ABSTRAK
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang selalu berkembang berdampak bagi masyarakat seiring
dengan pesatnya perkembangan teknologi yang membuat segala sesuatu menjadi serba
mudah, salah satunya tekonologi untuk sistem pembayaran. Perkembangan teknologi sistem
pembayaran telah mengubah peran uang tunai menjadi non tunai yang lebih efisien dan
ekonomis (Parastiti, D.E. et al., 2015). Sistem pembayaran non tunai terus berkembang
dengan sistem teknologi yang semakin maju, dan berkontribusi mendorong pengguna dan
penyedia sistem layanan pembayaran uang elektronik agar lebih meningkatkan sistem
pembayaran agar lebih bermanfaat untuk konsumen. Transaksi pembayaran uang elektronik
di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk yang besar dan
peningkatan pemberdayaan masyarakat untuk inklusi keuangan berkontribusi terhadap
pertumbuhan transaksi elektronik di tanah air. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat
tertarik untuk menggunakan uang elektronik, sehingga pengguna uang elektronik di
Indonesia juga dapat merasakan pertumbuhan yang cepat dari tahun ke tahun. Walaupun
belum digunakan sebagai alat transaksi utama, uang elektronik dapat menjadi alat pengganti
uang tunai sebagai alat pembayaran.
Dalam hal ini, negara juga ikut campur mendukung revolusi sistem pembayaran
elektronik sepenuhnya. Bank Indonesia merilis kode QR nasional yang biasa disebut dengan
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) agar memudahkan transaksi keuangan
digital elektronik. QRIS (kode Quick Response Standar Indonesia) adalah standar kode QR
untuk pembayaran melalui aplikasi elektronik e-wallet berbasis server atau mobile bank yang
resmi diaktifkan mulai 1 Januari 2020. Pembayaran dengan uang elektronik adalah bentuk
nyata dukungan pemerintah menuju revolusi sistem pembayaran Indonesia di era digital
seperti sekarang. Diharapkan peluncuran layanan QRIS dapat menjadi alat pembayaran wajib
berbasis kode QR dari semua aplikasi pembayaran kode QR di Indonesia (Bank Indonesia,
2019).
Sejak dilirisnya QRIS pada 1 Januari 2020, Bank Indonesia mencatat jumlah pemakai
QRIS hingga 3 Juli 2020 mencapai 190.706, naik 47% dari 22 Maret. Merchant mencapai
333.992 alias tumbuh 26%, usaha kecil dan menengah (UKM) 685.328 alias meningkat
125%, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai 2.603.516. yaitu meningkat
sebesar 9% dan merchant donasi sebesar 9.288 alias naik.132% (databoks.katadata.co.id,
2020). Persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan menjadi faktor yang mempengaruhi
minat dan keputusan pengguna memakai uang elektronik (Ramadhan, dkk, 2016). Wibowo
dkk. (2015) menjelaskan bahwa kenyamanan dan utilitas yang dirasakan berpengaruh
terhadap perilaku konsumen dalam menggunakan uang elektronik. Tawaran yang diberikan
dengan demikian dapat mempengaruhi persepsi masyarakat yang menambah pengguna. Jika
produk itu bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari produk tersebut kemungkinan besar akan
digunakan dari masyarakat umum.
TINJAUAN PUSTAKA
Persepsi Minat
Minat menggunakan QRIS didefinisikan sebagai level Niat atau keinginan untuk
membelanjakan uang alat pembayaran elektronik. Ada minat bertindak sebagai penggerak
seseorang melakukan aktivitas tertentu.
Persepsi Kemudahan
Sistem informasi dikatakan mudah apabila: mudah dipelajari dan mudah dioperasikan,
mudah bekerja sesuai keinginan pengguna dan memberikan keterampilan baru bagi pengguna
(Putri et al., 2022).
Persepsi Kemanfaatan
Pemanfaatan QRIS sebagai metode pembayaran merupakan salah satu bentuk inovasi
yang dilakukan dalam era digital untuk membantu memudahkan masyarakat dalam
bertransaksi (Ningsih et al., 2021)
Persepsi Risiko
Kerangka Penelitian
hgjhgjgjhgjh
Hipotesisi Penelitian
Hipotesis yang terdapat dalam model penelitian ini adalah sebagai berikut :
Uji kualitas data meliputi uji validitas dan reliabilitas instrumen dari keempat variabel
yaitu persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi risiko, dan keputusan
menggunakan uang elektronik berbasis QRIS.
Uji Validitas
koefisien korelasi Product Moment Carl Pearson (rentang 0.399 – 0.844) lebih besar dari r
tabel (0.320) dengan df = 40- 2 = 38 dan α = 5%. (jelasin lagi sesuai cth/parafrase)
Uji Reabilitas
Cronbach N. of
Variabel Alpha Item Keterangan
Minat 0,696 5 Reliabel
Kemudahan 0,814 4 Reliabel
Manfaat 0,529 6 Reliabel
Risiko 0,484 5 Reliabel
Keputusan Penggunaan 0,725 4 Reliabel
r tabel = 0.320 dengan df = 40 - 2 = 38 dan α = 5%. koefisien korelasi r Alpha Cronbach dari
keempat variabel lebih besar dari r tabel. (Bikin kata katanya, kalo ga parafrase aja dari cth
file lain)
Residual Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05. Berdistribusi normal.
(Bikin kata katanya juga/parafrase dr cth)
Uji Heterokedastisitas
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,744 a
,554 ,503 1,326
a. Predictors: (Constant), Risiko, Kemudahan, Minat, Manfaat
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,493 2,465 ,200 ,843
Minat ,110 ,119 ,157 ,926 ,361
Kemudahan -,018 ,163 -,021 2,111 ,025
Manfaat ,412 ,149 ,528 2,759 ,009
Risiko ,227 ,099 ,272 2,295 ,028
a. Dependent Variable: Keputusan Penggunaan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 76,463 4 19,116 10,872 ,000b
Residual 61,537 35 1,758
Total 138,000 39
a. Dependent Variable: Keputusan Penggunaan
b. Predictors: (Constant), Risiko, Kemudahan, Minat, Manfaat
KESIMPULAN
REFERENSI
Hutami A. Ningsih, Endang M. Sasmita, Bida Sari. (2021). Pengaruh Persepsi Manfaat,
Persepsi Kemudahan Penggunaan, Dan Persepsi Risiko Terhadap Keputusan
Menggunakan Uang Elektronik (QRIS) Pada Mahasiswa. Jurnal IKRA-ITH
Ekonomika, 4, 1-2.
Prastiti, D. E., Mukhlis, I., & Haryono, A. (2015). Analisis Penggunaan Uang Elektronik
Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (Studi Kasus : Uang
Elektronik BRIZZI). Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 7(1), 75-82.