Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN 5

PENENTUAN BERAT JENIS ZAT


5.1 Tujuan:
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menentukan berat jenis zat cair dengan piknometer dan hydrometer/areometer
2. Menentukan berat jenis zat padat dengan piknometer
3. Menentukan factor-faktor yang dapat mempengaruhi berat jenis
5.2 Dasar Teori:
Pengidentifikasian suatu zat kimia dapat diketahui berdasarkan sifat-sifat yang khas
dari zat tersebut. Sifat-sifat tersebut dapat dibagi dalam beberapa bagian yang luas.
Salah satunya ialah sifat intensif dan sifat ekstensif. Sifat ekstensif adalah sifat yang
tergantung dari ukuran sampel yang sedang diselidiki. Sedangkan sifat intensif adalah
sifat yang tidak tergantung dari ukuran sampel. Kerapatan atau densitas merupakan
salah satu dari sifat intensif. Dengan kata lain, kerapatan suatu zat tidak tergantung dari
ukuran sampel.
5.2.1 Kerapatan dan Berat jenis
Penting untuk membedakan antara kerapatan dan berat jenis. Kerapatan adalah
massa per satuan volume, yaitu berat zat per satuan volume zat tersebut. Misalnya, satu
mililiter raksa berberat 13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah13,6 g/mL. Jika
kerapatan dinyatakan sebagai satuan berat dan volume, maka berat jenis merupakan
bilangan yang tidak mempunyai satuan. Berat jenis lebih tepat disebut sebagai berat
jenis relatif (berat jenis spesifik) didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari
suatu zat terhadap kerapatan air yang ditentukan pada temperatur tertentu. Berat jenis
absolute adalah berat jenis relatif bila sebagai pembandingnya adalah air pada
temperature 4 0C. Cara penentuan berat jenis ini sangat penting diketahui karena dengan
demikian kita dapat mengetahui kemurnian dari suatu sampel khususnya yang
berbentuk larutan, dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak
dengan zat lainnya. Berat jenis dapat dinyatakan dengan symbol ρ atau d.
30
Contoh: d etanol = 0,78238 artinya perbandingan antara berat jenis etanol pada
20

temperature 30 0C terhadap berat jenis air pada temperature 20 0C.


Air pada 4 0C memiliki kerapatan 0.99997 g/ml, dalam sebagian besar perhitungan
kimia dinyatakan memiliki berat jenis 1,00. Sebagai perbandingan, berat jenis gliserin
adalah 1,25 , artinya berat gliserin 1,25 kali berat volume air yang setara, dan berat
jenis alkohol adalah 0,81 , artinya berat jenis alkohol 0,81 kali berat volume air yang
setara.
Zat yang memiliki berat jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan daripada air. Zat
yang memiliki berat jenis lebih besar dari 1,00 lebih berat daripada air. Air merupakan
zat baku dalam perhitungan berat jenis, 1 mL air dianggap mempunyai berat 1 g.

Praktikum Kimia Dasar Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri 2019-2020 Page 24
Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu. Sifat
ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan
salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan demikian dapat digunakan untuk
menentukan kemurnian suatu zat. Batasannya adalah massa per satuan volume pada
temperatur dan tekanan tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per
sentimeter kubik (gram/cm3) atau kg/dm3 atau g/ml atau kg/L.
Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai
perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang sama pada
suhu 4oC atau temperatur lain yang tertentu. Notasi berikut sering ditemukan dalam
pembacaan berat jenis: 25oC/25oC, 25oC/4oC, dan 4oC/4oC. Angka yang pertama
menunjukkan temperatur udara di mana zat ditimbang; angka di bawah garis miring
menunjukkan temperatur air yang dipakai. Berat jenis dapat ditentukan dengan
menggunakan alat antara lain: piknometer, neraca Mohr-Westphal, dan
hydrometer/aerometer.
5.2.2 Penentuan berat jenis zat cair
Berat jenis zat cair dapat ditentukan dengan menimbang zat cair dalam
piknometer dan mengukur volume dari piknometer tersebut. Volume zat cair dalam
piknometer = volume piknometer. Apabila piknometer yang digunakan belum diketahui
volumenya, maka harus ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan zat cair lain
yang telah diketahui berat jenisnya (dari table). Berat jenis zat cair dapat juga ditentukan
secara langsung dengan mencelupkan hydrometer/aerometer.
Keuntungan dari penentuan berat jenis dengan menggunakan piknometer adalah
mudah dalam pengerjaan dan jumlah sampel yang dibutuhkan relatif lebih sedikit,
sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika
proses penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil
yang ditetapkan literatur. Disamping itu penentuan berat jenis dengan menggunakan
piknometer memerlukan waktu yang relatif lama.
Penentuan berat jenis dengan menggunakan hidrometer lebih cepat daripada
penentuan berat jenis dengan menggunakan piknometer, karena pembacaan langsung
pada skala yang yang tertera pada alat, tetapi biasanya dapat menunjukkan hasil yang
tidak tepat atau kurang teliti dan membutuhkan jumlah sampel yang relatif banyak.
Penentuan berat jenis zat cair dengan hydrometer berdasarkan prinsip Archimedes.
Setiap benda yang dicelupkan ke dalam suatu zat cair akan mengalmi gaya angkat ke
atas sebesar zat cair yang dipindahkan. Semakin kecil berat jenis cairan, hydrometer
akan tercelup semakin dalam, sehingga skala menunjukkan angka yang semakin besar
dari atas ke bawah.
5.2.3 Penentuan berat jenis zat padat
Volume zat padat yang tidak beraturan dapat ditentukan secara tidak langsung
dengan piknometer menggunakan zat cair yang telah diketahui berat jenisnya. Volume
zat cair = Berat zat cair dalam piknometer/berat jenis zat cair. Volume zat padat =
(volume piknometer – volume zat cair). Bila volume dan berat zat padat tersebut telah

Praktikum Kimia Dasar Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri 2019-2020 Page 25
diketahui maka dapat ditentukan berat jenisnya. Berat jenis zat padat dengan bentuk
yang tidak beraturan = Berat zat padat dalam piknometer/(volume piknometer – volume
zat cair).
5.2.4 Faktor yang mempengaruhi berat jenis
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi berat jenis suatu zat adalah :
1. Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat
menguap sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada
suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk
menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya
senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar). Suhu cairan juga mempengaruhi
nilai berat/massa dari cairan tersebut, demikian pula volumenya. Umumnya semakin
tinggi suhu cairan akan menurunkan nilai berat jenis (tidak berlaku untuk anomali
air). Contoh densitas air pada 10 0C adalah 0.99970 g.cm-3, pada 20 0C adalah
0.99820 g.cm-3 dan pada 30 0C adalah 0.9954 g.cm-3.
2. Komposisi zat, dimana susunan zat yang tercampur dapat mempengaruhi nilai berat
jenis zat. Semakin banyak zat dalam komposisi tertentu maka berat jenisnya
mengarah ke zat tersebut dalam keadaan murni. Contoh: pada 20 0C, berat jenis
campuran 10.01% etanol dalam air adalah 0.982, campuran 40.13% etanol dalam air
adalah 0.935, campuran 90% etanol dalam air adalah 0.818 dan 99.49% etanol adalah
0.791.
3. Kekentalan/viskositas suatu zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya. Viskositas
berbanding lurus dengan berat jenis (d). Jadi semakin besar viksositas suatu zat
maka semakin besar pula berat jenisnya.
Tabel 5.1 Berat jenis absolute air pada berbagai suhu
T (0C) d (g.cm-1) T (0C) d (g.cm-1) T (0C) d (g.cm-1)
0 0.99984 6 0.99994 20 0.99820
1 0.99990 7 0.99990 25 0.99704
2 0.99994 8 0.99985 26 0.99678
3 0.99996 9 0.99978 27 0.99651
4 0.99997 10 0.99970 28 0.99623
5 0.99996 15 0.99910 29 0.99594
Catatan: diperoleh dari berat jenis relatif air pada 4 0C dikalikan factor 0.99997.
Tabel 5.2 Hubungan berat jenis campuran etanol-air pada 20 0C
20 20
Etanol Etanol
d d
4
Berat (%) Vol (%) 4
Berat (%) Vol (%)
0.991 4.09 5.14 0.859 73.61 80.10
0.985 7.91 9.88 0.844 79.76 85.28
0.979 12.21 15.15 0.829 83.76 90.06
0.974 16.05 19.81 0.811 92.59 95.12

Praktikum Kimia Dasar Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri 2019-2020 Page 26
0.968 20.60 25.26 0.807 94.03 96.13
0.962 24.82 30.25 0.798 97.16 98.21
0.930 42.57 50.15 0.791 99.49 99.69

5.3 Alat dan Bahan :

5.3.1 Alat yang digunakan:


Piknometer 25 ml dilengkapi dengan thermometer
Neraca analitik dengan ketelitian 4 desimal
Gelas ukur 100 ml
Gelas kimia 100 ml
Areometer/hydrometer dilengkapi dengan termometer
Pipet tetes dan pipet ukur 10 ml
5.3.2 Bahan yang digunakan:
Akuades Pasir kuarsa
Alkohol teknis Bubuk besi
Alkohol p.a

5.4 Keselamatan kerja:


Piknometer dan hydrometer adalah peralatan yang terbuat dari bahan gelas dan
mudah pecah sehingga hati-hati dalam bekerja. Neraca analitik sangat sensitive
sehingga membca SOP peralatan sangat diperlukan. Alkohol adalah bahan mudah
menguap, simpan dalam botol tertutup.

5.5 Cara kerja:

5.5.1 Menentukan volume piknometer (bila volume piknometer belum tertera)


1. Timbang piknometer kosong, bersih dan kering, (a gram)
2. Isi piknometer sampai penuh dengan air demineral pada suhu 18 0C atau
suhu ruang (misalnya 27 0C ) yang telah diketahui berat jenisnya (lihat table
5.1, d 20/4 = 0.9982 dan d 27/4 = 0.99651)
3. Timbang piknometer yang berisi air tersebut tepat pada 20 0C atau suhu
ruang, (b gram). Lap dengan tissue kering seluruh bagian luar piknometer
sebelum ditimbang.
4. Hitung berat air demineral pada suhu 20 0C atau suhu ruang, (b-a) gram
5. Hitung volume air demineral, yaitu (b-a)/0.9982 ml atau (b-a)/0.99651
6. Volume air = volume piknometer
7. Ulangi percobaan
5.5.2 Menentukan berat jenis zat cair dengan piknometer
1. Timbang piknometer koso
2. ng, bersih dan kering yang telah diketahui volumenya, (c gram)

Praktikum Kimia Dasar Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri 2019-2020 Page 27
3. Isi piknometer dengan zat cair (etanol pa) pada suhu 18 0C atau suhu ruang,
bagian luar piknometer dilap sampai kering.
4. Timbang piknometer yang berisi zat cair tersebut tepat pada suhu 20 0C atau
suhu ruang (d gram)
5. Hitung berat zat cair pada 20 0C atau suhu ruang, (d-c) gram
6. Hitung berat jenis zat cair pada suhu 20 0C atau suhu ruang, (d-c)/volume
piknometer atau (d-c) x berat jenis air pada suhu yang ditentukan/(b-a).
7. Bandingkan nilai berat jenis zat cair dari percobaan dengan literature
8. Ulangi percobaan dengan zat cair berbeda
5.5.3 Menentukan Berat jenis zat padat dengan piknometer:
1. Timbang piknometer kosong, bersih dan kering yang telah ditentukan
volumenya, (e gram)
2. Isi piknometer dengan zat padat kira-kira mengisi 1/2 bagian dari
volumenya.
3. Timbang piknometer yang berisi zat padat, (f gram)
4. Hitung berat zat padat, (f-e) gram
5. Isikan air demineral yang sudah diketahui berat jenisnya perlahan-lahan
kedalam piknometer berisi zat padat, sampai penuh sehingga tidak ada
gelembung udara didalamnya.
6. Timbang piknometer berisi zat padat dan air demineral tersebut, (g gram)
7. Hitung berat air demineral, (g-f) gram
8. Hitung volume air demineral, (g-f)/berat jenis air pada suhu tertentu
9. Hitung volume zat padat, (volume piknometer – volume air demineral)
10. Hitung kerapatan/berat jenis zat padat, (berat zat padat)/(volume zat padat).
11. Ulangi percobaan untuk zat padat berbeda
5.5.4 Penentuan Berat jenis cairan dengan hydrometer:
1. Masukkan ke dalam gelas ukur 100 ml suatu zat cair yang akan ditentukan berat
jenisnya pada suhu tertentu
2. Masukkan secara hati-hati hydrometer yang dilengkapi thermometer
3. Baca skala pada hydrometer dan perhatikan suhunya
4. Catat berat jenis zat cair tersebut
5. Ulangi untuk komposisi zat cair yang berbeda
5.6 Data Pengamatan:
1. Penentuan volume piknometer:
Berat piknometer kosong ……….gram
Berat piknometer + air demineral (temperature…0C) ……….gram
Berat air demineral (temperature…0C) ……….gram
Berat jenis air demineral (temperature…0C) ……….g/ml

Praktikum Kimia Dasar Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri 2019-2020 Page 28
Volume piknometer ……….ml

2. Penentuan berat jenis zat cair dengan piknometer:


Volume piknometer ……….ml
Berat piknometer kosong ……….gram
Berat piknometer + zat cair (temperature ……0C) ……….gram
Berat zat cair (temperature…0C) ……….gram
Berat jenis zat cair (temperature …..0C) ……….g/mL

3. Penentuan berat jenis padatan dengan piknometer:


Volume piknometer ……….ml
Berat piknometer kosong ……….gram
Berat piknometer + zat padat ……….gram
Berat zat padat ……….gram
Berat piknometer + zat padat + zat cair (temperature ….. 0C) ……….gram
Berat zat cair (temperature…0C) ……….gram
Volume zat cair ……….ml
Volume zat padat ……….ml
Berat jenis zat padat (temperature …..0C) ……….g/mL

5.7 Pertanyaan/tugas:
1. Apa yang dimaksud dengan kerapatan
2. Apa yang dimaksud dengan berat jenis spesifik
3. Apa saja yang mempengaruhi nilai berat jenis
4. Untuk apa dilakukan pengukuran suhu pada zat yang akan diukur berat jenisnya
5. Bagaimana mengukur volume piknometer jika belum diketahui volumenya
6. Mengapa pada penentuan berat jenis padatan harus ditambahkan zat cair yang
telah diketahui berat jenisnya?

5.8 Daftar Pustaka:

Team TK. 1987. Petunjuk Praktikum. Laboratorium Kimia. PEDC Bandung


Team TK. 1996. Petunjuk Praktikum Kimia Umum. Polban. Bandung
Risma. 2014. Laporan Praktikum Kimia. FMIPA UPI. Bandung

Praktikum Kimia Dasar Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri 2019-2020 Page 29

Anda mungkin juga menyukai