Anda di halaman 1dari 11

Penentuan Prioritas Masalah

No Masalah A B C NPD PEARL NPT PRIORITAS


1 BB/U 3 3 3 18 1 18 III
2 TB/U 4 3 3 21 1 21 II
3 BB/TB 3 3 3 19 1 18 III
4 BBLR 2 2 2 8 1 8 III
5 balita ditimbang dalam 6 bulan terakhir 1 1 1 2 1 2 V
6 vitamin A 3 3 3 18 1 18 III
7 IMD 3 3 3 19 1 18 III
8 Kolostrum 3 3 3 19 1 18 III
9 Asi Ekslusif 4 3 3 21 1 21 II
10 MP-ASI pertama 2 2 2 8 1 8 IV
11 LILA bumil 0 1 1 1 1 1
12 pola Asuh balita 4 4 3 24 1 24 I
13 pengetahuan gizi ibu 4 3 3 21 1 21 II
14 frekuensi prilaku keluarga konsumsi sayur 1 1 1 2 1 2 I
15 frekuensi ketersediaan sayur 1 1 1 2 1 2 I
16 frekuensi prilaku keluarga konsumsi buah 1 1 1 2 1 2 I
17 frekuensi ketersediaan buah 2 1 1 3 1 3 I
Intervensi Gizi dan Penyusunan POA

POA PROGRAM INTERVENSI GIZI


PROGRAM INTERVENSI/KEGIATAN : PROGRAM INTERVENSI GIZI
UNTUK BAYI DAN BALITA WILAYAH PUSKESMAS PASAR IKAN
Masalah Deskripsi Tujuan Sasaran Biaya/sumber Waktu Penanggung Metode Media
intervensi daya jawab
Frekuensi Memberikan Mencapai status Seluruh ibu Mahasiswa pbl 30 Menit Puskesmas Penyuluhan WA,
pertumbuha penyuluhan gizi normal yang Kader penayangan
n Balita tentang berdasarkan memiliki video/PPT
berdasarkan Frekuensi indikator TB/U balita
Tinggi pertumbuhan
badan Balita
menurut berdasarkan
umur Tinggi badan
menurut umur
Asi Memberikan Meningkatkan Seluruh ibu Mahasiswa pbl 30 menit Puskesmas Penyuluhan WAG,
Eksklusif penyuluhan pengetahuan ibu yang Kader penampilan
tentang ASI balita yang ASI memiliki video/PPT
Ekslusif pada Ekslusif balita gizi
ibu bayi
Pola Asuh Memberikan Meningkatkan Seluruh Ibu Mahasiswa pbl 30 Menit Puskesmas Konseling Telepon
Balita pengetahuan pengetahuan ibu balitaa Kader seluler/
kepada ibu balita mengenai WA (voice
balita tentang bagaimana call/video
hal yang peran keluarga call/chat)
berkaitan dalam tumbuh
dengan pola kembang anak
asuh balita.
Pengetahuan Memberikan Meningkatkan Seluruh ibu Mahasiswa pbl 30 Menit Puskesmas Konseling Telepon
Gizi Ibu penyuluhan pengetahuan balita Kader seluler/
gizi pada ibu mengenai gizi WA (voice
balita dan call/video
penerapannya call/chat)
dalam sehari-
hari
Pola Melakukan Meingkatkan Ibu yang Mahasiswa Pbl 30 menit Puskesmas Konseling Telepon
Konsumsi konseling pengetahuan memiliki Kader seluler/
Sayur dan kepada ibu kepada ibu balita WA (voice
Buah dalam balita tentang mengenai call/video
lingkungan pentingnya pentingnya call/chat)
Keluarga konsumsi konsumsi sayur
Balita sayur dan dan buah dan
buah penerapannya
dalam sehari-
hari
C.Pembahasan

1. Asi Eksklusif
Masalah gizi yang ditemukan pada wilayah kerja Puskesmas pasar ikan yakni
pemberian ASI Eksklusif. Dari data yang didapat melalui pengambilan data di desa
teladan dengan jumlah bayi umur (0-23 bulan) sebanyak 10 jiwa dan yang
mendapat Asi Eksklusif 10 jiwa dengan hasil persentase (84,61%). Dan yang tidak
mendapatkan asi eksklusif sebanyak 3 jiwa dengan persentase 3 jiwa ( 23,07%) Dari
data yang didapat masih ada bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Maka dari
itu, perlu dilakukan upaya penanggulangan masalah tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bayi tidak mendapatkan Asi Eksklusif
diantaranya adalah :
1. Tidak keluarnya Asi pasca melahirkan
2. Kebudayaan secara turun temurun. Anak yang baru lahir biasanya diberikan
cairan madu alami yang dipercayai dapat membersihkan organ dalam bayi baru
lahir.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan
intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah pemberian Asi Eksklusif tersebut.
Beberapa alternative yang dapat dilakukan adalah
1. Memberikan penyuluhan pada ibu dan wanita usia subur yang sudah menikah di
puskesmas atau posyandu dengan menggunakan metode (konsultasi, wawancara,
dll).
2. Edukasi mengenai Asi Eksklusif yang diberikan pada hari pertama lahir hingga
usia 6 bulan serta dan penjelasan mengenai faktor keberhasilan dalm proses
pemberian ASI. Dan mengubah mindset subjek yang masih terpaku dengan
kebudayaan yang turun temurun.
3. Memberikan informasi dan edukasi berhubungan dengan penyelenggaraan
kegiatan tentang pentingnya pemberian Asi Eksklusif.
Rencana Kegiatan

Nama Kegiatan : Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Dan Ibu


Menyusui Tentang Asi Eksklusif Di Posyandu
Sejahtera Kelurahan Kebun Roos Wilayah
Kerja Puskesmas Pasar Ikan

Sasaran Kegiatan : Ibu hamil, Ibu Menyusui

Tanggal Pelaksanaan : …..

Waktu : 09.00 WIB


Media : WAG
:
Tujuan Kegiatan :
1. Jangka Panjang
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini mengenai ASI eksklusif di wilayah kerja
ini dapat mencapai target nasional
2. Jangka Pendek
Untuk meningkatkan pengetahuan responden atau meningkatkan pengetahuan ibu
tentang ASI eksklusif.

2. Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Status Gizi TB/U


Masalah gizi yang kedua yaitu pada. Dari distribusi frekuensi balita
berdasarkan status gizi TB/U 21 bayi dan balita umur ( 0-59 bulan) Yang terdapat 1
orang yang mengalami pendek dengan persentase (2,2 %) , sangat pendek terdapat 3
orang dengan persentase ( 6,6 %) dan normal sebanyak 41 orang, dengan persentase
(91,11 %) maka perlu dilakukan upaya agar tidak ada lagi bayi yang lahir dengan
beresiko berat badan pendek dan stunting

Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan stunting :


1. Stunting pada anak balita merupakan konsekuensi dari beberapa faktor yang
sering dikaitkan dengan kemiskinan termasuk gizi, kesehatan, sanitasi dan
lingkungan. Ada lima faktor utama penyebab stunting yaitu kemiskinan, sosial
dan budaya, peningkatan paparan terhadap penyakit infeksi, kerawanan pangan
dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
2. Status gizi ibu yang buruk pada saat kehamilan , perawakan ibu juga pendek, dan
pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan
kepada anak. Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan masa kehamilan
yang menyebabkkan balita yang dilahirkan dengan BBLR, dan laktasi dengan
pemberian ASI Ekslusif akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh.
Berdasarkan faktor tersebut maka, perlu dilakukan penyuluhan mengingat
adanya hubungan TB/U dengan kejadian Stunting. Maka, petugas kesehatan
khususnya gizi sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak perlu
meningkatkan kesehatan penyuluhan kesehatan gizi ibu hamil dan ibu Balita.
Beberapa alternative yang dapat dilakukan adalah :
1. Memberikan penyuluhan pada ibu balita di puskesmas atau posyandu dengan
menggunakan metode (Penyuluhan, wawancara, dll).
2. Melakukan pendataan mengenai status gizi ibu yang memiliki balita
3. pemberian PMT kepada ibu yang memiliki balita dengan statusgizi kurang
4. Edukasi bahaya Stunting (pendidikan orang tua balita, di lingkungan, di
keluarga).
5. Menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas
penyelenggaraan kegiatan tentang bahaya Stunting.

Nama Kegiatan : Penyuluhan Mengenai Stunting Di Desa


Teladan Dalam Wilayah Kerja Puskesmas
Talang Rimbo Lama

Sasaran Kegiatan : Ibu yang Memiliki Balita

Tanggal Pelaksanaan : …..

Waktu : 09.00 WIB


Media : WAG

Tujuan Kegiatan :
1. Jangka Panjang
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini mengenai stunting di wilayah kerja ini
dapat mencapai target nasional
2. Jangka Pendek
Untuk meningkatkan pengetahuan responden atau meningkatkan pengetahuan
ibu tentang stunting
3. Pola Asuh Balita
Masalah gizi yang ketiga yaitu pada berat badan lahir anak. Dari 21 bayi dan
balita umur (0-59 bulan) Yang terdapat 3 orang yang mengalami BBLR dengan
persentase (14,29%) dan tidak BBLR sebanyak 18 orang, dengan persentase
(85,71%) maka perlu dilakukan upaya agar tidak ada lagi bayi yang lahir dengan
berat badan lahir rendah (BBLR):
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan berat badan lahir rendah
( BBLR):
1. Bayi yang lahir merupakan bayi kembar, dikarenakan berat janin kembar lebih
ringan daripada janin hamil tunggal pada umur kehamilan janin yang sama.
2. BBLR disebabkan oleh banyak faktor antara lain dari faktor maternal, janin
dan plasenta. Faktor maternal meliputi; usia ibu, paritas,jarak kehamilan, kadar
hb, pre-eklampsia, kondisi lingkungan, asupan nutrisi (gizi), ibu dalam masa
kehamilan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, pengetahuan gizi, dan keadaan
sosial ekonomi. Sedangkan, dari faktor janin sendiri meliputi; gawat janin,
kehamilan multiple( ganda) dan kehamilan dengan hidramium. Dari faktor
plasenta sendiri meliputi plasenta prefia dan abrusio plasenta.
Berdasarkan faktor tersebut maka, perlu dilakukan penyuluhan mengingat
adanya hubungan antara hamil ganda atau kembar dengan kejadian BBLR. Maka,
petugas kesehatan khususnya gizi sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ibu
dan anak perlu meningkatkan kesehatan penyuluhan kesehatan gizi ibu hamil yang
dideteksi hamil ganda.
Beberapa alternative yang dapat dilakukan adalah :
1. Memberikan penyuluhan pada ibu hamil di puskesmas atau posyandu dengan
menggunakan metode (konsultasi, wawancara, dll).
2. Melakukan pendataan mengenai ibu hamil ganda
3. Edukasi bahaya Berat badan lahir rendah (BBLR) (pendidikan orang tua balita,
di lingkungan, di keluarga).
4. Menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas
penyelenggaraan kegiatan tentang bahaya Berat badan lahir rendah (BBLR).

Nama Kegiatan : Konseling Mengenai Peran Keluarga pada


Tumbuh Kembang Anak di Posyandu
Sejahtera Kelurahan Kebun Roos Wilayah
Kerja Puskesmas Pasar Ikan
Sasaran Kegiatan : Ibu Balita

Tanggal Pelaksanaan : …..

Waktu : 09.00 WIB


Media : Telepon seluler/ WA (voice call/video
call/chat)

Tujuan Kegiatan :
1. Jangka Panjang
Meningkatkan cakupan dan edukasi ibu mengenai pola asuh balita dan peran
orang tua terhadap tumbuh kembang anak.
2. Jangka Pendek
- Melakukan konsultasi pada ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Pasar
Ikan.

4. Pengetahuan Gizi Ibu


Masalah gizi yang keempat yaitu pemberian kolostrum pada bayi. Dari 13 bayi
didapatkan jumlah bayi yang tidak diberi kolostrum sebanyak 5 orang dengan
persentase (38,46154%) dan bayi yang diberikan kolostrum sebanyak 8 orang
dengan persentase (61,53%)
Nama Kegiatan : Konseling Gizi Guna Meningkatkan
Pengetahuan Ibu Balita Mengenai Gizi
Keluarga Posyandu Sejahtera Kelurahan
Kebun Roos Wilayah Kerja Puskesmas Pasar
Ikan
Sasaran Kegiatan : Ibu balita

Tanggal Pelaksanaan : …..

Waktu : 09.00 WIB


Media : Telepon seluler/ WA (voice call/video
call/chat)
Tujuan kegiatan :
1. Jangka Panjang
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat menambah pengetahuan ibu
tentang gizi keluarga dan dapat menerapkannya dalam keseharian
2. Jangka Pendek
- Memberikan penyuluhan kepada ibu balita di wilayah kerja Puskesmas
Pasar Ikan
- Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi keluarga sehingga keluarga
senantiasa sehat dan bugar

5. Pola Konsumsi sayur dan Buah


Masalah gizi yang ditemukan pada wilayah kerja Puskesmas Talang Rimbo
Lama yakni pemberian MP-ASI. Dari data yang didapat melalui pengambilan data
di desa Teladan dengan jumlah bayi umur (0-23 bulan) yakni: susu formula
sebanyak 4 orang dengan presentase( 28,57143%), bubur formula sebanyak 3 orang
dengan presentase (21,42%), biskuit, air tajin, pisang dihaluskan masing- masing
sebanyak 1 orang dengan presentase (7,14%) dan bubur nasi/ nasi tim/ nasi
dihaluskan sebanyak 4 orang dengan presentase (28,57%). Dengan total sampel
umur (0-23 bulan) sebanyak 14 orang dengan presentase (100%).

Nama Kegiatan : Konseling Gizi Pentingnya Konsumsi Sayur


Dan Buah Dalam Keluarga Di Posyandu
Sejahtera Kelurahan Kebun Roos Wilayah
Kerja Puskesmas Pasar Ikan

Sasaran Kegiatan : Ibu balita

Tanggal Pelaksanaan : …..

Waktu : 09.00 WIB


Media : Telepon seluler/ WA (voice call/video
call/chat)

Tujuan kegiatan :
1. Jangka Panjang
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat membuat pola konsumsi
sayur dan buah lebih baik.
2. Jangka Pendek
- Memberikan penyuluhan kepada ibu balita di wilayah kerja Puskesmas
Pasar Ikan.
- Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya makanan sayur dan
buah dalma setiap kali makan.

Anda mungkin juga menyukai