Anda di halaman 1dari 39

LO 1 MSK

1. apa itu outstrech arm

Fall onto an outstretched hand (FOOSH) adalah mekanisme umum untuk gangguan
traumatis dari struktur tulang dan ligamen pergelangan tangan, lengan bawah dan siku.

forearm fractures
➢ Galeazzi fracture-dislocation
➢ Monteggia fracture-dislocation
➢ Essex Lopresti fracture-dislocation
➢ radial head fracture
Prevention
It's impossible to prevent the unforeseen events that often cause a broken wrist. But these tips
might offer some protection.
Build bone strength
➢ To build strong bones:
➢ Eat a nutritious diet with adequate calcium and vitamin D
➢ Get plenty of weight-bearing exercise, such as brisk walking
➢ Quit smoking if you're a smoker
Prevent falls
Most broken wrists occur when people fall forward onto an outstretched hand. To prevent this
common injury:
➢ Wear sensible shoes
➢ Remove things you can trip over in your home, such as throw rugs
➢ Light up your living space
➢ Have your vision checked and, if needed, corrected
➢ Install grab bars in your bathroom
➢ Install handrails on your stairways
➢ Avoid slippery surfaces, if possible, such as snow- or ice-covered walkways
Use protective gear for athletic activities
Wear wrist guards for high-risk activities, such as:
➢ In-line skating
➢ Snowboarding
➢ Rugby
➢ Football
2. anatomy pada upper limb (bones, muscles, joint, nerve, artery)
A. SHOULDER
B. BRAXIAL PLEXUS
C. ARM
D. FORE-ARM
E. HAND
3. apa saja yang membentuk tulang
proses pembentukan tulang disebut ossifikasi.
Beberapa tulang, seperti flat bones pada tengkorak, masenkim di dermis berdiferensiasi
langsung menjadi tulang. Prosesnya dinamakan intramembranous ossification
Sebagian besar tulang, seperti ekstremitas. Sel-sel masenkim membentuk model
kartilago hialin, lalu mengalami penulangan yang disebut endochondral ossification
▪ Endochondral Ossification

• Collar Formation (pembentukan kerah)


o Periosteum terbentuk di sekitar tulang rawan hialin → sel
osteogenik berdiferensiasi → osteoblas → mensekresi
serat organik (protein) di bagian luar tulang rawan → serat
yang terkondensasi (osteoid) → pembentukan kerah
tulang di bagian luar tulang rawan
Periosteum terbentuk disekitar tulang rawan hialin, lalu sel
osteogenik akan berdiferensiasi menjadi osteoblas.
osteoblas akan mengeluarkan serat organik dan
mengsekresikannya di bagian luar tulang rawan. serat
yang terkondensasi ini disebut osteoid. hasil akhir nya
pembentukan kerah tulang di bagian luar tulang rawan
• Cavity Formation (pembentukan rongga)
o Saat Collar formation terjadi → tulang rawan di bagian
tengah akan mengeras (menjadi tulang) → pusat
pengerasan primer (osifikasi primer) → pengerasan bagian
tengah - tulang rawan bagian dalam kedap terhadap difusi
nutrisi → bagian dalam mulai memburuk → pembentukan
rongga
Saat collar formation terjadi, tulang rawan dibagian tengah
akan mengeras menjadi tulang. tulang rawan yang
terpusat ini disebut pusat pengerasan primer/osifikasi
primer. pengerasan tersebut membuat tulang rawan
bagian dalam kedap terhadap difusi nutrisi, lalu bagian
dalam tersebut akan memburuk dan rongga akan
terbentuk.
• Vascular invasion (Invasi vaskular)
o Pembuluh darah di dalam periosteum - melewati lamella
bony collar - menginvasi rongga dalam - lubang terbentuk
(foramen nutrisi: komponen seperti saraf, limfatik, OC, OB,
nutrisi melewati sini) - sisa tulang rawan yang dipecah oleh
OC - OB mensekresikan osteoid - trabekula terbentuk -
tulang spons
Pembuluh darah yang berada di dalam periosteum akan
melewati lamella bony collar dan akan menginvasi rongga
dalam tulang rawan. lubang yang dilewati pembuluh darah
disebut foramen nutrisi (komponen : saraf, limfatik,
osteoklas, osteoblas, nutrisi → melewati lubang). sisa
tulang rawan yang dipecah oleh osteoklas dan osteoblas
akan mengeluarkan osteoid dan membentuk trabekula
(tulang spons)
• Elongation (pemanjangan)
o Pembuluh darah, OC dan osteosit terus menginvasi tulang
- diafisis memanjang - rongga meduler terbentuk - diafisis
perlahan terus memanjang (selama perkembangan
embrio) - pembuluh bertunas menjadi epifisis hialin -
osifikasi sekunder terbentuk
Ketika pembuluh darah, osteoklas dan osteosit terus
menginvasi (menyerang) tulang, diafisis akan memanjang.
akibatnya rongga meduler terbentuk dan diafisis perlahan
akan terus memanjang (selama perkembangan embrio).
pembuluh bertunas menjadi epifisis hialin dan osifikasi
sekunder terbentuk.
• Epiphyseal ossification (osifikasi epifisis)
o Pembentukan tulang spons - tulang rawan hialin tertinggal
di ujung tulang (tulang rawan artikular) - lempeng epifisis
terbentuk (zona pertumbuhan ditemukan di sini: istirahat,
proliferasi, hipertrofi, kalsifikasi, osifikasi)
Tahap ini hampir identik dengan tahap vascular invasion
dengan pembentukan tulang spons dan tulang rawan
hialin tertinggal diujung tulang (tulang rawan artikular) dan
juga lempeng epifisis terbentuk (zona pertumbuhan
ditemukan disini : istirahat, poliferasi, hipertrofi, kalsifikasi,
osifikasi)

→ Osifikasi endokondral mengikuti lima langkah.


(a) Sel mesenkim berdiferensiasi menjadi kondrosit.
(b) Model tulang rawan dari kerangka tulang masa depan dan bentuk
perikondrium.
(c) Kapiler menembus tulang rawan. Perikondrium berubah menjadi
periosteum. Kerah periosteal berkembang. Pusat osifikasi primer
berkembang.
(d) Tulang rawan dan kondrosit terus tumbuh di ujung tulang.
(e) Pusat osifikasi sekunder berkembang.
(f) Tulang rawan tetap pada lempeng epifisis (pertumbuhan) dan pada
permukaan sendi sebagai tulang rawan artikular.

▪ Intramembranous Ossification

→ Osifikasi Intramembran ini dapat membentuk tulang pipih wajah,


sebagian besar tulang tengkorak dan klavikula (tulang selangka)
→ Prosesnya itu dimulai ketika sel sel mesenkim dalam embrio, lalu sel
sel ini akan berkumpul dan berdiferensiasi menjadi sel sel khusus. ada
sel yang berdiferensiasi menjadi kapiler, osteogenik dan osteoblas.
proses ini disebut pembentukan pusat osifikasi.
→ Lalu, osteoblas tadi akan mensekresikan protein lalu akan terjadi
pembentukan osteoid (matriks yang tidak terkalsifikasi, yang mengapur
(mengeraskan) dalam beberapa hari karena garam mineral yang
mengendap diatasnya). setelah itu osteoid akan bergabung dengan
kalsium untuk membentuk tulang yang terkalsifikasikan, sehingga
osteoblas itu akan terjebak didalamnya. Lalu osteoblas akan menjadi
osteosit dan saat itu juga sel osteogenik di jaringan ikat akan
berdiferensiasi menjadi osteoblas baru.
→ Osteoid (matriks tulang tidak termineralisasi) yang disekresikan di
sekitar kapiler akan menghasilkan matriks trabekular dan membentuk
tulang spons, lalu osteoblas pada permukaan tulang spons akan menjadi
periosteum. Nah periosteum ini kemudian akan menciptakan lapisan
pelindung tulang kompak superfisial dari tulang trabekular. Lalu tulang
trabekular itu memadati pembuluh darah yang ada didekatnya dan
menjadi sumsum merah.
→ Osifikasi intramembran mengikuti empat langkah.
(a) Sel-sel mesenkim dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok, dan
pusat-pusat osifikasi terbentuk.
(b) Osteoid yang disekresikan menjebak osteoblas, yang kemudian
menjadi osteosit.
(c) Matriks trabekula dan bentuk periosteum.
(d) Tulang kompak berkembang di superfisial tulang trabekular, dan
pembuluh darah yang padat memadat menjadi sumsum merah.

1) The diaphysis (growing between) is the bone’s shaft or body—the long, cylindrical,
main portion of the bone.
Bagian batang atau badan tulang, bagian utama yang Panjang dan berbentuk
silindris

2) The epiphyses (growing over; singular is epiphysis) are the proximal and distal ends of
the bone.
Ujung poksimal dan distal tulang
3) The metaphyses (meta- between; singular is metaphysis) are the regions between the
diaphysis and the epiphyses. In a growing bone, each metaphysis contains an
epiphyseal (growth) plate, a layer of hyaline cartilage that allows the diaphysis of the
bone to grow in length .When a bone ceases to grow in length at about ages 14–24, the
cartilage in the epiphyseal plate is replaced by bone; the resulting bony structure is
known as the epiphyseal line.
Daerah antara diafisis dan epifisis. Dalam tulang yang sedang tumbuh, setiap
metafisis menganding lempeng epifisis (pertumbuhan), selapis tulang rawan
hialin (hyaline cartilage) yang memungkinkan untuk diafisis bertambah panjang.
Pada saat tulang berhenti tumbuh pada usia 14-24, the cartilage in the epiphyseal
plate digantikan dengan tulang.

4) The articular cartilage is a thin layer of hyaline cartilage covering the part of the
epiphysis where the bone forms an articulation (joint) with another bone. Articular
cartilage reduces friction and absorbs shock at freely movable joints. Because articular
cartilage lacks a perichondrium and lacks blood vessels, repair of damage is limited.
adalah lapisan tipis tulang rawan hialin yang menutupi bagian epifisis tempat
tulang membentuk artikulasi (sendi) dengan tulang lainnya. Tulang rawan artikular
mengurangi gesekan dan menyerap kejutan pada sendi yang dapat digerakkan
dengan bebas. Karena tulang rawan artikular tidak memiliki perikondrium dan
tidak memiliki pembuluh darah, perbaikan kerusakan terbatas.

5) The periosteum (peri- around) is a tough connective tissue sheath and its associated
blood supply that surrounds the bone surface wherever it is not covered by articular
cartilage. It is composed of an outer fibrous layer of dense irregular connective tissue
and an inner osteogenic layer that consists of cells. Some of the cells enable bone to
grow in thickness, but not in length. The periosteum also protects the bone, assists in
fracture repair, helps nourish bone tissue, and serves as an attachment point for
ligaments and tendons. The periosteum is attached to the underlying bone by perforating
fibers or Sharpey’s fibers, thick bundles of collagen that extend from the periosteum into
the bone extracellular matrix.

6) The medullary cavity (medulla- marrow, pith), or marrow cavity, is a hollow, cylindrical
space within the diaphysis that contains fatty yellow bone marrow and numerous blood
vessels in adults. This cavity minimizes the weight of the bone by reducing the dense
bony material where it is least needed. The long bones’ tubular design provides
maximum strength with minimum weight.
adalah ruang silindris berongga di dalam diafisis yang berisi sumsum tulang
kuning berlemak dan banyak pembuluh darah. Rongga ini meminimalkan berat
tulang dengan mengurangi bahan tulang padat di tempat yang paling tidak
dibutuhkan. Desain tubular tulang panjang memberikan kekuatan maksimum
dengan berat minimum.

7) The endosteum (endo- within) is a thin membrane that lines the medullary cavity. It
contains a single layer of bone-forming cells and a small amount of connective tissue.
4. histologi tulang
PERIOSTEUM
ENDOSTEUM

OSTEOCLAST OSTEOBLAST
OSTEOCYT
The periosteum
is a tough connective tissue sheath and its associated blood supply that surrounds the bone
surface wherever it is not covered by articular cartilage. It is composed of an outer fibrous layer
of dense irregular connective tissue and an inner osteogenic layer that consists of cells. Some
of the cells enable bone to grow in thickness, but not in length. The periosteum also protects
the bone, assists in fracture repair, helps nourish bone tissue, and serves as an attachment
point for ligaments and tendons. The periosteum is attached to the underlying bone by
perforating fibers or Sharpey’s fibers, thick bundles of collagen that extend from the periosteum
into the bone extracellular matrix.

The endosteum
is a thin membrane that lines the medullary cavity. It contains a single layer of bone-forming
cells and a small amount of connective tissue.

Osteoblasts
are bone-building cells. They synthesize and secrete collagen fibers and other organic
components needed to build the extracellular matrix of bone tissue, and they initiate
calcification (described shortly). As osteoblasts surround themselves with extracellular matrix,
they become trapped in their secretions and become osteocytes. (Note: The ending -blast in the
name of a bone cell or any other connective tissue cell means that the cell secretes extracellular
matrix.)
adalah sel pembentuk tulang. Mereka mensintesisi dan mengeluarkan serat kolagen dan
komponen organic lainnya yang diperlukan untuk membangun matriks ekstraseluler jaringan
tulang, dan mereka mulai kalsifikasi. Ketika osteoblast mengelilingidiri mereka dengan
matriks ekstra seluler, mereka menjadi terperangkap dalam sekresi dan menjadi osteosit.

Osteocytes
mature bone cells, are the main cells in bone tissue and maintain its daily metabolism, such as
the exchange of nutrients and wastes with the blood. Like osteoblasts, osteocytes do not
undergo cell division. (Note: The ending -cyte in the name of a bone cell or any other tissue cell
means that the cell maintains and monitors the tissue.)
sel yang sudah mature, osteosit adalah sel utama di jaringan tulang dan mempertahankan
metabolism kesehariannya, seperti pertukaran nutrisi dan limbah dengan darah. Osteosit dan
osteoblast tidak mengalami pembelahan sel.

Osteoclasts
are huge cells derived from the fusion of as many as 50 monocytes (a type of white blood cell)
and are concentrated in the endosteum. On the side of the cell that faces the bone surface, the
osteoclast’s plasma membrane is deeply folded into a ruffled border. Here the cell releases
powerful lysosomal enzymes and acids that digest the protein and mineral components of the
underlying extracellular bone matrix. This breakdown of bone extracellular matrix, termed
resorption, is part of the normal development, maintenance, and repair of bone. (Note: The
ending -clast means that the cell breaks down extracellular matrix.) As you will see later, in
response to certain hormones, osteoclasts help regulate blood calcium level. They are also
target cells for drug therapy used to treat osteoporosis (see Disorders: Homeostatic Imbalances
at the end of this chapter).
Adalah sel besar yang berasal dari fusi sebanyak 50 monosit dan terkonsentrasi di endosteum.
Pada sisi sel yang menghadap ke permukaan tulang, membrane plasma osteoklas terlipat dan
menjadi batas yang berkerut. Sel melepaskan lysosomal enzim yang sangat kuat dan asam
yang bisa mencerna protein dan komponen mineral yang mendasarinya. Pemecahan matriks
ekstraseluler ini dinamakan RESORPTION, merupakana bagian dari perkembangan,
pemeliharaan, dan perbaikan tulang yang normal. Osteoklas juga berperan dalam meregulasi
level kalsium darah. Dan mereka juga target dari pengobatan osteoporosis

5. kenapa dia sakitnya berkurang saat diistirahatin


6. apa itu fraktur, symptomsnya apa aja (kenapa bisa terjadi), apakah dia termasuk
localized pain & kalo iya kenapa?

Fracture adalah segala kerusakan dalam tulang. Fracture dinamakan berdasarkan


seberapa parahnya kerusakan tulang , dan bentuknya atau posisi garis fracture.
Pathologic fractures occur when mild or minimal force fractures an area of bone
weakened by a disorder (eg, osteoporosis, cancer, infection, bone cyst). When the
disorder is osteoporosis , these fractures are often called insufficiency or fragility
fractures.

Stress fractures result from repetitive application of moderate force, as may occur in
long-distance runners or in soldiers marching while carrying a heavy load. Normally,
bone damaged by microtrauma from moderate force self-repairs during periods of rest,
but repeated application of force to the same location predisposes to further injury and
causes the microtrauma to propagate.

Di beberapa kasus, fracture bisa terlihat seperti tidak ada kerusakan dan inii dinamakan
Stress fracture yaitu serangkaian celah mikroskopis di tulang yang terbentuk tanpa
adanya cedera pada jaringan lain.

Symptoms

Symptoms of a broken or fractured bone may include:

• Sudden pain
• Trouble using or moving the injured area or nearby joints
• Unable to bear weight
• Swelling
• Obvious deformity
• Warmth, bruising, or redness

Imaging
• X-ray.
A diagnostic test that uses invisible electromagnetic energy beams to make
pictures of internal tissues, bones, and organs on film.

• MRI.
An imaging test that uses large magnets, radiofrequencies, and a computer to
make detailed pictures of structures within the body.

• CT scan.
This is an imaging test that uses X-rays and a computer to make detailed images
of the body. A CT scan shows details of the bones, muscles, fat, and organs.

The repair of a bone fracture


a. Reactive phase
Pada fase inii, pembuluh darah yang melewati tulang sudah rusak dan
menyebabkan darah keluar (darah yang keluar itu terselimuti ‘clotted’) membuat
semacam gumpalan darah sekitar frakture, itu yang dinamakan HEMATOMA.
biasanya terbentuk 6-8 jam setelah cedera. Karena sirkulasi sekitar hematoma
berhenti maka sel-sel tulang mati. Pembengkakkan dan inflamasi terjadi karena
respone matinya sel dan memproduksi seluler debris. FAGOSIT dan
OSTEOKLAS memulai menyingkirkan sel-sel yang sudah mati di sekitar
hematoma. ini bisa berlangsung beberapa minggu.

b. Reparative phase= Fibrocartilaginous callus formation


Pembuuluh darah tumbuh (grow) ke dalam hematoma dan fagosit memulai
membersihkan sisa-sisa sel mati. FIBROBLAST dari periosteum menginvasi
lokasi fraktur dan menghasilkan serat kolagen. Selain itu, sel-sel dari
periosteum berkembang menjadi kondroblas dan mulai memproduksi
fibrokartilago. Peristiwa ini menuju ke arah perkembangan fibrocartilaginous
(soft) callus. Peristiwa ini berlangsung selam 3 minggu

c. Reparative phase= bony callus formation


Di area yang baik vaskularisasinya, sel osteoprogenitor berubah menjadi
osteoblast, dan akan memulai membuat spongy bone trabeculae. Trabekula
bergabung dengan bagian yang hidup dan juga yang mati dari fragmen asli
tulang. Pada waktunya, fibrokartilago akan diubah menjadi spongy bone, dan
kemudian disebut sebagai Bony (hard) callus. Ini berlangsung selama 3-4
bulan.

d. Bone remodelling phase


Fase terakhir. Fragment yang tadi mati sudah sepenuhnya resorbed oleh
osteoclast. Compact bone menggati spongy bone sekitar fracture. Terkadang,
proses ini sangat detail sampai fraktur tidak terdeteksi oleh x-ray. Namun, ada
area yang menebal sebagai tanda kalo pernah fracture.
Types of fracture
➢ close or opened fractures
jika fracture itu tidak sampai membuka kulit maka itu closed fracture dan jika kulit
terbuka karena fracture maka itu opened fracture.
➢ complete fractures
patahnya menembus tulang sepenuhnya, memsahkannya menjadi dua.
➢ displaced fractures
sebuah celah terbentuk dimana tulang patah. Seringkali, cedera ini
membutuhkan pembedahan untuk memperbaikinya.
➢ partial fractures
patahnya tidak sampai menembus tulang
➢ stress fracture

➢ Avulsion: A tendon or ligament pulls part of the bone off. Ligaments connect
bones to other bones, while tendons anchor muscles to bones.
➢ Comminuted: The bone shatters into several different pieces.
➢ Compression: The bone gets crushed or flattened.
➢ Impacted: Bones get driven together.
➢ Oblique: The break goes diagonally across the bone.
➢ Spiral: The fracture spirals around the bone.
➢ Transverse: The break goes in a straight line across the bone.

7. apa yang bisa nyebabin strain & sprain


A sprain is the forcible wrenching or twisting of a joint that stretches or tears its
ligaments but does not dislocate the bones. It occurs when the ligaments are
stressed beyond their normal capacity. Severe sprains may be so painful that the
joint cannot be moved. There is considerable swelling, which results from chemicals
released by the damaged cells and hemorrhage of ruptured blood vessels. The lateral
ankle joint is most often sprained; the wrist is another area that is frequently sprained.

A strain is a stretched or partially torn muscle or muscle and tendon. It often occurs
when a muscle contracts suddenly and powerfully—such as the leg muscles of
sprinters when they spring from the blocks. Di orang dewasa yang normal, stress
fracture terjadi karena aktivitas otot yang berulang-ulang seperti berlari, melompat, dll.
Stress fracture itu cukup menyakitkan dan bisa karena penyakit osteoporosis.

• Sprains are ligament injuries resulting from wrenching or twisting a joint.


• Strains are injuries to a muscle or tendon, and are often caused by overuse, force, or
stretching.

Sprain dan strain menyebabkan Bengkak, nyeri, dan pengurangan kemampuan fungsi
LIGAMENT (OTOT BONE TO BONE)
TENDON (OTOT BONE TO MUSCLE)

Initially sprains should be treated with PRICE: protection, rest, ice,


compression, and elevation. PRICE therapy may be used on muscle
strains, joint inflammation, suspected fractures, and bruises. The five
components of PRICE therapy are
• Protection means protecting the injury from further damage; for example,
stop the activity and use padding and protection, and use splints or a sling, or
crutches, if necessary.
• Rest the injured area to avoid further damage to the tissues. Stop the activity
immediately. Avoid exercise or other activities that cause pain or swelling to
the injured area. Rest is needed for repair. Exercising before an injury has
healed may increase the probability of re-injury.
• Ice the injured area as soon as possible. Applying ice slows blood flow to the
area, reduces swelling, and relieves pain. Ice works effectively when applied
for 20 minutes, off for 40 minutes, back on for 20 minutes, and so on.
• Compression by wrap or bandage helps to reduce swelling. Care must be
taken to compress the injured area but not to block blood flow.
• Elevation of the injured area above the level of the heart, when possible, will
reduce potential swelling
8. apa itu dislokasi sendi & derajat keparahannya (joint instability)
Dislocation, Displacement of a bone from a joint with tearing of ligaments, tendons, and articular
capsules. Also called luxation

A dislocation is an injury to a joint — a place where two or more bones come together —
in which the ends of your bones are forced from their normal positions. This painful injury
temporarily deforms and immobilizes your joint.

Dislokasi sendi adalah dimna ujung tulang kita terpaksa keluar dari posisi normal. Dan
ini bisa menyebabkan perubahan bentuk sementara dan bisa juga sendi tidak bisa
digerakkan.

ELBOW DISLOCATION
Ketika permukaan sendi siku dipisahkan, siku terkilir. Dislokasi siku bisa lengkap
atau sebagian , dan biasanya terjadi setelah trauma, seperti jatuh atau kecelakaan .
Dalam dislokasi lengkap, permukaan sendi benar-benar terpisah. Pada dislokasi
parsial, permukaan sendi hanya terpisah sebagian. Dislokasi parsial juga disebut
subluksasi (lesi atau disfungsi dalam sebuah sendi atau segmen gerakan dimana
keterkaitan, integritas gerakan dan/atau fungsi fisiologis berubah, meskipun kontak
antara permukaan sendi tetap utuh).

A simple dislocation does not have any major bone injury.

A complex dislocation can have severe bone and ligament injuries.

In the most severe dislocations, the blood vessels and nerves that travel across the
elbow may be injured. If this happens, there is a risk of losing the arm.

9. arti sharp & dull pain, perbedaannya apa


➢ Achy: Achy pain occurs continuously in a localized area, but at mild or moderate
levels. You may describe similar sensations as heavy or sore.
Nyeri nya seperti pegal-pegal dan terus menerus di area local, hanya pada
tingkat ringan atau sedang. Rasanya itu seperti berat atau sakit.

➢ Dull: Like aching pain, dull discomfort occurs at a low level over a long period of
time. Dull pain, however, may intensify when you put pressure on the affected
body part.
Seperti rasa sakit, kketidaknyamanan tumpul terjadi pada tingkat rendah
dalam jangka waktu yang lama. Namun, nyeri ini dapat meningkat Ketika
anda menekean bagian tubuh yang sakit.

➢ Raw: Rawness usually affects the skin. If you have raw-feeling pain, your skin
may seem extremely sore or tender.
Kekakuan biasanya mempengaruhi kulit. Jika rasa sakitnya seperti ini maka kulit
akan terlihat sangat nyeri dan lunak.

➢ Sharp: When you feel a sudden, intense spike of pain, that qualifies as “sharp.”
Sharp pain may also fit the descriptors cutting and shooting.
Rasa sakit yang sevcara tiba-tiba melinjak dan secara intens. Bisa di contohkan
seperti cutting atau tertembak.

➢ Stabbing: Like sharp pain, stabbing pain occurs suddenly and intensely.
However, stabbing pain may fade and reoccur many times. Stabbing pain is
similar to drilling and boring pain.
Rasanya seperti sharp pain tapi perbedaannya ini bisa mereda dan berulang
berkali-kali

➢ Throbbing: Throbbing pain consists of recurring achy pains. You may also
experience pounding, beating, or pulsing pain.
setelah fraktur, serabut saraf mekanosensitif yang mempersarafi tulang secara mekanis
terdistorsi. Hal ini menyebabkan serabut saraf ini cepat habis dan menandakan rasa
sakit patah tulang yang tajam ke otak. Dalam beberapa menit hingga jam, sejumlah
neurotransmiter, sitokin, dan faktor pertumbuhan saraf dilepaskan oleh sel-sel di lokasi
fraktur. Faktor-faktor ini merangsang, membuat peka, dan menginduksi tumbuhnya saraf
ektopik dari serabut saraf sensorik dan simpatis yang mendorong rasa sakit yang tajam
saat bergerak dan rasa sakit yang tumpul saat istirahat. Jika penyembuhan fraktur
yang cepat dan efektif terjadi, faktor-faktor ini kembali ke garis dasar dan rasa sakitnya
mereda, tetapi jika tidak, faktor-faktor ini dapat mendorong nyeri tulang kronis.
10. pemeriksaan fisik yg dilakukan pada pasien trauma
a. pra-rumah sakit
layanan medis yang menangani pasien harus memberi informasi termasuk
mekanisme cedera, tanda-tanda vital pasien, cedera yang jelas, intervensi saat
ini, dan usia dan jenis kelamin pasien jika tersedia.
b. Survei utama
Pada saat ini petugas emergency melakukan presentasi tentang pasien dan
melanjutkan dengan cek airway, breathing, circulation, disability, exposure.
➢ Saluran udara
▪ Pada saat airway kita menanyakan nama pasien untuk melihat kesadaran
pasien dan jalur napasnya tidak terganggu. Cari tanda-tanda distress
pernapasan, dengan stridor, inspeksi wajah, rongga mulut, dan leher,
serta palpasi leher dan wajah pasien. Saat menginspeksi dan meraba
pasien, carilah cedera mulut atau gigi, obstruksi intubasi, seperti fraktur
midface yang tidak stabil, dan bahkan lokasi untuk kemungkinan
krikotirotomi. Jika pasien tidak sadar atau tidak melindungi jalan napas
mereka, mereka harus segera diintubasi. Jika tidak dapat melakukan
intubasi, krikotirotomi harus dilakukan. Jika melakukan intubasi,
imobilisasi tulang belakang leher harus dipertahankan.
➢ Pernafasan
▪ inspeksi visual dada pasien, mencari cedera. Cari gerakan dada yang
paradoksal, yang menunjukkan flail chest, cedera tembus, atau deviasi
trakea. Auskultasi paru-paru mendengarkan penurunan suara napas.
Palpasi dada untuk tanda-tanda krepitasi. Jika pasien memiliki tanda-
tanda tension pneumotoraks, dekompresi jarum segera atau torakostomi
dada harus dilakukan. Kaji saturasi oksigen pasien. Pencitraan
ultrasound atau x-ray dada harus dipertimbangkan sebagai tambahan
untuk pemeriksaan fisik.
➢ Sirkulasi
▪ mengkontrol perdarahan dan mempertahankan perfusi yang memadai.
mengevaluasi pasien secara visual untuk mencari perdarahan eksternal
atau tanda-tanda syok seperti pucat. Palpasi nadi karotis dan femoralis
pasien sambil menilai apakah kulitnya dingin dan mengeluarkan keringat.
pasien juga dapat memberikan petunjuk seberapa baik mereka perfusi ke
organ vital mereka, tetapi harus berhati-hati untuk mengandalkan hal ini
pada pasien dengan kemungkinan cedera kepala. Dalam kasus
perdarahan arteri dari ekstremitas, tourniquet dapat diterapkan. 5 lokasi
untuk mencari perdarahan besar termasuk toraks, rongga peritoneum,
rongga retroperitoneal, fraktur panggul atau tulang panjang, dan
eksternal.
▪ The focused assessment using sonography in trauma (FAST) untuk
menilai pendarahan intra-abdomen.
➢ Disabilitas
▪ Ukur kesadaran pasien dengan menggunakan Glasgow coma score
(GCS). pasien dengan GCS 8 atau kurang, pertimbangan harus diberikan
untuk kontrol jalan napas definitif (jika belum tercapai). Periksa pupil
untuk ukuran dan reaktivitas. Kaji kemampuan motorik dan sensasi
pasien pada keempat ekstremitas untuk mencari tanda-tanda cedera
medula spinalis. Imobilisasi tulang belakang leher harus dipertahankan.
➢ Paparan
▪ pakaian untuk menilai tanda-tanda cedera seperti luka tembak, luka
tusuk, lecet, laserasi, ekimosis, atau temuan traumatis lainnya. Selama
tahap ini, penting untuk diingat untuk menjaga pasien tetap hangat
karena hipotermia dapat menyebabkan kegagalan multiorgan.
c. Survei sekunder
Survei sekunder adalah jika pasien semua sudah stabil dan tidak perlu intervensi
bedah maka dilanjutkan dengan survei sekunder. Survei sekunder adalah
pemeriksaan Kembali dari kepala higga kaki, dan pengujian diagnostic.
11. apa arti sensation was intact
What is abnormal sensation?
Abnormal sensation is when you feel tingling, prickling or numbness anywhere on your
body. It tends to be more common in the fingers, hands, feet, arms or legs. Abnormal
sensation is usually short term caused by pressure on a nerve. However sometimes it
can be a chronic problem (long term)
Ketika kita merasakan kesemutan, tertusuk-tusuk atau mati rasa di mana saja bagian
tubuh anda. Umumnya di jari, tangan, kaki, dan lengan. Sensasi abnormal bersifat
jangka pendek yang disebabkan oleh tekanan pada syaraf. Namun terkadang bisa
kronis (jangka Panjang)

What is normal sensation?


Sensation is a feeling, normal sensation is when you recognise a feeling and perceive it
as normal, it results from the body’s sensory nerves. As the body collects information
about sensory information from our environment it sends these messages to the brain
where they are processed and we discover sensations.
Adalah perasaan, sensasi normal adalah ketika Anda mengenali perasaan dan
menganggapnya normal, itu dihasilkan dari saraf sensorik tubuh. Saat tubuh
mengumpulkan informasi tentang informasi sensorik dari lingkungan kita, ia
mengirimkan pesan-pesan ini ke otak di mana mereka diproses dan kita
menemukan sensasi
12. kalau periksa pulse, apa harus dibandingin kanan & kiri?
Ya harus, karena untuk mengetahui pulsenya itu normal atau tidak. Jika di salah satu
bagian tangan memiliki ketidakseimbangan pulse, ada yang tinggi atau rendah, maka
bisa mengindikasikan suatu penyakit, seperti stroke, diabetes, jantung, dll
DD unequal pulses:
➢ Aneurisma Aorta
➢ Diseksi Aorta
➢ Stenosis isthmus aorta (lengan & kaki)
➢ Stenosis aorta
➢ Aterosklerosis
➢ Koarktasio aorta
➢ Sindrom kompartemen
➢ hemiplegia
➢ Duktus arteriosus paten
➢ Stenosis batang brakiosefalika
➢ Sindrom Pencurian Subklavia
➢ Kelainan/stenosis arteri subklavia
➢ Sipilis
➢ Arteritis Takayasu (penyakit tanpa nadi )
➢ Aneurisma aorta toraks
➢ Sindrom Outlet Toraks
➢ Vaskulitis

Sama juga dengan Blood pressure, dimana jika tekanan darah di salah satu tangan
lebih tingg atau kurang 10 mmHg maka bisa mengindikasikan bahwa adanya tanda
penyumbatan pada artei lengan, diabetes, atau masalah Kesehatan yang lain.

13. perbedaan dislokasi tulang & sendi

Fractures are breaks or cracks in the bone(s), while dislocations are when a bone moves
out of place from its usual connecting joint. Both fractures and dislocations can be very
painful, but the symptoms you experience will help determine which injury you may
have.

Symptoms of Fractures
➢ Sudden pain
➢ Difficulty using or moving the injured area or nearby joints
➢ Inability to bear weight
➢ Swelling
➢ Noticeable deformity
➢ Warmth, bruising, or redness
Symptoms of Dislocation
➢ Noticeable deformity
➢ Joint appearing out of place
➢ Swelling or discoloration around area
➢ Intense pain
➢ Inability to move the joint
Dislokasi tulang adalah fracture yang terjadi pada ujung tulang dan sendi yang membuat
dislokasi juga, ini disebut fracture-dislocation
Sedangkan dislokasi sendi dimna ujung tulang kita terpaksa keluar dari posisi normal.
Dan ini bisa menyebabkan perubahan bentuk sementara dan bisa juga sendi tidak bisa
digerakkan. Terjadi bisa karena terjatuh, dll.

14. fungsi x-ray pada kasus fraktur


no 6 dan 15
- letak fraktur
- jenis fraktur
- melibatkan sendi atau tidak
- stabil atau tidak
- bentuk dari fraktur
- menyesuaikan treatment terhadap fracture
15. radiograph modality pada bones & tissue injury
• X-Rays
Pmeriksaan ini dilakukan biasanya yang pertama. Digunakan untuk mendeteksi
adanya kelainan pada tulang dan digunakan untuk mengevaluasi area tulang
yang nyeri, cacat, atau dicurigai. X-ray sering mendiagnisis patah tulang, tumor,
cedera, infeksi, dan kelainan bentuk. Kdang juga x-ray dapat menentukan jenis
radang sendi tertentu (missal rheumathoid arthritis)
X-ray tidak menunjukkan jaringan lunak seperti otot, ligament, saraf, dll.
• Bone Scanning
Pemindaian tulang (sejenis pemindaian radionuklida ) adalah prosedur
pencitraan yang kadang-kadang digunakan untuk mendiagnosis fraktur, terutama
jika tes lain, seperti rontgen polos dan computed tomography (CT) atau magnetic
resonance imaging (MRI), tidak mengungkapkan fraktur. Pemindaian tulang
melibatkan penggunaan zat radioaktif (pirofosfat berlabel technetium-99m) yang
diserap oleh setiap tulang yang sedang menyembuhkan. Prosedur ini juga dapat
dilakukan bila dicurigai adanya infeksi tulang atau tumor yang menyebar dari
kanker di tempat lain di tubuh. Meskipun pemindaian tulang mungkin
menunjukkan masalah pada tulang, itu mungkin tidak menunjukkan apakah
masalahnya adalah patah tulang, tumor, atau infeksi. Zat radioaktif diberikan
melalui pembuluh darah (intravena) dan dideteksi oleh alat pemindai tulang,
yang menghasilkan gambar tulang yang dapat dilihat di layar komputer.
• Computed Tomography (CT) and Magnetic Resonance Imaging (MRI)
memberikan lebih banyak detail daripada sinar-x konvensional dan dapat
dilakukan untuk menentukan tingkat dan lokasi kerusakan yang tepat. Tes ini
juga dapat digunakan untuk mendeteksi patah tulang yang tidak terlihat pada
sinar-x.
MRI sangat berharga untuk pencitraan otot, ligamen, dan tendon. MRI dapat
digunakan jika penyebab nyeri dianggap sebagai masalah jaringan lunak yang
parah
CT berguna jika MRI tidak direkomendasikan atau tidak tersedia. CT
memaparkan orang pada radiasi pengion CT gambar tulang terbaik. Namun, MRI
lebih baik daripada CT untuk pencitraan beberapa kelainan tulang, seperti patah
tulang kecil pinggul dan panggul. Jumlah waktu yang dihabiskan seseorang
untuk menjalani CT jauh lebih sedikit daripada untuk MRI. MRI lebih mahal
daripada CT dan, dengan pengecualian ketika unit sisi terbuka digunakan,
banyak orang merasa sesak di dalam unit MRI.
• Dual-energy x-ray absorptiometry (DXA)
Cara paling akurat untuk mengevaluasi kepadatan tulang, yang diperlukan saat
menyaring atau mendiagnosis osteopenia atau osteoporosis , adalah dengan
dual-energy x-ray absorptiometry (DXA). DXA juga digunakan untuk
memprediksi risiko patah tulang seseorang dan dapat berguna untuk memantau
respons terhadap pengobatan juga. Tes ini cepat dan tidak menyakitkan dan
melibatkan sangat sedikit radiasi.
• Ultrasonography
Ultrasonografi sedang digunakan lebih dan lebih sering untuk mengidentifikasi
peradangan di dalam dan sekitar sendi dan robekan atau radang tendon.
Ultrasonografi juga digunakan sebagai panduan ketika jarum perlu dimasukkan
ke dalam sendi (misalnya, untuk menyuntikkan obat atau mengeluarkan cairan
sendi). Sebagai alternatif untuk computed tomography (CT) dan magnetic
resonance imaging (MRI), ultrasonografi lebih murah dan, tidak seperti CT, tidak
melibatkan paparan radiasi.

16. perbedaan fraktur pada anak & orang dewasa


Fraktur pada anak berbeda dengan orang dewasa karena adanya special features yang
dimiliki oleh anak-anak. Tulang pada anak-anak memiliki perbedaan baik struktur,
fisiologi, maupun biomekanik tulang yang menyebabkan pada anak-anak memiliki pola
fraktur berbeda jika mengalami trauma. Tulang pada anak merupakan tulang immature.

Anatomi tulang pada anak-anak terdapat lempeng epifisis yang merupakan Growth
plate, sedangkan pada orang dewasa tidak. Plate ini lunak dan relatif lemah sehingga
cedera yang menyebabkan keseleo pada orang dewasa sebenarnya menyebabkan
patah tulang pada anak.

Selain itu, Periosteum pada anak-anak lebih tebal, lebih mudah terlepas dari diafisis dan
metafisis tulang serta memiliki potensi osteogenik yang besar dibanding dengan
periosteum pada orang dewasa, sehingga menghasilkan kalus yang cepat dan lebih
besar dari pada orang dewasa. Periosteum juga memungkinkan tulang anak kecil
menjadi lebih fleksibel.

Mineralisasi tulang pada anak-anak belum terjadi dengan sempurna dan struktur
tulangnya memiliki saluran vaskular lebih banyak bila dibandingkan pada orang dewasa.
Kondisi ini menyebabkan modulus of elasticity yang rendah. Ketika diberikan tekanan
atau beban pada daerah tertentu di tulang maka akan terjadi strain, berbeda pada tulang
dewasa yang akan terjadi stress.

Pada anak-anak sering dijumpai fraktur greenstick, fraktur buckle (torus) yang
disebabkan karena adanya kompresi. Penyembuhan fraktur pada anak-anak biasanya
cepat dan jarang terjadi non-union karena tulangnya lebih fleksibel dibandingkan orang
dewasa. Sebagian besar fraktur pada anak-anak sembuh melalui secondary fracture
healing, penyembuhan terjadi tanpa rigid immobilization dan melibatkan peran osifikasi
intramembran dan endokondral.

Fraktur menyebabkan terjadinya cellular injury dan hematoma, yang kemudian memicu
platelet menghasilkan transforming growth factor β, yang kemudian memicu terjadinya
proliferasi. Stem sel kemudian menghasilkan bone morphogenetic protein yang akan
terjadi differensiasi selular.

Selama fase ke-2 penyembuhan fraktur pada anak-anak, terjadi angiogenesis. Pada
tahap ini, penyembuhan tulang yang terjadi difasilitasi oleh adanya periosteum yang
kaya akan vaskularisasi. Selain itu periosteum juga berkontribusi terhadap
penyembuhan dengan terjadinya ossifikasi membran pada hari ke-10 sampai hari ke-14.
Angiogenesis yang disertai dengan pembentukan callus. Periostem merupakan struktur
penting dalam proses penyembuhan tulang dan harus dipertahankan sebaik mungkin
ketika terjadi fraktur. Fraktur dengan segmen yang besar akan memungkinkan terjadi
regenerasi dan remodel selama periosteum tetap intak.

Kesimpulan :
• Tulang anak-anak relatif elastik
• Periosteum tulang yang tebal
• Korteks metafisis yang relatif berporus
• Growth plate yang lemah
• Tulang yang relatif lemah dibandingkan tendon
• Adanya kemampuan penyembuhan yang cepat

17. treatment yang bisa dilakukan terutama untuk children


• Belat atau gips. Ini melumpuhkan area yang cedera untuk menjaga tulang tetap
sejajar. Ini melindungi area yang terluka dari gerakan atau penggunaan saat
tulang sembuh.
• Obat-obatan. Ini mungkin diperlukan untuk mengontrol rasa sakit.
• Tracktion. Ini adalah penggunaan tindakan menarik yang stabil untuk
meregangkan bagian tubuh tertentu ke arah tertentu. Traksi sering
menggunakan katrol, tali, pemberat, dan bingkai logam yang dipasang di atas
atau di atas tempat tidur. Tujuan traksi adalah untuk meregangkan otot dan
tendon di sekitar tulang yang patah. Ini membantu ujung tulang untuk
menyelaraskan dan menyembuhkan.
• Pembedahan. Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengembalikan jenis
tulang yang patah ke tempatnya. Kadang-kadang perangkat fiksasi internal
(batang atau pin logam yang terletak di dalam tulang) atau perangkat fiksasi
eksternal (batang atau pin logam yang terletak di luar tubuh) digunakan untuk
menahan fragmen tulang di tempatnya saat mereka sembuh.

• Boot
A broken ankle, foot, or leg may be stabilized with an Aircast® boot. The Aircast
boot immobilizes the foot and ankle but can be removed for bathing or icing
under certain circumstances. Depending on the severity of the break and stage
of healing, it may be OK to remove the boot for short periods for icing or bathing.

• Casts
Casts are stronger than splints and provide more protection to the injured area.
Casts have two layers: a soft inside layer that rests against the skin and a hard,
outer layer that protects the injured bone and prevents movement while the bone
heals. The type of cast used will depend on the type of fracture.

18. komplikasi yg bisa terjadi


Early complications
- Life-threatening complications
o Ini termasuk kerusakan vaskular seperti gangguan pada
arteri femoralis atau cabang utamanya oleh fraktur femur,
atau kerusakan arteri panggul oleh fraktur panggul.
o Pasien dengan fraktur tulang rusuk multipel dapat
mengalami pneumotoraks, flail chest, dan gangguan
pernapasan.
o Fraktur pinggul, terutama pada pasien usia lanjut,
menyebabkan hilangnya mobilitas yang dapat
menyebabkan pneumonia, penyakit tromboemboli, atau
rhabdomyolisis.
- Local
o Cedera pembuluh darah.
o Cedera visceral menyebabkan kerusakan pada struktur
seperti otak, paru-paru atau kandung kemih.
o Kerusakan pada jaringan, saraf atau kulit di sekitarnya.
o hematrosis.
o Sindrom kompartemen (atau iskemia Volkmann).
o Infeksi Luka - lebih sering terjadi pada fraktur terbuka.
o Lepuh fraktur
- Systemic
o Emboli lemak.
o Terkejut.
o Tromboemboli (pulmonal atau vena).
o Eksaserbasi penyakit yang mendasari seperti diabetes
atau penyakit arteri koroner (CAD).
o Pneumonia .

19. followup, yg diliat apa


The timetable for follow-up visits varies, depending on the nature of the injury. All
patients must be monitored closely for potential complications (see Complications). At
the time of discharge after the initial care of the fracture, the patient should be made
aware of all the follow-up requirements specified by the treating physician.
Yang kita lihat adalah:
o warna
o movement
o sensation
o pain scoring
o swelling/pembengkakan
o pulse and blood pressure
o temperature
20. edukasi untuk pasien
edukasi pasien fraktur:
- memberikan motivasi untuk pasien berlatih otot-ototnya
- ajarkan pasien melatih pergerakan ekstrimitas, Gerakan semua
persendian yang tidak terikat oleh plaster
- pasien diberi pengetahuan cara untuk mencegah fraktur yaitu
dengan adjunctive therapy seperti mempertahankan nutrisi (vit D
dan kalsium)
- berhenti merokok dan mengurangi alcohol
- jangan memaksakan tulang atau otot
21. stiffness pada kasus muncul bagaimana fisiologinya
The term ‘stiffness’ covers a variety of limitations. We
consider three types of stiffness in particular:
(1) all movements absent;
(2) all movements limited;
(3) one or two movements limited

All movements absent Surprisingly, although movement is completely blocked, the


patient may retain such good function that the restriction goes unnoticed until the joint is
examined. Surgical fusion is called ‘arthrodesis’; pathological fusion is called ‘ankylosis’.
Acute suppurative arthritis typically ends in bony ankylosis; tuberculous arthritis heals by
fibrosis and causes fibrous ankylosis – not strictly a ‘fusion’ because there may still be a
small jog of movement.

All movements limited After severe injury, movement may be limited as a result of
oedema and bruising. Later, adhesions and loss of muscle extensibility may perpetuate
the stiffness. With active inflammation all movements are restricted and painful and the
joint is said to be ‘irritable’. In acute arthritis spasm may prevent all but a few degrees of
movement. In osteoarthritis the capsule fibroses and movements become increasingly
restricted, but pain occurs only at the extremes of motion.

Some movements limited When one particular movement suddenly becomes blocked,
the cause is usually mechanical. Thus a torn and displaced meniscus may prevent
extension of the knee but not flexion. Bone deformity may alter the arc of movement,
such that it is limited in one direction (loss of abduction in coxa vara is an example) but
movement in the opposite direction is full or even increased.
22. what is lump, apa yg nyebabin terjadinya lump & munculnya pada pasien yg seperti apa
a compact mass of substance, especially one without a definite or regular shape.

Skin lumps are any areas of abnormally raised skin. The lumps may be hard and rigid, or
soft and moveable. Swelling from injury is one common form of skin lump.
Most skin lumps are benign, meaning they’re not cancerous. Skin lumps are generally
not dangerous, and usually don’t interfere with your everyday life. Talk to your
healthcare provider or dermatologist if you’re worried about any abnormal growths on
your skin.

Common types and causes of skin lumps include:

➢ trauma
biasanya gumpalan ini dibilang goose egg. Swelling yang menyebabkan lump
karena traumatic event muncul secara tiba-tiba setelah beberapa hari
➢ acne
➢ moles
➢ warts
➢ pockets of infection, such as abscesses and boils
➢ cancerous growths
➢ cysts
adalah area tertutup jaringan kulit yang terbentuk di bawah lapisan terluar kulit.
Kista biasanya berisi cairan.

Isi kista mungkin tetap berada di bawah kulit atau pecah keluar dari kista. Kista
paling sering lunak dan dapat digerakkan, tidak seperti kutil atau jagung yang
keras. Kebanyakan kista tidak bersifat kanker. Kista biasanya tidak menimbulkan
rasa sakit, kecuali jika terinfeksi.
➢ corns
➢ allergic reactions, including hives
➢ swollen lymph nodes
Kelenjar getah bening mengandung sel darah putih yang membantu melawan
infeksi. Kelenjar di bawah lengan dan di leher Anda mungkin sementara menjadi
keras dan kental jika Anda menderita pilek atau infeksi. Kelenjar getah bening
Anda akan kembali ke ukuran normal saat penyakit Anda berjalan dengan
sendirinya. Jika mereka tetap bengkak atau membesar, Anda harus
berkonsultasi
➢ childhood illnesses, like chicken pox
BONY LUMPS
Terjadi karena adaperkembangan yang salah, cedera, peradangan atau tumor. Walaupun x-ray
sangat penting, gambaran klinis dapat sangat informatif.
Size
Ukuran benjolan yang menempel pada tulang atau benjolan uang semakin besar, hamper
selalu merupakan tumor.
Site
Benjolan yang dekat dengan sendi biasanya tumor yang benign or malignant. Benjolan di poros
mungkin fraktur kaluss, radang tulang baru atau tumor.
Margin
Margin tumor jinak memiliki batas yang jelas. Tumor gansa, benjolan inflamasi dan kalus
memiliki tepi yang tidak jelas.
Consistensy
Tumor jinak terasa keras seperti tulang. Tumor ganas sering memeberi kesan bahwa mereka
bisa menjadi indentasi.
Tenderness
Benjolan karena peradangan aktif, baru-baru ini kalus atau sarcoma yang tumbuh cepat terasa
lunak.
Multiplicity
Beberapa benjolan tulang jarang terjadi. Mereka terjadi pada eksostosis multiple herediter dan
dalam penyakit Ollier

Anda mungkin juga menyukai