F
6) hubungkan O dengan F sehingga di dapat sudut AOF = 450
Caranya :
1) tarik garis sumbu AB (mendatar)
2) lingkarkan jangka dengan r = ½
sisi segi empat yang dikehendaki
(lingkaran bertitik pusat di O)
20
3) lingkarkan busur dengan jari-jari R (sembarang) dan bertitik pusat di
A dan B, sehingga didapat titik C dan D
4) hubungkan C dan D melalui O (sehingga didapat sumbu tegak),
memotong lingkaran di E dan F
5) tarik garis sejajar EF melalui A
dan B, sehingga berpotongan di
titik G, H, I dan J.
Caranya :
1) lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O
2) tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan
lingkaran di A dan B
3) lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B
hingga berpotongan di C
4) tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G
5) lingkaran jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga
memotong lingkaran di titik D dan E; lalu hubungkan d dengan E
hingga memotongsumbu AB di titik F
21
6) ukurkan jangka dari F ke G (r 2 = FG) dan lingkarkan r2 tersebut
dengan titik pusat di F hingga memotong sumbu AB di H
7) ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima
beraturan
8) pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K dan L
9) hubungkan G dengan I, I dengan J, J dengan E,E dengan L, dan L
dengan G, sehingga didapat segilima beraturan
22
Gb.3-13. Segitujuh beraturan
Caranya :
1) tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik puast di O
2) tarik garis mendatar (sumbu) melalui O sehingga didapat titik potong
A dan B
3) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan
perpanjangan ke atas
4) dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar,
sehingga didapat 1’, 2’, 3’, 4’, 5’, 6’, dan 7’
5) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r 2) dan lingkarkan r2 tersebut
dengan titik pusat di O hingga berpotongan dengan perpanjangan AB
di E
6) ukur dengan jangka dari O ke E (OE = r 3) dan lingkarkan r3 tersebut
dengan titik pusat di O hingga memotong garis perpanjangan OP di G
7) tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H
8) ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segi tujuh
9) pindahkan s = H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterunya
hingga didapat segitujuh beraturan
23
14. Segi-n beraturan
24
15. Busur singgung luar
25
10) tarik garis dari B ke titik A ke titik P hingga berpotogan dengan
lingkaran yang berjari-jari r2 di titik T dan titik U
11) titik R, S, T dan U merupakan titik singgung untuk busur lingkaran
yang berjari-jari r
12) lingkarkan busur lingkaran dengan jari-jari r dan titik pusatnya di P,
dan di Q , sehingga didapat busur lingkaran yang menyinggung
kedua tersebut di titik R, S, T dan U
26
7) lingkarkan R1 dengan titik pusat di B dan R 2 dengan titik pusat di A
hingga kedua busur berpotongan di titik G dan H
8) tarik garis dari titik A ke titik G dan H, dan perpanjangan hingga
memotong lingkaran yang berjari-jari r2 di titik I dan J
9) tarik garis dari titik B ke G dan H hingga memotong lingkaran yang
berjari-jari r1 di titik K dan L
10) lingkarkan busur lingkaran yang berjari-jari R dengan titik pusat di G
dan H hingga didapat busur yang menyinggung kedua lingkaran di
titik I, J, K, dan L
27
8) lingkarkan busur dengan jari-jari R2 dengan titik pusat di O hingga
memotong busur lingkaran yang berjari-jari R1 di titik Q
9) tarik garis dari Q melalui titik pusat kedua lingkaran hingga
memotong lingkaran di titik R san S
10) lingkaran jangka yang ebrjari-jari Rs1 dengan titik pusat di Q
hingga menyinggung kedua llingkaran di titik R dan S
28
Gb.3-18. Garis singgung
Untuk membuat garis singgung yang melalui titik pada suatu lingkaran
dapat dilakukan dengan cara lukisan (gambar) sebagai berikut :
1) tentukan titik P dan buat lingkaran berjari-jari r dan titik pusatnya di P
2) tentukan titik S pada lingkaran
3) dengan tidak merubah jangka yang berjari-jari r tersebut lingkarkan
jangka dengan titik pusat di titik S hingga berpotongan dengan
lingkaran di T
4) hubungkan titik P dengan T dan perpanjang
5) pindahkan jangka yang berjari-jari r tadi ke titik pusat T, hingga
memotong P, S dan U pada perpanjangan garis PT
6) hubungkan S dengan U hingga didapat garis SU tegak lurus PS
perpanjangan garis SU merupakan garis singgung lingkaran di titik S
29
Gb.3-19. Garis singgung luar
Untuk melukis garis yang menyinggung dua lingkaran di bagian luar, dapat
dikerjakan dengan langkah sebagai berikut:
1) buat lingkaran dengan jari-jari r1 dan titik pusatnya di A
2) buat lingkaran dengan jari-jari r2 dan titik pusatnya di B
3) tarik garis sumbu AB
4) buat lingkaran dengan jari-jari r3 = r1 – r2 bertitik pusat di A
5) lingkarkan busur dengan jari-jiri sembarang, dengan titik pusat di A
dan di B, hingag busurnya berpotongan di R dan S
6) tarik garis dari R ke S hingga berpotongan dengan sumbu mendatar
di titik T(AT = BT)
7) buat lingkaran dengan jari-jari r5 dengan titik pusat di T, hingga
memotong lingkaran yang berjari-jari r3 di titik D dan D
8) tarik garis dari A ke C, hingga memotong lingkaran yang berjari-jari r 1
di E
9) tarik garis sejajar AE melalui titik B, hingga berpotongan dengan
lingkaran yang berjari-jari r2 di titik F
10) tarik garis dari C ke B dan buat garis EF sejajar BC, maka EF
merupakan garis singgung luar
11) perpanjang AD, hingga memotong lingkaran yang berjari-jari r1 di G
30
12) tarik garis sejajar AG melalui B, hingga memotong lingkaran yang
berjari-jari r2 di H
13) tarik garis BD dan buat garis EF sejajar BD, sehingga didapat garis
singgung yang diminta
31
7) buat gari sejajar BD melalui titik G, hingga memotong lingkaran r 1 di
F. FG adalah garis singgung dalam
8) buat garis sejajar BE melalui I, hingga didapatkan titik H
9) buat garis tegak lurus FG dan IH melalui titik pusat A, maka
terbentuklah garis singgung dalam yand diminta.
32
1) pelajari tentang memindahkan sudut serta membuat sudut 60 0, 450, 900,
150 dan 1050 dengan menggunakan jangka ( tidak menggunakan busur
derajat)
2) gambarkan lukisan sudut tersebut pada kertas gambar A4 tegak dengan
pembagian ruangan (layout) seperti gambar berikut !
Keterangan :
Ruang 1 untuk gambar pemindahan sudut dari A ke B
Ruang 2 untuk lukisan sudut 600
Ruang 3 untuk lukisan sudut 900
Ruang 4 untuk lukisan sudut 450
Ruang 5 untuk lukisan sudut 150
Ruang 6 untuk lukisan sudut 1050
Lembar Kerja 3-2
Petunjuk :
33
1) Pelajari tentang : membuat segiempat beraturan, segilima beraturan,
segienam beraturan, dan segitujuh beraturan!
2) Gambarkan segi beraturan tersebut lingkaran dasar yang mempunyai
diameter 60 mm!
3) Gambar dibuat pada kertas gambar ukuran A4 tegak dengan layout
sebagai berikut:
Keterangan :
Ruang 1 untuk lukisan segiempat beraturan
Ruang 2 untuk lukisan seglima beraturan
Ruang 3 untuk lukisan segienam beraturan
Ruang 4 untuk lukisan segitujuh beraturan
Lembar kerja 3-3
Petunjuk :
34
1) Pelajari tentang membuat segi-n beraturan
2) Gambarkan segi-13 beraturan dengan lingkaran dasar mempunyai jari-jari
60 mm
3) Gambar dibuat pada kertas gambar A4 tegak dengan layout seperti
gambar berikut:
35
1) Pelajari tentang membuat busur singgung dalam dan busur luar
2) Gambarkan busur singgung dalam dan busur singgung luar tersebut pada
kertas gambar ukuran A4 tegak dengan ketentuan seperti terlihat pada
gambar berikut :
Keteragan :
Ruang 1 untuk busur singgung dalam
Ruang 2 untuk busur singgung luar
36
1) Pelajari tentang membuat garis singgung luar dan garis sunggung luar
2) Buatlah garis singgung dalam dan garis singgung luar tersebut pada
kertas gambar A4 tegak dengan ketentuan seperti terlihat pada gambar
berikut :
Keterangan :
Ruang 1 untuk garis singgung luar
Ruang 2 untuk garis singgung dalam
IV. PRINSIP-PRINSIP PROYEKSI ORTHOGRAFIK
37
Daftar harus menggamabr bagian yang memenuhi gambar tiga dimensi
(lebar, panjang dan tinggi) ada tas gambar
Penggambaran sisimatis adalah dengan menggambarkan benda tersebut
dengan tiga pandangan, yaitu : pandangan depan, pandangan samping
dan pandangan atas, yang disusun pada kertas gambar untuk
memberikan informasi-informasi yang diperlukan.
Benda diproyeksikan dari beberapa muka. Tipe gambar demikian disebut “
proyeksi orthografik “.
Orthografik diambil dari kata yunani dan berasal dari kata :
1. orthos yang berarti lutus, benar atau tegak lurus
2. grafikus yang berarti menulis, menggambarkan dan garis
perlu dicatat bahwa proyeksi disebut orthografik, bila “ semua garis
proyreksi sejajar terhadap satu sama lain dan tegak lurus terhadap bidang
dimana benda tersebut diproyeksikan “
prinsip proyeksi orthografik dapat dilakukan pada sistim kuadran (Gb. 4-1)
38
yang dipakai adalah kuadran satu dan kuadran tiga dengan istilah first
angle projection (sistim eropa) dan third engle projection (system amerika).
IV.1 Simbol proyeksi sistim internasional (ISO)
Penggunaan kedua sistim proyeksi dalam gambar teknik, memerlukan
pemakaian symbol, untuk mencegah kesalahan. ISO menyarankan
symbol untuk kedua sistim proyeksi seperti gb. 4-2
Bentang dan posisi pandangan pada bidang datar dapat dilihat pada gb 4-
4
39
Gb. 4-4. Pandangan proyeksi eropa
A = pandangan depan
B = pandangan atas
C = pandangan samping
A,B dan C adalah pandangan utama
40
Bentangan dan posisi pandangan pada bidang datar dapat dilihat pada gb.
4-6
A = pandangan depan
B = pandangan atas
C = pandangan samping
A,B dan C adalah pandangan utama
41
Lembar Kerja 4-1
Ubahlah dibawah ini kedalam proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika . Masing-
masing pada kertas gambar A4 tegak.
Nama gambar :
1) PROYEKSI AMERIKA
2) PROYEKSI EROPA
42
IV. VISUALISASI
V.1 Persepektif
a. Paralel (satu titik hilang)
43
c. Oblique (tiga titik hilang)
Gb.5-4. Isometri
Proyeksi isometri memiliki ciri-ciri yaitu :
a. Ciri-ciri pada sumbu
- Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30 0 terhasap garis
mendatar
44
- Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lain1200
V.3 Dimetrik
Isometri
Gb.5-5. Dimetrik
Proyeksi dimetri memiliki ketentuan-ketentuan yaitu :
- sumbu utamanya mempunyai sudut : = 70 dan = 400
- perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, pada sumbu y = 1 : 2,
pada sumbu z = 1 : 1.
V.4 Miring
Gb.5-6. miring
45
2) terbalik !
3) horizontal !
- masing-masing pada kertas gambar A4 tegak.
- Lengkap dengan ukurannya.
Nama gambar :
3) ISOMETRIS (NORMAL)
4) ISOMETRIS (TERBALIK)
5) ISOMETRIS (HORIZONTAL)
Gambar 1
46
Gambar 2
Gambar 3
47
Gambar 4
Gambar 5
V. PENUNJUKAN UKURAN
Untuk keseragaman, penunjukan ukuran diberikan dalam satuan metric
dan gambar diberikan dalam proyeksi eropa.
48
1. Prinsip-prinsip.
- Semua penujukan ukuran yang harus dinyatakan dalam gambar adalah
ukuran –ukuran dari benda yang dianggap sudah selesai dikerjakan
- Penunjukan ukuran harus diletakkan pada gambar yang ada
hubungannya dengan pendangan depan yang terlihat jelas, bukan
yang terhalang
- Jika memungkinkan, semua penunjukan ukuran diletakkan diluar garis
benda, agar mudah dibaca dan cepat dimengerti
- Fungsi dimensions (F). adalah ukuran yang mempunyai fungsi untuk
pertimbangan pemasangan (assembly)
- Non fungsi dimensions (NF). Adalah ukuran yang tidak mempunyai
fungsi dalam pemsangan (assembly)
- Auxiliary dimesions (Aux). adalah ukuran pembantu diberikan tanpa
toleransi, fungsinya hanya sebagai informasi.
2. Letak-letak ukuran
Pada kedudukan mendatar, semua angka ukuran harus diletakkan dits
garis penujunkan, dengan memutar kertas gambar 90 0 searah jarum jam.
(gb. 6-2)
49
Gb.6-2. Letak-letak ukuran
50
4. Penunjukan ukuran dengan satuan yang berbeda.
Salah benar
Gb.6-5. Letak garis penunjuk ukuran
51
Benar salah
Gb.6-6. Penujukan ukuran pada lobang
8. Ukuran pembantu
Bila ukuran panjang benda bukan ukuran pembantu, salah satu jarak yang
ada tidak perlu diberikan atau diberikan sebagai ukuran pembantu
dinyatakan dalam kurung. Gb. 6-8
52
9. Penunjukan ukuran pada sudut yang beradius dan diluruskan
53
13. Penunjukan radius
Bila pusat busur/radius berada diluar ruang yang tersedia, garis ukuran
radius dapat dipotong atau diperpendek (dalam hal ini letak radius tidak
diperlukan).Gb. 6-14
15. Ukuran bagian yang tidak pada skala sebenarnya dan angka ditunjukan
pada perpanjangan garis penunjukan ukuran
54
16. Peletakan angka ukuran
GB. 6-16 a untuk ukuran linier dan Gb. 6-16b untuk ukuran sudut. Dalam
hal ini tertentu ukuran sudut diberikan seperti Gb. 6-16c
55
c. Penunjukan segiempat, symbol ( )
56
18. Penunjukan khusus
Bila dikehendaki penunjukkan permukaan yang akan dikerjakan lagi
ukuran tertentu, digunakan garis G. (SIO Draft) dengan penunjukan
ukuran.
57
b. Ukuran kombinasi
d. Chamfers
Penunjukan chamfer yang bersudut 450 seperti Gb. 6-27a dan di luar
450 (missal 300 ) seperti Gb. 6-27b.
Gb.6-27. Chamfers
58
e. Ukuran yang sama
Bila ukuran dibagi beberapa bagian yang sama, dapat digambarkan
seperti Gb. 6-28
59
20. Simbol konus
60
Lembar Kerja 6-1
Gambarlah gambar dibawah ini dan berikan penunjuk ukuran dengan sistim
penunjukan berantai.
1.
2.
61
VII. PRINSIP-PRINSIP PEMOTONGAN
VII.1 Pemotongan
Benda kadang-kadang mempunyai detail bagian dalam seperti lubang,
celah yang sukar ditunjukan kecuali dengan garis strip. Kasus ini akan
sukar dibaca pada gambar kerja. Bila kita bayangkan benda dipotong
dengan bidang potong, maka detail bagian dalam dapat diperlihatkan
dengan jelas. Bidang potong biasanya sejajar dengan bidang proyeksi
Gb.7-1. Pemotongan
62
Kemungkinan-kemungkinan pemotongan
1. Pemotongan penuh
2. Pemotongan setengah
3. Pemotongan sebagian
63
VII.2 Penunjukan Pemotongan
Bidang ditunjukan dengan garis rantai, dengan strip tebal pada ujungnya
dan ditunjukan dengan penuh
Pada kasus tertentu, bagian yang terletak di belakang bidang potong tidak
perlu digambar. Pada prinsipnya, baut, poros, tulang penguat tidak boleh
dipotong pada arah memanjang.
64
VII.3 Garis Arsir
Pada arsiran digunakan untuk menujukkan penampang terpotong.
Digambarkan dengan garis tipis dengan sudut 45 0 terhadap penampang
utama benda
Bagian yang terpisah yang dipotong pada satu komponen diarsir dengan
garis arsir yang sama. Garis arsir komponen lain yang berdekatan diarsir
dengan garis arsir yang berlawanan arah Gb. 7-8
Jarak garis arsir, dipilih dengan perbandingan yang sesuai dengan lurus
bidang yang akan diarsir. Untuk bidang yang luas garis arsir boleh dibuat
seperti Gb. 7-9
65
Gb.7-9. Pengersiran bidang luas
Bila pemotongan pada bagian yang sama pada satu bidang yang sejajar
(berdampingan), garis arsir dibuat denga jarak yang sama (spasi) tetapi
tidak bersambung.
66
digunakan untuk arsiran pada bahan timah,
seng, dsb
67
b. Pemotongan pada dua bidang sejajar
68
Gb.7-16. Pemotongan tiga bidang berdekatan
d. Pemotongan pada dua bidang yang berpotongan, satu bidang
terlihat diputar pada bidang proyeksi yang sama
69
A b
5. Pemotong setengah
Bagian-bagian yang simetris boleh digambar dengan pemotong tidak
penuh (setengah).
6. Pemotong sebagian
Bila tidak diperlukan pemotong penuh ataupun pemotongan setengah,
benda boleh dipotong dengan pemotongan sebagian
70
Gb.7-20. Pemotongan sebagian
71
DAFTAR PUSTAKA
72