Anda di halaman 1dari 8

Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid Dalam Pembentukan Karakter

Anak Sholeh di Kober Pusdai


Choirunnisa Agustin1, Diva Satriani Inti Bassea2, Hirza Nurul Fadilah Sutandi3,
Rashifa Dzulula4, Syifa Pauziah5

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Islam Bandung


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Jl. Tamansari No.1, Tamansari, Kec. Bandung Wetan
Kota Bandung, Jawa Barat 40116
Telepon (022)4203368
Informasi Jurnal Abstrak
Riwayat Jurnal : Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif dengan jenis
Dibuat : 18/01/2024 penelitian lapangan. Proses analisis data dilakukan melalui tiga tahap
utama, yaitu pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Fokus utama penelitian ini adalah mengevaluasi
komunikasi interpersonal antara guru dan anak di Kober Pusdai,
Kata Kunci: dengan penekanan pada keterlibatan guru dan anak dalam
Anak Usia Dini, Komunikasi komunikasi interpersonal melalui keteladanan, pembiasaan, nasihat,
Interpersonal, Pembentukan dan cerita/kisah-kisah teladan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
komunikasi interpersonal di Kober Pusdai antara guru dan murid
Karakter
dalam membiasakan anak untuk bertingkah laku dan bertutur kata
yang baik melibatkan sejumlah praktik. Guru bertindak sebagai
contoh utama dengan menunjukkan perilaku positif melalui cara
berpakaian, sikap, dan penggunaan tutur kata yang baik, mengingat
Keywords: anak usia dini cenderung meniru dengan baik. Saat anak meletakkan
Early Childhood, Interpersonal sesuatu tidak pada tempatnya, guru menggunakan kata 'tolong' untuk
Communication, Character meminta anak meletakkannya dengan benar. Dalam situasi keributan,
Formation guru mengajarkan nilai memaafkan dengan mendorong anak untuk
saling memaafkan dan memberikan penjelasan. Temuan ini
mencerminkan adanya upaya guru dalam menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendukung pembentukan karakter anak sholeh
melalui komunikasi interpersonal yang penuh nilai dan keteladanan.
Abstract
This research adopts a qualitative approach with the type of field
research. The data analysis process is carried out through three main
stages, namely data collection, data presentation, and drawing
conclusions. The main focus of this research is evaluating
interpersonal communication between teachers and children at Kober
Pusdai, with an emphasis on the involvement of teachers and children
in interpersonal communication through example, habituation, advice,
and exemplary stories/stories. The research results show that
interpersonal communication at Kober Pusdai between teachers and
students in getting children to behave and speak well involves a number
of practices. Teachers act as the main example by showing positive
behavior through good dress, attitude and use of speech, considering
that young children tend to imitate well. When a child puts something
out of place, the teacher uses the word 'please' to ask the child to put it
correctly. In troubled situations, teachers teach the value of forgiveness
by encouraging children to forgive each other and provide
explanations. These findings reflect the teacher's efforts in creating a
learning environment that supports the formation of pious children's
character through interpersonal communication that is full of values
and exemplary.

1 | Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid Dalam Pembentukan Karakter Anak Sholeh di Kober Pusdai
PENDAHULUAN

Komunikasi menjadi aktivitas yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-
hari. Komunikasi melibatkan proses penyampaian informasi dan pemahaman dari satu
individu kepada individu lainnya. Proses komunikasi terdiri dari serangkaian aktivitas
yang bertujuan menyampaikan pesan dan mendapatkan tanggapan dari penerima pesan.
Keberhasilan komunikasi bergantung pada pemahaman dan saling pengertian di antara
kedua belah pihak. Saat ini, sebagian besar interaksi manusia terjadi melalui komunikasi
interpersonal, yaitu komunikasi antara dua orang yang memiliki ikatan atau hubungan,
dianggap sebagai bentuk komunikasi yang paling efektif.

Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi interpersonal sangatlah penting,


terutama dalam konteks pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada murid. Hal ini
memiliki potensi untuk membangun dan memelihara ikatan yang signifikan. Dari
komunikasi interpersonal, terjalin pendekatan melalui perasaan keterlibatan antara pihak
yang terlibat dalam interaksi tersebut. Hal ini menjadi faktor positif dalam membangun
kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, komunikasi interpersonal
memiliki kapasitas untuk mengubah sikap dan perilaku murid. Penting bagi guru sebagai
fasilitator untuk menggunakan komunikasi yang efektif guna memastikan pemahaman
yang baik dan mempermudah anak-anak memahami substansi dari pesan yang
disampaikan.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu pendekatan untuk


meningkatkan kualitas anak didik sejak dini. Pada periode ini, anak-anak diajarkan
keterampilan yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Mereka diperkenalkan untuk berinteraksi sosial, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan
norma-norma yang diajarkan. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan anak-anak
menjadi salah satu aspek yang membawa kebahagiaan dan nilai positif, baik bagi guru
maupun orang tua. Menurut Nurbiana, komunikasi dapat dijelaskan sebagai proses
pemindahan arti melalui berbagai elemen seperti suara, tanda, bahasa tubuh, dan simbol
(Raynaldi, 2019). Pentingnya pengembangan kemampuan berkomunikasi pada anak usia
dini menjadi salah satu fokus utama dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Hal ini diakui
sebagai aspek penting dalam perkembangan bahasa anak, memperlihatkan betapa
esensialnya interaksi komunikatif dalam mendukung pertumbuhan dan pembelajaran
anak sejak usia dini.

2 | Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid Dalam Pembentukan Karakter Anak Sholeh di Kober Pusdai
Berinteraksi dengan anak usia dini memiliki perbedaan signifikan dibandingkan
dengan remaja dan dewasa. Anak-anak pada usia ini memiliki cara berpikir yang Anak-
anak pada usia ini masih memiliki cara berpikir yang sederhana, nyata, daya khayalan
tinggi, kreatif, mampu mengeskresikan perasaannya, antusias, dan selalu mengalami
perkembangan. Maka guru diharapkan dapat menyelaraskan metode berkomunikasi pada
muridnya. Hal ini dilakukan agar informasi yang telah diberikan dapat diterima dan
diinterpretasikan oleh anak.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kegiatan di kober Pusdai pada dasarnya
tidak memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan kober-kober lainnya.
Proses pembelajarannya sebagian besar mirip dengan kegiatan belajar mengajar umum,
yang melibatkan kombinasi antara kegiatan belajar formal dan kegiatan bermain, kuis,
serta permainan. Namun, perlu dicatat bahwa kober Pusdai memiliki keunggulan khusus
dalam penyelenggaraan pendidikannya. Keunggulan tersebut terletak pada pendidikan
yang diorientasikan secara khusus pada nilai-nilai dan ajaran Islam. Sebagai hasilnya,
pendekatan pembelajaran di kober ini mencerminkan nilai-nilai Islam, memberikan
dimensi keagamaan yang khas, dan menciptakan lingkungan yang mendukung
pemahaman dan praktik ajaran Islam pada anak-anak.

Pada dasarnya, pendidikan anak merupakan bagian integral dari pendidikan


individu. Ajaran Islam ditambahkan untuk mempersiapkan dan membina mereka agar
dapat menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat dan insan yang sholeh. Keberhasilan
penerapan pendidikan dan ajaran Islam yang baik dan terarah akan memberikan anak
landasan yang kokoh untuk mengembangkan diri menjadi individu yang sholeh dan
bertanggung jawab terhadap berbagai aspek kehidupannya di masa depan.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, tujuan utama pendidikan sering kali
terabaikan, terutama dalam pembentukan karakter. Kegagalan mencapai tujuan ini
tercermin dalam berbagai perilaku, seperti kurangnya kesopanan anak-anak terhadap
orang yang lebih tua, kurangnya empati terhadap sesama, penggunaan kata-kata kasar
yang tidak sesuai dengan etika, konflik, dan perilaku merokok yang menjadi hal umum di
berbagai lingkungan. Oleh karena itu, pendidikan karakter seharusnya diimplementasikan
sejak usia dini untuk membangun fondasi yang kuat dan membentuk karakter Anak-anak
diarahkan untuk menjadi individu yang beretika dan bertanggung jawab.

Kober Pusdai menghadirkan pendidikan dengan pendekatan Islam untuk

3 | Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid Dalam Pembentukan Karakter Anak Sholeh di Kober Pusdai
membentuk karakter anak sejak dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan syariat
Islam. Fokus pendidikan melibatkan aspek-aspek seperti sholat, berdoa, Proses
pembelajaran membaca Iqra' dan Al-Qur'an menjadi bagian penting dalam pendidikan
agama, menghafal surat-surat, memahami rukun Islam, serta mendengarkan cerita-cerita
tentang para nabi yang selalu menjadi favorit murid di kober Pusdai.

Metode belajar mengajar di kober Pusdai dapat dianggap unik, terlihat dari sistem
pendidikan yang lebih menekankan pembelajaran agama dibandingkan dengan mata
pelajaran umum. Beberapa sesi pembelajaran mewajibkan murid untuk memperdalam
pengetahuan terkait Al-Qur'an khususnya membaca dan menulis. Murid juga diharapkan
mampu memahfuzkan surat-surat pendek dalam Al-Qur'an dan doa harian. Selain itu,
mereka diajarkan tata cara berwudhu dengan benar dan menguasai bacaan serta gerakan
sholat. Dalam beberapa pertemuan, guru-guru di kober Pusdai berbagi kisah inspiratif
tentang para nabi, sahabat, dan tabiin, yang bertujuan untuk menginspirasi pembentukan
karakter anak-anak menjadi individu yang sholeh dan sholehah sejak usia dini.

Dengan upaya pembentukan karakter, diharapkan dapat melahirkan generasi yang


tidak hanya unggul dalam kecerdasan intelektual, melainkan juga memiliki kecerdasan
emosional dan terutama kecerdasan spiritual. Generasi ini diharapkan memiliki karakter
yang didasarkan pada usaha untuk menjaga keimanan dan ketaqwaan dalam diri, juga
menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia dan Tuhan. Dalam menghadapi
permasalahan yang telah dijabarkan, penulis tertarik mengkaji bagaimana komunikasi
interpersonal antara guru. dan murid di kober Pusdai berkontribusi dalam membentuk
karakter anak menjadi individu yang sholeh.

METODE PENELITIAN

Peneliti melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, khususnya


jenis penelitian lapangan (field research). Subyek penelitian dipilih dari kelompok TK B
dengan rentang usia 5-6 tahun serta guru kelompok B di Kober Pusdai. Fokus penelitian
adalah komunikasi interpersonal antara guru dan murid di kober Pusdai yang berperan
dalam membentuk karakter anak menjadi individu yang sholeh sejak dini.

Untuk mencapai tujuan penelitian, teknik pengumpulan data dilakukan dengan


observasi, wawancara, dan dokumentasi, sesuai dengan metode yang disarankan oleh
Sugiyono (2015). Observasi ialah teknik pengumpulan data di mana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung terhadap subyek penelitian. Tujuan observasi adalah untuk

4 | Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid Dalam Pembentukan Karakter Anak Sholeh di Kober Pusdai
memahami situasi atau peristiwa yang tengah berlangsung dan mengumpulkan informasi
yang diperlukan melalui pencatatan peristiwa selama proses observasi.

Dalam konteks wawancara, peneliti melakukan interaksi langsung dengan


responden untuk mendapatkan informasi. Wawancara dilakukan dengan menyajikan
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, dengan harapan dapat memperoleh data
secara langsung guna melengkapi penelitian ini. Adapun dokumentasi digunakan sebagai
alat bantu untuk mendukung penelitian.

Proses dalam melakukan analisis data pada penelitian ini menggunakan tiga
langkah utama. Pertama, peneliti mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi pada objek penelitian. Kedua, peneliti memilih dan menyederhanakan data
yang diperoleh dari ketiga sumber tersebut, serta mengumpulkan literatur yang relevan
dan bermakna terkait dengan penelitian. Ketiga, data yang terkumpul dikelompokkan
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan dihubungkan satu sama lain, sehingga
kesimpulan yang dihasilkan dapat menjadi jawaban atas permasalahan yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti memperlihatkan bahwa dalam Komunikasi


interpersonal antara guru dan murid menjadi fokus penelitian, dengan upaya
membiasakan anak untuk berperilaku dan berbicara secara baik. dilakukan dengan cara
guru sebagai contoh utama. Guru menunjukkan perilaku positif melalui cara berpakaian,
sikap, dan penggunaan tutur kata yang baik, mengingat anak usia dini cenderung meniru
dengan sangat baik. Selanjutnya, jika dalam situasi di mana seorang anak meletakkan
sesuatu tidak pada tempatnya, guru akan memberikan petunjuk dengan menggunakan
kata 'tolong'. Sementara itu, ketika anak-anak terlibat dalam keributan, guru akan
mengajarkan nilai memaafkan dengan meminta mereka untuk saling memaafkan dan
memberikan penjelasan.

Dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembiasaan berdoa, guru berperan


aktif dengan Guru memberikan contoh dan teladan kepada anak-anak dengan
membiasakan mereka agar berdoa dilakukan secara tertib dan penuh kesadaran. Namun,
selama pelaksanaannya, masih terdapat beberapa anak yang cenderung bermain-main
atau tidak sepenuhnya fokus. Untuk mengatasi hal tersebut, guru mengambil beberapa
tindakan.

Guru memberikan nasihat kepada anak-anak agar mereka memahami pentingnya

5 | Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid Dalam Pembentukan Karakter Anak Sholeh di Kober Pusdai
berdoa dengan sungguh-sungguh. Selain itu, guru juga menyuruh anak-anak untuk
beristighfar, yang bertujuan untuk mengajak mereka untuk meminta ampun atas tindakan
kurang fokus atau bermain-main selama proses berdoa. Dengan demikian, guru berusaha
memberikan panduan dan pembinaan agar anak-anak dapat lebih serius dan penuh
penghayatan dalam melaksanakan kegiatan berdoa.

Hasil temuan penelitian lain menunjukkan bahwa guru mengatasi hambatan dalam
membentuk karakter anak sholeh dengan menggunakan pengulangan materi kepada
anak-anak. Jika anak mengahadapi kesulitan dalam penguasaan materi, seperti hafalan
doa atau surat pendek, guru akan melakukan komunikasi dengan orang tua siswa untuk
memberikan informasi sejauh mana materi tersebut telah diajarkan di sekolah.
Tujuannya agar orang tua dapat memberikan dukungan, motivasi, atau bantuan kepada
anak mereka di rumah, sehingga anak tidak tertinggal dalam pembelajaran karakter.

Dengan melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran, guru berusaha


menciptakan sinergi antara lingkungan sekolah dan lingkungan rumah demi
meningkatkan kualitas pendidikan dan pembentukan karakter anak. Komunikasi yang
terjalin antara guru dan orang tua menjadi salah satu strategi untuk mengatasi hambatan
dan mencapai tujuan pembentukan karakter anak yang sholeh.

Pada Kober Pusdai, pembentukan karakter anak sholeh pada peserta didik
diimplementasikan melalui komunikasi intrapersonal guru. Dalam konteks ini,
komunikasi intrapersonal yang dilakukan guru merujuk pada proses komunikasi internal
yang terjadi di dalam diri guru. Hal ini mencakup doa guru, olah pikir guru, dan
penghayatan keagamaan pribadi guru dalam berbagai kegiatan dan implementasi.
Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi intrapersonal guru tidak hanya dipengaruhi
oleh aspek profesional, tetapi juga oleh peran personal dan pribadi guru. tidak terlepas
dari upaya guru dalam mengembangkan kecerdasan emosional pribadi mereka saat
berinteraksi dengan murid-murid. Guru di Kober Pusdai berusaha memberikan contoh
positif, memahami dan mengelola emosi dengan bijak, serta membentuk hubungan yang
harmonis dengan murid-murid. Usaha ini bertujuan untuk membentuk karakter anak
sholeh melalui pengaruh positif dari komunikasi intrapersonal guru yang mencerminkan
kecerdasan emosional dan nilai-nilai keagamaan.

Dalam proses pembentukan karakter anak sholeh pada peserta didik, komunikasi
intrapersonal guru memainkan peran penting yang melibatkan berbagai bentuk

6 | Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid Dalam Pembentukan Karakter Anak Sholeh di Kober Pusdai
keteladanan, pembiasaan, nasihat, dan cerita/kisah teladan. Guru berusaha mencapai
hasil yang positif dalam membentuk dan mengembangkan dalam sikap watak serta
peradaban bangsa yang lebih bermartabat. Hal ini dilakukan dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.

Guru memiliki tanggung jawab besar dalam meraih tujuan dari pendidikan
nasional. Tugasnya sangat berat, yaitu membentuk pribadi yang utuh dan mencapai garis
sempurna dengan nilai-nilai pendidikan karakter menjadi anak sholeh dan sholehah
dengan adanya keimanan dan ketaqwaan dalam dirinya. Maka guru sebagai pembawa
perubahan haruslah aktif dalam melaksanakan pembentukan serta perubahan karakter
menjadi anak sholeh demi kepentingan bangsa. Dengan demikian, guru bukanlah orang
yang hanya menyampaikan materi dalam pelajaran, tetapi sebagai pelopor pendidikan
yang berperan penting dalam membangun generasi hingga memiliki karakter baik dan
luhur.

KESIMPULAN

Komunikasi interpersonal tidak bisa diabaikan terutama dalam konteks


pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada murid. Komunikasi interpersonal adalah
jembatan kunci untuk membangun pemahaman, kepercayaan, dan kerjasama di dalam
ruang kelas. Guru yang efektif mampu mengaktifkan saluran komunikasi yang baik
dengan murid, menciptakan lingkungan yang mendukung pertukaran gagasan,
pertanyaan, dan diskusi.

Melalui komunikasi interpersonal, guru dapat memfasilitasi pemahaman konsep


pelajaran, memberikan dukungan emosional, serta merespon kebutuhan dan pertanyaan
murid. Sebaliknya, murid dapat mengartikulasikan pemahaman mereka, mengungkapkan
ketidakpahaman, dan berbagi ide atau pengalaman. Interaksi ini membentuk hubungan
timbal balik yang memperkaya proses pembelajaran.

Dengan komunikasi interpersonal yang efektif, guru dapat membimbing


perkembangan karakter murid, memberikan umpan balik konstruktif, dan menciptakan
lingkungan di mana murid merasa dihargai dan didengar. Sehingga, keberhasilan dalam
kegiatan belajar mengajar seringkali sangat terkait dengan kualitas komunikasi
interpersonal antara guru dan murid memiliki peran signifikan dalam membentuk dan
menjaga hubungan yang bermakna. Melalui komunikasi interpersonal, terbentuk suatu
jalinan yang didasarkan pada perasaan keterkaitan antara pihak yang terlibat dalam

7 | Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid Dalam Pembentukan Karakter Anak Sholeh di Kober Pusdai
interaksi tersebut.

Dalam konteks pembentukan karakter anak sholeh pada peserta didik di Kober
Pusdai, komunikasi intrapersonal guru memegang peran utama. Guru menggunakan
berbagai bentuk keteladanan, pembiasaan, nasihat, dan cerita/kisah teladan untuk
membentuk karakter anak sholeh. Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi
intrapersonal guru dipengaruhi oleh peran personal/pribadi guru, yang mencakup upaya
guru dalam mengembangkan kecerdasan emosional pribadi mereka saat berinteraksi
dengan murid-murid.

Selain itu, cara guru mengatasi hambatan dalam pembentukan karakter anak sholeh
di Kober Pusdai melibatkan strategi pengulangan materi dan komunikasi dengan orang
tua jika ada anak yang ketinggalan materi di sekolah. Tujuannya adalah agar orang tua
dapat memotivasi anak atau membantu mereka agar tidak tertinggal dalam pembelajaran.
Dengan demikian, terbentuklah komunikasi interpersonal yang baik antara guru dan
anak-anak di Kober Pusdai, yang berkontribusi pada pembentukan karakter anak sholeh.

DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, Helmy Reza. 2023. Komunikasi interpersonal Guru dengan siswa dalam pendidikan
usia dini di TK Bungan Puspita - Villa Japos Kota Tanggerang. Thesis. Jakarta:
universitas Mercu Buana.
Nurhayati. 2020. Komunikasi interpersonal Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Antara Guru
dan Murid di Paud Joyce Banjarbaru. Jurnal Ilmu Komunikasi. 3(1). 23-27.
Pengetahuan Anak (Studi pada Guru-guru di PAUD Kharisma dan PAUD Lestari). Jurnal
Pamator. 12(1). 67-72.
Raynaldi, Z. H. 2019. Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid Dalam Prosen
Pembentukan Karakter Anak Sholeh Sejak Dini di Paud Al-Barokah Celeban Baru
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Zulkifli, M. 2019. Peranan Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan.

8 | Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid Dalam Pembentukan Karakter Anak Sholeh di Kober Pusdai

Anda mungkin juga menyukai