Anda di halaman 1dari 96

BUKU INFORMASI

MEMBANTU MEMBERIKAN AIR SUSU IBU


(ASI) EKSLUSIF

Disusun Oleh:
Ham Idris Tumenggung Sis, S.ST, MM

BBPPMPV BISNIS DAN PARIWISATA


DAFTAR ISI 2
DAFTAR GAMBAR 3
BAB 1. PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan 5
C. Peta Kompetensi 6
D. Ruang Lingkup 6
E. Petunjuk Penggunaan Modul 9
BAB II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 10
A. MERENCANAKAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF 10
1. Tujuan Pembelajaran 10
2. Kriteria Unjuk Kerja 10
3. Uraian Materi 10
4. Aktivitas Pembelajaran 16
5. Latihan/Kasus/Tugas 16
6. Rangkuman 19
7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut/Reflektif 19
B. MEMBANTU IBU MENYUSUI BAYI 20
1. Tujuan Pembelajaran 20
2. Kriteria Unjuk Kerja 20
3. Uraian Materi 20
4. Aktivitas Pembelajaran 24
5. Latihan/Kasus/Tugas 25
6. Rangkuman 28
7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut/Reflektif 28
C. MEMBERIKAN ASI PERAH PADA BAYI 29
1. Tujuan Pembelajaran 29
2. Kriteria Unjuk Kerja 29
3. Uraian Materi 29
4. Aktivitas Pembelajaran 33
5. Latihan/Kasus/Tugas 33
6. Rangkuman 37
7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut/Reflektif 37
BAB III PENILAIAN 44
A. Penilaian Teori 44
B. Penilaian Praktik 45
C. Penilaian Sikap Kerja 49
REFERENSI 51
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Upskilling dan Reskilling Guru SMK Berstandar Industri merupakan salah satu
program prioritas dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan dengan DUDI yang bertujuan
untuk meningkatkan kompetensi bagi guru kejuruan SMK sesuai dengan standar industri.
Program ini akan dilaksanakan bagi guru kejuruan SMK, termasuk Perawatan Bayi dan
Balita
Upskilling bagi guru kompetensi keahlian Perawatan Bayi dan Balita dapat diartikan
sebagai pelatihan berbasis industri yang berorientasi pada peningkatan level kompetensi
teknis/kejuruan/kerja yang telah dimiliki sebelumnya. Sedangkan reskilling dapat diartikan
sebagai pelatihan berbasis industri bagi guru kompetensi keahlian Perawatan Bayi dan
Balita berorientasi pada penguasaan kompetensi teknis/kejuruan/kerja yang belum dikuasai
sebelumnya.
Modul Berjudul “Membantu Memberikan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif” ini disusun
sebagai salah satu komponen pembelajaran Program Upskilling dan Reskilling Guru
Berstandar Industri berfokus pada peningkatan kompetensi teknis/kejuruan/kerja. Secara
umum modul ini membekali pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam Mencegah dan Menangani Kecelakaan pada Bayi dan Balita.
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu membantu memberikan Air
Susu Ibu (ASI) ksklusif
Tujuan khusus adalah:
1. Merencanakan pemberian ASI Ekslusif meliputi Jadwal untuk pemberian ASI
dikomunikasikan dengan ibu dan Bayi dipersiapkan untuk menerima ASI sesuai
Pedoman pemberian ASI Ekslusif dijadikan sebagai acuan ;
2. Membantu ibu menyusui bayi meliputi Ibu dan bayi diposisikan dengan aman
dan nyaman kemudian Selama menyusui ibu dan bayi didampingi lalu Bayi
disendawakan untuk mengurangi risiko perut kembung;
3. Memberikan ASI perah pada bayi meliputi ASI beku dicairkan pada wadah sesuai
prosedur dan Bayi diposisikan untuk menerima ASI perah dengan nyaman
kemudian ASI perah diberikan secara perlahan dan memastikan bayi menelan
dengan benar setelah Selesai minum ASI perah bayi disendawakan untuk
mengurangi risiko perut kembung;
C. Peta Kompetensi
Kedudukan Modul dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Modul Modul
2 3 Modul
4
Modul
1 Perawatan Bayi dan Balita
Modul
Modul Modul 5
7 6

Materi modul pelatihan ini mengacu pada unit kompetensi terkait yang disalin dari
Standar Kompetensi Kerja Bidang Pekerja domestik dengan uraian sebagai berikut:

D. Ruang Lingkup
Materi modul pelatihan ini mengacu pada unit kompetensi dari Standar
Kompetensi Kerja Bidang Pekerjaan Domestik Sub Bidang Pengasuhan Anak
dengan uraian sebagai berikut:

KODE UNIT : T.970000.024.03

JUDUL UNIT : Membantu Memberikan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif


DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
merencanakan pemberian ASI eksklusif, membantu ibu menyusui
bayi dan memberikan ASI perah pada bayi

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Merencanakan pemberian ASI eksklusif 1.1 Jadwal untuk pemberian ASI
dikomunikasikan dengan ibu.
1.2 Bayi dipersiapkan untuk menerima
ASI.
1.3 Pedoman pemberian ASI Ekslusif
dijadikan sebagai acuan.

2. Membantu ibu menyusui bayi 1.1 Ibu dan bayi diposisikan dengan
aman dan Bayi nyaman.
1.2 Selama menyusui ibu dan bayi
didampingi.
1.3 Bayi disendawakan untuk
mengurangi risiko perut kembung.
3. Memberikan ASI perah pada bayi 1.1 ASI beku dicairkan pada wadah
sesuai prosedur
1.2 Bayi diposisikan untuk menerima
ASI perah dengan nyaman.
1.3 ASI perah diberikan secara
perlahan dan memastikan bayi
menelan dengan benar.
1.4 Selesai minum ASI perah bayi
disendawakan untuk mengurangi risiko
perut kembung.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini dapat digunakan dalam melakukan persiapan membantu
ibu bayi untuk diberi ASI eksklusif (usia bayi 0 sampai 6 bulan) di rumah atau
di lingkungan kerja.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
1.1.1 Sedok kecil
1.1.2 Gelas
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Kain
2.2.2 Lap bersih (wash lap)
2.2.3 Bantal kecil untuk penyangga
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 Pedoman Pemberian ASI Eksklusif
pada bayi 0-6 bulan.
4. Norma dan standar
4.1 Norma
1.1.1 Agama
1.1.2 Budaya dan kebiasaan pengguna jasa
4.2 Standar
4.2.1 Tata cara pemberian ASI
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan untuk mengetahui kemampuan, yang meliputi aspek,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam melaksanakan pekerjaan.
1.2 Penilaian dilakukan dengan tes lisan, tertulis, portofolio, demonstrasi/praktek,
dan/atau simulasi.
1.3 Penilaian dilakukan di tempat kerja, dan/atau Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Manfaat atau kegunaan ASI eksklusif
3.1.2 Tata cara pemberian ASI eklusif
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mempersiapkan dan teknik menyusui ASI
3.2.2 Keterampilan berkaitan dengan teknik menyendawakanbayi setelah
diberikan ASI eksklusif
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Terampil
4.2 Sabar
4.3 Hati-hati
5. Aspek kritis
5.1 Membantu mempersiapkan dan memberikan ASI Eksklusif dengan benar
B. Kemampuan yang Harus Dimiliki Sebelumnya
Tidak ada.

BAB II. KEGIATAN PEMBELAJARAN


A. Merencanakan pemberian ASI eksklusif
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini peserta mampu merencanakan
pemberian ASI eksklusif pada bayi
2. Kriteria Unjuk Kerja
a. Jadwal untuk pemberian ASI dikomunikasikan dengan ibu.
b. Bayi dipersiapkan untuk menerima ASI.
c. Pedoman pemberian ASI Ekslusif dijadikan sebagai acuan.
3. Uraian Materi
a. Jadwal untuk pemberian ASI dikomunikasikan dengan ibu.
Pengertian ASI ekslusif adalah bayi hanya diberikan ASI, tanpa diberi tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh bahkan air putih sekalipun dan
juga tidak diberikan makanan padat.
ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja sampai umur 6
bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit). ASI eksklusif juga
berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi ASI
eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama),
penambahan makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua
tahun pertama (usia 6 bulan ke atas). ASI merupakan santapan pertama dan utama
bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai
kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal.
Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya
pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi
makanan atau minuman secara dini pada sebagian masyarakat juga memberi
pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif. Di Indonesia, pemberian
ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru lahir yang disusui pada jam pertama
kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya 39,5% yang menyusui secara eksklusif
0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum
optimal dilaksanakan.

Manfaat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama


Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh
bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan zat gizi
(nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI
eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit
yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat
pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
a. Manfaat ASI:
1) ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dan mudah dicerna oleh sistem
pencernaan bayi.
2) ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi, berguna untuk kecerdasan dan
pertumbuhan.
3) ASI mengandung asam amino essensial yang sangat penting untuk
meningkatkan jumlah sel otak bayi (berkaitan dengan kecerdasan bayi),
terutama sampai usia bayi 6 bulan. Bila pada periode tersebut terjadi
kekurangan gizi, akan terjadi penurunan jumlah sel otak sebanyak 15-
20%.
4) ASI mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi.
5) ASI selalu aman dan bersih.
6) ASI tidak pernah basi.
7) ASI mempunyai suhu yang tepat, sehingga dapat langsung diberikan
kepada bayi setiap saat.
8) ASI mengandung zat antibodi sehingga menghindarkan bayi dari alergi dan
diare.
b. Manfaat menyusui:
1) Lebih mudah pemberiannya (ekonomis dan praktis).
2) Menyusui mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
3) Menyusui dapat menjarangkan kelahiran (cara alamiah penunjang KB) jika
bayi disusui hanya ASI saja selama 4 bulan pertama, tanpa diselingi
makanan lainnya.
a. Beberapa istilah dalam kegiatan pemberian ASI
1) Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan asupan kepada bayi
sepenuhnya dengan ASI (kecuali vitamin, mineral dan obat tertentu, ASI
yang diperah/pompa juga diperbolehkan)
2) Pemberian ASI predominan adalah memberikan asupan ASI tetapi juga
memberi sedikit air atau teh dalam jumlah kecil
3) Pemberian ASI penuh adalah kegiatan pemberian ASI secara rutin, baik
dengan pemberian ASI secara eksklusif maupun secara predominan

b. Keberhasilan pemberian ASI eksklusif

1) Tumbuhkan rasa percaya diri dan yakin bisa menyusui


2) Usahakan mengurangi sumber rasa sakit dan kecemasan
3) Kembangkan pikiran dan perasaan terhadap bayi

c. Dukungan bidan dalam pemberian ASI


Disinilah peran bidan untuk meyakinkan ibu yang baru melahirkan bahwa bayi
bahkan tahan tidak menyusui hingga 2×24 jam dari lahir, bila ASI belum
keluar. Jadi jangan terburu-buru membeli susu formula bila ASI hanya keluar
sedikit-sedikit.

1) Sesaat setelah bayi lahir lakukan early latch on yaitu bayi diserahkan
langsung kepada ibunya untuk disusui. Selain mengetes refleks menghisap
bayi, tindakan ini juga untuk merangsang payudara segera memproduksi
ASI pertama (kolostrum) yang sangat diperlukan untuk antibody bayi.
2) Bila ASI belum keluar, bidan melakukan massase pada payudara atau
mengompres dengan air hangat sambil terus mencoba menyusui langsung
pada bayi. Biasanya ASI baru lancar pada hari ketiga setelah melahirkan.
Selama ASI belum lancar terus coba menyusui bayi
3) Beritahu keluarga untuk memberi dukungan kepada ibu dan relaksasi
untuk memperlancar ASI
4) Anjurkan Ibu untuk menjaga asupan makanan dengan menu 4 sehat 5
sempurna

b. Bayi dipersiapkan untuk menerima ASI


Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi hingga berusia 6
bulan. Komposisi zat gizi dan zat yang melindungi tubuh (memberikan kekebalan
tubuh) yang terkandung dalam ASI menyebabkan bayi tumbuh dan berkembang
secara optimal selama tahun pertama. ASI lebih mudah untuk dicerna oleh bayi
dibandingkan dengan susu formula, oleh karena itu frekuensi pemberian ASI
biasanya lebih sering pada bayi yang mendapatkan ASI dibandingkan dengan
frekuensi pemberian susu formula pada bayi yang tidak mendapatkan ASI.
Selama beberapa minggu pertama setelah kelahiran, bayi memerlukan sekitar 8-
12 kali pemberian ASI. Selanjutnya pemberian ASI dilakukan apabila ada
permintaan dari bayi yang ditandai dengan adanya tanda awal rasa lapar, seperti
bayi terlihat gelisah atau mengisap/mengecap.Menangis merupakan salah satu
tanda bayi merasa sangat lapar. Pemberian makanan yang adekuat untuk bayi
adalah bila bayi yang mendapatkan ASI setiap 2-3 jam sekali dan tidur diantara
waktu pemberian ASI tersebut. Seiring dengan bertambahnya usia bayi,
lambung bayi akan semakin membesar dan produksi ASI juga akan semakin
banyak. Hal tersebut akan menyebabkan jarak waktu pemberian ASI semakin
lama. Produksi ASI hanya dapat optimal bila payudara diisap bayi secara dini.
Oleh karena itu, pemberian ASI yang pertama (kolostrum) sangat dianjurkan. Zat
yang terkandung dalam kolostrum akan mencegah berbagai jenis penyakit infeksi
pada bayi baru lahir. Pada saat menyusui, bayi akan mendapatkan separuh dari
volume ASI yang ada di payudara pada 2-3 menit pertama ia mengisap
payudara. Walaupun demikian, lamanya waktu menyusui bayi yang
dianjurkan adalah sekitar 10-15 menit pada tiap payudara. Hal tersebut akan
membina hubungan mesra antara ibu dan bayi. Jadi jelaslah bahwa kelebihan ASI
dan menyusui tidak hanya pada aspek gizi dan melindungi bayi dari berbagai
macam penyakit, namun menyusui memiliki efek psikologis yang membina
hubungan antara ibu dan bayi. Oleh karena keunggulan yang dimiliki ASI tersebut,
sudah sejak lama organisasi kesehatan sedunia (WHO) menganjurkan pemberian
ASI eksklusif, yaitu ASI saja tanpa tambahan apapun selama 6 bulan pertama.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI saja dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi hingga berusia 6 bulan. Beberapa persiapan yang dapat
dilakukan oleh ibu dalam pemberian ASI untuk bayinya :
a. Dianjurkan untuk memulai menyusui dengan perasaan santai dan bahagia
b. Sejak hari pertama, sebaiknya bayi diberikan ASI. Pemberian susu botol
sebagai selingan ASI akan menyebabkan bayi malas mengisap payudara
sehingga produksi ASI akan semakin terhambat.
c. Mulailah menyusui selama 5 menit dengan satu payudara, selanjutnya
dapat bertahap bertambah lama dengan satu atau dua payudara
tergantung dari produksi ASI.
d. Pemberian ASI sebaiknya dilakukan sebanyak mungkin bayi. Tidak
dianjurkan untuk membuat jadwal pemberian ASI. Setelah beberapa
minggu, bayi akan dapat mengatur jadwalnya sendiri.
e. Selama mendapat ASI tidak diperlukan penambahan vitamin dan mineral,
kecuali untuk mineral Fluor mungkin diperlukan.
f. Setelah diberikan ASI, bayi harus dibuat sendawa. Lakukan hal tersebut
pada 6 bulan pertama, setelah 6 bulan hal tersebut tidak diperlukan lagi
g. Ibu sebaiknya menghindari makanan yang pedas, asam, atau banyak
menimbulkan gas. Makanlah makanan yang mengandung nilai gizi baik dan
secara teratur.
h. Selama ibu memberikan ASI tidak dianjurkan untuk minum obat tanpa
petunjuk dokter

c. Pedoman pemberian ASI Ekslusif dijadikan sebagai acuan


Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini
juga mengacu pada resolusi World Health Assembly (WHA. 2001). Disitu
dikatakan, untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal,
bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk
kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup dan
aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
ASI Ekslusif dijadikan sebagai acuan
a. Bulatkan niat, tekad dan keyakinan untuk memberikan ASI Eksklusif bagi
bayi anda.
Sebagai ibu harus mempunyai keyakinan yang kuat bahwa sebagai ibu
mampu dan akan memberi ASI Ekslusif pada bayi. ASI merupakan
makanan paling sempurna dan tiada duanya bagi tumbuh kembangnya.
b. Segeralah berikan ASI begitu bayi lahir. Hindari bayi mengenal susu botol
terlebih dahulu dari pada ASI.
Sebelum persalinan, baik normal maupun caesar, katakan kepada dokter
atau bidan bahwa bayi akan diberikan ASI Eksklusif atau fasilitas rawat
gabung, dimana ibu dan bayi berada dalam ruang yang sama hingga
memudahkan pemberian ASI. Pemberian ASI diusahakan tidak lebih dari 1
jam setelah kelahiran bayi, usai pemotongan tali pusar, bayi jangan
dibedong atau dibesihkan terlebih dahulu, segera letakan bayi diatas perut
ibu. Refleks bayi yang paling awal, yaitu rooting refleks (refleks mencari
puting). Bayi akan berusaha mencari puting susu, ibu tidak perlu
membantu menemukan yang dicari bayi. Perjuangan bayi mendapatkan
puting, lalu menghisapnya kuat-kuat untuk pertama kalinya, itulah yang
disebut Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
c. Saat menyusui bayi, tataplah matanya, bicaralah pada bayi dan sentuhlah
dengan lembut anggota-anggota tubuhnya.
Dengan begitu ibu membantu merangsang fungsi-fungsi panca indra nya
sedini mungkin, ini akan membantu proses pertumbuhan dan
pematangan fungsi organ-organ bayi, disisi lain ibu sedang membangun
fondasi ikatan batin antara ibu dan anak.
d. Konsumsi makanan dan minuman bergizi
e. Hindari stres dan perbanyak momen-monen kebahagiaan
f. Tidur dan istirahat yang cukup
g. Jika ibu terserang flu, teruskan pemberian ASI kepada bayi . Tetaplah
menyusui bayi gunakan masker, dalam ASI terdapat zat antibodi yang
mampu melindungi bayi dari infeksi saluran pernafasan atas dan bawah
h. Dukungan suami dan keluarga melalui breastfeeding father sangat
membantu kelancaran ASI
i. Sebelum usia 6 bulan, kebutuhan gizi bayi cukup dengan diberi ASI
eksklusif, namun genap usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan makanan
tambahan selain ASI dan pemberian ASI tetap dilanjutkan sesuai tingkat
kebutuhan gizi bayi. Kebutuhan gizi diberikan melalui pemberian makanan
pendamping ASI (MPASI).
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Merencanakan pemberian ASI Ekslusif
1. Mengkomunikasikan Jadwal untuk pemberian ASI dengan ibu
2. Mempersiap kan Bayi untuk menerima ASI
3. Menjadikan Pedoman pemberian ASI Eksklusif sebagai acuan
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Merencanakan pemberian ASI
Ekslusif
1. Pemberian ASI Eksklusif dan tepat sesuai jadwal pemberian ASI
2. Bayi Siap dan tepat menerima ASI
3. Sesuai pedoman dan acuan tepat dalam pemberian ASI eksklusif

4. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran modul ini dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Membaca uraian materi yang sudah di sediakan..
b. Mengerjakan latihan/kasus/tugas yang telah disediakan.
c. Melakukan umpan balik dan tindak lanjut/reflektif.
5. Latihan/Kasus/Tugas
a. Tugas Teori
Jawablah soal di bawah ini
1. Komunikasikan pemberian ASI dengan ibu
Jawaban:

2. Siapkan bayi untuk menerima ASI

3. Pada usia berapa ASI Ekslusif diberikan...

4. Jelaskan bagaimana pedoman pemberian ASI eklusif dijadikan acuan


Jawaban:

5. ASI eklusif dijadikan acuan

Lembar Evaluasi Tugas Teori Merencanakan Pemberian Asi Ekslusif


Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

NO Benar Salah
1

Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Merencanakan Pemberian Asi Ekslusif


dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan?

Ya Tidak

Nama Tanda Tangan


Peserta
........................................ ...........................................
Penilai
........................................ ...........................................

B. Tugas Praktik

1. Elemen Kompetensi : Merencanakan Pemberian Asi Ekslusif


2. Waktu Penyelesaian : 20 menit
3. Capaian Unjuk Kerja :
Setelah menyelesaikan tugas Merencanakan Pemberian Asi Ekslusif peserta
mampu:
a. Mengkomunikasikan jadwal untuk pemberian ASI dengan ibu
b. Mempersiapkan Bayi untuk menerima ASI.
c. Menjadikan Pedoman pemberian ASI Ekslusif sebagai acuan
4. Daftar Alat/Mesin dan Bahan :

NO. NAMA BARANG SPESIFIKASI KETERANGAN

A. ALAT
1. Sendok kecil Sendok botol, sendok gagang panjang Sendok bayi sesuai
dan pendek kebutuhan
2.
Gelas Gelas plastik, gelas bertangkai Gelas minum bayi
sesuai kebutuhan

B. BAHAN

1. kain Biasa, hangat dan panas

2. Lap bersih (wash lap) Handuk kecil berbahan lembut Untuk menyeka dan
membersihkan sisa
makanan pada tubuh
bayi
3 Bantal kecil untuk penyangga Bantal kecil, sedang Kepala bayi disanggah
dengan bantal agar
lebih tinggi ketika
disusui

5. Indikator Unjuk Kerja (IUK):


a. Mampu mengkomunikasikan Jadwal untuk pemberian ASI dengan ibu.
b. Mampu mempersiapkan Bayi untuk menerima ASI
c. Mampu menjadikan Pedoman pemberian ASI Ekslusif sebagai acuan.

6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu
melakukan praktik kerja ini adalah :
a. Bertindak berdasarkan sikap kerja yang sudah ditetapkan sehingga
diperoleh hasil seperti yang diharapkan, jangan sampai terjadi kesalahan
karena ketidak-telitian dan tidak taat asas.
b. Waktu menggunakan peralatan mengikuti petunjuknya masing-masing
yang sudah ditetapkan.
7. Standar Kinerja
a. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari
yang ditetapkan.
b. Toleransi kesalahan 0% dari hasil yang harus dicapai, terutama pada
kesalahan kegiatan kritis.
8. Tugas
Abstraksi Tugas
BLKLN Alam Permai Indonesia akan melakukan praktek kerja Merencanakan
Pemberian Asi Ekslusif, untuk itu perlu disiapkan Jadwal untuk pemberian
ASI dikomunikasikan dengan ibu.
9. Instruksi Kerja
Setelah membaca tugas nomor 8 selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai
berikut:
a. Mengkomunikasikan jadwal untuk pemberian ASI dengan ibu.
b. Mempersiapkan bayi untuk menerima ASI
c. Memberikan pedoman menjadikan acuan sebagai ASI Ekslusif
10. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas

NO DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK PENCAPAIAN PENILAIAN


YA TIDAK K BK
Jadwal untuk pemberian ASI Mengkomunikasikan jadwal
1. dikomunikasikan dengan ibu untuk pemberian ASI
dengan ibu

2. Bayi dipersiapkan untuk Mempersiapkan Bayi umtuk


menerima ASI meneriam ASI

3. Pedoman pemberian ASI Menjadikan Pedoman


Ekslusif dijadikan sebagai pemberian ASI eksklusif
acuan sebagai acuan

Apakah semua instruksi kerja tugas praktik Merencanakan Pemberian Asi


Ekslusif dilaksanakan dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan?

Ya Tidak
Nama Tanda Tangan
Peserta
........................................ ...........................................
Penilai
........................................ ...........................................

Catatan Penilai :

C. Pengamatan Sikap Kerja

CEK LIS PENGAMATAN SIKAP KERJA


Merencanakan Pemberian ASI Eksklusif

INDIKATOR UNJUK KERJA NO. KUK K BK KETERANGAN

1. Sopan dan taat asas 1.1


2. Taat asas 1.2
3. Taat asas 1.3

Apakah sikap kerja tugas Praktik Merencanakan Pemberian Asi Ekslusif dilaksanakan
dengan benar?
Ya Tidak

Nama Tanda Tangan


Peserta
........................................ ...........................................
Penilai
........................................ ...........................................

Catatan Penilai :
6. Rangkuman
Pemberian ASI Eksklusif kepada bayi, seorang pengasuh harus mengetahui kapan
waktu yang tepat untuk ASI diberikan dan mengatur posisi bayi agar mudah menerima
ASI yang diberikan
7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut/Reflektif
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini hal-hal penting yang telah saya peroleh
adalah:

Hal-hal penting yang


No Aspek Tindak Lanjut
diperoleh

1 Aspek
Pengetahuan

2 Aspek
Keterampilan

3 Aspek Sikap
Kerja

B.Membantu Ibu Menyusui Bayi


a. Ibu dan Bayi Diposisikan Dengan Aman dan Nyaman
a. Langkah dasar untuk mendapatkan posisi menyusui yang baik antara lain,
sebagai berikut:
1) Ibu mengambil posisi senyaman mungkin.
Ibu rileks, tampak nyaman, punggung bersandar, bantal menyangga
lengan serta kaki juga tersangga dengan nyaman. Terlihat tanda bonding
antara ibu-bayi.
2) Keluarkan sedikit kolostrum atau ASI untuk dioleskan ke puting.
Aroma dan rasa ASI akan membuat bayi bersegera “bekerja” untuk
mendapatkan makanannya. Olesan ASI juga akan melindungi puting dari
lecet, atau mempercepat penyembuhan puting yang telah lecet.
3) Posisikan tubuh bayi dekat dengan tubuh ibu
Leher dan badan bayi dalam garis lurus. Bayi dipegang dekat badan ibu,
seluruh badan bayi ditopang. Badan bayi didekatkan ke payudara ibu
(bukan payudara ibu yang didekatkan ke bayi). Pinggang bayi dalam posisi
menekuk fleksi, sehingga bagian perut atau lututnya menyentuh tubuh ibu
dan bayi tidak perlu memutar kepalanya untuk mencapai payudara ibu.
4) Sangga payudara ibu
Sangga payudara ibu agar tidak menekan dagu bayi. Dagu bayi harus
mengarah ke payudara. Pastikan posisi tangan jauh dari puting dan areola.
Posisi tangan saat menyangga akan membantu puting menonjol ke mulut
bayi, mencegahnya tertarik-tarik sehingga melindungi puting dari lecet
puting.
5) Lekatkan bayi ke payudara ibu dengan baik.
Biarkan bayi membuka mulutnya selebar mungkin sehingga ibu bisa
melihat lidahnya. Dorong tubuh bayi mendekat dengan menyangga
punggungnya (bukan kepalanya saja) sehingga dagu bayi menyentuh
payudara. Mulut dan hidungnya menghadap ke puting dengan hidung
sejajar puting agar kepala menengadah dan mulut “terkondisikan” terbuka
lebar untuk memasukkan areola ibu. Hidung bayi sejajar puting dan sentuh
hidungnya untuk merangsang mulutnya agar terbuka. Setelah mulut bayi
terbuka lebar, segera dekatkan bayi ke payudara dengan cepat. Arahkan
bibir bawah bayi ke bawah puting. Sehingga akan melekat, hanya dagu
bayi yang menyentuh payudara ibu.
6) Nikmati
Jika terasa sakit, lepaskan bayi dengan memasukkan jari telunjuk yang
bersih ke sudut mulut untuk mengeluarkan puting ibu dan ulangi lagi
hingga ibu merasa nyaman. Jangan teruskan menyusui jika terasa sakit,
harus diulang melekatkan dari awal. Jika dibiarkan maka puting ibu akan
makin terluka.
b. Berbagai posisi menyusui ibu dan bayi
1) Posisi buaian/cradle
Posisi buaian ini adalah posisi yang paling sering digunakan dalam minggu-
minggu pertama. Posisi buaian-silang (cross-cradle) memberi ibu lebih
banyak kontrol. Ibu menyusui bayi dengan posisi buaian atau memeluk
bayi di atas pangkuannya dengan posisi bayi berbaring di salah satu sisi
pada bahu dan pinggul dengan mulutnya setinggi puting ibu.
2) Gunakan bantal untuk membantu mengangkat posisi bayi dan menyangga
siku agar bayi bisa naik hingga setinggi payudara. Gunakan bantuan bantal
dan dongongan kaki untuk menyangga tubuh bayi dan membawanya naik
ke atas menuju payudara ibu, terutama saat menyusui di minggu-minggu
pertama. bawa bayi ke payudara, jangan bawa payudara ke posisi bayi
karena akan membuat tubuh ibu membungkuk sehingga mudah lelah.
3)Jika ibu di atas tempat tidur, maka letakkan bantal di bawah lutut ibu. Jika
ibu duduk, maka gunakan penyangga kaki.
4) Sangga payudara dengan pegangan “U” atau “C”.
5) Letakkan bayi di lengan ibu dengan leher bayi nyaman berada di lipatan
siku, punggung tersangga sepanjang lengan dan bokong bayi berada di
telapak tangan ibu.
6) Perut bayi menempel perut ibu, wajah dan lututnya menghadap kearah ibu.
Lutut bayi diposisikan dengan aman menyilang tubuh ibu atau dibawah
payudara yang lain. Seluruh tubuh bayi sebaiknya berbaring lurus horizontal
atau miring sedikit. Saat ibu melihat ke bawah, ibu bisa melihat sisi tubuh
bayi.
7) Mulut bayi memasukkan sebagian besar areola atau bagian hitam di sekitar
puting ibu. Pastikan telinga, bahu dan pinggul dalam satu garis. Sebagai
bayi yang baru lahir sebaiknya posisi kepala dan bokong bayi sama tinggi.
8) Posisi buaian ini sering cocok untuk bayi sehat cukup bulan yang lahir
dengan persalinan normal. Beberapa ibu mengeluh posisi ini sulit untuk
memposisikan puting di mulut bayi, jadi posisi ini lebih cocok bagi bayi
umur sebulanan yang telah memiliki otot leher lebih kuat. Bagi ibu yang
melahirkan secara caesar, posisi ini terkadang menimbulkan tekanan yang
membuat sakit bekas jahitan di perut.
c. Posisi lengan berlawanan atau buaian-silang (cross-cradle)
Selama minggu-minggu pertama banyak ibu menemukan variasi dalam posisi
buaian, posisi yang berguna antara lain posisi buaian-silang. Pada posisi ini
tubuh bayi tersangga bantal di atas pangkuan ibu untuk membantunya setinggi
puting. Bantal juga diposisikan menyangga siku sehingga lengan ibu tidak
menahan berat badan bayi yang akan membuat capek sedangkan penyusuan
belum selesai.
1) Pada posisi ini pembagian tugas bagian-bagian lengan ibu berkebalikan dari
posisi buaian biasa.
2) Jika ibu menyusui di payudara kiri maka tangan kiri menyangga payudara
dalam posisi pegangan “U”.
3) Putar tubuh bayi sehingga dada dan perutnya langsung menghadap badan
ibu. Ibu menyangga bayi dengan tangan kanan. Telapak tangan ibu berada
di belakang telinga dan leher bayi dengan ibu jari serta telunjuk masing-
masing di belakang telinga kanan dan kiri bayi.
4) Leher bayi beristirahat di antara “jaring” ibu jari, telunjuk dan telapak
tangan ibu membentuk leher kedua bagi bayi.
5) Telapak tangan ibu terletak diantara kedua tulang belikat bayi.
6) Saat akan mulai melekatkan bayi, pastikan mulut bayi sangat dekat dengan
puting ibu.
7) Saat mulut bayi sudah terbuka lebar, ibu mendorong badan atas bayi
dengan telapak tangan ibu sehingga mulut bayi bisa memasukkan sebagian
besar areola (kurang lebih setengah inchi/1,29 cm dari dasar puting).
8) Posisi ini bermafaat bagi:
a) Bayi yang sangat kecil.
b) Bayi yang sakit.
c) Bayi dengan kelainan/cacat bawaan.
d) Bayi yang susah melekat pada payudara ibu, misal pada kasus ibu
dengan payudara besar.
e) Ibu dengan puting inversi masuk ke dalam.
f) Jika ibu lebih menyukai posisi tersebut.

d. Posisi bawah lengan atau pegangan bola (clutch/football position)


Posisi ini bagus untuk ibu yang melahirkan melalui section caesarean karena
dengan posisi ini tubuh bayi jauh dari bekas luka operasi di perut ibu. Banyak
bayi baru lahir yang ternyata nyaman dengan posisi ini. Posisi ini juga
membantu bagi ibu yang memiliki refleks pengeluaran susu (LDR) yang deras
karena dengan posisi ini bayi mampu mengatasi aliran deras dengan lebih
mudah.
1)Dalam posisi ini tangan ibu seperti posisi saat membawa bola sepak atau
tas tangan, jadi bayinya “dijepit” di bawah tangan ibu.
2) Ibu menyangga kepala bayi di tangan dan punggung bayi di sepanjang
lengan di samping ibu. Kepala bayi terletak di tangan ibu, namun ibu tidak
boleh mendorongnya ke payudara.
3) Ibu memegang payudaranya dengan pegangan “C”.
4) Bayi berada di samping dengan posisi di bawah lengan ibu. Bayi
menghadap ke ibu dengan posisi hidungnya setinggi puting dan kaki ke
belakang menuju ke punggung ibu.
5) Kaki bayi terlipat di bawah lengan ibu dengan pinggul tertekuk fleksi. Kaki
beristirahat di samping punggung ibu sehingga telapak kakinya akan
mengarah ke atas (posisi ini juga mencegahnya menendang-nendang kursi
tempat ibu duduk).
6) Untuk membantu posisi bayi agar naik, ibu bisa menggunakan bantal.
Jangan memaksa mendorong bayi ke payudara, karena dia akan menolak
dan melengkungkan kepalanya melawan tangan ibu.
7) Posisi ini berguna bagi:
a) Bayi kembar.
b) Bayi yang kesulitan untuk melekat.
c) Bayi yang kecil (prematur, BBLR)
d) Stasis ASI.
e) Ibu dengan payudara besar.
f) Ibu dengan puting datar.
g) Ibu menyukai posisi ini.
e. Tidur miring
Banyak ibu merasakan posisi yang nyaman saat menyusui dengan tidur
miring, terutama di malam hari. Beberapa ibu juga suka memilih posisi ini di
siang hari. Ibu dan bayi tidur miring saling berhadapan.
1) Ibu bisa menggunakan bantal di belakang punggung dan dibelakang atau
antara lutut agar merasa nyaman.
2) Ibu juga bisa meletakkan bantal atau lipatan selimut di belakang tubuh
bayi untuk mencegah dia berguling menjauhi ibu.
3) Bayi dapat diposisikan menggunakan tangan ibu dengan punggungnya di
sepanjang lengan.
4) Tubuh bayi tertekuk fleksi dan kepala-bahu-pinggul dalam satu garis
sehingga bayi mudah mendapatkan ASI.
5) Pastikan bayi tidak terlalu meregangkan tubuhnya untuk mencapai puting
ibu dan pastikan tubuh ibu tidak terlalu menunduk mengarah padanya.
Untuk meninggikan kepala bayi bisa menggunakan pengganjal bantal atau
lipatan selimut/handuk. Untuk menyangga payudara ibu bisa menggunakan
ujung jari atau lipatan selimut/handuk.
6) Posisi ini bermanfaat saat:
a) Ibu ingin beristirahat atau tidur.
b) Segera setelah operasi Caesar.
c) Lakukan melampaui dasar
7) Saat ibu dan bayi sudah lebih berpengalaman dalam menyusui, ibu akan
bisa menemukan berbagai cara untuk menyusui bayinya dalam setiap
penyusuan. Selama ibu nyaman dan bayi dapat menyusu dengan baik, ibu
bisa menggunakan posisi tersebut.
8) Menyusui berbaring bersandar punggung atau biological nurturing
9) Menyusui berbaring bersandar punggung, atau biological nurturing, artinya
dengan mendapatkan kenyamaan bersama bayi dapat memacu insting ibu
dan bayi dalam proses menyusui. Informasi lebih lanjut bisa diperoleh di
biologicalnurturing.com. Langkah yang harus dilakukan:
a) Ibu dan bayi memakai pakaian yang nyaman sesuai pilihan ibu.
b) Ibu menyusui di tempat tidur atau bangku dimana ibu bisa bersandar
agak jauh ke belakang tetapi tidak benar-benar berbaring. Sandaran
punggung tidak datar tapi nyaman untuk bersandar sehingga saat ibu
menempatkan bayi di atas dadanya akan terbantu oleh gaya gravitasi
untuk menjaga posisi bayi ketika melekat di tubuh ibu. Tubuh ibu juga
bisa ditopang bantal.
c) Kepala dan bahu ibu disangga dengan baik, seluruh badan bayi bagian
depan terletak di atas tubuh ibu.
d) Karena bayi tidak dipangku sehingga bayi bisa beristirahat di tubuh ibu
dengan semua posisi ibu, jadi pastikan seluruh bagian depan tubuhnya
berhadapan dengan ibu.
e)Taruh pipi bayi berdekatan dengan payudara ibu yang telanjang dada.
f) Bantu bayi sebisa ibu, bantu dia untuk melakukan yang dia coba
lakukan karena ibu dan bayi satu tim.
g) Ibu bisa menyangga atau membiarkan payudara semau ibu
h) Rileks dan saling menikmati proses menyusui yang dilakukan. Posisi ini
sering menenangkan bayi, dan dia bisa menemukan payudara ibu
sendiri seperti saat IMD.
10) Posisi lain:
a) Ibu menyusui sambil berdiri
b) Jika bayi sukar melekat maka ibu bisa mengambil posisi tengkurap,
ditopang kedua sikunya dengan bayi berada di bawahnya.
c) Jika puting ibu sangat besar, maka ibu bisa menyusui bayi dengan
posisi mencondongkan tubuh dan menyusui dari posisi tersebut.
d) Jika ibu memiliki pasokan ASI berlebihan/oversupply maka ibu bisa
menyusui dengan posisi berbaring telentang dan bayi diletakkan di
atas badannya.
f. Kunci posisi menyusui di awal masa menyusui:
1) Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.
2) Ibu mendekap tubuh bayi dekat dengan tubuhnya.
3) Ibu menopang seluruh tubuh bayi, bukan hanya kepala dan bahu bayi.
4) Bayi menghadap payudara, dengan hidung berhadapan dengan puting.
5) Tangan ibu menyangga kepala bayi, bukan untuk mendorong kepala ke
payudara ibu.
6) Gunakan keseluruhan lengan untuk mendekatkan tubuh bayi ke
payudara -bukan hanya mendorong kepala bayi menggunakan tangan
saja saat mulut bayi sudah terbuka lebar.
2. Selama menyusui ibu dan bayi didampingi
Praktik pemberian ASI eksklusif dalam penelitian masih terbilang rendah.
Walaupun sebagian besar suami atau keluarga (pendamping) mempunyai
pengetahuan manajemen laktasi prenatal (83,6%) dan postnatal (59,1%) yang
rendah tetapi sikap mereka terhadap praktik menyusui terutama pada masa
kehamilan (89,6%) dan menyusui (61,9%) terbilang positif dibandingkan pada
saat kelahiran. Bagaimanapun, sebagian besar suami atau keluarga menunjukkan
persetujuannya terhadap pemberian makanan prelakteal (air, madu, susu
formula) kepada bayi sebelum ASI keluar dan percaya sepenuhnya pada tenaga
kesehatan terkait dengan bayi mereka. Hal tersebut dapat menjadi risiko
pemberian susu formula. Jumlah anak yang dimiliki, komposisi rumah tangga,
pengetahuan manajemen laktasi postnatal dan sikap ayah selama masa menyusui
diketahui berhubungan signifikan dengan praktik pemberian ASI eksklusif dimana
jumlah anak dan sikap suami atau keluarga selama masa menyusui merupakan
faktor dominan yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif.
Suami atau keluarga perlu dipersiapkan dengan baik untuk memberikan
dukungan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi ibu pada masa
menyusui. Tanpa pengetahuan yang baik, akan sulit bagi suami atau keluarga
untuk menjalankan perannya tersebut. Oleh karena itu, suami atau keluarga
harus diikutsertakan dan dilibatkan sedini mungkin dengan menyediakan ruang
diskusi bagi suami pada saat antenatal care khususnya tentang ASI eksklusif dan
manfaatnya, kolostrum dan manfaatnya, risiko pemberian makanan prelakteal,
usia yang tepat dalam memperkenalkan susu formula, kesulitan-kesulitan
menyusui dan cara yang dapat dilakukan suami untuk membantu mengatasi
kesulitan tersebut sehingga suami dapat terus mendukung ibu untuk menyusui
sejak masa prenatal sehingga masa postnatal. Selain itu, perlu adanya Father
Support Group sebagai media atau forum berbagi pengalaman dan pengetahuan
seputar menyusui sehingga suami tetap mendukung ibu untuk melanjutkan
pemberian ASI sesuai dengan waktu yang direkomendasikan oleh WHO. Suasana
lingkungan belajar yang saling mendukung dan menghargai sesama orang tua
yang bertemu secara rutin dapat merangsang terciptanya interaksi yang baik
sehingga melalui kesamaan fase hidup, cerita, pengalaman dan perhatian dapat
meningkatkan pengetahuan suami atau keluarga, membuat suami menjadi lebih
peka terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan anak serta mengenali
peran mereka. Suami harus memberikan suatu tindakan dukungan tertentu yang
sangat spesifik dalam periode waktu yang sangat singkat, dukungan suami
akan mempengaruhi psikologis ibu.
3. Bayi disendawakan untuk mengurangi risiko perut kembung
Bayi 0-3 bulan dapat buang air besar agak sering dari anak-anak lebih besar. 4-6
kali sehari dengan konsistensi lunak berwarna kehijauan/kecoklatan adalah hal
yang biasanya dijumpai. Susu formula memang dapat menyebabkan alergi
namun jarang sekali terjadi pada formula buatan yang sudah di desain untuk
"hypoallergenic" (kemungkinan resiko alerginya rendah). Alergi pada susu formula
dapat menyebabkan diare, yang kadang-kadang disertai darah. Kembung pada
bayi yang menyusui memang sering sekali ditemui sehari-hari, dan biasanya
bukan merupakan masalah yang serius. Seringkali gejala-gejala yang menyertai
dapat berupa : bersendawa, buang angin, perut teraba kembung, dan hal ini
dapat membuat bayi menjadi sering menangis. Secara normal (fisiologis), bayi
sehari-hari berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya dengan menangis. Saat
menangis tersebut, ada udara tambahan dari luar yang dapat masuk ke saluran
cerna yang dapat pula menyebabkan terjadinya kembung. Sehingga pada
dasarnya bayi memang biasa sekali mempunyai perut yang kembung. Hal ini
dapat membuat orang tua merasa khawatir jikalau bayinya sedang merasa tidak
nyaman.
a. Beberapa tips yang dapat digunakan mengurangi kembung yang dialami bayi :
1) Susui bayi dalam posisi kepala bayi lebih tinggi dari perutnya.
2) Menepuk-nepuk punggung setelah menyusui untuk merangsang terjadinya
sendawa (seperti yang anda sudah lakukan). Cara yang lebih baik adalah
dengan menggendong bayi dengan telapak tangan anda menekan dengan
perut bayi, lalu pelan2 digoyang-goyangkan. (penekanan terhadap perut
dinilai lebih efektif daripada penepukan di punggung untuk mengeluarkan
gas dari lambung bayi)
3) Jika tidak mau bersendawa setelah ditepuk-tepuk punggungnya, baringkan
bayi, lalu 10 menit kemudian kembali usahakan sendawa dengan
menepuk-nepuk punggung bayi (hal ini untuk memberikan waktu bagi
udara yang berada di dalam susu untuk keluar)
b. Berikut adalah posisi yang membuat bayi bersendawa :
1) Posisi menghadap ke belakang
Anda dapat meletakan anduk kecil di bahu untuk menahan muntahan bayi.
Kemudian gendong bayi untuk menghadap ke belakang dengan menopang
kebahu anda. Selanjutnya tegakan tubuh dan biarkan untuk
menyandarkan kepala bayi di bahu anda selanjutnya anda dapat
menggunakan satu tangan untuk menahan tengkuk dan bokong bayi,
sedangkan pada tangan satunya lagi anda dapat mengelus-ngelus sampai
bayi anda bersendawa.
2) Posisi tengkurap di pangkuan
Anda dapat membuat bayi anda tengkurap di atas pangkuan anda.
Selanjutnya anda dapat menopang dada bayi dengan tangan agar kepala
lebih tinggi dengan tubuhnya. Selanjutnya elus-elus punggung hingga bayi
bersendawa.
3) Posisi digendong di depan
Anda dapat menggendong bayi dengan cara menyangga di tengkuk dan
bokong. Kemudian usahakan agar kepala bayi sedikit lebih tinggi
selanjutnya anda letakan handuk kecil di dadanya untuk menampung
muntahan. Terakhir anda dapat mengelus-ngelus punggung bayi anda
hingga bersendawa. Posisi membuat bayi sendawa akan berlangsung
minimal 0-4 bulan. Pada dasarnya usia 4 bulan bayi sudah dapat
bersendawa tanpa perlu bantuan menggunakan posisi posisi di atas.

Gambar.1
Menolong bayi bersendawa

c. Bayi cegukan
Jika bayi menyusui atau makan terlalu cepat, bayi akan sering cegukan.
Tunggulah beberapa saat hingga cegukan berhenti sendiri, jika dalam waktu
beberapa menit cegukan belum juga hilang beri air hangat beberapa sendok.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Membantu ibu menyusui bayi


1. Memposisikan Ibu dan bayi dengan aman dan nyaman
2. Mendampingi ibu dan bayi Selama menyusui
3. Mensendawakan Bayi untuk mengurangi risiko perut kembung
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Membantu ibu menyusui bayi
1. Hati-hati dan taat asas dalam menempatkan posisikan ibu dan bayi
2. Taat asas dalam Mendampingi ibu dan bayi Selama menyusui
3. Hati-hati dan taat asas dalam Mensendawakan Bayi untuk mengurangi risiko
perut kembung

4. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran modul ini dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Membaca uraian materi yang sudah di sediakan..
b. Mengerjakan latihan/kasus/tugas yang telah disediakan.
c. Melakukan umpan balik dan tindak lanjut/reflektif.
5. Latihan/Kasus/Tugas
a. Tugas Teori
Jawablah soal di bawah ini
1. Bagaimana memposisikan ibu dan bayi dengan aman dan nyaman
Jawaban

2. Jelaskan berbagai posisi menyusui ibu dan bayi


Jawaban

3. Bagaimana mendampingi ibu dan bayi selama menyusui.


Jawaban

4. Jelaskan mengapa selama menyusui ibu dan bayi didampingi.


Jawaban

5. Sebutkan posisi apa saja yang membuat bayi bersendawa?


Jawaban
Lembar Evaluasi Tugas Teori Membantu ibu menyusui Bayi.
Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

NO Benar Salah
1

Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Membantu ibu menyusui bayi dijawab
dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan?

Ya Tidak

Nama Tanda Tangan


Peserta
........................................ ...........................................
Penilai
........................................ ...........................................

B. Tugas Praktik

1. Elemen Kompetensi : Membantu Ibu Menyusui Bayi


2. Waktu Penyelesaian : 60 menit
3. Capaian Unjuk Kerja :
Setelah menyelesaikan tugas Membantu ibu menyusui bayi peserta mampu:
a. Memposisikan Ibu dan bayi dengan aman dan nyaman
b. Mendampingi ibu dan bayi Selama menyusui
c. Mensendawakan Bayi untuk mengurangi risiko perut kembung

4. Daftar Alat/Mesin dan Bahan :

NO. NAMA BARANG SPESIFIKASI KETERANGAN


A. ALAT
bantal Untuk menjaga posisi
1. Bantal kecil, sedang
bayi
2.
Waslap dan tissue Kering, basah Untuk menyeka
bagian tubuh bayi

B. BAHAN

1. Bantal kecil untuk Bantal kecil, sedang Kepala bayi disanggah


penyangga dengan bantal agar
lebih tinggi ketika
disusui
2. Kain Biasa, hangat dan panas Untuk menyeka dan
membersihkan sisa
makanan pada tubuh
bayi
Untuk menyeka dan
3 Lap bersih (wash lap) Handuk kecil berbahan lembut
membersihkan sisa
makanan pada tubuh
bayi

5. Indikator Unjuk Kerja (IUK):


a. Mampu memposisikan Ibu dan bayi dengan aman dan nyaman
b. Mampu mendampingi ibu dan bayi Selama menyusui
c. Mampu mensendawakan Bayi untuk mengurangi risiko perut kembung.
6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu
melakukan praktik kerja ini adalah :
a. Bertindak berdasarkan sikap kerja yang sudah ditetapkan sehingga
diperoleh hasil seperti yang diharapkan, jangan sampai terjadi kesalahan
karena ketidak-telitian dan tidak taat asas.
b. Waktu menggunakan peralatan mengikuti petunjuknya masing-masing
yang sudah ditetapkan.
7. Standar Kinerja
a. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari
yang ditetapkan.
b. Toleransi kesalahan 0% dari hasil yang harus dicapai, terutama pada
kesalahan aspek kritis.
8. Tugas
Abstraksi Tugas
Peserta pelatihan di BLKLN Alam Permai Indonesia sedang melakukan
praktek kerja Membantu Ibu Menyusui Bayi, pada tugas II telah disiapkan
Ibu dan bayi diposisikan dengan aman dan nyaman dan Selama menyusui
ibu dan bayi didampingi kemudian pada tugas berikutnya perlu disiapkan
Bayi disendawakan untuk mengurangi risiko perut kembung.
9. Instruksi Kerja
Setelah membaca tugas nomor 8 selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai
berikut:
a. Posisikanlah Ibu dan bayi dengan aman dan nyaman
b. Dampingilah ibu dan bayi Selama menyusui
c. Sendawakan Bayi untuk mengurangi risiko perut kembung.
10. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas

NO DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK PENCAPAIAN PENILAIAN


YA TIDAK K BK
1. Ibu dan bayi diposisikan memposisikan Ibu dan bayi
dengan aman dan nyaman dengan aman

2. Selama menyusui ibu dan mendampingi ibu dan bayi


bayi didampingi selama menyusui

3. Bayi disendawakan untuk mensendawakan Bayi untuk


mengurangi risiko perut mengurangi resiko perut
kembung kembung

Apakah semua instruksi kerja tugas Praktik Membantu ibu menyusui bayi telah
dilaksanakan dengan benar dan dalam waktu yang telah ditentukan?

Ya Tidak

Nama Tanda Tangan


Peserta
........................................ ...........................................
Penilai
........................................ ...........................................

Catatan Penilai :
C. Pengamatan Sikap Kerja
CEK LIS PENGAMATAN SIKAP KERJA
Membantu Ibu Menyusui Bayi

INDIKATOR UNJUK KERJA NO. KUK K BK KETERANGAN

1. Hati-hati dan taat asas 2.1


2. Taat asas 2.2
3. Hati-hati dan taat asas 2.3

Apakah sikap kerja tugas praktik Membantu ibu menyusui bayi dilaksanakan dengan
benar?
Ya Tidak

Nama Tanda Tangan


Peserta
........................................ ...........................................
Penilai
........................................ ...........................................

Catatan Penilai :
6. Rangkuman
Membantu Ibu menyusui yang perlu diperhatikan yaitu memposisikan ibu dan bayi
dengan aman dan nyaman dan perlu didampingi agar ibu dapat menyusui dengan
mudah dengan bantuan keluarga maupun pengasuh
7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut/Reflektif
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini hal-hal penting yang telah saya peroleh
adalah:
Hal-hal penting yang
No Aspek Tindak Lanjut
diperoleh

1 Aspek
Pengetahuan

2 Aspek
Keterampilan

3 Aspek Sikap
Kerja

C. Memberikan ASI Perah Pada Bayi


a. ASI Beku Dicairkan Pada Wadah Sesuai Prosedur
Setiap bayi memiliki selera yang berbeda dalam meminum ASIP. Ada bayi yang
menyukai ASIP dingin yang baru keluar dari kulkas, namun ada juga bayi yang
lebih menyukai ASIP hangat. Karena ASI merupakan cairan “hidup” maka kita
harus berhati-hati saat memanaskannya. Pemanasan dapat merusak
komponen berharga seperti sel-sel hidup, enzim, komponen anti infeksi, dan
komponen berharga lainnya. Ibu bisa memulai menabung ASIP setelah proses
menyusui telah mantap dan lancar. Perah ASI setelah bayi selesai menyusu
dan di pagi hari. ASIP ini bisa langsung dimasukkan ke freezer (setelah
dingin di kulkas pendingin) sebagai cadangan jika ASIP ibu kurang. Bayi
sebaiknya diberikan ASIP segar yang baru diperah dan belum dibekukan.
Misalnya ibu bekerja di bulan Juli pada hari rabu, 2-7-2014 maka ASIP yang
diminum oleh bayi adalah hasil pemerahan ASI di hari Selasa, 1-7- 2014. Jika
bayi kekurangan ASIP, baru kemudian bayi diberikan ASIP beku hasil pemerahan
bulan Mei. Alasannya bisa ibu baca di keterangan berikut ini.
a. Cara mencairkan ASI beku pada wadah sesuai prosedur
Cara penanganan ASIP beku sebelum diberikan kepada bayi:
1) Pilih ASIP yang paling dahulu diperah (first in first out). Pindahkan ASIP
beku dari freezer ke kulkas pada malam sebelumnya. Akan lebih cepat jika

ditaruh di rak-pintu kulkas. Cara mencairkan ASIP dengan cepat:

Gambar.2
Penyimpanan ASIP
2) ASIP bisa dihangatkan dengan cara:
a) Botol ASIP ditaruh di bawah aliran air kran, mula-mula dialiri air dingin
kemudian dinaikkan suhu aliran airnya secara bertahap menjadi
semakin hangat.
Gambar 3
Menghangatkan ASIP
b) Atau, tempatkan wadah ASIP dalam semangkok air hangat. Saat air
mendingin, ganti dengan air hangat yang baru, begitu seterusnya
hingga seluruh ASIP mencair dan hangat sesuai suhu tubuh.

ASIP, sebagaimana susu lain yang tidak mengalami pemrosesan homogenisasi,


akan terpisah menjadi 2 bagian dengan bagian lemak krim di bagian atas. Cara
mengkocok ASIP adalah dengan menggoyangkan berputar botol ASIP dengan
perlahan untuk mencampur kedua lapisannya. ASIP bisa saja terlihat putih agak
kebiruan, berbeda dengan penampakan susu sapi dan susu formula yang putih.
Pengasuh bayi mungkin perlu diyakinkan bahwa hal tersebut normal. ASIP basi
akan tercium aroma busuk tidak sedap dan rasa yang masam.
b. Bayi diposisikan untuk menerima ASI perah dengan nyaman
Pemberian ASI sebaiknya menggunakan sendok, ini dilakukan supaya bayi tidak
mengalami bingung puting. Ada beberapa cara yang dapat Anda terapkan untuk
melatih si buah hati agar dapat menerima dan terbiasa dengan ASI perah. Pada
awalnya pemberian susu perah dengan menggunakan sendok ini dapat dipastikan
tidak akan disukai bayi. Ia akan merasa cemas, gelisah dan marah. Namun tak
perlu khawatir, 3 sampai 4 hari setelah dicoba, ia akan mulai terbiasa. Berikut
adalah cara melatih sang buah hati untuk meminum ASI perah :

1. Pastikan si buah hati tidak dalam keadaan sedang mengantuk.


2. Gendong dan dekap dalam posisi setengah penuh.
3. Dekatkan sendok ke mulut bayi, kemudian tempelkan tepi sendok ke bibir
atas.
4. Perlahan-lahan ke mulut bayi, tempelkan tepi sendok pada bibir bagian
bawah.
5. Dorong sendok sampai ASI tepat menyentuh bibir si buah hati. Sebagai
permulaan, biarkan beberapa tetes ASI masuk ke dalam mulutnya.
6. Tunggu sampai ia menelannya, kemudian berikan lagi, begitu seterusnya.
7. Jangan menuangkan sisa ASI ke dalam mulutnya meski hanya sedikit. Ini
dapat membuatnya tersedak.
a. Cara memposisikan Bayi untuk menerima ASI perah dengan nyaman
Cara meminum ASIP. Bayi meskipun masih kecil dan tampak lemah adalah
manusia yang pintar. Ibu akan bisa melatih bayi meminum dengan
berbagai alat.
1) Minum ASIP dengan gelas/cangkir

Gambar.4 Meminum ASI Dengan Gelas

2) Meminum ASIP dengan sendok


Gambar.5 Meminum ASI dengan Sendok
Bisa juga meminum ASIP dengan media lain seperti pipet, selongsong
suntikan (lepas jarumnya) atau botol sendok. Media yang disarankan
adalah cangkir/gelas karena mudah dibersihkan dan relatif aman
digunakan. Ada juga cangkir khusus cupfeeder. Jika menggunakan sendok,
pipet dan selongsong suntikan akan membuat bayi mudah marah saat jeda
pengisian kembali (bayi melihat makanannya diambil kembali).
Banyak ahli laktasi yang tidak merekomendasikan pemberian makan bayi
dengan menggunakan dot karena banyak kerugiannya yaitu dot mudah
terkontaminasi dan sulit dibersihkan. Selain itu akan berisiko membuat bayi
malas bahkan menolak menyusu di payudara ibu.
Cara bayi meminum dot sangat berbeda dengan cara menyusu di
payudara. Saat menyusui dengan dot bayi cukup menggunakan otot sekitar
bibirnya, sedangkan saat menyusui di payudara bayi harus
mengkoordinasikan gerakan otot sekitar bibir, lidah juga rahang.
Saat dot dimasukan di mulutnya, susu akan memenuhi rongga mulut lalu
tertelan dan penelanan susu ini menyebabkan bayi menghisap lagi. Siklus
akan terus terulang seolah bayi tampak sangat kelaparan saat minum dari
dot hingga seluruh ASIP di dot habis. Setelah itu bayi akan mengantuk dan
tertidur. Ini mudah sekali bagi bayi. Sehingga akibatnya bayi akan lupa
cara melekat dan menyusu yang baik di payudara ibu dan menghasilkan
perlekatan yang kurang baik ini:
Gambar.6
Perbedaaan menggunakan dot dengan ASI
Seseorang akan menyarankan ibu untuk melatih bayi meminum dot
secepatnya saat berumur dua minggu dengan alasan jika tidak dilatih sejak
awal bayi tidak akan mau minum dengan dot dan akan menyusahkan saat
ibu sudah harus kembali bekerja. Memberikan botol dot saat masa-masa
bayi sedang belajar melekat dan menyusu dengan baik serta payudara
sedang membangun kemampuan memproduksi ASI maka dot akan
mengganggu semua proses ini. Pada beberapa bayi dot bisa
menimbulkan masalah bingung puting sehingga bayi menolak menyusu
di payudara. Beberapa bayi dengan mudah kembali menyusu ke
payudara saat bertemu ibu, namun ada juga yang akhirnya memilih untuk
menyusu dari dot. Bingung puting adalah bencana bagi proses menyusui
dan sebagaimana bencana lainnya kita tidak bisa memprediksi sebelum
itu semua terjadi. Ibu tidak akan pernah tahu anak ibu tipe yang mana
hingga dot diperkenalkan dan bayi memberikan reaksi. Lebih bijaksana
untuk tidak mengambil risiko ini. Risiko kedua, bayi akan memiliki
perlekatan yang buruk. Sehingga meskipun tetap mau menyusu, bayi
akan melekat di puting dan akibatnya bayi tidak bisa menyusu dengan
efektif dan transfer ASI tidak efisien. Akan banyak ASI yang tetap tersisa di
payudara. ASI yang tidak terambil ini akan mengeluarkan inhibitor-
produksi-ASI yang efeknya membuat ASI ibu sedikit. Pada umur 4
bulan bayi-bayi ini biasanya akan mengalami permasalahan
perlambatan pertambahan berat-badan. Ibu sebaiknya mulai mengajari
bayi meminum ASIP saat umur bayi 4 minggu dan setelah proses
menyusui dimantapkan. Cara mengajari bayi minum ASIP harus sabar,
telaten, dan percaya diri. Biarkan pengasuh yang melakukannya karena
bayi biasanya akan menolak saat ibu yang mengajarinya. Mengajari
minum ASIP paling mudah dengan melihat “tanda bayi lapar” dan jangan
tunggu hingga bayi sangat kelaparan karena dia akan menangis, marah
dan sulit untuk diajari meminum ASIP. Berikan ASIP dalam takaran sekali
minum. Jika ASIP masih tersisa boleh disimpan lagi dalam wadah tertutup
rapat dan dikembalikan ke kulkas (refrigerator yah, bukan freezer) untuk
diminum dalam 1 - 2 jam kedepan. Dilarang membekukan ASIP yang telah
mencair apalagi yang telah diminum bayi.

c. ASI perah diberikan secara perlahan dan memastikan bayi menelan


dengan benar
Para pakar dan ahli kesehatan saat lebih berpedoman pada penggunaan jarak
waktu dalam memberikan ASI pada 3 jam sekali. Alasan memberikan ASI tiap 3 jam
adalah karena lambung bayi akan mulai kosong setelah 3 jam diberikan asi.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan frekuensi pemberian
ASI, diantaranya:
1.Jarak pemberian asi yang terlalu dekat membuat bayi tidak dapat menghabiskan
produksi ASI yang terdapat dalam payudara ibu
2.Payudara yang masi berisi asi lama kelamaan akan melemahkan rangsangan
terhadap sel-sel yang bertugas untuk memproduksi asi, hingga pada akhirnya
produksi asi akan cepat menurun.
3. Seorang bayi yang makanya sedikit-sedikit akan mengakibatkan nafsu makan
bayi menurun. Penurunan nafsu makan dikarenakan kadar gula dalam tubuh bayi
selalu tinggi sehingga akan menurunkan nafsu makan bayi secara keseluruhan.
D. Selesai minum ASI perah bayi disendawakan untuk mengurangi risiko
perut kembung
Sendawa merupakan upaya alami untuk mengosongkan lambung dari udara berlebihan.
Udara ini umumnya turut tertelan masuk bersamaan dengan ASI saat bayi menyusu.
Makin banyak udara yang masuk makin kembunglah perut bayi. Sikecil pun jadi rewel,
bahkan muntah karena udara dan makanan sudah banyak bercampur di dalam lambung.
Itulah perlunya menyendawakan si kecil seusai menyusu. Bahkan untuk bayi yang
pencernaannya kurang bagus, sendawakan kembali seusai 10-20 menit atau setengah
jam kemudian. Umumnya menyendawakan bayi perlu dilakukan hingga usia 9 bulan. Di
atas 9 bulan kebanyakan bayi sudah bisa bersendawa sendiri. Posisi badannya sudah
banyak bergerak dan berubah. Jadi, misalnya, dia tidur tengkurap, maka perut tertekan
oleh berat badannya sehingga angin dari perut kemudian turun ke dubur dan keluarlah
udaranya dengan cara kentut. Hal lain yang perlu diperhatikan, lakukan teknik menyusui
dengan benar. Sebab, posisi menyusui yang kurang tepat akan membuat volume udara
bertambah banyak. Jika bayi tidak sendawa, maka bayi merasa tidak nyaman dan
menyebabkannya rewel. Bukan tak mungkin bayi akan sering menangis. Selain itu, tidak
bersendawa juga bisa membuat bayi muntah. Celakanya, muntahan bayi bisa memasuki
hidung dan paru-paru. Akibatnya, bayi bisa tersedak. Muntah juga menyebabkan asupan
ASI ke dalam lambung keluar kembali. Tidak hanya itu. Lambung yang penuh udara akan
menurunkan nafsu makan.
Kapan Bayi Perlu Disendawakan:
Setiap saat setelah selesai menyusui. Setelah si kecil merasa cukup kenyang
menyusui, perlahan sendawakanlah.
1. Jika si kecil mulai terlihat tidak nyaman atau rewel saat disusui, berhentilah
untuk sejenak (sekitar 10-20 menit). Lalu, cobalah untuk menyendawakannya
terlebih dulu.
2. Jika anda memberikan susu botol, sebaiknya bayi disendawakan setiap 60-90
ml. Tetapi, jika si kecil disusui dengan ASI sebaiknya ia disendawakan setiap
kali akan berganti posisi/peralihan dari satu payudara ke payudara lainnya.
3. Adakalanya bayi terbangun dalam tidurnya karena kembung. Sendawankanlah
si kecil agar ia dapat kembali melanjutkan tidurnya dengan nyaman.
4. Jika bayi minum tergesa-gesa. Tunggulah sampai ia mulai slowdown, lalu
perlahan sendawakan si kecil. Setelah itu, Anda mulai dapat menyusui lagi.
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Memberikan Asi Perah Pada Bayi
1. Mencairkan ASI beku pada wadah sesuai prosedur
2. Memposisikan Bayi untuk menerima ASI perah dengan nyaman
3. Memberikan ASI perah secara perlahan dan memastikan bayi menelan dengan
benar
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Memberikan Asi Perah Pada Bayi
1. Cermat dan taat asas dalam mencairkan ASI beku pada wadah sesuai prosedur
2. Hati-hati dan taat asas dalam memposisikan bayi untuk menerima ASI perah
dengan nyaman
3. Taat asas memberikan ASI perah secara perlahan dan memastikan bayi menelan
dengan benar
4. Hati-hati dan taat asas mensendawakan bayi selesai minum ASI perah bayi untuk
mengurangi risiko perut kembung.

4. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran modul ini dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Membaca uraian materi yang sudah di sediakan..
b. Mengerjakan latihan/kasus/tugas yang telah disediakan.
c. Melakukan umpan balik dan tindak lanjut/reflektif.
5. Latihan/Kasus/Tugas
a. Tugas Teori
Jawablah soal di bawah ini

1. Bagaimana cara yang digunakan ibu pekerja dalam pemberian ASI pada
bayi

Jawaban:

2. Bagaimana cara cairkan Asi beku pada wadah sesuai prosedur..

Jawaban:

3. Jelaskan posisi bayi menerima ASI perah dengan nyaman.

Jawaban:

4. Berikan ASI perah secara perlahan dan pastikan bayi menelan dengan
benar

Jawaban:

5. Bagaimana menyendawakan bazyi selesai minum ASI perah bayi untuk


mengurangi risiko kembung
Jawaban:

Lembar Evaluasi Tugas Teori Memberikan ASI Perah Pada Bayi.


Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

NO Benar Salah
1

Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Memberikan ASI Perah Pada Bayi dijawab
dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan?

Ya Tidak

Nama Tanda Tangan


Peserta
........................................ ...........................................
Penilai
........................................ ...........................................

B. Tugas Praktik

1. Elemen Kompetensi : Memberikan Asi Perah Pada Bayi.

2. Waktu Penyelesain : 20 menit

3. Capaian Unjuk Kerja :


Setelah menyelesaikan Memberikan Asi Perah Pada Bayi peserta mampu:
a. Mencairkan ASI beku pada wadah sesuai prosedur
b. Memposisikan Bayi untuk menerima ASI perah dengan nyaman
c. Memberikan ASI perah secara perlahan dan memastikan bayi menelan
dengan benar

4. Daftar Alat/Mesin dan Bahan :

NO. NAMA BARANG SPESIFIKASI KETERANGAN

A. ALAT
1. Sendok kecil Sendok botol, sendok gagang panjang dan Sendok bayi sesuai
pendek kebutuhan
2.
Gelas Gelas plastik, gelas bertangkai Gelas minum bayi
sesuai kebtuhan

B. BAHAN

1. Bantal kecil untuk Bantal kecil, sedang Kepala bayi disanggah


penyangga dengan bantal agar
lebih tinggi ketika
disusui
2. Kain Biasa, hangat dan panas Untuk menyeka dan
membersihkan sisa
makanan pada tubuh
bayi
Untuk menyeka dan
3 Lap bersih (wash lap) Handuk kecil berbahan lembut
membersihkan sisa
makanan pada tubuh
bayi

5. Indikator Unjuk Kerja (IUK):


a. Mencairkan ASI beku pada wadah sesuai prosedur
b. Memposisikan Bayi untuk menerima ASI perah dengan nyaman
c. Memberikan ASI perah secara perlahan dan memastikan bayi menelan
dengan benar
6. Keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu melakukan
praktik kerja ini adalah :
a. Bertindak berdasarkan sikap kerja yang telah digariskan
b. Ikuti petunjuk pembuatan laporan.
7. Standar Kinerja
a. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari yang
ditetapkan.
b. Toleransi kesalahan 0% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada
kesalahan aspek kritis.
8. Tugas
Abstraksi Tugas III
Peserta Pelatihan di BLKLN Alam Permai Indonesia sedang melakukan praktek
kerja memberikan makan dan minum bayi, setelah mempersiapkan makanan
dan minuman serta memposisikan bayi pada posisi yang tepat, pada tugas
berikutnya perlu diberikan makanan dan minuman bayi sesuai instruksi kerja
dan kebutuhan bayi.
9. Instruksi Kerja
Setelah membaca tugas nomor 8 selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai
berikut:
a. Mencairkan ASI beku pada wadah sesuai prosedur
b. Memposisikan Bayi untuk menerima ASI perah dengan nyaman
c. Memberikan ASI perah secara perlahan dan memastikan bayi menelan
dengan benar
d. Mensendawakan Selesai minum ASI perah bayi untuk mengurangi risiko
perut kembung

10. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas

NO DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK PENCAPAIAN PENILAIAN


YA TIDAK K BK
1. cairkan ASI beku pada mencairkan ASI beku pada
wadah sesuai prosedur wadah sesuai prosedur

2. posisikan Bayi untuk memposisikan Bayi untuk


menerima ASI perah dengan menerima ASI perah
nyaman dengan nyaman
3. berikan ASI perah secara memberikan ASI perah
perlahan dan memastikan secara perlahan dan
bayi menelan dengan benar memastikan bayi menelan
dengan benar
4 sendawakan bayi Selesai mensendawakan bayi
minum ASI perah bayi Selesai minum ASI
untuk mengurangi resiko perah bayi untuk
perut kembung mengurangi resiko perut
kembung
Apakah semua instruksi kerja tugas praktik Memberikan ASI Perah Pada Bayi
telah dilaksanakan dengan benar dan dalam waktu yang telah ditentukan?

Ya Tidak
Nama Tanda Tangan
Peserta
........................................ ...........................................
Penilai
........................................ ...........................................

Catatan Penilai :
C. Pengamatan Sikap Kerja

CEK LIS PENGAMATAN SIKAP KERJA


Memberikan ASI Perah Pada Bayi

INDIKATOR UNJUK KERJA NO. KUK K BK KETERANGAN

1. Cermat dan taat asas 3.1


2. Hati-hati dan taat asas 3.2
3. Taat asas 3.3
4. Hati-hati dan taat asas 3.4

Apakah sikap kerja tugas praktik Memberikan ASI Perah Pada Bayi dilaksanakan
dengan benar?
Ya Tidak

Nama Tanda Tangan


Peserta
........................................ ...........................................
Penilai
........................................ ...........................................

Catatan Penilai :
DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan

1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

2. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan


Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka


Kualifikasi Nasional Indonesia

4. Peraturan Pemerintah Reublik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Sistem


Pelatihan Kerja Nasional

5. Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementrian


Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor 181/LATTAS/XII/2013
Tentang Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
B. Buku Referensi

1. Kementerian Tenaga Kerja RI, Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis


Kompetensi, Jakarta, 2013

2. Depnakertrans.RI, Diktat Pelatihan Caretaker (Penjaga Jompo), PUKS Taindo -


Stanserkomp, 2002

3. Max Media, Baby Guide, PT Bali Maxmedia, Bali 2005

4. MT Indiarti, A to Z The Golden Age, Merawat, membesarkan dan mencerdaskan


bayi anda sejak dalam kandungan hingga usia 3 tahun, Penerbit Andi Yogyakarta,
Yogyakarta 2007.

C. Referensi Lainnya

1. Browsing Internet, http://www.herdiantrisufiyana.com/cara-permberian-asi-


perah/cara-memerah-asi-dengan-tangan-kosong
2. Browsing Internet,
http://www.hidupduniasehat.file.wordpress.com/2014/02/mencairkan-asp.jpg
3. Browsing Internet, Manfaat Sendawa Bagi Bayi - Bidanku.com
http://bidanku.com/manfaat-sendawa-bagi-bayi#ixzz3uMLTE1Lm, diakses pada
Desember 2015
4. Browsing Internet, http://duniasehat.net/2014/02/19/cara-memberikan-asi-perah/
5. Browsing Internet,
http://nbci.ca/index.php?option=com_content&view=article&id=37:cup-
feeding&catid=6:video-clips&Itemid=13)
6. Browsing Internet: http://www.firdaus45.com/2014/12/cara-memberikan-asi-
pada-bayi.html

Anda mungkin juga menyukai