Anda di halaman 1dari 8

TEMA : INTEGRITAS

JUDUL
INTEGRITAS KEPEMIMPINAN DALAM KASUS NARKOBA
SEBAGAI (BARANG BUKTI)

SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT 2022


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, 26 OKTOBER 2022 057– UMJ -BR
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

1. PENDAHULUAN Selatan. Luas kelurahan ini sekitar kurang lebih


450 hektare dengan tanah darat,
Indonesia merupakan salah satu negara yang
melarang penyalahgunaan narkoba. Tetapi
meski begitu, tidak sedikit dari banyaknya orang
di Indonesia yang sudah mengalami fase
kecanduan narkoba. Dari tahun ke tahun
permasalahan ini semakin marak dengan bukti
bertambahnya jumlah penyalahgunaan dan
pecandu narkoba secara signifikan. Dampak dari
penyalahgunaan narkoba tidak lain dan tidak
bukan hanya akan merusak struktur jaringan
tubuh manusia yang nantinya akan berdampak
pada masa depan baik itu masa depan diri
sendiri, bangsa dan negara, ataupun berdampak
pada ekonomi dan sosial.
Pada kasus di Indonesia khususnya
remaja/generasi muda, penyalahgunaan narkoba
sangatlah memprihatinkan. Bedasarkan data
yang dikutip dari Badan Narkotika Nasional
(BNN), angka pengguna narkoba di Ibu Kota
DKI Jakarta, juga terbilang tinggi. 2,2% dari
total populasi orang di Indonesia terjerat
narkoba. Hal itu berdasarkan hasil penelitian
terbaru BNN dan Universitas Indonesia (UI). Di
Provinsi Jawa Tengah, terdapat sekitar 500 ribu
penduduk yang terlibat dalam penyalahgunaan
obat-obatan terlarang tersebut. Sedangkan,
penggunaan narkoba di wilayah DKI Jakarta
mencapai angka 7% dan merupakan angka
tertinggi dibandingkan dengan kota lain. Kota
lain rata-rata hanya berada pada angka 2,2%
pengguna dari jumlah penduduknya, selisih
4,8% dibandingkan dengan Jakarta.
Perlunya edukasi tentang penyalahgunaan
narkoba dengan cara mempelajari ilmu
kepemimpinan agar generasi muda dapat
memilah hal yang baik dan buruk serta dapat
memengaruhi orang lain dengan ajakan yang
baik. Dengan pengaruh baik maka lingkup
pertemanan pun menjadi baik pula dan lebih
mudah terbebas dari penyalahgunaan narkoba.
Apabila sudah terjerumus, alangkah baiknya
sebagai sesama generasi muda saling
mengingantkan dan menyarankan yang baik
baik.
Adapun wilayah sasaran program kerja ini
adalah para pemuda khususnya di
RT.002/RW.004 Kelurahan Perigi Baru,
Kecamatan Pondok Aren. Lokasi yang dipilih
oleh kami adalah Kelurahan Perigi Baru,
Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang
2
sungai, danau dan persawahan. Populasi
kelurahan ini sekitar 15 ribu jiwa yang terdiri
dari masyarakat asli yang beretnis Betawi, juga
masyarakat pendatang yang beretnis Tionghoa,
Jawa, Sunda, Batak, Padang, Madura dan lain-
lain. Kelurahan ini pernah menjadi Desa teladan
ketika masih masuk provinsi Jawa Barat.

Gambar 1. Peta Wilayah Kelurahan Perigi Baru


Kec. Pondok Aren

Jarak tempuh Kelurahan Perigi Baru ke Ibu


Kota Kecamatan Pondok Aren sejauh 3 Km, ke
Ibu Kota Kabupaten/Kota Tangerang Selatan
sejauh 27 Km, ke Ibu Kota Provinsi Banten
sejauh 89,7 Km, ke Ibu Kota Negara Indonesia
sejauh 32 Km. Sebelah Utara berbatasan
dengan Kota Tangerang, Sebelah Timur
berbatasan dengan Kota Jakarta Selatan,
Provinsi DKI Jakarta, Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Ciputat dan
Kecamatan Ciputat Timur, Sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Serpong dan
Kecamatan Serpong Utara.

2. METODE PELAKSANAAN
Metode yang dilakukan dengan mengadakan
Sosialisasi anti narkoba dan kepemimpinan
terhadap para pemuda khususnya di
RT.002/RW.004 Kelurahan Perigi Baru,
Kecamatan Pondok Aren
Sosialisasi anti narkoba dan kepemimpinan
bekerjasama dengan salah satu Duta Anti
Narkoba Provinsi Banten Tahun 2020
Muhammad Emir Amrullah. Dalam
pelaksanaannya, akan dilakukan pemberian
materi dengan memasang layar agar peserta
dapat

3
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

memerhatikan dengan jelas apa yang


ditetapkan oleh Menteri kesehatan sebagai
disampaikan oleh narasumber.
Narkotika.(Mardani, 2008 : 18).
1. Jenis jenis narkoba
1. Opium Getah berwarna putih yang keluar
dari kotak biji tanaman papaper sammi
vervum yang kemudian membeku, dan
mengering berwarna hitam cokelat dan
diolah menjadi candu mentah atau candu
kasar.
2. Morpin Morphine dalam dunia pengobatan
digunakan untuk bahan obat penenang dan
obat untuk menghilangkan rasa sakit atau
nyeri, yang bahan bakunya berasal dari
candu atau opium.
Gambar 2 pemberian materi oleh Duta Anti Narkoba,
M Emir Amrullah 3. Ganja Diistilahkan dengan marihuana
(marijuana), yang berarti memabukkan atau
Untuk kegiatan sosialisasi bertempat di meracuni pohon ganja termasuk tumbuhan
RT.002/RW.004 Kel. Perigi Baru, Kec. Pondok liar, yang dapat tumbu dai daerah tropis
Aren yang meliputi seluruh tingkatan maupun subtropis disesuaikan dengan
masyarakat RT.002/RW.004 khususnya para musim dan iklim daerah setempat
pemuda.
4. Cocaine Merupakan tumbuh-tumbuhan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN yang dapat dijadikan obat perangsang,
kebanyakan cocaine tumbuh di Amerika
A. Pemberian Materi tentang bahaya selatan, Ceylon, India, dan Jawa.
Narkoba
5. Heroin Tidak seperti Morphine yang masih
Narkoba (Narkotika dan Obat obatan Terlarang) mempunyai nilai medis, heroin yang masih
merupakan salah satu jenis obat penghilang rasa berasal dari candu, setelah melalui proses
sakit yang sering disalah gunakan oleh manusia. kimia yang sangat cermat dan mempunyai
Narkoba awalnya digunakan untuk obat bius kemampuan yang jauh lebih keras dari
saat operasi. Namun, sekarang sering morphine.
perkembangan zaman banyak digunakan untuk 6. Shabu-shabu Berbentuk seperti bumbu
menenangkan pikiran dan mendapat kesenangan masak, yakni kristal kecil-kecil berwarna
dengan dosis yang besar. putih, tidak berbau, serta mudah larut
dalam air alkohol. Pemakaiannya segera
Yang dimaksud Narkotika dalam UU No. 22 akan aktif, banyak ide, tidak merasa lelah
/1997 adalah Tanaman Papever, Opium mentah, meski sudah bekerja lama, tidak merasa
Opium masak, seperti Candu, Jicing, Jicingko, lapar, dan memiliki rasa percaya diri yang
Opium obat, Morfina, Tanaman koka, Daun besar.
koka,Kokaina mentah, Ekgonina, Tnaman
Ganja, Damar Ganja, Garamgaram atau 7. Ekstasi Zat atau bahan yang tidak termasuk
kategori narkotika atau alcohol, dan
turunannya dari morfina dan kokaina. Sehingga
merupakan jenis zat adiktif yang tergolong
dapat disimpulkan, Narkotika adalah obat atau simultansia (perangsang).
zat yang dapat menenangkan syaraf,
mengakibatkan ketidaksadaran, atau pembiusan, 8. Putaw Merupakan minumam khas Cina
menghilangkan rasa nyeri dan sakit, yang mengandung alkohol dan sejenis
menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang, heroin yang serumpun dengan Ganja,
dapat menimbulkan efek stupor, serta dapat pemakaiannya dengan menghisap melalui
hidung atau mulut, dan menyuntikkan ke
menimbulkan adiksi atau kecanduan, dan yang
pembuluh darah.
4
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

9. Alkohol Termasuk dalam zat adiktif, yang a. Jangan pernah mencoba menggunakan
menyebabkan ketergantungan, sehingga
narkoba atau narkotika, kecuali untuk
dapat menyebabkan keracunan atau mabuk.
alasan pengobatan serta terapi,
10. Sedativa / Hipnotika Di dunia kedokteran b. Mencari tahu tentang apa itu narkoba
terdapat jenis obat yang berkhasiat sebagai serta dampak negatifnya bagi
obat penenang, dan golongan ini termasuk kesehatan tubuh,
psikotropika golongan IV. c. Memilih lingkungan pergaulan yang
2. Sebab Terjadinya Penyalahgunaan baik,
Narkoba d. Melakukan berbagai kegiatan
positif, seperti belajar ataupun
a. Faktor Subversi berolahraga,
Dengan jalan “memasyarakatkan” narkoba e. Gunakan waktu luang untuk bersantai
di negara yang jadi sasaran, maka praktis
bersama keluarga, belajar, berolahraga
penduduknya atau bangsa di negara yang
bersangkutan akan berangsur-angsur untuk ataupun melakukan kegiatan positif
melupakan kewajibannya sebagai warga lainnya,
negara, subversi seperti ini biasanya tidak f. Jika memiliki permasalahan, jangan
berdiri sendiri dan biasanya diikuti dengan gunakan narkoba sebagai pelarian
subversi dalam bidang kebudayaan, moral atau jalan keluarnya. Selain cara
dan sosial. tersebuat.
b. Faktor Ekonomi 2. Pengobatan
Setiap pecandu narkoba setiap saat Merupakan upaya yang harus segera
membutuhkan narkotika sebagai bagian dilakukan bila individu secara positif
dari kebutuhan hidupnya yang cenderung sudah memberikan tanda-tanda
dosisnya akan selalu bertambah, kecanduan. Karena kecanduan narkotika
dibandingkan dengan dengan beberapa ini mempunyai permasalahan sendiri dan
barang dagangan lainnya, narkotika adalah berbeda dengan penyakit lainnya. Karena
komoditi yang menguntungkan, meskipun rumit dan kompleksnya masalah ini,
ancaman dan resikonya cukup berat. yang menyangkut aspek organobiologi,
(Sitanggang, 1999 : 32) sosial cultural, pengibatan terhadap
ketergantungan narkotika dan obat keras
c. Faktor Lingkungan ini sangat sulit. Meskipun demikian
Lingkungan menjadi salah satu pemicu upaya kea rah pengobatan korban
seseorang dalam menggunakan narkoba. ketergantungan narkotika/psikotropika
Karena keinginan untuk mencoba, ingin harus dengan cepat dilaksanakan.
tampil beda, kurang percaya diri, akhirnya
menjadi adiksi (ketergantungan). Pergaulan 3. Rehabilitasi
yang salah, tekanan kelompok sebaya, Rehabilitasi/pengembalian korban ke
dipaksa, diancam, dijebak akhirnya tengah-tengah masyarakat merupakan
terjerumus kedalam penyalahgunaan upaya yang paling akhir. Dalam keadaan
narkoba. seperti ini penderita yang dilandasi cinta
kasih kepada si korban betul-betul
3. Pencegahan dan Penanggulangan diperlukan, baik dari orang tua maupun
Narkoba keluarga lainnya. Partisispasi masyarakat
Ada 3 (tiga) cara yang sederhana dalam di mana korban biasa bergaul diperlukan
menanggulangi bencana narkoba, yaitu : sekali untuk memberikan semangat baru
1. Pencegahan kepada si korban dan diberikan harapan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan bahwa masa depan akan lebih berhasil.
agar terhindar dari penggunaan narkoba
yang berdampak buruk bagi tubuh.
Berikut ialah cara agar bisa mencegah:

5
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

B. Pemberian Materi Kepemimpinan b. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau


Kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk sosial, mencakup segala sesuatu yang dapat
mengajak orang lain agar bisa mencapai tujuan- membantu kelompok berjalan lebih lancar,
tujuan tertebtu yang telah ditetapkan dengan persetujuan dengan kelompok lain,
menempati posisi atau menggantikan posisi penengahan perbedaan pendapat dan
orang lain apabila ia melaksanakan fungsi yang sebagainya. Aspek kedua pendekatan
diberikan orang itu kepadanya, baik bersama- perilaku kepemimpinan memusatkan pada
sama dengan orang tersebut atau yang gaya pemimpin dalam hubungannya
sesudahnya. dengan bawahan.

2. Teori Situasional (Contingency Theory)


Pemimpin dalam menentukan gaya
Pendekatan Situasional kontingensi
kepemimpinannya harus mampu menyesuaikan
mengambarkan bahwa gaya yang digunakan
dengan situasi, kondisi pada waktu dan tempat tergantung pada faktor-faktor seperti situasi,
tertentu. Pemimpin-pemimpin yang berhasil tugas, organisasi dan variabelvariabel
adalah mereka yang bisa menyesuaikan perilaku lingkungan lainnya. Teori-teori situasional
dirinya sesuai dengan tuntutan dari keunikan yang terkenal adalah:
lingkungannya. Kepemimpinan yang efektif atau a. Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt
tidak efektif itu sangat tergantung akan gaya b. Fielder
perilaku yang disesuaikan dengan situasi c. Hersey dan Blanchard
tertentu (Grensing, 2008). d. Leader Member Exchange Theory
e. Path Goal Theory
Menurut Kuswadi dalam Winardi (2004) bahwa f. Participation Model
gaya kepemimpinan yang kurang pas atau
kurang cocok dilaksanakan pemimpin kepada 3. Teori Perilaku
pegawainya dapat menurunkan motivasi, kinerja Mengambarkan perilaku spesifik
dan akhirnya kepuasan kerja. Senada dengan itu membedakan pemimpin dan yang bukan
Winardi (2004) mendefinisikan pemimpin adalah pemimpin. Peneliti Ohio mengidentifikasikan
seseorang yang karena kecakapankecakapan terdapat dua kelompok prilaku yang
pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan mempengaruhi efektivitas kepemimpinan
resmi dapat mempengaruhi kelompok yang yaitu struktur inisiatif (initiating structure) dan
dipimpinnya untuk menggerakkan usaha pertimbangan (consideration). Faktor
bersama kearah pencapaian sasaran-sasaran consideration menggambarkan hubungan yang
tertentu. sangat hangat antara seorang atasan dan
bawahan, adanya saling percaya,
Secara garis besar, pendekatan atau perspektif kekeluargaan dan penghargaan terhadap
tentang kepemimpinan terdiri dari: gagasan bawahan. Struktur inisiatif
1. Teori Sifat (Trait Theory) menjelaskan bahwa seorang pemimpin itu
Teori ini lebih menekankan pada aspek mengatur dan menentukan pola organisasi,
kepribadian seperti intelektualisasi, emosi, saluran komunikasi, struktur peran dalam
keadaan fisik (usia, tinggi dan berat badan) pencapaian tujuan organisasi dan cara
dan sifat-sifat pribadi lainnya. Teori ini pelaksanaannya.
memusatkan perhatiannya pada dua aspek
perilaku kepemimpinan dan gayagaya 4. Teori Transformasional
kepemimpinan. Aspek pertama menekankan Teori kepemimpinan berkembang menuju
pada fungsifungsi yang dilakukan pemimpin kebanyak arah seperti kepemimpinan
dalam kelompoknya. Agar kelompok berjalan transformasional. Kepemimpinan
dengan efektif, seseorang harus melaksanakan transformasional adalah gaya yang digunakan
dua fungsi utama, yaitu: a) bergantung pada faktor-faktor seperti situasi,
a. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan karyawan, tugas, organisasi dan variabel-
tugas (task related), atau pemecahan variabel lingkungan lainnya. Ada 4 (empat)
masalah, yang menyangkut pemberian unsur yang mendasari kepemimpinan
saran penyelesaian, informasi dan transformasional yaitu:
pendapat. a. Charisma
6
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

b. Inspiration
peraturan.
c. Intelectual Stimulatio
5. Kerja Keras Tindakan yang menunjukkan
d. Individualized Consideration
perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan. Vol. 3. No. 1 2018
Di dalam pola kepemimpinan yang dijelaskan di
295 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial
atas selalu mengalami kendala dan kelemahan di
Humaniora
dalam prakteknya.Dan pada umumnya yang
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
tercermin bahwa pemimpin itu adalah hal yang
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
sangat di takuti dan ada gap .Sehingga
yang telah dimiliki.
keadaaannya menjadi tidak tercipta rasa
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
kekeluargaan yang membuat suasana kerja
tergantung pada orang lain dalam
menjadi tidak nyaman. Untuk mengatasi
menyelesaikan tugastugas.
permasalahan-permasalahan ini diperlukan
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan
dikembangkan suatu model kepemimpinan . Ada
bertindak yang menilai sama hak dan
18 (delapan belas) nilai karakter bangsa
kewajiban dirinya dan orang lain.
sebagaimana yang dikeluarkan oleh Kemediknas
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang
yaitu:
selalu berupaya untuk mengetahui lebih
1. Nilai Religius
mendalam dan meluas dari sesuatu yang
2. Kejujuran
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
3. Toleransi
10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir,
4. Disiplin
bertindak, dan berwawasan yang
5. Kerja Keras
menempatkan kepentingan bangsa dan negara
6. Kreatif
di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
7. Mandiri
11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bertindak,
8. Demokratis
dan berwawasan yang menempatkan
9. Rasa Ingin Tahu
kepentingan bangsa dan negara di atas
10. Semangat Kebangsaan
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan
12. Menghargai Prestasi
yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
13. Bersahabat/Komunikatif
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
14. Cinta Damai
mengakui, serta menghormati keberhasilan
15. Gemar Membaca
orang lain.
16. Peduli Lingkungan
13. Bersahabat/Komunikatif Sikap dan tindakan
17. Peduli Sosial
yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
18. Tanggung Jawab.
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan
Pengertian 18 nilai nilai karakter tersebut di atas
orang lain.
adalah sebagai berikut :
14. Cinta Damai Sikap dan tindakan yang
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
mendorong dirinya untuk menghasilkan
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
mengakui, serta menghormati keberhasilan
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
orang lain.
lain.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
memberikan kebajikan bagi dirinya.
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang
dan pekerjaan.
selalu berupaya mencegah kerusakan pada
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang
lingkungan alam di sekitarnya, dan
menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
mengembangkan upaya-upaya untuk
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
memperbaiki kerusakan alam yang sudah
berbeda dari dirinya.
terjadi.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu
perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ingin memberi bantuan pada orang lain dan
ketentuan dan
7
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

masyarakat yang membutuhkan.


dan bagaimana cara mengatasi kecanduan
narkoba, serta bagaimana kriteria seorang
18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku
pemimpin yang memiliki integritas dalam
seseorang untuk melaksanakan tugas dan
memilah hal yang baik dan buruk.
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan UCAPAN TERIMAKASIH
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.
Apabila seorang Pemimpin di Perguruan Tinggi Tri Yuni Hendrawati,M.Si,IPM, ASEAN selaku
di dalam pengelolaannya membuat suatu pola Ketua LPPM UMJ, Dr. Lusi Andriyani, SIP.,
kepemimpinan yang 18 tersebut di terapkan M.Si. selaku Ketua Kuliah Kerja Nyata Berbasis
adalah merupakan suatu terobosan teknologi Online, Bapak Dr. Ma’mun Murod, M. Si.
yang terbaru yang selama ini diabaikan Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
walaupun sebenarnya bukanlah merupakan yang Jakarta. Bapak Dr. Suherman, S.Pi, M.Sc,
baru karena memang sudah merupakan konsep MKM. Selaku Dosen Pembimbing Lapangan,
ajaran agama dan budaya yang dianut, namun
Bapak H. Hendi Apriansyah. SE Selaku
kenyataannya tidak dianggap namun
Sekertaris Lurah Perigi Baru, Bapak Rojudin
mengadopsi gaya kepemimpinan pola dari Barat
dan dianggap trend yang ternyata belum tentu Selaku Ketua RW 004 Kelurahan Perigi Baru,
cocok dengan budaya yang ada di masyarakat Bapak Abdul Rohman Selaku Ketua RT.002
kita. Kelurahan Perigi Baru, Bapak Effendi Selaku
Pemilik Kedai Pojok Tempat Lokasi KKN. Dan
KESIMPULAN Segenap warga RW.004 Kelurahan Perigi Baru
dan seluruh pihak-pihak terkait yang telah
Pada program KKN bidang Kepemudaan berkontribusi dalam kegiatan KKN yang belum
memiliki kesimpulan antara lain: disebutkan.
1. Mahasiswa mengadakan sosialisasi tentang
narkoba dan kepemimpinan dengan melihat DAFTAR PUSTAKA
sudut pandang zaman sekarang minimnya Eleanora, F.N. (1970) ‘Bahaya Penyalahgunaan
pengetahuan masyarakat tentang Narkoba Serta Usaha Pencegahan dan
penyalahgunaan narkoba masihlah banyak. Penanggulangannya’ (Suatu Tinjauan
Pemuda zaman sekarang tidak sedikit yang Teoritis)’, Jurnal Hukum, 25(1), p. 439.
memakai narkoba entah dalam bentuk obat, doi:10.26532/jh.v25i1.203.
suntikan cairan ataupun bubuk. Hal ini Mulyono, H. et al. (2018) ‘Kepemimpinan
dilakukan karena rasa ingin tahu serta (Leadership) Berbasis Karakter Dalam
pengaruh lingkungan sekitar. Maka dari itu
Peningkatan Kualitas Pengelolaan’,
sebisa mungkin dari pemuda kita
menciptakan lingkungan pertemanan yang Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial
sehat dengan cara mempelajari Humaniora, 3(1), pp. 290–297.
kepemimpinan yang baik. Dengan Hasibuan, A.A. (2017) ‘Narkoba dan
mempelajari hal tersebut kita bisa Penanggulangannya’, Jurnal Ilmiah
memimpin diri kita sendiri maupun orang Bidang Pendidikan, 11(1), pp. 33–44.
lain agar tidak terjerumus dengan hal hal Nafira, S. and Sari, T.D. (2021) ‘Strategi
tersebut dan dapat pula memengaruhi orang Pengembangan Kualitas Sdm
lain dengan ajakan yang baik agar terhindar “Generasi Millenial & Generasi Z”
dari bahaya narkoba. Dalam Menghadapi Persaingan Global
2. Dengan adanya sosialisasi tentang narkoba Era 5.0’, Prosiding Seminar Manajemen
dan kepemimpinan, pemuda akan makin S1, (November), pp. 22–25.
paham betapa bahayanya efek dari narkoba

Anda mungkin juga menyukai