Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE

TERHADAP INTENTION TO USE QUICK RESPONSE INDONESIAN


CODE STANDARD (QRIS), DENGAN ATTITUDE TOWARD SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH
GEDE ANANTA
NIM 200413623274

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era serba digital saat ini, berbagai sektor pada masyarakat mulai
beralih pada penggunaan teknologi. Hampir seluruh sektor telah beralih dan
semakin memanfaatkan teknologi untuk mempermudah pekerjaan, tak terkecuali
pada sektor keuangan. Financial Tecnology (Fintech) merupakan sebuah inovasi
yang hadir pada sektor keuangan untuk mempermudah proses transaksi, dimana
terjadi pola perubahan pembayaran dari tunai menjadi non tunai (Faizani &
Indriyanti, 2021). Seiring dengan meningkatnya transaksi non-tunai di Indonesia,
Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI)
meluncurkan Quick Response Indonesian Code Standard (QRIS) sebagai standar
yang ditetapkan untuk Quick Response (QR) Code di Indonesia. Dilansir dari
InterActiveQRIS, QRIS adalah media QR untuk menerima pembayaran dari e-
wallet dan mobile banking yang mendukung fitur ini atau memiliki fitur
pembayaran via scan kode QRIS. Layanan ini digunakan untuk pembayaran
melalui aplikasi uang elektronik server based, mobile banking atau dompet digital.
sehingga selain e-wallet, fitur ini dapat digunakan oleh semua bank besar di
Indonesia melalui mobile banking dengan memilih scan QR. QRIS yang
dikembangkan oleh Bank Indonesia bersama ASPI resmi rilis pada tanggal 17
Agustus 2019 dan secara nasional berlaku efektif mulai 1 Januari 2020 (Bank
Indonesia, 2019).
Kehadiran fitur ini tentunya dapat meningkatkan bidang perekonomian di
Indonesia, hanya dengan satu QR Code konsumen dapat melakukan pembayaran
lintas platform. Namun dilansir dari Katadata, munculnya fitur QRIS pada dompet
digital dan mobile banking ternyata membuat persaingan diantara dompet digital
seperti Gopay, Ovo, LinkAja dan mobile banking dari bank BCA, BRI, BNI,
Mandiri. Sektor perbankan seperti telah menyediakan fitur QRIS pada mobile
banking yang menjadikan pembayaran semakin praktis. Dilansir dari Katadata
QRIS pada mobile banking dirasa lebih mudah dan praktis untuk digunakan karena
tidak perlu mengisi saldo seperti dompet digital, sehingga konsumen lebih memilih
menggunakan QRIS pada mobile banking untuk melakukan pembayaran.
Dilansir dari Katadata menurut data ASPI, pada Desember 2022 QRIS telah
dimanfaatkan oleh sekitar 28,76 pengguna. Jumlahnya meningkat hingga 4,6%
dibanding November 2022, serta tumbuh 92,5% dibanding awal tahun.
Pertumbuhan tersebut juga diiringi dengan semakin banyaknya merchant QRIS.
ASPI mencatat, pada Desember 2022 ada sekitar 23,97 juta pedagang yang
melayani transaksi melalui QRIS, meningkat sekitar 5% secara bulanan, serta
tumbuh hingga 58,2% dibanding posisi awal tahun.

Gambar 1.1 Data Pengguna QRIS 2022


Sumber: databooks.katadata.co.id

Meskipun terjadi peningkatan, pada kenyataannya masyarakat di Indonesia


belum seluruhnya berniat menggunakan pembayaran digital. Volume dan nilai
transaksi QRIS rata-rata masih cenderung rendah, tercatat jumlah transaksi
sepanjang 2022 tercatat sebesar 1,03 miliar transaksi (Bank Indonesia, 2022).
Dilansir dari Katadata & Cnbc, meskipun pengguna QRIS meningkat tetapi jumlah
transaksi masih rendah karena menggunakan uang tunai masih menjadi pilihan
utama dalam melakukan pembayaran. faktor lain seperti persepsi bahwa
menggunakan QRIS untuk pembayaran membuat konsimen memiliki karakter
belanja yang impulsif yang disebabkan oleh kemudahan dan kepraktisan fitur
QRIS. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa niat seseorang untuk
menggunakan QRIS belum maksimal, meskipun QRIS menawarkan layanan yang
sangat mudah dan praktis untuk digunakan terutama pada mobile banking.
Niat menggunakan atau Intention to Use yang diungkapkan oleh Kusuma
H. & Susilowati dalam (Nisa & Solekah, 2022)merupakan niat pengguna untuk
menggunakan atau menggunakan kembali suatu objek tertentu. Intention to Use
didefinisikan sebagai kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu
teknologi dimasa mendatang (Setiawan et al, 2022). Pengguna menggunakan
teknologi yang baru karena mereka percaya bahwa teknologi berguna untuk
meningkatkan kinerja mereka dan mudah digunakan. Davis dalam (Kurniawan &
Wijayanti, 2022) mengemukakan bahwa dalam TAM, penerimaan pengguna dalam
mengguna suatu sistem informasi diperngaruhi oleh dua faktor yaitu Perceived
Usefulness dan Ease of Use. Merujuk pada penelitian (Alharbi & Drew, 2014)
dengan 69 responden menunjukkan bahwa Intention to Use dapat dipengaruhi oleh
Perceived Usefulness atau kegunaan yang dirasakan. Intention to Use pada
konsumen cenderung muncul apabila suatu sistem atau teknologi memiliki
kegunaan atau kemanfaatan bagi penggunanya.
Perceived Usefulness atau kegunaan yang dirasakan didefinisikan sebagai
seberapa jauh seseorang mempercayai bahwa suatu sistem atau teknologi dapat
meningkatkan kinerja mereka (Venkatesh & Davis, 2000). Jika seseoarang akan
merasa percaya diri jika teknologi ajan berguna baginya, maka ia akan
memanfaatkannya. Sebaliknya jika seseorang merasa kurang bermanfaat makan ia
tidak akan menggunakannya. Sehingga hal ini dapat menjadi suatu tolak ukur
seseorang dalam menggunakan suatu sistem atau teknologi. Merujuk pada
penelitian (Nyoman et al, 2022) dengan 100 responden menunjukan bahwa
Intention to Use juga dipengaruhi oleh Perceived Ease of Use atau kemudahan
penggunaan yang dirasakan.
Perceived Ease of Use atau kemudahan penggunaan yang dirasakan
didefinisikan sebagai keyakinan bahwa menggunakan suatu sistem yang tepat dapat
mencapai tujuan tersebut lebih mudah dipahami dan digunakan (Davis, 1989).
Persepsi kemudahan penggunaan merupakan keyakinan tentang suatu proses
pengambilan keputusan. Jika seseorang percaya pada suatu sistem yang mudah
digunakan maka ia akan menggunakannya, sebaliknya jika seseorang merasa
kesulitan atau tidak mudah untuk menggunakannya maka ia tidak akan
menggunakannya.
Persepsi terhadap kegunaan dan kemudahan yang dirasakan atas penggunan
suatu sistem akan mempengaruhi suatu sikap terhadap penggunaan sistem atau
teknologi. Seseorang dapat bersikap untuk menolak atau menerima sebagai akibat
dari menggunakan sistem teknologi baru. Pada teori TAM, sikap terhadap
penggunaan ini disebut sebagai Attitude Toward. Merujuk pada penelitian (Suki &
Suki, 2011) dengan 100 responden mengungkapkan bahwa Attitude Toward
berpengaruh terhadap Intention of Use. Fishbein & Ajzen dalam (Al, 2020)
mengemukakan bahwa Attitude Toward merupakan istilah umum yang
mendefinisikan perilaku tertentu seseorang. Attitude Toward juga dapat
didefinisikan sebagai pernyataan atau penilaian evaluatif yang berkaitan dengan
objek, orang maupun peristiwa. Azwar dalam (Nisa & Solekah, 2022) mengatakan
bahwa sikap adalah satu-satunya bidang psikologi yang berhubungan dengan
persepsi dan perilaku. Dengan adanya Perceived Usefulness dan Perceived Ease of
Use yang baik, maka akan menumbuhkan Attitude toward yang positif terhadap
QRIS, dan sikap yang positif tersebut akan memberikan alasan kepada pengguna
untuk memunculkan Intention to Use. Namun terdapat beberapa penelitian yang
mengungkapkan bahwa tidak terdapat pengaruh Perceived Usefulness dan
Perceived Ease of Use terhadap Intention to Use melalui attitude toward (Nisa &
Solekah, 2022; Al., 2020).
Teori original Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan
oleh Davis mengungkapkan bahwa variabel Ease of Use mempengaruhi variabel
Usefulness (Davis, 1991). Beberapa contoh penelitian yang menerapkan model ini
antara lain penelitian (Cimbaljević et al., 2023); (Putra & Heruwasto, 2022);
Jasmshidi & Hussin, 2014). Namun Pada konteks penelitian ini mengadopsi teori
Technology Acceptance Model (TAM) yang diperluas. Hampir semua struktur TAM
yang diperluas menggunakan Perceived Usefulness (PU) dan Perceived Ease of Use
(PEOU) sebagai variabel independen. Variabel eksternal bergantung pada jenis
penelitian dan mencerminkan fleksibilitas dari TAM itu sendiri, namun tidak semua
model penelitian menggunakan variabel eksternal (Li et al., 2008). Variabel
eksternal diungkapkan sebagai karakteristik responden, terdapat banyak penelitian
yang menggunakan variabel eksternal hasilnya selalu berubah-ubah dan cenderung
tidak berpengaruh serta tidak ada pattern mana yang lebih penting dari banyaknya
variabel eksternal yang digunakan (Hubona & Whisenand, 1995); (Burton-Jones &
Hubona, 2006). Beberapa penelitian yang menggunakan variabel PU dan PEOU
sebagai variabel independen antara lain penelitian (Maria et al, 2022); Iqbal et al.,
2018; Ike et al., 2020). Maka pada penelitian ini menggunakan variabel PU dan
PEOU sebagai variabel independen dan tidak menggunakan variabel eksternal, hal
ini tentunya menjadi gap research pada penelitian ini.
Berdasarkan fenomena, penelitian terdahulu, dan perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, maka peneliti ingin mengetahui lebih
dalam tentang bagaimana seseorang mengadopsi suatu sistem atau teknologi dan
membuktikan pengaruh dari Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use dan
Attitude toward terhadap Intention to Use QRIS mobile banking BCA, BRI, BNI,
dan Mandiri. Sehingga peneliti mengambil topik penelitian “Pengaruh Perceived
Usefulness, Perceived Ease of Use Terhadap Intention to Using Quick Response
Indonesian Code Standard (QRIS) Dengan Attitude Toward Sebagai Variable
Intervening”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, berikut adalah
rumusan masalah dalam penelitian ini :
1. Bagaimana deskripsi dari variable X1, X2, Variabel Z, Variabel Y pada
pengguna QRIS?
2. Apakah terdapat pengaruh Percieved Usefulness terhadap Attitude Toward?
3. Apakah terdapat pengaruh Percieved Ease of Use terhadap Attitude Toward?
4. Apakah terdapat pengaruh Perceived Usefulness terhadap Intention to Use?
5. Apakah terdapat pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Intention to Use?
6. Apakah terdapat pengaruh Attitude Toward terhadap Intention to Use?
7. Apakah terdapat pengaruh Perceived Usefulness terhadap Intention to Use
melalui Attitude Toward?
8. Apakah terdapat pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Intention to Use
melalui Attitude Toward?

1.3 Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan teori yang sudah ada, maka
dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Attitude Toward secara positif dan
signifikan
H2 : Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Attitude Toward secara positif
dan signifikan
H3 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Intention to Use secara positif dan
signifikan
H4 : Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Intention to Use secara positif
dan signifikan
H5 : Attitude Toward berpengaruh terhadap Intention to Use secara positif dan
signifikan
H6 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Intention to Use secara positif dan
signifikan melalui Attitude Toward
H7 : Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Intention to Use secara positif
dan signifikan melalui Attitude Toward.

1.4 Kegunaan Penelitian


1.4.1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan penelitian ini secara teoritis adalah penelitian ini dapat
memberikan referensi pengetahuan dan pedoman sebagai sarana pengembangan
ilmu pengetahuan terkhusus mengenai Pengaruh Perceived Usefulness, Perceived
Ease of Use Terhadap Intention to Using Quick Response Indonesian Code
Standard (QRIS) Dengan Attitude Toward Sebagai Variable Intervening.

1.4.2. Kegunaan Praktis


A. Bagi Perbankan
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi pihak perbankan karena menjadi
referensi yang mungkin dapat dipelajari untuk mengetahui pengaruh penerimaan
teknologi khususnya pada teknologi pembayaan digital yakni QRIS pada
masyarakat luas.
B. Bagi Peneliti
Sebagai sarana menambah referensi penulis serta digunakan tempat untuk
menuangkan ilmu-ilmu yang sudah didapatkan selama menempuh perkuliahan di
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang.

C. Bagi Peneliti selanjutnya


Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya untuk dijadikan
bahan pedoman dan referensi yang mungkin membantu peneliti selanjutnya
mengembangkan penelitian terkait.

1.5 Definisi Operasional


Definisi operasional merupakan definisi yang digunakan untuk mengamati
variabel penelitian berdasarkan karakteristik. Pada penelitian ini dirumuskan bahwa
Intention to Use sebagai variable Endogen dipengaruhi oleh Perceived Usefulness
dan Perceived Ease of Use sebagai variable Eksogen melalui Attitude Toward
sebagai variabel intervening. Berikut definisi operasional masing-masing variabel
dalam penelitian ini:

1.5.1. Perceived Usefulness


Perceived Usefulness merupakan keyakinan bahwa sejauh mana seseorang
merasakan QRIS dapat berguna dan bermanfaaat sesuai dengan apa yang
diharapkan. Adapun indikator yang diukur dari Perceived Usefulness antara lain
work more quickly, job performance, increase productivity, effectiveness, make job
easier, dan usefull.

1.5.2. Perceived Ease of Use


Perceived Ease of Use merupakan tingkat kemudahan yang dirasakan oleh
seseorang dalam menggunakan QRIS. Semakin mudah digunakan maka seseorang
akan semakin berniat untuk menggunakannya secara terus-menerus. Indikator yang
diukut dari Perceived Ease of Use antara lain ease to learn, controllable, clear and
understandable, flexible, become skillfull dan ease to use.
1.5.3. Attitude Toward
Attitude Toward merupakan sikap atau perilaku tertentu seseorang, sikap
dapat berupa penerimaan atau penolakan, merasa positif atau negative terhadap
layanan QRIS. Sikap ini menjadi ekspresi dari evaluasi subjektif individu terhadap
QRIS dan dapat mempengaruhi perilaku mereka. Indikator dari Attitude Toward
antara lain using the system is good idea, using the system is wise idea, like to using
the system, dan system is pleasant.

1.5.4. Intention to Use


Intention to Use merupakan niat seseorang untuk menggunakan suatu sistem. Niat
untuk menggunakan berupa niat untuk tetap menggunakan layanan QRIS di masa
depan. Adapun indikator dari Intention to Use antara lain intend to use the system,
continue using the system in the future, dan recommend other to use.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya yang Relevan


Hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai referensi dan dasar
yang relevan untuk mendukung penelitian ini. Berikut merupakan penelitian
terdahulu yang sesuai untuk dijadikan landasan empiris bagi peneliti.

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya yang Relevan


No Peneliti, Variabel Populasi, Hasil Penelitian Hipotesis
Tahun, & Sampel, & yang
Judul Teknik didukung
Analisis Data
1. Rachmawati Perceived Populasi : Semua variabel H1, H2,
et al., (2020). Usefulness, seluruh independen H3, H4
The Effect of Perceived masyarakat berpengaruh H5
signifikan terhadap
Perceived Ease of Use, yang
Attitude Toward
Usefulness, Attitude menggunakan Using Social Media
Perceived Towards atau pernah dan Interest Buy
Ease of Use Using Social melakukan Online.
on Online media, transaksi
Buying Interest Buy pembelian Attitude Toward
Interest Is Online. barang secara Using Social Media
through The online. berpengaruh secara
signifikan terhadap
Attitude
Interest Buy Online.
Toward of Sample : 147
Using Social Responden Semua variabel
Media independen tidak
Teknik berpengaruh
Analisis Data : terhadap Interest
Path Analysis Buy Online melalui
Attitude towards
Using Social Media

2. Nisa & Perceived Populasi : Hampir semua -


Solekah, Usefulness, Masyarakat variabel
(2022). Perceived yang independen tidak
The Ease of Use, memiliki pengaruh
menggunakan
Influence of Social yang signifikan
Influence, aplikasi E- terhadap Intention
TAM, Social
Security, Wallet di Kota to Use.
Influence,
Attitude, Malang
Security Variabel
Trust,
Relationship
Intention to Sampel : 150 independen
Toward Perceived Ease of
Use Responden
Intention to Use berpengaruh
Use E Wallet terhadap Intention
Teknik to Use.
Through
Analisis Data :
Attitude and
SEM-PLS Perceived
Trust.
Usefulness,
Perceived Ease of
Use, Security tidak
berpengaruh
terhadap Intention
to Use melalui
Attitude
3. Shanmugam Perceived Populasi: Perceived H1, H3,
et al., (2014). Usefulness, Mahasiswa Usefulness H5, H6,
Factors Perceived dan staff di 3 berpengaruh H7.
Effecting Ease of Use, Universitas signifikan terhadap
Malaysian Perceived yakni AIMST Behavioral
Behavioral Benefit, University, Intention to Use
Intention to Perceived Wawasan dan Attitude
Use Mobile Credibility, Open Toward.
Banking Perceived University and
With Financial, Universiti Perceived Ease of
Mediating Attitude Utara Use tidak
Toward Malaysia berpengaruh
Effects of using M- (UUM). terhadap Attitude
Attitude Banking, Toward.
Behavioral Sampel : 202
Intention to Responden Attitude Toward
Use M- Berpengaruh
Banking. Teknik signifikan terhadap
Analisis Data : Behavioral
SEM-AMOS Intention to Use.

Attitude Toward
memediasi secara
partial hubungan
antara Perceived
Usefulness dan
Behavioral
Intention to Use.

Attitude Toward
sepenuhnya
memediasi
hubungan antara
Perceived
Usefulness dan
Behavioral
Intention to Use
4. Setiawan et Perceived Populasi : Perceived H1, H2,
al., (2022) Usefulness, Pengguna Usefulness H5, H6,
Investigasi Perceived QRIS yang berpengaruh positif H7
Behavioral Ease of Use, berdomisili di dan signifikan
Intention Social Jabodetabek tertadap Attitude
Pada Sistem Influence, dengan jumlah Toward.
Pembayaran Attitude sebanyak 31,3
QRIS Di Toward, juta jiwa. Perceived
Merchant Behavior Usefulness tidak
UMKM Intention Sampel : 150 berpengaruh
responden. terhadap
Behavioral
Intention.

Attitude Toward
sepenuhnya
memediasi
hubungan antara
Perceived
Usefulness dan
Behavioral
Intention

Perceived Ease of
Use berpengaruh
secara positif dan
signifikan terhadap
Attitude Toward.

Perceived Ease of
Use tidak
berpengaruh
terhadap
Behavioral
Intention.

Attitude Toward
sepenuhnya
memediasi
hubungan antara
Perceived Ease of
Use dan Behavioral
Intention.

Attitude Toward
berpengaruh secara
positif dan
signifikan terhadap
Behavioral
Intention.
5. Norazah & Perceived Populasi : Perceived H3, H4,
Norbayah, Usefulness, Jumlah sampel Usefulness H5.
(2011). Perceived responden berpengaruh positif
Exploring Ease of Use, yang dan signifikan
The Perceived mengikuti terhadap Behavior
Relationship Enjoyment, survei tentang Intention.
Between Attitude, niat pelanggan
Perceived Behavioral menggunakan Perceived Ease of
Usefulness, Intention. layanan seluler Use berpengaruh
Perceived 3G. positif dan
Ease of Use, signifikan terhadap
Perceived Sampel : 100 Behavioral
Enjoyment, Responden Intention.
Attitude and
Suscribers Teknik Attitude Toward
Intention Analisis Data : berpengaruh
Towards Correlation berpengaruh positif
Using 3G and multiple dan signifikan
Mobile regression terhadap
Service. amalysis. Behavioral
SPSS Intention.
6. Nyoman et Perceived Populasi : Perceived H1, H2,
al., (2022). Usefulness, Pengguna Usefulness H3, H4,
The Effect of Perceived layanan berpengaruh positif H5
Perceived Ease of Use, Shopeepay dan signifikan
Usefulness, Attitude tertadap Attitude
Perceived Toward, Sampel : 100 Toward.
Ease of Use Behavioral Responden
on Intention. Perceived Ease of
Behavioral Teknik Use berpengaruh
Intention to Analisis Data : secara positif dan
Use Through Regresi linier signifikan terhadap
The Attitude Toward.
Intervening
Attitude Attitude Toward
Toward berpengaruh
Using berpengaruh positif
Variables in dan signifikan
The Study of terhadap
Shopeepay Behavioral
E-Wallet Intention.
Service.
Perceived
Usefulness
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Behavior
Intention.

Perceived Ease of
Use berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
Behavioral
Intention.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Perceived Usefulness
Perceived Usefulness menurut (Yulianita, 2018) merupakan kegunaan yang
dirasakan dapat dipahami sebagai persepsi individu apakah menggunakan suatu
teknologi yang baru dapat meningkatkan atau memperbaiki kinerja mereka.
Pemahaman mengenai Perceived Usefulness sama dengan pengertian yang
didefinisikan oleh liao & Cheung (2002) yaitu sebagai probabilitas subyektif bahwa
penggunaan atau pemanfaatan teknologi tertentu akan mempermudah konsumen
dalam menyelesaikan aktivitas tertentu.
Menurut Davis dalam (Nguyen, 2020) mengemukakan bahwa kegunaan
yang dirasakan merupakan persepsi pelanggan terhadap suatu teknologi yang dapat
meningkatkan efisiensi, seperti mengakses layanan dengan berbagai cara.
Pelanggan akan menggunakan teknologi yang dirasa dapat lebih mengguntungkan,
apabila pelanggan merasa suatu teknologi tidak dapat memberikan manfaat dan
tidak dapat berkembang maka mereka tidak akan menggunakan teknologi tersebut.
Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengukur Perceived Usefulness
menurut (Indarsin & Ali, 2017) antara lain work more Quickly, diartikan dengan
seseorang yang mampu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dengan teknologi
merupakan tanda bahwa seseorang percaya teknologi dapat berguna. Enhance
effectiveness, diartikan sebagai seseorang yang merasa pekerjaannya semakin
efektif dengan menggunakan teknologi merupakan tanda orang tersebut percaya
bahwa teknologi tersebut berguna dalam aktivitasnya. Usefull, diartikan sebagai
seseorang merasa menggunakan teknologi sangat bermanfaat dalam aktivitasnya
merupakan tanda bahwa kepercayaan seseorang terhadap kegunaan teknologi
meningkat.

2.2.2 Perceived Ease of Use


Perceived Ease of Use atau kemudahan penggunaan yang dirasakan
merupakan kemudahan yang dirasakan ketika seseorang mampu mengoperasikan
sistem atau teknologi untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan tanpa adanya
kesulitan atau hambatan apapun (Saparudin et al., 2020). Menurut (Monsuwe et al.,
2004) Perceived Ease of Use juga dapat diartikan ketika seseorang percaya bahwa
dengan menggunakan suatu teknologi baru akan membebaskannya dari segala
upaya selama proses penggunaaan teknologi tersebut.
Menurut Davis dalam (Harryanto et al., 2018) mengungkapkan bahwa
Perceived Ease of Use atau kemudahan penggunaan yang dirasakan merupakan
ukuran dimana seseorang percaya bahwa teknologi dapat dengan sangat mudah
untuk dipahami dan digunakan. Adapun indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur Perceived Ease of Use menurut (Iriani & Andjarwati, 2020) antara lain
ease to learn, diartikan dengan seseorang yang dapat belajar mengoperasikan suatu
teknologi dengan mudah merupakan tanda bahwa orang tersebut percaya bahwa
teknologi tersebut mudah untuk digunakan. Clear & understandable, diartikan
dengan seseorang yang merasa suatu teknologi jelas dan mudah dipahami
merupakan tanda orang tersebut percaya bahwa teknologi mudah untuk digunakan.
Ease to use, diartikan dengan seseorang yang merasa suatu teknologi mudah
digunakan merupakan tanda kepercayaan terhadap teknologi tersebut meningkat.

2.2.3 Intention to Use


Intention to Use atau niat untuk menggunakan merupakan kecenderungan
perilaku seseorang dalam menggunakan teknologi. Niat untuk menggunakan dapat
dilihat dari tingkat penggunaan teknologi sehingga dapat diprediksi dari sikap dan
perhatiannya (Harryanto et al., 2018). Intention to Use Juga dapat diartikan sebagai
tren perilaku yang terus menerapkan suatu teknologi (Natasia et al., 2021).
Menurut (Rahayu et al., 2017) Intention to Use dilakukan karena individu
mempunyai niat atau keinginan untuk melakukan atau niat untuk menggunakan
akan menentukan perilakunnya. Niat untuk menggunakan adalah keinginan
seseorang untuk melakukan suatu tingkah laku tertentu atau kecenderungan
seseoang untuk terus menggunakan teknologi tertentu. Tingkat penggunaan
teknologi ini dapat diprediksi dengan mudah oleh seseorang melalui perhatiannya
terhadap suatu sistem teknologi. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur
Intention to Use menurut (Kucukusta et al., 2015) antara lain intend to use the
system, yang diartikan sebagai niat seseorang untuk menggunakan suatu teknologi.
Continue using the system in the future, diartikan sebagai kesediaan seseorang
untuk rutin menggunakan suatu teknologi dimasa mendatang yang merupakan
tanda bahwa orang tersebut memiliki niat menggunakan teknologi tersebut secara
terus menerus. Recommend other, diartikan sebagai kemauan seseorang untuk
merekomendasikan suatu teknologi pada orang lain yang merupakan tanda
seseorang memiliki niat untuk menggunakan teknologi tersebut.

2.2.4 Attitude Toward


Attitude Toward atau sikap merupakan suatu sikap yang diungkapkan oleh
seseorang ketika menggunakan suatu teknologi, sikap tersebut dapat berupa
penerimaan atau penolakan sebagai hasil penggunaan suatu teknologi dalam
aktivitas atau pekerjaannya (Saparudin et al., 2020). Pemahaman mengenai Attitude
Toward sama dengan pengertian yang didefinisikan oleh Bregashtian & Christian
(2021) bahwa sikap dikonseptualisasikan sebagai sikap pengguna suatu teknologi
dalam berupa penerimaan atau penolakan, positif atau negatif sebagai dampak saat
seseorang menggunakan teknologi pada pekerjaan mereka.
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur Attitude toward menurut
(Vankatesh et al., 2023) antara lain good idea, diartikan sebagai seseorang merasa
bahwa menggunakan suatu teknologi merupakan ide baik merupakan tanda orang
tersebut menerima suatu teknologi. The system is pleasant diartikan sebagai
seseorang merasa penggunaan sistem atau teknologi sangatlah menyenangkan
merupakan tanda orang tersebut menerima suatu teknologi.

2.3 Pengaruh Antar Variabel


2.3.1. Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Attitude Toward
Pada penelititian yang dilakukan oleh (Saparudin et al., 2020) menerangkan
bahwa Perceived Usefulness atau kegunaan yang dirasakan berpengaruh signifikan
terhadap Attitude Toward atau sikap pelanggan terhadap penggunaan ponsel
perbankan. Jika M-banking semakin bermanfaat, maka semakin besar sikap positif
nasabah terhadap M-banking. Temuan dari (Shanmugam et al.,2014) juga
memperkuat bahwa kegunaan yang dirasakan berpengaruh secara positif terdan
signifikan hadap sikap terhadap penggunaaan M-banking.
Merujuk pada penelitian (Natasia et al., 2022) juga membuktikan bahwa
kegunaan pada platform NUADU berpengaruh positif terhadap sikap dalam
menggunakan platform tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa kegunaan atau
manfaat yang disediakan oleh platform menciptakan rasa nyaman dan puas bagi
pengguna. Hasil tersebut juga didukung oleh (Moses et al., 2013) yang menemukan
bahwa Perceived Usefulness berpengaruh langsung terhadap Attitude Toward
menggunakan laptop, para guru cenderung menggunakan laptop jika mereka
merasa bahwa hal tersebut meningkatkan pengajaran di dalam kelas. Penelitian
yang dilakukan oleh (Tenggino & Mauritsius, 2022) menemukan bahwa Perceived
Usefulness juga berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan QRIS sebagai alat
pembayaran.

2.3.2. Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Attitude Toward


Merujuk pada penelitian (Alharbi & Drew, 2014) menemukan bahwa
Perceived Ease of Use atau kemudahan penggunaan yang dirasakan berpengaruh
positif terhadap attitude toward ata sikap terhadap penggunaan Learning
Management System (LMS). Hal tersebut membuktikan bahwa anggota fakultas
percaya bahwa belajar menggunakan LMS membutuhkan tingkat keterampilan
yang relatif rendah. Temuan dari (Erhan & Ahmet, 2020) juga memperkuat bahwa
Perceived Ease of use berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan Edmodo.
Pada penelitian (Rahmiati et al., 2019) menemukan bahwa kemudahaan
penggunaan yang dirasakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap
penggunaan e-money. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Nyoman et al.,2022) yang menyatakan bahwa Perceived Ease of Use
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Attitude Toward. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh dari kemudahan dalam melakukan suatu aktivitas
pembayaran digital dengan menggunakan shopeepay dan tidak perlu mengeluarkan
banyak usaha akan membentik sikap yang positif terhadap penggunaan pembayaran
digital itu sendiri.
Terdapat perbedaan hasil temuan ditemukan dalam penelitian (Shanmugam
et al., 2014) Perceived Ease of Use tidak memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap Attitude Toward penggunaan m-banking. Temuan tersebut di perkuat oleh
penelitian (Moses et al., 2013) yang juga menemukan bahwa kemudahaan
menggunakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap dalam
menggunakan laptop diantara guru sains dan matematika di Malaysia.

2.3.3. Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Intention to Use


Merujuk pada penelitian (Setyaningsih et al., 2023) menemukan bahwa
Perceived Usefulness atau kegunaan yang dirasakan berpengaruh signifikan
terhadap Intention to Use atau niat untuk menggunakan QRIS di Jakarta. Ketika
kegunaan atau kemanfaatan mampu didapatkan oleh pengguna maka timbul niat
untuk terus menggunakan suatu teknologi. Temuan ini diperkuat dengan hasil
temuan dari (Kurniawan et al., 2022) bahwa perceived usefulness berpengaruh
langsung secara signifikan terhadap niat menggunakan aplikasi digital zakat di
Malang.
Pada penelitian (Alharbi & Drew, 2014) menemukan bahwa kegunaan yang
dirasakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan Learning
Management System (LSM). Temuan ini juga didukung oleh penelitian (Setyani &
Kusuma, 2010) menemukan bahwa Perceived Usefulness berpengaruh secara
signifikan terhadap Intention tu Use internet banking. Dari temuan tersebut Dapat
diartikan bahwa nasabah bank akan terus menerus menggunakan sistem internet
banking jika sistem tersebut memberikan banyak manfaat bagi mereka.
Terdapat temuan yang berbeda pada penelitian (Nisa & Solekah, 2022)
mengungkapkan bahwa Perceived Usefulness atau kegunaan yang dirasakan tidak
memiliki pengaruh terhadap Intention to Use atau niat untuk menggunakan e-
wallet. Hal ini membuktikan bahwa responden belum sepenuhnya terbantu dengan
beberapa kegunaan atau manfaat yang ada pada sistem e-wallet yang digunakan.
Temuan ini juga didukung oleh penelitian (Hadikusuma, 2019) yang
mengungkapkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
Perceived Usefulness dengan Intention to Use OVO.

2.3.4. Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Intention to Use


Suatu sistem atau teknologi yang dianggap mudah oleh seseorang akan
semakin meningkatkan minat penggunaan layanan QRIS, hal tersebut karena QRIS
adalah kode nasional yang dapat digunakan untuk semua jenis pembayaran digital.
Temuan ini mengungkapkan bahwa Perceived Ease of Use atau kemudahan
penggunaan yang dirasakan berpengaruh secara signifikan terhadap Intention to
Use atau niat untuk menggunakan ORIS (Maria et al, 2022). Temuan tersebut
didukung oleh penelitian (Keni, 2020) yang mengemukakan bahwa kemudahan
penggunaan memiliki peran yang signifikan dalam mempengaruhi niat pengguna
untuk menggunakan kembali suatu teknologi.
Merujuk pada penelitian (Setyaningsih et al.,2023) menyatakan bahwa
Perceived Ease of Use berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Intention
to Use. Hal ini dibuktikan dengan kemudahan pada pembayaran yang dapat
dilakukan melalui smartphone, sehingga pengguna tidak memerlukan uang tunai
sebagai alat pembayaran. Temuan tersebut sejalan dengan penelitian (Setyawati,
2020) yang menyatakan bahwa dengan adanya kemudahan pada sistem
pembayaran gopay yang bisa digunakan kapapun dan dimanapun maka hak tersebut
membuat pengguna berniat untuk menggunakan gopay.
Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian (Setiawan et al., 2022) yang
menyatakan bahwa kemudahan penggunaan yang dirasakan secara tidak langsung
tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan QRIS. Temuan ini sejalan dengan
penelitian (Harryanto, 2018) yang menyatakan bahwa Perceived Ease of Use tidak
berpengaruh terhadap Intention to Use.

2.3.5. Penggaruh Attitude Toward terhadap Intention to Use


Merujuk pada penelitian (Hwa Lee et al., 2005) mengemukakan bahwa
Attitude toward atau sikap terhadap penggunaan online retailer berpengaruh positif
terhadap Intention to Use atau niat menggunakan online retailer. Temuan tersebut
juga didukung oleh penelitian (Nguyen, 2019) mengungkapkan bahwa sikap
terhadap penggunaan servis digital banking berpengaruh positif terhadap niat untuk
menggunakan digital banking. Pada penelitian (Madias et al., 2023) menyatakan
bahwa Attitude Toward memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Intention to
Use.
Perbedaan hasil di temukan pada penelitian (H. Shroff et al., 2011) yang
menemukan bahwa sikap terhadap penggunaan e-portfolio system tidak
berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan e-portfolio system. Temuan ini
didukung oleh hasil dari penelitian (Nisa & Solekah, 2022) yang menyatakan
bahwa Attitude Toward tidak berpengaruh secara langsung terhadap Intention to
Use e-wallet di kota Malang.

2.3.6. Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Intention to Use melalui


Attitude Toward
Merujuk pada penelitian (Setiawan et al., 2022) menyatakan bahwa
Perceived Usefulness terhadap Intention to Use sepenuhnya dimediasi oleh Attitude
Toward. hal ini dikarenakan Attitude Toward berhasil membuat Perceived
Usefulness berpengaruh positif terhadap Intention to Use secara tidak langsung
setelah dimediasi. Temuan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
(Shanmugam et al., 2014) yang menyatakan bahwa Perceived Usefulness terhadap
Intention to Use dimediasi oleh Attitude Toward, namun tidak sepenuhnya
dimediasi melainkan hasilnya adalah partial mediation yang berarti masih tetap
signifikan tetapi hubungan antara variabel independen nya menurun.
Perbedaan hasil ditemukan pada penelitian (Nisa & Solekah, 2022) yang
mengemukakan bahwa Perceived Usefulness terhadap Intention to Use dengan
Attitude toward sebagai intervening sepenuhnya ditolak. Hal tersebut dikarenakan
walaupun responden merasa terdapat manfaat atau kegunaan yang didapatkan dari
penggunan e-wallet, namun ternyata belum tentu dapat membuat mereka berniat
untuk menggunakannya. Temuan tersebut juga didukung dengan penelitian
(Rachmawati et al., 2020) yang mengemukakan bahwa variabel Perceived
Usefulness yang berhubungan dengan Intention to Use melalui Attitude Toward,
semuanya tidak signifikan. Hal tersebut dikarenakan dalam penggunaan media
sosial saat belanja online responden berfikir bahwa mereka tidak memerlukan sikap
terhadap penggunaan. Mereka melakukan transaksi hanya berdasarkan kebutuhan
mendesak sehingga terdapat kekhawatiran responden terhadap kualitas dan
kesesuaian barang yang dibeli sehingga mereka tidak berfikir positif dan bijaksana.
2.3.7. Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Intention to Use melalui
Attitude Toward
Merujuk pada penelitian (Shanmugam et al., 2014) menemukan bahwa
Perceived Ease of Use terhadap Intention to Use m-banking sepenuhnya dimediasi
oleh Attitude Toward. Hal ini menandakan bahwa nasabah memiliki sikap positif
saat merasakan adanya kemudahan terhadap penggunaan m-banking. Temuan
tersebut sejalan dengan penelitian (Setiawan et al., 2022) yang menyatakan bahwa
Perceived Ease of Use terhadap Intention to Use m-banking sepenuhnya dimediasi
oleh Attitude Toward.
Perbedaan hasil ditemukan pada penelitian (Rachmawati et al., 2020) yang
mengemukakan bahwa variabel Perceived Ease of Use yang berhubungan dengan
Intention to Use melalui Attitude Toward, semuanya tidak signifikan. Hal tersebut
dikarenakan dalam penggunaan media sosial saat belanja online responden berfikir
bahwa mereka tidak memerlukan sikap terhadap penggunaan media sosial untuk
berbelanja online. Temuan tersebut sejalan dengan penelitian (Nisa & Solekah,
2022) yang mengemukakan bahwa Perceived Ease of Use terhadap Intention to Use
dengan Attitude toward sebagai intervening sepenuhnya ditolak. Hal tersebut
dikarenakan kemudahan penggunaan sistem e-wallet hanya mempengaruhi sikap
mereka, dan sikap tersebut belum tentu dapat membuat responden bersedia
menggunakan sistem.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Merujuk pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang
(2017:16) rancangan penelitian berisi paparan mengenai pendekatan dan rincian
metode penelitian yang digunakan didampingi dengan alasan pemilihannya. Pada
penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitin deskriptif, yaitu penelitian yang
menggunakan metode untuk menggambarkan suatu temuan penelitian dan
explanatory research yang menjelaskan hubungan sebab akibat antar variabel yang
terdiri dari variabel independent Perceived Usefulness (X1) dan Perceived Ease of
Use (X2) yang mempengaruhi Intention to Use (Y) melalui Attitude Toward (Z)
sebagai interveningnya. Hubungan antar variabel dalam rancanan penelitian ini
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Model Konseptual


Sumber : Data diolah peneliti, (2023)

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1. Populasi
Menurut Sekaran & Bougie dalam (Maria et al., 2022) populasi merupakan
keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau benda yang ingin peneliti selidiki.
Tujuan diadakannya populasi adalah agar dapat menentukan besarnya anggota
sampel yang diambil melalui anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah
generalisasi. Populasi pada penelitian ini adalah Pengguna QRIS di Malang Raya.
Jumlah populasi pada penelitian ini tidak dapat diketahui secara pasti, sehingga
termasuk pada populasi tidak terbatas (infinite population).

3.2.2. Sampel
Menurut Sugiyono dalam (Maria et al., 2022) sampel merupakan bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi itu sendiri. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive
Sampling, yaitu Teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu dan menetapkan kriteria atau ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan
peneliti sehingga diharapkan mampu menjawab permasalahan penelitian.
Pemilihan responden dalam penelitian ini berdasarkan dengan kuesioner
Google Form kepada para pengguna QRIS di Malang Raya. Populasi pada
penelitian ini merupakan infinite population sehingga dalam menentukan jumlah
sampel peneliti menggunakan rumus Hair et al. (2014). Jumlah sampel minimum
setidaknya sepuluh kali lebih banyak dari jumlah indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel. Pada penelitian ini terdapat sebanyak 19 indikator. Maka
perolehan ukuran sampe yang dibutuhkan pada penelitian ini minimal sebanyak 19
x 10 = 190 Responden.

3.3 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk
mengukur nilai suatu variabel yang akan diteliti untuk menghasilkan data
kuantitatif yang akurat. Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala
Likert Lima Poin, Dengan skala Likert variabel yang diukur akan dijabarkan untuk
Menyusun instrumen yang kemudian diubah menjadi pertanyaan dan akan dijawab
oleh responden pada kuesioner Google Form yang akan disebar. Pengukuran
jawaban responden menggunakan skor sebagai berikut:
(STS) : Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

(TS) : Tidak Setuju (Skor 2)

(CS) : Cukup Setuju (Skor 3)

(S) : Setuju (Skor 4)

(SS) : Sangat Setuju (Skor 5)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen

Variabel Indikator Item No item


Perceived a. Work More a. Menggunakan QRIS (1)
Usefulness Qickly dalam pekerjaan saya
memungkinkan saya
(Indarsin & Ali, menyelesaikan
2017; Alharbi & pekerjan dengan lebih
Drew, 2014) cepat
b. Menggunakan QRIS (2)
tidak memerlukan
waktu yang lama
b. Enhance a. Menggunakan QRIS (3)
Effectiveness akan meningkatkan
efektivitas saya saat
berbelanja.
b. Menggunakan QRIS (4)
sangat efektif untuk
bertransaksi
c. Usefull a. Menggunakan QRIS (5)
sangat berguna saat
berbelanja
b. Menggunakan QRIS (6)
sangat bermanfaat
Perceived Ease of a. Easy to Learn a. Belajar (7)
Use mengoperasikan
(Iraini & QRIS akan mudah
Andjarwati, 2020; bagi saya (8)
Alharbi & Drew, b. Saya merasa QRIS
2014) mudah untuk
dipelajari
b. Clear & a. Saya merasa (9)
Understandable penggunaan QRIS
sangat jelas dan
mudah dimengerti
b. Saya merasa tidak ada (10)
yang dibingungkan
saat menggunakan
layanan QRIS
c. Ease to Use a. Saya merasa (11)
menggunakan QRIS
akan mudah bagi saya
b. Saya merasa Qris (12)
sangat mudah
digunakan
Intention to Use a. Intend to Use a. Saya bermaksud (13)
Rahayu et al dalam the system untuk tetap
(Nyoman et al., menggunakan QRIS
2022; Bomil Suh & b. Saya berniat untuk (14)
Ingoo Han, 2002) selalu menggunakan
QriS
b. Continue a. Saya akan (15)
Using the meneruskan
System in the penggunaan QRIS
Future masa depan
b. Saya akan (16)
melanjutkan
penggunaan QRIS
dimasa depan
c. Recommend a. Saya akan (17)
Others menyarankan orang
lain untuk
menggunakan QRIS
b. Saya akan (18)
merekomendasikan
QRIS pada orang lain
Attitude Toward a. Good Idea a. Menggunakan QRIS (19)
(Vankatesh et al., adalah ide baik
2003; Lim and b. Menggunakan QRIS (20)
Dubinsky dalam merupakan hal
(Fortes & Rita, cemerlang bagi saya
(2016)
b. Pleasant idea a. Menggunakan QRIS (21)
adalah ide yang
menyenangkan
b. Menggunakan QRIS (22)
membuat saya senang

3.3.1 Pengujian Instrumen


a) Uji Validitas
Azwar (Matondang, 2009) menjelaskan validity berasal dari kata "validity"
yang merujuk pada tingkat akurasi dan kecermatan suatu alat ukur atau tes dalam
melakukan fungsinya. Ketika sebuah tes disebut memiliki validitas tinggi, itu
berarti alat ukur tersebut dapat menghasilkan hasil yang akurat dan sesuai dengan
tujuan pengukuran yang dilakukan. Artinya, hasil pengukuran yang diperoleh
sesuai dan akurat dengan keadaan atau fakta sebenarnya dari objek yang
diukur.(Arikunto, 2010). Setelah dilakukan uji coba dan menghitung korelasi antara
setiap pertanyaan dengan skor total, peneliti melakukan uji validitas pada instrumen
penelitian. Uji coba perhitungan bertujuan untuk menguji kelayakan instrumen
penelitian. Instrumen penelitian dianggap valid jika mampu mengukur variabel
yang seharusnya diukur dan tidak menyimpang dari gambaran yang dimaksud
(Sugiyono, 2017).
Untuk mengukur validitas tiap butir pertanyaan dalam kuesioner, dilakukan uji coba
pada 32 sampel dengan tingkat toleransi sebesar 5%. Hasil uji coba akan
menentukan apakah setiap pertanyaan valid atau tidak. Jika signifikansi hasil uji
coba kurang dari 0,05, maka pertanyaan tersebut dianggap valid, namun jika
signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka pertanyaan tersebut dianggap tidak
valid. Selain itu, cara lain untuk menentukan validitas suatu pertanyaan adalah
dengan membandingkan nilai r hitung (koefisien korelasi Pearson) dengan r tabel
(nilai dari tabel r). Jika nilai korelasi positif dan r hitung lebih besar atau sama
dengan r tabel, maka pertanyaan dianggap valid. Namun, jika r hitung lebih kecil
dari r tabel, maka pertanyaan dianggap tidak valid. Salah satu syarat yang harus
dipenuhi adalah nilai Korelasi Item Total Tercorrigi (Corrected Item Total
Correlation) harus lebih besar dari r tabel 0,349.
Tabel 3.3.1. Hasil Uji Validitas
Variabel No Item r hitung r tabel 5 % (32) Keterangan
Perceived Usefulness Item 1 0,749 0,349 Valid
(X1) Item 2 0,428 0,349 Valid
Item 3 0,681 0,349 Valid
Item 4 0,740 0,349 Valid
Item 5 0,815 0,349 Valid
Item 6 0,726 0,349 Valid
Perceived Ease of Use Item 1 0,808 0,349 Valid
(X2) Item 2 0,724 0,349 Valid
Item 3 0,769 0,349 Valid
Item 4 0,578 0,349 Valid
Item 5 0,716 0,349 Valid
Item 6 0,765 0,349 Valid
Intention to Use (Y) Item 1 0,620 0,349 Valid
Item 2 0,628 0,349 Valid
Item 3 0,712 0,349 Valid
Item 4 0,541 0,349 Valid
Item 5 0,621 0,349 Valid
Item 6 0,536 0,349 Valid
Attitude Toward ( Z ) Item 1 0,712 0,349 Valid
Item 2 0,730 0,349 Valid
Item 3 0,775 0,349 Valid
Item 4 0,747 0,349 Valid
Sumber : Data diolah Peneliti, 2023

3.3.2. Uji Reliabilitas


Ghozali (2013:48) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah sarana untuk
mengevaluasi sebuah kuesioner yang mengindikasikan variabel tertentu. Kuesioner
dikatakan reliabel jika respons dari responden terhadap pertanyaan konsisten dan
tidak sembarangan. Menurut Sugiyono (2016), instrumen pengukuran yang dapat
diandalkan adalah instrumen yang memiliki reliabilitas yang baik. Reliabilitas
diartikan sebagai kemampuan sebuah instrumen untuk menghasilkan data yang
konsisten dan akurat ketika digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang
sama. Dalam konteks ini, jika instrumen memiliki reliabilitas yang baik, maka
pengukuran yang dilakukan berkali-kali akan menghasilkan data yang serupa atau
mendekati nilai sebenarnya dari objek yang diukur. Sebaliknya, jika instrumen tidak
reliabel, maka pengukuran yang dilakukan berkali-kali dapat menghasilkan data
yang berbeda-beda, bahkan meskipun objek yang diukur sama. Oleh karena itu,
reliabilitas merupakan sebuah aspek penting dalam proses pengembangan dan
validasi instrumen pengukuran.
Menurut Ghozali (2018:45), sebuah kuesioner dapat dianggap reliabel apabila
jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengujian reliabilitas yang digunakan adalah one shot, yang artinya pengukuran
hanya dilakukan sekali dan hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan. SPSS menyediakan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach Alpha Jika nilai
cronbach's alpha (ɑ) dari suatu variabel yang diteliti lebih besar dari 70% (0,70),
maka variabel tersebut dianggap memiliki reliabilitas yang baik. Sebaliknya, jika
nilai cronbach's alpha (ɑ) kurang dari atau sama dengan 70%, maka variabel
tersebut dianggap tidak reliabel. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas dari hasil
pengumpulan data, digunakan perangkat lunak SPSS 28,0 for windows. Berikut
adalah hasil perhitungan reliabilitas yang diperoleh.
Tabel 3.3.1. Hasil Uji Reliabilitas
No Jumlah Cronbuch’s Alpha Syarat Hasil
pertanyaan
1. 22 0.942 0.6 Reliabel
Sumber : Data diolah Peneliti, 2023

3.4 Penngumpulan Data


3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket dan kuesioner. Kuesioner
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan
menyusun pernyataan pada indikator variabel yang diteliti. Jenis angket yang
digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup, yang mana jawaban telah
disediakan dan responden hanya memilih langsung jawaban yang telah disediakan.

3.4.2. Jenis Data


Jenis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah data primer
dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner dalam bentuk google form
yang disebar dan diisi secara online. Sedangkan data sekunder diperoleh secara
tidak langsung dari studi Pustaka berupa literatur yang relevan dengan penelitian
ini. Sumber data sekunder yang digunakan antara lain, jurnal internasional dan
nasional, buku, serta referensi lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

3.4.3. Sumber Data


Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk menguji teori-teori dengan
cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel diukur dengan instrument
penelitian sehingga data yang berupa angka dapat dianalisis dengan statistik. Data
kuantitatif pada penelitian ini didapat melalui skor jawaban responden ketika
menjawab kuesioner.
3.4.4. Tahap pengumpulan data
Tahapan atau prosedut penelitian dilakukan supaya penelitian dapat berjalan
dengan lancar dan teratur dalam mengumpulkan informasi dan data yang
diperlukan mulai dari awal hingga akhir. Tahapan pengumpulan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada
penelitian dengan membuat pernyataan yang bersumber dari penelitian terdahulu
mengenai Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Intention to Use dan
Attitude Toward, yang kemudian dijadikan dalam bentuk kuesioner pedoman dalam
pengumpulan data.

2) Tahap Pelaksanaan
Peneliti mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan pada penelitian.
Pada tahap ini peneliti menyebarkan kuesioner dalam bentuk google form kepada
responden melalui whatsapp, Instagram, dan sosial media lainnya yang
mendukung.

3) Tahap Pengolahan dan Analisis Data


Pada tahap pengolahan dan analisis data, data yang diperoleh dari kuesioner
diperiksa kelengkapannya oleh peneliti kemudian disusun dan diolah untuk
dijadikan sebagai data yang siap untuk dianalisis sesuai dengan teknik analisis data
yang digunakan. Data yang telah dianalisis kemudian digunakan sebagai acuan
untuk untuk membuat kesimpulan.

3.5 Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan setelah seluruh kuesioner yang diperlukan sudah
diisi oleh responden yang terpilih. Jawaban responden akan dicek ulang untuk
mengetahui pengaruh atau hubungan antar variabel. Teknik analisis yang digunakan
pada penelitian ini adalah Analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Structural
Equation Modeling Partial Least Square (SEM-PLS).
3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau memberikan
gambaran tentang variabel yang diteliti yakni, Perceived Usefulness, Perceived
Ease of Use, Intention to Use, dan Attitude Toward pada pengguna QRIS di Malang
Raya yang menggunakan QRIS untuk bertransaksi.
Data yang terkumpul selanjutnya akan diolah dalam bentuk tabel, kemudian
dibahas secara deskriptif. Pada tahap ini diperlukan frekuensi dari setiap item
pertanyaan yang ada pada kuesioner agar memudahkan dalam menentukan
klasifikasi kondisi setiap variabelnya. Dari total nilai yang didapatkan untuk
masing-masing pertanyaan kemudian diubah dalam bentuk presentase dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
P : Presentase Distribusi Frekuensi
F : Frekuensi (Jumlah responden yang menjawab)
N : Jumlah total responden
Data yang diperoleh kemudian ditentukan panjang kelas interval untuk
menentukan kategori atau klasifikasi kondisi setiap variabel yang ada. Jika panjang
kelas telah ditentukan, maka total nilai setiap item dimasukkan ke dalam tiap kelas
interval sehingga didapat frekuensi tiap kategori yang digunakan untuk
dipresentasikan.
Terdapat kriteria dalam pemaknaan pada distribusi frekuensi dari jawaban
responden. Kriteria pemaknaan tersebut adalah sebagai berikut :

Keterangan :
P : Kelas Interval
R : Rentang
K : Jumlah Kelas
3.5.1. Analisis Structural Equation Modeling Partial Least Square (SEM-PLS)
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data Partian Least Square
(PLS). PlS adalah model persaamaan Structural Equation Modeling (SEM) dengan
pendekatan berdasarkan variance atau componentbased structural equation
modeling. Menurut …
Penelitian ini memiliki model kompleks dan jumlah sampel yang terbatas,
sehingga menggunakan perangkat lunak SmartPLS untuk menganalisis data.
SmartPLS dengan metode bootstrapping atau pengadaan secara acak. Maka dari
itu, asumsi normalitas tidak akan menjadi masalah. Selain itu, melalui
bootstrapping maka SmartPLS tidak mensyaratkan ukuran sampel minimum dan
dapat diterapkan pada penelitian pada penelitian dengan ukuran sampel kecil.
Analisis SEM-PLS terdiri dari dua sub model, yakni model pengukuran
(Measurement model) atau Outer model dan model structural (Structural model)
atau Inner model.

a) Uji Model Pengukuran atau Outer Model


Model pengukuran atau outer mode menunjukan bagaimana setiap blok
indikator berhubungan dengan variabel latennya. Evaluasi model pengukuran
melalui analisis faktor konfirmatori adalah dengan menggunakan pendekatan
MTMM (MultiTrait – MultiMethod) dengan menguji validity convergent dan
discriminant. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability (Ghozali & Latan, 2015:74).

1. Convergent Validity
Convergent validity dari model pengukuran dengan indikator refleksi dapat
dilihat dari korelasi antara item skor/indikator dengan skor konstruknya. Ukuran
refleksi individual dikatakan tinggi apabila berkorelasi > 0,70 dengan konstruk
yang akan diukur. Namun demikian pada riset tahap pengembangan skala, loading
0,50 sampai 0,60 hipotesis masih dapat diterima (Ghozali & Latan, 2015:74).
Menurut (Ghozali & Latan, 2015:74) uji lainnya untuk menilai validitas dari
konstruk adalah melihat nilai AVE. Model yang dikatakan baik apabila AVE dari
masing-masinng kontruk memiliki nilai lebih besar dari 0,50.
2. Discriminant Validity
Discriminant Validity indikator dapat dilihat pada cross loading antara
indikator dengan konstruknya. Apabila korelasi konstruk dengan indikatornya lebih
tinggi dibandingkan korelasi indikator dengan konstruk lainnya, maka hal tersebut
menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih
baik dibandingkan dengan indikator pada blok lainnya. Metode lain untuk menilai
discriminant validity adalah dengan menggunakan Fonell dan Larcker Criterion
yakni dengan membandingkan akar kuadrat dari average variance extracted
(√AVE) untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk
lainnya pada model. Model dikatakan mempunyai discriminant validity yang cukup
baik jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar dari pada korelasi antara
konstruk dan konstruk lainnya (Ghozali & Latan, 2015:74).

3. Reliability
Selain uji validitas, pengukuran model juga dilakukan untuk menguji
reliabilitas suatu konstruk. Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi,
konsistensi dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Pada SEM-PLS
dengan menggunakan program SmartPLS 3.0, untuk mengukur reliabilitas suatu
konstruk dengan indikator refleksif dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan
Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Konstruk dinyatakan reliabel apabila
nilai composite reliability dan Cronbach’s alpha lebih dari 0,70 (Ghozali & Latan,
2015:74).

b) Uji Model Struktural atau Inner Model


Model structural atau inner model menunjukan hubungan atau kekuatan
estimasi antar variabel laten atau konstruk berdasarkan substantive theory.

1. R-Square
Dalam menilai model struktural, menilai R-Square dilakukan terlebih
dahulu untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model
struktural. Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-
Square yang merupakan uji goodness-fit model. Perubaha nilai R-Square dapat
digunakan untuk menjelaskan pengaruh dari variabel laten eksogen tertentu
terhadap variabel laten endogen apakah memiliki pengaruh yang substantif. Nilai
R-Square 0,75, 0,50, dan 0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderate dan
lemah (Ghozali & Latan, 2015:74).

2. R-Square
Uji F-Square ini dilakukan untuk mengetahui kebaikan model. Nilai F-
Square sebesar 0,02, 0,15, dan 0,35 dapat diinterpretasikan apakah predictor
variabel laten mempunyai pengaruh yang lemah, medium, atau besar pada Tingkat
struktural (Ghozali & Latan, 2015:74).

3. Estimate For Path Coefficients


Estimate for Path Coefficients adalah nilai peramalan yang diberikan untuk
setiap koefisien jalur dalam model penelitian struktura. Dengan melihat signifikansi
pengaruh antar variabel dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai
signifikan T statistic yaitu melalui metode bootstrapping (Ghozali & Latan,
2015:74).
DAFTAR PUSTAKA
Al, I. et. (2020). The Effect Of Perceived Usefulness And Perceived Ease Of Use
On Online Buying Interest Is Through The Attitude Of Using Social Media.
Alharbi, S., & Drew, S. (2014). Using the Technology Acceptance Model in
Understanding Academics’ Behavioural Intention to Use Learning
Management Systems. International Journal of Advanced Computer Science
and Applications, 5(1), 143–155.
https://doi.org/10.14569/ijacsa.2014.050120
Burton-Jones, A., & Hubona, G. S. (2006). The mediation of external variables in
the technology acceptance model. Information and Management, 43(6), 706–
717. https://doi.org/10.1016/j.im.2006.03.007
Cimbaljević, M., Demirović Bajrami, D., Kovačić, S., Pavluković, V., Stankov,
U., & Vujičić, M. (2023). Employees’ technology adoption in the context of
smart tourism development: the role of technological acceptance
and technological readiness. European Journal of Innovation Management,
7739076. https://doi.org/10.1108/EJIM-09-2022-0516
Davis, F. D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology. Perceived Usefulness, Perceived
Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology, 13(3), 319–
340. https://doi.org/10.5962/bhl.title.33621
Harryanto, Muchran, M., & Ahmar, A. S. (2018). Application of TAM model to
the use of information technology. International Journal of Engineering and
Technology(UAE), 7(2.9 Special Issue 9), 37–40.
Hubona, G. S., & Whisenand, T. G. (1995). External Variables and the
Technology Acceptance Model. External Variables and the Technology
Acceptance Model, 6. http://aisel.aisnet.org/amcis1995/85
Iriani, S. S., & Andjarwati, A. L. (2020). Analysis of perceived usefulness,
perceived ease of use, and perceived risk toward online shopping in the era
of Covid-19 pandemic. Systematic Reviews in Pharmacy, 11(12), 313–320.
https://doi.org/10.31838/srp.2020.12.50
Khoirun Nisa, U., & Aslamatis Solekah, N. (2022). The Influence of TAM, Social
influence, Security Relationship Toward Intention to Use E Wallet through
Attitude and Trust. Iqtishoduna, 18(1). https://www.bi.go.id
Kucukusta, D., Law, R., Besbes, A., & Legohérel, P. (2015). Re-examining
perceived usefulness and ease of use in online booking the case of Hong
Kong online users. International Journal of Contemporary Hospitality
Management, 27(2), 185–198. https://doi.org/10.1108/IJCHM-09-2013-0413
Kurniawan & Wijayanti. (2022). THE EFFECT OF PERCEIVED
USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, AND SOCIAL INFLUENCE
TOWARD INTENTION TO USE MEDIATED BY TRUST. Journal of
Applied Management, 19(1), 11. https://doi.org/10.55908/sdgs.v11i9.1284
Li, Y., Qi, J., & Shu, H. (2008). Review of Relationships Among Variables in
TAM. Tsinghua Science and Technology, 13(3), 273–278.
https://doi.org/10.1016/S1007-0214(08)70044-0
Maria et al. (2022). EMBA. PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN
PENGGUNAAN, PERSEPSI RESIKO DAN KEPERCAYAAN KONSUMEN
TERHADAP MINAT PEDAGANG DALAM MENGGUNAKAN QRIS
SEBAGAI METODE PEMBAYARAN SECARA DIGITAL, 10(3), 904–913.
Moses, P., Wong, S. L., Bakar, K. A., & Mahmud, R. (2013). Perceived
Usefulness and Perceived Ease of Use: Antecedents of Attitude Towards
Laptop Use Among Science and Mathematics Teachers in Malaysia. Asia-
Pacific Education Researcher, 22(3), 293–299.
https://doi.org/10.1007/s40299-012-0054-9
Natasia, S. R., Wiranti, Y. T., & Parastika, A. (2021). Acceptance analysis of
NUADU as e-learning platform using the Technology Acceptance Model
(TAM) approach. Procedia Computer Science, 197(2021), 512–520.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2021.12.168
Nyoman et al. (2022). Journal of Applied Management and Business Research (
JAMBiR ). 8(1), 29–40.
Putra, I. T. P., & Heruwasto, I. (2022). The 6 th International Conference on
Family Business and Entrepreneurship FACTORS AFFECTING
CONSUMER INTENTION TO USE QRIS DURING THE COVID-19
PANDEMIC BY USING C-TAM-TPB.
Saparudin, M., Rahayu, A., Hurriyati, R., & Adib Sultan, M. (2020). The
influence of trust, perceived usefulness, and perceived ease upon customers’
attitude and intention toward the use of mobile banking in Jakarta. Journal of
Theoretical and Applied Information Technology, 98(17), 3584–3594.
Setiawan et al. (2022). Microsoft Word - 63. Bobby Setiawan, Marwah Khairani,
Tadila Fadil, Tengku Mohd. Khairal ABD 3467-3480. 9(4).
Setyaningsih. (2023). Analysis of Perceived Usefulness, Perceived Security, and
Perceived Easy of Use on Intention to Use QRIS Through Trust as Mediation
in DKI Jakarta. 1(1), 10–19.
Suki, N. M., & Suki, N. M. (2011). Exploring the relationship between perceived
usefulness, perceived ease of use, perceived enjoyment, attitude and
subscribers’ intention towards using 3G mobile services. Journal of
Information Technology Management, XXII(1), 1–7.
http://jitm.ubalt.edu/XXII-1/article1.pdf
Venkatesh, V., & Davis, F. D. (2000). Theoretical extension of the Technology
Acceptance Model: Four longitudinal field studies. Management Science,
46(2), 186–204. https://doi.org/10.1287/mnsc.46.2.186.11926
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian "Pengaruh Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use


terhadap Intention to Use Quick Response Indonesian Code Standard
(QRIS), Dengan Attitude Toward Sebagai Variabel Intervening"

Responden yang Terhormat,


Perkenalkan saya Gede Ananta, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Malang yang saat ini sedang melakukan penelitian untuk
pemenuhan tugas mata kuliah Penelitian dan Seminar Pemasaran. Sehubungan
dalam proses pengumpulan data penelitian yang berjudul " PENGARUH
PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE TERHADAP
INTENTION TO USE QUICK RESPONSE INDONESIAN CODE STANDARD
(QRIS), DENGAN ATTITUDE TOWARD SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING". Saya memerlukan bantuan anda untuk mengisi kuesioner ini
apabila Anda memiliki kriteria seperti di bawah ini.
Adapun kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
(1) Menggunakan QRIS Mobile Banking BCA/BRI/BNI/Mandiri
Saya sangat mengharapkan partisipasi Anda sebagai responden dalam pengisian
kuesioner ini. Kuesioner ini tidak memiliki jawaban benar atau salah, sehingga
dimohon agar kuesioner diisi sesuai dengan kondisi yang terjadi sebenar-benarnya.
Seluruh data akan DIRAHASIAKAN sesuai standar etika penelitian dan hanya
akan digunakan untuk penelitian ini.
Banyak terima kasih saya ucapkan atas kesediaan dan partisipasi anda dalam
penelitian ini, semoga Tuhan selalu menyertakan kebaikan kepada anda.
Salam Hormat,
Gede Ananta

Apakah anda adalah pengguna QRIS pada mobile banking


BCA/BRI/BNI/Mandiri?
1. Ya
2. Tidak (Stop disini)
Data Diri :
1. Usia
2. Gender
3. Pekerjaan
4. Penghasilan

Petunjuk Pengisian :
Setiap pernyataan di berikut ini mohon diberikan respon dengan memilih salah
satu jawaban dengan rincian sebagai berikut:
Skor 5 : Sangat Setuju (SS)
Skor 4 : Setuju (S)
Skor 3 : Cukup Setuju (CS)
Skor 2 : Tidak Setuju (TS)
Skor 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
Pernyataan Kuesioner :
No Daftar Pernyataan Pilihan jawaban
STS TS CS S SS

Perceived Usefulness

1. Menggunakan QRIS dalam pekerjaan


saya memungkinkan saya
menyelesaikan pekerjan dengan lebih
cepat
2. Menggunakan QRIS tidak memerlukan
waktu yang lama
3. Menggunakan QRIS akan meningkatkan
efektivitas saya saat berbelanja
4. Menggunakan QRIS sangat efektif
untuk bertransaksi
5. Menggunakan QRIS sangat berguna saat
berbelanja
6. Menggunakan QRIS sangat bermanfaat

Perceived Ease of Use

7. Belajar mengoperasikan QRIS akan


mudah bagi saya
8. Saya merasa QRIS mudah untuk
dipelajari
9. Saya merasa penggunaan QRIS sangat
jelas dan mudah dimengerti
10. Saya merasa tidak ada yang
dibingungkan saat menggunakan
layanan QRIS
11. Saya merasa menggunakan QRIS akan
mudah bagi saya
12. Saya merasa Qris sangat mudah
digunakan

Intention to Use

13. Saya bermaksud untuk tetap


menggunakan QRIS
14. Saya berniat untuk selalu menggunakan
QRIS
15. Saya akan meneruskan penggunaan
QRIS masa depan
16. Saya akan melanjutkan penggunaan
QRIS dimasa depan
17. Saya akan menyarankan orang lain
untuk menggunakan QRIS
18. Saya akan merekomendasikan QRIS
pada orang lain

Attitude Toward

19. Menggunakan QRIS adalah ide baik


20. Menggunakan QRIS merupakan hal
cemerlang bagi saya
21. Menggunakan QRIS adalah ide yang
menyenangkan
22. Menggunakan QRIS membuat saya
senang

Lampiran 2 : Data Tryout


No X1 Total X2 Total
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X1 X2 X3 X4 X5 X6
1. 4 5 5 5 5 4 28 5 4 4 5 4 4 26
2. 4 5 4 4 5 5 27 4 4 5 5 5 4 27
3. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 4 4 5 28
4. 5 5 4 5 5 4 28 5 5 5 5 4 5 29
5. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30
6. 4 4 4 4 4 4 24 3 5 5 4 4 4 25
7. 3 4 5 5 4 4 25 4 4 4 4 4 3 23
8. 5 4 4 5 4 5 27 4 5 5 4 5 5 28
9. 4 5 5 5 5 5 29 5 4 4 4 5 5 27
10. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30
11. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30
12. 5 4 5 5 5 5 29 5 5 5 4 5 5 29
13. 4 4 4 4 4 4 24 3 4 4 3 4 4 22
14. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 4 29
15. 5 5 4 4 5 4 27 4 3 4 1 4 4 20
16. 5 5 5 5 5 4 29 5 5 5 5 5 5 30
17. 5 2 5 5 5 4 26 4 4 5 4 5 5 27
18. 4 5 4 5 5 5 28 5 5 4 4 4 5 27
19. 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 3 3 18
20. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30
21. 5 3 5 5 5 5 28 5 5 5 5 5 5 30
22. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30
23. 5 5 5 5 5 5 30 5 4 5 5 5 5 29
24. 4 4 4 4 4 4 24 4 3 4 4 4 4 23
25. 5 5 5 5 4 3 27 5 5 5 5 5 5 30
26. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30
27. 4 4 4 3 3 3 21 3 3 4 4 4 4 22
28. 4 5 4 5 5 4 27 4 5 5 5 4 5 28
29. 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 5 5 5 27
30. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30
31. 4 4 5 4 5 4 26 5 4 5 5 4 5 28
32. 5 4 5 4 5 5 28 5 5 5 4 5 5 29

No Y Total Z Total
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Z1 Z2 Z3 Z4
1. 5 4 4 5 4 4 26 4 5 5 5 19
2. 4 4 4 4 5 5 26 5 4 3 3 15
3. 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 16
4. 4 4 5 5 5 5 28 4 4 4 5 17
5. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 20
6. 4 4 4 4 4 4 24 4 3 3 4 14
7. 4 3 4 4 2 2 19 4 2 3 2 11
8. 5 4 4 5 5 4 27 5 4 4 5 18
9. 4 4 4 4 4 4 24 4 4 5 5 18
10. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 20
11. 3 3 4 4 4 3 21 4 5 5 5 19
12. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 20
13. 4 4 3 4 3 4 22 4 4 4 4 16
14. 4 5 5 5 5 5 29 5 5 5 5 20
15. 4 4 4 5 5 4 26 4 2 4 5 15
16. 5 5 3 3 3 3 22 4 4 5 4 17
17. 4 5 4 4 5 5 27 4 5 4 4 17
18. 5 5 5 5 3 4 27 4 4 3 3 14
19. 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 12
20. 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 5 17
21. 4 5 4 5 4 4 26 4 5 5 5 19
22. 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 20
23. 5 5 5 5 5 4 29 4 4 5 5 18
24. 4 2 3 3 4 4 20 4 4 2 2 12
25. 3 4 5 4 3 2 21 4 3 5 5 17
26. 5 2 4 4 4 2 21 5 5 5 5 20
27. 3 3 3 4 4 3 20 3 3 3 3 12
28. 4 5 5 2 4 4 24 4 5 4 5 18
29. 4 4 5 5 4 4 26 4 4 4 4 16
30. 5 5 5 5 5 5 30 4 5 5 5 20
31. 5 5 5 5 5 5 30 4 5 5 4 18
32. 5 3 4 4 4 4 24 5 4 4 4 17

Keterangan :
1. Sangat Setuju : skor 5
2. Setuju : skor 4
3. Cukup Setuju : skor 3
4. Tidak Setuju : skor 2
5. Sangat Tidak Setuju : skor 1

Hasil Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas SPSS :


Uji Validitas :
Uji Validitas :

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.942 22

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
p1 92.09 107.830 .722 .938
p2 92.16 111.039 .369 .943
p3 92.03 109.580 .652 .939
p4 92.00 108.129 .713 .938
p5 91.97 107.257 .796 .937
p6 92.19 107.448 .695 .938
p7 92.13 105.468 .783 .937
p8 92.16 106.781 .690 .938
p9 91.97 108.741 .747 .938
p10 92.22 107.338 .520 .941
p11 92.06 109.093 .689 .939
p12 92.00 107.806 .740 .938
p13 92.34 108.814 .579 .940
p14 92.50 106.000 .573 .940
p15 92.38 106.952 .677 .938
p16 92.31 108.996 .487 .941
p17 92.44 107.157 .571 .940
p18 92.63 107.726 .472 .942
p19 92.38 109.081 .685 .939
p20 92.47 104.322 .688 .938
p21 92.41 103.668 .740 .937
p22 92.31 103.319 .705 .938

Anda mungkin juga menyukai