Catatan Kuliah TBA

PERTEMUAN I
KAMIS, 11 MARET 2010
TEORI BAHASA AUTOMATA (TBA)
Automata ≈ Automatic ≈ regulasi yang terjadi bukan dengan dasar kontrol.

TBA yaitu aktivitas yang mengatur teknik formalisasi tatabahasa (grammar) dengan
alat bantu mesin matematis.
Bahasa yaitu kumpulan kalimat (sentence) yang terintegrasi untuk membentuk satu
kesatuan makna.
* Fungsi bahasa yaitu sebagai alat komunikasi, dimana alat komunikasi ini diatur
oleh protocol. Protocol yaitu alat yang mengatur bagaimana cara berkomunikasi.
* Model bahasa yaitu berupa suara, gerakan, sandi, naluri (insting), dan lain-lain.
Kalimat yaitu kumpulan sejumlah kata (word) yang membentuk satu kesatuan arti.
Dimana kata (word) tersebut harus disusun berdasarkan grammar.
Kalimat → S + P | S + P + O | S + P + K | S + P + O + K |
Grammar : S + P + O1 + O2 + K1 + K2
Word yaitu kumpulan simbol-simbol yang membentuk kesatuan.

Simbol ≈ {huruf, angka, tanda khusus}
Programming Language Language Processing Apllication Language

Level : - H.L.L - Package
Trans
- M.L.L formasi Run - CAD
- L.L.L Automata Compiler
- Office
Type : - O.O.P - Program Aplikasi
- Structured
Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

Penjelasan:
Transformasi dapat didefenisikan tentang masalah instalasi yang berupa setting
konfigurasi di autoexec.bat dan config.sys.
Language Processing adalah tempat symbol table, error handle,dan library function.
Contoh : - H.L.L : Pascal, Cobol, Fortran, dan lain-lain.
- M.L.L : C / C++/ C#, Java, Ruby, Smaltak, Pypthon, dan lain-lain.
- L.L.L : Assembler dan Mesin.
Programming language membutuhkan editor:
• DOS : Edit / Edit / Si De Kick
• WIN : notepad
• LINUX : Vi
• Editor-editor bawaan bahasa.
Dalam automata terdapat :

* Grammar
* Parsing (mengurai string-string dalam buffer)
* Scanning (membaca data streaming ke dalam buffer)
Compiler (melalui dua tahapan)

I. Analisis
1. Leksikal (arti perkata)
2. Sintaks (tata tulis)
3. Semantik (makna susunan)
II. Sintesis
4. Intermidiate Code Generatox
5. Code Optimizer
6. Code Generatox (menghasilkan target yang berupa 0bj, MAP, IST)

Algoritma Parsing
Contoh : kata = abc
Baca (kata) maka : A[1] = a
For i:=1 to length (kata)
A[2] = b
A[i]:=kata[i]
A[3] = c
Length (kata) = 3
Misal: w = abcd
|w| = 4
Set of w = {a,b,c,d}
Power set of w = 24 = 16 = {a,b,c,d,ab,ac,ad,bc,bd,cd,abc,abd,bcd,acd,abcd,Φ}
Φ = {}→ empty string
|Φ| = 0
Prefix (w) = ∑ terhadap abcd Suffix (w) = ∑ terhadap abcd

(Left) a terhadap bcd (Right) d terhadap abc
(LTRIM) ab terhadap cd (RTRIH) cd terhadap ab
abc terhadap d bcd terhadap a
abcd terhadap ∑ abcd terhadap ∑
= {∑,a,ab,abc,abcd} = {∑,d,cd,bcd,abcd}
Infix (w) = ∑ antara a & bcd

∑ antara ab & cd
∑ antara abc & d
c antara a & d
c antara ab & d
bc antara a & d
= {∑,b,c,bc}
Proses :
Dalam proses tidak melibatkan empty string proper. Maka hasilnya adalah
Prefix (w) = {a,ab,abc}
Suffix (w) = {d,cd,bcd}

PERTEMUAN II
KAMIS, 18 MARET 2010
MANIPULASI STRING
Yang dimaksud dengan manipulasi string adalah

1. Pemotongan atau Siliting (prefix, suffix, infix
2. Concatenate (Penyambungan)
Notasi Set (Union, Intersection, Difference)
Contoh : w = Approach p(w) = 28 = 256

x = Licationalisme p(x) = 214 = 256 x 64 = 16384
|w| = 8 ; |x| = 14
Set of w = {a,p,r,o,c,h}= 6
Set of x = {l,i,c,a,t,o,n,s,m,e}= 10
|w| ≠ |set w| ; |x| ≠ |set x|
Maka,
Prefix (w) = {∑,a,ap,app,appr,appro,approa,approac,approach}= 9
Prefix (x) = {∑,l,li,lic,lica,licat,licati,locatio,lication,licationa,licational,
licationali,licationalis,licationalism,licationalisme}= 15
Suppose item set of w = App
Suppose item set of x = Lication
Concatenate (w,x) = Application
Set UNION ≈ gabungan ≈ {x | p(x)} ≡ {x | XЄA atau XЄB}

FINITE VS INFINITE
Himpunan semua wanita

S A ∧ B
A = {1,2,3,5,6,7,8}≈ inite
3 B = {3,4,5,6,7,9,10,11}
1 4
5 9 A ∨ B = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11}
2
6 10
8 A ∧ B = {3,5,6,7}
7 11
A – B = {1,2,8}
A–B B–A
S=A ∨ B B – A = {4,9,10,11}
Intersection ≈ irisan = { X | X Є A & X Є B }

Difference ≈ pengurang = { X | X Є A & X Є B } atau { X | X Є B & X Є A }
Cartesian product
Power set
WX = {AL,AI,AC,AA,AT,AO,AN,AS,AM,AE,PL,PI,PC,PA,PE,PO,PN,…} = 60
W ∨ X = {A,P,R,O,C,H,L,I,T,N,S,M,E} = 13
W ∧ X = {A,O,C} = 3
Jadi, disebut sebuah language dalam automata bila didalamnya ada aktivitas
penggunaan : - set (finite,infinite)
- manipulasi string
- closure
Finite ≈ apabila elemen-elemen set dalam batas hitungan

Infinite ≈ apabila elemen-elemen set tak dalam batas hitungan.

CLOSURE LANGUAGE
Notasi * ; + ; U ; L
~ ~
L* = ULi Kleene closure L+ = ULi Possitive closure
i=0 i=1
L* = L0U L1U L2U L3U … , UL2 = LULULLULLLU… UL2 ≡ LUL2

L+ = L1U L2U L3U L4U … , UL2 = LULLULLLULLLLU…
L1 L2 L3 L4… Ln
a+ = a . a*
+
a = {a, aa, aaa, aaaa,…} Bentuk PT :
and
Contoh : L0, L1, L2, L3

a* = {ε, a, aa, aaa, …}
Bentuk diagram transisi untuk input “aaa”

(State Transition Diagram) proses PT.
a w
Start 0 1 2
Find
state
0 1 0 1 0 1 0 1 2
a ∑ a ∑ a ∑ a ∑
Karena empty tidak mempengaruhi

transtruksi string, maka :
aaa ∴ input diterima

PERTEMUAN III
KAMIS, 1 APRIL 2010
CONTOH TRANSISI BAHASA OLEH AUTOMATA
Position = initial + rate * 60

Transformasi
I Lexical Analyzer
Id1:= id2 + id3 * 60
II Syntax Analizer
:=
Analisis
id1 +
Automata
id2 *
id3 60
III Semantic Analyzer IV Intermediate code generator

Temp1 := into real (60)
:= Temp2 := id3 * Temp1
Temp3 := id2 + Temp2
id1 + id1 := Temp3 Analisis
Automata
id2 into real code optimizer
id3 60 V Temp1 := id3 * 60.0

id1 := id2 + Temp1
VI Code generator
mov R2,id3 ≈ R2 id3

mov R2,id3
mul R2,60.0 ≈ R2 R2 * 60.0 muL R2,60.0
mov R1,id2 ≈ R1 id2 Didapat dari mov R1,R2
add R1,R2 ≈ R1 R1+R2 mov id1,R1 Target Program
mov id3,R1 ≈ id – R1

Penjelasan
Position = initial + rate * 60
Position adalah program yang di typing melalui Editor (Non Document)
Ciri – ciri non document : No page, No header, No footer, No footnote,
No foot variate.
Editor ( non document) berfungsi menghasilkan suatu file dengan ekstention

bergantung pada tipe kompiler yang akan digunakan.
I. Analisis Leksikal
Yaitu, analisis yang menerima transisi output dengan melakukan
pengelompokkan identifier(id), keyword dan token. Tujuannya untuk
mengenali word by word.
Contoh : position := initial + rate * 60
II. Analisis Sintaks

Yaitu, analisis yang membentuk pohon parsing untuk mengenali meaning
(arti) dengan cara skala prioritas.
Prioritas Statement
1 ( )
2 Assign
3 Exponential
4 *, /
5 +,-

Contoh :
id1 := id2 + id3 * 60
:=
id1 +
id2 *
id3 60
V. Code Optimizer
Berfungsi membuang.
- redudancy (berlebih)
- overlapping (tumpang tindih)
- collison (bersebrangan)
- dll.

PERTEMUAN IV
KAMIS, 8 APRIL 2010
RELASI
Relasi = hubungan ; makna relasi ≈ interaksi antar elemen set.

Fungsi relasi = interaksi.
Lambang relasi ≡ R ; R harus jelas atributnya juga kontent-nya.
Contoh
Dosen berelasi dengan mahasiswa
(D) (M)
Dimana berelasi disini maksudnya dalam hal mengajar, membimbing / konseling,
atau sebagai dosen konseling.
I. dRm ≡ mRd II. mRd

1. untuk dRm ; (d,m) Є R 1. (m,d) Є R ; (mengajar)
2. untuk dRm ; (d,m) Є R 2. (m,d) Є R ; (konseling)
3. untuk dRm ; (d,m) Є R 3. (m,d) Є R ; (dosen wali)
Contoh
aRb ; R = lebih besar
Jika a= 2 ; b= 10 ; aRb ≡ (a,b) Є R
a=20 ; b=10 ; aRb ≡ (a,b) Є R
iRa ; R = melahirkan
jika i=ibu ; a=anak
iRa ; (i,a) Є R
jika i=ibuku ; a= aku
iRa≡ (I,a) Є R

Sifat – Sifat Relasi
1. Reflesive ; aRa ; ∀ a ; aЄA
Contoh : Budi mencuci piringnya sendiri.
R= cuci piring bRb ≡ bЄR
Dalam matrik ; berelasi dengan diri sendiri diagonal.
⎡1 0 1 0⎤
⎢0 1 0 1⎥⎥
A ⎢
⎢1 1 1 1⎥
⎢ ⎥ nilai ini antara true or false diagonal true maka
⎣0 0 0 1⎦ matriks adalah reflesive.
2. Irreflexive ; aRa ; ∀ a ; a Є R
Contoh : Budi tidak pernah cuci pakaiannya. ; R = cuci pakaian
bRb bЄR
dalam matriks ; posisi diagonal bernilai false.
⎡0 0 1 0⎤
⎢0 0 0 1⎥⎥
A ⎢
⎢1 1 0 1⎥
⎢ ⎥ Diagonal bernilai false sehingga matrik ini
⎣0 0 0 0⎦ disebut irreflexive.
3. Not Reflexive ; aRa ; ∀ a ; a Є R

Contoh : Budi terkadang cuci piringnya.
b R b or b R b
Dalam matrik, posisi diagonal dengan nilai bervariasi antara falsedan true.
⎡1 0 1 0⎤
⎢0 0 0 1 ⎥⎥
A ⎢
⎢1 1 1 1⎥
⎢ ⎥ Diagonal bervariasi disebut not reflexive.
⎣0 0 0 1⎦
Algorithma + struktur data = program
Read (n) ; n digunakan untuk menentukansize ordo.

I=1
While (I ≤ n) do
J=I
If(A[I,j]=1) then
I Status=‘OK’
Else
I Status=‘NO’
I exit
Final
Inc(i)
E-While
I=1
While(i ≤ n)do
J=i
If(a[I,j]=0)
Then
Status1=’OK’
Else
Status1=’NO’
Exit
Final
Inc(i)
E-While
if(Status=’OK’) then
I Relasi=’Reflexive’
Else
If(Status1=’OK’) then
I Relasi=’Irreflexive’
Else
I Relasi=’Not Reflexive’
Final
Final

PERTEMUAN V
KAMIS, 15 APRIL 2010
THOMPSON CONSTRACTION ALGORITHMA
Reguler Expression (RE) = a+b (a|b)*

Vs
Reguler Defenition (RD) = E E+E|E–E
a
1 2
1) Buat DT untuk a : ∑
a
2) Buat DT untuk a+ : 1 2
b
3) Buat DT untuk b : 3 4 ∑
+ a b
4) Buat DT untuk a b ; Gabung (2) & (3) : 1 2 4
a
5) Buat DT untuk a : 5 6
6) Buat DT untuk b : 7
b
8
7) Buat DT untuk (a|b) ; Gabung (5) & (6) :

∑ a ∑
5 6
4 9
∑ b
7 8 ∑
8) Buat DT untuk (a|b)* :

∑
a ∑
∑ 5 6
∑
10
4 9
b ∑
∑ 7 8
∑
10) Buat DT untuk a+b (a|b)* ; Gabung (4) & (8) :

∑
∑ a
∑ 5 6 ∑
Start ∑
a b 10
1 2 4 9
∑ b ∑
7 8
∑

PERTEMUAN VI
PUSH DOWN AUTOMATA (PDA)

PDA menggunakan operasi stack untuk mengeksekusi statement.
Model kerja :
Push Pop P
Top of stack
Data
Contoh
1. Push A
Operasi stack terjadi bila operator

masuk kedalam stack.
A
2. Push + Pop A
Bila ada operator masuk yang
hirarkinya lebih tinggi maka
operator yang ada dalam stack
+ A tidak boleh dikeluarkan.
3. Push B 7. Push E 9. Push F
E F
B / -
+ + ABC*
A ABC*E/ +
4. Push * Pop B 8. Push - Pop E/+ 10.Push end Pop F-
*
+ - ABC*E/ +
AB end ABC*E/ +F-
5. Push C
Bila tanda kurung tutup masuk,
C maka semua operator dan operand
* harus dikeluarkan dari dalam
+ AB stack selama tanda kurung buka.
6. Push / Pop C*
Operand dan operator dibawah

tanda kurung buka tidak boleh
/ dioperasikan selama tanda kurung
+ ABC* tutup belum masuk.

Skala prioritas :
Prioritas Statement
1 ( )
2 Assign
3 Exponential
4 *,/
5 +,-
Operasi stack dapat menggunakan

* Prefix (tanda [operator] di depan)
* postfix / suffix (tanda [operator] di belakang)
Contoh operasi stack :

Misal : expression : A + (B * C - D) * E / F
BC*
BC*D-
BC*D- E*
BC*D- E*F/
BC*D- E*F/+
Operasi stack :
Push D
1. Push A 8.
D
-
A (
+ ABC*
2. Push + Pop A 9. Push ) Pop D-
+ A + ABC*D-
buffer
Jika yang dipush adalah operator Pada saat di push ) dalam stack
dan sebelumnya dalam stack sudah ada ( , sehingga semua isi
terdapat operand, maka operand stack data ( s/d ) di pop.
harus dikeluarkan (pop).

Push ( Push *
3. 10.
( *
+ + ABC*D-
A
4. Push B 11. Push E
B E
( *
+ + ABC*D-
A
Push / Pop E*
5. Push * Pop B 12. Pada saat dipush / maka
operand dalam stack bus dipop,
* / dan dalam stack sudah ada
( AB + ABC*D- E* operator * , dimana operator *
+ harus dipop juga.
Push F
Push C
6. 13.
C F
* /
(
+
+
ABC*D- E*
AB
Push end Pop F/+
Push -
7. Pop C* 14.
-
(
+
end ABC*D- E*F/+
ABC*
Pada saat – dipush, maka Jika dipush end , maka semua

operand dipop, tetapi prioritas - data dalam stack dipop sekaligus.
< dari prioritas * sehingga
tanda * juga dipop.

PERTEMUAN VII
KONVERSI RE KE DFA
RE : (a|b)*abb
1) Tambahkan augmented pada RE
RE : (a|b)*abb#
2) Beri label pada masing-masing posisi node
RE : (a|b)*abb#
i : 1 2 3456
3) Buat pohon parsing dari RE diatas
(A|B) (A|B)* (ABB)
| * .
A B | . C
A B A B
(A|B)*ABB# {1,2,3} {6}

.
{1,2,3} . {5} {6} # {6}

F
F
{1,2,3} . {4} {5} C {5}

F
F
{1,2,3} . {3} {4} B {4}

F
F
{1,2} * {1,2} {3} A {3}

T F
{1,2} | {1,2}
F
{1} A {1} {2} B {2}
Root = A = {1,2,3}
F F

4) Buat tabel follow post (fp)
RE : (a|b)*abb#
i : 1 2 3456
Node Fp
1 {1,2,3}
2 {1,2,3}
3 {4}
4 {5}
5 {6}
6 -
5) Buat diagraph tabel follow post

Start
1
3 4 5 6
6) Buat tabel diagram transisi berdasarkan root

Input
State
A B
A = {1,2,3} Fp(1) & Fp(3) = {1,2,3,4} = B Fp(2) = {1,2,3} = A
B = {1,2,3,4} B Fp(2) & Fp(4) = {1,2,3,5} = C
C = {1,2,3,5} B Fp(2) & Fp(5) = {1,2,3,6} = D
D = {1,2,3,6} B A
7) Buat DT dari tabel DFA A

B A
Start C B
A B C
A
B B
D

Contoh lain :
RE : abc(a|b)*cba
1. Tambahkan augmented pada RE
RE : abc(a|b)*cba#
2. Beri label pada masing-masing posisi node
RE : abc(a|b)*cba#
i : 123 4 5 6789
3. Buat pohon parsing dari RE diatas
(AB) (ABC) .
(A|B)* * (CBA) .
. C | . A
A B
A B A B C B
(A|B)*ABB# {1} {9}

.
{1} . {8} {9} # {9}

F
F
{1} . {7} {8} A {8}

F
F
{1} . {6} {7} B {7}

F
F
{1} . {3,4,5} {6} C {6}

F
F
{1} . {3} {4,5} * {4,5}

T
F
{1} . {2} {3} C {3} {4,5} | {4,5}

F
F F
{1} A {1} {2} B {2} {4} A {4} {5} B {5}
F F F F
Root = A = {1}

4. Buat tabel follow post (fp)
RE : abc(a|b)*cba#
i : 123 4 5 6789
Node Fp
1 {2}
2 {3}
3 {4,5,6}
4 {4,5,6}
5 {4,5,6}
6 {7}
7 {8}
8 {9}
9 -
5. Buat diagraph tabel follow post

Start
1 2 3 4
5 6 7 8 9
6. Buat tabel diagram transisi berdasarkan root

INPUT
STATE
A B C
A = {1} Fp(1) = {2} = B - -
B = {2} - Fp(2) = {3} = C -
C = {3} - - Fp(3) = {4,5,6} = D
D = {4,5,6} Fp(4) = {4,5,6} = D D Fp(6) = {7} = E
E = {7} - Fp(7) = {8} = F -
F = {8} Fp(8) = {9} = G - -
G = {9} - - -
7. Buat DT dari tabel DFA

AB
Start A C C
A B C D
C
B A
B C D

PERTEMUAN VIII
KAMIS, 6 MEI 2010
KONVERSI REGULER EXPRESSION (RE) KE DFA
RE : (a|b)*abb
1. Tambahkan augmented pada RE
RE : a(b|c)*(a|b)abc#
2. Beri label pada masing-masing posisi node
i : 12 3 4 5 6789
3. Buat pohon parsing dari RE diatas
(B|C) (B|C)* A(B|C)* (ABC) .
| * .
*
A
B C | . C
|
B C A B
B C
A(B|C)*(A|B)ABC# {1} {9}

.
F
{1} . {8} {9} # {9}
F
F
{1} . {7} {8} C {8}
F
F
{1 } . {6} {7} B {7}
F
F
{1} . {4,5}
{6} A {6}
F
{1} . {1,2,3} {4,5} | {4,5}
F
{1} A {1} {2,3} * {2,3} {4} A {4} {5} B {5}
F T F F
{2,3} {2,3}
|
F Root = A = {1}
{2} A {2} {3} B {3}
F F

4. Buat tabel follow post (fp)
i : 12 3 4 5 6789
Node Fp
1 {2,3,4,5}
2 {2,3,4,5}
3 {2,3,4,5}
4 {6}
5 {6}
6 {7}
7 {8}
8 {9}
9 -
5. Buat diagraph tabel follow post

2
Start 3
1
4
6 7 8 9
6. Buat tabel diagram transisi berdasarkan root

INPUT
STATE
A B C
A = {1} Fp(1) = {2,3,4,5} = B - -
B = {2,3,4,5} Fp(4) = {6} = C Fp(2) & Fp(5) = Fp(3) = {2,3,4,5} =
{2,3,4,5,6} = D B
C = {6} Fp(6) = {7} = E - -
D = {2,3,4,56} Fp(4) & Fp(6) = D B
{6,7} = F
E = {7} - Fp(7) = {8} = G -
F = {6,7} E G -
G = {8} - - Fp(8) = {9} = H
H = {9} - - -
7. Buat DT dari tabel DFA

C
Start A A A B
A B C E G
B B A B C
A
C D F H

PERTEMUAN IX
KAMIS, 3 JUNI 2010
GRAMMAR
Grammar yaitu tata bahasa atau susunan, dimana kata-kata tersebut nantinya akan
membentuk suati arti (meaning).
Tujuan grammar dapat tercapai jika didukung oleh suatu sentence :
G = {VT, VN, P, S}
Keterangan :
VT = simbol terminal (biasanya berbentuk : small letter, operator, dan tanda-tanda
baca). Biasanya disebut juga dengan token (anggota dari alfabet).
VN = simbol non terminal (biasanya berbentuk capital letters).
P = produksi
S = start
Tipe grammar ada 4, yaitu :

1. Type – 0 : Unrestricted Grammar (UG). → tidak ada batasan grammar.
α , β ∈ (VT / V N ) * ; | α |> 0
2. Type – 1 : Context Sensitive Grammar (CSG). → tidak boleh salah grammarnya.
α , β ∈ (VT / V N ) * ; 0 < | α | ≤ | β |
3. Type – 2 : Context Free Grammar (CFG). → grammar yang bebas konteks.
α ∈ V N ; β ∈ (VT / V N )
4. Type – 3 : Reguler Grammar (RG). → grammar yang beregulasi (bertahap).
α ∈ V N , β ∈ (VT ,VT V N )
Atau
α ∈ V N , β ∈ (V N , V N VT )
Atau

α ∈ V N , β ∈ {a, b, c}
Atau
α ∈ V N , β ∈ { A, B, C}
Produksi :
(1) <Sentence> → <Subject><Predicate>
→ <Subject><Predicate><Object>
→ <Subject><Predicate><Object><Adverb>
(2) <Subject> → <Noun>
(3) <Predicate> → <Verb>
(4) <Object> → <Noun>
(5) <Adverb> → <Noun> / <Verb>
(6) <Sentence> → id (identifier = pengenal)
(7) <Subject> → id
(8) <Predicate> → id
(9) <Object> → id
(10) <Noun> → id
(11) <Verb> → id
Penurunan grammar ada 2 model, yaitu:

- Chomsky Normal Form (CNF) → ada 4 pasangan tipe.
- Greibach Normal Form (GNF) → tidak memperhatikan jumlah type yang
didefenisi, tetapi lebih peka dengan ε, karena ε sangat diperlukan.
Tujuan penurunan grammar :

- Overlapping
- Collison
- Redudancy

Contoh : lampetmu dimakan orang
Start → <sb> <pr> <ob> → <sb> <pr> <ob>
→ <sb> <pr> <noun> → <noun> <pr> <ob>
→ <sb> <verb> id → id <verb> <ob>
→ <noun> id orang → lampetmu id <ob>
→ id dimakan orang → lampetmu dimakan id
→ lampetmu dimakan orang → lampetmu dimakan orang
RHS (Right Hand Side) LHS (Left Hand Side)
P : <E> → <(E)>
→ <E> <op> <E>
→ id
<op> → + | - | * | / | ^ Contoh1 : A+B*C
S → E (0) S→E S→E
→ E*E (1) → E*E (2) → E+E (4)
→ E/E (3) → E+E*E (4) → E+E*E (2)
→ E+E (4) → id+E*E (6) → E+E*id (6)
→ E-E (5) → id+id*E (6) → E+id*id (6)
→ id → id+id*id (6) → id+id*id (6)
Contoh2 :
(1)S → aAa ; (2) A → aAa ; (3) A → a
Output : aaaaaaa loop
Top S→ aAa (1)
Kelemahannya :
→ a a Aa a (2) Jika salah membuat rule maka akan terjadi
→ a aaAaa a (2) loop forever.
Down / → a a a a a a a (3) Misal : rule (3) diganti A → 5,
Maka akan terjadi loop forever.
Bottom → a(aaaaa)a (2)
→ a(a(aaa)a)a (2)
→ a(a(a(a)a)a)a (2)
→ a(a(aAa)a)a (2)
→ a(aAa)a (2)
→ aAa (2)
Up →S (1)

PERTEMUAN X
KAMIS, 10 JUNI 2010
MESIN MEALY
M = (Q,ε,∆,δ,λ,q0)
0/y
Contoh :
P0
0/n
Start q0 1/n 0/n
1/n
P1 1/y
Misal :
1 0 1 1 0 0 1 0 1 0
Start
q0 P0 P1 P0 P0 p0 final
P1 P1 P0 P1 P1
λ= n n n y n y n n n n
Catatan :
*> Start State Fixed
*> Final State Non det
0/n untuk input artinya :
δ (Q0,0) = P0 and
λ (Q0,0) = n
*> Proses bergantung pada input yang berdekatan

Bila sama y
Lainnya n

MESIN MOORE
M = (Q,ε,∆,δ,λ,q0)
Contoh :
1 0
A B C
q0 P0 P1
1
0
1 0
Catatan :
-^- Start Stae Fixed
-^- Final State Non
-^- Process berorientasi pada output untuk mendapatkan input A (Alphabet Output)
Input :
1 0 1 1 0 0 1 0 1 0
Start
q0 q2 q2 q2 q1 q0 final
q1 q2 q1 q2 q0
λ= A B B C C C B C C B A A
Output transisi alphabetik

MESIN TURING
0 1 2 3 4 5 6 7 8
9 2 1 8 7 5 3 4 4 cell / gugus / larik / hole / array
Head
position
initial
Misal : cari data = 7

9 2 1 8 7 5 3 4 4
head = 0 ; gerak = 0x ; i = 0
gerak = 1x
head = 1 ; gerak = 1x ; i = 1
gerak = 2x
head = 2 ; gerak = 2x ; i = 2
gerak = 3x
Catatan :
head = 3 ; gerak = 3x ; i = 3 - saat mesin shutdown maka akan terjadi seek
process (meletakkan head pada posisi awal).
gerak = 4x - seek : heal tidak membaca yang sudah pernah
head = 4 ; gerak = 4x ; i = 4 dibaca.
gerak = 5x
posisi akhir head = 4
Contoh : cari data = 5

9 2 1 8 7 5 3 4 4
Gerak = 4 + 5 = 9
Baca = 5 + 1 = 6
∑ gerak = 13x 4 + 9 = 13
∑ baca = 11x 5 + 6 = 11

PERTEMUAN XI
KAMIS, 24 JUNI 2010
CONTROL FLOW
C / C++ Pascal
1. If (E) S 1. If (E) then S
2. If (E) S1 2. If (E) then S1
Else Else
S2; S2;
3. While (E) S 3. While (E) S
S :=;
|E
| {Slist}
| IF(E) S
| IF(E) S; else S
| While (E) S
| Do S While (E)
| For(Eop;Eop;Eop,Eop) S
| Switch (E) S
| Default ; S
C / C++ / Java
Var1 Var2
If(Var1>Var2)
Besar:=Var1
Else
Besar:=Var2;

Var1 Var2 Var3
A If(Var1>Var2)
C If(Var1>Var3)
Besar:=Var1
D Else
Besar:=Var3;
B Else
E If(Var2>Var3)
Besar:=Var2
F Else
Besar:=Var3;
Var A,B,C,D integer

Begin Read(A,B)
C:=A+B
write(C);
End.
Control IF
A B
C D E F

Control IF
A B
C D E F
Pascal
Var1 Var2
If (Var1>Var2) then
Besar:=Var1
Else
Besar:=Var2;
|deret instruksi|
If(Var1>Var2) then Besar:=Var1 else besar:=Var2
A If(Var1>Var2) then
C If(Var1>Var3) then
Besar:=Var1
D Else
Besar:=Var3;
B Else
E If(Var2>Var3) then
Besar:=Var2
F Else
Besar:=Var3;
NB: titik koma (;)? dipakai/tidak, maka akan dijawab tidak

PERTEMUAN XII
KAMIS, 1 JULI 2010
CONTROL FLOW
Suatu proses transformasi bahasa ke compiler.

Bentuk flow:
S::=|E;|{List}|If(E) S1 else S2|While(E) S;|…
Penerapan bentuk control flow ini juga bergantung pada tool (bahasa pemrograman
yang digunakan) akan tetapi, oleh automata menggunakan konsep yang sama.
Pascal / B. Delphi
Kondisi 1
L:=1;
Start=> J:=i*2;
Inc(i);
I:=i+1;
Terdapat proses assign

I=i-1|dec(i);
Kondisi 2
A=2;
B=5; Lazy evaluation
If (A>B) then
Besar:=A
Else Satu baris start
Besar:=B;
Eoln (end of link)

A B C
I If(A>B) then CONTROL FLOW

III If(A>C) then
VII Besar:=A
I II
IV Else
VIII Besar:=C;
II Else III IV V VI
V If(B>C) then
IX Besar:=B
VII VIII IX X
VI Else
X Besar:=C;
XI
LOOPING
3. For Var:=initial to endpoint do
Contoh :
For I:=1 to 10 do
Pertambahan counter otomatis=1
4. I:=1;
While(I<=10) do
Begin
I:=0;
Repeat
Write(I);
Inc(I);
Until(I>10)

5. Goto
Contoh :
Program Lampetmu;
Uses crt;
Var I,J,K= integer;
Label muak;
Begin
I:=1
Mulak
Write(I);
If I<=10 then
Begin
Inc(I);
Goto Mulak;
End else exit;
End.
6. Case pil of
1=stant 1;
2=stant 2;
3=stant 3;
Else stant ;
End.

C / C++ / Java
1. i=1;
j=i*2;
i=i+2;|i++;i--;
i+=1; - pada proses interasi berulang, saat pertama sekali
- tambahan dengan i
- nilai=2 (interasi1)
i++1; = Iterasi I nilai masih 1
Contoh
{ int i,j ;
i=2;j=1;
j+=i, i/j= 1+2;
cout<<j;
}
Output = 3 artinya : j=1+2
Vs
{ int i,j;
i=2
j=+i; //j= j+i
cout<<j
}
Output=2 artinya : j=i
2.
If(A>B)
Ekspressi
Besar=A;
Else
Besar=B;

3. For (i=1, i<=10 ; C++ stant)
Counter diatur dalam loop
4. i=1;
while(i<=10)
S S* {
Cout<<I;
i++; //input 2=i=+2;
}
I=1;
Do{
S S+ Cout<<I;
i++;
while(i<=10)
5. dalam c++
#include<iostream.h>
Void main()
{int i=1, j,k; jika compiler akan muncul : warning
A mulai;
B cout<<;
C if i<=10 {i++; goto mulak;}
E F
D else
exit
G

6. Switch pil
1:stant 1;
2: stant 2;
Other wisk
Stant n;
7. Control Flow
C D
E G

Catatan Kuliah TBA

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Catatan Kuliah TBA

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PERTEMUAN I

KAMIS, 11 MARET 2010

TEORI BAHASA AUTOMATA (TBA)

Automata ≈ Automatic ≈ regulasi yang terjadi bukan dengan dasar kontrol.

Word yaitu kumpulan simbol-simbol yang membentuk kesatuan.

Programming Language Language Processing Apllication Language

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

Dalam automata terdapat :

Compiler (melalui dua tahapan)

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

Prefix (w) = ∑ terhadap abcd Suffix (w) = ∑ terhadap abcd

Infix (w) = ∑ antara a & bcd

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

Yang dimaksud dengan manipulasi string adalah

Contoh : w = Approach p(w) = 28 = 256

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

Himpunan semua wanita

Intersection ≈ irisan = { X | X Є A & X Є B }

Finite ≈ apabila elemen-elemen set dalam batas hitungan

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

L* = L0U L1U L2U L3U … , UL2 = LULULLULLLU… UL2 ≡ LUL2

Contoh : L0, L1, L2, L3

Bentuk diagram transisi untuk input “aaa”

Karena empty tidak mempengaruhi

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

CONTOH TRANSISI BAHASA OLEH AUTOMATA

Position = initial + rate * 60

III Semantic Analyzer IV Intermediate code generator

id3 60 V Temp1 := id3 * 60.0

mov R2,id3 ≈ R2 id3

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

Editor ( non document) berfungsi menghasilkan suatu file dengan ekstention

II. Analisis Sintaks

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

Relasi = hubungan ; makna relasi ≈ interaksi antar elemen set.

I. dRm ≡ mRd II. mRd

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

3. Not Reflexive ; aRa ; ∀ a ; a Є R

Algorithma + struktur data = program

Read (n) ; n digunakan untuk menentukansize ordo.

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

THOMPSON CONSTRACTION ALGORITHMA

Reguler Expression (RE) = a+b (a|b)*

7) Buat DT untuk (a|b) ; Gabung (5) & (6) :

8) Buat DT untuk (a|b)* :

10) Buat DT untuk a+b (a|b)* ; Gabung (4) & (8) :

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

PUSH DOWN AUTOMATA (PDA)

Operasi stack terjadi bila operator

3. Push B 7. Push E 9. Push F

4. Push * Pop B 8. Push - Pop E/+ 10.Push end Pop F-

Operand dan operator dibawah

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

Operasi stack dapat menggunakan

Contoh operasi stack :

2. Push + Pop A 9. Push ) Pop D-

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

4. Push B 11. Push E

Pada saat – dipush, maka Jika dipush end , maka semua

Catatan Automata : Sinar Sinurat, S.T

(A|B)*ABB# {1,2,3} {6}