10040020188
UAS Hukum Kesehatan
Kelas A
1. Jika seorang dokter yang merupakan pegawai tetap di suatu rumah sakit
melakukan kelalaian sehingga menyebabkan pasien bertambah parah sakitnya,
maka rumah sakit bertanggung jawab kepada pasien atas tindakan dokter tersebut.
Pertanggungjawaban rumah sakit dalam hal ini didasarkan pada Pasal 1365
KUHPerdata yang menyatakan bahwa setiap orang yang dengan melanggar
hukum mengakibatkan kerugian pada orang lain, wajib menanggung kerugian
tersebut
2. Rekam medis merupakan dokumen medis yang di dalamnya berisi informasi data
atau identitas pasien , riwayat penyakit atau riwayat Kesehatan , hasil dari
pemeriksaan , Tindakan medis , diagnosa pasien dan hasil pengobatan yang telah
diberi oleh dokter atau tenaga Kesehatan lainnya.
Dokter dapat disusun: Dokter yang tidak membuat rekam medis dapat disusun
oleh pihak keluarga pasien atau pihak lain yang mengalami kerugian atau
kecelakaan karena kesalahan dokter
Dokter dapat diberi sanksi: Dokter yang tidak membuat rekam medis dapat diberi
sanksi oleh pihak keluarga pasien atau pihak lain yang mengalami kerugian atau
kecelakaan karena kesalahan dokter
Rumah sakit dapat disangkakan: Rumah sakit yang tidak memastikan dokter
membuat rekam medis dapat disangkakan bersama dokter dalam kasus medical
malpractice
3. Medical malpractice atau malpraktik medik adalah tindakan medis yang dilakukan
oleh dokter atau tenaga medis lainnya yang tidak sesuai dengan standar medis
yang berlaku dan menyebabkan kerugian atau bahkan kematian pada pasien.
- Pasien: Pasien adalah individu yang menerima pengobatan atau perawatan dari
dokter yang melakukan medical malpractice, dan mengalami kerugian atau
kecelakaan karena kesalahan dokter
- Rumah sakit : rumah sakit adalah institusi yang menyediakan fasilitas dan
perkhidmatan kesehatan, termasuk dokter, perawat, dan lainnya. Hospital
dapat disangkakan bersama dokter dalam kasus medical malpractice jika
hospital menyediakan fasilitas dan perkhidmatan yang tidak memenuhi standar
kesehatan
Pertanggungjawaban dokter yang telah melakukan medical malpractice adalah:
- Dokter dapat diberi sanksi: Dokter yang melakukan medical malpractice dapat
diberi sanksi oleh pihak keluarga pasien atau pihak lain yang mengalami
kerugian atau kecelakaan karena kesalahan dokter
4. Abortus provocatus medicinalis adalah aborsi yang dilakukan oleh dokter atau
tenaga medis lainnya dengan alasan medis yang dapat membahayakan kesehatan
fisik atau mental ibu atau janin yang dikandungnya. Sedangkan abortus
provocatus criminalis adalah aborsi yang dilakukan oleh orang yang tidak
memiliki kualifikasi medis atau dilakukan di luar alasan medis yang sah.
Perbandingan sanksi mengenai aborsi yang ditentukan dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan dengan sanksi yang ada di KUHP
adalah bahwa Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan
memperbolehkan aborsi dalam beberapa kondisi tertentu, sedangkan KUHP
mengatur aborsi sebagai tindakan pidana yang dapat dikenakan sanksi pidana bagi
pelakunya.