Anda di halaman 1dari 38

FISIOLOGIS TULANG DALAM

HUBUNGANNYA DENGAN
GANGGUAN KEPADATAN TULANG

Afifah Nur Utami (102013448)


Email : utami.afifah@gmail.com
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. (021) 56942061
Pendahuluan
Seorang laki-laki berumur 60 tahun melakukan tes
kepadatan massa tulang. Hasilnya mengindikasikan
osteoporosis.
Istilah
Osteoporosis (keropos tulang)
suatu penyakit tulang, ditandai dengan adanya
penurunan massa tulang & perubahan struktur
pada jaringan mikroarsitektur tulang.
Menyebabkan kerentanan tulang meningkat
disertai kecenderungan terjadinya fraktur.
Fisiologis Tulang
Terbagi dua:
Kortikal (70%-80%)
Trabekular (20%-30%)

Keadaan normal:
25% volume tulang anatomi, spesifik sbg jaringan tulang
75% sumsum tulang (bone marrow) dan lemak

Jaringan tulang spesifik:


60% mineral tulang
40% jaringan organik
Fisiologis Tulang
Metabolisme tulang terdiri dari komposisi esensial, yaitu
garam kalsium&fosfat.

1000 gram kalsium dalam tubuh:


9 gram di jaringan lunak
1 gram di jaringan selular
Sisanya di jaringan tulang

Aktivitas sel-sel tulang (resorpsi & pembentukan)


dikendalikan oleh faktor sistemik, yaitu vit.D; hormon
parathyroid (PTH); kalsitonin; insulin; estrogen/androgen;
hormon pertumbuhan; & hormon thyroid
Anatomi Tulang
Columna Vertebralis
Merupakan pilar utama tubuh.

Menyanggah cranium, gelang


bahu, ekstremitas superior, &
dinding thoraks.

Melalui gelang panggul


meneruskan berat badan ke
ekstremitas inferior.
Columna Vertebralis
Di rongganya terletak medula
spinalis, radix nervi spinals, &
lapisan penutup meningen
(dilindungi columna vertebralis).

Komposisi:
7 vertebra cervicales
12 vertebra thoracicus
5 vertebra lumbalis
5 vertebra sacralis (bersatu
membentuk os sacrum)
4 vertebra coccygis
Columna Vertebralis
Struktur columna fleksibel
karena bersegmen-segmen.

Tersusun atas vertebrae, sendi-


sendi, & bantalan fibrocartilago.

Bantalan ini disebut juga discus


intervertebralis. Membentuk
kira-kira seperempat panjang
columna.
Columna Vertebralis
Vertebra tipikal:

Corpus bulat di anterior & arcus


vertebrae di posterior.

Melingkupi ruang disebut foramen


vertebralis (dilalui oleh medulla
spinalis dan bungkus-bungkusnya).
Columna Vertebralis
Arcus vertebrae:

Sepasang pediculus berbentuk


silinder (membentuk sisi-sisi arcus).

Sepasang lamina gepeng


(melengkapi arcus dari posterior).

Ada 7 processus yaitu: 1 processus


spinosus, 2 processus transversus,
dan 4 processus articularis.
Columna Vertebralis
Processus spinosus / spina,
menonjol ke posterior dari
pertemuan kedua laminae.

Processus transversus
menonjol ke lateral dari
pertemuan lamina & pediculus.

Processus spinosus &


transversus, sbg pengungkit
dan menjadi tempat melekatnya
otot & ligamentum
Columna Vertebralis
Processus articularis superior:
2 processus articularis superior
2 processus articularis inferior.

Menonjol dari pertemuan lamina


& pediculus. Facies articularis-
nya diliputi cartilago hyaline.

Kedua processus articularis


superior bersendi dgn kedua
processus articularis inferior dari
arcus yang ada di atasnya
membentuk sendi sinovial.
Columna Vertebralis
Lekuk pediculus: incisura vertebralis
superior & inferior.

Di tiap sisi, incisura vertebralis


superior sebuah vertebra & incisura
vertebralis inferior vertebra atasnya,
membentuk foramen intervertebrale.

Berartikulasi, berfungsi sbg tempat


lewat nervi spinals & pemb darah.

Radix anterior&posterior n. spinalis


bergabung di dalam foramina ini, dgn
pembungkusnya membentuk saraf
spinalis segmentalis.
Tulang Secara Mikro
Terdapat 3 jenis sel, yaitu:

Osteoblas

Osteosit

Osteoklas
Osteoblas
Bertanggung jawab atas sintesis komponen organik matriks
tulang (kolagen tipe I, proteoglikan, dan glikoprotein).

Deposisi komponen anorganik dari tulang juga bergantung


pada adanya osteoblas aktif.

Hanya terdapat pada permukaan tulang, & letaknya


bersebelahan, mirip epitel selapis.

Bila osteoblas aktif menyintesis matriks, osteoblas memiliki


bentuk kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik.

Bila aktivitas sintesisnya menurun, sel tersebut menjadi gepeng


dan sifat basofilik pada sitoplasmanya akan berkurang.
Osteoblas
Beberapa secara berangsur dikelilingi matriks yang baru
terbentuk & menjadi osteosit. Selama proses, terbentuk
rongga disebut lakuna (dihuni osteosit beserta juluran-
julurannya & sedikit matriks ekstrasel yg tidak mengapur)
Osteosit
Berasal dari osteoblas.

Terletak di dalam lakuna, di antara lamela-lamela matriks.

Hanya ada satu osteosit dalam satu lakuna.

Dibandingkan dengan osteoblas, osteosit (gepeng dan


berbentuk kenari) memiliki sedikit retikulum endoplasma
kasar dan kompleks golgi serta kromatin inti yang lebih
padat.
Osteosit
Sel-sel ini secara aktif terlibat untuk mempertahankan
matriks tulang, dan kematiannya diikuti oleh resorpsi
matriks tersebut.
Osteoklas
Sel motil bercabang yang sangat besar.

Bagian badan sel yang melebar mengandung 5 sampai


50 inti (atau lebih).

Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas


terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja
enzim pada matriks, yang dikenal sebagai lakuna
Howship.

Osteoklas berasal dari penggabungan sel-sel sumsung


tulang.
Osteoklas
Pada osteoklas aktif, matriks tulang yg menghadap
permukaan terlipat secara tak teratur, seringkali berupa
tonjolan yg terbagi lagi, membentuk batas
bergelombang.

Dikelilingi oleh zona sitoplasma (zona terang) yg tidak


mengandung organel, namun kaya akan filament aktin.

Zona ini adalah tempat adhesi osteoklas pada matriks


tulang dan menciptakan lingkungan mikro tempat
terjadinya resorpsi tulang.
Matriks Tulang
Berat keringnya 50% terdiri dari bahan anorganik.

Terdapat kalsium, fosfor, bikarbonat, sitrat, magnesium,


kalium, dan natrium.

Bahan organik di dalamnya: kolagen tipe I dan substansi


dasar, mengandung agregat proteoglikan dan beberapa
glikoprotein struktural spesifik.

Glikoprotein tulang bertanggung jawab atas kelancaran


kalsifikasi matriks tulang.
Matriks Tulang
Kandungan kolagennya tinggi, maka yang terdekalsifikasi
terikat kuat dengan pewarna serat kolagen.

Gabungan mineral dengan serat kolagen memberikan


sifat keras dan ketahanan pada jaringan tulang. Setelah
tulang mengalami dekalsifikasi, bentuknya tetap terjaga,
namun menjadi fleksibel mirip tendon.
Pembentukan Tulang
Jenis sel utama yang berperan:
osteoklas (resorpsi)
osteoblas (pengendapan tulang)

Osteosit berasal dari osteoblas; tampaknya ikut serta


dalam pemeliharaan matriks tulang.

Osteoklas; sel multinukleus berasal dari sel tunas


hematopoietic pluripoten. Memiliki domain membran
apikal, & memperlihatkan tepi bergelombang yang
berperan utama dalam penyerapan tulang.
Osifikasi Intramembran
Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim
menjadi jaringan tulang

Pada proses perkembangan hewan vertebrata terdapat


tiga lapisan lembaga: ektoderm, mesoderm, & endoderm.

Di lapisan mesoderm terdapat mesenkim, yg berkembang


menjadi jaringan ikat dan darah.

Contoh: tulang tengkorak (pipih) berasal langsung dari


sel-sel mesenkim melalui proses ini.
Osifikasi Endokondral
Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel
mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago
(jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang.

Bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian besar


tulang manusia.

Sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul


dibagian tengah tulang rawan (center osifikasi). Osteoblas
berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa) & tertanam
dengan kuat pada matriks tulang.
Osifikasi Endokondral
Pembuluh darah menembus perichondrium di bagian
tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel
perichondrium berubah menjadi osteoblas & membentuk
suatu lapisan tulang kompakta.

Perichondrium berubah menjadi periosteum.

Bersamaan, sel-sel tulang rawan di bagian dalam daerah


diafisis (pusat osifikasi primer) membesar kemudian
pecah.

Terjadi kenaikan pH (menjadi basa), akibatnya zat kapur


didepositkan.
Osifikasi Endokondral
Dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel
tulang rawan, menyebabkan kematian pada sel-sel ini.
Osifikasi Endokondral
Kemudian terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi)
dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur)
bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini.

Terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.

Tahap selanjutnya pembuluh darah memasuki daerah


epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder.
Terbentuklah tulang spongiosa.

Masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise. Berperan


penting dalam pergerakan sendi. Satu tulang rawan di antara
epifise dan diafise disebut cakram epifise.
Osifikasi Endokondral
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram
epifise terus-menerus membelah kemudian hancur.
Tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise.

Tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan


tumbuh memanjang.

Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang


didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas.
Osifikasi Endokondral
Rongga sumsum membesar, dan saat yang bersamaan
osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan
tulang baru di daerah permukaan.
Vitamin D
Punya kontribusi penting di proses remodelling tulang.

Vitamin D (hormon) berinteraksi dgn organ ginjal &


gastrointestinal. Terjadi homeostatis kalsium dan fosfat.

Terjadinya gangguan (baik insufisiensi maupun defisiensi


vitamin D), akan terjadi gangguan remodelling tulang.

Progresivitas kehilangan massa tulang, akan menjadi


ancaman fraktur.
Vitamin D
Insufisiensi/ defisiensi vitamin D merupakan indikasi untuk
pemberian suplement vitamin D, minimal 400 Iu dalam
sehari.

Walaupun demikian, sebaiknya dilakukan terapi


kombinasi dengan preparat obat lain yang mempengaruhi
remodelling tulang.
Kesimpulan
Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang paling
sering dijumpai, dan sering menyerang tulang belakang
(columna vertebralis).

Columna vertebralis merupakan pilar utama tubuh, dan


berfungsi menyanggah cranium, gelang bahu, ekstremitas
superior, dan dinding thorax serta melalui gelang panggul
meneruskan berat badan ke ekstremitas inferior.
Kesimpulan
Sementara itu, tulang membutuhkan asupan salah
satunya adalah Vitamin D yang dapat membantu
remodelling tulang.

Ketika vitamin D dalam tubuh kurang, maka secara tidak


langsung akan menghambat proses remodelling.

Dan apabila proses tersebut terhambat, menyebabkan


pengeroposan tulang. Sehingga menyebabkan tulang
rapuh dan mudah patah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai