Anda di halaman 1dari 18

A.

Tujuan:

Menerapkan persamaan Newton-Cotes berbasis aturan trapezoid untuk menghitung


1
integral fungsi polinomial secara numerik
Menerapkan persamaan Newton-Cotes berbasis aturan trapezoid komposit untuk
2
menghitung integral dari suatu fungsi
Menerapkan aturan trapezoid rekursif untuk menghitung nilai integral dari fungsi
3
polinomial trigonometri
Menerapkan aturan Simpson untuk mencari nilai integral dari sebuah fungsi
4
polinomial atau fungsi trigonometri
Menerapkan metode Romberg untuk menghitung secara numerik nilai integral dari
5
sebuah fungsi

B. Landasan Teori

Integral adalah sebuah konsep penjumlahan secara berkesinambungan dalam


matematika, dan bersama dengan inversnya, diferensiasi, adalah satu dari dua operasi
utama dalam kalkulus. Integral dikembangkan menyusul dikembangkannya masalah
dalam diferensiasi di mana matematikawan harus berpikir bagaimana menyelesaikan
masalah yang berkebalikan dengan solusi diferensiasi. Lambang integral adalah .

Prinsip-prinsip dan teknik integrasi dikembangkan terpisah oleh Isaac Newton


dan Gottfried Leibniz pada akhir abad ke-17. Melalui teorema fundamental kalkulus
yang mereka kembangkan masing-masing, integral terhubung dengan diferensial: jika
f adalah fungsi kontinu yang terdefinisi pada sebuah interval tertutup [a, b], maka,
jika antiturunan F dari f diketahui, maka integral tertentu dari f pada interval tersebut
dapat didefinisikan sebagai:

Integral dan diferensial menjadi peranan penting dalam kalkulus, dengan berbagai
macam aplikasi pada sains dan teknik. Jika diberikan suatu fungsi f dari variabel x
dengan interval [a,b] maka integral tertentunya dapat ditulis seperti gambar diatas.
Sedangkan kurva untuk integral tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Kurva diatas dapat didefinisikan sebagai daerah yang dibatasi oleh kurva f, sumbu x,
sumbu y, garis x=a dan garis x=b, dimana daerah diatas sumbu x bernilai positif dan
daerah dibawah sumbu x bernilai negatif.

Integral juga biasa digunakan untuk merujuk anti turunan. Jika terdapat sebuah fungsi
F yang mempunyai turunan f maka kasus seperti ini disebut integral tak tentu yang
dapat dinotasikan sebagai berikut.

Jika f adalah fungsi kontinu yang terdefinisi pada sebuah interval tertutup [a,b] dan
jika anti turunan F dari f diketahui maka integral tertentu dari f pada interval yang
telah diketahui dapat didefinisikan sebagai.

Berikut ini beberapa rumus dasar integral


Trigonometri
Dalam mencari nilai integral kita dapat menggunakan beberapa cara, diantaranya :

1. Substitusi

Cari nilai dari:


2. Substitusi Trigonometri
Bentuk Gunakan

3. Integral Parsial

Integral parsial menggunakan rumus sebagai berikut:

Jika kita menemukan bentuk penjumlahan atau bentuk pengurangan integral dapat
dirubah seperti berikut ini.

Integral tak tentu


Manakala integral tertentu adalah sebuah bilangan yang besarnya ditentukan
dengan mengambil limit penjumlahan Riemann, yang diasosiasikan dengan partisi
interval tertutup yang norma partisinya mendekati nol, teorema dasar
kalkulus menyatakan bahwa integral tertentu sebuah fungsi kontinu dapat dihitung
dengan mudah apabila kita dapat mencari antiturunan/antiderivatif fungsi tersebut.

Apabila
Keseluruhan himpunan antiturunan/antiderivatif sebuah fungsi adalah integral
tak tentu ataupun primitif dari terhadap x dan dituliskan secara matematis sebagai:

Ekspresi F(x) + C adalah antiderivatif umum dan C adalah konstanta sembarang.


Misalkan terdapat sebuah fungsi , maka integral tak tentu ataupun
antiturunan dari fungsi tersebut adalah:

Perhatikan bahwa integral tertentu berbeda dengan integral tak tentu. Integral tertentu

dalam bentuk adalah sebuah bilangan, manakala integral tak tentu :

adalah sebuah fungsi yang memiliki tambahan konstanta sembarang C.


Integral Tertentu

Diberikan suatu fungsi bervariabel real x dan interval antara [a, b] pada garis
real, integral tertentu:

secara informal didefinisikan sebagai luas wilayah pada bidang xy yang dibatasioleh
kurva grafik , sumbu-x, dan garis vertikal x = a dan x = b.
Pada notasi integral di atas: a adalah batas bawah dan b adalah batas atas yang
menentukan domain pengintegralan, adalah integran yang akan dievaluasi
terhadap x pada interval [a,b], dan dx adalah variabel pengintegralan.
Seiring dengan semakin banyaknya subinterval dan semakin sempitnya lebar
subinterval yang diambil, luas keseluruhan batangan akan semakin mendekati luas
daerah di bawah kurva.

Terdapat berbagai jenis pendefinisian formal integral tertentu, namun yang


paling umumnya digunakan adalah definisi integral Riemann. Integral Rieman
didefinisikan sebagai limit dari penjumlahan Riemann. Misalkanlah kita hendak
mencari luas daerah yang dibatasi oleh fungsi pada interval tertutup [a,b]. Dalam
mencari luas daerah tersebut, interval [a,b] dapat kita bagi menjadi banyak
subinterval yang lebarnya tidak perlu sama, dan kita memilih sejumlah n-1 titik
{x1, x2, x3,..., xn - 1} antara a dengan b sehingga memenuhi hubungan:

Himpunan tersebut kita sebut


sebagai partisi [a,b], yang membagi [a,b] menjadi
sejumlah nsubinterval . Lebar subinterval
pertama [x0,x1] kita nyatakan sebagai x1, demikian pula lebar subinterval ke-i kita
nyatakan sebagai xi = xi - xi - 1. Pada tiap-tiap subinterval inilah kita pilih suatu titik
sembarang dan pada subinterval ke-i tersebut kita memilih titik sembarang ti. Maka
pada tiap-tiap subinterval akan terdapat batangan persegi panjang yang lebarnya
sebesar x dan tingginya berawal dari sumbu x sampai menyentuh titik (ti, (ti)) pada
kurva. Apabila kita menghitung luas tiap-tiap batangan tersebut dengan
mengalikan(ti) xi dan menjumlahkan keseluruhan luas daerah batangan tersebut,
kita akan dapatkan:

Penjumlahan Sp disebut sebagai penjumlahan Riemann untuk pada interval


[a,b]. Perhatikan bahwa semakin kecil subinterval partisi yang kita ambil, hasil
penjumlahan Riemann ini akan semakin mendekati nilai luas daerah yang kita
inginkan. Apabila kita mengambil limit dari norma partisi mendekati nol, maka
kita akan mendapatkan luas daerah tersebut.

C.Alogaritme dan Flowchart

C.1 Alogaritme

1. Alogaritme trapezoid
Pertama ketik start atau mulai
Masukan nilai inputnya yaitu a,b,I2h,k
Kemudian masukan output yang ada pada programnya
Setelah itu masukan nilai outputnya yaitu lh
Kemudian ketik stop atau berhenti

2. Alogaritme Rombergt

Pertama ketik start atau mulai


Kemudian masukan nilai inputnya yaitu a,b,tol,kMax
setelah itu masukan nilai outputnya yang ada pada program
setelah selesai masukan nilai hasil outputnya yaitu l, numeval
kemudian stop programnya
3. Alogaritme Richardson

pertama mulai programnya


kemudian masukan nilai inputnya yaitu r, k
setelah itu masukan nilai outputnya yang ada pada programnya
setelah itu masukan nilai hasil outputnya yaitu C
setelah selesai stop programn
C.2 Flowchart

1.flowchart trapezoid

START

INPUT=a,b,I2h,k

yes fa = feval(func,a); fb=feval(func,b);


if Ih = (fa + fb)*(b - a)/2.0;

no
n = 2^(k -2 ); % Number of new points
h = (b - a)/n ; % Spacing of new points
x = a + h/2.0; % Coord. of 1st new poin

for i = 1:n

fx = feval(func,x);
sum = sum + fx;
x = x + h;

Ih = (I2h + h*sum)/2.0;

Ih

STOP
2.Flowchart Rombergt

START

Input=a,b,tol,kMax

no

if
yes
kMax = 20;

if nargin

yes

tol = 1.0e-8;

for k = 2:kMax

r(k) = trapezoid(func,a,b,r(k-1),k);
r = richardson(r,k);

no

if

yes
numEval = 2^(k-1) + 1; I = r(1);

rOld = r(1);
k

error

I, numeval

STOP

3.Flowchart Richardson

START

Input= r,k

for j = k-1:-1:1

c = 4^(k-j); r(j) = (c*r(j+1) - r(j))/(c-1);

C
STOP

D.Hasil dan Pembahasan

D.1 Hasil

1. Example 6.1

1 h
2 0
3 h
( 0)( h) 1 h h
A1 d 2 ( 2 h )d
h

h (h)( 2h) 2h h 3
h ( h)( h) 1 h 4h
A2 2 ( 2 h2 )d
h (h)(h) h h 3
h ( h)( 0) 1 h h
A3 d 2 ( 2 h )d
h (2h)(h) 2h h 3
3
ab h
I Ai f ( xi ) f (a) 4 f f (b)
i 1 2 3

2. Example 6.2

%code CompTrapez.m

clc;

clear all;

a = 0; % syarat batas bawah integral

b = pi; % syarat batas atas integral


n = 8;

n1=16;

%metode composite trapezoidal

I = CompTrapz(a,b,n,'f');

disp(['Nilai I = ' num2str(I)]);

I2 = CompTrapz(a,b,n1,'f');

disp(['Nilai I2 = ' num2str(I2)]);

Nilai I = 1.9742

Nilai I2 = 1.9936

3. Example 6.3

x 0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5


f ( x) 1.5000 2.0000 2.0000 1.6364 1.2500 0.9565
3(0.5) 0.5
I [ f (0) 3 f (0.5) 3 f (1.0) f (1.5)] [ f (1.5) 4 f (2,0) f (2.5)]
8 3
2.8381 1.2655 4.1036

4. Example 6.4

I2h = 0;

for k = 1:20

Ih = trapezoid(@fex6_4,0,pi,I2h,k);

if (k > 1 & abs(Ih - I2h) < 1.0e-6)

Integral = Ih

No_of_func_evaluations = 2^(k-1) + 1

return

end

I2h = Ih;

end
error('Too many iterations')

Integral =

-0.8948

No_of_func_evaluations =

32769

5. Example 6.5

n2
1 h
Rk ,1 I k 1 f ( x) 2 f ( xi ) f ( xn )
i 3,5... 2 2
n2

Rk 1,1 I k 1 f ( x1 ) 2 f ( xi ) f ( xn ) h
i 3,5..
4
Rk ,2 Rk 1,1
3
1 4 n1 2 n2 1
f ( x1 ) f ( xi ) f ( xi ) f ( xn ) h
3 3 i 2,4.... 3 13,5... 3

6. Example 6.6

R1,1 I ( )
2
f (0) f ( ) 0
1
R2,1 I ( / 2) I ( ) f ( / 2) 1.5708
2 2
1
R3,1 I ( / 4) ) I ( / 2) f ( / 4) f (3 / 4) 1.8961
2 4
1
R4,1 I ( / 8) I ( / 4) f ( / 8) f (3 / 8) f (5 / 8) f (7 / 8)
2 8
1.9742
R1,1

R2,1R2,2
R R R
3,1 3,2 3,3
R4,1R4,2 R4,3 R4,4
R4,4 2.0000

7. Example 6.7

[Integral,numEval] = romberg(@fex6_7,0,sqrt(pi))

Integral =

-0.8948

numEval =

129
D.2 Pembahasan

Integral adalah sebuah konsep penjumlahan secara berkesinambungan dalam

matematika, dan bersama dengan inversnya, diferensiasi, adalah satu dari dua operasi

utama dalam kalkulus. Integral dikembangkan menyusul dikembangkannya masalah

dalam diferensiasi di mana matematikawan harus berpikir bagaimana menyelesaikan

masalah yang berkebalikan dengan solusi diferensiasi. Lambang integral adalah .

Berdasarkan hasil identifikasi dari praktikum numerikal intergration dimana

dalam hasil ini kita menerapkan persamaan Newton-Cotes yang berbasis aturan

trapezoid untuk menghitung integral fungsi polinomial secara numerikal, kemudian

menerapkan suatu persamaan Newton-Coles yang berbasis aturan trapezoid komposit

untuk menghitung integral dari suatu fungsi, serta dalam penelitian dari praktiku ini

yaitu dapat menerapkan suatu aturan trapezoid rekursif untuk mengitung suatu nilai

integral dari fungsi polinomial trigonometri, serta menerapkan aturan simpson untuk

mencari suatu nilai integral dari sebuah fungsi polinomial atau fungsi trigonometri,

serta dapat menerapkan suatu persamaan romberg sehingga kita dapat menentukan

suatu nilai integral dari fungsi. Untuk example 6.2 menggunakan rumus atau function

competion trapezoid dengan hasil yang di peroleh yaitu untuk nilai I yaitu diperoleh

1.9742, untuk nilai I2 memiliki nilai yaitu 1.9936. untuk example 6.4 di peroleh

hasilnya yaitu dengan nilai integral yaitu -0.8984 dan nilai evalution yaitu 32769

sedangkan pada example 6.7 yaitu dengan nilai integralnya yaitu -0.8948 dan nilai

unevalnya yaitu 129.


D. Penutup

D.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam penerapan Newton-Cotes berbasis aturan trapezoid untuk menghitung

integral fungsi polinomial secara numerikal

2. Dalam penerapan Newton-Cotes yang berbasis aturan trapezoid komposit

untuk menghitung integral dari suatu fungsi.

3. Dalam menerapkan suatu aturan trapezoid rekursif untuk menghitung nilai

integral dari fungsi polinomial atau fingsi integral.

4. Dalam suatu penerapan aturan simpson untuk mencari nilai integral dari

sebuah fungsi polinomial atau fungsi trigonometri.

5. Dalam suatu penerapan romberg dapat menentukan atau menghitung secara

numerikal nilai dari sebuah fungsi.

D.2 Saran

Saran yang dapat saya sampaikan adalah diharapkan kepada praktikan agar hadir

tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 2005. Turunan Secara Numerikal. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Aniko Puji, 2009. Penerapan Metode Kuadrat Terkecil Untuk Peramalan


(Forecasting) Tingkat Kriminalitas Di Kota Bogor. Universitas Pakuan.
Bogor.

Setijo, 2010. Turunan Secara Numerikal. BPFE. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai