Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putri Rahmawati

Nim :22329085
Tugas Resume Sirah An-Nabi ke 10
PENYEBAB RASULULLAH KE LUAR MAKKAH
Tekanan kaum musyrikin kepada Rasulullah saw setelah Khadijah ra dan Abu Thalib wafat
semakin meningkat. Dakwah di tengah suku Quraisy sangat sulit dilakukan. Maka Rasulullah
saw keluar, mencari tempat lain yang barangkali menemukan hati yang membuka diri untuk
beriman, dan mendukung agama Allah. Berangkat ke Thaif adalah usaha keluar dengan
harapan mendapatkan penolong dari suku Tsaqif, dan refresing dari kaumnya (suku Quraisy).
Nabi berharap mereka akan menerima agama yang lurus yang datang dari Allah swt. Saat itu
Nabi berangkat bersama Zaid bin Haritsah.
RASULULLAH SAW DI THAIF
• Ketika Rasulullah saw tiba di Thaif, ia segera menuju ke sekelompok bani Tsaqif, saat
itu mereka menjadi pemimpin dan bangsawan Thaif, mereka bertiga bersaudara, yaitu:
• Abdu Yalil bin Amr bin Umair
• Mas‟ud bin Amr bin Umair
• Habib bin Amr bin Umair
• Rasulullah mengajak mereka kepada Allah, dan berbicara dengan mereka itu tentang
pembelaannya pada Islam, bersama dengan Rasulullah saw menghadapai kaumnya yang
menentangnya. Kemudian ketiganya menolak tawaran Rasulullah itu dengan penolakan yang
buruk sekali, tidak terlihat sedikitpun kebaikan dari mereka
• Salah satunya mengatakan: Apakah Allah tidak menemukan orang lain yang bisa diutus
selain kamu? • Yang lainnya mengatakan: Demi Allah, aku tidak akan mau berbicara
denganmu selama-lamanya. Jika betul kamu adalah rasul utusan Allah seperti yang kamu
katakan, maka sungguh merupakan bahaya paling besar, dan jika kamu berbohong di
hadapan Allah, maka sudah sepatutnya saya tidak berbicara denganmu Dan yang ketiga
mengatakan: seperti itu
Ketika itulah Rasulullah saw meminta mereka untuk tidak menyebar luaskan hal ini,
sehingga orang Quraisy tidak mengetahuinya yang akan semakin memperberat tekanannya
kepada Nabi dan pengikutnya. Karena menganggap Nabi telah meminta bantuan kepada
musuh mereka.
• Tetapi mereka tidak menerima permintaan ini, bahkan mereka mengerahkan para budak
dan anak-anak kecil mereka untuk mengusir Nabi di tengah terik siang hari, melemparinya
dengan batu sehingga berlumuran darah kedua kaki Rasulullah saw.
• Zaid bin Haritsah telah berusaha menghalau batu-batu itu, kemudian berlindung di kebun
milik Utbah dan Syaibah bin Rabi‟ah. Keduanya di berlindung di kebun itu, dan anak-anak
kacil yang mengejar Rasulullah saw kembali ke Thaif. Rasulullah menuju ke bawah pohon
kurma, duduk di sana. Utbah dan Syaibah bin Rabiah melihat Rasulullah dan menyaksikan
perlakuan anak-anak kecil di Thaif.

ADA MASUK ISLAM


• Situasi sulit yang dialami Rasulullah saw itu disaksikan oleh kedua anak Rabi‟ah,
lalu keduanya tergerak hati, menyuguhkan setangkai kurma, menyuruh budaknya –
seorang nasrani- bernama Adas memberikannya. Ketika Rasulullah saw mulai makan
kurma itu, sambil membaca “Bismillahirrahmanirrahim”
• Adas berkata: Ucapan ini tidak dikenal di tempat ini.
• Nabi bertanya kepadanya: Dari negeri manakah kamu? Dan apakah agamamu?
• Jawab Adas: saya nasrani dari Naynawa
• Sabda Nabi : Dari negerinya orang shalih, Yunus bin Matta
• Kata Adas: Apa yang kamu ketahui tentang Yunus?
• Jawab Nabi: Dia itu saudaraku, seorang Nabi, dan aku juga nabi.
• Adas segera memeluk Rasulullah saw menciumi kepala, tangan dan kaki Rasulullah saw

ISRA
Tentang Isra
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Mengapa ayat ini diawali dengan tasbih? Orang Arab mengucap tasbih saat kagum atau
heran. Kelak Nabi didustakan orang kafir perihal Isra‟ ini, karenanya Allah Memulai dengan
Mensucikan Diri Nya dari anggapan bahwa Ia Mengutus rasul yang berdusta.
Perjalanan tersebut dilakukan oleh Satu Pihak: Allah, terhadap Pihak lain: Rasulullah Adanya
isyarat Bimbingan dan Taufik Allah; Nabi tidak di-Isra‟-kan, lalu dilepas begitu saja. Adanya
Bimbingan dan Penyertaan yang terus-menerus. Perjalanan ini bukan atas kehendak Nabi,
semuanya dikaitkan dengan Kekuasaan dan Kehendak Allah.
Tiga unsur pokok hakikat ibadah: Pengabdi tidak menganggap apa yang ada padanya sebagai
miliknya, namun yang ada padanya milik tuannya. Segala usahanya hanya berkisar
mengindahkan apa yang diperintahkan oleh kepada siapa ia mengabdi. Tidak memastikan
sesuatu yang dia kerjakan kecuali mengaitkan dengan izin/restu kepada siapa ia mengabdi.
Latar Belakang
Nabi telah berdakwah tidak kurang dari 10 tahun dan mendapat pemboikotan Abu Thalib
wafat setelahnya, disusul oleh Khadijahd Nabi berdakwah ke Thaif dan ditolak keras
oleh Tokoh dan Masyarakat Thaif.
Hakikat Isra’
Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.
Waktu terjadinya: ikhtilaf para ulama. Pendapat di Tanah Air: 27 Rajab. [Ibnu Ishaq, dll.] 20
bulan sebelum hijrah. [Imam Nawawi] Nabi bertolak dari Makkah; Ikhtilaf detail lokasi:
Masjidil Haram (dari dalam wilayah masjid). Rumah Ummu Hani’ binti Abi Thalib. Syi’ib
Abi Thalib. Rumah Nabi, dll. [dipaparkan oleh Imam Suyuthi] Nabi mengalami Isra’
dengan jasad ruh. Orang kafir tidak akan ingkar jika hanya mimpi.
Hakikat Pembelahan Dada dan Hikmahnya
Hikmah pensucian dada pertama: agar Nabi tumbuh dalam kesempurnaan ‘ishmah (terjaga)
dari setan.
Hikmah pensucian dada kedua: agar bertambah kemuliaan Nabi untuk menerima wahyu
dengan hati kuat dan penuh kesempurnaan.
Hikmah pensucian dada ketiga: untuk persiapan Mi’raj bermunajat kepada Allah.
[Ibnu Hajar al-Asyqalani] Persiapan Mi’raj, menghadap Allah, sebagaimana wudhu sebelum
shalat. [Ibnu Abi Jamrah]
Jika pensucian dalam pembelahan dada pertama telah cukup, maka yang berikutnya adalah
pengagungan.

Hikmah Isra’ -Mi’raj Melewati Masjidil Aqsha

‘Menghubungkan’ antara dua tempat suci.


Agama Allah adalah satu.
Nabi adalah penerus risalah para Nabi dan Rasul u sebelumnya.
Perpindahan amanah dari umat sebelumnya kepada Umat Nabi .
Kewajiban umat terdahulu untuk mengikuti Nabi sebagai Nabi Penutup.
Menunjukkan Keutamaan Nabi .
Keutamaan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha.

Anda mungkin juga menyukai