Anda di halaman 1dari 60

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

di Laboratorium

Oleh :
Widodo, S.Si, MM
No. HP. 08128103845
widkannai@gmail.com
TUJUAN

Peserta mampu merencanakan, memahami persyaratan


SDM, fungsi kondisi akomodasi dan kondisi lingkungan
laboratorium serta organisasi K3 di laboratorium, untuk
menjaga keamanan bagi pekerja, peralatan laboratorium
dan masyarakat di sekitar laboratorium.
ACUAN

1. SNI ISO/IEC 17025: 2017 Tentang Persyaratan


Umum Kompetensi Laboratorium Penguji dan
Kalibrasi.
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Nomor P.23/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2020 Tentang
Laboratorium Lingkungan.
3. Kepmenkes 1405 Tahun 2002 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan
Industri.
4. Permenaker 13 Tahun 2011 Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Berdasarkan
SNI ISO/IEC 17025: 2017
URAIAN PERSYARATAN
ISO/IEC 17025:2017
(5. PERSYARATAN STRUKTURAL/ORGANISASI)
5.1. Laboratorium harus merupakan sebuah badan hukum, atau bagian tertentu dari
suatu badan hukum, yang bertanggung jawab secara hukum atas semua
kegiatannya.
5.2.Laboratorium harus mengidentifikasi MANAJEMEN yang mempunyai tanggung
jawab keseluruhan terhadap laboratorium
5.3.Laboratorium harus melaksanakan kegiatannya sedemikian rupa untuk memenuhi
persyaratan Standar Internasional ini, pelanggan, otoritas pemerintah dan
organisasi yang memberikan pengakuan.
Laboratorium bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan di semua fasilitas
permanen, di tempat-tempat yang jauh dari fasilitas permanen, fasilitas
sementara atau bergerak yang terkait atau fasilitas pelanggan.
5.4.Laboratorium harus memberikan batasan dan mendokumentasikan ruang lingkup
kegiatannya yang bersesuaian dengan standard internasional ini.

Laboratorium hanya bisa mengklaim kesesuaiannya dengan standard


internasional ini untuk lingkup kegiatannya dengan mengecualikan kegiatan
laboratorium yang disediakan secara eksternal secara terus menerus.
6. Persyaratan Sumberdaya
6.1 Umum
Relevan dengan Klausul 5.2; 5.3; 5.5; 5.6 pada ISO/IEC
17025:2005
Laboratorium harus menyediakan:

Laboratorium harus menyediakan:


• personil
• fasilitas
• peralatan
• sistem dan layanan pendukung untuk mengelola
dan melaksanakan kegiatannya.

Page 6
7. Persyaratan Proses
7.1 Kaji Ulang Permintaan, Tender dan Kontrak
Relevan dengan Klausul 4.4, 4.5.2, 4.7.1, 5.4.2 pada ISO/IEC 17025:2005

• Laboratorium harus memiliki prosedur untuk mengkaji


ulang permintaan, tender dan kontrak, untuk
memastikan bahwa:
- persyaratan ditetapkan, didokumentasikan dan dipahami
- laboratorium memiliki kemampuan dan sumber daya
untuk memenuhi persyaratan
- Jika penyedia eksternal digunakan; syarat 6.6 harus
diterapkan, lab. harus memberitahukan kepada dan
mendapatkan persetujuan dari pelanggan untuk kegiatan
spesifik yang akan dilakukan oleh penyedia luar
- metode/prosedur dipilih yang tepat dan mampu
memenuhi persyaratan pelanggan.
Page 7
URAIAN PERSYARATAN
ISO/IEC 17025:2017
(8. PERSYARATAN MANAJEMEN)

8.5. Tindakan untuk menghadapi risiko dan peluang (Opsi A)


8.5.1. Laboratorium harus mempertimbangkan risiko dan peluang yang terkait dengan
kegiatan laboratorium agar:
a) memberikan kepastian bahwa sistem manajemen dapat mencapai hasil
yang diharapkan;
b) meningkatkan peluang untuk mencapai tujuan dan sasaran laboratorium;
c) mencegah, atau mengurangi dampak yang tidak diinginkan dan potensi
kegagalan dalam kegiatan laboratorium; dan
d) mencapai peningkatan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.23/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2020 Tentang Laboratorium
Lingkungan.
Persyaratan umum kualifikasi personel Laboratorium Pengujian
Parameter Lingkungan dan pelatihan yang diwajibkan
Persyaratan umum kualifikasi personel Laboratorium Pengujian
Parameter Lingkungan dan pelatihan yang diwajibkan
Persyaratan umum kualifikasi personel Laboratorium Pengujian
Parameter Lingkungan dan pelatihan yang diwajibkan
Persyaratan umum kualifikasi personel Laboratorium Pengujian
Parameter Lingkungan dan pelatihan yang diwajibkan
Persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laboratorium

a. Laboratorium harus melakukan safety


induction;
b. Laboratorium harus memiliki kebijakan
dan prosedur yang terdokumentasi
untuk keselamatan dan kesehatan kerja
personel;
c. Laboratorium harus memiliki prosedur
tanggap darurat;
d. Laboratorium harus memiliki penyerap
bahan kimia (diatomaceousearth,
vermiculite) dan penyerap untuk
cairan-cairan yang menimbulkan rasa
terbakar /panas (Sawdust);
e. Bahan penetral tumpahan asam (soda
ash/sodium carbonate) dan atau basa;

Tanah Diatom Diatomaceous


Earth Powder (SiO2, Fe2O3,
Al2O3, K2O,)
Perangkat keselamatan dan kesehatan kerja
di Laboratorium

1.safety shower dan/atau eyewash unit;


2.pemadam kebakaran sesuai jenisnya;
3.alarm dan/atau petunjuk arah ke luar
Laboratorium;
4.obat-obatan untuk pertolongan
pertama pada kecelakaan
Laboratorium (P3K);
5.Laboratorium Lingkungan dilengkapi
informasi-informasi, seperti antara
lain: label; bahaya dan petunjuk
pengamanan; kompilasi Material
Safety Data Sheet (MSDS);
6.peralatan pelindung diri (Personnel
Protection Equipment);
Perangkat keselamatan dan kesehatan kerja
di Laboratorium

Peralatan pelindung diri (Personnel


Protection Equipment), seperti antara
lain:
a) jas Laboratorium untuk melindungi
pakaian sehari-hari dari kontaminasi
bahan-bahan beracun dan penyebab
infeksi; - masker;
b) sarung tangan untuk bekerja kontak Sarung tangan PVC
dengan bahan kimia dan pekerjaan Sarung tangan nitrile
yang dapat menimbulkan cedera;
c) kacamata Laboratorium yaitu
kacamata pengaman dan pelindung
wajah untuk bekerja dengan bahan-
bahan korosive, beracun, pelarut,
peralatan penghancur, bahan-bahan
yang menimbulkan infeksi, dan proses
yang dapat gagal dan berbahaya.
Alat Pelindung Diri (APD)
• Baju laboratorium
✓ Baju laboratorium harus lengan panjang dengan karet elastis di
bagian pergelangan tangan,
✓ Cukup panjang hingga menutupi lutut,
✓ Bagian depan solid, kancing atau pengikat digunakan di bagian
belakang.
✓ Baju laboratorium ini hanya digunakan di area laboratorium pada
ruang tertentu
✓ Bila telah selesai kegiatan baju dimasukkan ke dalam plastik
biohazard untuk diotoklaf dan selanjutnya dimusnahkan (untuk baju
sekali pakai) atau dilakukan pencucian (untuk baju yang reuseable)
✓ Baju laoratorium tidak digantung atau ditumpuk dengan baju
labotarorium lainnya.
• Sarung tangan
• Pelindung muka
• Alas kaki
• Pelindung pernapasan
Perangkat keselamatan dan kesehatan kerja
di Laboratorium

Laboratorium harus membuat


tanda-tanda pengamanan
berdasarkan peruntukan dan
kebutuhan, seperti antara lain:
• Dilarang Merokok;
• Hati-hati, Tegangan Tinggi;
• Harus Memakai Sarung Tangan;
• Tempat Mandi untuk Pengaman;
dan
• Lokasi P3K.
Kondisi Akomodasi dan Kondisi
Lingkungan Berdasarkan Peraturan
• Kepmenkes 1405 Tahun 2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran Dan Industri
• Permenaker 13 Tahun 2011 Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat
Kerja
Kontruksi dan Desain
• Pembangunan dan pengembangan mengacu
ke pada peraturan pemerintah dan standard
internasional.
• Kelenturan laboratorium dan kemungkinan
pengembangan dimasa depan menjadi
pertimbangan (agar dilihat tupoksi
berdasarkan SK Bupati).
Pengawasan dan Monitoring Kondisi Akomodasi dan Lingkungan

Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian


Pengawasan Persyaratan
Air Bersih 1. Tersedia air bersih untuk 1. Air bersih untuk keperluan
kebutuhan karyawan perkantoran dapat diperoleh
dengan kapasitas minimal dari Perusahaan Air Minum,
60 lt/orang/hari sumber air tanah atau
2. Peraturan Menteri sumber lain yang telah diolah
Kesehatan No. 416 Tahun sehingga memenuhi
1990 Tentang : Syarat-syarat persyaratan kesehatan.
Dan Pengawasan Kualitas 2) Dilakukan pengambilan sampel
Air. air bersih pada sumber, bak
3. Peraturan Menteri penampungan dan pada kran
Kesehatan Republik terjauh untuk diperiksakan di
Indonesia Tentang laboratorium minimal 2 kali
Persyaratan Kualitas Air setahun, yaitu musim
Minum No kemarau dan musim hujan.
492/Menkes/Per/Iv/2010
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian
Pengawasan Persyaratan
Udara Ruangan 1. Suhu dan kelembaban 1. Suhu dan kelembaban
(Perkantoran) Agar ruang kerja perkantoran
- Suhu : 18 – 28 0C memenuhi persyaratan kesehatan
perlu dilakukan upaya-upaya sebagai
- Kelembaban : 40 % - 60
berikut :
% a. Tinggi langit-langit dari lantai
2. Lampiran I minimal 2,5 m.
Peraturan Menteri Tenaga b.Bila suhu udara > 28 0C perlu
Kerja Dan Transmigrasi menggunakan alat penata udara
Republik Indonesia Nomor seperti Air Conditioner (AC), kipas
Per.13/Men/X/2011 Tentang angin, dll.
Nilai Ambang Batas Faktor c. Bila suhu udara luar < 18 0C perlu
menggunakan pemanas ruang.
Fisika Dan Faktor Kimia Di
d.Bila kelembaban udara ruang kerja
Tempat Kerja > 60 % perlu menggunakan alat
dehumidifier.
e. Bila kelmbaban udara ruang kerja <
40 % perlu menggunakan
humidifier (misalnya : mesin
pembentuk aerosol).
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian
Pengawasan Persyaratan
Udara Ruangan 2. Debu a. Kegiatan membersihkan
Kandungan debu maksimal ruang kerja perkantoran
didalam udara ruangan dilakukan pada pagi dan sore
dalam pengukuran rata-rata hari dengan menggunakan
8 jam adalah sebagai berikut kain pel basah atau pompa
: hampa (vacuum pump).
KONSENTRASI MAKSIMAL b. Pembersihan dinding
1. Debu total 0,15 mg/m3 dilakukan secara periodik 2
2. Asbes bebas 5 serat/ml kali/tahun dan dicat ulang 1
udara dengan panjang serat kali setahun.
5 u (Mikron) c. Sistem ventilasi yang
memenuhi syarat.
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian Persyaratan
Pengawasan
Udara 3.Pertukaran udara: 0,283 a. Untuk ruangan kerja yang tidak ber
Ruangan M3/menit/orang dengan laju AC harus memiliki lubang ventilasi
ventilasi : 0,15 – 0,25 m/detik. minimal 15% dari luas lantai dengan
Untuk ruangan kerja yang tidak menerapkan sistem ventilasi silang.
menggunakan pendingin harus b.Ruang yang menggunakan AC secara
memiliki lubang ventilasi minimal periodik harus dimatikan dan
15% dari luas lantai dengan diupayakan mendapat pergantian
menerapkan sistim ventilasi silang. udara secara alamiah dengan cara
membuka seluruh pintu dan jendela
atau dengan kipas angin.
c. Membersihkan saringan/filter udara
AC secara periodik sesuai ketentuan
pabrik.
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian Persyaratan
Pengawasan
Udara 1. Gas pencemar (rata – rata a. Pertukaran udara ruang diupayakan
Ruangan pengukuran 8 jam) : Konsentrasi dapat berjalan dengan baik.
Maksimal b.Ruang kerja tidak berhubungan
a. Asam Sulfida (H2S) 1 mg/m3, - langsung dengan dapur.
ppm c. Dilarang merokok didalam ruang
b. Amonia (NH3) 17mg/m3, 25 kerja.
ppm d.Tidak menggunakan bahan bangunan
c. Karbon Monoksida (CO) 29 yang mengeluarkan bau yang
mg/m3, 25 ppm menyengat.
d. Nitrogen Dioksida (NO2) 5,60
mg/m3, 3,0 ppm
e. Sulfur Dioksida (SO2) 5,2
mg/m3 , 2 ppm
2. Lampiran II Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor
Per.13/Men/X/2011 Tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika Dan
Faktor Kimia Di Tempat Kerja.
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian Persyaratan
Pengawasan
Udara 5. Mikrobiologi a. Karyawan yang sedang menderita
Ruangan ▪ Angka kuman kurang dari 700 penyakit yang ditularkan melalui
koloni/m3 udara udara untuk sementara waktu tidak
▪ Bebas kuman patogen boleh berkerja.
b.Lantai dibersihkan dengan antiseptik.
Untuk persyaratan dilaboratorium c. Memelihara sistem ventilasi agar
disesuaikan dengan peruntukkannya berfungsi dengan baik.
d.Memelihara sistem AC sentral.
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian Persyaratan
Pengawasan
Limbah 1. Limbah padat domestik a. Limbah padat
Pengumpulan, pengangkutan dan 1) Membersihkan ruang dan
pemusnahan sampah domestik lingkungan perkantoran minimal 2
harus sesuai dengan ketentuan kali sehari
peraturan perundang-undangan 2) Mengumpulkan sampah kering dan
yang berlaku. basah pada tempat yang berlainan
2. Limbah cair dengan menggunakan kantong
Kualitas limbah cair hasil proses plastik warna hitam.
pengolahan harus sesuai dengan 3) Mengamankan limbah padat sisa
peraturan perundang-undangan kegiatan perkantoran.
yang berlaku. b. Limbah cair
3. Limbah Bahan Beracun dan 1) Saluran limbah cair harus kedap air,
Berbahaya (B3) Penanganan tertutup, limbah cair dapat
limbah B3 harus sesuai dengan mengalir dengan lancar dan tidak
perturan perundang-undangan menimbulkan bau.
yang berlaku. 2) Semua limbah cair harus dilakukan
4. Limbah gas Emisi limbah gas harus pengolahan lebih dahulu sebelum
sesuai dengan peraturan dibuang ke lingkungan minimal
perundang-undangan yang dengan tengki septik.
berlaku. c. Limbah B3 sesuai dengan persyaratan
TPS B3
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian
Pengawasan Persyaratan
Pencahayaan Jenis Kegiatan Tingkat Keterangan a. Pencahayaan alam maupun
Pencahayaan buatan diupayakan agar tidak
Ruangan Minimal (Lux) menimbulkan kesilauan dan
memilki intensitas sesuai
Pekerjaan 100 Ruang penyimpanan & ruang dengan peruntukannya.
kasar dan peralatan/instalasi yang b. Kontras sesuai kebutuhan,
tidak terus memerlukan pekerjaan yang hindarkan terjadinya
menerus kontinyu. kesilauan atau bayangan.
Pekerjaan 200 Pekerjaan dengan mesin dan c. Untuk ruang kerja yang
kasar & terus perakitan kasar. menggunakan peralatan
menerus berputar dianjurkan untuk
tidak menggunakan lampu
Pekerjaan 300 R. administrasi, ruang kontrol, neon.
rutin pekerjaan mesin & perakitan/ d. Penempatan bola lampu dapat
penyusun. menghasilkan penyinaran
Pekerjaan 500 Pembuatan gambar atau berkerja yang optimum dan bola
agak halus dengan mesin kantor pekerja lampu sering dibersihkan.
pemeriksaan atau pekerjaan e. Bola lampu yang mulai tidak
dengan mesin. berfungsi dengan baik segera
diganti.
Pekerjaan 1000 Pemilihan warna, pemrosesan
halus tekstil, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus
Pekerjaan 1500 Mengukir dengan tangan,
amat halus Tidak pemeriksaan pekerjaan mesin dan
menimbulkan perakitan yang sangat halus
bayangan
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian Persyaratan
Pengawasan
Kebisingan Di Tingkat kebisingan di ruang kerja 1) Pengaturan tata letak ruang harus
Ruangan maksimal 85 dBA sedemikian rupa agar tidak
menimbulkan kebisingan.
2) Sumber bising dapat dikendalikan
dengan cara antara lain : meredam,
menyekat, pemindahan,
pemeliharaan, penanaman pohon,
membuat bukit buatan, dan lain-
lain.
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian Persyaratan
Pengawasan
Getaran Di No. FREKUENSI TINGKAT a) Melengkapi ruang kerja dengan
Ruangan GETARAN peredam getar.
MAKSIMAL b) Memperbaiki/memelihara sistem
(dalam mikron = penahan getaran.
10 6 M) c) Mengurangi getaran pada sumber,
1 4 <100 misalnya dengan memberi
bantalan pada sumber getaran.
2 5 <80

3 6,3 <70
4 8 <50
5 10 <37
6 12,5 <32
7 16 <25
8 20 <20
9 25 <17
10 31,5 <12
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian Persyaratan
Pengawasan
Getaran Di No. FREKUENSI TINGKAT a) Melengkapi ruang kerja dengan
Ruangan GETARAN peredam getar.
MAKSIMAL b) Memperbaiki/memelihara sistem
(dalam mikron = penahan getaran.
10 6 M) c) Mengurangi getaran pada sumber,
10 31,5 <12 misalnya dengan memberi
bantalan pada sumber getaran.
11 40 <9

12 50 <8
13 63 <6
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian Persyaratan
Pengawasan
Radiasi Di 1. Medan listrik : a. Merancang instalasi sesuai dengan
Ruangan a. Sepanjang hari kerja : maksimal 10 Peraturan Umum Instalasi Listrik
(non kV/m. (PUIL).
b. Waktu singkat sampai dengan 2 b. Menyediakan alat pelindung
pengion)
jam per hari maksimal 30 kV/m. (isolasi) radiasi pada sumber.
2. Medan magnit listrik : c. Pencegahan terhadap radiasi
a. Sepanjang hari kerja : maksimal 0,5 medan magnet listrik :
mT (mili Tesla). d. Lokasi perkantoran jauh/tidak
b. Waktu singkat sampai dengan 2 berada dibawah Saluran Udara
jam per hari : 5 mT Tegangan Tinggi (SUT) atau Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET), jarak vertikal bangunan
dari sumber maksimal 10 m dan
jarak horisontal minimal 30 m.
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian Persyaratan
Pengawasan
Vektor 1. Serangga penular penyakit a. Pengendalian secara fisika
a. Indeks lalat : maksimal 8 ekor/fly 1) Konstruksi bangunan tidak
Penyakit memungkinkan masuk dan
grill (100 x 100 cm) dalam
berkembang biaknya vektor dan
pengukuran 30 menit. reservoar penyakit kedalam ruang kerja
b. Indeks kecoa : maksimal 2 dengan memasang alat yang dapat
ekor/plate (20 x 20 cm) dalam mencegah masuknya serangga dan
pengukuran 24 jam. tikus.
c. Indeks nyamuk Aedes aegypti : 2) Menjaga kebersihan lingkungan,
container indeks tidak melebihi 5%. sehingga tidak terjadi penumpukan
2. Tikus sampah dan sisa makanan.
3) Pengaturan peralatan dan arsip secara
Setiap ruang kantor harus bebas teratur.
tikus. 4) Meniadakan tempat perindukan
serangga dan tikus.
b. Pengendalian dengan bahan kimia
yaitu dengan melakukan
penyemprotan, pengasapan,
memasang umpan, membubuhkan
abate pada tempat penampungan air
bersih.
c. Pengendalian penjamu dengan listrik
frekwensi tinggi.
d. Cara mekanik dengan memasang
perangkap.
Bidang Pengawasan Persyaratan
Ruang Dan Bangunan 1. Bangunan kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan
terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan.
2.Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata,
tidak licin dan bersih.
3.Setiap karyawan mendapatkan ruang udara minimal 10 m3/
karyawan.
4.Dinding bersih dan berwarna terang, permukaan dinding yang
selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang kedap air.
5. Langit-langit kuat, bersih, berwarna terang, ketinggian minimal
2,50 m dari lantai.
6. Atap kuat dan tidak bocor.
7. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya
cahaya minimal 1/6 kali luas lantai.
Bidang Persyaratan
Pengawasan
Toilet 1.Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria.
2.Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban
dan peturasan minimal seperti

Untuk karyawan pria

No Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Karyawan Kamar Jamban Peturasan Wastapel
Mandi
1 s/d 25 1 1 2 2
2 26 s/d 50 2 2 3 3
3 51 s/d 100 3 3 5 5
Setiap penambahan 40-100 karyawan harus
ditambah satu kamar mandi, satu jamban, dan
satu peturasan
Bidang Pengawasan Persyaratan
Toilet Untuk karyawan wanita

No Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Karyawan Kamar Jamban Wastapel
Mandi
1 s/d 20 1 1 2
2 21 s/d 40 2 2 3
3 41 s/d 70 3 3 5
4 71 s/d 100 4 4 6
5 101 s/d 140 5 5 7
6 141 s/d 180 6 6 8
Setiap penambahan 40-100 karyawan
harus ditambah satu kamar mandi,
satu jamban, dan satu peturasan
Bidang Persyaratan Tata Cara Pencapaian
Pengawasan Persyaratan
Instalasi 1. Instalasi listrik, pemadam kebakaran, a. Instalasi untuk masing-masing
air bersih, air kotor, air limbah, air peruntukan sebaiknya menggunakan
hujan harus dapat menjamin kode warna dan label.
keamanan sesuai dengan ketentuan b. Diupayakan agar tidak terjadi
teknis yang berlaku. hubungan silang dan aliran balik
2. Bangunan kantor yang lebih tinggi dari antara jaringan distribusi air limbah
10 meter atau lebih tinggi dari dengan air bersih sesuai dengan
bangunan lain disekitarnya harus ketentuan yang berlaku.
dilengkapi dengan penangkal petir. c. Jaringan Instalasi agar ditata
sedemikian rupa agar memenuhi
syarat estetika.
d. Jaringan Instalasi tidak menjadi
tempat perindukan serangga dan
tikus.
e. Pengoperasian instalasi sesuai dengan
prosedur tetap yang telah ditentukan.
f. Konstruksi instalasi diupayakan agar
sesuai dengan standard desain yang
berlaku.
Hubungan Antara Ruangan Laboratorium dan
Ruang Lainnya

• Pisahkan area bahan kimia atau yang memiliki


derajat bahaya lebih tinggi dari area dengan tingkat
bahaya yang rendah dengan pembatas fisik (dinding
pemisah).
• Jika tidak dapat dipisahkan secara fisik maka petugas
keselamatan dan keamanan mengevaluasi tingkat
perlindungan untuk mengontrol paparan.
Contoh : pegawai di lab komputer perlu
mengenakan pelindung mata jika berada terlalu
dekat dengan area tempat bahan kimia.
Hubungan Antara Ruangan Laboratorium dan
Ruang Kantor (Lanjutan)

1. Tempatkan semua kantor diluar laboratorium agar


ruang kerja lebih aman dan tenang.
2. Tempatkan zona kantor sangat dekat di sekitar
laboratorium agar akses dan komunikasi mudah.
3. Jika laboratorium harus memiliki ruang kantor
didalam area penelitian: buat pemisah dengan
partisi atau minimal gang, dan jalan keluar kantor
tidak melintasi ruang laboratorium.
Hubungan Antara Ruangan Laboratorium dan
Ruang Kantor (Lanjutan)
Hubungan Antara Ruangan Laboratorium dan
Ruang Kantor (Lanjutan)
Peralatan dan Utilitas Keselamatan

▪ Masing – masing laboratorium harus


memiliki satu atau lebih pancuran
keselamatan, unit pencuci mata, dan
pemadam api yang dapat diakses dengan
mudah oleh pegawai.
▪ Letakkan saklar diluar atau dijalan keluar
laboratorium.
▪ Pasang banyak outlet pasokan listrik untuk
mengurangi kebutuhan kabel eksternal, dan
Letakkan panel listrik diarea terjangkau.
▪ Sediakan daya darurat bila terjadi
pemadaman listrik.
Ventilasi Laboratorium

▪ Perhatikan pemanas dan pendingin yang memadai


untuk kenyamanan pegawai dan persyaratan
pengoperasian peralatan.
▪ Perhatikan perbedaan udara yang dibuang dari
laboratorium dan jumlah yang dipasok ke laboratorium
untuk menjaga tekanan “negatif”.
▪ Lengkapi dengan ventilasi (exhaust, blower dan filter)
▪ Uap yang keluar dari zat kimia harus ditarik ke ventilasi
dan dinetralisir sebelum ke lingkungan
Ventilasi Laboratorium (Lanjutan)

▪ Sistem ventilasi udara dengan kecepatan pertukaran


udara antara 15 dan 70 kali perjam.
▪ Dengan nilai terendah 15 kali perjam adalah nilai
absolut untuk lab. Yang bersih seperti lab. Kimia,
mikrobiologi dan dapat segera menghilangkan uap, gas,
debu, bau dan panas.
▪ Kecepatan pertukaran udara dinyatakan sebagai
kecepatan ventilasi/jam dibagi dengan volume
bangunan.
Luas Lantai Pengujian

• Luas lantai lab. Disesuaikan dengan jenis dan volume kegiatan.


• Untuk ukuran yang baik 15 – 22 m2 per penguji untuk laboratorium
kimia dan biologi 35 – 45 m2 per laboratorium penguji.
Contoh laboratorium baru 50 orang pengujian, kebutuhan ruang
dalam lab. Dengan kira – kira 15 m2 per penguji adalah 50 x 15 m2
= 750 m2 luas lantai total gedung laboratorium adalah 100/35 x 750
m2 = 2200 m2.
• Luas permukaan kerja (K) untuk laboratorium biologi dan pengujian
berbasis instrumentasi adalah 6 – 8 m2 per penguji.
• Rasio permukaan kerja (K) = P/L (P= Luas permukaan kerja per
penguji. L= Luas lantai laboratorium penguji ) nilai P biasanya
diantara 0,25 – 0,35.
Persyaratan Umum Kontruksi Ruang
Laboratorium

1. Dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, menggunakan


cat yang tidak luntur. Permukaan dindingharus rata agar muda di
bersihkan, tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
2. Langit-langitnya antara 2.70 – 3.30 m dari lantai, terbuat dari bahan
yang kuat, warna terang dan mudah dibersihkan.
3. Pintu harus kuat rapat dapat mencegah masuknya serangga dan
binatang lainnya. Lebar minimal 1.2 m dan tinggi minimal 2.10 m
4. Jendela tinggi minimal 1 m dari lantai.
5. Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1.4 m dari lantai.
6. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna
terang dan tahan terhadap perusakan bahan kimia, kedap air,
permukaan rata dan tidak licin.
7. Bagian lantai yang selalu kontak mempunyai kemiringan yang cukup
kearah saluran pembuangan air.
Persyaratan Umum Kontruksi Ruang
Laboratorium

8. Antara lantai dan dinding harus berbentuk lengkung agar mudah


dibersihkan.
9. Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan
mudah dibersihkan dengan tinggi 0.80-1.00 m.
10. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getar.
11. Lampu penerangan tertutup (dengan penutup lampu).
12. Dilengkapi “grounding.
Jarak Antar Meja Kerja
1. Pekerja di salah satu sisi meja, tidak ada pekerja lain yang lewat
dibelakangnya maka jarak minimum 1020 mm;
2. Pekerja di salah satu sisi meja, namun ada pekerja lain yang lewat
dibelakangnya maka jarak minimum 1200 mm;
3. Pekerja di salah satu sisi meja pada dua meja yang sejajar, tidak ada
pekerja lain yang lewat dibelakangnya maka jarak minimum 1350 mm;
4. Pekerja di salah satu sisi meja pada dua meja yang sejajar, namun ada
pekerja lain yang lewat dibelakangnya maka jarak minimum 1800 mm.
Meja Kerja laboratorium
tempat menggantung tisu
peralatan eksperimen Katup penutup
untuk gas dan air
tempat cuci
keran gas keran air
Permukaan
meja tahan
asam
dilengkapi
keranjang dengan bibir
sampah meja

min. 1m
Meja Kerja Laboratorium
Dilengkapi dengan bibir meja
Bahan: Melamine laminate atau
keramik komposit
Dilengkapi saluran pembuangan
Instalasi listrik dilengkapi dengan
“ground”
Dilengkapi dengan saklar on-off
Memiliki sumber listrik darurat
“emergency power”
Persyaratan Ruang Timbang
Standar Massa Kelas F1
Standar massa kelas F1,
1. standar telusuranya adalah E2;
2. Memiliki 2 set; (standar utama dan standar kerja);
3. Periode kalibrasi/verifikasi, pengecekan repeatability, linearity, accuracy per triwulan;
4. Tempat penyimpanan dalam kotak atau glass bells
5. Membersihkannya menggunakan kain pembersih kaca mata;
6. Untuk menaruh atau mengambil menggunakan pinset, garpu penjepit, tongs;
7. Komparator mempunyai reproducibility sama atau lebih kecil 1/3 dari toleraansi anak
timbangan;
8. Ruang tidak menghadap matahari langsung;
9. Diperbolehkan ada jendela;
10. Penerangan menggunakan lampu dengan efek panas yang kecil;
11. Lantai ruangan antistatic, tidak menggunakan karpet;
12. Temperatur ruangan 10 – 30 °C dengan maksimal fluktuasi limits 1.5oC/1h dan 20/23
dengan maksimal fluktuasi .2oC/12h
13. Kelembaban ruangan 40 – 60 % maksimal fluktuasi +/- 15%/4h.
14. Meja timbang bebas dari vibrasi/getaran, terbuat dari granit, marmer, terraso dengan
minimal ketebelan 40 mm dengan pondasi sendiri
Kondisi Ruang Yang Diperlukan Untuk
Laboratorium Penimbangan Massa
1. Penempatan AC yang tidak mempengaruhi penimbangan dan dapat
mengkompensasi panas yang ditimbulkan oleh operator;
2. Pengaruh panas yang ditimbulkan oleh operator dapat
disimulasikan dengan pemasangan lampu pijar 80 W, saat operator
masuk ruangan lampu dimatikan, saat operator keluar lampu pijar
dinyalakan;
3. Hindari jendela yang menghadap langsung ke sinar matahari;
4. Jika dimungkinkan, akan lebih baik kalau dibuat pintu ganda (luar
dan dalam:
5. Fluktuasi suhu tidak lebih dari ± 1°C;
6. Fluktuasi kelembaban ruang tidak lebih dari ± 10 %;
7. Sedapat mungkin ruang harus bersih dan bebas debu:
8. Tidak menempatkan telepon/menggunakan hand phone di ruang
penimbangan;
9. Lantai ruang tidak boleh memakai karpet, gunakan bahan antistatic.
Contoh Kondisi Ruangan dan Meja Timbang
Contoh Meja Timbang
Contoh Kondisi Ruangan di Laboratorium

1. Ruang penyimpanan contoh uji termasuk contoh uji


arsip disesuaikan dengan kebutuhan dengan suhu 4oC ±
2oC.
2. Ruang instrumen dengan suhu ruangan 20oC ± 3oC dan
kelembaban 45% - 65%, misalnya untuk:
a.Spektrofotometer UV-Vis disarankan berukuran
minimal 6 m2
b.AAS/ICP/Hg-analyzer disarankan berukuran minimal
7,5 m2 yang dilengkapi dengan exhaust fan dan
penyimpanan gas harus berada di luar ruangan
c. GC/GC-MS/HPLC/IC disarankan berukuran minimal 6
m2 yang dilengkapi dengan exhaust fan dan
penyimpanan gas harus berada di luar ruangan.
Contoh Ruang Laboratorium

Kelengkapan
ruang laboratorium
:

Lemari asam,
APAR, Emergency
shower, eye wash,
kotak P3K, pintu
darurat, telepon
darurat
Contoh Lemari Asam

Sistem ventilasi
Saluran gas harus “tahan
api”
Organik Anorganik
Fungsi pintu tipe
“vertikal” tidak jatuh,
pintu tipe “horizontal”
mudah dibuka
Alarm
Jendela lemari asam
selalu kondisi tertutup
Bukan tempat
menyimpan bahan kimia
Saluran Pembuangan Air

Tidak membuang zat


kimia ke saluran
pembuangan air !!!

The Korea Times, Sept 10th 2006


An explosion occurred at a college laboratory, injuring nine
students over the weekend. It took place when a researcher,
identified as Cho, conducted a chemical experiment at a
laboratory in Hanyang Univ. It is suspected phosphorus
chloride and water caused explosion…..

Anda mungkin juga menyukai