Matriks Pigm Pasar Ikan
Matriks Pigm Pasar Ikan
1. Asi Eksklusif
Masalah gizi yang ditemukan pada wilayah kerja Puskesmas pasar ikan yakni
pemberian ASI Eksklusif. Dari data yang didapat melalui pengambilan data di desa
teladan dengan jumlah bayi umur (0-23 bulan) sebanyak 10 jiwa dan yang
mendapat Asi Eksklusif 10 jiwa dengan hasil persentase (84,61%). Dan yang tidak
mendapatkan asi eksklusif sebanyak 3 jiwa dengan persentase 3 jiwa ( 23,07%) Dari
data yang didapat masih ada bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Maka dari
itu, perlu dilakukan upaya penanggulangan masalah tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bayi tidak mendapatkan Asi Eksklusif
diantaranya adalah :
1. Tidak keluarnya Asi pasca melahirkan
2. Kebudayaan secara turun temurun. Anak yang baru lahir biasanya diberikan
cairan madu alami yang dipercayai dapat membersihkan organ dalam bayi baru
lahir.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan
intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah pemberian Asi Eksklusif tersebut.
Beberapa alternative yang dapat dilakukan adalah
1. Memberikan penyuluhan pada ibu dan wanita usia subur yang sudah menikah di
puskesmas atau posyandu dengan menggunakan metode (konsultasi, wawancara,
dll).
2. Edukasi mengenai Asi Eksklusif yang diberikan pada hari pertama lahir hingga
usia 6 bulan serta dan penjelasan mengenai faktor keberhasilan dalm proses
pemberian ASI. Dan mengubah mindset subjek yang masih terpaku dengan
kebudayaan yang turun temurun.
3. Memberikan informasi dan edukasi berhubungan dengan penyelenggaraan
kegiatan tentang pentingnya pemberian Asi Eksklusif.
Rencana Kegiatan
Tujuan Kegiatan :
1. Jangka Panjang
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini mengenai stunting di wilayah kerja ini
dapat mencapai target nasional
2. Jangka Pendek
Untuk meningkatkan pengetahuan responden atau meningkatkan pengetahuan
ibu tentang stunting
3. Pola Asuh Balita
Masalah gizi yang ketiga yaitu pada berat badan lahir anak. Dari 21 bayi dan
balita umur (0-59 bulan) Yang terdapat 3 orang yang mengalami BBLR dengan
persentase (14,29%) dan tidak BBLR sebanyak 18 orang, dengan persentase
(85,71%) maka perlu dilakukan upaya agar tidak ada lagi bayi yang lahir dengan
berat badan lahir rendah (BBLR):
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan berat badan lahir rendah
( BBLR):
1. Bayi yang lahir merupakan bayi kembar, dikarenakan berat janin kembar lebih
ringan daripada janin hamil tunggal pada umur kehamilan janin yang sama.
2. BBLR disebabkan oleh banyak faktor antara lain dari faktor maternal, janin
dan plasenta. Faktor maternal meliputi; usia ibu, paritas,jarak kehamilan, kadar
hb, pre-eklampsia, kondisi lingkungan, asupan nutrisi (gizi), ibu dalam masa
kehamilan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, pengetahuan gizi, dan keadaan
sosial ekonomi. Sedangkan, dari faktor janin sendiri meliputi; gawat janin,
kehamilan multiple( ganda) dan kehamilan dengan hidramium. Dari faktor
plasenta sendiri meliputi plasenta prefia dan abrusio plasenta.
Berdasarkan faktor tersebut maka, perlu dilakukan penyuluhan mengingat
adanya hubungan antara hamil ganda atau kembar dengan kejadian BBLR. Maka,
petugas kesehatan khususnya gizi sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ibu
dan anak perlu meningkatkan kesehatan penyuluhan kesehatan gizi ibu hamil yang
dideteksi hamil ganda.
Beberapa alternative yang dapat dilakukan adalah :
1. Memberikan penyuluhan pada ibu hamil di puskesmas atau posyandu dengan
menggunakan metode (konsultasi, wawancara, dll).
2. Melakukan pendataan mengenai ibu hamil ganda
3. Edukasi bahaya Berat badan lahir rendah (BBLR) (pendidikan orang tua balita,
di lingkungan, di keluarga).
4. Menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas
penyelenggaraan kegiatan tentang bahaya Berat badan lahir rendah (BBLR).
Tujuan Kegiatan :
1. Jangka Panjang
Meningkatkan cakupan dan edukasi ibu mengenai pola asuh balita dan peran
orang tua terhadap tumbuh kembang anak.
2. Jangka Pendek
- Melakukan konsultasi pada ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Pasar
Ikan.
Tujuan kegiatan :
1. Jangka Panjang
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat membuat pola konsumsi
sayur dan buah lebih baik.
2. Jangka Pendek
- Memberikan penyuluhan kepada ibu balita di wilayah kerja Puskesmas
Pasar Ikan.
- Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya makanan sayur dan
buah dalma setiap kali makan.