Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM HOBBING

Dosen Pembimbing:
Hariyanto, S.T, M.Eng.

Disusun Oleh Kelompok 1:


Nama Anggota:
1. Ahmad Yusuf (4.21.14.1.04)
2. Ahsani Taqwiim Damaska (4.21.14.1.05)
3. Ananda Putra Pratama (4.21.14.1.06)
Kelas: MS-2B

TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN PROGRAM


SARJANA TERAPAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015

H a l 1 | Hobbing
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji serta syukur kita panjatkan pada Allah SWT yang mana telah
melimpahkan rahmad dan nikmat-Nya sehingga penulisan laporan penulisan praktikum
hobbing dapat terselesaikan.
Laporan ini merupakan rangkuman hasil kerja praktikum hobbing dalam bentuk
tertulis. Di dalam laporan ini juga akan di jelaskan mekanisme praktikum hobbing yang di
alami oleh penulis. Seperti halnya dimulai dari dasar teori analisa program dan dilaksanakan
praktikum pada benda kerja dengan hobbing.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Haryanto selaku dosen
pratikum hobbing dan tidak lupa pada rekan kelompok penulis yang bekerja sama dalam
menyelesaikan job bengkel ini dengan baik.

Semarang, 20 Desember 2015

Penulis

H a l 2 | Hobbing
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................................... 1


Kata Pengantar ....................................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan ................................................................................................................. 4

1.1 Latar belakang ............................................................................................................ 4


1.2 Tujuan praktikum ....................................................................................................... 4

Bab II Landasan Teori ........................................................................................................... 5

2.1 Pengertian Mesin Hobbing ........................................................................................ 5


2.2 Jenis Gear ................................................................................................................... 8

Bab III Analisa ..................................................................................................................... 12

3.1 Berikut Perhitungan Pratikum........................................................................................ 12


3.2 Berikut Acuan Yang Diberikan Oleh Dosen Pembimbing ............................................ 12

Bab IV Penutup .................................................................................................................... 14

4.1 Kesimpulan

Kata Penutup ..................................................................................................................................... 15

H a l 3 | Hobbing
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri di indonesia semakin pesat, peralihan dari masyarakat
agraris ke masyarakat industri membuat sebagian orang agak kebingungan untuk
berkerja di industri Politeknik Negeri Semarang sebagai pusat pendidikan yang
mempersiapkan tenaga kerja siap pakai untuk industri jurusan teknik mesin
mempersiapkan mahasiswanya berupa praktek bengkel untuk melatih skill mahasiswa
guna bersaing di ranah industri setelah lulus.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Melatih mahasiswa untuk terbiasa dengan bengkel
2. Melatih mahasiswa membuat gear
3. Melatih mahasiswa mengoprasikan mesin hobbing

H a l 4 | Hobbing
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mesin Hobbing


Hobbing adalah permesinan Proses untuk membuat gigi , splines , dan sprockets di
mesin hobbing, yang merupakan jenis khusus mesin penggilingan . Gigi atau kurva secara
progresif potong menjadi benda kerja dengan serangkaian luka yang dibuat oleh pahat yang
disebut sebuah kompor. Dibandingkan dengan peralatan lain proses pembentukan yang relatif
murah tapi masih cukup akurat, sehingga digunakan untuk berbagai suku cadang dan
kuantitas.
Ini merupakan peralatan yang paling banyak digunakan untuk membuat proses
pemotongan memacu dan roda gigi heliks dan roda gigi lebih dipotong oleh hobbing daripada
proses lainnya karena relatif cepat dan murah. Hobbing menggunakan mesin hobbing dengan
dua non-paralel spindle , satu terpasang dengan benda kerja kosong dan yang lainnya dengan
kompor. Sudut antara poros kompor dan poros benda kerja yang bervariasi, tergantung pada
jenis produk yang dihasilkan.Sebagai contoh, jika memacu gigi yang diproduksi, maka
kompor tersebut siku sama dengan sudut heliks dari kompor, jika gigi heliks yang diproduksi
kemudian sudut harus naik dengan jumlah yang sama dengan sudut heliks pada gigi heliks.
Dua poros yang diputar pada rasio proporsional, yang menentukan jumlah gigi pada kosong,
misalnya, jika rasio gigi adalah 40:1 kompor berputar 40 kali untuk setiap pergantian kosong,
yang memproduksi 40 gigi dalam kosong. Perhatikan bahwa contoh sebelumnya hanya
berlaku untuk kompor berulir tunggal, jika kompor memiliki beberapa thread maka rasio
kecepatan harus dikalikan dengan jumlah thread di kompor.kompor tersebut kemudian muak
ke benda kerja sampai benar kedalaman gigi diperoleh. Akhirnya kompor dimasukkan ke
dalam paralel benda kerja untuk kosong's sumbu rotasi.

Peralatan

 Sebuah mesin hobbing vertikal

H a l 5 | Hobbing
 Sebuah mesin hobbing horizontal
Modern hobbing mesin, juga dikenal sebagai hobbers, adalah mesin otomatis sepenuhnya
yang datang dalam berbagai ukuran, karena mereka harus mampu menghasilkan apa-apa dari
instrumen kecil roda gigi hingga 10 kaki (3,0 m) roda gigi diameter laut. Setiap gigi hobbing
mesin biasanya terdiri dari cekaman dan tailstock , untuk memegang benda kerja atau
gelendong, sebuah spindle yang kompor sudah terpasang, dan motor drive.
Untuk profil gigi yang merupakan sukar teoritis, rak dasar lurus-sisi, dengan sisi miring di
sudut tekanan dari bentuk gigi, dengan rata atas dan bawah. Yang diperlukan koreksi
tambahan untuk memungkinkan penggunaan pinions bernomor kecil dapat diperoleh dengan
modifikasi sesuai dari rak ini untuk bentuk cycloidal di tips, atau dengan hobbing di lain dari
diameter lingkaran pitch teoritis. Karena rasio roda gigi antara kompor dan kosong adalah
tetap, maka gigi yang dihasilkan akan memiliki nada yang benar pada lingkaran pitch, tetapi
ketebalan gigi tidak akan sama dengan lebar ruang. mesin Hobbing dicirikan oleh terbesar
modul atau pitch diameter dapat menghasilkan.Misalnya, 10 di (250 mm) kapasitas mesin
dapat menghasilkan gigi dengan diameter 10 di lapangan dan biasanya maksimal 10 lebar
wajah. Kebanyakan mesin hobbing adalah hobbers vertikal, yang berarti kosong dipasang
secara vertikal. Horizontal hobbing mesin biasanya digunakan untuk memotong benda kerja
lagi; splines pemotongan yaitu di ujung poros. [6]
Hob

 Sebuah kompor gigi dalam sebuah mesin hobbing dengan gigi selesai.

H a l 6 | Hobbing
Gear-hob.jpg

kompor adalah cutter digunakan untuk memotong gigi ke benda kerja.Ini adalah bentuk
silinder dengan heliks gigi pemotong. Gigi ini memiliki alur yang menjalankan panjang
kompor, yang membantu dalam pemotongan dan chip penghapusan. Ada juga hobs khusus
dirancang untuk gigi khusus seperti spline dan roda gigi sproket.
 Worm gigi
Hobbing digunakan untuk memproduksi sebagian besar roda cacing tenggorokan , tapi
profil gigi tertentu tidak dapat hobbed. Jika ada bagian dari profil kompor tegak lurus dengan
sumbu maka tidak akan memiliki izin pemotongan yang dihasilkan oleh dukungan dari proses
biasa, dan tidak akan dipotong dengan baik.

2.2 Jenis Gear

1. Spur Gear

Spur gear merupakan tipe/model sederhana dari semua tipe gear. Spur gear terdiri dari sebuah
silinderatau disk dengan gigi memproyeksikan radial, dan meskipun mereka tidak lurus-
sisi dalam bentuk, tepitiap gigi lurus dan sejajar dengan sumbu rotasi.

H a l 7 | Hobbing
Contoh proses spur gear

2.Helical gear

Bentuk gigi ini menyilang miring terhadah sumbu roda gigi. Tingkat kemiringan dapat
diatur dengan setting Hob Cutter pada mesin hobbing.

Contoh proses helical gear

3.Bevel Gear

H a l 8 | Hobbing
Berbentuk seperti kerucut ( mirip payung ) terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya. Ketika dua roda gigi bevel mersinggungan, titik ujung kerucut yang
imajiner akan berada pada satu titik, dan aksis poros akan saling berpotongan.
Sudut antara kedua roda gigi bevel bisa berapa saja kecuali 0 dan 180. Roda gigi bevel
dapat berbentuk lurus seperti spur atau spiral seperti roda gigi heliks.

Contoh proses bevel gear

4.Worm Gear

Roda gigi cacing (worm gear) menyerupai screw ( ulir ) berbentuk batang yang
dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu
cara termudah untuk mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang
rendah.

H a l 9 | Hobbing
BAB III

ANALISA

3.1 Berikut Perhitungan Pratikum.


α = 1. m
= 1,5

b = 2,2 . m
= 2,2 . 1,5
= 3,3

D =2.m
= 43 . 1,5
= 64,5

𝜋.𝐷
t = .𝜋 .𝑚
𝑍

ht = a + b
= 1,5 + 3,3
= 4,8

D0 = D + 2a
= 64,5 + 3
= 67,5

hk = B1 + B2

3.2 Berikut Acuan Yang Diberikan Oleh Dosen Pembimbing.


Gear Hobbing Machine

Speed change gears can be selected with the eid of the speed chart Fig.13. The
ordinate denotes cutting speed, wherass the abscissa denoten diameter of hob.
According to the selected cutting speed and diameter of the hob draw a horizontal
line rightward from the ordinat and a vertical line upward from the abscissa to
have them intersect at a point. Them select one of slant linear. Which denote rpm
H a l 10 | Hobbing
of hob, nearest to the point of intersection. Through the slant line selected, the
corrasponding speed change gears can be found on the upper end of the slant line.
For hobbing R.H helical gear of large halix angle, the hob head is required to
awivel to the other side, so that the drive gear A on the change gear should the
mounted on the other shaft ( lower one) (indicated with A’ in Fig.13). Under usual
condition the drive gear A is always mountedtion the shaft at right side.
To avoid premature wear of the indexing worm and worm wheal, the
relationship between the cutting speed and the number of teath of gear to be
hobbed is governed by the permiasible sliding speed of the indexing worm, which
should not exesed 2 m/sec. ,so that the speed of the work table will also limited to
not over 7,5 rpm.
The practical speed of the work table can be commited by the following
formula :

𝑛ℎ . 𝐾
n1 = ≤ 7,5 𝑟/𝑚𝑖𝑛
𝑍

where : n1 = Speed of work table


nh = Speed of hob
K = Number of threads of hob
Z = Number of teath of gear hobbed

Example : D = 60 K=1 Z= 26

Where : D = Diameter of hob

If take cutting speed for conventional cut method


V = 29,5 m/min. The job speed is = 165 r/min ( see Fig.13)

According to the above formula the pratical speed of the work table is :
𝑛ℎ . 𝐾 165 . 1 𝑟
n1 = = = 6,35 min ˂ 7,5 𝑟/𝑚𝑖𝑛 ( permitted )
𝑍 26

H a l 11 | Hobbing
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hobbing adalah permesinan Proses untuk membuat gigi , splines , dan sprockets di
mesin hobbing, yang merupakan jenis khusus mesin penggilingan . Gigi atau kurva secara
progresif potong menjadi benda kerja dengan serangkaian luka yang dibuat oleh pahat yang
disebut sebuah kompor. Dibandingkan dengan peralatan lain proses pembentukan yang relatif
murah tapi masih cukup akurat, sehingga digunakan untuk berbagai suku cadang dan
kuantitas. Ini merupakan peralatan yang paling banyak digunakan untuk membuat proses
pemotongan memacu dan roda gigi heliks dan roda gigi lebih dipotong oleh hobbing daripada
proses lainnya karena relatif cepat dan murah. Hobbing menggunakan mesin hobbing dengan
dua non-paralel spindle , satu terpasang dengan benda kerja kosong dan yang lainnya dengan
kompor. Sudut antara poros kompor dan poros benda kerja yang bervariasi, tergantung pada
jenis produk yang dihasilkan.

H a l 12 | Hobbing
KATA PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam laporan pratikum ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul laporan pratikum ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budi man dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya laporan pratikum dan penulisan
dikesempatan berikutnya. Semoga laporan pratikum ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Semarang, 20 Desember 2015

Penulis

H a l 13 | Hobbing

Anda mungkin juga menyukai