Anda di halaman 1dari 58

SISTEM GERAK

(LOKOMOSI)
PASIF

Dra. Renelita Artati, M.Si.


• Lokomosi atau pergerakan adalah ciri khas
animalia.
• Lokomosi memerlukan energi untuk
mengatasi dua gaya yang cenderung
mempertahankannya untuk tetap diam:
friksi dan gravitasi.
• Gerak merupakan suatu tanggapan
terhadap rangsang, yang disebabkan oleh
kontraksi otot yang menggerakkan tulang.
• Otot adalah alat gerak aktif, karena
mampu berkontraksi, sehingga dapat
menggerakkan tulang. Sedangkan tulang
adalah alat gerak pasif, karena hanya
mengikuti kendali otot.
SISTEM RANGKA
(SKELET)
FUNGSI RANGKA
• Memberi bentuk dan postur tubuh.
• Melindungi organ-organ yang lunak, misalnya otak, sumsum tulang
belakang, paru-paru, jantung dll.
• Penopang tubuh, misalnya tulang leher, tulang belakang, dan tulang
pelvis.
• Tempat melekatnya otot-otot rangka (otot lurik)
• Mendukung terjadinya gerakan, dengan adanya persendian,
kerjasama otot dan sistem saraf, memungkinkan tulang dapat
digerakan.
• Hematopoiesis, yaitu pembentukan sel-sel darah di sumsum merah
yang terdapat pada tulang pipih, tulang pendek, dan tulang
takberaturan.
• Tempat penyimpanan mineral: sekitar 62% matriks tulang tersusun
dari garam anorganik, terutama kalsium fospat dan kalsium karbonat.
Sekitar 99% kalsium tubuh terdapat pada rangka. Kalsium dan fosfor
di simpan dalam tulang, kemudian dapat diambil dan dipakai kembali
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh, misalnya untuk kontraksi
otot, pembekuan darah, dan pembentukan ATP.
KERANGKA TUBUH MANUSIA
▪ Kerangka tubuh manusia berupa endoskeleton, yaitu
tulang yang terbungkus di dalam jaringan lunak (otot dan
kulit).
▪ Kerangka manusia saat lahir tersusun dari sekitar 270
tulang, yang pada saat dewasa menjadi 206 tulang karena
beberapa tulang bersatu.
▪ Macam-macam tulang:

 Tulang Rawan  Tulang Keras


(KARTILAGO) (OSTEON)
 Tulang Rawan Fibrosa  Tulang Kompak
 Tulang Rawan Hialin
 Tulang Spons
 Tulang Rawan Elastin
TULANG RAWAN KARTILAGO)
• Bersifat bingkas/lentur.
• Terdiri dari sel-sel tulang rawan (kondrosit) & kondrin (matriks).
• Anak-anak, tulang rawannya banyak mengandung kondrosit.
• Orang dewasa banyak mengandung kondrin.
• Pada orang dewasa terletak pada: cuping hidung, telinga, antara
rusuk-dada, sendi, antar ruas tulang belakang, cakram epifisis.
• Pada anak-anak berasal dari mesenkim.
• Pada orang dewasa berasal dari selaput rawan (PERIKONDRIUM),
yakni: selaput Fibrosa tipis yang banyak mengandung sel-sel
pembentuk tulang rawan atau KONDROBLAS.
• Sel-sel tulang rawan (KONDROSIT) terdapat dalam keadaan tunggal,
berkelompok 2/4 yang tersimpan dalam rongga kecil LAKUNA.
• Tulang rawan adalah kerangka penyangga tahapan embrio dr semua
Vertebrata, pada yang dewasa sebagian besar diganti oleh tulang
keras kecuali pada hiu & pari.
• Avaskuler (adanya antiangiogenesis). 6
MACAM-MACAM KARTILAGO
• Tulang rawan HIALIN
• Seratnya KOLAGEN, tersebar RAPAT, namun teranyam tidak padat
• warna PUTIH KEBIRUAN TRANSPARAN.
• Fungsi: penyokong permukaan yang kuat dan fleksibel, mereduksi
friksi antar tulang
• Contoh: saluran pernapasan, ujung rusuk, ujung tulang pipa,
permukaan sendi sinovial, pertemuan tulang iga & tulang dada,
laring, trakea, bronkus, rawan hidung.
• Tulang rawan ELASTIS/Elastik
• Seratnya ELASTIN tebal, warna KUNING.
• Fungsi: penyokong lentur yang tahan terhadap perubahan bentuk dan
kembali ke bentuk semula
• Contoh: epiglotis, telinga luar (daun telinga, lubang telinga),
kuneiform dari laring.
• Tulang rawan FIBROSA.
• Seratnya KOLAGEN kasar & teranyam padat & kuat, warna KERUH
& GELAP.
• Fungsi: penyokong yang tahan terhadap tekanan, melapisi
pertemuan antar tulang, pergerakan terbatas.
• Contoh: perlekatan ligamen, simfisis (persambungan tulang
kemaluan atau tulang pubis), antar rusuk tulang belakang,
permukaan tulang yang membentuk lutut. 7
Rawan Hialin Rawan Elastin

Rawan
Serabut/Fibrosa
8
PERTUMBUHAN KARTILAGO
• Kartilago pertama kali muncul pada embrio yang berumur lima minggu.
• Pertumbuhannya kartilago terjadi melalui 2 macam proses:
1. Pertumbuhan Interstisial:
mesenkim berkondensasi, menghasilkan pusat kondrifikasi (chondrification centre)
Sel-sel mesenkim berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi kondroblas.
kondroblas mensekresikan serat-serat kolagen dan substansi dasar matriks
kondroblas yang dikelilingi sekretnya ini berkembang menjadi kondrosit,
bermitosis

kondrosit terus-menerus mengeluarkan matriks sehingga kondrosit yang


berdekatan akan saling menjauh, sehingga kartilago akan bertambah panjang

9
PERTUMBUHAN KARTILAGO

2. Pertumbuhan aposisional:
Sel-sel mesenkim yang letaknya di tepi (perifer) akan berdiferensiasi
menjadi fibroblas
Fibroblas akan membentuk jaringan ikat kolagen yang padat:
perikondrium
kondroblas di perikondrium akan memperlebar diameter (pertumbuhan
ke arah perifer) dari kartilago

10
TULANG KERAS (OSTEON)
SEL OSTEOPROGENITOR/OSTEOGENIK:
• Berperan untuk memelihara populasi osteoblas dan massa tulang.
• Berlokasi dalam periosteum dan endosteum, akan berdiferensiasi
menjadi osteoblas.
OSTEOBLAS:
• Merupakan sel induk tulang.
• Memiliki penjuluran sitoplasma yang pendek.

OSTEOSIT:
 Sel tulang dewasa, badan selnya terdapat dalam lakuna.
 Saluran-saluran sitoplasma antar osteosit terdapat dalam kanalikuli.
OSTEOKLAS:
 Sel besar multinukleat (6 –50), terbentuk dari fusi monosit/
makrofag & berperan mereabsorbsi tulang.
 mendegradasi kalsium dan menyerap tulang untuk perbaikan.
 memfagositosis serat kolagen dan osteosit mati.
 Memiliki banyak saluran sitoplasma dan mengandung banyak lisosom. 11
TULANG KERAS (OSTEON)
Ada 2 macam jaringan tulang keras:
1. Tulang kompak
2. Tulang spons
TULANG

13
TULANG KOMPAK
• Terletak di bagian eksternal (sebagai
pembungkus eksternal).
• Tulang kompak tersusun
dalam unit-unit yang disebut
osteon atau sistem Haversian.
• Osteon tersusun teratur
pada garis sejajar
• Garis-garis ini dapat berubah perlahan
seiring tingkat kekerasan pada tulang.
• Di tengah osteon terbentuk kanal
Haversian/kanal sentral, yang
mengandung pembuluh
darah, pembuluh limfe, dan saraf.
• Kanal Havers berhubungan satu sama
lain melalui kanal melintang
(Volkman/perforasi) yang membentang
sepanjang sumbu tulang, dan
menghubungkan pasokan darah dan
saraf pada periosteum dengan kanal
sentral dan rongga meduler.

14
TULANG KOMPAK
• Di sekeliling kanal Haversian,
terdapat lingkaran konsentris,
disebut lamela.
• Lamela terdapat di sekeliling
perifer (lamela
sirkumferensial), di antara
osteon (lamela interstisial),
dan pada osteon (lamela
konsentris)
• Di antara lamela-lamela
terdapat lakuna yang berisi
osteosit.
• Lakuna adalah osteosit
bersama-sama dengan matriks
terkalsifikasi (mengapur).
• Osteosit berkomunikasi
melalui kanalikuli dengan
cairan ekstraseluler yang
menghubungkan satu sel
dengan sel lainnya. 15
TULANG SPONS
• Berada di bagian dalam
tulang kompak.
• Tulang spons (cancellous)
tidak tersusun dalam
osteon, melainkan trabekula
yang mengelilingi sumsum
merah, memenuhi &
membentuk sebagian besar
struktur tulang:
• Epifisis tulang pipa
• Tulang pendek
• Tulang tidak beraturan
• Tulang pipih, misalnya:
tulang pinggul, tulang-
tulang kepala, tulang
dada & tulang rusuk).
• Jaringan tulang spons lebih
ringan, mengandung sumsum
merah.
BENTUK-BENTUK TULANG

• ada 4 bentuk
osteon:
1) Tulang pipa
2) Tulang pipih
3) Tulang
pendek
4) Tulang tak
beraturan

17
TULANG PIPA
• Diafisis – tengah.
• Epifisis – ujung distal atau proksimal.
• Cakram epifisis (tulang rawan hialin)
menyatu pada bagian metafisis.
• Tulang rawan artikular (rawan hialin).
melindungi epifisis.
• Periosteum membungkus
tulang, berupa jaringan ikat padat
→Terdiri dari 2 lapisan:
• Di bagian luar berupa lapisan fibrosa
(jaringan ikat padat beraturan-
fibrosa).
• Di bagian dalam mengandung sel-sel
prekusor tulang dan pembuluh darah.
• Rongga medular mengandung sumsum,
dibatasi oleh endosteum.
• Endosteum – lapisan tipis jaringan ikat
(di bagian dalam menghadap rongga
medular/sumsum).
18
PEMBENTUKKAN TULANG (OSIFIKASI)
• Skeleton fetus (di dalam rahim) pada
awalnya dibentuk dari kartilago
(kecuali klavikula & kranium).
• Kartilago merupakan hasil dari
spesialisasi jaringan ikat embrionik
mesenkim.
• Sejalan dengan proses pertumbuhan,
sel-sel kartilago mati dan dikalsifikasi
menjadi tulang, prosesnya disebut
osifikasi (osteogenesis).
• Ada dua tipe osifikasi:
• Osifikasi Intramembran
merupakan formasi tulang secara
langsung berasal atau di dalam
membran jaringan ikat fibrosa.
• Osifikasi Endokondral merupakan
formasi tulang berasal dari 19
kartilago hialin.
OSIFIKASI INTRAMEMBRAN
▪ Merupakan proses pembentukkan
tulang secara langsung (osifikasi
primer) dan tidak akan terulang
lagi.
▪ Proses pembentukkannya dengan
cara mengganti jaringan ikat
padat dengan garam-garam
kalsium.
▪ Disebut juga osifikasi dermal
karena secara normal terjadi
pada lapisan paling dalam dari Sel mesenkim memadat
jaringan ikat dermis kulit. menghasilkan osteoblas,
yang menghasilkan
▪ Tulang dibentuk di dalam
matriks osteoid.
mesenkim dalam lapisan-lapisan Osteoblas ini tersusun di
(intramembran). sepanjang daerah
▪ Terjadi pada proses matriks yang
pembentukan seluruh tulang pipih terkalsifikasi. Osteoblas
pembentuk tengkorak: tulang yang terjebak dalam
frontal, parietal, oksipital, matriks tulang menjadi20
temporal, mandibula, klavikula osteosit.
PROSES OSIFIKASI INTRAMEMBRAN

1. Pada membran jaringan ikat


fibrosa, kelompok sel-sel
mesenkim yang terletak di
daerah pusat mengalami
spesialisasi dan diferensiasi
menjadi osteoblas, membentuk
pusat osifikasi.

2. Osteoblas pada membran


fibrosa mulai mensekresi
(matriks tulang) osteoid, yang
akan mengalami mineralisasi
dalam beberapa hari. Osteoblas
yang terjebak dalam osteoid
akan menjadi osteosit.
21
PROSES OSIFIKASI INTRAMEMBRAN
3. Akumulasi osteoid yang
terletak di antara pembuluh
darah embrionik, membentuk
jaringan acak. Menghasilkan
jaringan trabekula (anyaman
tulang, bukan lamela).
Pada permukaan luar anyaman
tulang terjadi kondensasi
mesenkim yang berpembuluh
darah dan menjadi periosteum

4. Trabekula yang terdapat di


sebelah dalam periosteum akan
menebal, membentuk lapisan tulang
kompak yang kemudian berubah
menjadi tulang dewasa berlamela.
Tulang spons yang terdiri dari
trabekula yang lain akan bertahan
dibagian internal dan jaringan
vaskularnya menjadi sumsum 22
merah
PROSES OSIFIKASI ENDOKONDRAL (INTRAKARTILAGO)
• Pembentukan tulang yang berasal dari kartilago hialin yang
kemudian berkembang menjadi jaringan tulang keras.
• Terjadi pada semua tulang tubuh, kecuali pada tulang tengkorak,
mandibula, & klavikula.
• Kalsifikasi (pengapuran) dipicu ketika kondrosit mati.
• Vaskularisasi memicu osifikasi.
• Prosesnya:
1. Kartilago hialin yang terbungkus perikondrium pada fetus
berkembang
2. Kartilago mengalami kalsifikasi, matriksnya menyusut, dan
disekitar diafisis terbentuk ban periosteum
3. Pada diafisis terbentuk pusat osifikasi primer, dan terjadi
pertumbuhan pembuluh darah
4. Pada epifisis terbentuk pusat osifikasi sekunder, sedangkan pada
diafisis terbentuk tulang kompak dan rongga sumsum
5. Tulang keras menggantikan tulang rawan, kecuali pada kartilago
artikular dan lempeng epifiseal, dan terjadi penipisan dan
pemanjangan ban
6. Lempeng epifiseal mengalami osifikasi menjadi tulang spons dan 23
membentuk garis epifiseal
PROSES OSIFIKASI ENDOKONDRAL (INTRAKARTILAGO)

embrio
Fetus
Anak-anak
24
PROSES PENEBALAN TULANG
• Selain pertumbuhan memanjang, tulang pipa juga mengalami
pertambahan diameter melalui pembentukan osteon-osteon.
• Pembentukkan osteon baru dimulai dari INVAGINASI (pelekukan)
ke arah luar periosteum pada zona lamela SIRKUMFERENSIAL.
• Sel-sel pada periosteum berdiferensiasi menjadi osteoblas yang
mensekresi serat kolagen dan molekul organik untuk membentuk
matriks ekstraseluler baru.
• Kumpulan matriks berfusi sehingga periosteum berubah menjadi
endosteum.
• Endosteum membentuk lamela konsentris yang baru.
• Pembuluh darah tertutup & membentuk osteon baru.
• Ostetoblas di bawah periosteum baru membentuk lamela
sirkumferensial.

• Akibat perbesaran diameter tulang, maka terdapat 3 tipe


lamela :
1. Lamela konsentris membentuk unit metabolik dasar dari
tulang osteon (sistem Haversian).
2. Lamela sirkumferensial terbentuk kemudian ketika tulang
pipa mengalami perbesaran diameter.
3. Lamela interstisial mencirikan osteon yang lebih tua yang 25
telah dieliminasi selama perbaikan jaringan.
PROSES PENEBALAN TULANG

INVAGINASI (pelekukan) ke arah


luar periosteum pada zona lamela
SIRKUMFERENSIAL

26
PROSES PEMBENTUKKAN DAN PERTUMBUHAN TULANG

27
RANGKA TUBUH MANUSIA
- Rangka tubuh manusia, terdiri dari :
^skeleton aksial : membentuk
badan/sumbu tubuh
^skeleton apendikular: membentuk
anggota gerak lengan (tungkai atas) & kaki
(tungkai bawah). Dari struktur tulang
pinggulnya, manusia berpostur bipedal :
berdiri di atas 2 tungkai, lengannya bebas
untuk memegang. Mamalia lainnya yang
berstruktur kuadripedal: berdiri diatas 4
tungkai .

28
RANGKA TUBUH MANUSIA

DEPAN
29
BELAKANG
Tulang Kepala (Os.Cranium) &
Tulang Wajah (Os.Splanchocranium)
• Os Cranium (Tulang Kepala)
1 Tulang dahi (Os.Frontale)
2 Tulang ubun-ubun (Os.Parietale)
1 Tulang kepala belakang
(Os.Occipitale)
2 Tulang tapis (Os.Ethmoidale)
2 Tulang baji (Os.Sphenoidale)
2 Tulang pelipis (Os.Temporale)
• Os Splanchocranium (Tulang Wajah)
2 Tulang rahang atas (Os.Maxilla)
2 Tulang rahang bawah (Os.Mandibula)
1 Tulang lidah (Os.Hyoideum)
2 Tulang pipi (Os.Zygomaticum)
2 Tulang langit-langit (Os.Pallatum)
2 Tulang hidung (Os.Nasale)
2 Tulang air mata (Os.Lacrimale)
2 Tulang rongga mata (Os.Orbitale)
30
2 Tulang mata (Os.Laximale)
Tulang Belakang (Os.Vertebrae)

7 Ruas tulang leher


(Os.Vertebrae
Cervicale/lis)
12 Ruas tulang punggung
(Os.Vertebrae
Thoracalis)
5 Ruas tulang pinggang
(Os.Vertebrae
Lumbalis)
5 Ruas tulang kelangkang
(Os.Vertebrae Sacrum)
4 Ruas tulang ekor
(OS.Vertebrae
Cocigeus)

31
Badan (Os.Trunca)
• Tulang Dada (Os.Sternum)
Tulang hulu
(Os.Manubrium Sterni)
Tulang badan
(Os.Corpus Sterni)
Taju pedang
(Os.Proccesus Xyphoideus)

• Tulang Rusuk (Os.Costae)


7 Pasang tulang rusuk sejati
(Os.Costae Vera)
3 Pasang tulang rusuk palsu
(Os.Costae Sporia)
2 Pasang tulang rusuk melayang
(Os.Costae Fluctuantes)

32
Tulang Gelang Bahu (Os.Humerum)
& Panggul (Os.Pelvis Verilis)
• Tulang Gelang Bahu
(Os.Humerum):
2 Tulang belikat (Os.Scapula)
2 Tulang selangka
(Os.Clavicula)

• Tulang Gelang Panggul


(Os.Pelvis Verilis):
2 Tulang duduk (Os.Ichium)
2 Tulang kemaluan
(Os.Pubis)
2 Tulang pinggul (Os.Illium)

33
Tulang Lengan (Os. Extremitas Superior)
2 Tulang belikat (Os. Scapula)
2 Tulang selangka (Os. Clavicula)
2 Tulang lengan atas (Os. Humerus)
2 Tulang pengumpil (Os. Radius)
2 Tulang hasta (Os. Ulna)
2 X 8 Tulang pergelangan tangan
(Os. Carpal)
2X5 Tulang telapak tangan
(os. Metacarpal)
2 X 14 Ruas tulang jari tangan
(ossa. Phalanges Menis)

34
Tulang Tungkai (Os.Extremitas Inferior)
2 Tulang paha (Os.Femur)
2 Tulang tempurung lutut
(Os.Patella)
2 Tulang kering (Os.Tibia)
2 Tulang betis (Os.Fibula)
2 Tulang tumit (Os.Calcaneus)
2 X 7 Tulang pergelangan kaki
(Os.Tarsal)
2 X 5 Tulang telapak kaki
(Os.Metatarsal)
2 X 14 Ruas tulang jari kaki
(Os.Digiti Phalanges Pedis)

35
Faktor Pertumbuhan Tulang
1. Hereditas
2. Hormon
3. Mineral
Mineral
4. Vitamin Kalsium Membuat matriks tulang mengeras.
5. Latihan Hipokalsemia: rendahnya kadar
kalsium darah.
Hiperkalsemia: tingginya kadar kalsium
darah.
Fosfor Membuat matriks tulang mengeras
Magnesi Defisiensi bersifat menghambat
um aktivitas osteoblas.
Boron Bisa menghambat kehilangan kalsium,
meningkatkan kadar estrogen.

Mangan Menghambat formasi jaringan tulang


baru
36
Faktor Pertumbuhan Tulang
Vitamin
Vitamin A Kontrol aktivitas, distribusi, & koordinasi
dari osteoblast dan osteoklas
Vitamin B Bisa menghambat aktivitas osteoblas
12
Vitamin C Membantu memelihara matriks tulang,
defisiensi mengarah pada penurunan
produksi kolagen yang akan menghambat
pertumbuhan dan perbaikan kerusakan
tulang seiring kehilangan Vitamin C
Vitamin D (Kalsitriol) Membantu pembangunan tulang
dengan meningkatkan absorpsi kalsium.
Defisiensi menyebabkan “Ricketsia” pada
anak-anak. 37
Faktor Pertumbuhan Tulang
Hormon & Peranannya
Human Growth Mendukung pertumbuhan umum dari semua jaringan
Hormone (HGH) tubuh & pertumbuhan normal pada anak-anak.
Hormon ini disekresi dari hipofisis anterior, diatur oleh
T3 dan T4 dari tiroid.
Insulin-like Growth Stimulasi pengambilan asam amino dan sintesis protein.
Factor (ILGF)
Insulin Mendukung pertumbuhan normal tulang dan
pendewasaanya.
Hormon Paratiroid Stimulasi osteoklast
Hormon Kalsitonin Menghambat osteoklast

Hormon Tiroid Mendukung pertumbuhan normal tulang dan


pendewasaannya.
Esterogen & Meningkatkan osteogenesis saat pubertas dan berperan
Testosteron pada pembedaan skeleton antar gender.
38
Persendian (Artikulasi)
Merupakan hubungan antara 2 tulang
atau lebih yang memungkinkan
gerakan.
Bagian-bagian sendi:
• Ligamen
• Jaringan ikat yang mengikat
kedua ujung tulang, mecegah
terkilir (dislokasi).
• Kapsul
• Lapisan yang menyelubungi
sendi, membentuk rongga.
• Membran & cairan sinovial
• Bagian dari kapsul, berupa Berdasarkan persambungan
selaput/ membran tipis yang tulang pada rangka dan
mensekresi cairan untuk
melumasi tulang. kemampuannya untuk bergerak,
• Tulang rawan terdapat tiga macam persendian
hialin/kartilago artikular yaitu:
• Di ujung tulang, melindungi 1. Sinartrosis
ujung tulang sehingga dapat
melakukan gerakan. 2. Amfiartrosis 39
3. Diartrosis
Sinartrosis
 Hubungan antara dua
tulang atau lebih yang
tidak memungkinkan
adanya gerakan, disebut juga
sendi mati.
 Macam-macam sinartrosis:
A. Sinartrosis sinkondrosis
➢Kedua tulang dihubungkan oleh kartilago
hialin, contoh: diafisis – epifisis pada tulang
yang masih tumbuh (zona cakram epifisis).
B. Sinartrosis sinfibrosis
➢Kedua tulang dihubungkan oleh jaringan ikat
padat -fibrosa, contoh: hubungan antara tulang-
tulang tengkorak kepala → disebut satura/sutura. 40
Amphiarthrosis
• Hubungan antara dua tulang
atau lebih yang
memungkinkan gerakan
terbatas.
• Macam-macam amfiartrosis:
A.Simfisis
Kedua tulang dihubungkan oleh
kartilago, contoh: antar ruas
tulang belakang, simfisis pubis,
tulang rusuk – tulang belakang,
antara tulang rusuk & tulang
dada.
B.Sindesmosis
Kedua tulang dihubungkan oleh
jaringan ikat & ligamen, contoh:
tulang betis – tulang kering. 41
Diartrosis (Hubungan Sinovial)
• Hubungan antara dua tulang atau lebih yang memungkinkan
gerak leluasa, fleksibel.
• Macam-macam diartrosis:

Diarthrosis – Sendi Luncur atau Geser


 Gliding or plane joint bones /Arthrodial
 gerak tak berporos.
 Antar tulang melakukan “sliding” satu sama lain.
Permukaan sendi umumnya datar/sedikit
melengkung → hanya mungkin melakukan gerakan
→ kiri-kanan atau depan-belakang, bergeser.
 Contoh:
 Antara tulang2 metakarpal dan metatarsal
(telapak kaki).
 antara tulang-tulang pergelangan tangan/kaki
 antara tulang dada dengan tulang selangka
 antara tulang-tulang belakang 42
Diarthrosis – Sendi Engsel (Hinge Joint)
 gerak berporos satu
 Permukaan sendi tulang pertama
cekung dan tulang kedua cembung.
→ Persendian ini hanya
memungkinkan gerakan searah
seperti engsel pintu.
 Contoh: Sendi siku dan sendi lutut
& ruas jari 1 dan 2.

Diarthrosis – Sendi Putar (Pivot Joint)


 gerak berputar, rotasi, ujung tulang
yang satu mengitari ujung tulang lain,
berporos satu
 Contoh:
 Persendian antara tulang atlas
(ruas tulang leher I) dan tulang
pemutar (ruas tulang leher kedua);
 Gerak memutar pada tulang lengan
bawah yaitu tulang radius dan ulna. 43
Diarthrosis – Sendi Pelana (Saddle Joint)
 Ujung tulang pertama berbentuk cekung
masuk ke permukaan tulang kedua yang
berbentuk cembung, seperti pelana
 Gerak berporos dua (dua arah) → Kiri-
kanan dan muka-belakang.
 Contoh: persendian antara tulang ibu jari
dengan tulang telapak tangan. Antara
metakarpal dan karpal.

Diarthrosis – Sendi Ovoid (Ellipsoid)


• permukaan tulang berbentuk oval/elips, gerakan ke kiri-ke
kanan, muka-belakang, maju-mundur, berporos dua
• Contoh: antara tulang radius dengan tulang pergelangan
tangan, antar tulang pergelangan tangan dan tulang jari

44
Diarthrosis–Sendi Peluru (Ball and socket joint)
 memungkinkan untuk gerakan
radial hampir ke segala arah,
berporos tiga.
 Permukaan sendi pertama
berbentuk bongkol (bola) masuk
ke permukaan sendi kedua yang
berbentuk seperti mangkuk
(asetabulum)→ Gerak yang lebih
bebas → memutar, menjauhi atau
mendekati sumbu tubuh.
 Contoh:
 Persendian antara tulang lengan
atas dengan tulang belikat.
 Persendian antara tulang
panggul dengan tulang paha
45
Kerusakan dan Gangguan pada Tulang
Patah tulang/Fraktura dan Retak tulang/Fisura
 Terjadi akibat benturan keras, ada berbagai tipe:
 Tertutup: tulang yang patah tidak keluar, tidak merobek otot
dan kulit
 Terbuka: tulang yang patah mencuat ke luar dari kulit.
 Partial (greenstick)
 Dislokasi: bergeser dari tempat asalnya
 Sederhana, majemuk, melintang, spiral
 Fraktura tertekan (Depressed Fracture), tulang rusak dan
dipaksa ke dalam.

Depressed 46
Perbaikan Kerusakan Tulang

47
Kelainan pada Tulang
Penyakit Paget
 Terbentuknya titik-titik pelemahan tulang, akibat
remodeling berlebihan dan abnormal.

48
Kelainan pada Tulang
Osteoporosis
 Rapuhnya tulang terutama pada
ruas tulang belakang dan tulang
paha, tulang mengecil dan tubuh
menjadi bungkuk.
 Reabsorpsi tulang yang melebihi
deposit tulang; sehingga tulang
menjadi lebih ringan dan lebih
mudah patah.
 Kehilangan garam tulang &
serat kolagen.

Peningkatan aktivitas osteoklast & penurunan aktivitas osteoblast.


Umumnya dialami oleh wanita usia lanjut, disebabkan berkurangnya
massa tulang atau jaringan tulang terutama pada tulang spongiosa.
Faktor penyebab: usia lanjut, kurang olah raga (atau terlalu
banyak), pola makan yang buruk untuk asupan Ca2+ & protein,
gangguan penyerapan vitamin D dan kalsium, dan wanita yang sudah
mengalami menopause karena terjadi, penurunan estrogen. 49
Kelainan pada Tulang
Kifosis
 Punggung yang bungkuk,
mungkin tampak
terlihat normal atau
terlihat ber-”punuk”;
pada anak-anak, remaja
dan orang dewasa.
 Dapat disebabkan oleh
masalah perkembangan;
penyakit degeneratif,
seperti TBC tulang
belakang (radang sendi
tulang belakang); atau
usia lanjut
(osteoporosis dengan
fraktur kompresi tulang
belakang); atau trauma
pada tulang belakang.
50
Kelainan pada Tulang
Lordosis
 Kebalikan dari
kifosis, tulang
pinggang melekuk
ke dalam, bukti
kelengkungan
tulang belakang
(vertebrae) di
daerah punggung
bawah, tampak
berbentuk
"swayback“.
 Disebabkan oleh
perut besar
misalnya karena
kegemukan atau
pada masa
kehamilan. 51
Kelainan pada Tulang
Skoliosis
 Bila ruas tulang belakang membengkok ke arah samping
membentuk huruf “S”.
 Wanita menderita skoliosis lebih parah dibanding pria.
Bisa akibat dari kondisi sendi degeneratif pada tulang
belakang.
 Terjadi sejak anak-anak yang tak terdeteksi atau
terdiagnosis, & makin parah saat dewasa

52
Kelainan pada Tulang
Ricketsia (Rakhitis)
 Pelunakan dan melemahnya tulang
pada anak-anak, biasanya
karena kekurangan vitamin D
yang ekstrim dan
berkepanjangan.
 Kadang anggota badan
membungkuk,
tengkorak melembek.
 Beberapa kelainan bentuk tulang
yang disebabkan oleh rakhitis
mungkin memerlukan
pembedahan korektif.
Osteomalasi
 Penipisan dan pelunakan tulang
pada orang dewasa, mineralisasi
tidak memadai dalam tulang,
kekurangan vitamin D.
53
Kelainan pada Persendian
Osteoarthritis
 Penyakit sendi degeratif:
Degenerasi tulang rawan
dan jaringan ikat padat di
sendi sinovial.
 Sclerosis.
 Kehilangan tulang rawan
artikular.
 Pertumbuhan tulang/tulang
rawan di dalam sendi.
 Peradangan selaput sinovial.

54
Kelainan pada Persendian
Rheumatoid arthritis
 Rheumatik adalah rasa sakit pada alat gerak
otot, tulang dan sendi. Rheumatik sendi
dikenal sebagai arthritis.
 Radang sendi, ditandai oleh sendi yang
bengkak, merah, panas dan rasa sakit pada
sendi, dapat disebabkan oleh penimbunan
asam urat pada sendi, infeksi
mikroorganisme, beban yang terlalu
berat pada sendi, & proses penuaan.
 Reaksi autoimun.

55
Kelainan pada Persendian
Gout
 Suatu tipe arthritis akut
karena akumulasi kristal asam
urat dalam cairan sinovial.
 Penyakit yang disebabkan oleh
sangat berlebihnya asam urat
dalam tubuh & membentuk
kristal halus yang mengendap
dalam jaringan khususnya sendi.
 Saat kristal merusak &
menyebabkan inflamasi
(peradangan) sendi
(disebut arthritis).
 Gout kronik mengarah pada
penimbunan menyebabkan
penurunan fungsi ginjal, atau
membentuk batu ginjal. 56
Kelainan pada Tulang & Persendian
Osteomyelitis
 Infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang
menyebabkan patah tulang majemuk.
 Bisa menyebar melalui aliran darah.
 Biasanya diobati dengan pembedahan dan
antibiotik.
Keseleo
 Terjadi bila sendi terklir, dapat disertai dengan lepasnya sendi
atau tidak, biasanya disertai dengan pembengkakan dan
pecahnya pembuluh darah sehingga kulit memar dan rasa sakit.
Lepas (urai) sendi
 Bila sendi terlepas dari tempatnya disertai oleh robeknya
ligamen.
Kram
 Disebabkan oleh kontraksi otot terus menerus yang menimbulkan
rasa sakit. Dapat terjadi karena kelelahan pada waktu
berolahraga, atau kedinginan. 57
Kelainan & Gangguan pada Persendian
Catatan Tambahan
• Ankilosis: sendi tidak dapat digerakkan, seakan-akan bersatu.
• Artritis: radang sendi disertai bengkak, kaku, sakit bila
bergerak. Terdiri dari:
o Osteoartritis: rusaknya tulang rawan hialin pada bantalan
sendi. Disebabkan karena proses penuaan, cedera,
penggunaan sendi yang berlebihan, dan kelemahan tulang.
o Artritis reumatoid: radang sendi, autoimun
o Artritis gout: tingginya kadar asam urat, sehingga menumpuk
dipersendian.
o Artritis sika: berkurangnya minyak sendi, sehingga
menimbulkan bunyi dan sakit saat bergerak.
o Artritis eksudatif: terbentuknya getah radang (nanah) pada
rongga sendi.
o Artritis psoriatik: radang sendi pada penderita penyakit
psoriasis kulit/kuku (kelainan kulit menahun).
o Artritis septik: radang sendi karena adanya infeksi bakteri.

Anda mungkin juga menyukai