Anda di halaman 1dari 28

Disusun Oleh :

Nama : Yohanes Richardo Usfinit


Kelas : 3G ASP
Nim : 2223142925

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2024
Kelompok 1

TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu


sistem pengolahan data akuntansi yang merupakan koordinasi dari manusia, alat, dan
metode yang berinteraksi secara harmonis dalam suatu wadah organisasi yang
terstruktur untuk menghasilkan informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi
manajemen yang terstruktur pula.
2. Tujuan dari Sistem Informasi Akuntansi
 Untuk meningkatkan kualitas informasi
Yaitu informasi yang tepat guna (relevance), lengkap dan terpercaya (akurat). Dengan
kata lain sistem akuntansi harus dengan cepat dan tepat memberikan informasi yang
diperlukan secara lengkap.
 Untuk meningkatkan kualitas internal cek atau sistem pengendalian internal
yaitu sistem pengendalian yang diperlukan untuk mengamankan kekayaan
perusahaan. Ini berarti bahwa sistem pengendalian yang disusun harus juga
mengandung kegiatan sistem pengendalian internal (intern check).
 Untuk dapat menekan biaya-biaya tata usaha Ini berarti bahwa biaya tata usaha untuk
sistem akuntansi harus seefisien mungkin dan harus jauh lebih murah dari manfaat
yang akan diperoleh dari penyusunan sistem akuntansi.
 Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan usaha baru. Kebutuhan sistem
akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan
usaha baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama ini.
 Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan, sehingga menurut
sistem akuntansi untuk dapat menghasilkan laporan dengan mutu informasi yang lebih
baik dan tepat penyajiannya, dengan struktur informasi yang sesuai dengan kebutuhan
manajemen
3. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Komponen-komponen utama dari sistem informasi akuntansi meliputi:
1) Data Input: Ini adalah komponen pertama di mana data keuangan awal dimasukkan ke
dalam sistem. Data ini bisa berasal dari berbagai sumber seperti faktur, penerimaan
kas, pembelian, dan transaksi bisnis lainnya. Data ini perlu diinput dengan akurat dan
tepat waktu.
2) Prosesing (Pengolahan): Komponen ini mengambil data yang telah diinput dan
mengolahnya menjadi informasi yang berguna. Ini termasuk penghitungan,
klasifikasi, dan penggabungan data. Dalam SIA modern, pengolahan semakin
mengandalkan teknologi, seperti perangkat lunak akuntansi dan perangkat keras
komputer.
3) Database (Basis Data): Data yang telah diolah dan dihasilkan oleh sistem disimpan
dalam database. Ini mencakup catatan transaksi, data pelanggan, data vendor, dan
informasi keuangan lainnya yang diperlukan oleh organisasi.
4) Laporan Keuangan: Komponen ini melibatkan pembuatan laporan keuangan seperti
neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Laporan ini memberikan gambaran
tentang kinerja keuangan organisasi dan digunakan oleh manajemen, pemegang
saham, dan pihak lain untuk analisis keuangan.
5) Kontrol Internal: Sistem informasi akuntansi harus memiliki kontrol internal yang
memastikan keamanan dan keakuratan data keuangan. Ini mencakup kebijakan,
prosedur, dan mekanisme keamanan untuk mencegah penipuan dan kesalahan.
6) Manajemen Akses: Sistem informasi akuntansi perlu mengatur hak akses pengguna
agar hanya orang yang berwenang yang dapat melihat dan memodifikasi data
keuangan. Ini adalah langkah penting untuk menjaga keamanan dan privasi informasi.
7) Perangkat Keras dan Perangkat Lunak: Komponen ini mencakup infrastruktur
perangkat keras seperti server dan komputer, serta perangkat lunak akuntansi yang
digunakan untuk mengelola data keuangan.
8) Personil: Manajemen dan staf yang terlatih dalam bidang akuntansi dan teknologi
informasi adalah komponen penting dalam SIA. Mereka bertanggung jawab untuk
mengoperasikan, memelihara, dan mengembangkan sistem.
9) Kebijakan dan Prosedur: Organisasi perlu memiliki kebijakan dan prosedur yang
terkait dengan penggunaan SIA, termasuk bagaimana data dimasukkan, bagaimana
laporan disiapkan, dan bagaimana keamanan data dijaga.
10) Pelaporan dan Analisis: Sistem informasi akuntansi harus mampu menghasilkan
laporan yang sesuai dengan kebutuhan manajemen. Selain itu, perlu ada kemampuan
untuk melakukan analisis lebih lanjut terhadap data keuangan.
4. Peran System Informasi Dalam Sector Public
a) Pengumpulan dan Manajemen Data: Sistem informasi membantu dalam
pengumpulan, penyimpanan, dan manajemen data yang berkaitan dengan berbagai
aspek pemerintahan, seperti data demografi, data ekonomi, data kependudukan, dan
lainnya. Data ini digunakan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan yang
lebih baik.
b) Pelayanan Publik: Sistem informasi memungkinkan pemerintah untuk memberikan
layanan publik yang lebih efisien dan efektif kepada warganya. Contohnya termasuk
sistem pengelolaan data penduduk untuk penerbitan dokumen identitas, pembayaran
pajak online, dan layanan kesehatan online.
c) Pengawasan dan Pengendalian: Sistem informasi membantu dalam pengawasan dan
pengendalian aktivitas pemerintahan. Ini termasuk sistem pemantauan anggaran,
sistem pelaporan keuangan, dan sistem pemantauan kinerja pemerintah.
d) Pengambilan Keputusan: Sistem informasi memberikan data dan informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan yang baik. Pemimpin pemerintah dapat
mengandalkan sistem informasi untuk mengidentifikasi masalah, mengevaluasi solusi
yang mungkin, dan merencanakan kebijakan yang efektif.
e) Transparansi dan Akuntabilitas: Sistem informasi membantu dalam meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan. Informasi tentang anggaran,
kebijakan, dan kinerja pemerintah dapat diakses oleh publik, sehingga memungkinkan
pemantauan oleh masyarakat.
f) Perencanaan dan Pengembangan: Sistem informasi digunakan dalam perencanaan
jangka panjang dan pengembangan strategis pemerintahan. Ini termasuk sistem
perencanaan pembangunan, perencanaan transportasi, perencanaan penggunaan lahan,
dan sebagainya.
g) Keamanan Nasional: Dalam konteks keamanan nasional, sistem informasi digunakan
untuk mengumpulkan, menganalisis, dan berbagi informasi penting antara berbagai
lembaga pemerintah yang terlibat dalam pertahanan dan keamanan.
h) Pelaporan dan Transparansi Keuangan: Sistem informasi akuntansi digunakan untuk
memonitor dan melaporkan anggaran pemerintah, pengeluaran, dan pendapatan. Ini
membantu dalam menjaga transparansi keuangan pemerintah dan memastikan dana
publik digunakan dengan efisien.
i) Manajemen Sumber Daya Manusia: Sistem informasi dapat digunakan untuk
manajemen sumber daya manusia dalam sektor publik, seperti pelacakan kinerja
pegawai, pengelolaan gaji, dan pelatihan pegawai.
j) Pemantauan Kesehatan dan Lingkungan: Sistem informasi dapat digunakan untuk
pemantauan kesehatan masyarakat dan kondisi lingkungan, termasuk pelaporan
penyakit, kualitas air, polusi udara, dan perubahan iklim.
Kelompok 2

TINJAUN PEMROSESAN TRANSAKSI DAN SISTEM ENTERPRICE RESOURCE


PLANNING

1. PEMROSESAN TRANSAKSI : SIKLUS PENGOLAHAN DATA


Secara efektif dan efesien fungsi penting SIA adalah untuk memproses transaksi
perusahaan. Akuntan dan penggunaan sistem yang lain memainkan peranan penting
dalam siklus pengolahan data. Dalam sistem manual (tidak berbasis komputer), data
dimasukkan ke dalam jurnal dan buku besar yang disimpan dalam bentuk buku.
Dalam sistem berbasis komputer, data dimasukkan ke dalam komputer dan disimpan
dalam file dan database. Proses ini terdiri atas empat tahap, yaitu input data,
penyimpanan data, pengolahan data, dan output informasi.
2. SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)
Sistem enterprise resource planning (ERP system) yaitu suatu system yang
mengintegrasikan semua aspek aktivitas organisasi seperti akuntansi, keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia, manufaktur, manajemen persediaan ke dalam satu
system. Sistem ERP termodulasi; perusahaan dapat membeli setiap modul yang
memenuhi kebutuhan khusus mereka. ERP memfasilitasi arus informasi antara
berbagai fungsi bisnis perusahaan dan mengelola komunikasi dengan para pemangku
kepentingan di luar.
Kelompok 3

SISTEM TEKNIK DOKUMENTASI

A. PENGERTIAN DOKUMENTASI DAN SISTEM TEKNIK DOKUMENTASI


 Pengertian Dokumentasi:

Dokumentasi sistem merupakan suatu kegiatan merekam aktivitas transaksi keuangan secara
prosedural yang dijelaskan dalam bentuk visualisasi/gambar dengan simbol-simbol
dokumentasi sistem yang telah distandarkan/diseragamkan sebelumnya.

 Sistem Teknik Dokumentasi:

Teknik sistem merupakan alat yang digunakan dalam menganalisis, merancang, dan
mendokumentasikan sistem dan sub-sub sistem yang berkaitan.Teknik dokumentasi
merupakan alat yang digunakan dalam analisis, desain, dan dokumentasi sistem dan untuk
memahami keterkaitan antara satu subsistem dan subsistem lainnya.

B. ALAT TEKNIK MENDOKUMENTASIKAN SISTEM INFORMASI

Berikut ini adalah beberapa alat teknik yang sering di gunakan untuk mendokumentasikan
sistem informasi

1) Diagram arus data


Diagram Arus Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram
yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem.
2) Bagan alir
Bagan alir atau flowchart adalah diagram yang menampilkan langkah-langkah dan
keputusan untuk melakukan sebuah proses dari suatu program, Bagan alir digunakan
untuk menggambarkan urutan suatu proses atau alur kerja untuk mempermudah
proses pengambilan keputusan.Bagan alir dapat digunakan di berbagai bidang, baik
bisnis, teknologi, bahkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagan alir dapat digunakan
untuk merencanakan, memvisualisasikan, mendokumentasikan, dan meningkatkan
proses.Bagan alir dapat berupa diagram yang menggunakan simbol-simbol tertentu
yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antar prosesnya
3) Naratif
Naratif adalah bentuk dokumentasi sistem yang meliputi perjelasan tertulis, langkah
demi langkah dari komponen-komponen sistem dan interaksi dari semua itu. Naratif
biasanya digunakan bersama dengan bentuk dokumentasi lainnya seperti bagan alir
(flowchart), diagram, dan materi tertulis lainnya yang menjelaskan bagaimana sistem
bekerja. Naratif dapat membantu dalam memahami sistem secara lebih rinci dan
mendalam.
4) Diagram proses bisnis
Diagram proses bisnis adalah alat teknik yang digunakan untuk mendokumentasikan
sistem informasi. Diagram ini merupakan deskripsi grafis dan proses bisnis yang
digunakan oleh perusahaan.
C. PERAN TEKNIK SISTEM DAN DOKUMENTASI BAGI AUDITOR DAN
PERSONEL SISTEMDALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMAS

Berikut adalah beberapa peran teknik sistem dan dokumentasi sistem informasi bagi
auditor dan personel sistem:

 Teknik sistem digunakan oleh auditor intern dan ekstern serta personel sistem dalam
pengembangan sistem informasi untuk menganalisis, merancang, dan
mendokumentasikan sistem dan sub-sub sistem yang berkaitan
 Teknik sistem juga digunakan oleh akuntan yang melakukan pembuatan sistem, baik
secara intern bagi perusahaannya maupun secara ekstern sebagai seorang konsultan
 Dokumentasi sistem merupakan suatu kegiatan merekam aktivitas transaksi keuangan
secara prosedural yang dijelaskan dalam bentuk visualisasi/gambar dengan simbol-
simbol dokumentasi sistem yang telah distandarkan/diseragamkan sebelumnya
 Dokumentasi sistem dapat membantu kerja analis sistem dalam melakukan project
pengembangan sistem yang sedang dijalankannya, membantu kerja auditor dalam
melakukan proses audit laporan keuangan, sebagai buku panduan operasi/kegiatan
aktivitas bisnis perusahaan
 Dokumentasi sistem juga dapat membantu dalam memahami sistem secara lebih rinci
dan mendalam
 Teknik sistem dan dokumentasi sistem informasi dapat digunakan oleh auditor dan
personel sistem sebagai alat analisis dan dokumentasi
 Teknik sistem diperlukan untuk menganalisis dan merancang sistem informasi dengan
menggunakan pendekatan sistem terstruktur
 Dokumentasi sistem dapat dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi yang
merupakan alat yang digunakan dalam analisis, desain, dan dokumentasi sistematis.
Kelompok 4

“DATABASE RELASIONAL”

1. Pengertian
Database atau basis data adalah kumpulan berbagai data dan informasi yang
tersimpan Dan tersusun di dalam komputer secara sistematik yang dapat diperiksa,
diolah atau Dimanipulasi dengan menggunakan program komputer untuk
medapatkan informasi dari Basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan
untuk mengelola dan memanggil kueri query) basis data disebut sistem
manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data
dipelajari dalam ilmu informasi. Istilah database sendiri mengacu pada koleksi
data-data yang saling terkait satu sama Lain dimana tujuan database adalah dapat
digunakan untuk mengelola data dengan lebih Efektif dan ifisien.
2. Konsep Database Relational
Prinsip model relasional (relational model) pertama kali diperkenalkan oleh Dr.
E.F Codd, pada bulan Juni 1970 dalam sebuah tulisannya yang berjudul “A
Relational Model of Data for Large Shared Data Banks.” Dalam tulisan tersebut,
Dr. Codd menjelaskan tentang Model relasional untuk sistem basis data. Model-
model yang lebih populer digunakan pada saat itu adalah hierarchical dan
Network, atau bahkan simple flat file data stuctures. Relational Database
Management Systems (RDBMS) segera menjadi sangat populer, terutama karena
kemudahan Penggunaannya dan fleksibilitas struktur datanya.
3. Komponen Database Relational
Dalam sistem basis data terdapat beberapa komponen yang terlibat, yakni:
 -) Perangkat Keras (Hardware)

Hardware merupakan perangkat atau komponen alat fisik yang dapat disentuh dan Berkaitan
dengan komputer. Komponen hardware sistem basis data biasanya terdiri Dari Komputer
(stand alone maupun server-client), memori internal (Hardisk/HDD Atau SSD/Solid State
Drive), memori eksternal (Flashdisk, Digital Video Dick/DVD), dan jaringan komputer.

 -) Database (Basis Data)


Basis data merupakan kumpulan fakta nyata yang mewakili objek yang saling Berkaitan.
Sistem basis data dapat mengelola banyak basis data. Contohnya basis Data kependudukan,
basis data pegawai, basis data perpustakaan, basis data Perbankan, dan lainnya.

 -) Operating System (Sistem Operasi)

Sistem operasi merupakan program pondasi pengelolaan sumber daya teknologi Komputer,
menjalankan semua operasi atau sumber daya (resource) dasar perangkat Keras (hardware)
dan perangkat lunak (software) bersamaan. Beberapa sistem operasi Yang banyak dikenal
diantaranya Microsoft Windows, Linux, Ms-DOS, MAC-OS.

 -) DBMS (Database Management System)

DBMS atau sering disebut Sistem Pengelolaan Basis Data merupakan perangkat Lunak yang
mengelola basis data. DBMS merupakan alat aplikasi pengelola (mendefinisikan,
membangun/memanipulasi) basis data. Contoh DBMS atau alat Pengolah ini adalah
Microsoft Acces dan SQL Server.

 -) User (Pengguna)

User disini dimaksudkan sebagai pengguna sistem basis data itu sendiri, mereka Berinteraksi
dengan basis data, yaitu Programmer Aplikasi, user mahir (Casual User, User Umum (End
User/Naïve User) dan User Khusus (Specialized User).

 -) Perangkat Lunak Optional / Aplikasi Lain

Perangkat optional dimaksud sebagai aplikasi lain yang tidak mesti ada, ada atau Tidaknya
perangkat ini tidak menjamin sebuah sistem basis data tidak bisa dijalankan.

4. Cara Kerja Database Relational


Database Relasional bekerja dengan menghubungkan data pada file-file yang
berbeda Dengan menggunakan sebuah kunci atau elemen data yang umum.
5. Model Basis Data Relasional
Model data adalah kumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan data,
Hubungan data, semantik data, dan batasan data. Macam-macam model data
adalah Flat File, Hirarkis, Jaringan, Relaional, Relasi-Entitas, Berbasis Objek.
Kelompok 5

PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

1. Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah sebuah proses karena ia menyebar ke seluruh aktivitas


pengoperasian perusahaan dan merupakan bagian integral dari aktivitas manajemen
Pengendalian internal memberikan jaminan memadai-jaminan menyeluruh yang sulit dicapai
dan terlalu mahal. Selain itu, sistem pengendalian internal memiliki keterbatasan yang
melekat, seperti kelemahan terhadap kekeliruan dan kesalahan sederhana, pertimbangan dan
pembuatan keputusan yang salah, pengesampingan manajemen, serta kolusi. Pengendalian
internal menjalankan empat fungsi penting yaitu:

1) Pengendalian preventif (preventive control), mencegah masalah sebelum timbul data


present Contohnya, merekrut personel berkualifikasi, memisahkan tugas pegawai, dan
mengendalikan akses fisik atas aset dan informasi
2) Pengendalian detektif (detective control), menemukan masalah yang tidak terelakkan.
Contohnya, menduplikasi pengecekan kalkulasi dan menyiapkan rekonsiliasi bank
sertan neraca saldo bulanan.
3) .kerangka manajemen resiko perusahaan versus kerangka pengendalian internal
Kerangka IC telah diadopsi secara luas sebagai cara untuk mengevaluasi pengendalian
internal, seperti yang ditentukan oleh SOX. Kerangka ERM yang lebih komprehensif
menggunakan pendekatan berbasis risiko daripada berbasis pengendalian. ERM
menambahkan tiga elemen tambahan ke kerangka IC COSO: penetapan tujuan,
pengidentifikasian kejadian yang mungkin memengaruhi perusahaan, dan
pengembangan sebuah respons untuk risiko yang dinilai Hasilnya, pengendalian
bersifat fleksibel dan relevan karena mereka ditautkan dengan tujuan organisasi
terkini, Model ERM juga mengakui bahwa risiko, selain dikendalikan, dapat pale
diterima, dihindari, dibuat berjenis-jenis, dibagi, atau ditransfer.
4) pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi (perolehan ) Memiliki metodologi
menjadi hal penting untuk mengatur pengembangan, akuisisi implementasi, dan
memelihara sistem informasi. Metodologi harus mengandung pengendalian yang tepat
untuk persetujuan manajemen, keterlibatan pengguna, analisis, desain, pengujian,
implementasi, dan konversi.
Kelompok 6
PENGAUDITAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
A. Definisi Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti
untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara
integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan
menggunakan sumberdaya secara efisien. Auditing adalah sebuah proses sistemeatis
untuk secara obyektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai pernyataan
perihal tindakan dan transaksi bernilai ekonomi.
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya kontrol dan sistem informasi ( audit
Weber, 2006) adalah:
1) Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah.
2) Mendeteksi resiko kehilangan data.
3) Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi hasil
proses sistem komputerisasi salah/lambat/tidak lengkap.
4) Menjaga aset perusahaan karena nilai hardware, software dan personil yang
lazimnya tinggi.
5) Mendeteksi resiko error komputer.
6) Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer (fraud).
7) Menjaga kerahasiaan.
8) Meningkatkan pengendalian evolusi penggunaan komputer.
B. Tujuan Audit Sistem Informasi
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber secara garis besar yaitu :
1) Pengamanan Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu system
pengendalian internal yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan.
Dengan demikian sistem pengamanan aset merupakan suatu hal yang sangat penting
yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
2) Menjaga Integritas Data
Integritas data (data integrity) adalah salah satu- konsep dasar sistem
informasi. Data memiliki atribut- atribut tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran, dan
keakuratan. Jika integritas data tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan
lagi memilki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat mengalami
kerugian.
3) Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam
proses pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila
sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user.
4) Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi
memilki kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem
masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat
dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan
sumber daya informasi yang minimal.
C. Jenis - Jenis Audit sistem informasi
Audit sistem informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis audit sebagai
berikut:
1) Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) adalah audit yang
dilakukan untuk amengetahui tingkat kewajaran laporan keuangan yang
disajikan oleh perusahaan (apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan
serta tidak menyalahi uji materialitas).
2) Audit Operasional (Operational Audit) adalah audit terhadap aplikasi
komputer terbagi menjadi tiga jenis, antara lain:
a) Post implementation audit (audit setelah implementasi). Auditor
memeriksa apakah sistem-sistem aplikasi komputer yang telah
diimplementasikan pada suatu organisasi/perusahaan telah sesuai
dengan kebutuhan penggunanya (efektif) dan telah dijalankan dengan
sumber daya optimal (efisien)
b) Concurrent audit (audit secara bersama). Auditor menjadi anggota
dalam tim pengembangan sistem (system development team). Mereka
membantu tim untuk meningkatkan kualitas pengembangan sistem
yang dibangun oleh para sistem analis, designer dan programmer dan
akan diimplementasikan.
c) Concurrent audits (audit secara bersama-sama). Auditor mengevaluasi
kinerja unit fngsional atau fungsi sistem informasi (pusat/instalasi
komputer) apakah telah dikelola dengan baik, apakah kontrol dalam
pengembangan sistem secara keseluruhan sudah dilakukan dengan
baik, apakah sistem komputer telah dikelola dan dioperasikan dengan
baik.
D. Proses Audit Sistem Informasi
Proses audit merupakan tahapan dalam melakukan audit, ada beberapa tahapan yang
harus dilakukan ketika akan melakukan audit diantaranya ada lima tahapan sebagai
berikut:
1) Tahap Pemeriksaan Pendahuluan
Sebelum auditor menentukan sifat dan luas pengujian yang harus dilakukan,
auditor harus memahami bisnis audit (kebijakan, struktur organisasi, dan
praktik yang dilakukan). Setelah itu, analisis risiko audit merupakan bagian
yang sangat penting. Ini meliputi review atas pengendalian intern. Dalam
tahap ini, auditor juga mengidentifikasi aplikasi yang penting dan berusaha
untuk memahami pengendalian terhadap transaksi yang diproses oleh aplikasi
tersebut
2) Tahap Pemeriksaan Rinci
Pada tahap ini auditnya berupaya mendapatkan informasi lebih mendalam
untuk memahami pengendalian yang diterapkan dalam sistem computer klien.
Auditor harus dapat memperkirakan bahwa hasil audit pada akhirnya harus
dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai apakah struktur pengendalian
intern yang diterapkan dapat dipercaya atau tidak. Kuat atau tidaknya
pengendalian tersebut akan menjadi dasar bagi auditor dalam menentukan
langkah selanjutnya.
3) Tahap Pengujian Kesesuaian
Dalam tahapan ini yang dilakukan adalah pemeriksaan secara terperici saldo
akun dan transaksi. Informasi yang digunakan berada dalam file data yang
biasanya harus diambil menggunakan software contohnya menggunakan
software audit berbantuan computer. Pendekatan basis data dengan
menggunakan cara ini dan pengujian secara substantife untuk memeriksa
intergritas data sebagai bentuk keandalan data itu sendiri.
4) Tahap Pengujian Kebenaran Bukti
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mendapatkan bukti yang kompeten. Pada
tahapan ini pengujian yang dilakukan adalah dengan melakukan:
 Mengidentifikasi kesalahan dalam proses data
 Menilai kualitas data
 Mengidentifikasi ketidakkonsistenan data
 Membandingkan data dengan perhitungan fisik
 Konfirmasi data dengan sumber-sumber dari luar perusahaan.
5) Tahap Penilaian secara Umum atas Hasil Pengujian
Pada tahap ini auditor diharapkan dapat memberikan penilaian apakah bukti
yang diperoleh dapat atau tidak mendukung informasi yang diaudit. Hasil
penilaian akan menjadi dasar bagi auditor untuk menyiapkan pendapatnya
dalam laporan audit.
Kelompok 7

SIKLUS PENDAPATAN, PENJUALAN DAN PENERIMAAN

1. Pengertian
Siklus pendapatan (revenue cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemosresan informasi terkait yang teru-menerus dengan menyediakan barang dan
jasa kepada pelanggan dan penerimaan kas sebagai pembayaran atas penjualan
tersebut. Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produksi yang tepat
ditempat pada saat yang tepat untuk harga yang sesuai.
2. Fungsi siklus pendapatan
Terdapat beberapa fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan. Fungsi tersebut terdiri
dari:
a) Fungsi Penjualan. Dalam transaksi penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk
menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi
barang dan rute pengiriman), meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal
pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi surat pengiriman.
b) Fungsi Kredit. Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan
dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. Karena sebagian besar
penjualan yang terjadi dalam perusahaan adalah penjualan kredit, maka sebelum order
dari pelanggan dipenuhi, harus lebih dahulu diperoleh otorisasi penjualan kredit dari
fungsi kredit.
c) Fungsi Gudang. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke
fungsi pengiriman. Fungsi ini berada di tangan Bagian Gudang.
d) Fungsi Pengiriman. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas
dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini
bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari
perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.
e) Fungsi Penagihan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan
faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan salinan faktur bagi
kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi. Fungsi ini berada
di tangan Bagian Penagihan.
f) Fungsi Akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul
dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang
kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan. Fungsi ini juga bertanggung
jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan.
3. Catatan akuntansi yang digunakan
Catatan Akuntansi yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan dalam siklus
pendapatan adalah:
a) Jurnal Penjualan. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi
penjualan, baik secara tunai maupun kredit. Jika perusahaan menjual beberapa
macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan menurut
jenis produk, dalam jurnal penjualan dapat disediakan kolom-kolom untuk
mencatat penjualan menurut jenis produk tertentu.
b) Kartu Piutang. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi
rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
c) Kartu Persediaan. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi
rincian mutasi setiap jenis persediaan.
d) Kartu Gudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat
mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.
e) Jurnal Umum. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
Kelompok 8

SIKLUS PENGELUARAN‘PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS’

2.1 Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle)


Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle) merupakan serangkaian aktivitas bisnis dan
kegiatan pengolahan data yang berhubungan dengan pembelian dan pembayaran atas
barang dan jasa yang dibeli. Dalam Siklus pengeluaran yang merupakan siklus kedua
dari siklus kegiatan pokok Perusahaan terkait empat kejadian ekonomi atau transaksi
akuntansi,yaitu pembelian, penerimaan barang, pencatatan utang dan pelunasan utang.
2.2 Sistem Informasi Siklus Pengeluaran
Aktivitas-aktivitas dalam siklus pengeluaran adalah cerminan dari aktivitas-aktivitas
dasar yang dijalankan dalam siklus pendapatan. Hubungan erat antara aktivitas siklus
pengeluaran pembelian dan aktivitas siklus pendapatan penjual memiliki implikasi
penting untuk mendesain sistem informasi akuntansi kedua pihak. Secara spesifik,
dengan menerapkan perkembangan TI baru untuk merekayasa ulang aktivitas siklus
pengeluaran, perusahaan menciptakan peluang bagi para pemasok untuk merekayasa
ulang aktivitas pendapatannya.
Kelompok 9
SIKLUS PRODUKSI
1. Pengertian
Siklus produksi (production cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembuatan
produk. Sistem informasi siklus pendapatan menyediakan informasi (pesanan
pelanggan dan perkiraan penjualan) yang digunakan untuk merencanakan tingkat
produksi dan persediaan. Sebagai balasannya, sistem informasi siklus produksi
mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai barang jadi yang telah
diproduksi dan tersedia untuk dijual.
 Fungsi Siklus Produksi
Siklus produksi di dalam perusahaan melibatkan fungsi penjualan, fungsi produksi,
fungsi perencanaan dan pengawasan produksi, , fungsi gudang, dan fungsi akuntansi
biaya, yakni sebagai berikut:
a) Fungsi penjualan, dalam perusahaan yang berproduksi secara massa, order
produksi umumnya ditentukan bersama dalam rapat bulanan antara fungsi
pemasaran dan fungsi produksi. Fungsi penjualan melayani order dari
langganan berdasarkan persediaan produk jadi yang ada di Gudang
b) Fungsi produksi, fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan perintah
produksi bagi fungsi-fungsi yang ada di bawahnya yang akan terkait dalam
pelaksanaan proses produksi guna memenuhi permintaan produksi dari fungsi
penjualan. Dalam perusahaan yang besar, fungsi produksi biasanya dibantu
oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi dalam pembuatan order
produksi tersebut. Order produksi tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis
dalam dokumen yang disebut surat order produksi.
c) Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi, fungsi ini merupakaan fungsi
staff yang membantu fungsi produksi dalam merencanakan dan mengawasi
kegiatan produksi. Perencanaan produksi diwujudkan dalam perhitungan
rencana kebutuhan bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk
memproduksi pesanan yang diterima dari fungsi penjualan. Rencana produksi
dituangkan oleh fungsi ini dalam dokumen daftar kebutuhan bahan dan daftar
kegiatan produksi.
d) Fungsi gudang, fungsi ini bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan
baku, bahan penolong dan barang lain yang digudangkan. Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk menerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi
produksi.
e) Fungsi akuntansi biaya, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat
konsumsi berbagai sumber daya yang digunakan untuk memproduksi pesanan.
Pencatatan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik untuk pesanan tertentu dilakukan oleh fungsi ini dalam kartu biaya.
 Catatan Akuntansi Siklus Produksi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam siklus produksi adalah
(Mulyadi,2001):
a) Jurnal pemakaian bahan baku Jurnal ini merupakan jurnal khusus yang
digunakan untuk mencatat harga pokok bahan baku yang digunakan dalam
produksi
b) Jurnal umum Jurnal ini mencatat tentang transaksi pembayaran gaji dan upah,
depresiasi aktiva tetap, amortisasi aktiva tidak berwujud, dan terpakainya
persekot biaya.
c) Register bukti kas keluar Register bukti kas keluar mencatat biaya overhead
pabrik, biaya administrasi dan umum serta biaya pemasaran yang berupa
pengeluaran kas.
d) Kartu harga pokok produk Catatan ini merupakan buku pembantu yang
merinci biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik) yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu. Kartu harga
pokok produk merupakan rincian rekening control barang dalam proses buku
besar.
e) Kartu biaya Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya
overhead pabrik, biaya administrasi dan umum, dan biaya pemasaran.
Kelompok 10
SIKLUS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENGGAJIAN
 Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) / Penggajian
Romney dan Steinbeart (2015: 469) menyatakan bahwa Manajemen Sumber Daya
Manusia atau Siklus Penggajian merupakan seperangkat aktivitas bisnis yang
berulang dan kegiatan pemrosesan data saling terhubung berkaitan dengan
pengelolaan tenaga kerja secara efektif. Sedangkan menurut Primatika (2009:10),
Sistem informasi akuntansi penggajian adalah gabungan antara sekumpulan manusia
dan sumber-sumber modal dalam suatu organisasi yang bertanggungjwab atas
tersedianya informasi keuangan dalam bidang pembayaran gaji, dimana informas
yang diperlukan tersebut bersal dari pengumpulan dan pengolahan data- data transaksi
yang terjadi.
 Sistem Informasi Siklus MSDM / Penggajian
Dalam sistem informasi siklus MSDM / Penggajian menggambarkan bagian sistem
ERP yang mendukung siklus MSDM/penggalian. Aktivitas-aktivitas terkait MSDM
(informasi mengenai perekrutan, pemecatan, pemindahas, pelatihan, dsb) dan
kumpulan informasi mengenai penggunaan waktu pegawai yang terjadi setiap hari.
Namun, pemrosesan aktual dari penggajian hanya terjadi secara periodik karena di
sebagian besar organisasi para pegawai dibayar secara mingguan, dua mingguan, atau
bulanan bukannya setiap hari.
 Aktivitas Siklus Penggajian
Dalam aktivitas siklus penggajian menyajikan sebuah diagram konteks sistem
penggajian. Diagram konteks tersebut menunjukkan ada lima sumber utama input
pada sistem penggajian. Departemen MSDM memberikan informasi mengenai
perekrutan, pemberhentian, dan perubahan tingkat pembayaran (kenaikan gaji dan
promosi jabatan). Para pegawai mengajukan perubahan terkait potongan yang mereka
tentukan secara bebas (misalnya, luran untuk dana pensiun). Departemen-departemen
memberikan data mengenai jam kerja aktual para pegawai.
Kelompok 11
SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN
1. Sistem Buku Besar dan Pelaporan
Buku besar merupakan buku utama pencatatan transaksi keuangan yang
mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi. Buku besar merupakan
dasar pembuatan laporan neraca dan laporan laba rugi.
2. Peran Akuntan
Para akuntan dapat dan harusnya memainkan peran besar dalam semua tahap
pembuatan laporan XBRL, dimulai dari pemilihan taksonomi yang sesuai. Untuk
memasukkan keterbandingan di laporan XBRL yang dihasilkan oleh organisasi yang
berbeda, taksonomi standar telah dikembangkan bagi banyak negara dan industri yang
berbeda. Para akuntan menggunakan pengetahuan mereka atas praktik bisnis
organisasi tersebut ditambah prinsip-prinsip akuntansi umum untuk memilih
taksonomi standar yang paling menyesuaikan organisasi tersebut.
3. Ancaman dan Pengendalian
Salah satu ancaman yang ada adalah pembuatan laporan keuangan yang tidak akurat.
Pengendalian integritas pengolahan data untuk entri jurnal dikombinasikan dengan
penggunaan serangkaian perangkat lunak untuk mendapatkan laporan keuangan
dengan risiko kesalahan numerik dalam data yang minim. Meski demikian, karena
baik IFRS maupun XBRL memerlukan berbagai pertimbangan mengenai bagaimana
mengklasifikasikan informasi, ada risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak
menunjukkan hasil operasi dengan akurat. Masalah potensial lainnya adalah adanya
anggapan bahwa pembuatan perpanjangan taksonomi tidak penting dan lebih memilih
menggunakan tanda standar.
Kelompok 12
PENGANTAR PENGEMBANGAN SISTEM DAN ANALISIS SISTEM
 PENGEMBANGAN SISTEM
1. Pengertian pengembangan sistem
Pengembangan sistem dapat berarti penyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki system
 ANALISIS KELAYAKAN
Analisis kelayakan merupakan proses yang mempelajari atau menganalisa
permasalahan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan akhir yang akan mencapai.
Analisis kelayakan digunakan untuk menentukan kemungkinan keberhasilan solusi
yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan
tersebut benar-benar tercapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan
kendala yang terdapat pada permasalahan serta dampak terhadap lingkungan
sekeliling.
 ASPEK-ASPEK PERILAKU ATAS PERUBAHAN
Orang-orang yang terlibat dalam pengembangan system adalah para pelaku perubahan
yang terus menerus berhadapan dengan reaksi serta penolakan orang lain atas
perubahan tersebut. Aspek-aspek perilaku atas perubahan adalah hal yang sangat
penting karena sistem yang paling baik sekalipun akan gagal tanpa adanya dukungan
dan orang-orang yang dilayaninya
Kelompok 13
STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
1. .Membeli Perangkat Lunak
A. Membeli Perangkat Lunak
Pada masa-masa awal komputer muncul, sulit untuk membeli perangkat lunak
yang memenuhi kebutuhan pengguna. Sebuah survei Deloitte & Touche
menemukan bahwa sebagian besar chief information officer berharap untuk
menggantikan sistem yang ada dengan paket-paket yang tersedia secara komersial.
Perangkat lunak kalengan (canned software): program yang dijual pada pasar
terbuka untuk jangkauan luas pengguna dengan kebutuhan yang serupa..
B. .Memilih Vendor
Vendor dipilih berdasarkan masukan, dari konferensi, majalah industri, Internet,
atau dari buku telepon. Pemilihan harus dilakukan secara cermat karena vendor
dengan sedikit pengalaman, modal yang tidak cukup, atau produk yang buruk
akan menghilang dari bisnis dan meninggalkan para pelanggan serta produk-
produknya tanpa solusi atau bantuan.
C. Memperoleh Perangkat Keras
Perusahaan yang membeli sistem yang besar atau kompleks mengirimi vendor
dengan sebuah permintaan untuk proposal (request for proposal-RFP), meminta
para vendor untuk mengajukan sebuah sistem yang memenuhi kebutuhan
perusahaan. Proposal terbaik diperiksa untuk memverifikasi bahwa persyaratan
perusahaan dapat dipenuhi.
D. .Mengevaluasi Proposal Dan Memilih Sebuah Sistem
Proposal yang kekurangan informasi penting, gagal untuk memenuhi persyaratan
minimum, atau proposal yang ambigu harus dieliminasi. Proposal yang lolos
penyaringan awal ini dicocokkan dengan persyaratan sistem untuk menentukan
apakah seluruh persyaratan wajib telah dipenuhi dan seberapa banyak persyaratan
yang diinginkan telah dipenuhi.
2. .Pengembangan Oleh Departemen Sistem Informasi In-House
Organisasi mengembangkan perangkat lunak yang dibuat khusus (custom software)
ketika dengan melakukannya akan memberikan sebuah keunggulan kompetitif yang
signifikan. Memberikan sedikit manfaat untuk sistem penggajian atau piutang yang
ditulis sesuai kebutuhan, sementara mungkin memberikan manfaat signifikan untuk
perangkat lunak yang canggih, manajemen persediaan just-in-time atau produksi
produk.
3. Prototyping
Prototyping adalah sebuah pendekatan desain sistem yang berada dalam suatu model
kerja disederhanakan yang tengah dikembangkan. Para pengembang yang
menggunakan prototipe masih melalui SDLC, tetapi prototipe memungkinkan mereka
untuk memadatkan dan mempercepat beberapa tugas analisis dan desain. Prototipe
membantu mengetahui kebutuhan pengguna dan membantu para pengembang serta
pengguna membuat keputusan desain konseptual dan fisik.
Kelompok 14

DESAIN, IMPLEMENTASI DAN OPERASI SISTEM


1. PENGEMBANGAN SISTEM
Tujuan Pengembangan sistem
a) Menciptakan system yang dapat menghasilkan informasi yang cermat dan
tepat waktu
b) Diselesaikan dalam jangka waktu yang layak
c) Memenuhi kebutuhan informasi organisasi
d) Memberikan kepuasan kepada para penggunanya
2. DESAIN SISTEM DESAIN KONSEPTUAL SISTEM
Di dalam tahap konseptual sistem, pengembangan membuat sebuah kerangka kerja
umum untuk mengimplementasikan kebutuhan pemakai dan masalah yang
diidentifikasi dalam tahap analisis.
3. IMPLEMENTASI SISTEM
Implementasi sistem (system implementation) adalah proses pemasangan. perangkat
keras dan perangkat lunak, sehingga SIA dapat menyala dan dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai