Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 4

NILAI - NILAI
DAN PRINSIP
ANTI KORUPSI
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI /
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
ANGGOTA KELOMPOK 4

1. HANA SYAH SALBILLA ( P07124122008)


2. DEVINA SHEILA DESYANTI ( P07124122017)
3. AMANDA PUSPITA W. ( P07124122030)
4. MEZZA VINANDA ( P07124122043)
A. NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
Menurut Romi, dkk. (2011 dalam Batennie, 2012) pada dasarnya korupsi terjadi karena adanya
faktor internal (niat) dan faktor eksternal (kesempatan). Niat lebih terkait dengan faktor individu
yang meliputi perilaku dan nilainilai yang dianut, seperti kebiasaan dan kebutuhan, sedangkan
kesempatan terkait dengan sistem yang berlaku. Sembilan nila-inilai antikorupsi yang penting
untuk ditanamkan pada semua individu, kesembilan nilai antikorupsi tersebut terdiri dari:

(a) Inti, yang meliputi kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab;


(b) Sikap, yang meliputi keadilan, keberanian, dan kepedulian, serta;
(c) Etos kerja, yang meliputi kerja keras, kesederhanaan, dan kemandirian. Jujur Disiplin Tanggung
jawab Kerja keras Sederhana Mandiri Adil Berani Peduli Pendidikan dan Budaya Antikorupsi.

Baca Selanjutnya
PEMBAHASAN
Jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong dan Keadilan adalah penilaian dengan memberikan
1 tidak curang. 4
kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi
haknya, yakni dengan bertindak proporsional dan
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang, tidak melanggar hukum.
ketekunan, dan konsisten untuk terus
2 5 Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
mengembangkan potensi diri membuat seseorang
keberanian untuk menyatakan kebenaran, berani
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
mengaku kesalahan, berani bertanggung jawab, dan
menjalani tugasnya.
berani menolak kebatilan.

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung 6


Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
3 segala sesuatunya atau kalau terjadi apa-apa boleh menghiraukan (Sugono, 2008).Kepedulian sosial
dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang.

Baca Selanjutnya
B. PRINSIP-PRINSIP ANTIKORUPSI
Prinsip antikorupsi merupakan langkah-langkah antisipatif yang harus dilakukan agar laju
pergerakan korupsi dapat dibendung bahkan diberantas. Dalam konteks korupsi ada beberapa
prinsip yang harus ditegakkan untuk mencegah faktor eksternal penyebab terjadinya korupsi,
yaitu
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.
2. Transparansi
Transparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan
secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik.
4. Kebijakan
Prinsip kebijakan Adalah prinsip antikorupsi yang keempat yang dimaksudkan agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang kebijakan antikorupsi.

Baca Selanjutnya
C. CONTOH KODE ETIK
PROFESI/ ORGANISASI
Transparansi
1 Hal ini dapat dicontohkan misalnya seorang pegawai mendapat perusahaan konsultan
pajak mendapat klien dari atasan mengerjakan catatan pajak dari klien tersebut. Di
tengah proses konsultasi, klien ini menawarkan sejumlah uang kepada pegawai
dengan harapan agar pegawai mau melakukan beberapa penyelewengan dari
pelaporan pajak si klien.

Integritas
2
Contoh dari etika ini dapat dilihat dari seorang pegawai pemerintahan di dinas
tertentu, misalnya datang seseorang dari perusahaan tambang yang hendak
mengajukan penerbitan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Karena
prosesnya rumit dan sulit dipenuhi, maka seseorang ini hendak memberikan
gratifikasi pada pegawai dinas terkait untuk memuluskan rencananya.
C. CONTOH KODE ETIK
PROFESI/ ORGANISASI
Loyalitas
Dicontohkan dengan seorang pegawai memiliki koneksi dengan perusahaan lain dengan sektor
bisnis yang sama dengan tempatnya bekerja. Ia mendengar bahwa perusahaan tempatnya bekerja
3
kesulitan mengeksekusi suatu proyek di daerah tertentu. Sedangkan, perusahaan lain yang ia
ketahui juga sedang mengerjakan proyek serupa di daerah lain dan juga sama-sama mengajukan
tender untuk proyek di daerah yang sama. Jika pegawai tadi memiliki etika loyalitas yang tinggi
maka ia akan mencoba mencari solusi dari kesulitan perusahaannya dalam mengeksekusi proyek
tersebut secara profesional.

Akuntabilitas
4
Etika ini dapat digambarkan dari seorang dokter yang melakukan praktik pengobatan di
luar kaidah-kaidah spesialisasinya. Ia kemudian dinyatakan bersalah oleh organisasi
keilmuannya dan terancam dicabut izin praktiknya. Jika dokter tersebut beretika profesi
yang baik, maka ia akan mengakui kesalahannya dan mempertanggung jawabkan praktik
kedokterannya.
D. INTEGRITAS
INTEGRITAS ADALAH SALAH SATU BENTUK KUALITAS TERPENTING YANG HARUS DIMILIKI OLEH
SEORANG PEMIMPIN. INTEGRITAS ADALAH SUATU KONSEP YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU,
NILAI, METODE, SARANA, PRINSIP, HARAPAN, DAN KETERPADUAN BERBAGAI HASIL. ORANG YANG
MEMILIKI INTEGRITAS BERARTI MEMILIKI KEPRIBADIAN YANG JUJUR ​DAN KUAT. INTEGRITAS
SENDIRI BERASAL DARI BAHASA LATIN “INTEGRATE” YANG ARTINYA SEPERTI BERIKUT INI:
1. SIKAP TEGAS UNTUK TIDAK INGIN KORUPSI, BERPEGANG TEGUH PADA PRINSIP, DAN MENJADI
DASAR UNTUK BERHUBUNGAN DENGAN DIRI SENDIRI SEBAGAI NILAI MORAL
2. KUALITAS, SIFAT, ATAU KONDISI YANG MENUNJUKKAN SATU KESATUAN YANG UTUH MEMILIKI
POTENSI DAN KEMAMPUAN UNTUK MEMANCARKAN OTORITAS, KEWIBAWAAN, DAN
KEJUJURAN
INDIKATOR INTEGRITAS
Berikut adalah beberapa indikator yang menentukan integritas adalah
sebagai berikut. Menurut Rachman dalam Supriyanto (2006) sebagai berikut:

1 2 3 4
SUMMER VALENTINE'S DAY CAR BOOK
MENGATASI AKUNTABILITAS
KODE ETIK
CONFLIC OF WEWENANG DAN TANGGUNG
PROFESIONAL
BEACH CUPID BRAKE CHAPTER
INTEREST. JAWAB.
VACATION LOVE STEERING WHEEL READ
SUNSCREEN CHOCOLATES DRIVE AUTHOR
KONFLIK KEPENTINGAN

KONFLIK KEPENTINGAN DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI SITUASI DI MANA PEJABAT PUBLIK MEMILIKI
KEPENTINGAN PRIBADI ATAU KEPENTINGAN LAINNYA YANG MEMENGARUHI ATAU TERLIHAT
MEMENGARUHI KINERJA JABATAN PUBLIKNYA YANG SEHARUSNYA OBJEKTIF DAN IMPARSIAL.
PENGERTIAN KONFLIK KEPENTINGAN TERCANTUM PADA UNDANG-UNDANG 30 TAHUN 2014 TENTANG
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PASAL 1 AYAT (14) DAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
APARATUR DAN REFORMASI BIROKRASI NO 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENANGANAN
KONFLIK KEPENTINGAN.
KONFLIK KEPENTINGAN BISA MENJADI PENYEBAB ATAU AKIBAT DARI KORUPSI. MISALNYA DALAM
BEBERAPA KASUS, KONFLIK KEPENTINGAN BERAWAL BERAWAL DARI PEMBERIAN GRATIFIKASI ATAU SUAP
YANG BISA MEMENGARUHI PENILAIAN ATAU KEPUTUSAN PEJABAT.
PELANGGARAN KONFLIK KEPENTINGAN

DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN


DAPAT DIJATUHI SANKSI ADMINISTRATIF MULAI DARI RINGAN HINGGA BERAT.

SANKSI ADMINISTRATIF RINGAN BERUPA TEGURAN LISAN, TEGURAN TERTULIS, ATAU PENUNDAAN
KENAIKAN PANGKAT, GOLONGAN, DAN/ATAU HAK-HAK JABATAN. SANKSI ADMINISTRATIF RINGAN
DIKENAKAN BAGI PEJABAT PEMERINTAHAN JIKA TIDAK MEMBERITAHUKAN ATASANNYA DALAM HAL
TERDAPAT KONFLIK KEPENTINGAN. SANKSI ADMINISTRATIF RINGAN JUGA DAPAT DIKENAKAN KEPADA
ATASAN YANG TIDAK MENGAMBIL KEPUTUSAN APAPUN TERHADAP LAPORAN ADANYA KONFLIK
KEPENTINGAN, PALING LAMA LIMA HARI KERJA SETELAH LAPORAN DITERIMA.

SEMENTARA SANKSI ADMINISTRATIF BERAT DIJATUHKAN JIKA SEORANG PEJABAT ATAU PEGAWAI
MENGAMBIL KEPUTUSAN ATAU TINDAKAN YANG BERPOTENSI ADANYA KONFLIK KEPENTINGAN. SANKSI
TERSEBUT ADALAH PEMBERHENTIAN TETAP DENGAN ATAU TANPA MEMPEROLEH HAK-HAK KEUANGAN,
ATAU DIPUBLIKASIKAN DI MEDIA MASSA.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
APAKAH ADA PERTANYAAN ?

KELOMPOK 4

Anda mungkin juga menyukai