0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
515 tayangan2 halaman
Proses osteogenesis terjadi melalui dua mekanisme, yaitu osteogenesis desmalis dan enchondralis. Osteogenesis desmalis terjadi di dalam membran tulang, dimulai dari diferensiasi sel mesenkim menjadi osteoblas yang menyekresikan matriks tulang. Osteogenesis enchondralis melibatkan degradasi matriks kartilago dan penggantian oleh tulang, dimulai dari hipertrofi khondrosit di pusat penulangan yang kemudian disusul invasi
Proses osteogenesis terjadi melalui dua mekanisme, yaitu osteogenesis desmalis dan enchondralis. Osteogenesis desmalis terjadi di dalam membran tulang, dimulai dari diferensiasi sel mesenkim menjadi osteoblas yang menyekresikan matriks tulang. Osteogenesis enchondralis melibatkan degradasi matriks kartilago dan penggantian oleh tulang, dimulai dari hipertrofi khondrosit di pusat penulangan yang kemudian disusul invasi
Proses osteogenesis terjadi melalui dua mekanisme, yaitu osteogenesis desmalis dan enchondralis. Osteogenesis desmalis terjadi di dalam membran tulang, dimulai dari diferensiasi sel mesenkim menjadi osteoblas yang menyekresikan matriks tulang. Osteogenesis enchondralis melibatkan degradasi matriks kartilago dan penggantian oleh tulang, dimulai dari hipertrofi khondrosit di pusat penulangan yang kemudian disusul invasi
- Memiliki nama lain osteogenesis intramembranosa karena terjadi didalam membrane jaringan. - Tulang hasil osteogenesis desmalis disebut tulang desmal. - Proses yang terjadi pada osteogenesis Desmal (Intermembranosa) 1) Mula-mula sel mesenkim pada suatu membran berdiferensiasi menjadi fibroblas dan membentuk serabut kolagen. Jaringan pengikat terbentuk dan menjadi membran. 2) Osifikasi ini dimulai ketika sel mesenkim di membran berdiferensiasi menjadi osteoblas dan tenggelam menjadi osteosit (sebagian). Di sinilah mulai terbentuk pulau tulang pertama, dan tempat proses ini disebut titik penulangan (punctum ossification). Sebagian osteoblas yang tidak menjadi osteosit menjauhi pusat osifikasi dan menjadi osteoblas baru. Contoh tulang yang pembentukannya melalui proses ini pada umumnya terjadi pada tulang pipih misalnya tulang tengkorak, khususnya os frontalis, dan os parietalis serta os patella. Tempat perubahan awal tersebut dinamakan Pusat penulangan primer. 3) Sebagai akibat kegiatan sintesis dan sekresi oleh osteoblas, maka matriks tulang yang disebut osteoid makin bertambah sehingga terbentuk sebagai lempeng-lempeng atau trabekula yang tebal. Dengan menebalnya trabekula, beberapa osteoblas akan terbenam dalam matriks yang mengapur sehingga sel tersebut dinamakan osteosit. Osteoblas yang telah berubah menjadi osteosit akan diganti kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat disekitarnya. Dengan berlanjutnya perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekula makin menebal sehingga jaringan pengikat memisahkan makin menipis. 4) Pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang padat, rongga-rongga yang memisahkan trabekula sangat sempit, sebaliknya pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang berongga (tulang spons), jaringan pengikat yang masih ada akan berubah menjadi sumsum tulang yang akan menghasilkan sel-sel darah 2. Osteogenesis Enchondralis Proses yang terjadi pada osteogenesis Enchondralis 1) Awal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran khondrosit di tengah-tengah diaphysis yang dinamakan sebagai pusat penulangan primer. Selsel khondrosit di daerah pusat penulangan primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks kartilago akan terdesak mejadi sekat sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit terdapat penimbunan glikogen. Pada saat ini matriks kartilago siap menerima pengendapan garamgaram kalsium yang pada gilirannya akan membawa kemunduran selsel kartilago yang terperangkap karena terganggu nutrisinya. Kemunduran sel-sel tersebut akan berakhir dengan kematian., sehingga ronggarongga yang saling berhubungan sebagai sisasisa lacuna. Proses kerusakan ini akan mengurangi kekuatan kerangka kalau tidak diperkuat oleh pembentukan tulang disekelilingnya. 2) Pada saat yang bersamaan, perikhondrium di sekeliling pusat penulangan memiliki potensi osteogenik sehingga di bawahnya terbentuk tulang. Pada hakekatnya pembentukan tulang ini melalui penulangan desmal karena jaringan pengikat berubah menjadi tulang. Tulang yang terbentuk merupakan pipa yang mengelilingi pusat penulangan yang masih berongga rongga sehingga bertindak sebagai penopang agar model bentuk kerangka tidak terganggu. Lapisan tipis tulang tersebut dinamakan pipa periosteal. 3) Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluhpembuluh darah dari perikhondrium,yang sekarang dapat dinamakan periosteum (jaringan pembungkus tulang), yang selanjutnya menembus masuk kedalam pusat penulangan primer yang tinggal matriks kartilago yang mengalami klasifikasi. Darah membawa selsel yang diletakan pada dinding matriks. Selsel tersebut memiliki potensi hemopoetik dan osteogenik. Selsel yang diletakan pada matriks kartilago akan bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan mensekresikan matriks osteoid dan melapiskan pada matriks kartilago yang mengapur. 4) Selanjutnya trabekula yang terbentuk oleh matriks kartilago yang mengapur dan dilapisi matriks osteoid akan mengalami pengapuran pula sehingga akhirnya jaringan osteoid berubah menjadi jaringan tulang yang masih mengandung matriks kartilago yang mengapur di bagian tengahnya. Pusat penulangan primer yang terjadi dalam diaphysis (batang tulang panjang) akan disusun oleh pusat penulangan sekunder yang berlangsung di ujungujung model kerangka kartilago.