Anda di halaman 1dari 11

Compounding and

Dispencing

Apt. Ilham Arif, M. Farm


SKRINING RESEP

Frisca Devi Fauzi


201030700225
07FKKPP003
Skrining Resep

Skrining Resep atau biasa dikenal dengan Pengkajian Resep merupakan kegiatan apoteker
dalam mengkaji sebuah resep yang meliputi pengkajian administrasi, farmasetik dan klinis sebelum
resep diracik.
Salah satu tujuan diberlakukannya pengkajian resep adalah untuk memastikan keamanan
dan kualitas obat yang akan diberikan pada pasien. Sehingga, dapat meminimalisir salah pemberian
jenis obat atau dosis obat kepada pasien. Sebab, bila terjadi kesalahan pemberian obat, maka dapat
berdampak fatal bagi kesehatan pasien bersangkutan.
Skrining Resep

Terdapat beberapa tahapan untuk melakukan pengkajian resep yang meliputi kajian administratif, kajian
kesesuaian farmasetik, dan kajian pertimbangan klinis.
• Kajian administratif dilakukan dengan melakukan pengecekan pada data-data pribadi milik pasien,
diantaranya adalah nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan. Data dokter penulis resep, meliputi
nama, nomor SIP, alamat, nomor telepon, dan tanda tangan juga perlu dilakukan pengecekan.
• Kajian kesesuaian farmasetik yang dimaksud adalah mengkaji jenis obat yang akan diberikan pada
pasien. Kamu dapat melakukan pengkajian pada bentuk dan daya tahan dari obat tersebut, tingkat
kestabilan obat atau sediaan, serta tingkat ketercampuran obat.
• Kajian pertimbangan klinis yang dimaksud adalah apoteker perlu mengkaji ketepatan dosis obat yang
diberikan, cara penggunaan obat pada pasien, efek samping penggunaan obat, dan juga kontra indikasi.
A.Skrining Resep Administratif

No. Uraian Pada Resep


Ada Tidak ada
1. Nama Dokter √
2. SIP Dokter √
3. Alamat dokter √
4. Tanggal penulisan resep √
5. Paraf / tanda tangan dokter √
6. Nama pasien √
7. Alamat pasien √
8. Umur pasien √
9. Jenis kelamin pasien √
10. Berat badan pasien √
Lanjutan

No. Uraian Pada resep Kesimpulan :


Ada Tidak ada Resep tersebut belum lengkap karena tidak
mencantumkan informasi tentang SIP Dokter,
1. Nama obat √ Paraf Dokter, Alamat Dokter, Berat Badan
2. Bentuk √ Pasien.
3. Kekuatan sediaan √
4. Dosis √
5. Jumlah obat √
6. Stabilitas √
7. Aturan dan cara pakai √
B. Skrining farmasetik
No. Obat Indikator Uraian
1. FeSO4 Zat aktif Suplemen zat besi
Bentuk sediaan Tablet
Kekuatan sediaan -
Dosis dan aturan pakai Diteteskan ditelinga kanan
Stabilitas Simpan di tempat kering dan
sejuk
2. Ascorbic acid Zat aktif Vitamin C
Bentuk sediaan Tablet
Kekuatan sediaan 500mg
Dosis dan aturan pakai 1x sehari sehabis makan
Stabilitas Simpan di tempat kering dan
sejuk
Kesesuaian farmasetis Sesuai / tidak sesuai

Bentuk sediaan Sesuai

Stabilitas Sesuai

Inkompatibilitas Sesuai

Cara pemberian Sesuai

Jumlah dan aturan pakai sesuai


c. Skrining Klinis
1. Kajian aspek terkait ketepatan indikasi obat
Nama obat Ketepatan indikasi ket

FeSO4 (suplemen zat besi) Tepat Untuk mencegah dan mengatasi


anemia defisiensi besi.
Ascorbic acid (vit c) Tepat Sebagai vitamin untuk daya tahan
tubuh

2. Kajian aspek klinis terkait kesesuaian dosis, durasi dan frekuensi pemberian

Obat Dosis dalam resep Dosis dalam literatur Kesesuaian dosis


FeSO4 (suplemen zat Diteteskan ditelinga 1 Tablet 200 mg per hari, Dosis resep tidak
besi) kanan 1 Tablet 200 mg 2-3 kali sesuai dengan dosis
sehari. (BPOM) literatur
Ascorbic acid (vit c) 1x sehari sehabis makan Dewasa : Dosis resep sesuai
1 kali sehari1 tablet dengan dosis
50mg. (ISO Vol 50) literatur
3. Kajian aspek klinis terkait interaksi obat
No. Aspek klinis Ada Tidak ada Uraian
1. Alergi √
2. Kontraindikasi √
3. Interaksi √
4. Duplikasi pengobatan √
5. Efek samping √
6. ROTD √
7. Interaksi obat yang beresiko √

Kesimpulan : Tidak ada interaksi antar obat dalam resep


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai