Anda di halaman 1dari 24

Pasal 11

Pekerjaan Persiapan &


Bongkaran

1. Lingkup Pekerjaan :
1. Pemasangan Papan Nama
Kegiatan
2. Penyediaan Air Kerja dan Listrik
Kerja
3. Dokumentasi dan
Pelaporan
4. Pekerjaan
K3
5. Pekerjaan Bongkar Tembok,Lantai,Plafond &
Kusen

2. Persyaratan Bahan

Ú Gambar-gambar kerja (shop drawing) maupun as bulit drawing


disajikan dalam gambar ukuran kertas A4, HVS 60 gram

Ú Air kerja yang dipakai adalah air tawar yang bersih dan harus bebas
dari bahan-bahan yang berbahaya bagi konstruksi.

3 Pedoman Pelaksanaan

· Administrasi harus dibuat teratur menyangkut aktifitas harian di


lapangan, pencatatan material yang masuk maupun yang keluar
dari gudang

9
logistik, tenaga kerja dan kondisi cuaca serta selalu membuat fofo-
foto setiap terjadi kemajuan pekerjaan di lapangan.
· Pelaporan yang harus dibuat oleh kontraktor adalah laporan harian
yang isinya harus mendapat persetujuan dari pengawas
lapangan dan mendapat pengesahan dari Direksi Pemberi Kerja

· Penentuan titik-titik ketinggian dilakukan dengan selang air ukuran


1/4" sedangkan untuk sudut siku-siku dilakukan dengan benang
secara azas segitiga Pythagoras.

· Harus benar-benar waterpass (timbang air) dan sudut-sudutnya harus


siku.

· Papan nama proyek memuat informasi tentang proyek dan


tahan terhadap cuaca (hujan)

· Seluruh pekerjaan wajib didokumentasikan per tiap item pekerjaan

· Pekerjaan bongkaran dilakukan secara manual tanpa menggunakan


alat bantu Jack Hammar.

· Pembongkaran plafond harus dilakukan secara hati hati agar


tidak merusak rangka plafond.

· Dalam melakukan pembongkaran pelaksana harus berkoordinasi


dengan direksi/pengawas untuk mendapat persetujuan

· Jika dalam pembongkaran terdapat kerusakan akibat pek


bongkaran maka hal tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana untuk
memperbaiki.

10
Pasal 12
Pekerjaan
BETON

1. Lingkup pekerjaan
1, Cor beton
ringbalk
a. Beton (komp. 1 PC : 2 Psr : 3 Krl)
b. Pembesian BJTP U-
24 c. Bekisting (2x
pakai)
2, Cor beton balok latei kusen
km/wc a. Beton (komp. 1 PC : 3 Psr )
b. Bekisting (1x
pakai)

2. Persyaratan Bahan

Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang


telah ditentukan dalam pasal beton bertulang yang
disyaratkan dalam PBI’71.
ØBeton
a.
Semen
Ø Digunakan Portland Cement Jenis I Merk Bosowa atau Tonasa
atau Tiga Roda atau Gresik yang memenuhi ketentuan NI-8
tahun 1975 dan memenuhi S-400 menurut Standar Cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).
Ø Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya
dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya
sebagai bahan campuran.
Ø Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras.
b. Pasir Beton, Pasir beton yang digunakan adalah pasir beton ex.
Takari, harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.
11
c. Kerikil, harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai
gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI
1971.
d. Air, harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
e. Besi Beton,
- Mutu baja/besi tulangan beton adalah jenis besi/baja
lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 2400 kg/cm2) dengan propil polos (BJTP 24) untuk
tulangan dengan diameter sampai 12 mm (notasi pada
gambar Ø).
- Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran,
lemak,
minyak, karat lepas dan bahan
lainnya.
- Pembengkokan, Penyambungan dan pengangkeran
besi
tulangan harus sesuai dengan PBI
1971.
- Bekisting
Bekisting yang digunakan adalah 2 x pakai. Dapat
digunakan ulang 1 x setelah digunakan kecuali bekisting
plat. Material bekisting menggunakan tripleks 9mm, kayu
kelas III dolken,
paku dan material
lainnya.

Ø Mutu beton. Mutu beton untuk elemen bangunan non struktur


(sloof praktis, kolom praktis, balok latai) adalah K-175 atau
campuran dalam perbandingan Volume 1PC : 2Ps : 3 Krl dan
untuk beton menggunakan mutu K-125 atau dalam
perbandingan volume 1PC :
3Ps : 5 Kr.

Ø Pengecoran
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan tertulis Konsultan pengawas.
12
- Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka
tempat penghentiannya harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

Ø Perawatan Beton
Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran
beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung
terus-menerus seIama paling sedikit dua minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus
dipertahankan tidak lebih dari 32’C.
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan
dengan
membasahi permukaan beton terus menerus
dengan menutupinya dengan karung -karung basah
atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Pekerjaan

13
Pasal 13
PEKERJAAN PASANGAN DINDING, PLESTERAN
DAN KERAMIK
1, Plesteran dinding dan beton + tembok rusak 1Pc : 5Psr
2, Acian dinding, beton dan pondasi
3, Pekerjaan keramik lantai KM/WC

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan pasir, semen dan air untuk pekerjaan pasangan dan
plesteran mengikuti persyaratan yang telah ditentukan dalam pasal
beton bertulang.
b. Bataco yang digunakan ádalah bataco kualitas baik, merupakan
bataco
hasil campuran pasir dengan
semen.

3. Pedoman Pelaksanaan
Ø Plesteran dibuat dengan campuran 1PC : 4 Ps untuk Plesteran
pada pondasi, dinding batako, sedangkan plesteran dinding saluran
dengan
1PC : 3
Ps.
Ø Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya
dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu
tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai
1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya
diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu
panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
Ø Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus
diusahakan
memperbaikinya secara
keseluruhan.
Ø Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya
selama seminggu sejak permulaan plesterannya.

14
Ø Acian saus semen untuk semua bidang yang diplester
menggunakan perbandingan perbandingan air dan semen diaduk
sampai didapat
campuran yang plastis, kecuali pada dinding saluran tidak

Pasal 14
Pekerjaan Pintu dan Jendela

1. Lingkup pekerjaan

1,Pasang Pintu Alumunium set pabrikasi


2, Pek Dumpul Kusen

2. Persyaratan
Bahan
a. Kayu menggunakan jati yang telah matang dan tanpa
cacat
b. Ukuran kayu adalah 6/14 untuk kusen dan dimeny terlebih
dahulu
c. Kecuali pintu dan jendela pada KM/WC Kaca yang

digunakan adalah kaca rayban 40% tebal 5 mm untuk


boven dan daun jendela.
d. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak
cacat/bermata.
e. Penutup daun pintu KM/WC menggunakan daun pintu
aluminium set.
f. Gerendel yang dipasang pada daun jendela dan boven
berupa Rambuncis setara DEKSON 428 COKLAT
g. Kait angin yang dipasang pada boven dan jendela berupa
engsel angin setara SES (B) AC (067307)

15
3. Pedoman Pelaksanaan

a. Kusen pintu dan jendela

Ø Kusen kayu dipasang setelah bahan kusen disetujui oleh


direksi, dipasang dengan rapi. Kusen kayu harus dipasang oleh
teknis yang berpengalaman dalam pekerjaan kusen bahan
kayu. Kusen- kusen setelah pemasangan tidak boleh cacat.

Ø Kusen pintu dan jendela yang terbuat dari kayu jati harus
dikerjakan atau dipasang pada saat pasangan
bata/batako dan harus diwaterpass agar benar benar lurus

Ø Kusen pintu dan jendela yang terbuat dari alumnium


harus dipasang dengan menggunakan paku fisher minimal
jarak
75 cm untuk tiap sisi yang mengalami kontak
langsung dengan sisi lubang kusen.
Ø Sisi Kusen pintu dan jendela yang terbuata dari aluminium
yang mengalami kontak langsung sisi lubang kusen, harus
dipasang karet sealant untuk bagian muka maupun belakang
kusen sedemikian hingga celah yang ada tertutup dengan
rapat dan rapi.
b. Daun pintu/jendela dan Ventilasi

9 Ø Daun pintu kaca frame kayu menggunakan kaca rayban

40% tebal 8 mm harus diisi sealant pada sisi


yang bersinggungan dengan frame kayu.

Ø Daun Jendela kaca frame kayu disesuaikan dengan


gambar detail. Kaca untuk jendela dipasang kaca rayban
40% tebal 5 mm. Pasangan kaca harus
memperhatikan muai susut baik dari kusen, maupun
bahan kaca tersebut
dan pada sisi kaca dengan frame aluminium yang
bersinggungan harus diisi list sealant.
Ø Penggantung dan pengunci dipasang setelah kusen dan
daunnya siap untuk dipasang. Pemahatan daun
pintu maupun kusennya harus dilakukan dengan
hati-hasi sehingga tidak merusak daun pintu atau kusen
dan hasil akhir pemasangan harus rapi serta dapat
berfungs
Pasal 15
Pekerjaan
1. Lingkup Plafond
pekerjaan

1, Rangka plafoond hollow galvalume


2, Plafond kalsiboard
3, Plafond Gypsum
4, Listplafond kayu lebar 3,5 cm

2. Persyaratan Bahan
a. Seluruh material pabrik yaitu bahan plafond (rangka plafond, paku
sekrup, penutup plafond, dinabolt, paku fisher dan penggantung)
sebelum didatangkan ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus
mengajukan contoh material beserta brosur pendukung terkait
dengan material yang akan didatangkan untuk mendapat
persetujuan dari Direksi dan Konsultan pengawas.
b. Rangka plafond dari metal hollow ukuran 1.5x3.5 cm sebagai
penggantung dan 3.5x3.5 cm sebagai rangka bidang plafond dan
penutup plafond menggunakan Kalsiboard tebal 6 mm setara Kalsi6
yang tidak cacat dan gypsum 9 mm.
c. Listplafond dari kayu 3,5 cm dengan profil disetujui direksi dan tidak
cacat.

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pabrikasi harus dilakukan pada lokasi pekerjaan
b. Rangka plafond dipasang dengan ukuran panel maksimum 60x80
cm, dengan penggatung dengan ukuran panel maksimum 120 x 160 cm.
c. untuk rangka yang harus digantung pada rangka atap menggunakan
paku SDS dan untuk yang digantung pada pelat beton harus
menggunakan paku fisher atau dinabolt
d. Pabrikasi harus dilakukan pada lokasi
pekerjaan e. Penutup plafond difinish dengan
cat tembok.
f. Sambungan antara sisi bidang kalsiboard fdan gypsum menggunakan
kasa

1
penyambung khusus untuk sambungan kalsiboard.
g. Sambungan harus buat rapi sehingga tidak ada tanda-tanda atau
bekas sambungan atau retak yang dirapikan menggunakan
dempul atau compond secukupnya.
h. List profil kayu yang terpasang harus sudah difinish dengan cat
kayu woodstein setara Avian dengan warna sesuia petunjuk.
i. Hasil akhir pemasangan penutup plafond dan partisi harus rapi dan
harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

Pasal 16
Pekerjaan Atap

1. Lingkup pekerjaan
Atap

1, Pek rangka atap kuda kuda baru

2, Pek gording atap baru

3, Pasang penutup atap Seng spandek 0.3 mm

4, Balok Bubungan

5, Pasang seng bubungan atap

4, Pasang woodplank 20 cm

2. Persyaratan Bahan
a.S eluruh material pabrik yaitu bahan penutup atap (seng spandek
0,3, paku seng, seng Bubungan, talang dan woodplank), sebelum
didatangkan ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus mengajukan contoh
material beserta brosur pendukung terkait dengan material yang akan
didatangkan untuk mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan
pengawas.
b.R angka atap dari bahan kayu kelas II dengan dimensi sesuai
gambar rencana dengan menunjukkan perhitungan struktur atap
dan harus
1
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Penutup atap seng gelombang setara kalisco 0,30 mm atau yang
setara warna original atas persetujuan direksi dan konsultan pengawas.
d. Talang patahan atap dibuat dari seng licin pabrikasi

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan rangka atap dan penutupnya harus dipasang oleh teknisi
yang ditunjuk oleh Agen sesuai jenis produk yang digunakan.
b. Pabrikasi harus dilakukan pada lokasi pekerjaan
c. Penutup atap dipasang setelah talang, jurai dan listplank telah
terpasang sempurna.
d. Pabrikasi harus dilakukan pada lokasi pekerjaan

e. Hasil akhir pemasangan penutup atap, harus rapi dan harus


mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

1
Pasal 17
Pekerjaan
Pengecatan
1. Lingkup
pekerjaan

1, Cat dinding dan beton, cat matex


2, Cat Plafond, cat Matex
3, Cat kusen/panil pintu dan jendela, cat Avian
4, Cat listplank, cat Avian

Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :


a. Cat tembok dalam bangunan dan Plafond Setara Merk Matex
b. Cat dinding/tembok luar dan cat dinding pagar Setara Merk Matex
khusus untuk diluar ruangan atau ruang terbuka.
c. Cat plafond Wathershield setara matex
d. seluruh kuda kuda gording dan balok bubungan sebelum dipasang
penutup atap wajib dicat antirayap (residu )secara menyeluruh

3. Pedoman pelaksanaan
Pengecatan dinding dan plafond harus dilakukan menurut proses
sebagai berikut :
o Dinding yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran dan debu
dengan menyapunya sampai bersih.
o Melapis dinding dengan plamur tembok pada bagian yang
berlubang sampai rata.
o Setelah plamir kering kemudian permukaan dinding yang akan dicat
digosok dengan kertas amplas sampai permukaasnya licin
o Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata dengan 1 lapis cat
dasar dan 2 (dua) kali dengan cat penutup.
o Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata dan
tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
o Untuk Penggunaan warna harus dikonsultasikan dengan tim teknis
o Plint lantai menggunakan cat minyak warna hitam.
Pasal 18
Pekerjaan Instalasi
Listrik
1. Lingkup pekerjaa
1, Instalasi Titik Lampu (Kabel NYM 2x2,5)
2, Instalasi Lampu SL LED 6 watt (downlight)
3, Instalasi Lampu SL LED 16 watt (downlight)
4, Instalasi stop kontak
1 5, Instalasi saklar tunggal

1.1. Syarat Umum

1.1.1. Pekerjaan yang dispesifikasikan dalam Bagian ini harus


dilaksanakan sesuai dengan tuntutan dari Dokumen Kontrak
secara keseluruhan.

1.2. Uraian Pekerjaan

Termasuk dalam lingkup pekerjaan dalam kontrak ini adalah:

1.2.1. Pengadaan dan pemasangan Panel Tegangan Rendah


untuk
Penerangan pada tiap-tiap
lantai.

1.2.2. Pengadaan dan pemasangan kabel tegangan rendah dari


Panel
Utama Tegangan Rendah ke Sub Panel sesuai dengan
gambar.

1.2.3. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk instalasi


penerangan dan stop kontak.

1.2.4. Pengadaan dan pemasangan sistem


pentanahan.

1.2.5. Pengadaan dan pemasangan Fixture sesuai dengan


gambar rencana.

1.2.6. Kontraktor wajib memenuhi mutu lingkup pekerjaan diatas,


sehingga setelah dipasang dan diuji dengan baik, didapat mutu instalasi
yang siap untuk dipakai.
1.3. Pekerjaan Yang Terkait

Seperti yang dispesifikasikan dalam Bagian Spesifikasi

1.4. Acuan

Standard yang digunakan adalah yang terakhir, sebagai berikut:


− Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977
− Perubahan dan Tambahan dari Komisi Bidang Listrik Indonesia urusan
PUIL
– 1987
− Peraturan-peraturan setempat yang dikeluarkan oleh PLN Daerah
Distribusi setempat
− AVE / VDE
− Peraturan-peraturan dari Dinas keselamatan Kerja Daerah setempat.
− Persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik berkenaan dengan
peralatan yang dipakai.
− Saklar, stopkontak, konduit, doos junction box, surface mounting box,
floor duct, floor oulet, floor service box, dan perlengkapan lain
memenuhi British Standard dan IEE.
− Kabel memenuhi I.E.C, SNI, SPLN

1
1.5. Pengajuan

1.5.1. Kontraktor wajib menyampaikan materi Pengajuan sebanyak 3


(tiga) rangkap untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan Pemilik Proyek, mencakup yang disebut dalam butir-
butir berikut.

1.5.2. Kontraktor wajib membuat Gambar Rencana Kerja (Shopdrawing)


yang juga mencakup Detail-detail Pemasangan, layout dan
Coordinated Ceiling Plan, set-outs, untuk disetujui Pengawas untuk
pekerjaan yang akan dilakukannya.

1.5.3. Kontraktor wajib mengajukan contoh-contoh bahan yang


akan dipakai.

1.5.4. Segera setelah penunjukkan, Kontraktor wajib menyerahkan


katalog sesuai dengan skedul material.

2. SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK.

Sistem distribusi listrik digunakan adalah Sistem instalasi Tegangan Rendah.

3. MATERIAL

3.1. Pembuat

− Kabel yang digunakan adalah merk Kabelmetal, Kabelindo ,


Supreme, atau serendah-rendahnya merk Eterna.

− Konduit dari EGA atau CLIPSAL.

− Lampu, fitting, ballast dan starter setara Philips.

− Rumah lampu buatan Artolite, Interlite, Creation, Candela, Indalux


atau yang setara.

− Saklar dan stopkontak buatan Berker, Clipsal, Jung, atau yang setara.

a. 3.2. Bahan

3.2.1. Kabel
− Seluruh instalasi didalam bangunan menggunakan jenis NYY
dan
NYM sesuai dengan gambar dan Bill of Quantity (BQ).
− Seluruh instalasi yang ditanam dan berhubungan langsung
dengan tanah, harus menggunakan jenis kabel tanah NYFGbY
0.6/1 KV.
− Sambungan kabel didalam tanah tidak diperkenankan,
tanpa persetujuan Direksi Lapangan. Seandainya
keadaan tidak memungkinkan dan telah ada ijin dari Direksi
Lapangan, Kontraktor harus menggunakan sambungan dengan
resin dari merk 3 M atau yang setara.

3.2.2. Konduit
− Konduit yang digunakan dari jenis PVC Hi-impact,
kecuali
1 ditunjukkan lain pada gambar.

− Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dan


dipasang dengan cara yang sebenarnya.
− Pada beberapa tempat yang ditunjukkan dalam gambar,
harus digunakan fleksibel konduit lengkap dengan alat-alat
bantunya.
− Mutu konduit yang disetujui oleh pihak Pengawas atau
Pemilik
Proyek.
− Konduit untuk instalasi penerangan atau tenaga yang
akan ditanam didalam plat beton lantai, harus dipasang
sebelum pengecoran plat beton lantai dilaksanakan.
− Pada pemasangan konduit didalam beton, Kontraktor
harus mengikat konduit tersebut pada besi sedemikian rupa
sehingga tahan terhadap getaran pada waktu pengecoran.

3.2.5. Sakelar
− Sakelar dibuat dari plastik putih untuk sambungan di dalam
tembok (recessed type) satu atau lebih, jurusan dapat
dilihat dalam gambar.
− Tinggi sakelar pada umumnya 1.5 m dari lantai kecuali
ada permintaan dari Pemilik yang menginginkan tinggi lain.
− Sakelar dengan kemampuan minimum 10 Ampere 250 V,
buatan
Clipsal, Jung atau Panasonic.
− Letak pasti dari sakelar harus disesuaikan dengan keadaan
di lapangan.
3.2.6. Stop Kontak
− Stop Kontak Dinding single Outlet, Two Pole & Earth, 10 A / 16 A,
220
Volt, 50 Hz, untuk keperluan umum, screw fixed.
− Stop Kontak Dinding Double Outlet, Two Pole & Earth, 10 A / 16
A,
220 Volt, 50 Hz, untuk keperluan umum, screw fixed.
− Stop Kontak Lantai Double Module (1 modul Stop Kontak + 1
Modul Lain), Two Pole & Earth, 10 A / 16 A, 220 Volt, 50 Hz, untuk
keperluan umum.
− Stop kontak Dinding umumnya dipasang dengan tinggi 30 cm
dari lantai kecuali pada bagian-bagian tertentu seperti
pantry dll dipasang dengan ketinggian 1,5 meter.

3.2.7. Perlengkapan Instalasi


− Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-
material untuk melengkapi instalasi tersebut, supaya kelihatan
baik dan memenuhi persyaratan.
− Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan
tidak diperkenankan membuat sendiri.
− Semua kabel yang terlihat mata (exposed) harus diberi
penahan dengan klem sehingga kabel tersebut kelihatan lurus
dan baik.
− Doos / junction box yang digunakan harus cukup besarnya
dan
1 minimum 10 cm, terbuat dari jenis logam. Setelah terpasang,
doos-
doos ini harus ditutup dengan baik dengan penutup yang
khusus untuk itu.
− Semua sambungan kabel harus dipilin kawatnya dengan
baik, sehingga tidak menimbulkan beda tegangan satu
sama lain, kemudian di-isolasi dengan isolasi PVC dan terakhir
diberi penutup atau dop. Dop ini disyaratkan buatan 3 M.

3.2.9. Titik Lampu


− Tipe sesuai rancangan penerangan
− Menggunakan fitting downlight dengan merek setara Brocco

4. PELAKSANAAN

4.1. Pemasangan/ Pelaksanaan

4.1.1. Instalasi Tenaga

4.1.1.1. Yang dimaksud dengan Instalasi Tenaga adalah instalasi


listrik untuk equipment air conditioning, dan lain-lain sesuai
dengan petunjuk dalam gambar.

4.1.1.2. Kontraktor wajib memasang kabel dan instalasi sampai


ke panel control masing-masing peralatan.

4.1.1.3. Untuk penerangan diluar bangunan digunakan jenis


kabel tanam, type NYFGBY

4.1.1.4. Kabel yang digunakan jenis NYY didalam bangunan,


sesuai dengan kebutuhan serta yang ditunjukkan dalam
gambar.

4.1.2. Instalasi penerangan

4.1.2.1. Instalasi penerangan yang dimaksud adalah titik lampu


dan stop kontak, sesuai dengan petunjuk didalam gambar.

4.1.2.2. Letak pasti dari lampu-lampu tersebut, disesuaikan


dengan keadaan di lapangan.

4.1.2.3.Diatas plafond / ceiling, kabel-kabel dipasang pada


kawat yang direntangkan / messenger wire dan diatur
dengan baik, di klem setiap jarak 1 meter.

4.1.2.4. Lampu-lampu dipasang diatas plafond tiap-tiap lantai.


1
4.1.2.5.Pada setiap percabangan titik lampu, harus diberi doos
/ junction box, dari sini dihubungkan dengan kabel ke
titik penerangan.

4.1.2.6. Sambungan pada junction box / doos, sesuai dengan


jumlah cabang.

4.1.2.7. Sambungan kabel untuk menuju ke titik penerangan


hanya diperlukan pada junction box / doos tersebut.

4.1.2.8.Seluruh instalasi penerangan dan stop kontak


menggunakan kawat NYM 2,5 mm2.

4.1.3. Penanaman Kabel

4.1.3.1. Penanaman kabel harus sesuai dengan peraturan


yang berlaku dan dilengkapi dengan petunjuk seperti
tersebut dalam bagian ini.

4.1.3.2. Sebelum kabel diletakkan dalam galian 1 m, lebar minimum


50 cm, harus diurug dan dipadatkan dengan pasir urug
setebal 10 cm.

4.1.3.3. Setebal kabel diletakkan (digelar) dengan syarat


kabel tersebut tidak boleh terpuntir, dilakukan pengurugan
setebal 10 cm dari kabel yang terbesar kemudian
dipadatkan.

4.1.3.4. Diatas pasir diberi batu yang memanjang tidak terputus.

4.1.3.5.Kabel-kabel yang dipasang harus diberi label-label dari


timah yang memberi petunjuk jurusannya, yang dipasang
setiap jarak
1 meter.

1
4.1.3.6.Tidak diperkenankan melakukan pengurugan
sebelum Pengawas/Pemilik Proyek menyaksikan bahwa
semua petunjuk diatas dipenuhi.

4.1.3.7. Pengurugan berikut adalah dengan tanah asli.

4.1.3.8. Setiap jarak 30 meter, Kontraktor wajib membuat patok


beton diatas galian tersebut dengan ukuran 20 x 20 x 60 cm,
dan ditulis petunjuk “KABEL TANAH”. Patok-patok ini dicat
dengan warna kuning dan tulisan merah.

4.1.3.9. Kontraktor wajib mengembalikan galian tanah


dalam keadaan semula dengan seluruh biaya menjadi
kewajiban Kontraktor.

4.1.3.10. Pekerjaan penanaman kabel tidak boleh dilaksanakan


pada malam hari.

4.1.3.11. Dalam keadaan tidak memungkinkan dan setelah ada


ijin dari Pemilik Proyek dan Pengawas, Kontraktor
dapat melakukan penyambungan kabel dengan cast
resin type buatan 3 M atau yang setara. Patok tanda
dengan tulisan “MOF KABEL”, harus dipasang diatasnya
dengan warna seperti yang telah disebutkan diatas.

4.2. Pengujian

Mencakup yang dispesifikasikan dalam Bagian Spesifikasi Umum Elektrikal

4.2.1. Umum

4.2.1.1. Sebelum daya listrik digunakan ke instalasi, seluruh instalasi


harus sudah selesai diuji dan didapat hasil yang baik
yang harus

disaksikan dan disetujui oleh Pengawas / Badan


Pemerintah yang berwenang.

4.2.1.2.Pengujian tahanan isolasi dan kabel tegangan 220 V / 380


V
harus menggunakan megger 500
Volt..

1
4.2.1.3.Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas dan Pemilik
Proyek.
Bila didapat hasil buruk / kurang memuaskan pada suatu
bagian instalasi, Kontraktor wajib memperbaiki kembali,
kemudian pengujian diulangi sampai mendapatkan hasil
yang baik.

4.2.1.4.Kontraktor wajib mengadakan peralatan dan tenaga


serta biaya yang diperlukan untuk pengujian
tersebut dan pemberitahuan kepada Pengawas/Pemilik
Proyek harus paling lambat 48 jam dimuka.

4.2.2. Pengujian Tahanan Isolasi

4.2.2.1. Pengujian tahanan isolasi instalasi listrik didasarkan


atas peraturan yang berlaku, ditambah dengan
syarat-syarat sebagaimana diatur dalam pasal berikut.

4.2.2.2. Pengujian tahanan isolasi dilakukan dengan


menggunakan megger 500 Volt elektronik.

4.2.2.3.Pada saat pengujian semua titik lampu dan sakelar harus


dalam keadaan terbuka.

4.2.2.4. Pengujian dilakukan setiap kali, untuk setiap jurusan (group).

4.2.2.5. Hasil minimum yang diijinkan adalah 10 Mega-Ohm.

4.2.3. Pengujian Tahanan Tanah

4.2.3.1.Setelah diadakan penanaman pentanahan (ground


rod)
pengujian tahanan dapat
dilaksanakan.

4.2.3.2. Pengujian untuk ini dapat digunakan alat uji tahanan


tanah elektronik.

4.2.3.3. Tahanan maksimum yang diijinkan adalah 1 Ohm.

4.2.4. Hasil pengujian yang tidak baik


Seperti yang dispesifikasikan dalam Bagian Spesifikasi Umum
Pekerjaan
Elektrikal
Pasal 19
Pekerjaan Sanitair dan Lain
Lain

1. Lingkup
pekerjaan

Sanitair
:

1. Instalasi ke septik lama/perbaikan pipa


1
Pekerjaan Lain-Lain

1. Pembersihan kembali

2. Persyaratan Bahan

a. Seluruh pekerjaan pipa disambung menggunakan lem pipa

b. Kemiringan pipa wajib dibuat minimal 3% untuk elevasi distribusi air.

1. Lingkup pekerjaan
1 Pembersihan Kembali

Untuk pekerjaan kembali setelah pekerjaan selasai kontraktor


harus membersihkan sisa material baik dalam bangunan maupun luar
bangunan. Sisa material menjadi tanggung jawab kontraktor untuk
dipindahkan. Selain itu kondisi bagunan juga harus dibersihkan dari
serpihan dan noda semen,cat maupun serpihan matrial lainnya sebelum
diserahterimakan kepada pemilik pekerjaan

5. Pembersihan Kembali
− Material Sisa pekerjaan dibersihkan dari area pekerjaan
termasuk membersihkan noda akibat pekerjaan pada
bangunan (keramik/kusen/tembok)
− Material yang merupakan aset kantor dikoordinasikan
dengan
PPK untuk tempat
penyimpanannya
− Material yang merupakan bekas pakai dan bukan
merupakan aset dibuang ke luar kawasan sesuai dengan

Anda mungkin juga menyukai