Full
Full
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Alfonsa Maria Theoterra Yoshanti
039114019
i
ii
Dedicated to:
iii
Dedicated to:
iv
ABSTRAK
v
PENGALAMAN DAN EKSPRESI KESEDIHAN
Analisis Semiotik terhadap Lagu-lagu dan Video Klip Didi Kempot
ABSTRAK
vi
THE EXPERIENCE AND EXPRESSION OF SADNESS
A Semiotic Analysis toward Didi Kempot’s Songs and Clips
ABSTRACT
vii
viii
KATA PENGANTAR
skripsi: menulis Kata Pengantar. Penulisan skripsi ini sungguh merupakan suatu
proses pendewasaan yang pada akhirnya proses itu hanyalah awal dari berbagai
Psikologi USD.
Untuk semua pihak yang berperan dalam proses pendewasaan ini, peneliti
inspiratif yang saya ikuti selama menjadi mahasiswa, yang membuat saya
tertantang untuk lebih banyak membaca. Terima kasih atas kesediaan Bapak
3. Ibu Sylvia Carolina MYM., terima kasih atas kesabaran dan senyum yang
selalu dibutuhkan para mahasiswa, dan terima kasih atas kesediaan Ibu
ix
4. Tangan dan senyum yang selalu membantu dalam segala urusan teknis di
apresiasi tiada henti: Mas Muji. Mas, saatnya menentukan pilihan: Didi
6. Dua orang terhebat dalam hidup, yang kasih sayang dan pengorbanannya
layak mendapat piala: kedua orangtuaku Bapak C. Teguh Dalyono dan Ibu
C. Indah Retnowati.
7. Kakak dan sahabat tercinta, jam weker di waktu pagi, jaket di siang hari, dan
completion of my thesis.
9. Doa dan semangat yang selalu menyertai dari Pakdhe Romo Y.Puryanto,
SCJ.
10. Kehangatan dan keceriaan yang selalu hadir setiap kita semua berkumpul:
11. Sahabat yang lucu dan baik hati, Maria Goreti Tri Yuliasari a.k.a Gothe.
x
13. Teman diskusi yang tidak saja rela membukakan pintu rumahnya untuk
14. Teman seperjuangan yang sudah dibuat repot oleh segala ketidaktahuanku
akan skripsi: Inung, Ayu, Ita. Sepertinya memang harus diadakan bimbingan
15. Ibu Maya a.k.a Haksi dan Pak Siswo atas buku-buku tentang Jawa yang
menyelamatkan.
18. Sang Mellophone player dengan bakat yang memukau dan selera humor yang
sobat!
19. Pertolongan dan semangat dalam sekeping koin dari Romo Bambang
20. Terakhir, untuk Dia yang telah menuliskan segalanya. Terima kasih telah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI……………………………. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………….. iv
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………….. v
ABSTRAK…………………………………………………………... vi
ABSTRACT…………………………………………………………. vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………... viii
KATA PENGANTAR……………………………………………….. ix
DAFTAR ISI………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………… xvi
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………….... 1
A. Latar Belakang………………………………………………. 1
B. Permasalahan………………………………………………… 8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 9
D. Manfaat Penelitian…………………………………………… 9
xii
3.1 Klasifikasi Pesan Nonverbal………………………….. 21
C. Kesedihan……………………………………………………. 25
1. Pengertian dan Konsep Kesedihan………………………. 25
2. Kesedihan dan Depresi…………………………………... 26
3. Ekspresi Kesedihan……………………………………… 29
D. Maskulinitas…………………………………………………. 29
1. Teori Perkembangan Identitas Gender…………………... 30
1.1 Psikoanalisis…………………………………………. 31
1.2 Teori Perkembangan Kognitif……………………….. 32
1.3 Teori Belajar…………………………………………. 33
2. Sifat Maskulin – Feminin……………………………….... 34
3. Emosi Maskulin – Feminin………………………………. 35
E. Tinjauan Umum Mengenai Karakteristik Gender dan Emosi
dalam Budaya Jawa………………………………………….. 36
F. Musik, Lagu, dan Lirik Lagu……………………………….... 38
1. Musik dan Lagu………………………………………….. 38
2. Lirik Lagu………………………………………………... 39
3. Lirik Lagu sebagai Puisi…………………………………. 41
G. Campursari…………………………………………………… 44
1. Keroncong dan Lahirnya Musik Campursari……………. 44
2. Perkembangan Musik Campursari………………………. 46
H. Didi Kempot…………………………………………………. 50
1. Sejarah Hidup Didi Kempot……………………………... 50
2. Posisi Didi Kempot dalam Penelitian……………………. 53
I. Semiotik……………………………………………………… 54
1. Tanda, Penanda, dan Petanda……………………………. 55
2. Makna Konotasi, Makna Denotasi, dan Mitos…………... 56
J. Kesedihan dan Maskulinitas dalam Lagu Didi Kempot……... 59
xiii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN........................................... 61
A. Jenis Penelitian……………………………………………….. 61
B. Obyek Penelitian……………………………………………... 62
C. Fokus Penelitian……………………………………………… 63
D. Sumber dan Jenis Data……………………………………….. 64
E. Proses Pengambilan Data…………………………………..... 65
F. Metode Analisis Data………………………………………... 66
1. Analisis Isi……………………………………………….. 67
2. Analisis Semiotik………………………………………… 71
G. Keabsahan Data……………………………………………… 71
1. Kredibilitas………………………………………………. 71
2. Dependabilitas…………………………………………… 73
xiv
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………….. 160
A. Kesimpulan…………………………………………………... 160
B. Keterbatasan Penelitian………………………………………. 162
C. Saran…………………………………………………………. 163
xv
DAFTAR TABEL
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kehidupan dapat dituangkan dalam berbagai bentuk seni, salah satunya seni
produk karya seni yang tidak semata-mata berurusan dengan masalah estetika
suatu realitas sosial tertentu. Oleh karena itu, lagu merupakan salah satu
wujud bahasa (verbal) dalam bentuk lirik lagu dan wujud visual (nonverbal)
dalam bentuk video klip. Dengan demikian, musik dan lagu pada hakikatnya
Tengah dan sekitarnya, adalah campursari. Musik jenis ini memang sangat
1
2
orkes campursari.
gitar elektrik, bass, dan drum). Munculnya jenis musik campursari telah
sendiri (Suparno, t.t.). Kata „campursari‟ sendiri diambil dari kata „campur‟
modern, dan kata „sari‟ yang berarti penggabungan tadi menghasilkan jenis
adalah Didi Kempot. Pria kelahiran Solo, 31 Desember 1966 ini bernama asli
Didi Prasetyo. Ayahnya adalah Ranto Edi Gudhel, pelawak terkenal asal
Solo, dan kakaknya adalah pelawak Mamiek Prakosa yang lebih dikenal
Nama besar dan popularitas Didi Kempot tidak datang begitu saja.
Tema lagu yang sederhana dan nuansa musik yang khas membuat
lagu-lagu Didi Kempot menjadi populer dan disukai. Didi Kempot membaurkan
semua jenis musik mulai dari keroncong, dangdut, pop, hingga slowrock. Oleh
karena itu, banyak yang berpendapat bahwa jenis musik Didi Kempot lebih tepat
disebut pop jawa atau congdut (keroncong dangdut) daripada campursari klasik
ala Manthous. Meski demikian, di tangan Didi Kempot musik campursari menjadi
lebih disukai terutama karena menggunakan irama musik dangdut. Seperti yang
ditulis oleh Bre Redana (2002), mengenai pembauran beberapa jenis musik
tersebut:
dan laki-laki (Gani & Chandra, 2007). Seperti dalam salah satu lagunya yang
berjudul „Tangise Ati‟. Dalam lagu itu, perempuan dipandang juga sebagai
secara sepihak. Di sisi lain, laki-laki cenderung tidak berdaya dan selalu
menjadi pihak yang menderita karena hubungan cinta yang diputuskan secara
sepihak.
4
(Kasiyan, 2008).
dalam konteks sosial, atau dengan kata lain menghasilkan sebuah konsep
masyarakat. Artinya hal-hal apa yang „pantas‟ dan „biasa‟ dilakukan oleh
tegar, kuat, mandiri, tegas, dan dominan. Sementara itu stereotip feminin
(Barker, 2005).
Penelitian yang dilakukan Brody dan Hall (dalam Lewis (Ed), 2008)
beberapa emosi seperti gembira, malu, takut, dan sedih dipandang lebih
emosi seperti bangga, marah, dan jijik adalah emosi yang lebih sering dialami
dan dirasakan oleh laki-laki, atau dengan kata lain dikelompokkan dalam
laki-laki dianggap gagal jika mereka tidak maskulin, salah satunya jika laki-
ketika kehilangan seseorang atau sesuatu yang berharga, hilangnya afeksi dari
6
orang lain atau lingkungan, serta jika gagal mencapai tujuan. Izard (dalam
merupakan salah satu emosi dasar (basic emotion) yang dimiliki manusia
selain cinta, marah, terkejut, dan takut. Frijda (dalam Prawitasari, 1995)
bukan hanya sekedar kata yang dilabelkan padanya. Dengan kata lain setiap
orang dapat mengalami suatu emosi tertentu, namun makna dan intensitas
dari emosi itu berbeda-beda demikian juga cara atau ekspresi emosinya.
ekspresi wajah.
Ekspresi wajah dan gerak tubuh Didi Kempot dalam video klipnya
alami. Bahkan tanpa malu-malu dia pun menangis dalam salah satu video
klipnya.
Apa yang disajikan Didi Kempot dalam video klip dan lagu-lagunya
sangat maskulin. Didi Kempot yang tampil gagah, berkulit gelap, berambut
gondrong, mengenakan jaket dan celana kulit, dan dalam salah satu video
maskulin.
dalam penelitian ini ditampilkan oleh Didi Kempot lewat lagu-lagu dan video
akan ditempatkan pada konteks maskulinitas. Oleh karena itu penelitian ini
maskulinitas.
adegan atau scene (nonverbal) dalam video klip Didi Kempot. Dengan
demikian lirik lagu-lagu dan video klip Didi Kempot menjadi data penelitian.
Dalam penelitian ini, lirik lagu akan diperlakukan sebagai puisi. Hal
penelitian psikologi dari segi metode dengan menggunakan lirik lagu dan
B. PERMASALAHAN
dalam bentuk pertanyaan penelitian. Pertanyaan inti dari penelitian ini adalah:
(1) bagaimana emosi sedih dialami dan diekspresikan oleh laki-laki, yang
dalam penelitian ini ditampilkan Didi Kempot lewat lagu-lagu dan video
turunan dalam penelitian ini, yaitu: (a) situasi dan tindakan apakah yang
lagu-lagu Didi Kempot? (d) apa saja tanda-tanda maskulinitas yang tampak
pada video klip Didi Kempot? (e) makna apakah yang terkandung dalam
C. TUJUAN PENELITIAN
sedih dialami dan diekspresikan oleh laki-laki, yang dalam penelitian ini
ditampilkan oleh Didi Kempot lewat lagu-lagu dan video klipnya, serta untuk
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoretis
2. Manfaat Praktis
laki dimana laki-laki tidak perlu takut dan malu untuk dapat mengalami
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. EMOSI
kehidupan manusia.
dari bahasa Latin emovere, yang terdiri dari kata ‟e‟ berarti keluar dan
dirumuskan sebagai gerak keluar atau gerak menjauh dari-. Namun upaya
11
12
para ahli dan peneliti untuk terus berupaya merumuskan definisi dan
konsep emosi.
definisi emosi yang terdapat dalam 92 buah buku, artikel, kamus, dan
dan adaptif.
emosi sebagai keadaan mental spesifik yang berfokus pada afek. Dengan
kata lain, emosi lebih merupakan suatu afek daripada keadaan kognitif dan
13
kesiapan aksi.
a. Pendekatan Kategorial
kategori yang berbeda satu sama lain, yang disebut basic emotions
universal dan merupakan sumber atau asal dari semua emosi lainnya.
14
jijik.
b. Pendekatan Dimensional
yang membagi emosi ke dalam dua dimensi, yaitu valensi dan aktifasi.
Model semacam ini dianggap sebagai cara yang sederhana dan kuat
c. Pendekatan Prototip
Sebagai contoh emosi riang dan senang lebih cocok menjadi prototip
3. Fungsi Emosi
yaitu:
bertemu dengan anjing yang terlihat marah, maka reaksi emosi (takut)
Pada saat mengalami suatu emosi, orang lain akan menangkap pesan
di balik emosi tersebut. Misalnya, jika sedang marah maka pesan yang
ingin disampaikan adalah agar orang lain lebih bersikap hormat, atau
ingin memukul orang yang membuat marah. Orang lain akan mengerti
langsung.
orang yang dicintai, peristiwa ini akan teringat dengan kuat karena
4. Pengalaman Emosi
eliciting stimulus).
Yang dimaksud dengan valensi afektif adalah arah penilaian kognitif dari
suatu situasi tertentu, apakah situasi tersebut dinilai baik atau buruk,
emosi adalah: (a) kesadaran akan struktur makna situasional dan penilaian
18
kognitif terhadap suatu situasi, (b) kesiapan aksi, yaitu tendensi untuk
dalam suatu waktu tertentu dan menciptakan suatu keadaan dimana emosi
dipahami sebagai disebabkan oleh obyek atau situasi tertentu (Barrett dkk,
2007).
B. EKSPRESI EMOSI
mendalam pada otot dan kelenjar serta pada tingkah laku yang berasosiasi
(Mandatu, 2007).
verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.
Menurut Ortony (dalam Fussell (Ed.), 2002) deskripsi verbal yang biasa
emosi „takut‟ atau „marah‟ tersebut. Hal ini disebabkan karena emosi
yang ada dalam emosi tersebut (misalnya: seberapa „marah‟, atau „takut‟
2004). Oleh karena itu, digunakanlah bahasa metafor sebagai solusi untuk
menyebut suatu hal sebagai hal yang sama dengan yang lain, atau dengan
kata lain, mengantikan suatu hal dengan hal lain yang dianggap memiliki
kualitas yang sama. Metafor tidak hanya berfungsi untuk tujuan retoris
suatu konsep yang abstrak dan sulit dimengerti agar lebih mudah
dipahami.
terutama suasana hati atau emosi, dapat diperoleh dari ekspresi nonverbal.
marah, sedih, takut, dan terkejut dapat dilihat melalui gerakan-gerakan otot
Misalnya, emosi sedih akan terlihat dari mata meskipun orang tersenyum
senjang dengan apa yang diekspresikan melalui wajah. Dalam hal ini,
pengabaian pada elemen lain. Hal ini membuat kehalusan dan kekayaan
makna dari emosi itu sendiri tidak dapat tertangkap dengan baik.
a. Tipe Visual
1) Pesan kinesik
22
Pesan fasial
senang dan tidak senang, (2) minat terhadap orang lain atau
Pesan gestural
Pesan postural
penilaian positif.
responsif.
2) Pesan proksemik
3) Pesan artifaktual
image).
C. KESEDIHAN
yang berakar pada dua hal, yaitu duka mendalam akibat terpisahnya
dirasakan ketika kehilangan sesuatu, baik obyek maupun orang lain, yang
musik dengan tempo yang lambat, berada di dekat orang yang mengalami
seratonin dalam otak. Seratonin adalah senyawa dalam otak yang berperan
jadwal tidur dan emosi (Chaplin, 2004). Orang yang merasa sedih
kehidupan manusia, maka adalah suatu hal yang wajar apabila seseorang
dirasakan itu berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan intens.
pesimis, tanpa harapan, dan marah. Jadi, depresi adalah emosi yang
27
2007).
persahabatan.
kesedihan juga akan berlangsung dalam waktu yang lama. Namun jika
3. Ekspresi Kesedihan
tubuh dan ekspresi wajah. Tubuh yang membungkuk, air mata pada wajah
disertai bibir yang mencebik, tatapan yang sayu, postur bahu merosot
(lentur ke depan), dan desahan atau nafas panjang yang dapat didengar.
menurun; otot-otot melemah; kontraksi pada dada; bibir, pipi, dan rahang
bersedih akan terlihat dari ekspresi wajah yang sendu dengan mata yang
2007).
D. MASKULINITAS
tentang maskulin (dan begitu juga dengan feminin) dengan segala atributnya
adalah hasil bentukan masyarakat berdasarkan kondisi sosial dan budaya pada
dipahami sebagai suatu bentuk identitas, yaitu suatu bentuk pemahaman atas
diri yang dapat menyusun sikap dan perilaku yang bersifat personal.
peran yang dianggap pantas dan harus dapat dipenuhi oleh laki-laki (Leach,
makna yang melekat pada diri seseorang, yang didapat melalui identifikasi
Menurut Stets dan Burke (2008) terdapat tiga teori pokok untuk
1.1 Psikoanalisis
figur orangtua dengan jenis kelamin yang sama dengan anak. Anak
Identifikasi ini dilakukan pada saat anak berusia tiga tahun atau
pada masa perkembangan tahap phalic (3-6 tahun). Pada usia ini
dan anak-anak.
Di satu sisi, ibu cenderung lebih berjarak dan jauh dengan anak
sifat maskulin.
kognitif.
identitas gender:
gendernya.
teori ini, lingkungan sekitar anak (orangtua, guru, dan teman sebaya)
Seorang anak akan meniru hal-hal yang baik dari model dengan
dengan kuat (Gani & Chandra, 2007). Pada struktur masyarakat seperti ini
berkaitan dengan laki-laki lebih bernilai daripada ciri dan sifat yang
maskulin „ideal‟ yang harus dimiliki oleh laki-laki, seperti agresif, kuat,
bahwa beberapa emosi seperti gembira, malu, takut, dan sedih dipandang
36
sedangkan emosi seperti bangga, marah, dan jijik adalah emosi yang lebih
sering dialami dan dirasakan oleh laki-laki, atau dengan kata lain
Budaya Jawa, yang didukung dan dihayati oleh manusia Jawa, sering
laki dan perempuan memiliki tempat dan porsi yang sama dalam kehidupan
pembagian harta waris. Dalam konsep ini, anak laki-laki memperoleh dua
Konsep yang sama juga berlaku dalam pembagian harta gono-gini (harta
Peran ibu dinilai sangat straregis mengingat keluarga adalah basis hidup
yang sangat penting bagi manusia Jawa. Para ibu (perempuan) jelas
memegang peranan riil yang penting dan sangat menonjol. Mengenai kuasa
„tahan banting‟ dan mrantasi (serba bisa). Meski demikian, karakteristik ideal
halus, sopan, dan memiliki pengendalian diri yang tinggi. Demikian halnya
oleh sifat ingin menjaga kehormatan keluarga, tenang, terkontrol, dan tidak
karakteristik laki-laki Jawa pun lebih dekat dengan ciri sifat feminin
orang lain (Mulder, 1983). Bagi manusia Jawa, keselarasan merupakan kunci
harmoni, oleh sebab itu lebih baik mengurangi pertengkaran dan perdebatan
mousikê, yang berasal dari kata muse. Dalam bahasa Yunani kuno, kata
dikuasai oleh pada Muses, sembilan dewi keturunan Zeus pada legenda
Yunani kuno.
sebagai perpaduan antara berbagai suara yang diolah dalam suatu tempo
karena itu musik berkaitan erat terhadap emosi dalam kehidupan sehari-
2. Lirik Lagu
Dalam pembahasan lirik lagu, konteks menjadi salah satu hal yang
penting untuk dapat memaknai lirik lagu. Susan Donley (2001), melihat
adanya keterkaitan yang kuat antara lirik lagu dan realitas sosial. Ia
membagi fungsi lirik lagu menjadi tiga, yaitu fungsi literatur, fungsi
Fungsi literatur menekankan aspek tema dan pesan pada lirik lagu.
adalah salah satu jenis karya sastra yang merupakan ekspresi pikiran dan
dengan bentuk visual (lewat tipografi dan susunan bait), dengan bentuk
a) Kosakata
kuno yang tidak familiar atau tidak umum digunakan dalam bahasa
puitis yang tinggi. Meski demikian, puisi akan memiliki nilai abadi
Masih terkait dengan pemilihan kata (diksi), sebuah kata memiliki dua
kamusnya, yaitu pengertian yang menunjuk pada benda atau hal yang
pertentangan.
e) Citraan
Citraan atau gambaran pikiran adalah sebuah efek dalam pikiran yang
G. CAMPURSARI
mengenal musik keroncong sebagai musik yang dibawa oleh para pelaut
dari Portugis. Namun, menurut Andjar Any (seniman musik, penyanyi dan
berjumalah 10 hingga 15 buah yang terbuat dari emas atau perak. Apabila
terdengar bunyi seperti alat musik keroncong (ukulele). Selain itu, dalam
perempuan.
petikan ukulele ditambah suara kendang dan petikan cello. Pada mulanya,
namun juga merambah pada syair lagu keroncong. Semula syair lagu
pada tahun 1935 terjadi perubahan besar dengan munculnya lagu „Rindu
langgam jawa yang dipelopori oleh Andjar Any dengan lagunya „Entit‟,
46
‟Jangkrik Genggong‟, dan „Yen Ing Tawang‟. Irama langgam jawa inilah
(gamelan) dan alat-alat musik modern (keyboard, gitar elektrik, bass, dan
drum). Kata „campursari‟ sendiri diambil dari kata „campur‟ yang berarti
kata „sari‟ yang berarti penggabungan tadi menghasilkan jenis irama khas,
campursari adalah langgam Jawa yang ditambah suara kendang. Selain itu
Gubahan itu terdapat dalam lagu „Wanito Utomo‟, „Sekar Mawar‟ dan
Lokananta tahun 1973. Dalam album ini, Gesang juga ikut menyumbang
Any menyumbang lagu „Yen ing Tawang‟, „Nyidam Sari‟ dan „Eling-
yang diberi istilah pop jawa berjudul „Kidang Talon‟ dan „Gambang
Suling‟. Pada kurun waktu tahun 1976-1978, Radio Orkes Semarang dan
bekas (Aribowo, 2008). Ketekunan dan ciri khas yang dimiliki Manthous
„racikan‟ yang pas antara alat-alat musik tradisional (gamelan) dan alat-
sambutan yang luar biasa dari masyarakat hingga terjual satu juta keping
dalam waktu yang singkat. Sejak saat itu nama Manthous identik dengan
yang dihasilkan diberi nama Jamus (Jawa Musik) dan bukan campursari
lagi.
Selain kedua nama diatas tersebut pula Jujuk Eksa, putra dalang Ki
lebih didominasi oleh irama dangdut, pop, dan rock. Seniman yang
kemudian berkibar dengan irama congdut ini salah satunya adalah Didi
Kempot.
50
H. DIDI KEMPOT
Prasetyo. Ayahnya adalah Ranto Edi Gudhel, pelawak terkenal asal Solo,
dan kakaknya adalah pelawak Mamiek Prakosa yang lebih dikenal dengan
Kempot memiliki darah seni pula seperti ayah dan kakaknya. Meski Didi
Kempot remaja dikenal sebagai anak yang bandel dan nekat, namun ia
karya seni terbukti dari lagu-lagu yang telah diciptakannya sejak remaja.
Pada waktu itu, Didi Kempot yang masih duduk di kelas 2 SMA
51
penjualan sepeda itu ia tukarkan dengan sebuah gitar seharga empat ribu
rupiah. Berbekal semangat dan sebuah gitar Didi Kempot hijrah ke Jakarta
sebagai pelawak. Namun, Didi Kempot tidak serta merta hidup enak dan
dialami Didi Kempot selama hidup di jalan. Dalam satu hari ia pernah
temannya atau pada pemilik warung untuk bisa makan. Bahkan tidur di
dinyanyikan pula oleh para pengamen lain sehingga sosok dirinya dan
yang sangat membanggakan untuk Didi kempot pada saat itu. Setelah
lama. Didi Kempot juga mendapat gelar dari warga Jawa di Belanda
kini karyanya telah berjumlah lebih dari 80 buah album, belum termasuk
lagu-lagu yang tidak terekam. Dalam waktu dekat, Didi Kempot berencana
Reggae Keroncong Solo. Album ini akan menjadi gebrakan baru bagi
dan campursari. Akan ada sepuluh lagu dalam album ini, dua diantaranya
berjudul „Solo Lagi‟ dan ‟Dadung Mlunter‟. Album ini didedikasikan Didi
Kempot bagi kota Solo sebagai kota budaya tempat „kelahiran‟ musik
campursari.
lagu dan video klipnya bukanlah pengalaman dan ekspresi otentik seorang
tidak bisa lepas dari kepentingan komersial. Oleh karena itu, apa yang
disajikan Didi Kempot dalam lagu-lagu dan video klipnya adalah sebuah
lagu-lagu dan video klip Didi Kempot tetap mengacu pada pengalaman
I. SEMIOTIK
berarti „tanda‟. Jadi, semiotik berkaitan dengan segala hal yang dapat
dimaknai sebagai suatu tanda (Eco, dalam Berger, 2005). Batasan yang lebih
konvensi sosial sebelumnya, dan dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain
(Eco, dalam Sobur, 2006). Yang merupakan tanda adalah sederetan luas
menelaah karya sastra dan teks dalam berbagai media. Menurut Barthes
(dalam Sobur, 2006), teks yang dimaksud adalah teks dalam arti luas. Teks
tidak hanya berkaitan dengan aspek linguistik saja melainkan semua tanda-
tanda yang ada dalam sebuah sistem. Dengan demikian, semiotik dapat
yang lebih luas dengan mengemukakan apa yang disebut sebagai mitos.
tanda. Menurut John Fiske (dalam Sobur, 2006), terdapat area penting
dalam studi semiotik, yaitu: (a) tanda, (b) kode atau sistem dimana tanda
disusun, dan (c) kebudayaan dimana tanda dan kode tersebut disusun.
untuk segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh indera manusia dan
bagian fisik seperti bunyi, huruf, kata, gambar, warna, obyek, dan
indeks dari api. Hal ini menjelaskan bahwa asap disebabkan oleh api
peraturan.
tahap pertama ini sebagai makna denotasi, yaitu makna yang bersifat
langsung dan paling nyata (eksplisit) dari suatu tanda. Makna denotasi
bekerja pada tingkat deskriptif dan literal yang dipahami oleh hampir
kedua inilah yang disebut makna konotasi. Makna konotatif bekerja pada
(3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat yang
kisah awal mula kehidupan, cerita para dewa, dan sebagainya. Sedangkan
bahwa ideologi dapat ditemukan dalam suatu teks dengan cara meneliti
gitaris Gun & Roses, mengenakan jaket dan celana kulit, dan dalam salah satu
Bahkan tanpa malu-malu Ia pun menangis dalam salah satu video klipnya.
dalam video klip dan lagu-lagu Didi Kempot sangat kontras jika
berlawanan dengan nilai dan kode-kode sifat kejantanan yang identik dengan
laki-laki. Hal ini menjadi menarik karena selama ini sifat melankolis dan
dalam penelitian ini ditampilkan oleh Didi Kempot lewat lagu-lagu dan video
akan ditempatkan pada konteks maskulinitas. Oleh karena itu penelitian ini
kesedihan dialami dan diekspresikan oleh laki-laki, yang dalam penelitian ini
ditampilkan oleh Didi Kempot lewat lagu-lagu dan video klipnya. Selain itu,
melalui penelitian ini juga dapat diketahui dinamika antara kesedihan dan
maskulinitas.
Penelitian ini menggunakan data verbal berupa lirik lagu dan data
nonverbal berupa video klip. Baik data verbal maupun nonverbal akan
dalam data verbal maupun nonverbal. Untuk data verbal, tanda-tanda yang
konotasi dalam tanda-tanda yang disebut dengan proses signifikasi tahap II.
61
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
kualitatif, penelitian artefak atau teks, dan dapat didukung dengan paradigma
adalah kualitatif.
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
61
62
B. OBYEK PENELITIAN
Pada dasarnya, obyek kajian dari analisis semiotik adalah teks, baik
Kempot sebagai teks verbal, dan video klip sebagai teks nonverbal. Adapun
kriterianya adalah:
C. FOKUS PENELITIAN
a. Pengalaman Emosi
(emotion-eliciting stimulus).
63
b. Ekspresi Emosi
terhadap orang lain, yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.
i. Ekspresi Verbal
sedang dialami.
c. Kesedihan
obyek maupun orang lain, yang sangat penting atau sangat berarti dalam
hidup.
d. Maskulinitas
dan perilaku yang melekat pada diri seseorang sesuai dengan perannya
Data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu data verbal
berupa lirik lagu dan data nonverbal berupa video klip. Kedua jenis data
tersebut menjadi data utama yang merupakan satu kesatuan dan bersifat
saling melengkapi.
telah banyak menghasilkan album rekaman, baik solo maupun duet. Selain
itu, Didi Kempot juga memiliki banyak lagu-lagu lepas atau single yang tidak
kesulitan membuat daftar album dan single Didi Kempot secara lengkap dan
urut.
yang didapat melalui internet, rekaman dalam bentuk VCD (Video Compact
Disc), dan DVD (Digital Versatile Disc). Berikut ini adalah album Didi
dalam video versi karaoke terdapat unsur lagu dan lirik lagu yang dapat
disimak sekaligus. Meski demikian, video klip yang bukan merupakan versi
(Video Compact Disc), dan DVD (Digital Versatile Disc). Dari proses
2) Menonton dan menyimak seluruh video klip yang telah terkumpul dengan
seksama.
3) Menyalin secara manual lirik lagu yang terdapat dalam tiap video klip.
(Video Compact Disc), dan DVD (Digital Versatile Disc). Dari proses
2) Menonton dan menyimak seluruh video klip yang telah terkumpul dengan
seksama.
4) Secara spesifik, pengamatan akan tema dan isi video klip dilakukan pada
maskulinitas.
yang memiliki kualitas gambar dan suara yang bagus, yaitu data dalam format
VCD.
Dalam penelitian ini, baik data verbal maupun nonverbal akan dianalisis
dalam data verbal maupun nonverbal. Untuk data verbal, tanda-tanda yang
konotasi dalam tanda-tanda yang disebut dengan proses signifikasi tahap II.
menganalisis data:
1. Analisis Isi
a) Organisasi data
berupa lirik lagu dan video klip Didi Kempot dengan rapi. Data yang
mengorganisir data berupa lirik lagu dan video klip, peneliti juga
68
data verbal akan dituliskan nomor urut lagu dan judul lagu yang
c) Pengkodean
Terlebih dahulu peneliti akan menyimak lirik lagu dan video klip
2. Analisis Semiotik
G. KEABSAHAN DATA
karena itu, peneliti melakukan berbagai langkah yang diperlukan agar mampu
data dilakukan menurut apa yang secara de facto dilakukan oleh peneliti.
1. Kredibilitas
sebagai gagasan utama pada lagu itu sendiri untuk disampaikan pada
lagu dan video klip dapat dijadikan data yang handal untuk melihat
a. Familiarisasi Data
Dengan melakukan hal ini secara cermat maka peneliti semakin akrab
dan mengenal data dengan baik. Hal ini membuat peneliti menjadi
b. Triangulasi
2. Dependabilitas
penelitian.
BAB IV
A. ANALISIS DATA
Kempot yang diperoleh dari rekaman dalam format VCD dan internet.
dan suara yang kurang bagus. Demi menjaga keterandalan data, maka
Dari 56 buah lagu yang terdapat dalam VCD Didi Kempot yang
dimuat lebih dari satu kali. Sehingga jika lagu-lagu tersebut hanya dihitung
satu kali maka total jumlah lagu dalam VCD adalah 50 buah lagu.
Selain itu, dari 50 buah lagu tersebut hanya 13 judul lagu yang
obyek analisis. Berikut ini adalah ketigabelas lagu Didi Kempot yang
74
75
dinyanyikan dan atau diciptakan oleh Didi Kempot. Dari ketigabelas lagu
yang menjadi obyek analisis, terdapat empat lagu yang tidak diciptakan
sendiri oleh Didi Kempot. Lagu-lagu tersebut ialah Tanjung Mas Ninggal
Wibowo), dan Tangise Ati (ciptaan mas Hadi dan Siu HS.).
Ranto E. Gudhel.
2. Analisis isi
Analisis isi dilakukan terhadap lirik dan video klip lagu-lagu Didi
konotatif, majas, dan citraan. Sedangkan analisis isi terhadap video klip
dan artifaktual. Selain itu, analisis isi juga digunakan untuk menemukan
3. Analisis semiotik
kedua jenis data (verbal dan nonverbal) yang menjadi obyek dalam
penelitian ini adalah satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi. Meski
satu kesatuan yang harus dilihat secara utuh. Oleh karena itu, hasil analisis
77
data verbal dan nonverbal akan dipaparkan dalam satu bagian menurut
judul lagunya.
dapat dikatakan bahwa Didi Kempot menjadi aktor utama dalam lirik lagu
maupun video klipnya. Untuk itu akan diberikan keterangan dalam analisis
data bahwa „si aku‟ dalam lirik lagu maupun dalam video klip diperankan
oleh Didi Kempot sendiri. Demikian juga apabila lagu tersebut diciptakan
oleh Didi Kempot, maka dalam analisis data akan dituliskan keterangan
Cipt. : L. Maryanto
dan kemarau sangat dekat dan sangat dipahami oleh semua orang
ketika siang dan malam hari dapat menjadi sangat ekstrim sehingga
Jadi, dapat diperoleh makna konotatif bahwa „rasa hati‟ si aku yang
kemarau‟.
dapat menimbulkan rasa rindu dan haru yang sangat khas ketika
Adegan1.2 Adegan1.3
hujan (bait 1). Rasa sejuk ketika air hujan mengenai kulit yang panas
aku selalu menunggu kepulangan sang kekasih (bait 3 dan bait 4).
tampak bahwa si aku membawa tas ransel warna merah yang terlihat
atau telah melakukan perjalanan yang jauh. Dalam lagu ini memang
pulang.
meski ada juga air mata yang disebut „air mata bahagia‟ namun pada
“Lali apa pancen nglali [Lupa atau memang melupakan?]” (bait 5).
oleh si aku.
bahkan telah menjadi ikon yang sangat melekat pada kota Solo.
Setting video klip lagu ini pun adalah Stasiun Balapan sehingga
Adegan2.1
Adegan2.2 Adegan2.3
84
Balapan sebagai latar dan Didi Kempot sebagai aktor (si aku). Pada
Senada dengan hal ini, dalam lirik lagunya juga muncul citraan
pemikiran yang tampak pada bait 1 dan bait 4. Citraan lainnya adalah
menetes di pipinya.
tahun namum sang kekasih tak kunjung pulang. Si aku pun merasa
Adegan3.1
sangat membekas dan tidak dapat dilupakan. Hal ini terlihat dari
kekasih. Mata yang terpejam, dahi berkerut, dan mulut yang membuka
kata seperti pergi, menunggu, menanti, dan rindu. Si aku telah menanti
86
lupa sekalipun, si aku tetap akan menunggu sampai sang kekasih ingat
lama, sehingga si aku yang setia menunggu pun bisa sampai lupa
kemarau, apa kau tak hirau] pada bait 3, “Wis suwe kangen sing tak
seperti dapat disimak pada bait 4: “Wis suwe kangen sing tak rasakke,
rasane koyo ngene” [Tlah lama rindu yang kurasakan, rasanya seperti
87
ini]. Padabait 4, kata „ini‟ adalah penanda konotatif yang sarat makna.
hasil. Sekian tahun menanti, namun sang kekasih tak kunjung pulang.
aku akan terus menunggu hingga sang kekasih ingat untuk pulang dan
menemuinya.
kekasih yang telah pergi entah kemana. Si aku telah mencari sang
walau hanya sekejap mata untuk menawarkan rasa rindu dalam dada.
tempat dengan jalan aspal yang rata, dengan nuansa teduh oleh hijau
si aku telah melewati „seribu kota‟ dan menjalani „seribu hati‟ (bait 1)
„diri‟ sang kekasih yang utuh, yaitu sosok fisiknya dan segala sesuatu
tempat yang jauh untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Hal ini
terlihat di bait 3 baris pertama: “Umpamane kowe uwis mulyo, lilo aku
lilo” [Seandainya kau sudah berbahagia, rela aku rela]. Kata „mulyo‟
Adegan4.1 Adegan4.3
5. Lagu 5. Parangtritis
si aku akan sosok sang kekasih. Meskipun sang kekasih telah pergi,
yaitu hati yang terasa perih karena didera perasaan sedih dan tersakiti
dirasakan seperti diiris, sebuah sensasi yang hanya bisa dirasakan oleh
perbandingan eksplisit).
Hal ini dapat dilihat dari pemilihan kata yang bernuansa alam serta
dirasakan si aku.
Adegan5.1
muka yang sedih ditandai dengan mata terpejam dan dahi berkerut,
telah disakiti, si aku tidak merasa sakit hati dan menerima segala
96
Adegan6.2 Adegan6.4
pada bait 3:
maka air matanya pun diibaratkan sudah tidak keluar lagi. Disebutkan
bisa sembuh. Tanpa „obat‟ penyakit (rasa sedih) itu akan tetap ada dan
adalah sang kekasih itu sendiri, seperti yang dikatakan pada baris
98
meninggalkanku‟.
itu, meski telah disakiti hatinya namun si aku tetap berharap sang
Baris terakhir dari tiap bait seperti sebuah pernyataan isi hati dan
Namun pada baris keempat (baris terakhir), si aku berkata „tak tampa,
ora papa‟ [ku terima, tak mengapa]. Kata „cukup‟ bisa diartikan
buruk dari sang kekasih, namun pada akhirnya si aku justru menerima
yang tidak merasa sakit hati meski sudah disakiti hatinya, bahkan si
seluruh isi lagu dan video klipnya. Pada lirik lagunya, citraan
setting malam hari dan ekspresi kesedihan yang diambil dengan teknik
sedih.
kalung emas untuk sang kekasih. Namun kalung emas itu kini telah
berubah warna menjadi biru, tak ubahnya seperti rasa cinta sang
100
kekasih yang telah „luntur‟ karena telah melupakan si aku. Hal ini
membuat si aku merasa sedih dan sakit hati. Meski demikian, si aku
penulis lirik dan pencipta lagu memilih „kalung emas‟ sebagai simbol
kekasih seorang. Emas adalah logam yang bernilai tinggi dan sering
tinggi itu dinilai sepadan dengan rasa cinta si aku yang begitu besar
menjadi biru. Hal ini tentu saja adalah ungkapan yang mengandung
kekasih telah melupakan si aku (bait 1). Warna emas adalah penanda
Maka (warna) emas yang luntur menjadi biru‟ dipilih sebagai simbol
(bahwa sang kekasih melupakan dirinya). Memang dalam lagu ini tidak
„kesalahan‟ bukan hanya dari pihak si aku melainkan juga dari pihak sang
pada bait 4, kalimat: „apa salahku, apa dosaku‟ adalah sarana retorika
yang dapat dimaknai sebagai rasa sakit yang amat sangat. Si aku pun
mengenang rasa cintanya yang besar dan sosok sang kekasih yang
dahaga yang membuat leher terasa kering. Si aku dengan setia selalu
seperti dulu lagi. Yang paling mengagetkan si aku adalah bahwa sang
rasa haus yang dapat tawar dengan air putih merupakan penanda
putih disini menjadi penanda konotatif bagi cinta dan kasih sayang
berupa rasa haus atau dahaga yang membuat leher menjadi kering.
tidak seperti dulu lagi (bait 2). Diceritakan bahwa sang kekasih pulang
105
menghasilkan keturunan.
Hal ini tentu saja membuat si aku merasa sedih dan kecewa.
mempertegas pernyataan.
ini:
106
Adegan8.2 Adegan8.3
kekasih telah ingkar janji. Memicingkan mata, dahi berkerut dan bibir
dirasakannya.
9. Lagu 9. Ikhlas
hidup bersama sebagai pasangan suami istri. Suatu hari sang kekasih
pergi meninggalkan si aku dalam waktu yang cukup lama dan si aku
dan tak ingin hidup bersama lagi. Hal ini tentu membuat si aku sedih
107
dan sakit hati. Meski telah berusaha untuk mendapatkan sang kekasih
baris 3: „Tresna sing ngrembuyung saiki wis dadi garing‟ [Rasa cinta
tanaman yang bisa ditanam, tumbuh subur, dan akhirnya menjadi layu.
disini berarti hal-hal baik termasuk cinta dan kepercayaan pada sang
kekasih.
dan sakit hati. Kesedihan ini nampak dari ekspresi wajah si aku:
Adegan9.2 Adegan9.3
membuat si aku merana. Daripada sakit hati dan merana maka lebih
baik si aku mundur dan mengalah, seperti yang terungkap pada bait 1
dan 2:
sang kekasih dengan sedih. Si aku tak menyangka bahwa sang kekasih
merelakan.
melihat hujan deras yang turun pada malam hari. Sedangkan citraan
bahwa segala sesuatu yang terjadi telah digariskan oleh Tuhan dan
di bawah ini:
„rekasa‟ (susah). Dalam bahasa Jawa, „urip sing rekasa‟ (hidup yang
adegan berikut:
Sandal jepit, jalan berbatu dan berlumut, serta tas besar dalam kedua
(bait 2). Namun sang kekasih justru membuatnya kecewa dan sakit
„laraning ati sing nyangga aku dhewe‟ [sakit hati ini aku sendiri yang
sudah tidak peduli lagi dengan perasaan si aku. Pada akhirnya si aku
pun merasa bahwa dirinya sudah cukup menderita dan jalan keluar
kekasih. Si aku merasa sakit hati terhadap sang kekasih yang telah
semudah memijit buah randu, yang tanpa dipijit dengan keras pun bisa
sakit hati yang dirasakan si aku, tidak cukup hanya „mencuci‟ dan
berasal dari buah randu yang jika telah matang sangat mudah pecah
atau terbuka. Ketika buah randu itu pecah, maka dari dalamnya akan
keluar kapas dan biji randu. Buah randu sangatlah rapuh, jika telah
telah melupakannya. Hal ini membuat si aku merasa sedih setiap kali
Adegan11.1 Adegan11.4
tinggal di desa atau lingkungan yang kurang bersih. Namun pada masa
kutu rambut. Oleh karena itu Didi Kempot menggunakan diksi „kutu‟
dan „ketombe‟ dalam lagu ini. Demikian juga dengan „buah randu‟
yang saat ini sudah jarang ditemui pohonnya di daerah kota. Pohon
berhasil memberikan keunikan pada lagu ini sebagai salah satu dari
pilihannya pada pria lain. Rasa cinta sang kekasih pada si aku telah
melupakan sumpah dan janji yang dulu pernah diucapkannya. Hal ini
ditanam sejak lima tahun yang lalu (bait 3). „Pohon kelapa‟ itu
akhirnya tumbuh dan daunnya siap untuk dijadikan „janur‟. Hal ini
kelapa yang masih muda. Menurut tradisi Jawa, janur yang telah
117
Adegan12.2 Adegan12.3
Dalam lagu ini, si aku digambarkan sebagai orang yang miskin harta
dengan sepenuh hati, namun cintanya tidak diterima oleh sang kekasih
Pada awal lagu, muncul citra diri si aku sebagai orang yang
buta aksara dan orang yang miskin harta. Gambaran tersebut terdapat
aku. Pada bait 1 diungkapkan bahwa si aku adalah „orang yang buta
aksara, tidak bisa menulis, tidak bisa membaca‟. Keadaan seperti ini bisa
dimaknai bahwa si aku adalah orang yang penuh kelemahan dan tidak
keseluruhan).
tidak seperti raja yang memiliki banyak harta dan kekuasaan. Bahkan
dikatakan bahwa si aku sudah puas jika sudah bisa makan. Ungkapan ini
semakin mempertegas citra diri si aku sebagai orang „kecil‟ yang miskin
dan tidak berdaya. Gaya penuturan ini disebut sebagai litotes (= ungkapan
Meskipun si aku hanyalah orang „kecil‟ yang miskin harta dan buta
aksara, namun si aku tetap manusia yang akan terluka jika disakiti oleh
orang yang dicintai. Si aku terluka karena sang kekasih yang amat dicintai
tega menipu dan melupakannya. Bahkan rasa cinta si aku pun tidak
perasaan, hingga badan atau fisik si aku dilukiskan telah menjadi kering.
peran sebagai penanda konotatif dan merupakan upaya penulis lirik, yaitu
120
Didi Kempot sendiri, untuk menegaskan keadaan atau citra diri si aku
Adegan13.1 Adegan13.3
„Si aku‟ dengan pandangan mata menerawang, dahi berkerut, dan bibir terbuka
Berikut ini adalah tema-tema yang diperlihatkan dalan lirik lagu dan
tema tentang kesedihan yang terjadi dalam hubungan percintaan antara „si
aku‟ dan sang kekasih. Kesedihan itu terutama muncul karena sang
mendapati bahwa sang kekasih telah berubah, bukan lagi sang kekasih
yang dulu dikenalnya. Hal ini membuat si aku menyadari bahwa sang
yang menyebabkan munculnya rasa sedih pada diri si aku adalah sikap
sang kekasih yang menyakitkan hati, cinta yang kandas di tengah jalan,
cinta yang tidak diterima, dan keadaan diri si aku yang penuh tak
setia. Si aku masih memendam rasa rindu dan berharap untuk bisa bertemu
keinginan sang kekasih untuk berpisah, si aku pun memilih untuk mundur
namun si aku tidak merasa sakit hati. Hal ini disebabkan karena si aku
konotatif dalam bentuk diksi (pilihan kata) dan frase (kalimat) yang umum
konotatif yang lain seperti ketombe (sindap), kutu rambut (lingso) juga
digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan isi hati „si aku‟ yang sedih
dan tersakiti.
kemarau”. Frase ini hendak menggambarkan rasa hati yang bagai dilanda
lain juga ditemukan pada Lagu5: “(rasa) di hati seperti diiris” atau pada
mengungkapkan rasa hati yang sangat sakit dan terasa perih karena didera
Misalnya pada Lagu5, gabungan diksi seperti pantai, hujan, malam, pasir,
yang dirasakan „si aku‟. Misalnya pada Adegan10.4 dan 10.5, „si aku‟
mata yang sayu, badan membungkuk, dan disertai air hujan yang turun
Analisis isi terhadap lirik lagu dan video klip Didi Kempot
tema tentang kesedihan yang terjadi dalam hubungan percintaan antara „si
aku‟ dan sang kekasih. Kesedihan yang dialamu „si aku‟ terutama
disebabkan karena „si aku‟ kehilangan sang kekasih yang amat dicintainya.
mendapati bahwa sang kekasih telah berubah. Hal ini membuat si aku
mengakhiri hubungan.
Sikap atau respon „si aku‟ terhadap rasa sedih akibat kehilangan sang
kekasih adalah tetap menanti kedatangan sang kekasih dengan setia. Si aku
masih memendam rasa rindu dan berharap untuk bisa bertemu dengan sang
kekasih telah menyakiti hatinya, namun „si aku‟ tidak merasa sakit hati.
Hal ini disebabkan karena „si aku‟ takut apabila sang kekasih
meninggalkannya.
Rasa sedih, sakit hati, dan kecewa tergambar jelas lewat ekspresi
nonverbal pada wajah (fasial), terutama pada daerah sekitar mata. Dalam
dengan air mata yang menetes di pipi. Sedangkan di area sekitar mulut
mencebik.
C. PEMBAHASAN
yang karya-karyanya tidak lepas dari tujuan komersil dan hiburan. Meski
132
diketahui pengalaman dan ekspresi kesedihan yang dalam penelitian ini akan
merupakan sesuatu yang dialami di dalam diri seseorang atau dengan kata
tergabung dalam suatu waktu tertentu dan disebabkan oleh obyek atau
Kesedihan dalam hubungan antara „si aku‟ dengan sang kekasih terutama
muncul karena sang kekasih tidak menepati janjinya. Sang kekasih berjanji
untuk segera pulang, tidak meninggalkan „si aku‟ dalam waktu yang lama.
133
Selain janji yang tidak ditepati, sang kekasih juga membuat „si aku‟
menggolongkan kesedihan sebagai salah satu dari enam emosi dasar yang
keinginan, yang sangat penting atau sangat berarti dalam hidup (Power,
2001).
Bagi „si aku‟, sang kekasih jelas merupakan sosok atau figur yang
sang kekasih dengan sepenuh hati. Oleh karena itu ketika sang kekasih
ketika sang kekasih telah melupakannya, „si aku‟ merasa sedih dan sakit
hati.
interaksi antara penanda dan petanda konotatif yang ada pada suatu teks
„si aku‟ adalah diksi yang berkaitan dengan musim, seperti kata „hujan‟
suasana hati yang bagai „dilanda kemarau‟ dan „menantikan hujan‟ (Lagu
1, bait 1 dan bait 5). „Kemarau‟ menggambarkan rasa sedih, dan untuk
tanaman yang bisa ditanam, tumbuh subur, tetapi pada akhirnya tidak
menghasilkan buah dan menjadi layu, seperti yang disebutkan pada Lagu 9
bait 3 baris 3: “Tresna sing ngrembuyung saiki wis dadi garing” [Rasa
itu tumbuh dan siap diambil „janur‟nya. Janur adalah daun kelapa yang
masih muda. Menurut tradisi Jawa, janur yang telah dirangkai sedemikian
gaya bahasa atau gaya penuturan yang berfungsi untuk mempertalikan atau
dipergunakan oleh diksi di atas adalah bahasa kias berupa simile, yaitu
suatu gaya bahasa juga dapat berfungsi sebagai sindiran, penegasan, dan
pertentangan.
untuk mengungkapkan isi hati dan rasa cinta yang dalam. Rasa cinta
136
sang kekasih atau juga seperti „air putih‟ (Lagu 8) yang mampu meredakan
hiperbola ada pada Lagu 4 bait 1: “Sewu kutha wis tak liwati, sewu ati tak
lakoni” [Seribu kota telah kulewati, seribu hati kujalani]. Sarana retorika
ini hendak menggambarkan betapa jauh dan lamanya perjalanan yang telah
salahku iki, apa dosaku iki” [Apa salahku, apa dosaku]. Dan sarana
retorika kiasmus pada Lagu 7 bait 3: “Lara atiku, atiku kelara-lara” [Sakit
hati yang dirasakan „si aku‟, penanda konotatif yang hadir lewat pilihan
deres wayahe wis wengi, njur kelingan lungamu dek wingi” [Hujan deras
pun turut memunculkan kenangan yang sedih. Obyek wisata seperti pantai
mampu membangkitkan kenangan sedih antara „si aku‟ dan sang kekasih.
„si aku‟ pada sosok sang kekasih. bahkan dikisahkan bahwa deburan
sang kekasih yang masih diingatnya hingga saat ini (Lagu 5). Kesatuan
merupakan penanda konotatif yang unik dan menjadi ciri khas Didi
suasana di bandar udara yang eksklusif dan hanya mampu digapai kelas
terminal, pelabuhan, atau stasiun untuk pergi ke suatu tujuan. Namun ada
mampu memberikan kesan haru dan rindu yang khas. Suasana haru itulah
yang dirasakan „si aku‟ ketika menghantar kepergian sang kekasih. „Si
aku‟ pun merasa sedih karena ditinggalkan, sekaligus rindu dan berharap
sang kekasih akan segera pulang. Karena rasa sedih dan haru itu maka „si
Power, 2001). Pada bait di atas juga disebutkan bahwa perasaan „si aku‟
perasaan sedih dan kecewa ketika ditinggalkan sang kekasih. Orang yang
lain yang juga secara lugas melukiskan kesedihan tersebut, misalnya kata
tersebut muncul apabila si aku merasa „rindu‟ pada sosok sang kekasih,
terjadinya suatu pengalaman emosi dan proses emosi dimulai ketika suatu
bahwa seseorang harus mendapatkan kembali apa yang telah hilang atau
menggantinya dengan sesuatu atau obyek lain yang dapat mengatasi rasa
wanita lain untuk bisa mengisi rasa kehilangan tersebut. „Si aku‟ tidak
berpikir bahwa sang kekasih mungkin telah melupakan dirinya dan cinta
mereka. Terhadap hal ini, „si aku‟ berkeyakinan dan bersikap seolah-olah
sang kekasih hanya lupa dan berharap agar sang kekasih segera ingat akan
kehilangan, namun „si aku‟ tetap menanti kedatangan sang kekasih dengan
141
setia. Si aku masih memendam rasa rindu dan berharap untuk bisa bertemu
dengan sang kekasih yang telah meninggalkannya. Bahkan „si aku‟ pun
keinginan sang kekasih untuk berpisah, „si aku‟ pun memilih untuk
mundur dan mengalah pada keinginan sang kekasih. Walau kerap disakiti,
namun „si aku‟ tidak merasa sakit hati. Hal ini disebabkan karena „si aku‟
Ekspresi nonverbal dari emosi, bisa diamati pada suara dan ekspresi wajah
2007). Meski suatu pengalaman emosi bisa saja tidak diekspresikan secara
nonverbal, namun pada kondisi yang natural suatu pengalaman emosi pasti
terlihat di daerah sekitar mata dan dahi juga di daerah sekitar bibir.
oleh Didi Kempot sendiri) nampak jelas pada beberapa adegan yang
daerah mata, dahi dan bibir. Seperti pada potongan adegan di bawah ini:
dideritanya.
Selain pada daerah mata dan dahi, kesedihan juga tampak pada
daerah bibir. Sebenarnya ketiga daerah utama pada wajah (mata, dahi, dan
143
kesedihan pada wajah. Seperti pada Adegan 6.4 terlihat bahwa bibir yang
Adegan8.2 Adegan12.2
tampak bahwa „si aku‟ dengan memicingkan mata, mengerutkan dahi, dan
kesedihan yang sedang dialami „si aku‟. Gerakan kepala, bahu, tangan, dan
anggota tubuh lainnya adalah ekspresi nonverbal yang berharga dan dapat
utuh.
144
menunjuk pada hati atau batin. Seperti pada teks (lirik) yang menyertai
potongan adegan di atas, terdapat kata „nelangsa‟ (merana) dan „ati‟ (hati)
menunjuk pada rasa „kangen‟ (rindu) dalam hati. Dengan demikian dapat
bawah memperlihatkan „si aku‟ dengan mata terpejam, dahi berkerut, dan
yang menjadi beban pikiran yang cukup berat. Selain itu, ekspresi gestural
Adegan10.5
dari ekspresi wajah yang sendu dengan mata yang (mungkin) berkaca-kaca
karena menangis (Mandatu, 2007). Dalam video klipnya, ‟si aku‟ juga
Adegan6.2
dipahami dalam dua bentuk, yaitu sebagai identitas dan sebagai ideologi.
laki dan perempuan yang membentuk suatu pemahaman atas diri dan
oleh perempuan.
Menurut Darwin (2005), budaya Jawa juga memiliki definisi atau standar
kesaktian (pusaka).
sifat dominan, percaya diri, kuat, tegas, mandiri, kompetitif dan rasional.
kuat, jantan, dinamis, dan percaya diri – sifat-sifat yang dalam konvensi
serta fornalitas.
pakaian berwarna hitam dengan berbagai model, seperti jaket kulit hitam,
kaos singlet hitam, celana hitam, topi kupluk hitam, dan sebagainya.
Pakaian seperti jaket, celana, dan sepatu kulit dengan model seperti
yang dikenakan Didi Kempot dalam video klipnya, adalah model pakaian
berwibawa.
menaiki „motor besar‟, di jalan yang berdebu dan gersang, seperti yang
kecekatan, resiko, dan kekuatan motor itu sendiri cocok dengan sifat dunia
para bikeboys yang konkrit dan aman. Masih menurut Willis, akselerasi
inilah yang mencoba ditampilkan oleh Didi Kempot dalam kedua adegan
di atas.
kegiatan menyirih tersebut tidak hanya dilakukan oleh pria namun juga
”khusus pria” tersebut selanjutnya melekat pada rokok itu sendiri. Jika
yang identik dengan milik pria. Oleh karena itu, disadari maupun tidak,
(Suwardikun, 2006).
151
lagu Didi Kempot dialami dengan cara yang tidak agresif atau kasar
adanya.
bentuk emosi yang dirasa lebih pantas dan bisa diterima bagi laki-laki
(Power, 2001).
Hal ini tidak bisa lepas dari stereotip gender yang tumbuh subur di
ini berlangsung secara pribadi, sehingga stimulus yang sama belum tentu
oleh Didi Kempot, sebagai seorang laki-laki dengan citra maskulin, adalah
„si aku‟ dengan sang kekasih terutama muncul karena sang kekasih tidak
aku‟ bersedih.
suatu hubungan yang dekat, intim, dan personal terhadap seseorang. Orang
itu sama. Hal yang unik dari pengalaman kesedihan „si aku‟ adalah reaksi
dirasakannya.
sedih dan rindu. Namun setelah menyadari bahwa akhirnya sang kekasih
tak akan kembali dan telah melupakan janjinya, atau mendapati cinta sang
kekasih yang telah berubah, „si aku‟ tetap menanti kedatangan sang
kekasih dengan setia. Si aku masih memendam rasa rindu dan berharap
pasif. Dikatakan pasif karena tidak melibatkan suatu aksi yang nyata
tetap berkubang dalam kesedihan itu dengan terus menanti dan berharap
bahwa sang kekasih akan kembali dan ingat akan janji-janji yang telah
diucapkannya.
dirasakannya.
area sekitar mulut tampak sudut-sudut bibir menurun dan bibir mencebik.
yang berkembang selama ini bahwa laki-laki relatif tidak „familiar‟ dan
dalam lagu-lagunya, tidaklah melalui cara yang agresif atau kasar, tidak
kesedihan dengan bahasa yang lembut, sensitif, dan penuh metafora. Didi
yaitu emosi yang menurut Plant (2000) merupakan emosi yang masuk
dalam kategori feminin. Hal ini membuktikan bahwa emosi sedih beserta
lain, yang dalam hal ini adalah audience atau para penikmat lagu-lagu Didi
dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama
jumlah atau kuantitas kecepatan dan derajat pada sistem, produk, dan
(feedback), stimulasi alat indera, dan proporsi unsur isi dan hubungan.
buku, majalah, surat kabar, dan elektronik seperti radio , televisi, dan film
dalam lagu-lagu dan video klipnya tidak bisa dilepaskan dari unsur hiburan
untuk tujuan komersial dan demi memenuhi selera pasar tidak bisa
untuk para penikmat lagunya. Dengan demikian, Didi Kempot adalah citra
kesedihan.
kata lain membuat para penggunanya terhibur. Hal ini terasa kontradiktif
bertema sedih yang memiliki kesamaan dengan situasi sedih yang mereka
alami.
perasaan senasib dengan orang lain yang menderita kesedihan karena hal
yang sama. Orang yang mengalami kesedihan karena patah hati mungkin
dengan orang lain yang merasakan hal yang sama. Dalam hal ini orang
tersebut adalah sang penyanyi itu sendiri sebagai orang yang membawakan
suatu realitas sosial tertentu. Oleh karena itu, lagu merupakan salah satu
suatu relaitas baru yang berbeda dari konstruksi sosial selama ini. Didi
maskulin baru ini akan menjadi sosok laki-laki yang tegar, kuat, dan
percaya diri namun juga sensitif dan peka terhadap emosinya sendiri.
Apresiasi yang lebih besar terhadap kehidupan emosi akan membuat laki-
dan bermakna.
melahirkan konstruksi sosial baru (atau dalam bahasa musik adalah „genre‟
diciptakannya.
atau kesadaran untuk menolak konstruksi maskulin yang lama pun telah
BAB V
A. KESIMPULAN
dalam hubungan antara „si aku‟ dengan sang kekasih terutama muncul karena
sang kekasih tidak menepati janji, melupakan, dan menyakiti hati „si aku‟,
serta kenangan akan tempat-tempat khusus yang pernah dikunjungi si aku dan
sang kekasih.
Kedua, sikap atau respon terhadap kesedihan yang dialami „si aku‟
adalah respon yang pasif, yaitu tetap menerima, menanti, dan berharap sang
kesedihan tetapi justru menerima kesedihan dengan apa adanya dan tanpa
dan postural. Ekspresi fasial kesedihan ditunjukkan dengan tatapan sayu dan
160
161
yang membungkuk.
kesedihan itu tetap mengacu pada pengalaman dan ekspresi kesedihan dalam
pengalaman dan ekspresi kesedihan yang ada dalam lagu-lagu Didi Kempot
laki-laki. Dengan demikian emosi sedih tidak hanya milik dimensi feminin
saja.
yang baru, yaitu maskulinitas yang tetap mempertahankan sifat tegar, kuat,
dan percaya diri namun di sisi lain juga sensitif dan peka terhadap emosinya
sendiri.
162
B. KETERBATASAN PENELITIAN
penelitian. Tema penelitian ini adalah mengenai emosi, yaitu pengalaman dan
literatur.
Keterbatasan yang kedua ada pada obyek penelitian, yaitu lagu-lagu dan
semua album dan single (lagu lepas) Didi Kempot. Hal ini dikarenakan Didi
beredar tahun 2000 ke atas, sementara rekaman tahun 2000 ke bawah sudah
tidak beredar lagi di pasaran. Oleh karena itu, peneliti mengalami kesulitan
membuat daftar album dan single Didi Kempot secara lengkap dan urut.
Selain kedua hal di atas, peneliti juga menyadari keterbatasan dalam hal
metode analisis data. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan
lewat buku-buku, artikel, jurnal, dan hasil diskusi. Oleh karena itu peneliti
C. SARAN
dimana laki-laki tidak perlu takut dan malu untuk dapat mengalami dan
diungkapakan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Barker, Chris. 2006. Cultural Studies: Teori dan Praktek (Judul asli: Cultural
Studies: Theory and Practice. Sage Pub. London, 2000). Yogyakarta:
Bentang.
Ben-ze‟ev, Aaron. 2001. The Subtlety of Emotions. New York: Bradford Books.
Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.
166
Dayakisni, Tri & Yuniardi, Salis. 2004. Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM
Press.
Dimbleby, Richard & Burton, Graeme. 1998. More Than Words: An Introduction
to Communication, third edition. New York: Routledge.
Hoed, Benny H. 2008. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: FIB UI
Depok.
167
Horwitz, Allan V & Wakefield, Jerome C. 2007. Loss of Sadness: How Psychiatry
Transformed Normal Sorrow into Depressive Disorder. United Kingdom:
Oxford University Press.
Kövecses, Zoltán. 2004. Metaphor and Emotion: Language, Culture, and Body in
Human Feeling. United Kingdom: Cambridge University Press.
Leach, Colin W (Ed) & Tiedens, Larissa Z. 2004. The Social Life of Emotion.
United Kingdom: Cambridge University Press.
Lewis, Michael (Ed). 2008. Handbook of Emotions. New York: Guilford Press.
McQuail, Dennis & Windahl, Sven. 1993. Communication Models for The Study
of Mass Communication, 2nd edition. London : Longman.
Power, Mick & Dalgleish, Tim. 2008. Cognition and Emotion: From Order to
Disorder, 2nd edition. New York: Psychology Press.
Redana, Bre. 2002. Potret Manusia sebagai si Anak Kebudayaan Massa. Jakarta:
LSPP.
Sloboda, Jhon A. & Juslin, Patrik N. 2001. Music and Emotion: Theory and
Research. New York: Oxford University Press.
Stokes, Jane. 2007. How to do Media and Cultural Studies: Panduan untuk
Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya. (Judul asli:
How to do Media and Cultural Studies, SAGE Pub., London, 2003).
Yogyakarta: Bentang.
Straubhaar, Joseph & LaRose, Robert. 2002. Media Now: Communications Media
in the Information Age, third edition. United States of America: Wadsworth
Group.
Suwardikun, Didit Widiatmoko. 2006. Persuasi Visual pada Iklan Rokok: Antara
Regulasi dan Menyiasati. 02 April 2008.
http://www.desaingrafisindonesia.files.wordpress.com/.../persuasi-visual-
pada-iklan-rokok-2006.doc
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata terpejam satu tangan memegang Berdiri bersandar pada (Didi Kempot rambut diikat
dahi berkerut erat tali tas ransel yang tiang rumah, dengan sebagai aktor jaket kulit warna
mulut terbuka dipanggul pada sebelah posisi tubuh sedikit tunggal dalam hitam
bahu. condong ke depan. adegan ini, jadi tas ransel merah
tidak terekam cincin emas
ekspresi
proksemiknya)
Adegan1.1
mata terpejam tangan kanan Posisi duduk di lantai (Didi Kempot rambut diikat
dahi berkerut memeluk ransel teras rumah dan sebagai aktor jaket kulit warna
tangan kiri disangga menyangga tas pada tunggal dalam hitam
oleh lutut kaki kiri kaki sebelah kanan. adegan ini, jadi t-shirt hitam
kaki kiri menekuk ke tidak terekam celana panjang
luar ekspresi kulit warna hitam
kepala sedikit miring proksemiknya) tas ransel merah
ke kanan. cincin emas
sepatu kulit warna
hitam
Adegan1.2
Adegan1.3
mata terpejam kepala menengadah Duduk tanpa bersandar (Didi Kempot rambut digerai
dahi berkerut ke kanan atas di pembatas teras sebagai aktor topi kupluk warna
mulut terbuka kedua tangan tunggal dalam hitam
diletakkan pada adegan ini, jadi kaos singlet hitam
kedua lutut tidak terekam celana panjang
ekspresi kulit warna hitam
proksemiknya)
Adegan1.4
Lagu 2. Stasiun Balapan
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
tatapan mata tangan kiri Duduk bersandar di Jarak akrab fase rambut digerai
sayu, memegang pundak kursi peron. dekat. t-shirt hijau
menerawang model jaket kulit hitam
sudut-sudut tangan kanan celana panjang
bibir menurun memegang tangan warna putih
model sepatu kulit
kaki kiri warna coklat
ditumpangkan pada
lutut kaki kanan.
Adegan2.1
mata terpejam tangan kanan Berdiri di jalur naik- rambut digerai
dahi berkerut memegang dada turun penumpang (Didi Kempot t-shirt hijau
kereta. sebagai aktor jaket kulit hitam
tunggal dalam celana panjang
adegan ini, jadi warna putih
tidak terekam sepatu kulit
ekspresi warna coklat
proksemiknya)
Adegan2.2
tatapan mata kedua tangan Berdiri dengan kedua rambut digerai
sayu, bertumpu pada tagan bertumpu pada (Didi Kempot t-shirt hijau
menerawang sandaran kursi sandaran kursi peron sebagai aktor jaket kulit hitam
bibir terbuka peron tunggal dalam celana panjang
bahu melentur ke adegan ini, jadi warna putih
depan tidak terekam
ekspresi
proksemiknya)
Adegan2.3
mata terpejam tangan kiri di Berdiri di depan rambut digerai
dahi berkerut dalam saku jaket gerbong kereta (Didi Kempot t-shirt hijau
tangan kanan barang. sebagai aktor jaket kulit hitam
diangkat sejajar tunggal dalam celana panjang
dada, dengan adegan ini, jadi warna putih
telapak tangan tidak terekam sepatu kulit
membuka ekspresi warna coklat
bahu melentur ke proksemiknya)
depan.
Adegan2.4
Lagu 3. Terminal Tirtonadi
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata terpejam kepala Berdiri dengan rambut digerai
dahi berkerut menengadah kepala menengadah (Didi Kempot t-shirt merah
mulut terbuka kedua tangan sebagai aktor lengan panjang.
diangkat tunggal dalam
setinggi dada, adegan ini, jadi
dengan telapak tidak terekam
tangan ekspresi
membuka. proksemiknya)
Adegan3.1
tatapan mata sayu Kedua tangan rambut diikat
dahi berkerut terbuka menyentuh (Didi Kempot kacamata
bibir setengah dada sebagai aktor sebagai
terbuka tunggal dalam aksesoris di
adegan ini, jadi kepala
tidak terekam baju bahan
ekspresi bludru, warna
proksemiknya) hitam
keunguan.
Adegan3.2
mata terpejam tangan kiri Duduk di rumput, rambut digerai
mulut terbuka menopang dahi dengan kaki kiri (Didi Kempot rompi kulit
ditekuk menopang sebagai aktor t-shirt putih
tangan kiri. tunggal dalam celana panjang
adegan ini, jadi kulit
tidak terekam sepatu kulit
ekspresi jam tangan
proksemiknya)
Adegan3.3
mata terpejam Tangan kanan Duduk di rumput, rambut digerai
dahi berkerut terbuka memegang dengan kaki kiri (Didi Kempot rompi kulit
mulut membuka dada ditekuk. sebagai aktor t-shirt putih
tunggal dalam celana panjang
adegan ini, jadi kulit
tidak terekam sepatu kulit
ekspresi jam tangan
proksemiknya)
Adegan3.4
Lagu4. Sewu Kutha
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
tatapan mata rambut digerai
sayu, (Didi Kempot jaket kulit hitam
menerawang sebagai aktor
dahi berkerut tunggal dalam
mulut setengah adegan ini, jadi
membuka tidak terekam
ekspresi
proksemiknya)
Sc4.1
mata terpejam Tangan kanan rambut digerai
dahi berkerut memgang dada (Didi Kempot t-shirt merah
mulut membuka sebagai aktor jam tangan
tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya)
Sc4.2
mata terpejam kepala Kepala mendongak, rambut digerai
dahi berkerut mendongak bahu melengkung (Didi Kempot kemeja oranye
mulut membuka tangan kiri ke dalam. sebagai aktor
memegang dada tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya)
Sc4.3
Lagu5. Parangtritis
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata terpejam Tangan kanan Berdiri di tepi pantai rambut digerai
dahi berkerut memegang dada (Didi Kempot ikat kepala
bibir membuka sebagai aktor kaos singlet
tunggal dalam hitam
adegan ini, jadi syal kain pantai
tidak terekam warna-warni
ekspresi
proksemiknya)
Adegan5.1
mata terpejam Kepala Berdiri di tepi pantai rambut digerai
dahi berkerut menengadah (Didi Kempot ikat kepala
bibir membuka sebagai aktor kaos singlet
tunggal dalam hitam
adegan ini, jadi syal kain pantai
tidak terekam warna-warni
ekspresi
proksemiknya)
Adegan5.2
mata terpejam (Didi Kempot rambut digerai
dahi berkerut sebagai aktor ikat kepala
bibir membuka tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya)
Adegan5.3
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata terpejam Tangan kiri Berdiri di depan (Didi Kempot rambut digerai
dahi berkerut memegang patung patung sebagai aktor topi/penutup
bibir membuka tunggal dalam kepala
adegan ini, jadi kaos singlet
tidak terekam hitam
ekspresi syal kain pantai
proksemiknya) warna-warni
Adegan5.4
Lagu6. Wis Cukup
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
pandangan mata kepala sedikit Duduk sambil rambut diikat
menerawang tengadah menerawang di teras (Didi Kempot jaket jeans
bibir terkatup kedua tangan rumah sebagai aktor t-shirt hitam
rapat, jari-jari tunggal dalam cincin
ditekuk seperti adegan ini, jadi
menggenggam tidak terekam
ekspresi
proksemiknya)
Adegan6.1
pandangan mata rambut diikat
sayu (Didi Kempot jaket jeans
meneteskan air sebagai aktor t-shirt hitam
mata tunggal dalam
mulut terbuka adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya)
Adegan6.2
pandangan mata Jari telunjuk dan (Didi Kempot rambut digerai
menerawang jari tengah sebagai aktor jaket hitam
dahi berkerut menyentuh bibir tunggal dalam t-shirt hitam
bibir terbuka adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya)
Adegan6.3
Potongan Adegan Ekspresi Nonverbal
Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
pandangan mata
menerawang (Didi Kempot
dahi berkerut sebagai aktor
bibir terkatup tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya)
Adegan6.4
mata terpejam rambut diikat
dahi berkerut (Didi Kempot jaket jeans
meneteskan air sebagai aktor
mata tunggal dalam
bibir terbuka adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya)
Adegan6.5
Lagu7. Kalung Emas
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata terpejam Kepala menoleh ke Topi kupluk
dahi berkerut kanan bawah (Didi Kempot Jaket kulit
bibir setengah sebagai aktor hitam
terbuka tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan7.1
pandangan mata Kepala tengadah ke Topi kupluk
menerawang atas (Didi Kempot Jaket kulit
dahi berkerut sebagai aktor hitam
bibir terbuka tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan7.2
dahi berkerut Topi kupluk
bibir terbuka (Didi Kempot Jaket kulit
sebagai aktor hitam
tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan7.3
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
pandangan mata Topi kupluk
menerawang (Didi Kempot Jaket kulit
bibir setengah sebagai aktor hitam
terbuka tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan7.4
mata terpejam Tangan kiri Topi kupluk
dahi berkerut memegang dada. (Didi Kempot Jaket kulit
bibir setengah sebagai aktor hitam
terbuka tunggal dalam T-shirt hitam
adegan ini, jadi Kalung
tidak terekam Gelang
ekspresi
proksemiknya
Adegan7.5
Lagu8. Pingin Ngombe
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata
menerawang (Didi Kempot
dahi berkerut sebagai aktor
bibir setengah tunggal dalam
terbuka adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan8.1
pandangan mata
sayu (Didi Kempot
dahi berkerut sebagai aktor
bibir mencebik tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan8.2
mata terpejam ibu jari tangan kiri rambut diikat
dahi berkerut menyentuh dahi (Didi Kempot jaket kulit hitam
sebagai aktor t-shirt hitam
tunggal dalam kalung
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan8.3
Lagu9. Ikhlas
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata rambut diikat
menerawang (Didi Kempot syal coklat
dahi berkerut sebagai aktor jaket kulit hitam
bibir terbuka tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan9.1
mata terpejam tangan kanan rambut diikat
dahi berkerut menyentuh dada (Didi Kempot syal coklat
bibir terbuka sebagai aktor jaket kulit hitam
tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan9.2
mata terpejam Tangan kiri rambut digerai
dahi berkerut menyentuh dada (Didi Kempot kemeja
bibir terbuka sebagai aktor shanghai hitam
tunggal dalam syal coklat
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan9.3
Lagu10. Tangise Ati
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata Kepala tengadah ke rambut diikat
menerawang kanan atas (Didi Kempot t-shirt putih
dahi berkerut sebagai aktor jaket jeans
bibir terbuka tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan10.1
pandangan mata rambut digerai
sayu (Didi Kempot jaket kulit hitam
dahi berkerut sebagai aktor
bibir setengah tunggal dalam
terbuka adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan10.2
mata terpejam rambut diikat
dahi berkerut (Didi Kempot kaos singlet
bibir setengah sebagai aktor hitam
terbuka tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan10.3
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata terpejam Kepala menunduk (Didi Kempot rambut digerai
dahi berkerut sebagai aktor jaket kulit hitam
bibir terkatup tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan10.4
Badan rambut diikat
membungkuk, (Didi Kempot jaket kulit hitam
kepala telungkup sebagai aktor
pada kedua lengan. tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan10.5
Lagu11. Lingso Tresno
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata terpejam rambut diikat
dahi berkerut jaket merah
bibir setengah (Didi Kempot
terbuka sebagai aktor
tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan11.1
mata terpejam Tangan kiri Berdiri dengan rambut diikat
dahi berkerut menyentuh dada tangan kiri (Didi Kempot t-shirt hitam
bibir terbuka menyentuh dada sebagai aktor kemeja hijau
tunggal dalam muda
adegan ini, jadi celana panjang
tidak terekam hitam
ekspresi sepatu hitam
proksemiknya
Adegan11.2
mata rambut diikat
menerawang jaket merah
dahi berkerut (Didi Kempot
bibir setengah sebagai aktor
terbuka tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan11.3
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata terpejam Tangan kanan rambut diikat
dahi berkerut menyentuh dada (Didi Kempot jaket merah
bibir setengah sebagai aktor cincin
terbuka tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan11.4
Lagu12. Ilang Tresnane
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata terpejam Tangan kanan rambut diikat
dahi berkerut menyentuh dada (Didi Kempot jaket merah
bibir setengah sebagai aktor syal
terbuka tunggal dalam celana panjang
adegan ini, jadi hitam
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan12.1
mata terpejam rambut diikat
dahi berkerut (Didi Kempot jaket hitam
bibir mencebik sebagai aktor t-shirt hitam
tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan12.2
mata terpejam Telunjuk kedua Duduk dengan lutut rambut diikat
dahi berkerut tangan menyentuh menyangga kedua (Didi Kempot jaket hitam
dahi siku, telunjuk kedua sebagai aktor t-shirt hitam
tangan menyentuh tunggal dalam
dahi. adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan12.3
Lagu13. Aku Dudu Raja
Ekspresi Nonverbal
Potongan Adegan Kinesik
Fasial Gestural Postural Proksemik Artifaktual
mata Kepala tangadah ke rambut diikat
menerawang kanan atas (Didi Kempot jaket putih
dahi berkerut sebagai aktor
bibir terbuka tunggal dalam
adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan13.1
pandangan mata Kedua tangan rambut diikat
sayu menyentuh dada (Didi Kempot jaket putih
dahi berkerut sebagai aktor t-shirt hitam
bibir setengah tunggal dalam kalung
terbuka adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan13.2
mata rambut diikat
menerawang (Didi Kempot jaket putih
dahi berkerut sebagai aktor
bibir setengah tunggal dalam
terbuka adegan ini, jadi
tidak terekam
ekspresi
proksemiknya
Adegan13.3
DAFTAR LAGU-LAGU
DALAM VCD DIDI KEMPOT
1. ALBUM EMAS DIDI KEMPOT