PEMBINAAN SIKAP DAN PRILAKU

PEMBINAAN SIKAP DAN PRILAKU

• UNDANG - UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA PASAL 63
BAHWA PENGANGKATAN CALON PNS DITETAPKAN DENGAN
KEPUTUSAN PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN DAN CPNS
TERSEBUT WAJIB MENJALANI MASA PERCOBAAN.
• BERKENAAN DENGAN HAL TERSEBUT CPNS TELAH
MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL MEMPUNYAI PERANAN
PENTING DALAM RANGKA PELAKSANAAN CITA - CITA
BANGSA DAN MEWUJUDKAN TUJUAN NEGARA
SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM PEMBUKAAN UNDANG
- UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
1945. DENGAN SEMAKIN BERTAMBAHNYA VOLUME DAN
KOMPLEKSITAS TUGAS - TUGAS LEMBAGA PEMERINTAHAN
DAN SILIH BERGANTINYA REGULASI YANG BEGITU CEPAT
PERLU UPAYA - UPAYA PREVENTIF UNTUK MEMPELANCAR
TUGAS – TUGAS YANG HARUS DI EMBAN OLEH PEGAWAI
NEGERI SIPIL .
 POLA PIKIR YANG MENENTUKAN SIKAP DAN PRILAKU

 SIKAP MERUPAKAN PERNYATAAN EVALUATIF TERHADAP OBJEK, ORANG

ATAU PERISTIWA. HAL INI MENCERMINKAN PERASANAAN SESEORANG
TERHADAP SESUATU. KOMPONEN UTAMA SIKAP, SIKAP MEMPUNYAI TIGA
KOMPONEN UTAMA : KESADARAN, PERASAAN, DAN PRILAKU.

 PRILAKU MANUSIA : MERUPAKAN SEKUMPULAN PERILAKU YANG DIMILIKI

OLEH MANUSIA DAN DIPENGARUHI OLEH ADAT, SIKAP, EMOSI, NILAI, ETIKA
KEKUASAAN, PERSUASI, DAN ATAU GENETIKA . PERILAKU SESEORANG
DIKELOMPOKKAN KE DALAM PERILAKU WAJAR, PERILAKU DAPAT DITERIMA,
PERILAKU ANEH, DAN PERILAKU MENYIMPANG. DALAM SOSIOLOGI,
PERILAKU DIANGGGAP SEBAGAI SESUATU YANG TIDAK DITUJUKAN KEPADA
ORANG LAIN DAN OLEH KARENANYA MERUPAKAN SUATU TINDAKAN SOSIAL
MANUSIA YANG SANGAT MENDASAR. PERILAKU TIDAK BOLEH
DISALAHARTIKAN SEBAGAI PERILAKU SOSIAL, YANG MERUPAKAN SUATU
TINDAKAN DENGAN TINGKAT LEBIH TINGGI, KARENA PERILAKU SOSIAL
ADALAH PERILAKU YANG SECARA KHUSUS DITUJUKAN KEPADA ORANG
LAIN.
• DARI PENGERTIAN DIATAS DAN PENDAPAT YANG LAIN BAHWA
POLA PIKIR TERDIRI DARI DUA KATA YAITU “POLA” DAN “PIKIR”.
DALAM PENGERTIANNYA POLA ADALAH CARA, MODEL ATAU
SISTEM, SEMENTARA PIKIR YAKNI AKAL BUDI ATAU INGATAN.

• JADI POLA PIKIR ADALAH PROSES MENTAL YANG MELIBATKAN

OTAK DALAM MENILAI TENTANG BAIK DAN BURUK SUATU
PILIHAN. DALAM AMERICAN HERITAGE DICTIONARY, POLA PIKIR
ATAU MINDSET DIDEFINISIKAN SEBAGAI “ A FIXED MENTAL
ATTITUDE OR DISPOSITION THAT PREDETERMINES A PERSON’S
RESPONSES TO AND INTERPRETATION OF SITUATION’ (SUATU
SIKAP MENTAL ATAU DISPOSISI TERTENTU YANG MENENTUKAN
RESPON DAN PEMAKNAAN SESEORANG TERHADAP SITUASI
YANG DIHADAPINYA).
6
 7

Situasi Perubahan Nilai Budaya Bangsa

Indonesia terjadi karena pengaruh globalisasi,
dampak sangat berpengaruh terhadap aspek sosial
yang mencakup tata nilai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Antisipasi dan tindakan real serta Hal yang perlu

kita pikirkan dan atasi bersama untuk memperbaiki
atau memulihkan citra bangsa kita ini, kita mulai dari
mana ? dan solusi apa yang kiranya paling mengena
dan tepat

Pentingnya membangun bangsa dan negara ini

dengan keikutsertaan warga negara dalam Bela
Negara merupakan salah satu wujud nasionalisme
untuk mencapai tujuan nasional
 8

TEKAD, SIKAP DAN PERILAKU WARGA

NEGARA YANG DIJIWAI OLEH
KECINTAAN KEPADA NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG
BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD
1945 DALAM MENJAMIN
KELANGSUNGAN HIDUP BERBANGSA
DAN BERNEGARA

RELA BERKORBAN DEMI

KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA DAN
NEGARA
 9

UNTUK MEMBANGUN MASYARAKAT

INDONESIA YANG RELA BERKORBAN DEMI
KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA DAN
NEGARA SERTA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
POTENSI SUMBERDAYA MANUSIA YANG
MEMPUNYAI KETAHANAN DAN KEMAMPUAN
DALAM MENGHADAPI ANCAMAN, GANGGUAN,
HAMBATAN DAN TANTANGAN SERTA RESIKO
DALAM MENJAGA KEUTUHAN BANGSA INI
 10

BN SBG HAK DAN KEWAJIBAN WN

UUD 1945
Pasal 30 ayat (1) tentang : “ Hankamneg ” Tiap – tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha Hankam Negara

TAP MPR

Tap MPR No VI/73 tentang Wawasan Nusantara dan Keamanan

Nasional.

UU 20/1982

UU No. 20 Tahun 1982 di ubah oleh UU No 1 Tahun 1988 tentang

Ketentuan Pokok Hankam Negara RI

UU 20/2003

UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

UU 20/2003
Pasal 37 ttg Sisdiknas salah satunya Dikwar adalah kurikulum wajib
setiap jenjang pendidikan.
 11

 Kondisi Bela Negara saat ini. Dirasakan kurang mendapat

perhatian oleh segenap komponen bangsa dan seakan-akan
tenggelam oleh pengaruh dan perkembangan globalisasi hal
ini bisa dilihat antara lain :
a. Kalangan masyarakat umum.
b. Rendahnya sifat kenegarawanan dari beberapa
tokoh elit politik.
c. Ekonomi ( krisis moneter ).
d. Intelektual dan Akademisi .
e. Maraknya berbagai pelanggaran hukum.

 Penyebab. Penyebab kondisi yang dirasakan saat ini

dikarenakan :
a. Adanya Otonomi Daerah.
b. Kebijakan Pemerintah dan Daerah berbeda.
c. Ketidak adilan sosial ekonomi.
d. Terjadinya persaingan negatif.
e. Adanya masalah kecil yang berkepanjangan
f. Penegakkan hukum Tidak Abstrak, membosankan dan
Indoktrinasi.
g. Kualitas materi ( study kasus kurang relevan ).
h. Peran Lingkungan dan orang tua.
 12

- KENAL / PAHAM / WILAYAH INDONESIA.

SEMANGAT CINTA - LESTARIKAN LINGKUNGAN.
- KONSTRIBUSI KEMAJUAN BANGSA.
PADA TANAH AIR
- BANGGA SEBAGAI BANGSA INDONESIA.
- WASPADA DAN SIAP BELA AGHT

MILIKI KEYAKINAN - PAHAM HAYATI DAN AMALKAN.

PANCASILA - KEBENARAN DAN PEMERSATU BANGSA

- PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.

MILIKI KESADARAN
- CINTA TERHADAP BUDAYA BANGSA.
BERBANGSA
- CINTA PRODUK DALAM NEGERI .
& BERNEGARA - BENDERA DAN LAGU KEBANGSAAN.
- HAK DAN WAJIB SESUAI ATURAN

- PSIKIS ( KECERDASAN, INTELEGENSIA,

EMOSIONAL DAN SPIRITUAL).
- PHYSIK SANGAT DIHARAPKAN DALAM
MENDUKUNG KEMAMPUAN AWAL BELA
NEGARA DILIHAT DARI :
KEMAMPUAN * DISIPLIN.
AWAL BELA NEGARA * KEULETAN.
* KERJA KERAS.
* TERAMPIL.
* SEHAT.
 13

 TUJUAN BELA NEGARA. Tujuan Belneg adalah bangun

masyarakat Indonesia untuk mempunyai kesadaran, rela
berkorban demi kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta mempunyai awal bela negara yang
tangguh dan mampu menghadapi tantangan dan resiko
kedepan dalam menjaga keutuhan bangsa ini

 SUBYEK BELA NEGARA.

- Pejabat Pemerintah sipil / Departemen / Non Dep
- Dosen / Pendidik.
- Tokoh masyarakat / ulama / adat.

OBYEK BELA NEGARA.


- Seluruh Masyarakat / Warga Negara Indonesia.
- Pejabat Pem / penegak hukum / Pelayanan publik.

 METHODE. Methode yang diterapkan dalam

Implementasi Bela Negara adalah :
- Proses belajar mengajar.
- Komunikasi sosial.
- Study kasus.
- Ketauladanan kepemimpinan
 14

Mungkin bagi sebagian orang tidak perlu mempertanyakan

kenapa dan untuk apa Bela Negara, bahkan mungkin juga
sebaliknya, sebagian orang tidak peduli atau merasa tidak
berkepentingan, apakah dikarenakan tingkat sosial atau
pendidikannya atau mereka memahami bahwa Bela Negara
sebagai urusan Pemerintah semata atau lebih khusus lagi hanya
urusan Tentara.

Bagi kita bangsa Indonesia tentu perlu senantiasa diingat bahwa

Pertama, Negara Republik Indonesia tidak lahir begitu

saja, tapi didirikan melalui perjuangan dan dengan
pengorbanan yang besar.

Kedua, Tentu saja bahwa perjuangan dan pengorbanan

itu dilakukan dengan keyakinan dari awal bahwa negara
itu didirikan untuk memberikan manfaat perlindungan bagi
segenap warga negaranya
 15

Mewujudkan cinta Tanah Air.

- Memelihara kesatuan dan persatuan bangsa.
- Melestarikan budaya bangsa Indonesia.
. Mematenkan Hak Cipta anak Bangsa

- Belajar dengan tekun serta bersedia sumbangkan

tenaga, pikiran dan kemampuan dan keahlian.
. Giat Pramuka bentuk Gudep & Sakawirakartika
. Memberikan Beasiswa kepada anak bangsa yang
sudah berprestasi
. Mengargai karya cipta teknologi dan melindunginya
melalui hak paten

Rela Berkorban Untuk Bangsa & Negara.

- Membantu Korban Bencana Alam.
- Ikut serta mengamankan Lingkungan.
. Menggalakkan Siskamling yang sudah berjalan ditiap –
tiap wilayah
. Menggalakkan Pamswakarsa sampai tingkat RT / RW
 16
Mewujudkan Kesadaran Berbangsa dan
Bernegara.
Walaupun dirasakan Kesadaran berbangsa dan bernegara
telah mengalami penurunan namun prosentasenya tidak
signifikan. Rasa nasionalisme bangsa tetap masih
dipegang teguh dengan tidak membedakan asal-usul, suku,
ras dan agama dalam pemberian hak untuk berkembang dan
berkarier. Implementasi yang nyata diantaranya adalah
- Pelaksanaan Kemanunggalan TNI dan Rakyat .
. Operasi Bhakti dan Bhakti TNI
Giat Fisik : Buka akses jalan , manunggal KBKes,
Ketahanan pangan.

Giat Non Fisik : Penyuluhan Bela Negara dan Kes

Lingkungan

- Meningkatkan kewaspadaan terhadap AGHT.

. potensi ancaman yang terjadi di wilayah Sumbagsel
Teroris, Sara, Separatis, Kejahatan Lintas Negara,
Perusakan lingk, Garan wilayah, pendirian negara
 17

Meyakini dan mengamalkan Pancasila sebagai Ideologi

Negara dan falsafah hidup Bangsa .

- Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan YME dgn

m’jalankan kewajiban agama scr baik dan benar,
melalui : manunggal subuh dan manungal gereja.

- Mengajak masyarakat agar punyai kesadaran m’bantu

sesama warga. yang dicanangkan
melalui : berobat gratis, donor darah, operasi bibir
sumbing, sunat masal, dan kawin masal.
- Ikut serta memelihara Persatuan dan Kesatuan Bangsa.

- M’junjung tinggi musyawarah mufakat dlm berdemokrasi,

dgn m’wujudkan pemilu yang damai dan aman.

- Ikut serta menegakkan keadilan sosial.

 18

1. PEMBELAAN NEGARA BUKAN SEMATA - MATA HANYA TUGAS TNI

MELAINKAN TUGAS SLRH WNI DILAKS OLEH KODAM BERSAMA
KOMPONEN BANGSA LAINNYA UNTUK MEWUJUDKAN NKRI YANG
KUAT DAN TANGGUH.

2. WNI PERLU MEMILIKI TEKAD UTK MENGIKUTI & MELAKS MELAKS BELA
NEG DGN PENUH RASA KESADARAN TG JAWAB SERTA RELA
BERKORBAN SEBAGAI TANDA PENGABDIAN KEPADA BANGSA &
NEGARA

3. KESADARAN BELA NEGARA MENJADI LANDASAN IMPLEMENTASI

PROFESIONALISME, SEHINGGA DLM DINAMIKANYA MAMPU MENJADIKANNYA
SEBAGAI UNSUR UTAMA KEKUATAN BANGSA DALAM MENGHADAPI
ANCAMAN NON MILITER , SEKALIGUS KESIAPANNYA SEBAGAI
KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA MENGHADAPI ANC MIL

4. DOSEN DIKWAR SBG SALAH SATU KOMPONEN BANGSA YANG MEMILIKI

PENGETAHUAN TENTANG PENDIDIKAN KESADARAN BELA NEGARA
MEMPUNYAI KEWAJIBAN IKUT SERTA MEWUJUDKAN KEJUANGAN YANG
TANGGUH SESUAI PROFESINYA DG MENYAMPAIKAN DAN MEMBINA
MAHASISWA DAN MASYARAKAT DI LING AGAR MEMILIKI PUAN BELA NEGARA
DAN RASA CINTA TANAH AIR
 2

DASAR SURAT KEPALA KANTOR BEA DAN CUKAI JAMBI

NO : S-041/WBC05/KPP.02/2010 TTG P’MINTAAN
BANTUAN PELATIHAN DISIPLIN

MAKSUD - M’BUHKAN SKP JAS YG TEGAP & TANGKAS

: M’RAHKAN P’TUMBUHAN TUBUH YG DIPERLUKAN
OL TGS POKOK TSB DG SEMPURNA.
- RASA P’SATUAN : ADANYA RASA S’NASIB &
SEPENANGGUNGAN SRT IKATAN BATHIN YG KUAT
DLM M’JALANKAN TGS.
- DISIPLIN : M’GUTAMAKAN K’PENTINGAN
TUPOK DIATAS KEPENTINGAN INDIVIDU
- RASA TANGGUNG JAWAB : K’BERANIAN
UTK B’TINDAK YG M’GANDUNG RESIKO THD
DIRINYA
 3

 PERATURAN BARIS BERBARIS

- ABA – ABA
- GERAKAN DI TEMPAT
- GARAKAN PERUBAHAN ARAH
- BERJALAN
- HALUAN KANAN/KIRI
-MELINTANG KANAN/KIRI

 PERATURAN PENGHORMATAN MILITER

- P’HORMATAN SIKAP SEMPURNA
- P’HORMATAN DG BERJALAN
- P’HORMATAN ISTIMEWA
- TATA CARA MEMASUKI RUANGAN
 4

BARIS BERBARIS : SUATU WUJUD LATIHAN FISIK,

DIPERLUKAN GUNA M’NANAMKAN KEBIASAAN DLM TATA
CARA HIDUP TNI YG DIARAHKAN KPD T’BENTUKNYA SUATU
PERWATAKAN TERTENTU.

ABA - ABA
ABA – ABA ADALAH PRINT YG DIBERIKAN OL SEORANG
KOMANDAN KPD PASUKAN UTK DILAKS PD WAKTUNYA SCR
SERENTAK ATAU BERTURUT-TURUT.

MACAM : TERDIRI ATAS 3 BAGIAN DENGAN URUT-URUTAN

:
- ABA-ABA PETUNJUK : KEPADA.................
- ABA-ABA PERINGATAN : HORMAT
- ABA-ABA PELAKSANAAN :
GERAK,JALAN.MULAI

GERAK : GERAKAN-GERAKAN TANPA M’GGALKAN TEMPAT

JALAN : GERAKAN-GERAKAN YG DILAK DG M’GGALKAN TEMPAT
MULAI : UTK DIPAKAI PD PELAKS PERINT YG HRS DIKERJAKAN
BERTURUT-TURURT.
 5

1. SIKAP SEMPURNA UTK ABA-ABA : SIAP-GERAK

A. TUBUH BERDIRI TEGAP

B. KEDUA TUMIT RAPAT
C. KEDUA KAKI M’BENTUK < 45 DERAJAT
D. LUTUT LURUS & PAHA DIRAPATKAN
E. BERAT BADAN DIBAGI ATAS KEDUA KAKI
F. PERUT DITARIK SEDIKIT & DADA DIBUSUNGKAN, PUNDAK DITARIK
KEBELAKANG SEDIKIT & TIDAK DINAIKKAN.LENGAN RAPAT PD BADAN
G. P’GELANGAN TANGAN LURUS, JARI-JARI TANGAN MENGGENGAM TDK
TERPAKSA DIRAPATKAN PADA PAHA
H. PUNGGUNG IBU JARI MENGHADAP KEDEPAN MERAPAT PADA JAHITAN
CELANA
I. LEHER LURUS, DAGU DITARIK SEDIKIT DIBELAKANG, MULUT DITUTUP,
MATA MEMANDANG LURUS MENDATAR KEDEPAN
J. BERNAFAS SEWAJARNYA.

2. ISTIRAHAT UTK ABA-ABA : ISTIRAHAT DI TEMPAT- GERAK.

A. PD ABA-ABA PELAKS, KAKI KIRI DIPINDAHKAN KE SAMPING KIRI DG
JARAK SEPANJANG TELAPAK KAKI (± 30 CM).
B. KEDUA BELAH TANGAN DIBAWA KE BELAKANG DI BAWAH PINGGANG,
PUNGGUNG TANGAN KANAN DI ATAS TELAPAK TANGAN KIRI, TANGAN KANAN
DIKEPALKAN DENGAN DILEMASKAN, TANGAN KIRI MEMEGANG PERGELANGAN
TANGAN KANAN DIANTARA IBU JARI DAN TELUNJUK SERTA KEDUA LENGAN
DILEMASKAN, BADAN DAPAT BERGERAK.
 6

3. LENCANG KANAN : (HANYA DLM BENTUK BERSAF).

ABA-ABA : LENCANG KANAN/KIRI – GERAK.
GERAKAN INI DIJ’LANKAN DLM SIKAP SEMPURNA. PD ABA-ABA
PELAKSA SEMUA MENGANGKAT LENGAN KANAN/KIRI KESAMPING
KANAN/KIRI, JARI-JARI TANGAN KANAN/KIRI MENGGENGGAM,
PUNGGUNG TANGAN MENGHADAP KE ATAS.
B’RSAMA DG INI KPL DIPALINGKAN KE KANAN/KIRI DG TDK TERPAKSA
KECUALI PENJURU KANAN/KIRI TETAP MENGHADAP KE DEPAN.

MASING-MASING M’LURUSKAN DIRI HGGA DPT MELIHAT DADA ORANG

YG ADA DISEBELAH KANAN/KIRI SAMPAI KPD PENJURU
KANAN/KIRINYA.
JARAK KESAMPING HARUS SEDEMIKIAN RUPA, HINGGA MASING-
MASING JARI-JARI MENYENTUH BAHU KIRI ORANG YANG BERADA
DISEBELAH KANANNYA.

4. SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN

ABA-ABA : “SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN/KIRI – GERAK”
SPRT LENCANG KANAN/KIRI, TETAPI TANGAN KANAN/KIRI DIPINGGANG
(BERTOLAK PINGGANG) DG SIKU MENYENTUH LENGAN ORANG YG
BERDIRI DISEBELAH KANAN/KIRINYA
P’GELANGAN TANGAN LURUS, IBU JARI DISEBELAH BELAKANG DAN
EMPAT JARI LAINNYA RAPAT SATU DENGAN YG LAIN DISEBELAH DEPAN
PD ABA-ABA “TEGAK – GERAK” SEMUA SERENTAK MENURUNKAN
LENGAN MEMALINGKAN MUKA KEMBALI KE DEPAN & BERDIRI DALAM
SIKAP SEMPURNA.
 7

5. LENCANG DEPAN (HANYA DALAM BENTUK BERBANJAR)

ABA-ABA “LENCANG DEPAN – GERAK”.
PENJURU TTP SIKAP SEMPURNA, BANJAR KANAN NOMOR DUA &
SETERUSNYA MELURUSKAN KE DEPAN DENGAN MENGANGKAT TANGAN
BILA BANJAR TIGA MAKA SAF TERDEPAN MENGAMBIL ANTARA SATU
LENGAN/SETENGAH LENGAN DISAMPING KANAN, SETELAH LURUS
MENURUNKAN TANGAN, SRT MENEGAKKAN KEPALA KEMBALI DG SERENTAK
ANGGOTA-ANGGOTA YG ADA DIBANJAR TENGAH & KIRI M’LAKS TANPA
MENGANGKAT TANGAN.

6. BERHITUNG.
ABA-ABA : “HITUNG – MULAI”.
JIKA BERSAF, MAKA PADA ABA-ABA PERINGATAN PENJURU TETAP
MELIHAT KE DEPAN, SEDANGKAN ANGGOTA YANG LAINNYA PADA
SAF DEPAN MEMALINGKAN MUKA KE KANAN
PADA ABA-ABA PELAKSANAAN, BERTURUT-TURUT TIAP PRAJURIT
MULAI DARI PENJURU KANAN MENYEBUT NOMORNYA SAMBIL
MEMALINGKAN MUKA KEMBALI KE DEPAN
JIKA BERBANJAR MAKA PADA ABA-ABA PERINGATAN SEMUA
PRAJURIT TETAP DALAM SIKAP SEMPURNA
PADA ABA-ABA PELAKSANAAN TIAP PRAJURIT MULAI DARI
PEMJURU KANAN DAPAT BERTURUT-TURUT KE BELAKANG
MENYEBUTKAN NOMORNYA MASING-MASING
PENYEBUTAN NOMOR DIUCAPKAN PENUH.
 8

1. HADAP KANAN/KIRI.
ABA-ABA : “HADAP KANAN/KIRI – GERAK”.
A. KAKI KIRI/KANAN DIAJUKAN MELINTANG DI DEPAN KAKI
KANAN/KIRI, LEKUK KAKI KIRI/KANAN BERADA DI UJUNG
KAKI KANAN/KIRI, BERAT BADAN BERPINDAH KE KAKI
KIRI/KANAN
B. TUMIT KAKI KANAN/KIRI DG BADAN DIPUTAR KE KANAN/KIRI
90 DERAJAT
C. KAKI KIRI/KANAN DIRAPATKAN KEMBALI KE KAKI
KANAN/KIRI SEPERTI DALAM KEADAAN SIKAP SEMPURNA

2. HADAP SERONG KANAN/KIRI

ABA-ABA “HADAP SERONG KANAN/KIRI – GERAK”
A. KAKI KIRI/KANAN DIAJUKAN KE MUKA BERJAJAR DG KAKI
KANAN/KIRI
B. BERPUTAR ARAH 45 DERAJAT KE KANAN/KIRI
C. KAKI KIRI/KANAN DIRAPATKAN KEMBALI KE KAKI
KANAN/KIRI

3. BALIK KANAN
ABA-ABA : “BALIK KANAN – GERAK”.
A. PD ABA-ABA PELAKS KAKI KIRI DIAJUKAN MELINTANG
(LEBIH DALAM DARI HADAP KANAN) DI DEPAN KAKI KANAN
B. TUMIT KAKI KANAN BESERTA DG BADAN DIPUTAR KE KANAN
180 DERAJAT, KAKI KIRI DIRAPATKAN PD KAKI KANAN
 9
3. BUKA BARISAN
ABA-ABA “BUKA BARISAN – JALAN”.
PADA ABA-ABA PELAKSANAAN REGU KANAN DAN KIRI MASING
MASING MEMBUAT SATU LANGKAH KE SAMPING KANAN DAN KIRI,
SEDANGKAN REGU TENGAH TETAP DITEMPAT.

4. TUTUP BARISAN

ABA-ABA : “TUTUP BARISAN – JALAN”.

PADA ABA-ABA PELAKSANAAN REGU KANAN DAN KIRI MASING
MASING MEMBUAT SATU LANGKAH KEMBALI KE SAMPING KIRI DAN
KANAN,
SEDANGKAN REGU TENGAH TETAP DI TEMPAT.

5. BUBAR
ABA-ABA : “BUBAR – JALAN”. PELAKSANAAN : PADA ABA-ABA
PELAKSANAAN TIAP PRAJURIT MENYAMPAIKAN
PENGHORMATAN KEPADA KOMANDAN, SESUDAH DIBALAS
KEMBALI DALAM SIKAP SEMPURNA KEMUDIAN MELAKUKAN “BALIK
KANAN” DAN SETELAH MENGHITUNG DUA HITUNGAN DALAM HATI,
MELAKSANAKAN GERAKAN SEPERTI LANGKAH PERTAMA DALAM
GERAKAN “MAJU-JALAN” SELANJUTNYA BUBAR MENUJU TEMPAT
MASING-MASING.
 10

LANGKAH DPT DIBEDA-BEDAKAN SBB :

MACAM LANGKAH PANJANGNYA TEMPO

1. LANGKAH BIASA 65 CM 106 TIAP MENIT.

2. LANGKAH TEGAP 65 CM 106 TIAP MENIT.
3. LANGKAH PERLAHAN 40 CM 30 TIAP MENIT.
4. LANGKAH KE SAMPING 40 CM 70 TIAP MENIT.
5. LANGKAH KE BELAKANG 40 CM 70 TIAP MENIT.
6. LANGKAH KE DEPAN 60 CM 70 TIAP MENIT.
7. LANGKAH DIWAKTU LARI 80 CM 165 TIAP MENIT.

PANJANGNYA SEMUA LANGKAH DIUKUR DARI TUMIT KE TUMIT.

BILA DALAM PERATURAN DISEBUT 1 LANGKAH, MAKA PANJANGNYA 65 CM.

A. LANGKAH BIASA

1. PD WKT B’JALAN, KEPALA & BADAN SEPERTI PD WAKTU SIKAP SEMPURNA. WKT
MENGAYUNKAN KAKI KE DEPAN LUTUT DIBENGKOKKAN SEDIKIT (KAKI TDK BOLEH
DISERET)

2. CARA M’LANGKAHKAN KAKI SPRT PD WKT B’JALAN BIASA.PERTAMA TUMIT

DILETAKKAN DITANAH SELANJUTNYA SELURUH KAKI, LENGAN DILENGGANGKAN DG
SEWAJARNYA LURUS KEDEPAN & KEBELAKANG DISAMPING BADAN, KEDEPAN 45
DERAJAT KEBELAKANG 30 DERAJAT.JARI-JARI TANGAN DIGENGGAM DG TDK
TERPAKSA, PUNGGUNG IBU JARI MENGHADAP KEATAS.
 11

B. LANGKAH TEGAP

1. DARI SIKAP SEMPURNA.ABA-ABA : “LANGKAH TEGAP – MAJU - JALAN”

MULAI BERJALAN DG KAKI KIRI, LANGKAH PERTAMA SELEBAR
1 LANGKAH, S’JUTNYA SPRT JALAN BIASA (PANJANG DAN TEMPO) DG CARA KAKI
DIHENTAKKAN TERUS MENERUS TAPI TDK DG BERLEBIHAN TELAPAK KAKAI
RAPAT & SEJAJAR DG TANAH, LUTUT LURUS, KAKI TDK BOLEH DIANGKAT TINGGI
B’RSAMAAN DG LANGKAH PERTAMA TANGAN MENGGENGGAM PUNGGUNG
TANGAN MENGHADAP KESAMPING LUAR, IBU JARI TANGAN MENGHADAP KEATAS
LENGGANG LENGAN 90 DERAJAT KE DEPAN DAN 30 DERAJAT KE BELAKANG

2. DARI LANGKAH BIASA.ABA-ABA : “LANGKAH TEGAP – JALAN”

ABA-ABA P’LAKS DIBERIKAN PD WAKTU KAKI KIRI JATUH DITANAH, DITAMBAH 1
LANGKAH SELANJUTNYA MULAI B’JALAN LANGKAH TEGAP

3. KEMBALI KE LANGKAH BIASA (SEDANG BERJALAN).ABA-ABA : “ LANGKAH BIASA

– JALAN”.
ABA-ABA P’LAKS DIBERIKAN PD WAKTU KAKI KANAN/KIRI JATUH DITANAH
DITAMBAH 1 LANGKAH & MULAI BERJALAN DG LANGKAH BIASA HANYA LANGKAH
PERTAMA DIHENTAKKAN S’LANJUTNYA BERJALAN LANGKAH BIASA.

CATATAN: DALAM KEADAAN SEDANG BERJALAN CUKUP MENGGUNAKAN ABA-

ABA PERINGATAN : “LANGKAH TEGAP/LANGKAH BIASA – JALAN”
PADA TIAP-TIAP PERUBAHAN LANGKAH (TANPA KATA MAJU).
 12
C. LANGKAH PERLAHAN . ABA-ABA : “LANGKAH PERLAHAN MAJU – JALAN”.

1) GERAKAN DILAK DG SIKAP SEMPURNA.

2) PD ABA-ABA “JALAN” KAKI KIRI DILANGKAHKAN KE DEPAN STLH
KAKI KIRI MENAPAK DITANAH SEGERA DISUSUL DG KAKI KANAN DITARIK
KEDEPAN & DITAHAN SEBENTAR DI SEBELAH MATA KAKI KIRI, LALU
DILANJUTKAN DITAPAKKAN DIDEPAN KAKI KIRI.
3) GERAKAN SELANJUTNYA M’LAKUKAN GERAKAN SEPERTI SEMULA

CAT:
DLM SDNG B’JALAN, ABA-ABA “LANGKAH PERLAHAN – JALAN”YG
DIBERIKAN PD WAKTU KAKI KANAN/KIRI JATUH DITANAH DITAMBAH 1
LANGKAH & KEMUDIAN MULAI B’RJALAN DG LANGKAH PERLAHAN.
BERHENTI DR LANGKAH PERLAHAN. ABA-ABA : “HENTI –
GERAK”.
ABA-ABA PELAKS DIBERIKAN PD WAKTU KAKI KANAN/KIRI JATUH
DITANAH LALU DITAMBAH SATU LANGKAH
SELANJUTNYA KAKI KANAN/KIRI DIRAPATKAN PD KAKI KAKAN/KIRI
MENURUT IRAMA LANGKAH BIASA & MENGAMBIL SIKAP SEMPURNA.

D. LANGKAH KE SAMPING. ABA-ABA : …… LANGKAH KE KANAN/KIRI = JALAN

PD ABA-ABA P’LAKS KAKI KANAN/KIRI DILANGKAHKAN KESAMPING KANAN / KIRI

SEPANJANG LEBIH KURANG 40 CM.
S’LANJUTNYA KAKI KIRI/KANAN DIRAPATKAN PADA KAKI KANAN/KIRI, SIKAP AKAN
TETAP SEPERTI PADA SIKAP SEMPURNA,SEBANYAK – BANYAKNYA HANYA BOLEH
DILAKUKAN 4 LANGKAH.
 13

E. LANGKAH KEDEPAN. ABA-ABA : LANGKAH KEDEPAN = JALAN.

P’LAKS PRAJ M’LANGKAH KEDEPAN MULAI DG KAKI KIRI, PANGJANG LANGKAH 60 CM,
TEMPO LANGKAH 70 TIAP MENIT, MENURUT JUMLAH LANGKAH YANG DIPERINTAHKAN.
GERAKAN KAKI SPT GERAKAN LANGKAH TEGAP & DIHENTAKKAN TERUS
MENERUS & LENGAN TDK BOLEH DILENGGANG & SIKAP SPT SIKAP SEMPURNA
SEBANYAK – BANYAKNYA HANYA BOLEH DILAKUKAN 4 LANGKAH.

F. LANGKAH DIWAKTU LARI

1. DARI SIKAP SEMPURNA. ABA-ABA: LARI MAJU = JALAN.

PD ABA-ABA PERINGATAN KEDUA TANGAN DIKEPALKAN DG LEMAS & DILETAKKAN
DIPINGGANG SEBELAH DEPAN DG PUNGGUNG TANGAN M’HADAP KELUAR, KEDUA
SIKU SEDIKIT KEBELAKANG, BADAN AGAK DICONDONGKAN KEDEPAN
PD ABA-ABA PELAKS, DIMULAI LARI DG MENGHENTAKKAN KAKI KIRI 1 LANGKAH &
S’LANJUTNYA LARI DG PANJANG LANGKAH 80 CM DG TEMPO LANGKAH 165 TIAP
MENIT DG CARA KAKI DIANGKAT SECUKUPNYA, TELAPAK KAKI DILETAKKAN DG
UJUNG TELAPAK KAKI TERLEBIH DAHULU, LENGAN DILENGGANGKAN SECARA
TIDAK KAKU.

2. DARI LANGKAH BIASA. ABA-ABA : LARI = JALAN.

PD ABA-ABA PERINGATAN P’LAKS SAMA DG PD ABA-ABA PERINGATAN DI ATAS .

3. KEMBALI KELANGKAH BIASA. ABA-ABA: LANGKAH BIASA = JALAN.

ABA-ABA P’LAKS DIBERIKAN PD WKT KAKI KIRI JATUH KETANAH DITAMBAH 3
LANGKAH, KEMUDIAN BERJALAN DG LANGKAH BIASA, DIMULAI DG KAKI KIRI
DIHENTAKKAN,BERSAMAAN DG ITU KEDUA LENGAN DILENGGANGKAN.
 14

PELAKS GERAKAN DILAK DLM BENTUK BERSYAF, GUNA M’RUBAH

ARAH TANPA M’RUBAH BENTUK.

1. BERHENTI KE BERHENTI. ABA-ABA : HALUAN KANAN/KIRI = JALAN

SETELAH ABA-ABA PELAKS, P’JURU KANAN/KIRI B’JALAN DITEMPAT DG

M’MUTAR ARAH SCR PERLAHAN HGGA M’RUBAH ARAH SAMPAI 90º B’RSAMAAN DG
ITU MSG” SYAF MULAI MAJU JALAN DG RAPIH SAMBIL M’LURUSKAN SAFNYA
HINGGA M’RUBAH ARAH SEBESAR 90º, LALU B’JALAN DITEMPAT

SETELAH PENJURU KANAN/KIRI DEPAN MELIHAT SAFNYA LURUS MEMBERI

ISYARAT “LURUS”. KEMUDIAN KOMANDAN MEMBERI ABA-ABA : “HENTI = GERAK”
YG DIUCAPKAN PD WKT KAKI KIRI/KANAN JATUH DITANAH STLH DITAMBAH 1 LGKH
LALU RUH PASUKAN BERHENTI.

2. BERHENTI KE BERJALAN. ABA-ABA : HALUAN KANAN/KIRI MAJU = JALAN

SEPERTI HALUAN KANAN/KIRI DR BERHENTI KE BERHENTI KEMUDIAN SETELAH

ABA-ABA “MAJU = JALAN” PASUKAN MAJU JALAN YG GERAKANNYA SAMA DG
GERAKAN LANGKAH BIASA.

CAT STLH ADA ISYARAT LURUS DR PENJURU, DAN LANGSUNG

M’BERIKAN
ABA-ABA “MAJU = JALAN” (PASUKAN TDK BERHENTI DULU).
 15

3. BERJALAN KE BERHENTI. ABA-ABA : HALUAN KANAN/KIRI =

JALAN

ABA-ABA P’LAKS DIJATUHKAN PD WAKTU KAKI KANAN/KIRI

JATUH DITANAH KEMUDIAN DITAMBAH 1 LANGKAH.
SELANJUTNYA BARISAN M’LAK GERAKAN SEPERTI HALUAN
KANAN/KIRI DARI BERHENTI KE BERHENTI

4. BERJALAN KE BERJALAN.ABA-ABA : HALUAN KANAN/KIRI MAJU =

JALAN.

ABA-ABA PELAKSANAAN DIJATUHKAN PADA WAKTU KAKI

KANAN/KIRI JATUH DITANAH, KEMUDIAN DITAMBAH 1 LANGKAH

SELANJUTNYA BARISAN MELAKUKAN GERAKAN SEPRTI

HALUAN KANAN/KIRI SEPERTI BERHENTI KE BERJALAN

CAT
PADA PELAKSANAAN HALUAN LENGAN TIDAK MELENGGANG
 20
16

PELAKS G’RAKAN INI HANAYA DILAK DLM BENTUK B’BANJAR GUNA M’RUBAH BENTUK
PASUKAN MENJADI BERSAF DGN ARAH TETAP.

1. BERHENTI KE BERHENTI. ABA-ABA : MELINTANG KANAN/KIRI MAJU = JALAN

SETELAH ABA-ABA P’LAKS M’LAKUKAN GERAKAN “HADAP KANAN/KIRI”

KEMUDAIN BARISAN M’BUAT GERAKAN “HALUAN KIRI/KANAN” DARI BERHENTI KE
BERHENTI. ABA-ABA MAJU = JALAN (PASUKAN TIDAK BERHENTI DULU).

2. BERHENTI KE BERJALAN.ABA-ABA : MELINTANG KIRI/KANAN MAJU = JALAN

PD ABA-ABA PELAKS AGGT PASUKAN M’LAKS GERAKAN “HADAP KANAN/KIRI”

K’MUDIAN BARISAN M’BUAT GERAKAN KIRI/KANAN STL LURUS P’JURU KIRI / KANAN
M’BERIKAN ISYARAT “LURUS” S’LANJUTNYA KOMANDAN M’BERIKAN ABA-ABA
“MAJU = JALAN” SETELAH ABA-ABA PELAKS DITAMBAH 1 LANGKAH BARISAN MAJU
DG LANGKAH BIASA.

3. BERJALAN KE BERJALAN. ABA-ABA : MELINTANG KANAN/KIRI MAJU = JALAN

STLAH ABA-ABA PELAKSA DITAMBAH 1 LANGKAH BARISAN M’LAKUKAN
GERAKAN SEPERTI GERAKAN MELINTANG KANAN/KIRI DR BERHENTI KE
BERJALAN.
 17

PENGHORMATAN : SUATU PERWUJUDAN DR P’GHARGAAN

P’GRTIAN SESEORANG THD ORANG LAIN ATAS DSR TATA SUSILA YG
SUAI DG KEPRIBADIAN BANGSA INDONESIA.

1. UTK M’LAHIRKAN PLIN / TATIB, KETAATAN PD P’TURAN DLM

KALANGAN MILITER/TNI, MAKA TIAP ANGGOTA HRS
M’YAMPAIKAN P’HORMATAN KPD SEMUA ATASAN, JUGA KPD
SEMUA YG BERHAK MENERIMA.

2. UTK M’JUDKAN SUATU IKATAN JIWA YG KUAT KE DLM

MAUPUN KELUAR HANYA DPT DICAPAI ANTARA LAIN DGA
ADA NYA P’YATAAN SALING M’PAIKAN P’HORMATAN YG
DILAK DG TERTIB, SEMPURNA & PENUH KEIKHLASAN.
 18
MACAM PENGHORMATAN

1. P’HORMATAN MILITER BIASA DIS’PAIKAN KPD SEMUA ATASAN ATAU SEMUA

PANGKAT (UNTUK MEWUJUDKAN IKATAN JIWA KORSA)

3. P’HORMATAN MILITER KEBESARAN DISAMPAIKAN KEPADA

A. JENAZAH DLM UPC MILITER ( TNI )
B. BENDERA KEBANGSAAN SANG MERAH PUTIH DLM UPC RESMI
C. PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN
D. LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA DLM UPACARA RESMI.
E. LAMBANG KESATUAN (PANJI-PANJI TNI & PANJI-PANJI ANGKATAN/POLRI,
PATAKA, DUAJA, TUNGGUL)

1. P’GHORMATAN DG SKP S’PURNA

A. B’TUTUP KEPALA
1) DG GERAKAN CEPAT TANGAN KANAN DIANGKAT KEARAH PELIPIS
KANAN SIKU-SIKU 15º SERONG KEDEPAN KELIMA JARI LURUS & RAPAT SATU
SAMA LAIN, TELAPAK TANGAN SERONG KEBAWAH & KEKIRI, UJUNG JARI
TENGAH & TELUNJUK MENGENAI PINGGIR BAWAH DR TUTUP KEPALA SETINGGI
PELIPIS KANAN
2) P’GELANGAN TANGAN LURUS, BAHU TTP SPT DLM SIKAP SEMPURNA,
PANDANGAN MATA TERTUJU KPD YG DIBERI HORMAT.
3) JIKA TUTUP KEPALA M’PUNYAI KLEP, MAKA JARI TENGAH MENGENAI
PINGGIR KLEP
4) JIKA SELESAI MENGHORMAT, MAKA LENGAN KANAN DIKEMBALIKAN
SCR CEPAT KESIKAP S’PURNA LAGI
 19
B. TANPA TUTUP KEPALA

1) DG GERAKAN CPT TANGAN KANAN DIANGKAT KEARAH PELIPIS KANAN SIKU-SIKU

15º SERONG KE DEPAN KELIMA JARI LURUS DAN RAPAT SATU SAMA LAIN, TELAPAK
TANGAN SERONG KEBAWAH & KEKIRI, UJUNG JARI TANGAN & TELUNJUK MENGENAI
PELIPIS KANAN
2) P’GELANGAN TANGAN LURUS, BAHU TTP SPRT DLM SIKAP S’PURNA,PANDANGAN
MATA TTP TERTUJU KPD YG DIBERI HORMAT
3) JIKA SELESAI M’HORMAT, MAKA LENGAN KANAN DIKEMBALIKAN SCR CEPAT
KESIKAP S’PURNA LAGI.

2. P’GHORMATAN DG BERJALAN
A. B’TUTUP KEPALA

1) BILA B’TEMU DG ATASAN MAKA P’HORMATAN DILAKS SEPERTI

BIASA NAMUN TDK BERHENTI SRT M’LINGKAN KEPALA MAKS 45º
KEARAH YG DIBERI HORMAT
2) LANGKAH TETAP & LENGAN KIRI TDK MELENGGANG, TETAPI M’RAPAT
DIBADAN SPRT DAM KEADAAN SIKAP S’PRNA
3) P’HORMATAN DILAK PD SAAT BAWAHAN M’LIHAT ATASAN DLM
JRK YG M’MUNGKINKAN & SELESAI PIHAK ATASAN M’BALAS ATAU
M’LEWATINYA
4) DIWAKTU PIHAK BAWAHAN HENDAK M’DAHULUII ATASAN MAKA
P’GHORMATAN DILAK PD SAAT AKAN M’LEWATINYA & SELESAI SESUDAH
M’LEWATI, LEBIH KURANG 2 LANGKAH.
 20
B. TANPA TUTUP KEPALA
1) DG GERAKAN CEPAT TANGAN KANAN KEPELIPIS KANAN SIKU-SIKU 15º
SERONG KEDEPAN, KELIMA JARI LURUS & RAPAT SATU SAMA LAIN, T’PAK TANGAN
SERONG KEBAWAH DAN KEKIRI, UJUNG JARI TENGAH & TELUNJUK MENGENAI PELIPIS
KANAN
2) PERGELANGAN TANGAN LURUS, BAHU TETAP SPRT DLM SIKAP S’PURNA,
P’DANGAN MATA TERTUJU KPD YG DIBERI HORMAT
3) LANGKAH TETAP & LENGAN KIRI TDK MELENGGANG, TETAPI M’RAPAT
DIBADAN SPRT DLM SIKAP S’PURNA
4) P’HORMATAN DILAKS PDASAAT BAWAHAN M’LIHAT ATASAN DLM JRK YG
M’GKINKAN & SELESAI BILA ATASAN TLH MEMBALAS ATAU M’LEWATINYA
5) DIWAKTU PIHAK BAWAHAN HENDAK M’DAHULUI ATASAN, MK P’HORMATAN
DILAK PD SAAT M’LEWATINYA & SELESAI SESUDAH M’LEWATI LABIH KURANG 2
LANGKAH

3. P’GHORMATAN ISTIMEWA

A. BERKENDARAAN SEPEDA

1) BERHENTI MENGINJAK PEDAL (KEDUA KAKI DIAM) KECUALI KALAU K’DAAN

TDK M’GIJINKAN, M’YAMPAIKAN P’HORMATAN DG “ MENEGAKKAN BADAN “ &
M’LINGKAN KEPALA KEARAH YG DIBERI HORMAT

2) KENDARAAN HARUS DIPERLAMBAT JALANNYA

 21
B. B’KENDARAAN SEPEDA MOTOR & YANG DISAMAKAN DENGAN ITU

1) ANGGOTA YG B’KENDARAAN SEPEDA MOTOR ATAU YG DISAMAKAN DG ITU,

DIBENARKAN UTK TDK PERLU M’YAMPAIKAN PENGHORMATAN, JIKA SEKIRANYA HAL
ITU MEMBAHAYAKAN DIRINYA

2) IA CUKUP M’YAMPAIKAN PENGHORMATAN DG “MENEGAKKAN BADAN” TANPA

M’MALINGKAN KEPALANYA KEARAH YG DIBERI HORMAT

C. BERKENDARAAN MOBIL DAN SEJENISNYA

1) JIKA MENGENDARAI SENDIRI, MAKA TETAP MEMPERTAHANKAN JALANNYA

KENDARAAN DAN MENYAMPAIKAN PENGHORMATAN PERORANGAN TANPA SENJATA,
APABILA HAL INI TIDAK AKAN MENGAKIBATKAN BAHAYA, KECUALI UNTUK
KENDARAAN BERLAPIS BAJA.

2) JIKA TIDAK MENGENDARAI SENDIRI DAN APABILA HAL INI TIDAK

MENGAKIBATKAN BAHAYA, MAKA HARUS MENYAMPAIKAN PENGHORMATAN
PERORANGAN TANPA SENJATA DENGAN “MENEGAKKAN BADAN”.
 22
TATA CARA MEMASUKI RUANGAN

1. TIAP AGT YG B’PAKAIAN SERAGAM HANYA M,BUKA TUTUP KEPALA

NYA SBLM IA M’MASUKI RUANGAN KERJA & KETIKA IA B’ADA DIDLM RUANGAN
ITU (BUKAN RUANGAN ATASAN).

2. WAKTU M’MASUKI RUANGAN ATAU HENDAK MENEMUI S’SEORANG YG SAMA

PGKT/GOL ATAU KEDUDUKAN, MK TAMU HARUS M’PAIKAN P’HORMATAN LEBIH
DAHULU, & S’BELUMNYA MENGETUK PINTU LEBIH DAHULU.

3. SESEORANG BAWAHAN YG HENDAK MASUK KEDLM RUANGAN ATASAN PERLU

M’PERHATIKAN SKP SBB :
A. TUTUP KEPALA DIBUKA DILUAR RUANGAN DITEMPATKAN PD
TEMPAT YG TELAH DITENTUKAN
B. KETUK PINTU & SETELAH M’DAPAT IJIN, M’CAPKAN “MASUK”
C. LANGSUNG M’HADAP ATASAN & BERDIRI LEBIH KURANG 4 LANGKAH
DIDEPANNYA & M’PAIKAN P’HORMATAN TANPA TUTUP
KEPALA, SETELAH SELESAI M’HORMAT M’UCAPKAN “MENGHADAP”
D. SELESAI M’HADAP M’AMBIL SIKAP SEMPURNA, M’UCAPKAN
”SELESAI”, M’PAIKAN P’HORMATAN & LANGSUNG BALIK KANAN
MENINGGALKAN RUANGAN.

SETELAH M’GETUK PINTU TDK PERLU M’NUNGGU JAWABAN

CAT MASUK APABILA KEADAAN RUANGAN TDK MEMUNGKINKAN