Anda di halaman 1dari 46

HISTOLOGI TULANG 2011

Dr RENI GUSTINE S MARS


TIU : Mampu menjelaskan susunan
mikroskopis, histofisiologis tulang.

 TIK :
1. Mampu menjelaskan susunan mikroskopis dan
histofisiologis tulang.
2. Mampu menjelaskan proses pembentukan dan
pertumbuhan tulang.
3. Mampu mengidentifikasi susunan mikroskopis
tulang.
4. Mampu menjelaskan jenis sendi sesuai dengan
struktur jaringannya.
Tulang
 Merupakan jaringan ikat khusus, tersusun dari
zat interseluler dgn 90% kolagen, 10% bahan
amorf (kondroitin sulfat & asam hialuronat) yg
mengalami kalsifikasi sebagai matrik tulang.
 Sel² t.d :
- Osteoblast.
- Osteosit, terletak dlm lakuna, kanalikuli
(saluran halus utk nutrisi, sisa metabolisme).
- Osteoclast.
 Tulang kaya vaskularisasi.
 Periosteum : di permukaan luar, t.d jaringan
ikat berisi sel² osteogenik.

 Endosteum : di permukaan dalam,


berbatasan dengan rongga medula yang berisi
sumsum tulang.

 Sel pada periosteum (fibroblast) 


berproliferasi (mitosis)  berdiferensiasi 
osteoblast  peranan penting pada
pertumbuhan dan perbaikan tulang.

 Fungsi jaringan penyambung pada periosteum


dan endosteum  menyediakan nutrisi dan
suplai sel osteoblast baru secara tetap untuk
pertumbuhan dan perbaikan tulang.
Struktur tulang dewasa
t.d : tulang spongiosa dan tulang kompakta

 Tulang spongiosa :
- Susunan seperti spone, be-rongga²,
- Dibentuk oleh lembaran² tulang (trabekula).
- Terdapat pada :
- Ujung tulang panjang.
- Di dalam tulang pipih.
- Tulang-tulang pendek.

 Tulang kompakta : pada tulang panjang.


Thick ground section of tibia illustrating the cortical compact bone and
the lattice of trabeculae of cancellous bone
Fungsi
 Jaringan penyangga yang melindungi
organ² vital, organ dalam tengkorak,
rongga dada, sumsum tulang dimana sel
darah dibentuk.
 Penyimpanan kalsium, fosfat, bahan
mineral lain yang dapat mempengaruhi
metabolisme tubuh.
 Tempat perlekatan otot dan tendo yang
membantu gerakan tubuh.
Sel-sel tulang
Osteoblast :
- Bertanggung jawab pd pembentukan komponen
dari matrik tulang (kolagen, glikoprotein).
- Di permukaan tulang, ber-deret² (~epitel selapis).
- Sel relatif besar (15-20 µm), bulat/poligonal.
- Inti besar, eksentrik.
- Sitoplasma basofilik (> retikulum endoplasma kasar).
- Mempunyai tonjolan sitoplasma yang saling
berhubungan satu sama lain.
Osteosit

- Merupakan perkembangan dari osteoblast menjadi


bentuk matang.
- Bentuk lebih pipih, terpendam dlm matrik tulang.
- Sitoplasma basofilik.
- Inti lonjong dan banyak kromatin.
- Letak dalam lakuna, mempunyai banyak tonjolan
sitoplasma ke arah kanalikuli  untuk
berhubungan dengan kapiler dan osteosit lain.
- Lakuna dan kanalikuli terjadi karena matrik tulang
dibentuk di sekitar osteosit & tonjolan sitoplasma.
This figure is section of bone tissue showing an osteocyte with its
cytoplasmic processes surrounded by matrix. Ultrastructure compatible with
a low level of synthetic activity is apparent in both nucleus and cytoplasm.

OSTEOCYTES
• Lie in the lacunae

• One osteocytes in each


lacuna

• Canaliculi house
cytoplasmic process

• Processes of adjucent
cell make contact via
gap junction
Osteoklast

 Sel raksasa, motil, dengan inti banyak,


sedikit kromatin
 Sitoplasma agak pucat.
 Sel ini dpt meresorbsi jaringan tulang.
 Letak pada permukaan tulang dalam
lekukan (Lakuna Howship).
Osteoclast Mesenchyme Newly formed
matrix
Osteoblast Osteocyte Bone Matrix
Struktur jaringan tulang
Pada tulang panjang :
Epifisis

- Epifisis : ke 2 ujung tulang yang


Metafisis
membulat, t.d tulang spongiosa yang
dilapisi satu lapis tipis tulang kompakta.

- Diafisis : silindris, t.d tulang kompakta,


Diafisis
sedikit tulang spongiosa pada bagian dalam
di sekitar rongga sumsum tulang.

- Metafisis : bagian ujung diafisis yang


melebar, kemudian menjadi sama dan
Epifisis menyambung dengan epifisis.
Formation of a long bone on a model made of cartilage

Bone Primary
collar ossification
center

Osteogenic
Secondary bud
ossification
center
Epiphysis

Epiphyseal
plate

Compact
Diaphysis bone

Spongy
bone

Epiphysis

Secondary ossification
center
 Tulang pendek : biasanya mempunyai suatu
inti spongiosa dikelilingi tulang kompakta.
 Tulang pipih :
- Membentuk bagian atas tengkorak.
- T.d 2 lapisan tulang kompakta (lamina
eksterna dan lamina interna ossis cranii),
yang dipisahkan tulang spongiosa (diploe).
 Rongga tulang spongiosa dan rongga sumsum
tulang panjang (diafisis) mengandung sumsum
tulang yang t.d :
- Sumsum tulang merah : membentuk sel-
sel darah.
- Sumsum tulang kuning : berisi lemak.
Histologis
1. Tulang imatur/primer/muda/moven.
2. Tulang matur/sekunder/dewasa/lamelar/kompakta.

 Tulang imatur
- Dibentuk pada :
- Masa embrio.
- Selama proses perbaikan/
penyembuhan patah tulang.
- Keadaan patologis (hipertiroidisme,
penyakit Paget)
- Tersusun dari serat kolagen yang kasar,
osteoblast, sedikit bahan semen dan mineral.
Tulang matur

- Jaringan tulang lamelar, merupakan


penyempurnaan tulang muda.
- Pada orang dewasa.
- Tersusun dari serat² kolagen lebih
halus, teratur sebagai lembaran²
(lamela), sejajar atau konsentris
mengelilingi suatu saluran vaskuler,
membentuk osteon.
Tulang matur
 Osteon = sistem Havers
- Merupakan unit kesatuan utama dari tulang
kompakta.
- Bentuk silindris.
- Tersusun dari lembaran tulang yang mengelilingi
kanalis Havers (isi pembuluh darah, saraf dan
jaringan ikat longgar).
- Lamela Havers : lamela yang mengelilingi
kanalis Havers.
- Lakuna² dengan osteosit terdapat diantara dan
kadang di dalam lamela tersebut.
- Zat semen : bahan amorf yang terdapat diantara
serat kolagen pada tiap lamela.
Tulang matur
Gambaran mikroskopis diafisis tulang panjang tersusun dari

 Osteon (sistem Havers).


 Lamela interstitialis.
 Lamela sirkumferensialis eksterna di
sebelah dalam periosteum.
 Lamela sirkumferensialis interna di dekat
endosteum.
 Kanalis Havers berjalan sejajar dengan
sumbu diafisis.
 Kanalis Volkman : berjalan melintang/miring,
menghubungkan kanalis Havers dgn kanalis
Havers, rongga sumsum tulang dan
periosteum.
Interstitial
lamellae

Haversian system
(osteon)

Inner
Circumferential Outer circumferential
lamellae
lamellae

Volkmann’s canal

Endosteum Haversian canal Periosteum

Schematic drawing of the wall of a long bone diaphisis.


Perdarahan pada tulang panjang
 Diafisis, metafisis dan sumsum tulang :
mendapat darah dari arteri nutrien.
 Metafisis : dr arteri metafiseal.
 Epifisis : dr arteri epifiseal.
 Osteosit pd lamela paling luar mendapat
makanan secara difusi melalui kanalikuli dari
kapiler di periosteum yg dipasok oleh arteri
periosteum.
 Darah yang memasuki pembuluh Havers
sebagian besar berasal dari cabang arteri
nutrien dari rongga medula.
OSTEOGENESIS = OSIFIKASI
PENULANGAN  OSIFIKASI INTRA MEMBRANOSA
 OSIFIKASI ENDOKONDRAL

 Osifikasi intramembranosa/primer.
- Terjadi dalam jaringan penyambung.
- Berperan pada pembentukan tulang pipih.
- Membantu pertumbuhan tulang pendek dan
penebalan tulang panjang.
- Sel² tulang dibentuk langsung dari sel²
mesenkim  osteoblast  membentuk matrik
tulang  osteosit.
The beginning of intramembranous ossification

Mesenchyme Bone Blastema Primary bone Tissue


Osifikasi
endokondral/sekunder/intrakartilaginosa

- Terjadi di dalam tulang rawan.


- Berperan pada pembentukan tulang panjang, yg
umumnya berasal dari tulang rawan hialin.
- Sel mesenkim  berdefensiasi  kondroblast 
membentuk tulang rawan  kondrosit  hipertrofi
dan matrik sekitarnya mengapur  osteosit.
- Periosteum  sel berdiferensiasi  osteoblast 
matrik tulang  osteosit.

- Pada pembentukan tulang, osifikasi endokondral


terjadi pada pusat osifikasi primer dalam diafisis
dan osifikasi sekunder dalam epifisis.
Endochondral Ossification
Takes place within a piece of Hyalin Cartilage whose shape resembles a
small version or model of the bone to be formed.

Bone Primary
collar ossification
center

Osteogenic
bud

Secondary
ossification
center
Epiphysis
Epiphyseal
plate
Compact
bone
Diaphysis
Spongy
bone

Epiphysis

Secondary
ossification
center
Pertumbuhan memanjang tulang panjang terjadi pada
lempeng epifise (epifiseal plate) yaitu tulang rawan
yang berbatasan dengan diafise  t.d 4 zona :

1. Zona istirahat : tersusun dari tulang rawan


hialin tanpa perubahan bentuk sel.
2. Zona proliferasi : kondrosit berproliferasi,
membentuk deretan memanjang.
3. Zona hipertrofi/maturasi : kondrosit tetap
berderet memanjang, hipertrofi, besar dan
lebih pucat  menghasilkan fosfatase alkali
meningkatkan kalsifikasi matrik ekstrasel.
4. Zona kalsifikasi : pada matrik, telah banyak
mineral yang mengendap (hidroksi apatit).
5. Dibawah zone kalsifikasi terdapat sisa
tulang rawan yang mengapur
membentuk trabekel dari metafisis
(zona osifikasi).

 Penambahan diameter tulang 


pertumbuhan aposisional pada bagian
tepi diafise (periosteum).
Intracartilaginous bone formation
Resting Zone

Proliferative Zone

Hypertrophic cartilage zone

Calcified cartilage zone

Ossification zone

Photomicrograph of the epiphyseal plate, showing the change that take place
in the cartilage and the formation of bone spicules
PENYEMBUHAN FRAKTUR

 Fraktur (patah tulang) mengakibatkan :


- Robeknya pembuluh darah yang
menimbulkan perdarahan dan
pembentukan bekuan darah.
- Menyebabkan kerusakan matrix tulang.
- Kematian sel tulang pada daerah fraktur.
PENYEMBUHAN FRAKTUR

 Pada tahap awal :


- Tampak bekuan darah diantara rongga medula
dari fragmen dan ujung² tulang patah, yang akan
dibersihkan dengan cara fagositosis.
- Pada periosteum dan endosteum didaerah fraktur
terjadi proliferasi fibroblas membentuk jaringan
seluler di sekitar fraktur dan menembus diantara
ujung-ujung fragmen.
PENYEMBUHAN FRAKTUR
 Selanjutnya dibentuk :

- Dibentuk tulang immatur dengan osifikasi endokondral dari


fragmen kecil tulang rawan yang terdapat dalam jaringan
penyambung.
- Dibentuk tulang melalui osifikasi intramembranosa secara
bersamaan.
- Proses penyembuhan berlangsung sedemikian rupa sehingga
trabekula yang dibentuk dengan tidak teratur oleh tulang
imatur akan bersatu dengan ujung-ujung tulang yang patah
membentuk kalus tulang yang berupa tulang rawan.
- Jaringan tulang primer dari kalus, akan berangsur-angsur
direabsorbsi oleh osteoklas dan digantikan oleh jaringan tulang
lamelar yang dibentuk oleh osteoblas, sehingga menghasilkan
struktur tulang seperti semula.
Periosteum Periosteal Bone Newly formed primary
proliferation bone
Callus

Newly formed secondary


Hyaline Cartilage
bone

Healed fracture

Repair of a fractured bone by formation of new bone tissue through periosteal


and endosteal cell proliferation
The Periosteum and endosteum
proliferation of osteoprogenitor cells

Formed a cellular tissue

Bone is formed by endochondral and


intramembranous ossifications

Formed Trabeculae of primary bone (A


Bone Callus)

The callus is gradually resorbed and


replaced by secondary bone
SENDI
 Merupakan tempat berhubungan antara
tulang satu dengan tulang lainnya dan
dikelilingi oleh jaringan pengikat, sehingga
bisa menimbulkan berbagai tipe dan derajat
gerak.
 Sendi dapat diklasifikasikan :
1. Synarthrosis.
2. Symphysis.
3. Dyarthrosis.
1. SYNARTHROSIS :
Sendi yang memiliki gerak sangat terbatas.

a. Synostosis :
- Antara tulang dengan tulang disatukan oleh jaringan tulang,
sehingga tidak ada gerak.
- Pada dewasa terdapat pada sutura tulang tengkorak. Pada
anak² atau masih muda disatukan oleh jaringan ikat padat.
b. Synchondrosis :
- Sendi yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin.
- Misal antara iga dengan sternum.
c. Syndesmosis :
- Antara 2 tulang dihubungkan oleh pita jaringan ikat fibrosa.
- Contoh pada sutura tulang atap tengkorak pada masa
pertumbuhan.
2. Symphysis

- Sedikit gerak.
- Antara tulang dihubungkan oleh kombinasi
tulang rawan hialin dan fibrokartilago.
- Contoh : symphisis pubis
- Sendi intervertebral anterior merupakan
modifikasi dari symphisis, yaitu korpus
vertebra yang berdekatan diikat oleh discus
intervertebralis
3. DIARTHROSIS.

- Sendi yang menghubungkan 2 tulang panjang dan


memiliki gerak yang luas.
- Contoh sendi siku, sendi lutut.
- Ujung tulang pada sendi ini dilapisi tulang rawan hialin
tanpa perikondrium.
- Gerakan dipermudah oleh cairan sinovial yang mengisi
rongga artikuler, sehingga disebut sendi sinovial.
- Bagian luarnya dilapisi membran sinovial, yang
tersusun dari linning sells dan jaringan ikat padat yang
memiliki banyak kapiler.

Anda mungkin juga menyukai