Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Financial Technology

Financial Technology merupakan hasil gabungan antara jasa


teknologi dengan keuangan yang mengacu pada solusi baru yang
menunjukkan inovasi dalam pengembangan aplikasi, produk, atau model
bisnis di industri jasa keuangan yang awalnya dalam membayar harus
beratatap-muka dan membawa sejumlah uang tunai, kini dapat melakukan
transaksi dengan melakukan pembayaran yang dapat dilakukan dalam
hitungan detik saja.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 19/12/PBI/2017 tentang


Penyelenggaraan Teknologi Finansial, fintech adalah penggunaan
teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan,
teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada
stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi,
kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendefinisikan Financial Technology


sebagai sebuah inovasi pada industri jasa keuangan yang memanfaatkan
penggunaan teknologi. Produk Financial Technologi biasanya berupa
suatu sistem yang dibangun guna menjalankan mekanisme keuanganyang
spesifik.

Dari beberapa pengertian yang sudah dijabarkan diatas maka dapat


disimpulkan bahwa Fintech adalah sebuah inovasi layanan digital yang
menyediakan produk-produk keuangan dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi yang ada serta memudahkan penggunanya untuk melakukan
transaksi secara fleksibel dan lebih efesien.
2.1.1.1 Klasifikasi Financial Technology

Menurut Bank Indonesia klasifikasi financial technology dibagi


kedalam empat bagian diantaranya:

1. Crowdfunding dan Peer to Peer (P2P) Lending

Klasifikasi pertama ini merupakan marketplace yang menjadi


sarana pertemuan pencari modal dan investor di bidang pinjaman.
Dengan adanya portal pinjaman yang mudah diakses kapan saja
dan dimana saja, Fintech bisa menjangkau peminjam dan investor
di seluruh Indonesia.

Crowdfunding dan Peer to Peer (P2P) Lending adalah


konsep finansial yang menggunakan bantuan teknologi informasi
untuk menghadirkan layanan pinjam meminjam uang dengan
mudah, dimana penyedia hanya menyediakan sarana yang
memungkinkan pendana dan peminjam untuk melakukan proses
pinjam meminjam secara online.

2. Market Aggregator

Marker Aggregator Adalah perusahaan teknologi keuangan


yang mengumpulkan serta mengelola data yang dapat
dimanfaatkan oleh konsumen guna membantu dalam mengambil
sebuah keputusan.Biasanya perusahaan ini memberikan informasi
pembanding mulai dari produk sampai dengan harga.

Kategori ini merupakan media yang mengumpulkan dan


mengoleksi data finansial dari berbagai penyedia data untuk
disajikan dan dijadikan referensi oleh pengguna. Data finansial ini
kemudian dapat digunakan untuk memudahkan pengguna dalam
membandingkan dan memilih produk keuangan terbaik.
3. Risk dan Investment Management

Klasifikasi ini Merupakan perancanaan dalam bentuk digital,


melalui Financial Technology ini dapat membantu konsumen
dalam perancaan keuangan serta platform e-trading dan e-
insurance. Contoh dari perusahaan ini adalah Cekpremi, Bareksa,
dan lain-lain.

Kategori berikut ini merupakan klasifikasi untuk layanan


Financial Technology yang berfungsi sebagai perencana keuangan
dalam bentuk digital. Sehingga, pengguna dapat melakukan
perencanaan dan mengetahui kondisi keuangan pada setiap saat
dan seluruh keadaan.

4. Payment, Settlement, dan Clearing

Klasifikasi ini berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam


melakukan pembayaran melalui online secara cepat.Financial
Technology ini berada dalam pengawasan Bank Indonesia.Pada
tahun 2016, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan
Pemrosesan Transaksi Pembayaran. Peraturan ini bertujuan untuk
tetap mendukung terciptanya sistem pembayaran yang lancar,
aman, dan efisien

2.1.2 Payment Mobile

Digital payment merupakan model pembayaran yang memudahkan


dan memberikan rasa kenyamanan kepada pengguna yang akan
melakukan seluruh jenis pembayaran. Namun pengguna hanya
memerlukan internet atau jaringan agar transaksi tersebut bisa berjalan
dengan lancar sehingga tidak memerlukan adanya sebuah pertemuan.
Mobile payment dapat digunakan untuk membayar kebutuhan
barang atau jasa secara non tunai apabila sudah terdaftar pada aplikasi
layanan mobile payment. Pengisian saldo (top up) dapat dilakukan
dengan cara pergi ke gerai yang bersangkutan secara langsung, via
transfer melalui ATM, SMS Banking, Mobile Banking, dan sebagainya
(Yulianto et al., 2016) Mobile payment biasanya menggunakan tiga
platform dalam melakukan pembayaran seperti QR Code, OneTime
Password (OTP), dan Near-Field Communication (NFC) (Johnson et al.,
2017). Beberapa contoh aplikasi layanan mobile payment yaitu, aplikasi
dana, aplikasi gopay, aplikasi ovo dan aplikasi lainnya.

Menurut Nielsen 2016 bahwa payment mobile itu sendiri


merupakan kegiatan transaksi yang dilakukan pada seluler, sehingga
transaksi yang dilakukan oleh semua kalangan dapat dilakukan pada satu
jenis perangkat saja. 38% banyak orang yang telah menggunakan layanan
aplikasi seluler, dan 47% banyak orang yang menggunakan transaksi
pada perangkat seluler.

Dari pengertian payment mobile diatas maka dapat disimpulkan


bahwa mobile payment dapat didefinisikan sebagai sistem pembayaran
nontunai baik dilakukan secara jarak jauh maupun jarak dekat untuk
pembelian barang maupun jasa yang dapat diakses melalui perangkat
telfon genggam dengan memanfaatkan berbagai sistem media teknologi
seperti QR Code, NFC, kode OTP, dan lain sebagainya.

2.1.4 Kemudahan Penggunaan

Davis dalam Pratama (2019) mendefinisikan persepsi kemudahan


penggunaan merupakan tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
teknologi mudah untuk dipahami. Menurut Jogiyanto (2007:115) dalam
Pratama (2019), pengertian Perceived Ease of Use atau persepsi
kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
percaya bahwa menggunakan suatu sistem teknologi tertentu akan bebas
dari suatu usaha.

Persepsi kemudahan penggunaan di dasarkan pada sejauh mana


calon pengguna mengharapakan sistem baru yang akan digunakan
terbebas dari kesulitan. Dengan demikian persepsi mengenai kemudahan
menggunakan ini merujuk pada keyakinan individu bahwa sistem
payment mobile yang akan digunakan tidak merepotkan atau tidak
membutuhkan usaha yang besar pada saat digunakan.

Persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai sejauh mana


seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari
usaha. Dari definisinya maka dapat diketahui bahwa persepsi kemudahan
merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan.
Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan
maka dia akan menggunakannya (Jogiyanto (2015:90).

Menurut Gu et al., (2009) menjelaskan bahwa Persepsi Kemudahan


penggunaan merupakan seberapa besar penggunaan sistem baru yang
dirasakan mudah untuk dipahami dan digunakan. Menurut Nasri dan
Charfeddine (2012) Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perception ease of
use) merupakan kepercayaan seseorang dimana dalam penggunaan suatu
sistem baru dapat dengan mudah digunakan dan dipahami. Menurut Gu et
al., (2009)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemudahan penggunaan dalam


menggunakan teknologi antara lain:

1. Berfokus pada teknologi itu sendiri. Misalnya, pengalaman pengguna


dalam menggunakan teknologi sejenis. Pengalaman yang baik pada
tekologi sejenis akan mempengaruhi persepsi pengguna terhadap
teknologi baru, begitupula sebaliknya.
2. Reputasi teknologi yang diperoleh pengguna. Adanya reputasi yang
baik akan mendorong kepercayaan pengguna terhadap kemudahan
teknologi tersebut, begitupula sebaliknya.

3. Tersedianya mekanisme support yang handal. Kepercayaan pengguna


terhadap kemudahan teknologi dipengaruhi oleh mekanisme support
yang handal.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi


kemudahan penggunaan merupakan suatu kepercayaan individu terhadap
suatu sistem teknologi informasi bahwa dengan menggunakan sistem
akan terbebas dari suatu usaha, dan individu tersebut akan terus
menggunakannya apabila suatu sistem mudah dioperasikan.

2.1.4.1 Indikator Kemudahan Penggunaan

Menurut Sun dan Zhang (2011) dalam Setyo Ferry Wibowo, Dede
Rosmauli, dan Usep Suhud (2015:444), ada empat indikator
kemudahan penggunaan, diantaranya:

1. Mudah untuk dipelajari (ease to learn)


Suatu kondisi dimana pelaku usaha percaya bahwa penggunaan
sistem baru yang baru dapat dengan mudah untuk dipelajari.

2. Mudah digunakan (ease to use)


Suatu kondisi dimana pelaku usaha percaya bahwa penggunaan
sistem baru yang baru mudah untuk digunakan.

3..Jelas dan mudah dimengerti (clear and understandable)


Suatu kondisi dimana pelaku usaha percaya bahwa sistem yang
baru mudah untuk dimengerti.
4. Menjadi terampil (become skillful)
Suatu kondisi dimana pelaku usaha percaya bahwa dengan
menggunakan sistem baru akan menjadi individu yang terampil
dalam penggunaan teknologi.

2.1.5 Persepsi Keamanan

Menurut Arpaci (2015), persepsi keamanan merupakan derajat


keyakinan seseorang bahwa teknologi yang digunakan untuk mengirimkan
informasi yang sensitif seperti data konsumen dan data transaksi finansial
terjamin keamananya. Francisco (2016) menjelaskan bahwa Perceived
security selalu dikaitkan dengan konsekuensi negatif yang mungkin
diderita konsumen jika konsumen berniat untuk menggunakan suatu
sistem. Jika tingkat keamanan dirasa terlalu rendah, maka konsumen tidak
mungkin terlibat dalam penggunaan suatu sistem transaksi (Zulfahmi et
al., 2019).

Persepsi keamanan sebagai kemungkinan kepercayaan subjektif


yang dimiliki konsumen bahwa informasi pribadi mereka (dalam aspek
perdata dan moneter) tidak akan dilihat, disimpan, dan dimanipulasi oleh
pihak lain selama dalam perjalanan dan penyimpanan, sehingga secara
secara konsisten menimbulkan harapan kepercayaan diri mereka. Persepsi
keamanan juga didefinisikan sebagai ancaman yang menciptakan keadaan,
kondisi, atau peristiwa yang berpotensi menyebabkan kesulitan ekonomi
melalui sumber data atau jaringan yang mengalami kerusakan,
pengumpulan dan modifikasi data, penolakan layanan, dan/atau penipuan
dan penyalahgunaan wewenang (Roca et al., 2009; Armesh et al., 2010).

Keamanan menurut (Deng et al., 2013) didefinisikan sebagai


perkembangan teknologi yang semakin maju, demikian juga halnya
dengan keamanan . Saat ini keamanan teknologi menjadi hal yang sangat
penting pada setiap instansti perusahan maupun untuk kalangan individu.
Segala hal baik keamanan pada lingkungan, maupun keamanan untuk
data-data serta sistem yang ada. Keamanan menjadi sangat penting saat
ini, karena semakin meningkatnya serangan atau tindakan kejahatan
khususnya di dunia teknologi.

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan persepsi


keamanan diartikan bahwa penggunaan dari suatu sistem aman, resiko
kehilangan data atau informasi sangat kecil, dan resiko pencurian rendah.
Keamanan menjadi indikitor baik atau buruknya suatu sistem. Jika suatu
sistem bisa menjaga keamanan data pengguna maka sistem tersebut dapat
diandalkan. Semakin andal keamanan yang diberikan sistem maka
semakin besar minat pengguna untuk selalu menggunakan sistem tersebut.

2.1.5.1 Indikator Persepsi Keamanan

Menurut Raman Arasu dan Viswanathan (2011) indikator


keamanan meliputi dua hal, yaitu:

1..Jaminan Keamanan
Jaminan keamanan berperan penting dalam mengurangi
kekhawatiran konsumen tentang penyalahgunaan data pribadi dan
transaksi data yang mudah rusak. Ketika jaminan keamanan dapat
diterima dan bertemu dengan harapan konsumen, maka konsumen
akan bersedia membuka informs pribadinya dan akan membeli
dengan perasaan aman.

2..Kerahasiaan Data
Sangat penting nilai sebuah kerahasiaan data. Data yang jatuh ke
tangan pihak lain dapat menimbulkan kerugian bagi pemiliki
informasi. Untuk itu kerahasiaan data konsumen benar benar harus
dijaga.
2.1.6 Kepercayaan

Kepercayaan dalam penelitian ini merupakan kepercayaan


pengguna dalam menggunakan layanan mobile payment. Ada beberapa hal
yang mempengaruhi kepercayaan dalam menggunakan layanan mobile
payment, yaitu kerahasiaan data (Zhang & Lee, 2003). Menurut Rofiq
(2007) dalam Suprapto & Azizi (2020:21), kepercayaan dimana pihak
tertentu terhadap pihak lain dalam melakukan hubungan transaksi
berdasarkan pada keyakinan, bahwa setiap orang yang dipercayai memiliki
segala kewajibannya secara baik sesuai dengan apa yang diharapkan..

Kepercayaan menjadi lebih penting dalam dunia online jika


dibandingkan dengan offline karena transaksi dalam online mengandung
informasi yang sensitif dan pihak yang terlibat dalam transaksi keuangan
mengkhawatirkan akses terhadap file penting dan informasi yang dikirim
melalui internet (Afghani dan Yulianti, 2016: 116).

Menurut Yousafzai dalam Rahmadi dan Malik, (2016: 130)


mendefinisikan kepercayaan sebagai pondasi dari bisnis. Suatu transaksi
bisnis antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila masing – masing
saling mempercayai. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh
pihak lain atau mitra bisnis, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan
dapat dibuktikan.

Menurut rofiq dalam Priansa (2017: 116), menyatakan bahwa


kepercayaan adalah kepercayaan pihak tertentu terhadap yang lain dalam
melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang
yang dipercayainya tersebut memiliki segala kewajibannya secara baik
sesuai yang diharapkan.

Kepercayaan konsumen dapat dipahami sebagai kesediaan satu


pihak untuk menerima risiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan
bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang
mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan
mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya. (Mayer et al dalam Priansa
2017: 116)

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan


merupakan hal yang sangat penting dalam dunia bisnis karena menjadi
pendorong untuk calon pengguna untuk menggunakan layanan mobile
payment atau tidak.

Rofiq & Mula (2010) menyatakan pendapatnya bahwa ada 3 faktor


pembentuk kepercayaan seseorang, yaitu:

1. Integrity (Integritas)
Seberapa besar keyakinan seseorang terhadap kejujuran penjual untuk
menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat kepada
konsumen.

2. Benevolence (Niat Baik)


Kesediaan penjual untuk melayani kepentingan konsumen dan
mewujudkan keinginan konsumen dengan penuh perhatian.

3. Ability (Kemampuan) yaitu


Kemampuan penjual untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam
hal ini, penjual mampu dapat melayani serta menyediakan apa yang di
inginkan dan turut serta dalam mengamankan transaksi konsumen.

2.1.6.1 Indikator Kepercayaan

Menurut Andrean Sapta dan I Made Bayu (2017) Kepercayaan


dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:

1. Percaya bahwa perusahaan memberikan informasi prosduk yang


sebenarnya kepada konsumen.
2. Percaya bahwa produk perusahaan mampu memenuhi kebutuhan
konsumen.

3. Percaya bahwa perusahaan akan peduli jika konsumen menghadapi


masalah bertransaksi.

2.1.7 Minat

Minat menggunakan (interest to use) dapat didefinisikan sebagai


bentuk keinginan pengguna untuk menggunakan atau menggunakan
kembali suatu obyek tertentu. Minat untuk menggunakan merupakan salah
satu aspek psikis manusia yang cenderung untuk memberikan perhatian
atau merasa senang lebih besar kepada obyek tersebut, dimana perasaan ini
dapat mendorong seseorang untuk mencapai tujuan.

Muhibbin (2010) mendefinisikan minat sebagai kencenderungan dan


kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Istilah
minat sendiri merupakan terminology aspek kepribadian untuk
menggambarkan adanya kemauan, dorongan (force) yang timbul dari
dalam diri individu untuk memilih obyek lain yang sejenis.

Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai


pengaruh cukup besar terhadap perilaku. Selain itu, minat juga merupakan
sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukan apa
yang mereka lakukan. Mengingat perilaku merupakan tindakan aktual
individu akibat faktor-faktor yang mempengaruhinya berhubungan dengan
konsumsi (Schiffman dan Kanuk, 2008)

Minat seseorang memiliki bentuk yang beragam. Super dan Crites


(2003) memberikan empat macam bentuk minat seseorang. Berikut empat
macam minat menurut Super dan Crites:
1. Minat yang diekspresikan
Secara verbal Bentuk minat ini dapat dilihat dari sikap seseorang yang
tercermin dari sikapnya. Misalnya dalam bentuk peryataan suka atau
tidak suka, memilih atau tidak memilih.

2. Minat yang dinyatakan dalam bentuk kegiatan atau perbuatan


Jenis minat ini dapat diketahui melalui keseringan seseorang dalam
melakukan perbuatan tertentu. Semisal seseorang dapat dikatakan
berminat pada suatu produk A dikarenakan orang tersebut sering
membeli produk A.

3. Minat yang tidak jelas


Minat jenis ini tidak dapat dilihat dari bentuk perilakunya baik itu
Perhatian Keterlibatan Minat verbal maupun dalam kegiatan, sebab
minat ini tersembunyi dalam diri seseorang. Jenis minat ini dapat
diketahui melalui tes obyektif.

4. Minat yang masih laten (terpendam)


Minat laten merupakan bentuk minat seseorang yang terpendam dalam
diri seseorang. Namun, memiliki potensi untuk muncul. Minat jenis ini
hanya bisa diketahui dengan mengikuti tes inventori. Test inventori
sendiri merupakan bentuk ujian untuk mengukur karakteristik
kepribadian atau keterampilan seseorang.

2.1.7.1 Indikator Minat

Menurut Lee Wan (2010) indikator minat menggunakan sebagai


berikut :

1. Perasaan senang
Pelanggan yang berminat untuk menggunakan layanan aplikasi
tersebut memiliki perasaan senang dalam menggunakannya.
2. Ketertarikan pada objek minat
Pelanggan memiliki ketertarikan yang tertuju pada aplikasi atas
keinginan sendiri.

3. Kecendrungan untuk menggunakan


Sering tidaknya pelanggan berkeinginan untuk menggunakan
aplikasi tersebut dalam kehidupan sehari hari.

4. Kesadaran (Awarness)
Penerima pesan dalam hal ini pelanggan sadar menerima pesan
yang dikirim oleh aplikasi DANA yang menawarkan layanan dan
sadar akan kehadiran aplikasi tersebut.

2.2 Kajian Penelitian Sejenis

Kajian Penelitian Sejenis

NO Nama Peneliti Judul Metode Hasil


Penelitian

1 Charalampos Ba Fintech’s Rapid Descriptive According to the results,


sdeki, Apostolos Growth And Its Efect Statistics customers of all ages
Christopoulos, On The Banking Average, seem to trust the
Ioannis Katsamp Sector Median, traditional banks more
oxakis,Aikaterini Standard than FinTech companies
Vlachou. (2022) Deviation, whereas the level of
Variance, mobile transactions
Journal of Kolmogorov separately for each
Banking and Smirnov And consumer, depends on
Financial Shapiro Wilk age and education.
Technology Tests.

2 Mohammad FinTech in COVID-19 Partial Least The research results


K.Al Nawayseh. and Beyond: What Square indicate that perceived
(2020) Factors Are Affecting Structural benefits and social
Customers’ Choice of Equation norms significantly
FinTech Applications? Modeling affect the intention to
(PLS-SEM) use FinTech
applications. However,
it has been found that
perceived technology
risks do not significantly
affect the intention to
use FinTech
applications. Moreover,
Journal of Open the results also indicate
Innovation: that customer trust is
Technology, significantly mediating
Market and the relationship between
Complexity perceived risks and
intention to use FinTech
applications.

3 Yang Tian, Tak Moderating Role of Partial Least The results reveal that
Jie Chan, Perceived Trust and Square- all hypotheses were
Norazah Mohd Perceived Service Structural significant towards
Suki, Mohd Ariff Quality on Equation consumers’ intention to
Kasim. (2023) Consumers’ Use Modeling use Alipay in an
Behavior of Alipay e- (PLS-SEM) emerging market except
wallet System for the moderating role
of perceived trust.
Perceived usefulness
was the strongest
predictor factor towards
consumers’ intention to
use Alipay in emerging
market. This is followed
by perceived ease of
use. They heavily
emphasize the
superiorities of Alipay
Human Behavior over other e-wallet
and Emerging systems such as
Technologies efficiency and
convenience for
conducting financial
activities.
4 Wai Han Wong, A Study of Consumer Realiability The results show an
Wing Ying Mo. Intention of Mobile Test, Multiple effective way to
(2019) Payment in Hong Regression improve the security
Kong, Based on Model, system of mobile
Perceived Risk, Correlation payment, which
Perceived Trust, Test, encourages the
ISSN: 2315-
Perceived Security and Hypothesis consumer intention to
4462
Technological Testing by use mobile payment.
Acceptance Model Using The Government and
Correlation enterprise are needed to
Journal of and Regression provide some activities
Advanced in order to encourage
Management consumers to use mobile
Science payment services.

5 Hotlan Siagiana, The Effect Of Partial Least These findings extend


Zeplin Jiwa Perceived Security, Square (PLS), the technology
Husada Perceived Ease Of Outer Model acceptance model in
Indonesia in using
Tarigana, Use, And Perceived and Inner
digital payment
Sautma Ronni Usefulness On Model, platforms. These
Basanaa, Ribut Consumer Behavioral Validity and insights might then be
Basuki. (2022) Intention Through Reliability used to enrich current
Trust In Digital research on user
Payment Platform adoption of new
technology. This
ISSN 2561-8148 research suggests a
managerial implication
for digital payment
platforms providers to
International improve users’
Journal of Data behavioral intentions. In
and Network enhancing the user’s
Science behavioral intention,
there is a requirement to
promote perceived ease
of use, perceived
security, perceived
usefulness, and trust.
6 Fikri Akbar, Pengaruh Efisiensi, Analisi regresi Hasil Penelitian ini
Sakum, Solikhul Kemudahan, Dan linear berganda menunjukan bahwa
Hidayat. (2022) Keamanan Informasi Efesiensi, Persepsi
Terhadap Minat Kemudahan dan
ISSN 2745-7621 Menggunakan Keamanan Informasi
Aplikasi Fintech berpengaruh terhadap
Minat Menggunakan
Aplikasi Financial
Technology.

7 Akhnes Pengaruh Persepsi Analisis Hasil penelitian ini


Noviyanti, Kemudahan, regresi linear menunjukan bahwa
Teguh Erawat., Kepercayaan dan berganda Persepsi Kemudahan,
(2021) Efektivitas terhadap Efektivitas berpengaruh
Minat Menggunakan positif dan Pengaruh
ISSN 2598-5035 Financial Technology Kepercayaan
(Fintech) (Studi berpengaruh negatif
Kasus: UMKM di terhadap Minat
Kabupaten Bantul) Menggunakan Financial
Technology

8 Arie Setyo Dwi Pengaruh Manfaat, Analisis Hasil Penelitian ini


Purnomo, Della Kemudahan terhadap regresi linear menunjukan bahwa
Dwi Ramadani. Minat Pemakaian berganda Persepsi Manfaat dan
(2022) Financial Technology Kemudahan Pemakaian
Pada Penggunaan berpengaruh terhadap
ISSN 1978-6255
Pembayaran Digital Minat Penggunaan
UMKM di Sumenep Pembayaran Digital.

9 Mar Atun Pengaruh Analisis Hasil Penelitian ini


Sholehah, Novi Pengetahuan, regresi linear menunjukan bahwa
Mubyarto, Efektivitas Dan Risiko berganda Pengaruh Pengetahuan,
Habriyanto. Terhadap Minat Efektivitas berpengaruh
(2022) Bertransaksi positif dan Persepsi
Menggunakan Risiko berpengaruh
ISSN 2809-8544 Financial Technology negartif terhadap Minat
Pada Masyarakat Kota Menggunakan Financial
Jambi Technology.

10 Trisna Aditya, Pengaruh Literasi Analisis Hasil Penelitian ini


Luh Putu Keuangan, Persepsi regresi linear menunjukan bahwa
Mahyuni. (2022) Kemudahan, Manfaat, berganda Pengaruh Literasi
Keamanan Dan Keuangan, Persepsi
ISSN 1411-1713 Pengaruh Sosial Kemudahan, Pengaruh
Terhadap Minat Sosial dan Pesepsi
.
Penggunaan Fintech Keamanan berpengaruh
positif terhadap Minat
Penggunaan Financial
Technology.

11 Aisyani Redita Faktor Pengaruh Partial Least Hasil Penelitian ini


Nur Yuliati, Minat Pengguna Square menunjukan bahwa
Juniati Financial Technology Structural Pengaruh Sosial,
Gunawan. pada E-Wallet (Survei Equation Keamanan,
(2022) pada Pengguna Modeling Kepercayaan dan
Shopeepay) (PLS-SEM), Promosi berpengaruh
ISSN 2798-5652 Evaluasi terhadap Minat
Model Menggunakan Financial
Pengukuran Technology.
(Outer Model)

12 Milliani Susantri Analisis Intervensi Partial Least Hasil Penelitian ini


Niwandari, Niat Menggunakan Square menunjukan bahwa
Pristiyono, Financial Technology Structural Persepsi Kemudahan
Meisa Fitri Dan Keputusan Equation dan Persepsi Manfaat
Nasution. (2023) Pengguna Jasa Modeling berpengaruh terhadap
(PLS-SEM),. Niat Menggunakan
ISSN 2723-1941 Financial Technology.
13 Nurdin Nurdin, Pengaruh Persepsi Analisis Hasil Penelitian ini
Raihan Kemudahan dan regresi linear menunjukan bahwa
Basalamah. Risiko Terhadap berganda Persepsi Kemudahan
dan Risiko berpengaruh
(2022) Minat Menggunakan
positif dan signifikan
Financial Technology terhadap Minat
ISSN 2962-7257 (Fintech) Go-Pay Pada Menggunakan Financial
Generasi Milenial Technology (Go-Pay).

14 Ismi Khoiriyah, Analisis Minat Analisis Hasil Penelitian ini


Dian Apradika Bertransaksi regresi linear menunjukan bahwa
Kusumawati, Menggunakan berganda Persepsi Kemudahan,
Ika Indriasari. Financial Technology Persepsi Manfaat dan
(2020) (Fintech) Di Jawa Kepercayaan
Tengah berpengaruh positif.
ISSN 2621-9565 Sedangangkan Persepsi
Risiko Berpengaruh
negatif terhadap Minat
Menggunakan Financial
Technology

15 Rika Meihayani Efek Persepsi Mudah Analisis Hasil Penelitian ini


Ginting, Mery Digunakan, Tingkat regresi linear menunjukan bahwa
Lani Purba, Tia Efisiensi Danpotensi berganda Persepsi Kemudahan,
Novira Sucipto. Ketidakamanan Tingkat Efesiensi dan
(2021) Terhadap Ketertarikan Potensi Ketidakamanan
Melakukan Transaksi berpengaruh positif
ISSN 2686-2581 Dengan terhadap Ketertarikan
Mempergunakan Melakukan Transaksi
Fintech dengan Financial
Technology

2.3 Model Penelitian


Dalam penelitian ini dapat dibuat suatu model penelitian yang dapat
menjadi landasan teori dalam penulisan ini. Model penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Kemudahan
Penggunaan

H1

Persepsi Minat
Keamanan H2 Menggunakan

H3

Kepercayaan

H4

Gambar 2.1 Model Penelitian

2.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, maka berdasarkan pada gambar 2.1 dapat disusun hipotesis penelitian
sebagai berikut:

H1 : Kemudahan Penggunaan berpengaruh secara signifikan terhadap minat


menggunakan fintech payment mobile pada aplikasi Dana.

H2 : Persepsi Keamanan berpengaruh secara signifikan terhadap minat


menggunakan fintech payment mobile pada aplikasi Dana.

H3 : Kepercayaan berpengaruh secara signifikan terhadap minat menggunakan


fintech payment mobile pada aplikasi Dana.

H4 : Kemudahan Penggunaan, Persepsi Keamanan, Kepercayaan secara


bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap minat menggunakan
fintech payment mobile pada aplikasi Dana.

Anda mungkin juga menyukai