Anda di halaman 1dari 83

Histologi Jaringan Tulang Rawan, Tulang

dan Otot

dr. Ayu Munawaroh Aziz,M.Biomed

Laboratorium Histologi
Fakultas Kedokteran Universitas Jember
TULANG RAWAN
➢ Tulang rawan adalah bentuk khusus jaringan ikat, dengan
fungsi utama menyokong jaringan lunak
➢ Jaringan tulang rawan t.a.:
• Sel tulang rawan (kondrosit).
• B.A.S. (matriks tulang rawan)→mengandung serat kolagen
atau serat elastin yang memberi kekuatan dan kelenturan.
Akibatnya, tulang memiliki kekuatan regang, penyokong
structural, dan memungkinkan fleksibilitas tanpa distorsi
Kondrosit
• Berasal dari sel mesenkim → kondroblast →
kondrosit.
• Makin ke tengah, sel makin gemuk.
• Memproduksi matriks.
• Sifat basofil.
• Berada dalam lakuna:
– Dalam satu lakuna terdapat lebih dari 1 kondrosit →
Cell Nest.
B.A.S.
• B.A.S.B.:
– sabut kolagen & sabut elastis.
• B.A.S.A.:
– bersifat basofilik, mengandung proteoglikans
(kondroitin sulfat, keratin sulfat, & asam hyaluronat).
• Daerah yang mengelilingi lakuna bersifat
basofil.
Daerah kebiruan di sekeliling lakuna:
– cartilage capsule.
Perikondrium
• Jaringan ikat yang membungkus tulang rawan.
• Tidak ditemukan pada tulang rawan fibrous.

• Terdiri atas:
– Fibrous layer: bagian luar, t.a. jaringan ikat padat.
– Chondrogenic layer: bagian dalam, jaringan ikat lebih kendor,
mengandung sel-sel kondrogenik (dapat
berdiferensiasi menjadi sel kondrosit).
JENIS TULANG RAWAN
1. Jaringan tulang rawan hyalin
B.A.S.B. t.a. sabut-sabut kolagen
halus→matriks homogen
(persendian tulang panjang,
tulang iga, hidung).
• 2. Jaringan tulang rawan elastis
• B.A.S.B.: sabut elastis arah
tidak teratur, sedikit sabut
kolagen.
(daun telinga, epiglotis).
JENIS TULANG RAWAN
3. Jaringan tulang rawan fibrous
➢ B.A.S.B.: sabut-sabut kolagen
(lebih kasar daripada tulang
rawan hyalin), tersusun sejajar.
➢ Kondrosit pipih, terjepit di antara
sabut-sabut kolagen, jarang
ditemukan cell nest.
➢ Tidak ada perikondrium, selalu
berdampingan dengan ligamen,
jaringan ikat padat, tendon, atau
tulang rawan hyalin.
➢ (diskus intervertebralis, tulang
rawan fibrous penghubung 2
tulang simphisis).
PERTUMBUHAN TULANG RAWAN

1. Pertumbuhan endogenous/interstitial
Proses di tengah tulang rawan.

Mitosis kondrosit, terbentuk sel Nest, disertai


penambahan matriks (B.A.S.).

2. Pertumbuhan exogenous/aposisi
Proses di tepi tulang rawan.

Sel-sel lapisan kondrogenik di bagian dalam perikondrium


bertambah banyak & berdiferensiasi menjadi kondrosit.
Tulang rawan berkembang dari sel-sel
mesenkim yang berdiferensiasi menjadi
kondroblas

➢ Perikondral/appositional:
• terjadi ditepi
• berasal dari kondroblas yang berada di
perikondrium→kondroblas berdiferensiasi
dari jaringan ikat perikondrium bagian
dalam menyekresi matriks baru ke
permukaan luar kartilago yang sudah ada.

➢ Interstitial : berasal dari mitosis kondrosit


disertai endapan matriks baru diantara sel.
Proses ini menambah ukuran tulang rawan
dari dalam. Kondrosit yang berikatan dg
lakuna di dlm kartilago membelah dan
menyekresikan matriks baru dan
memperluas/ menambah ukuran kartilago
dari dalam.
Tulang

• Merupakan bentuk khusus jaringan ikat penyangga→ seperti jaringan ikat lain,
tulang terdiri atas sel, serat, dan matriks.

Terdiri atas:
➢ Sel-sel tulang:
– osteoblast, osteosit, osteoklast.
➢ B.A.S.: matriks tulang.
• Unsur organik 35%, t.a.
– serat-serat osteokolagen, dibungkus oleh substansi semen yang t.a.
glikosaminoglikans.
– tampak acidofil karena kondroitin sulfat <</(-).
• Unsur anorganik 65%, t.a:
– kalsium fosfat & sedikit kalsium karbonat
Deposisi mineral di dalam matriks, menyebabkan tulang dapat menahan
beban, berfungsi sebagai kerangka bagi tubuh, dan menyediakan tempat
penambat bagi otot dan organ
Osteoblast
• Berasal dari sel mesenkim
dan Berderet secara
epitelial di permukaan
trabekula tulang muda.
• Bentuk kuboid sampai
piramid.
• Inti besar, nukleolus (+).
• Sitloplasma basofil.
• Memproduksi matriks
organik & alkalin fosfatase
yang berperan dalam
kalsifikasi.
Osteosit
• Merupakan osteoblast
yang terpendam dalam
matriks.
• Sitoplasma basofil.
• Inti gelap.
• Berada dalam 1
lakuna→ 1 osteosit.
• Fungsi:
mempertahankan
matriks tulang
Osteoclast
• Sel raksasa, Inti banyak.
• Fungsi: meresorpsi tulang selama
remodelling
• Terletak pada lekukan: terdapat di
dalam sebuah lekuk dangkal pada
tulang teresorpsi atau terkikis
secara enzimatik→ lakuna
Howship. (demineralisasi
matriks)→
• Sitoplasma asidofilik, tampak
berbuih karena mengandung
vakuol-vakuol.
Periosteum & Endosteum
• Periosteum:
– jaringan ikat yang membungkus jaringan tulang:
• Fibrous layer: t.a. sabut kolagen.
• Osteogenik layer: t.a. sel-sel yg bersifat osteogenik.

• Endosteum:
– jaringan ikat yang lebih tipis dari periosteum, melingkupi
ruang sutul, bersifat osteogenik &
hemopoietik.
Tulang Muda
=immature bone
• Dibentuk pada masa embrional yang akan
diganti dengan jaringan tulang dewasa.
• Jaringan tulang yang terbentuk karena patah
tulang.
• Pada masa dewasa juga didapatkan pada:
– Cement dari akar gigi.
– Sutura tulang tengkorak.
– Tulang labirin telinga.
Tulang Muda
• Banyak sel:
– Sel osteoblast di permukaan trabekulae.
– Sel osteosit terbenam di dalam matriks, ada di dalam lakuna.
– Sel osteoklast dalam lakuna Howship.
• Trabekulae, di antaranya terdapat jaringan mesenkim
yang vaskuler.
• Sabut kolagen kasar, arah tidak teratur.
• Sedikit bahan semen dan mineral.
• Sistem Havers (-).
• Periosteum tebal.
Tulang Dewasa
=mature bone
• Jaringan tulang hasil perombakan jaringan tulang
muda.
• Tidak didapatkan banyak sel:
– sedikit osteoblast, banyak osteosit, jarang osteoklast.
• Sabut kolagen halus, tersusun teratur.
• Sistem Havers (+).
• Periosteum tipis.
Tulang Dewasa
Sistem Havers (=osteon):
• Saluran Havers:
– jaringan ikat kendor & pembuluh darah, berbentuk tabung,
dinding tebal, lumen sempit.
• Lamel-lamel Havers:
– mengelilingi saluran Havers secara konsentris,
5-20 lamel.
• Lakuna:
– ruang berisi osteosit, di sela-sela lamel-lamel Havers.
• Kanalikuli:
– saluran halus yg menghubungkan lakuna-lakuna, lakuna-
saluran Havers, lakuna-permukaan tulang.
Jaringan Tulang Dewasa
• Lamel-lamel:
– Lamel Havers:
melingkupi saluran Havers secara konsentris.
– Lamel Interstitial:
antara sistem Havers satu dengan yang lain; sistem Havers yang
telah rusak.
– Outer circumferential lamel: dekat dengan periosteum.
– Inner circumferential lamel: dekat dengan endosteum.

• Saluran Volkman:
– mengandung pembuluh darah, menghubungkan antar sistem
Havers, tidak dilingkupi lamel-lamel.
Kanal Havers
Lakuna

Lamel Havers

Kanalikuli

Lamel Interstitial
4
STRUKTUR
TULANG DEWASA
Anatomi Densitas Histologi
(Makroskopik) (Makroskopik) (Mikroskopik)
• Long bone (tibia) • Compact bone • Primary
• Short bone(carpal (Struktur padat, bone/Immature
bone) keras, terdiri atas • first bone to form
• Flat bone (costae, lamel-lamel)) during fetal
skull) • Spongious bone development and
• Irregular (Sekat-sekat tulang during bone repair.
bone(sphenoid yang tebal dengan • Secondary bone/
,etmoid) ruangan di Mature thick→
antaranya yang parallel or
disebut ruang concentric bony
sumsum tulang.) lamellae,
STRUKTUR
TULANG DEWASA
STRUKTUR
TULANG DEWASA
• Perkembangan tulang dimulai di dalam
embrio melalui dua proses intramembranous
and endochondral.
Osifikasi Intramembranosa

• Pembentukan tulang pipih tengkorak, mandibula,


maksila, clavicula.

Osifikasi endochondral
• Pembentukan sebagian besar tulang kerangka. didahului
model tulang rawan hialin sementara→ kemudian
kondrositnya membesar (hipertrofi) dan menjadi
dewasa→dan mengalami kalsifikasi.
• Menurut lokasinya dibedakan:
- Proses osifikasi primer pada daerah diafisis.
- Proses osifikasi sekunder pada daerah epifisis.
Osifikasi aIntramembranosa
• Sel mesenkim pada tempat tertentu berdiferensiasi menjadi
sel fibroblast yg akan membentuk kolagen. Jaringan yg
terbentuk merupakan jar.ikat kendor berupa membran.

• Sel mesenkim berdiferensiasi mjd osteoblast*


(tempat osteoblast timbul=pusat osifikasi).

• Osteoblast memproduksi alkaline fosfatase → pengapuran


matriks → osteoblast terkurung → mjd osteosit*dalam
lakuna.

• Sebagian osteoblast membelah diri, menjauhi pusat


osifikasi* & menghasilkan alkaline fosfatase → terjadi
pengapuran matriks → seluruh membran mengalami
pengapuran → trabekula tulang muda yang meluas dari
pusat osifikasi ke perifer dengan ruang sumsum.
Osifikasi Intrakartilagenous
=Osifikasi Endochondral

• Terjadi pada pembentukan tulang panjang.


• Memerlukan cetakan atau model T.R. hyalin.
Proses osifikasi daerah diafisis...1
• Perikondrium sangat vaskular → lapisan dalam perikondrium
berdiferensiasi menjadi osteoblast.

• Terbentuk jar. tulang yg mengitari bagian diafisis model T.R. hyalin:


- “Periostal Bone Colar.”

Proses ini diprakarsai perikondrium shg disebut


osifikasi perikondral.
Proses osifikasi daerah diafisis...2
• Perubahan model jar. tulang rawan: kondrosit hipertropi &
menghasilkan alkaline fosfatase yg mengakibatkan
pengapuran matriks T.R.

• Difusi tidak bisa berlangsung, kondrosit kekurangan nutrisi.


Tulang rawan hancur → terbentuk ruang sumsum primer di
sekitar tulang rawan hyalin yg hancur.
Proses osifikasi daerah diafisis...3
• Periostal bud (pembuluh darah & sel-sel osteoblast yg
berasal dari periosteum) masuk ke ruang sumsum primer.
• Sel-sel osteoblast meletakkan diri secara epitelial di tepi T.R.
hyalin yg hancur → terbentuk jar. tulang muda mengelilingi
T.R. hyalin yg hancur.
• Jar. tulang muda ini makin meluas → mjd tebal sbg jar.
tulang muda yang kuat.
• Bag. tengah jar. tulang muda tsb diresorbsi, terbentuk ruang
sumsum sekunder.
Proses osifikasi daerah epifisis...1

• Pusat osifikasi timbul pada ujung-ujung model T.R. Hyalin


yg sedang tumbuh = pusat osifikasi epifiseal.
• Tanpa pembentukan periostal bone collar.
• Tidak terjadi osifikasi pada ujung persendian membentuk
articular cartilago.
• Selama epifiseal disc/plate berupa T.R., tulang masih dapat
tumbuh (sangat dipengaruhi GH).
• Setelah pertumbuhan memanjang lengkap, T.R. Hyalin
akan diganti jaringan tulang.
Proses osifikasi daerah epifisis...2

• Pada daerah epiphyseal disc yg masih berupa jar.T.R. hyalin


terbagi dalam zona-zona (epifisis ke diafisis):
– Zona istirahat → kondrosit belum aktif, kecil-kecil, tidak rapat,
banyak B.A.S..
– Zona proliferasi → kondrosit membelah diri; rapat,
berdekatan, pipih, berbaris sejajar sumbu panjang model
tulang rawan, sedikit B.A.S..
– Zona maturasi → kondrosit besar, kaya glikogen &
menghasilkan enzym alkaline fosfatase, bahan dasar tulang
pucat.
– Zona kalsifikasi → bahan dasar tulang menjadi lebih gelap
karena terjadi pengapuran.
Proses osifikasi daerah epifisis...3
- Zona retrogresi/degenerasi → kondrosit mati hancur karena
kurang nutrisi → sebagian diresorbsi → timbul lubang seperti
sarang lebah = ruang sumsum primer.

- Zona osifikasi → osteoblast masuk ke ruang sumsum primer,


meletakkan diri secara epitelial di tepi sisa-sisa tulang rawan
hyalin yg hancur.
Dibentuk jar. tulang muda dg kerangka sisa2 tulang rawan
hyalin yg tidak diresorbsi.

- Zona resorbsi → jar. tulang muda yg dibentuk makin luas,


tengahnya diresorbsi → terbentuk ruangan besar yg disebut
ruang sumsum sekunder yang dikelilingi oleh tulang muda.
1. Zona resting Ossifikasi
sekunder
2. Zona proliferasi

3. Zona maturasi

5. Zona retrogresi
4. Zona kalsifikasi

6. Zona ossifikasi
7. Zona resorbsi
PERSENDIAN
Hubungan antara beberapa tulang.

Jenis persendian:
• Sinarthrosis:
– pergerakannya hanya sedikit.

• Diarthrosis:
– pergerakannya lebih bebas, memiliki kapsula persendian,
tulang rawan persendian, & cairan synovial.
SINARTHROSIS
Sindesmosis = persendian fibrosa:
• Kedua tulang dihubungkan oleh jar. ikat fibrous.
• Sutura, sendi radioulnaris & tibio fibularis,
gomfosis (antara tulang rahang & gigi).

Sinchondrosis:
• Kedua tulang dihubungkan oleh tulang rawan.
• Epiphyseal disc (tidak permanen), simfisis pubis, persendian
manubriosternalis, persendian antara dua korpus vertebrae
→ di antaranya terdapat diskus intervertebralis, tengahnya berongga
berisi nukleus pulosus.

Sinostosis:
• sindesmosis yg mengalami penulangan (sutura orang tua) atau
sinkondrosis yg mengalami penulangan (epiphyseal disc yg mjd epiphyseal
lines).
DIARTHROSIS
Kapsula persendian:
– lapisan dalam → membrana synovial.
– lapisan luar → lapisan fibrous.

Membrana synovial:
• Menghasilkan cairan synovial yg berfungsi melumasi sendi
dan nutrisi tulang rawan sendi.
• T.a. sel-sel synovial:
– derivat perikondrium, membentuk lipatan untuk memperluas
permukaan → gerakan menjadi mudah.

• Membrana synovial tipe fibrous:


– melekat pada jaringan ikat fibrous (jaringan ikat padat).
• Membrana synovial tipe areolar:
– melekat pada jaringan areolar (jaringan ikat kendor).
• Membrana synovial tipe adiposa:
– melekat pada jaringan lemak.
Diarthrosis:
kapsul dibentuk oleh lapisan fibrous dan synovial,
tampak pula articular cavity (biru).
Diarthrosis

Tulang rawan hyalin


Tulang

Joint cavity

Synovial membran type areolar


Synovial membrane - areolar
Syndesmosis

Jaringan ikat
periodontal membran
Gigi Tulang alveoler
(dentin dan sementum)
Sinchondrosis
Persendian antara dua
korpus vertebrae.
diantaranya terdapat
diskus intervertebralis,
bagian tengahnya
berongga berisi nukleus
pulosus.
• Jenis otot:
1. Otot bergaris.
2. Otot polos.
3. Otot jantung.
Otot Bergaris
• Jaringan otot terdiri atas sel-sel memanjang:
– Sitoplasma: sarkoplasma.
– Membran: sarkolema.
– Inti: terletak di tepi.
• Setiap sarkoplasma serat otot mengandung
beberapa ratus-ribu miofibril yang berdampingan:
– terdiri atas 3000 filamen aktin & 1500 filamen miosin.
Otot Bergaris
• Filamen aktin & miosin sebagian saling
bertautan → miofibril memiliki pita terang &
gelap.
– Pita terang hanya mengandung filamen aktin (pita
I).
– Pita gelap mengandung filamen miosin & ujung-
ujung filamen aktin tempat bertumpang tindih
dengan filamen miosin (pita A).
Otot Bergaris
• Ujung filamen aktin melekat pada lempeng Z.
• Bagian miofibril di antara 2 lempeng Z disebut
sarkomer.

• Otot rangka dikelilingi oleh lapisan jaringan ikat


padat tidak teratur (epimisium).
• Dari epimisium, jaringan ikat kurang padat tidak
teratur (perimisium) yang masuk dan memisahkan
otot menjadi fasikulus.
• Selapis tipis jaringan ikat retikular (endomisium)
membungkus setiap serat otot.
Muscle spindle
(fusus neuromuscularis=gelendong otot)
• Di dalam fasikulus otot terdapat potongan melintang sebuah
gelendong otot (muscle spindle=fusus
neuromuscularis).
• Gelendong otot adalah suatu organ sensorik (reseptor
regang):
– memantau perubahan panjang otot & mengaktifkan
refleks kompleks untuk mengatur aktivitas otot.
• Gelendong terdiri atas:
– Serat otot di dalam gelendong yang dikelilingi oleh kapsul
disebut serat inftrafusal.
– Kapsul berasal dari perimisium yang berdekatan.
– Banyak ujung saraf.
Otot bergaris potongan melintang

Muscle spindle
Jaringan Otot Polos
• Involuntary muscle, visceral muscle.
• Bentuk sel: spindle (gelendong), panjang bervariasi.
• Inti di tengah.
• Sabutnya halus sehingga tebal inti hampir sama
dengan tebal sabut.
• Letaknya rapat, di antara sabut-sabut tidak tampak
jaringan ikat.
Jaringan Otot Jantung

• Mempunyai garis
anisotrop & isotrop.
• Inti di tengah sabut.
• Sabut otot bercabang-
cabang, membentuk
anyaman.
• Garis-garis melintang:
intercalated disk.
Diskus interkalaris
• Ujung terminal serat otot jantung berdekatan
membentuk complex junction end-to-end
(terpulas gelap).

• Pada diskus ini terdapat gap junction:


– komunikasi ionik dan kontinuitas antara serat-
serat otot jantung yang berdekatan.
Motor end plate
(neuromuscular junction)
• Daerah pertautan
khusus pada masing-
masing serat otot,
tempat berakhirnya
akson.

• Tempat persarafan dan


transmisi rangsangan ke
otot.
TERIMA KASIH
Selamat Belajar
Osifikasi=osteogenesis
Kalsifikasi=pengapuran
Osteoid=matriks tulang

Anda mungkin juga menyukai