Anda di halaman 1dari 9

NABI ISA A.S.

DAN KARAKTERISTIK DA’WAHNYA (MENDA’WAHI PARA RAHIB


YAHUDI, PENGUASA, DAN MASYARAKAT ROMAWI HINGGA DIEKSEKUSI)

A. Penyimpangan agama Yahudi dan Rahib-Rahib Yahudi

Nabi Isa AS dengan Injil yang dibawanya diutus oleh Allah SWT kepada kaum Bani Israil,
tetapi mereka berpaling darinya dan menghalang-halangi dakwanya bahkan pemimpin-pemimpin
mereka yamg terdiri dari para rahib, pendeta dan penulis kitab berkomplot untuk melawannya.
Mereka mencegahnya dari menyebarkan ajaran Allah kepada orang lain dan menghasutnya di
depan penguasa-penguasa mereka, orang-orang Romawi serta memfitnahnya, padahal ia (Nabi
Isa) berasal dari kaum mereka sendiri.14

Karakter yang paling jelas dan paling utama dari oranng-orang Bani Israil adalah bahwa
mereka membangkang kepada Tuhan dan ingkar kepadaNya. Ini terbukti dari sikap mereka yang
congkak dan melampaui batas terhadap Allah dan firman-Nya, para Rasul, Malaikat, dan hamba-
hamban-Nya yang bertakwa. Mereka mengingkari surga, neraka, dan hal-hal lainnya yang wajib
diimani. Sebagaimana dalam {QS (3) Ali Imran: 181}.

Orang-orang Yahudi berkata, ” Tangan Allah terbelenggu, ” sebenarnya tangan merekalah


yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.
{QS (5) Al- Maidah: 64}. 15

Kaum Yahudi juga merekayasa seorang tandingan bagi Nabi Isa, yakni seorang Yahudi yang
bernama ”Saul” yang kemudian dikenal dengan nama ”Paulus”. Paulus ini mengaku sebagai
Rasul atau utusan Tuhan, lalu merusak ajaran agama yang dibawa Nabi Isa AS yaitu ajaran
tauhid.

Seringkali terjadi diskusi dan perdebatan hangat antara Al-masih AS (Nabi Isa AS) dan rahib-
rahib Bani Israil, yang semuanya menunjukkan sifat keras kepala, melampaui batas, dan
kebencian orang-orang Yahudi kepada kebenaran serta keberpalingan mereka dari Allah dan
Rasul-Nya. Oleh karena itu, Nabi Isa AS banyak menyingkap akhlak, karakteristik kejiwaan, dan
ciri khas mereka dalam teks-teks yang dinisbatkan kepadanya di dalam Injil.16

B. Iman, Cinta, dan memaafkan sebagai inti ajaran Nabi Isa a.s.
Nabi isa menutup lembaran halus dari kehidupannya yaitu lembaran yang penuh dengan
tafakur dan ibadah. Beliau memulai perjalanannya yang berat dan penuh tantangan serta
penderitaan: beliau mulai berdakwah di jalan Allah SWT; beliau mulai membangun kerajaan
yang tegak berdasarkan kerendahan hati dan cinta. Kerajaan yang penguasanya bertujuan untuk
membebaskan dan menyucikan ruh. Kerajaan yang memancarkan sikap rendah diri dan cinta.
Nabi Isa ingin menyelamatkan ruhani. Ajaran Nabi Isa berdasarkan keimanan terhadap hari
kiamat dan kebangkitan. Nilai-nilai dan pemikiran tersebut tidak ditemukan dalam kehi-dupan
orang-orang Yahudi.

Syariat Musa menetapkan pemberlakuan hukum qisas: barangsiapa yang memukulmu di pipi
sebelah kananmu, maka pukullah pipi sebelah kanannya. Lalu bagaimanakah orang-orang
Yahudi menerapkan hukum qisas tersebut? Jika yang dipukul mampu untuk menghancurkan
rumah orang yang memukul, maka ia tidak perlu merasa puas hanya sekadar memukul pipi
sebelah kanannya, namum jika ia tidak mampu, maka hendaklah ia memukul pipi sebelah
kanannya. Namun boleh jadi hatinya dipenuhi dengan dendam karena ia tidak dapat
menghancurkan rumahnya.

Jadi, kebencian adalah pelabuhan tempat bersinggahnya syariat Musa. Meskipun beliau
adalah seorang Nabi yang merupakan cermin cinta Ilahi yang besar namun syariatnya kini berada
di bawah kekuasaan hati-hati yang mati, yaitu hati-hati yang penuh dengan dendam dan
kebencian. Lalu, apa yang dilakukan Nabi Isa terhadap semua ini? Allah SWT telah
mengutusnya dan memperkuat Taurat yang dibawa oleh Musa sebagaimana Allah SWT
menurunkannya kepada Musa. Jadi, seorang nabi tidak menghancurkan tugas nabi sebelumnya.
Para nabi bagaikan satu mata rantai yang tujuannya adalah satu, yaitu menciptakan kesucian dan
mempertahankan kebenaran serta mengesakan Allah SWT.

Kemudian apa yang dilakukan Nabi Isa terhadap syariat qisas cersebut? Yang jelas, tindakan
yang dilakukkan oleh Nabi Isa murni dari ilham yang didapatnya dari Allah SWT. Nabi Isa
mengem-balikan kaum kepada tujuan asli dari syariat. Nabi Isa mengembalikan mereka kepada
hikmah syariat yang asli. Nabi Isa mengembalikan mereka kepada cinta. Nabi Isa tidak
mengatakan sesuatu pun kepada orang yang memukul pipi sebelah kanannya. Nabi Isa tidak
berusaha untuk memukul pipi sebelah kanannya. Al-Masih justru akan membalikkan pipi sebelah
kirinya. Inilah syariat Nabi Isa yang tidak berbeda sedikit pun dengan syariat Nabi Musa. Ia
merupakan kedalaman yang mengagumkan dari kedalaman syariat Nabi Musa. Nabi Isa ingin
menetapkan kepada kaum di sekelilinginya tentang sesuatu yang penting. Nabi Isa ingin
memberitahu mereka bahwa syariat bukan mengajari kalian untuk meletakkan dendam pada diri
kalian lalu kalian memukul lawan kalian. Syariat yang hakiki adalah, hendaklah kalian menebar
kasih sayang, pemaaf, dan cinta.

“aku mendengar bahwa dikatakan, hendaklah engkau mencintai orang yang dekat denganmu dan
membenci musuhmu, sedangkan aku berkata kepada kalian, cintailah musuh kalian dan
doakanlah orang yang melaknati kalian. Berbuat baiklah kepada pembenci kalian dan salatlah
untuk orang-orang berbuat buruk kepada kalian." (Injil Mata)

C. Dialog Nabi Isa a.s. dengan para pendeta yahudi

Dioalg pertama ketika nabi isa lahir :

Ketika kaumnya melihat Maryam membawa seorang bayi, Maryam dituduh melakukan
pelacuran. Mereka menyerang Maryam tanpa terlebih dahulu mendengarkan sanggahannya atau
mengadakan penelitian atau membuktikan bahwa perkataan mereka memang benar. Maryam
dicerca sana-sini dan ia diingatkan, bahwa bukankah ia seseorang yang tumbuh dari rumah yang
baik dan bukanlah ibunya seorang pelacur? Lalu mengapa semua ini terjadi padanya?
Menghadapi semua tuduhan itu, Maryam tampak tenang dan tetap menunjukkan kebaikannya.
Wajahnya dipenuhi dengan cahaya keyakinan. Ketika pertanyaan semakin menjadi-jadi dan
keadaan semakin sulit, maka Maryam menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Ia menunjuk
ke arah anaknya dengan tangannya. Maryam menunjuk Isa.
Orang-orang yang ada di situ tampak kebingungan. Mereka memahami bahwa Maryam berpuasa
dari berbicara dan meminta kepada mereka agar bertanya kepada anak itu. Para pembesar Yahudi
bertanya: "Bagaimana mereka akan melontarkan pertanyaan kepada seorang anak kecil yang
baru lahir beberapa hari? Apakah anak itu akan berbicara di buaiannya" Mereka berkata kepada
Maryam:
"Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?" (QS. Maryam:
29)
Berkata Isa:
"Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (injil) dan Dia menjadikan aku
seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan
berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka. Dan
kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadahu, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal
dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. " (QS. Maryam: 30-33)

Dilog kedua ketika para pendeta yahudi merancang suatu persekongkolan untuk menyingkirkan
isa :

Mereka ingin mengusir Isa dan membuktikan bahwa Isa datang untuk menghancurkan syariat
Musa. Syariat Musa memutuskan untuk merajam wanita yang berzina. Para pendeta Yahudi
menghadirkan wanita yang salah yang berhak dirajam. Mereka berkumpul di sekeliling Isa dan
bertanya kepadanya: "Tidakkah syariat menetapkan untuk merajam wanita yang bersalah?" Isa
menjawab: "Benar," Mereka berkata: "Ini adalah wanita yang bersalah." Isa memandang wanita
itu dan ia pun melihat para pendeta Yahudi. Isa mengetahui bahwa para pendeta Yahudi lebih
banyak kesalahannya daripada wanita tersebut. Para pendeta itu menunggujawaban Isa. Jika ia
mengatakan bahwa wanita itu tidak berhak dibunuh, maka berarti ia menentang syariat Musa,
dan jika ia mengatakan bahwa ia berhak dibunuh, maka ia justru menghancurkan dirinya sendiri
yang membawa syariat cinta dan toleransi. Nabi Isa memahami bahwa ini adalah
persekongkolan. Beliau tersenyum dan wajahnya tampak bercahaya. Kemudian beliau melihat
para pendeta Yahudi dan wanita itu sambil berkata: "Barangsiapa di antara kalian yang tidak
memiliki kesalahan, maka hendaklah ia merajam wanita itu."

Nabi Isa keluar dari tempat penyembahan itu. Tiba-tiba, wanita itu mengejar dari
belakangnya. Lalu wanita itu mengeluarkan dari pakaiannya satu botol dari minyak yang
berharga. Ia berdiri di depan Isa dan menjatuhkan dirinya di atas kedua kaki Isa lalu menciumnya
dan membasuhnya dengan minyak wangi dan air mata. Setelah itu, ia mengeringkan kedua
kakinya dengan rambutnya. Bagi wanita itu, al-Masih mempakan harapan terakhir yang dapat
menyelamatkannya. Lalu keluarlah dari belakang Isa seorang tokoh pendeta Yahudi. Ia berdiri
menyaksikan pemandangan tersebut dan ia merasa kagum terhadap kasih sayang Isa. Isa melihat
kepadanya dan bertanya; "Seorang kreditor yang memiliki dua orang debitor, salah satunya
berhutang lima ratus dinar dan yang lain lima puluh dinar." Pendeta itu berkata: "Ya." Isa
berkata: "Tak seorang pun dari mereka berdua yang merniliki uang yang cukup untuk melunasi
uangnya. Lalu si kreditor memaafkan mereka dan membebaskan mereka dari hutang." Pendeta
berkata: "Ya." Kemudian Isa bertanya: "Siapa di antara mereka yang paling senang kepada
kreditor itu?" Pendeta menjawab: "Tentu yang berhutang lebih besar.'' Isa berkata: "Benar apa
yang engkau ucapkan. Lihadah wanita ini. Aku telah masuk ke rumahmu tetapi engkau tidak
memberikan kepadaku air agar aku dapat membasuh wajahku, tetapi wanita itu membasuh kedua
kakiku dengan air mata lalu ia mengusapnya dengan rambut kepalanya. Begitu juga engkau tidak
memberikan ciuman kepadaku tetapi wanita ini tidak merasa puas dengan hanya mencium kedua
kakiku. Jadi, hatimu sungguh sangat keras tetapi hati wanita itu dipenuhi dengan rasa cinta.
Maka barangsiapa yang banyak mencintai niscaya kesalahan-kesalahannya akan diampum."
Kemudian Isa menoleh ke wanita itu dan memerintahkannya untuk bangkit dari tanah sambil
berkata: "Ya Allah, ampunilah wanita ini dan hilangkanlah kesalahan-kesalahannya."

D. Kritik Nabi Isa a.s. terhadap pemerintah dan masyarakat


Dalam kondisi masyarakat yang buruk tersbut, nabi Isa datang membawa ajaran moral
yang tinggi dan luhur. Nabi Isa berkata, “Celakalah orang-orang yang kenyang yang tidak
menyadari bahwa mereka butuh. Cintailah musuhmu, berbuat baiklah kepadanya yang
membencimu. Berkatilah mereka yang mengutukmu. Siapa yang menampar pipi
kananmu, maka serahkanlah pipi kirimu padanya”.
E. Mukjizat-mukjizat Nabi Isa a.s

Berikut mukjizat Nabi Isa a.s. yang dapat diteladani :

 Berbicara saat masih bayi


Berkata Isa, "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan
Dia menjadikan aku seorang nabi,". (QS. Maryam ayat 30).
Mula-mula kalimat yang diucapkan Isa ialah menyucikan Zat Tuhannya dan
membersihkan-Nya dari sifat beranak, kemudian mengukuhkan eksistensi dirinya sebagai
hamba Allah. Kalimat ini dimaksudkan membersihkan nama ibunya dari tuduhan berzina
yang dilontarkan oleh kaumnya.
 Kitab injil
Nabi Isa as diberikan kitab Injil sebagai hujjah atas kenabiannya.
Allah SWT berfirman:
Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. (Maryam: 30)
Disebutkan bahwa Nabi Isa as hafal kitab Taurat dan kitab Injil yang diturunkan
kepadanya.
 Menciptakan Burung dari tanah
Mukjizat Nabi Isa as lainnya yakni diberikan kemampuan oleh Allah dengan
menciptakan burung dari tanah liat. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur'an.
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya aku telah datang kepada kalian dengan membawa sesuatu tanda
(mukjizat) dari Tuhan kalian, yaitu aku membuat untuk kalian dari tanah sebagai bentuk
burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah."
(Ali Imran: 49) Nabi Isa as membuat sebuah patung berupa seekor burung, kemudian ia
meniup patung burung itu, maka dengan serta-merta patung itu menjadi burung
sungguhan dan dapat terbang dengan seizin Allah Swt. Hal ini dijadikan untuknya
sebagai mukjizat yang menunjukkan bahwa dia diutus oleh Allah SWT kepada mereka.
 Menyembuhkan orang buta
Mukjizat Nabi Isa as lainnya yakni mampu menyembuhkan orang buta yang sejak lahir
tidak bisa melihat.
Allah SWT Berfirman :
"dan aku (Isa) menyembuhkan orang yang buta. (Ali Imran: 49).
 Menghidupkan orang mati
Nabi Isa as juga diberikan mukjizat mampu menghidupkan orang mati.
Allah SWT Berfirman :
"dan aku (Isa) menghidupkan orang mati dengan seizin Allah. (Ali Imran: 490)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa Nabi Isa as di masanya terkenal ilmu
ketabiban dan ilmu biologi. Maka Nabi Isa as datang kepada mereka dengan membawa
mukjizat-mukjizat yang tidak ada jalan bagi seorang manusia pun untuk dapat menirunya,
kecuali jika diperkuat oleh Tuhan yang membuat syariat. Karena bagaimana mungkin
seorang tabib dapat mampu menghidupkan orang yang telah mati, atau menyembuhkan
orang yang buta dan yang berpenyakit sopak, serta membangkitkan orang yang telah
dikubur, yang seharusnya baru dapat bangkit dari kuburnya di hari kiamat nanti, yaitu
hari pembalasan.
 Mengetahui rahasia
Nabi Isa as mengetahui rahasia yang tersimpan di setiap rumah orang pada masanya.
Allah SWT Berfirman :
“dan aku kabarkan kepada kalian apa yang kalian makan dan apa yang kalian simpan di
dalam rumah kalian. (Ali Imran: 49)”
Artinya, aku akan menceritakan kepada kalian semua yang dimakan oleh seseorang di
antara kalian sekarang dan apa yang disimpan oleh-nya di dalam rumahnya untuk
keesokan harinya.
 Menurunkan makanan dari langit
Mukjizat Nabi Isa berikutnya yakni menurunkan makanan dari langit. Hal ini terjadi
ketika para pengikutnya yakni kaum Hawariyyin kehabisan bekal makanan lalu mereka
meminta kepada Nabi Isa as agar berdoa kepada Tuhannya untuk mendatangkan
makanan.
Allah SWT berfirman:
Ingatlah ketika pengikut-pengikut Isa berkata, "Hai Isa putra Maryam, sanggupkah
Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?” Isa menjawab, "Bertakwalah
kepada Allah jika betul-betul kalian orang yang beriman." Mereka menjawab, "Kami
ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin
bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang
menyaksikan hidangan itu." Isa putra Maryam berdoa, "Ya Tuhan kami, turunkanlah
kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari
raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah
kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah
Pemberi rezeki Yang Paling Utama.” Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan
menurunkan hidangan itu kepada kalian, barang siapa yang kafir di antara kalian sesudah
(turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang
tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.” Inilah kisah
maidah atau hidangan yang nama surat ini dikaitkan dengannya, karena itu disebut "surat
Al-Maidah". Hidangan ini merupakan salah satu dari anugerah Allah yang diberikan
kepada hamba dan rasul-Nya, yaitu Isa a.s. ketika Dia memperkenankan doanya yang
memohon agar diturunkan hidangan dari langit. Maka Allah Swt. menurunkannya
sebagai mukjizat yang cemerlang dan hujjah yang nyata.
F. Al-Hawariyyun
Isa a.s. diangkat menjadi Rasul ketika beliau berumur tiga puluh tahun. Ia berjuang
menyiarkan agama yang benar, membongkar akan kesalah-kesalahan dan kesesatan
pendeta-pendeta Yahudi yang telah menyimpang dari ajaran Taurat. Ajaran Nabi Isa AS
tidak ada yang menyambutnya, kecuali 12 orang saja, itulah yang disebut “Al-
Hawariyyun” artinya sahabat-sahabat Nabi Isa. Diantara sahabat-sahabat Isa itu ada yang
murtad dan berkhianat seperti ”Yahuza” (Iskarius) dan lama kelamaan bertambah banyak
pengikutnya. Dalam menjalankan tugasnya sebagai Rasul Nabi Isa AS selalu mendapat
tantangan dari kaum kafir. Pelopor dari kaum kafir itu ialah sahabat Isa sendiri yang
murtad. Mereka berusaha menangkap Isa, karena ia menyangka bahwa ia dapat
menangkapnya karena ia yang terdekat baginya. Tetapi orang munafik inilah yang
sebenarnya tertangkap, bukan Nabi Isa AS dan dengan kekuasaan Allah SWT Isa telah
diangkat ke alam gaib, sedanngkan muka (paras wajah) si murtad ini dilihat oleh orang
banyak seperti Nabi Isa AS.11

G. Nabi Isa a.s. mengabarkan akan datangnya Nabi Muhammad SAW.

Kegembiraan Nabi Isa ditampakkan dengan meneruskan kabar itu kepada umatnya, seperti
yang dikisahkan dalam Al-Quran.

“Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi
khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya
Ahmad,” (QS. Ash-Shaf [61]: 6).

“Anda bisa bayangkan. Isa seorang nabi dan rasul yang memiliki mukjizat hebat, bisa
menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati atas izin Allah Ta’ala. Ia bahagia
dengan kelahiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Nabi Isa bahagia kepada orang yang belum lahir. Padahal biasanya perasaan bahagia muncul
setelah bayinya lahir.
Karena kemuliaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam itulah yang menjadikan Nabi
Isa bergembira atas kabar kedatangan beliau dan mengabarkan hal itu kepada umatnya.

“Kalau bukan Nabi Muhammad itu hal yang mustahil. Jadi kalau ada orang menolak Maulid
dalam arti menolak kelahirannya, maka dia telah ingkar kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam,” tegasnya.

Kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga dinanti Nabi Ibrahim dan Nabi
Ismail ‘alaihimassalam. Bahkan keduanya berdoa memohon kepada Allah di samping Ka’bah
ketika selesai meninggikan bangunan Ka’bah. Doa ini tercatat dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat
129.

“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al
Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang
Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”. (Fath)

Anda mungkin juga menyukai