Anda di halaman 1dari 25

CUTTING TOOLS DI MESIN BUBUT

Mengenal pahat ISO

Pahat ISO 2 kanan 16x16 (hard metal)

a. Untuk membubut permukaandengan cross slide maju atau facing


b. Untukmembubut diameter luar dengan longitudinal slide geser kekiri
c. Kehalusan permukaan dinyatakan dalam average roughness (Ra) ditentukan oleh runcing
radiusnya pahat dan kecepatan penyayatan mengacu pada,
d. Boleh untuk chamfer kanan diameter luar dengan longitudinal slide kekiri apabila kurang
dari 1x45 derajat, jika lebih, gunakan ISO6 dengan compound slide
e. Sebaiknya jangan gunakan untuk chamfer kanan diameter luar dengan cross slide maju
atau kedepan, mencegah benda kerja oleng
f. Tidak boleh untuk chamfer diameter dalam apapun caranya
g. Tidak boleh untuk chamferkiri diameter luar dengan longitudinal slide kekanan
h. Tidak boleh untuk membubut luar dengan longitudinal slide kekanan
i. Tidak boleh untuk membubut permukaandengan cross slide mundur atau kebelakang
j. Cs 125 – 250 hard metal untuk material MS (Mild Steel) st37 diperhitungkan dengan
depth of cut, lebar tip, roughing/finishing dan kondisi mesin

Pahat ISO 6 kanan

a. Pahat ini hanya boleh membubut kekiri


b. Tidak untuk membubut facing dengan cross slide mundur
c. Jika sekaligus untuk bubut facing maka pemasangan pahat diserong kekiri -3 sampai -5
derajat agar seperti ISO 3, bukan paralel terhadap permukaan benda kerja
d. Untuk chamfer atau conus kanan diameter luar menggunakan compound slide
e. Tidak diperkenankan untuk membubut diameter luar dengan longitudinal slide kekanan
f. Tidak diperkenankan untuk membubut permukaan dengan cross slide maju atau facing
kedepan
g. Untuk kehalusan permukaan diameter maka berlaku Feed = Pitch
h. Cs 125 – 250 hard metal
Pahat ISO 3 kanan

a. Pahat ini bukan ISO 6


b. Untukmembubut diameter luar dengan longitudinal slide kekiri
c. Boleh membubut permukaan dengan cross slide mundur atau facing kebelakang
d. Untuk chamfer atau conus kanan diameter luar menggunakan compound slide
e. Tidak diperkenankan untuk membubut diameter luar dengan longitudinal slide
kekanan
f. Tidak diperkenankan untuk membubut permukaan dengan cross slide maju atau
facing kedepan
g. Cs 125 – 250 hard metal

Pahat ISO 9 kanan

a. Pemasangan pisau potong harus horizontal +3 sampai +5 derajat


b. Untuk membubut diameter dalam dengan longitudinal slide geser kekiri
c. Untuk membuat chamfer atau conus diameter dalam menggunakan compound slide
d. Untukmembubut permukaan lubang dengan cross slide maju atau facing kedepan tanpa
bor papak
e. Bisa untuk membuat lubang tanpa harus dilubang bor dahulu (predrill)
f. Bisa untuk membuat chamfer atau conus diameter luar menggunakan compound slide
dengan putaran spindle kekiri
g. Bahkan bisa untuk membubut diameter luar silindrik
h. Tidak diperkenankan untuk membubut diameter dalam dengan longitudinal slide kekanan
i. Tidak boleh (jika pisau potong horizontal) untuk membubut permukaan lubang dengan
cross slide mundur atau facing ditarik
j. Cs 125 – 250 hard metal diperhitungkan dengan shank tool

TWIST DRILL hss

a. Secara umum ada 3 type bor yaitu W, H dan N (hal. 85)


b. Sudut potong normal bor untuk baja adalah 118 derajat – 130 derajat
c. Dengan length of point 0,3 D untuk sudut 118 derajat (hal. 94)
d. Pengeboran diatasdiameter 10mm harus diawali dengan diameter lebih kecil
e. Jika mengebor diatas diameter 10mm tanpa awalan, harus mengecilkan lebar web
f. Jika tebal material yang di bor kurang dari lenght of point maka 118 derajat harus
dikecilkan menjadi 80 derajat agar tidak terjadi trigonal
g. Untuk pengeboran cast iron maka pisau potong harus di chamfer (dipositipkan)
h. Untuk pengeboran benda kerja lunak pilih sudut potong kecil
i. Untuk pengeboran dinding beton memakai bor type W dengan pisau potong 0 atau
positip
j. Mengebor diameter besar dan dalam, harus bertahap
k. Cs 15-60
Table Cutting Speed untuk Twist Drill (hal. 89)

Feeding penyayatan untuk Twist Drill


NC (notch centre / takik pusat) hss super cobalt

a. Hanya untuk membuat lubang awal agar pengeboran dapat centre


b. Boleh sekaligus countersinking karena sudut potong 90 derajat
c. Tidak untuk mengebor lubang karena diameter NC tanpa clearance
d. Lenght of point 0,47 D
e. Cs 20-60

CENTRE DRILL (hal. 55)

a. Ada dua macam bentuk centre drill yaitu radius dan sudut 60 derajat
b. Bentuk radius untuk benda proses machining lanjut setelah proses turning
c. Bentuk sudut 60 derajat tidak untuk benda proses machining lanjut
d. Centre drill kombinasi sudut 90 dan 60 untuk benda tidak difacing
e. Sebaiknya pemasangan di mesin bubut posisi kedua pisau potong horizontal untuk
mencegah kemungkinan patah
f. Cs 15-60 hss cobalt
REAMERS

a. Ada bermacam reamers (hal. 101)


- Machine reamers mempunyai pisau potong pendek dengan taper shank
- Hand reamer mempunyai pisau potong panjang dengan silindrik shank
- Adjustable machine reamer dengan nut pengatur yang bergeser dan pisau membesar
- Adjustable hand reamer dengan bolt pengatur yang bergerak dan pisau membesar
- Tapers reamers
- Reamer left / right flutes
- Reamer straigh flutes
b. Baik benda kerja maupun reamer tidak boleh putar balik saat mundur
c. Diameter benda yang di reamer 0,2mm lebih kecil dari diameter reamer
d. Cs 5-32 berdasar dari cs hss cobalt 15-60dipertimbangkan dengan jumlah pisau potong
TAPS (threading taps)

a. Ada tap ulir kanan dan ada tap ulir kiri


b. Diameter lubang : dl = M – P
c. Untuk diameter lubang bor pembulatan keatas
d. Tap spiral kanan untuk ulir tidak tembus
e. Tap spiral lurus dan spiral kiri untuk ulir tembus
f. Mengetap memerlukan cutting oil agar tidak panas
g. Hand tap 3 seri, no 1 dengan tanda lingkar 1, no 2 dengan lingkar 2 dan no 3 tanpa tanda
h. Hand tap 2 seri biasanya untuk fine thread
i. Machine tap biasanya hanya 1 seri
j. Diameter lubang tap adalah diameter Major dikurangi Pitch
k. Tidak boleh proses tap panjang kemudian material dibalik dan di tap dari sebaliknya
l. Jika proses tap panjang dan berat, bukan tap nomer 1 selesai kemudian tap 2 selesai dan
tap 3 selesai, akan tetapi tap 1 belum selesai, ganti tap 2, kembali tap 1 lagi kemudian tap
2, baru tap 3 finishing

SNEY (threading dies)

a. Diameter material yang akan diulir adalah diameter Major minus 0,2mm
b. Jika proses manual di mesin bubut, handle sney ditumpu tool post, housing sney ditumpu
tail stock dan spindle chuck diputar kekanan dengantangan
c. Dapat juga snei ulir di mesin bubut menggunakan alat tambahan teropong
ALUR RADIUS hss (profile)

a. Untuk lebar alur sama dengan lebar pahat makapenyayatan tidak sekali menusuk tetapi
digeser 0,1mm sudah cukup, tusuk tarik, geser kanan, tusuk tarik, geser kiri dan
seterusnya
b. Untuk lebar alur lebih dari lebar pahat maka proses penyayatan model zig zag, tusuk
kemudian geser kanan, tusuk kemudian geser kiri dan seterusnya
c. Cs 15-60 hss cobalt diperhitungkan dengan jenismaterial

PAHAT Radius

a. Sentuhkan ujung pahat ke diameter benda kerja dan nolkan skala cross slide
b. Sentuhkan ujung pahat ke permukaan benda kerja dan nolkan skala longitudinal slide
c. Mundurkan kekanan longitudinal slide
d. Majukan cross slide per 0,5mm dan geser longitudinal kekiri sampai skala 0
e. Mundurkan kekanan longitudinal slide
f. Majukan lagi cross slide begitu seterusnnya sampai kedua skala 0
g. Cs 15-60 hss cobalt diperhitungkan denganjenis material
UNDER CUT hss (grooving)

a. Diawali dengan alur radius kemudian di finish dengan under cut sisi sebelah kiri dan sisi
sebelah kanan kemudian
b. Cs 15-60 hss cobalt diperhitungkan denganjenis material

POTONG hss (parting off)

a. Seperti proses alur radius, penyayatan dengan proses tusuk, tarik, geser dan seterusnya
b. Cs 15-60 hss cobalt diperhitungkan denganjenis material
POTONG BEBEK (hard metal)

a. Penyayatan sama dengan potong biasa


b. Cs 125 diperhitungkan dengan jenis material

ULIR LUAR hss (ISO12 threading)

dm = M – [{(P x cos30) / 4 – R} + (0,541 x P)] 2

Contoh :

M = Mayor diameter 20

P = Pitch ulir 2,5

R = Radius pahat ulir 0.3

dm = diameter minor baut = 16,82

a. Ada 4 macam pahat ulir hss,


h. Pahat ulir inchi 55 derajat dua sisi
i. Pahat ulir metris 60 derajat dua sisi
j. Pahat ulir inchi 27,5 derajat satu sisi
k. Pahat ulir metris 30 derajat satu sisi
b. Ada banyak cara penyayatan proses ulir
l. Skala cross slide maju saja untuk pahat model 55/60 derajat jika pitch kurang dari 2mm
(A)
m. Skala cross slide tetap, compound slide maju miring 27,5/30 derajat untuk pahat satu sisi
potong 27,5/30 derajat
n. Skala cross slide tetap, compound slide maju miring 26,5/29 derajat untuk pahat dua sisi
potong 55/60 derajat jika pitch lebih dari 2mm (lih.B)
o. Skala cross slide dan skala compound slide 0 derajat maju bergantian (zig zag model)
p. Untuk start lebih dari 1 gunakan lonceng (lih.E)
q. Untuk cek gunakan alat bantu angle gauge, pitch gauge, ring thread gauge
r. Gunakan Cs 15-60 hss cobalt
s. Lihat Video (Thread Cutting On The Lathe)

ULIR DALAM hss (ISO13 threading)

a. Pembuatan hampir sama seperti pada pahat ulir luar


b. Diameter lubang : dl = M – P
c. Untuk cek gunakan alat bantu angle gauge, pitch gauge, plug thread gauge
d. Gunakan Cs 15-60 hss cobalt diperhitungkan dengan diameter pitch normal dan diameter
Shank
KNURLING (hal. 70)

a. Ada macam-macam holder roda knurling


b. Ada bermacam roda knurling antara lain straigh knurl (lurus), cross knurl (lembah
kotak/puncak kotak), diamond knurl (lembah piramida/puncak piramida), worm knurl
(cacing terbalik), helic knurl (miring 30/45), bevel knurl (permukaan)
c. Pemasangan tinggi roda knurling harus centre roda atau antara roda knurling
d. Contoh roda double helic knurl 1mm untuk bentuk diamond, penambahan diameter
material maximal yang terjadi adalah ±0,45mm diameter
e. Jika lebar yang di knurling sama lebarnya dengan roda knurling maka pemasangan tool
knurling lurus atau 0 derajat
f. Jika lebar yang di knurling lebih panjang dari lebar roda knurling maka pemasangan tool
knurling dimiringkan 7 derajat mengingat pisau potong
g. Untuk keamanan maka putaran benda yang di knurling harusberlawanan dengan arah
jarum jam atau terbalik
h. Geseran knurling adalah automatik longitudinal kekiri atau kekanan
i. Jika geseran knurling kekanan maka kemiringan tool knurling 7 derajat kekanan atau
positip
j. Jika geseran knurling kekiri maka kemiringan tool knurling 7 derajat kekiri atau negatip
k. Pengulangan knurling bisa dilakukan jika puncak piramida belum runcing
l. Proses knurling tidak boleh between centre
m. Memperdalam hasil knurling bisa dilakukan dari kiri atau dari kanan dan tidak akan
merusak knurling sebelumnya
n. Benda kerja oleng tidak diperkenankan untuk diknurling
o. Benda kerja yang kotor menyebabkan hasil kurang baik
p. Benda kerja konus kurang bagus untuk diknurling
q. Chamfer setelah diknurling bukan sebelumnya
r. Feeding terlalu pelan menjadikan benda kerja tidak sesuai dengan knurling yang
diinginkan
s. Ada step pada diameter tidak dianjurkan untuk di knurling
t. Rpm knurling dihitung berdasarkan Cs 15 untuk hss cobalt dibagi 2 roda
u. Knurling tool model jepit untuk material diameter kecil
v. Feeding knurling minimal 0,1mm
w. Lihat Video (Spiral Knurling)
x. Pertambahan diameter straight knurling 0,5p
y. Pertambahan diameter cross knurling 0,67p

PDJNR1616 (contoh menggunakanpahat insert untuk form E)

a. P = clamping system insert model PIN


D = menggunakan insert shape bentuk DIAMOND
J = lead angle permukaan -3 derajat dilihat dari atas
N = insert clearance angle -7 derajat
R = hand of tool sisi kanan (RIGHT)
1616 = tebal dan lebar shank
b. Compound slide mesin di setting +15 derajat kekanan
c. Sentuhkan pahat ke permukaan benda kerja dan skala longitudinal slide nol
d. Sentuhkan pahat ke diameter benda kerja dan skala cross slide nol
e. Geser longitudinal slide kekiri sesuai ukuran
f. Putar kanan cross slide masuk ukuran depth
g. Geser kanan longitudinal slide secukupnya
h. Mundurkan pahat dengan putar kiri compound slide membentuk sudut +15 derajat
i. Cs 250 hard metal diperhitungkan dengan depth of cut dan kemampuan mesin
BOR papak

a. Tidak diperlukan untuk proses bubut


b. Hanya dipakai jika diameter yang dibuat lebih kecil dari ISO 9 yang ada

COUNTER SINK

a. Digunakan untuk chamfer lubang


b. Jika mata 3 maka cs 15-60 hss cobalt dibagi 3

COUNTER BORE

a. Biasa digunakan untuk membuat lubang kepala baut tanam (IMB)


b. Diameter guide dibuat dahulu baru counter bor kemudian
c. Cs sama dengan cs 15-60 hss cobalt dibagi dengan (D-d)
LAIN-LAIN

a. Lathe file (Kikir bubut)

- Gunakan kikir untuk bubut finishing


- Pengkikiran harus kidal
- Spindel putar kanan dan Kikir tidak boleh diam disatu titik
b. File thread (Kikir ulir)

- Pilih pitch ulir kikir sesuai ulir yang akan didebur


- Pengkikiran spindel putar dan kikirberjalan searah maju sesuai miringnya beta sudut
ulir
- Ujung file thread dipakai untuk ulir dalam
c. Efhanger
- Sesuaikan penggunaan seperti ISO8 ISO9 ISO11 dan yang lain menurut kebutuhan
- Setting pisau potong horizontal dengan lubang centre
- Pengasahan harus memusat
d. Oil stone

- Debur jika pahat hard metal ada chip setelah digerinda


e. Cutting oil

- Gunakan saat membuat ulir agar chip tidak lengket pada pahat, demikian pula saat tap
maupun snei

f. Angle gauge
- Ada dua macam angle gauge, metris dan inchi
- Setting celah sudut harus paralel(lih.C gb. ULIR LUAR)
g. Pitch gauge

- Hanya untuk chek jarak gang ulir


- Gunakan saat mulai membuat ulir bukan setelah finish
h. Ring thread gauge

- Gunakan ring thread gauge untuk chek ulir luar (bolt)


- Gunakan Outside Screw Thread Micrometer
- Gunakan Dowl Pin
i. Plug thread gauge

- Gunakan untuk chek ulir dalam (nut)


- Go tanda hijau harus masuk
- No Go tanda merah tidak boleh masuk
j. Live centre

- Alat ini bukan untuk mencentrekan material tapi untuk menumpu


- Banyak pilihan untuk alat ini antara lain kemampuan putar dan kemampuan beban
- Beberapa produk ditandai dengan warna merah kuning dan hijau melingkar
k. Lathe dog

- Pemasangan dead centre harus betul-betul bersih


- Tumpu kedua sisi dengan dead centre dan live centre
- Tumpu batang lathe dog (bukan bautnya) dengan batang driver
- Pindah posisi baut driver menuju pusat jika putaran tidak balance

l. Outside dial
- Untuk mencenterkan material jika menggunakan universal chuck maka cukup dial
diameter terjauh dengan diketok material, bukan jaws yang dipukul
- Untuk mencenterkan material jika menggunakan independent chuck, material pendek
maka dial permukaan dengan diketok material dan dial diameter dengan just jaws
masing-masing kemudian (hal. 74)
- Untuk mencenterkan material jika menggunakan independent chuck, material panjang
maka dial dahulu diameter sedekat mungkin dengan chuck dengan just jaws masing-
masing, kemudian dial diameter material terjauh dengan diketok
- Untuk dial diameter material, posisi dial harus dipuncak dan tegak lurus terhadap
material
m. Outside micrometer

- Gunakan saat ukuran menjelang 0.5mm


- Untuk dimesin bubut, pegang micro vertical dengan tangan kanan, putar rachet
dengan tangan kiri
- Plug gauge digunakan untuk kalibrasi ukuran saja
n. Optical flats gauge

- Digunakan untuk chek paralel permukaan outside micro


- Jika pantulan pelangi melingkar memusat maka alat siap pakai
o. Inside micrometer

- Gunakan saat ukuran menjelang 0.5mm


p. Dial caliper

- Gunakan pengukuran pada faces


- Jarum 0 diatas menunjukkan nominal genap
- Jarum 0 dibawah menunjukkan nominal ganjil
q. Jaws chuck

- Jaws dirancang sedemikian rupa, maka material yang dicekam tidak perlu diganjel
dengan soft metal atau apapun
- Kalau supaya tidak cacat, ganti dengan soft jaws sesuai material yang dicekam
r. Sleeve

- Ada bermacam sleeve tergantung besar kecilnya


- Seperti 2-3, 3-4 dan 4-5
s. Drill chuck

- Ada bermacam model drill chuck, dengan kunci bintang dan tanpa
- Dengan ukuran tertentu pula
- Seperti 0-13, 0-16 dan lain-lain

t. Mandrels

- Adalah alat bantu mencekam benda kerja


- Jika proses bubut tidak bisa dicekam menggunakan spindle chuck
- Harus dicek kesentrisan mandrell menggunakan out side dial
u. Soft Jaws

- Jika benda kerja tidak dapat dicekam dengan hard jaws dan atau pembubutan harus
centre satu setting
- Cek atau bubut lagi soft jaws +0.2 dari ukuran yang akan dicekam untuk benda
diameter luar

v. Compound slide attachment

- Membubut conus atau chamfer baik luar maupun dalam


- Untuk conus atau chamfer luar gunakan ISO6
- Untuk conus atau chamfer dalam gunakan ISO9
- Membubut ulir menggunakan pahat ulir satu sisi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA KECEPATAN POTONG

1. Jenis alat potong


Semakin tinggi kekuatan alat potong maka harga kecepatan potong semakin besar
2. Bahan benda kerja / material
Semakin tinggi kekuatan bahan yang dipotong, maka harga kecepatan potong semakin
rendah
3. Kecepatan penyayatan
Semakin besar kecepatan penyayatan (Feed) maka harga kecepatan potong semakin
rendah
4. Kedalaman penyayatan
Semakin tebal penyayatan maka harga kecepatan potong semakin rendah
5. Pendinginan
Menggunakan pendingin cutting oil, coolant atau tanpa cooling juga berpengaruh pada
harga kecepatan potong
6. Kemampuan atau kondisi mesin
Menggunakan mesin CNC atau manualpun berpengaruh pada harga kecepatan potong
7. Membubut permukaan
Menggunakan kecepatan potong konstan sehingga semakin ujung pahat menuju kepusat
maka putaran spindel semakin tinggi
8. Jenis pembubutan dan pahat
Membubut rata diameter luar atau dalam, shank tool, mengulir (pitch), under cut,
memotong ataupun kartel serta jumlah mata potong, tetap harus diperhitungkan dengan
harga kecepatan potong
9. Bentuk material
Exentric, Hexagon atau Square juga mempengaruhi harga kecepatan potong

Anda mungkin juga menyukai