Anda di halaman 1dari 79

ABSTRAK

NANA SOPANA, S.Pd : Upaya Efektivitas Latihan Squat Jump Terhadap


Posisi Bertahan Dalam Permainan Sepak Bola
Mini pada Siswa Putra Kelas V MIS Ciluwuk 2
Kecamatan Kalimanggis Kabupaten Kuningan.

Penelitian ini berfokus pada efektifitas latihan squat jump terhadap posisi bertahan
sepak bola mini, sehingga dapat dilihat bahwa teknik ini efektif atau tidak untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam permainan sepak bola mini. Penelitian ini
dilakukan berdasarkan penelitian quasy experiment. Dalam penelitian ini subyek
penelitian dilakukan oleh siswa putra kelas V MIS PUI Ciluwuk 2; Subyek terdiri
dari 17 siswa putra dengan jumlah keseluruhan 17 siswa. Data yang terkumpul
dianalisis menggunakan rumus t-test independen. Hasil post-test menunjukkan
bahwa ada pengaruh antara latihan squat jump dan menyundul bola (heading bola)
terhadap siswa putra. Setelah menganalisa data, hasilnya menunjukkan bahwa
t_hitung adalah 0.788 dan t_tabel pada tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,05
sehingga t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel, Ha diterima. Ini berarti bahwa
latihan squat jump sebagai salah satu teknik untuk meningkatkan efektifitas dalam
permainan sepak bola mini. Selain itu, kuesioner dilakukan hanya untuk
menemukan tanggapan siswa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan latihan squat
jumpmemiliki pengaruh yang baik dalam meningkatkan posisi bertahan dalam
permainan sepak bola mini.

Kata Kunci: squat Jump, heading bola, Permainan sepak bola mini.
AFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………......................... 1

B. Pembatasan Masalah …………………………………………………......... 2

C. Perumusan Masalah ……………………………………………….............. 3

D. Tujuan Penelitian ………………………………………………....................4

E. Kegunaan Hasil Penelitian ……………………………………………….. . .4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ……………………………………………………….…... 5

B. Kerangka Berfikir ………………………………………………………... 24

C. HipotesisPenelitian ………………………………………………………………………………...... 26

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………... 29

B. Metode Penelitian ………………………………………………………... 29

C. PopulasidanSampel ………………………………………………………………………………….. 32

D. Instrumen Penelitian …………………………………………………...... 34


ix

E. TeknikPengumpulan Data …………………………………………………………………... 35

F. Teknik Analisis Data ………………………………………………….. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian ……………………………………………………….. 50

B. Deskripsi Data ……………………………………………………………………………………. 50

C. PengujianHipotesis………………………………………………………………………………. 60

D. Hasil Pembahasan Penelitian……………………………………………………………... 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan …………………………………………………………....... 62

B. Implikasi …………………………………………………………........ 63

C. Saran …………………………………………………………………………………………………….. 64

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 66


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan sepak bola mini memiliki daya tarik tersendiri, selain salah satu

cabang olahraga yang digemari atau disukai masyarakat, juga mengandung

berbagai unsur antara lain sebagai suatu tontonan yang menarik, sebagai olahraga

beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga yang

membutuhkan tenaga dan fisik yang sangat besar bila dibandingkan dengan

cabang olahraga beregu lainnya. Sepak bola mini sendiri dapat diartikan suatu

cabang olahraga yang berbentuk permainan beregu, yang masing-masing regu

terdiri dari lima pemain, dan salah satunya adalah seorang penjaga gawang.

Permainan sepakbola mini dapat dimainkan diluar ruangan (outdoor) dan di dalam

ruangan tertutup (indoor).

Tujuan dari permainan ini adalah “memasukkan bola sebanyak-banyaknya

ke gawang lawan dan mencegah lawan memasukkan bola ke gawang sendiri”

(Sucipto, dkk.2000: 7). Untuk dapat bertahan dalam permainan sepak bola mini

dengan baik diperlukan komponen kondisi fisik yang baik. Adanya komponen

kondisi fisik sendiri ada bermacam-macam. Menurut pendapat (M. Sajoto, 1988 :

10) “Kondisi fisik dibagi menjadi 10 komponen yaitu kekuatan, daya tahan,

power, kecepatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan,

dan reaksi”.

i
ii

Kecepatan dan kekuatan yang dapat dibentuk dari dalam diri atau

pembawaan atau dari luar diri karena mampu mengkombinasikan dari semua

teknik yang dimiliki. Dengan demikian power atau daya ledak dalam sepak bola

mini sangat penting sekali, karena power otot tungkai sangat bermanfaat untuk

melakukan lari dengan kecepatan maksimal, menendang bola dengan member

umpan pada kawan (passing), maupun meloncat atau melompat dan menendang

ke arah sasaran(shooting).

Berdasarkan uraian di atas serta perlu adanya penelitian tentang pengaruh

latihan squat jump terhadap posisi bertahan dalam permainan sepak bola mini

maka penulis ingin mengadakan penelitian yang berjudul : “Upaya Efektivitas

latihan squat jump terhadap posisi bertahan dalam permainan sepak bola mini

pada siswa kelas V MIS PUI Ciluwuk 2 Kecamatan Kalimanggis Kabupaten

Kuningan”.

B. Pembatasan Masalah

Untuk mencegah penelitian ini terlalu luas, penelitian perlu membatasi

permasalahan dalam penelitian ini. Pembatasan masalah dalam penelitian dapat

dipaparkan sebagai berikut:

1 .Penelitian ini dilaksanakan di lapangan MIS PUI Ciluwuk 2 Kecamatan

kalimanggis Kabupaten Kuningan

2. Fokus penelitian dititik beratkan kepada efektivitas latihan squat jump

terhadap posisi bertahan dalam permainan sepak bola mini pada siswa kelas

V MIS PUI Ciluwuk 2 Kecamatan kalimanggis Kabupaten Kuningan

.
C. Perumusan Masalah

Apakah latihan squat jump efektif terhadap posisi bertahan dalam permainan

sepak bola mini pada siswa kelas V MIS PUI Ciluwuk 2 Kecamatan kalimanggis

Kabupaten Kuningan

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah: Untuk mengetahui apakah latihan squat jump efektif terhadap posisi

bertahan dalam permainan sepak bola mini pada siswa kelas V MIS PUI Ciluwuk

2 Kecamatan kalimanggis Kabupaten Kuningan

E. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, diantaranya sebagai

berikut:

1. Secara Teoritis

Untuk menambah wawasan keilmuan sebagai wujud partisipasi dari

apa yang telah dialami dan diteliti dalam latihan squat jump terhadap

posisi bertahan dalam permainan sepak bola mini.

2. Secara Praktis

a. Bagi Siswa

Semoga dengan penelitian ini, siswa mampu melakukan latihan

squat jump terhadap posisi bertahan dalam permainan sepak bola mini.

b. Bagi Guru

Semoga dengan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada

guru bahwa latihan squat jump berpengaruh terhadap posisi bertahan

dalam permainan sepak bola mini.


c. Bagi Sekolah

Semoga hasil penelitian ini menjadi tolak ukur kegiatan siswa dan

kualitas sekolahnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Olahraga

Sebelum Indonesia merdeka, istilah olahraga sebagai latihan badan, latihan

jasmani gerak badan, sport atau olahraga. Pengertian olahraga sesuai dengan

keputusan presiden No. 131/1962 dinyatakan sebagai berikut : “Olahraga meliputi

segala kegiatan/usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan

membina kekuatan – kekuatan jasmaniah maupun rohaniah pada setiap manusia

Indonesia”.

Sedangkan pengertian olahraga yang terdapat pada pedoman pokok

tentang pembinaan Gerakan Olahraga Indonesia menurut Keputusan Direktur

Jenderal Olahraga Nomor 057/1968 dinyatakan : “Olahraga adalah kegiatan

manusia yang wajar sesuai dengan kodrat ilahi untuk mendorong,

mengembangkan dan membina potensi – potensi fisik, mental dan rohaniah

manuisa demi kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi dan masyarakat”.

Apabila kita telaah dua rumusan tentang pengertian atau batasan olahraga

tersebut, pada hakekatnya tidaklah terdapat perbedaan, yang berbeda hanyalah

susunan kalimatnya. Manusia di sini dipandang sebagai manusia seutuhnya yang

merupakan kesatuan jiwa raga, jasmani rohani, kesehatan fisik.

Oleh sebab itu olahraga bukan berarti mengolah raga saja, akan tetapi

mengolah manusia seutuhnya. Manusia didekati dari jasmaniah tetapi yang

bersatu padu dengan mental spiritual.


Betapa pentingnya peranan olaharaga bagi Pembinaan generasi muda

bangsa, tercermin dari dicantumkannnya dalam Garis Besar Haluan Negara

sebagai berikut “Pendidikan dan kegiatan olahraga ditingkatkan dan

disebarluaskan sebagai cara pembinaan bangsa. Dalam mengembangkan dan

membina fisik yang sehat dan kuat tidak ada sarana pendidikan lain yang mampu

dan kompeten selain olahraga”.

2. Tujuan Penjasorkes

Menurut Sukintaka (2004), Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

bukan merupakan pendidikan tentang problem tubuh, akan tetapi merupakan

pendidikan tentang problem manusia dan kehidupan yang mempunyai 3 ranah

tujuan, yaitu :

A. Jasmani dan Psikomotor, meliputi:

1) Kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskuler, dan kelentukan

2) Persepsi gerak, gerak dasar, keterampilan, olahraga dan

tari B. Kognitif, meliputi:

1) Pengetahuan

2) Keterampilan intelektual
C. Afektif, meliputi:

1) Sehat

2) Respek gerak

3) Aktualisasi diri

4) Menghargai diri

5) Konsep diri

Adang Suherman (2000:23) menyatakan secara umum tujuan Penjasorkes

dapat diklasifikasikan ke dalam empat katagori, yaitu:

1. Perkembangan Fisik.
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitasaktivitas

yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang

(physical fitness).

2. Perkembangan Gerak.

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif,

efisien, halus, indah, sempurna (skillful).

3. Perkembangan Mental.

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan

menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang Penjasorkes ke dalam

lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya

pengetahuan, sikap dan tanggung jawab siswa.

4. Perkembangan Sosial.

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri

pada suatu kelompok atau masyarakat. Sedangkan menurut Rusli Lutan dalam

Rubianto Hadi (2001:7) tujuan Penjasorkes adalah untuk membantu peserta

didik dalam meningkatkan gerak mereka, disamping agar mereka merasa

senang dan mau berpartisipasi dalam berbagai aktivitas.

3. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan

sebagai pedoman untuk merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial (Arends, 1997:7). Model pembelajaran merupakan sebuah rencana

yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran. Isi yang terkandung di dalam

model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk

mencapai tujuan instruksional. Contoh strategi pengajaran yang bisa guru terapkan

pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokkan

siswa dan penggunaan alat bantu pengajaran. Model pembelajaran adalah suatu

rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaranadalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu. Selain itu, model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman bagi

perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran baik dalam rencana pelaksanaan ataupun untuk menyusun silabus

pembelajaran yang akan digunakan.

4. Modifikasi Permainan

Menurut Yoyo Bahagia (2000:1) menyatakan bahwa dalam suatu

pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Penjas di sekolah, bisa dilakukan

dengan menggunakan modifikasi. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang

dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan

developmentallyappropriate practice, yang artinya bahwa tugas ajar yang

diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu

mendorong perubahan tersebut.

Oleh karena itu tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat

perkembangan anak didik yang sedang belajarnya. Tugas ajar yang sesuai ini

harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik

setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Manfaat

Modifikasi Permainan

Modifikasi permainan memiliki beberapa manfaat yang sangat penting.

Menurut Yoyo Bahagia (2000:1) menyatakan bahwa modifikasi memiliki esensi

untuk menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara

meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar secara potensial yang dapat

memperlancar siswa dalam belajaranya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun,


mengarahkan dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari

tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi.

Berkaitan dengan modifikasi olahraga atau permainan yang diterapkan

dalam pembelajaran Penjas di sekolah, Gusril (2004:46-48) menyatakan bahwa

modifikasi memiliki keuntungan dan keefektivitasan, yang meliputi:

A. Meningkatkan motivasi dan kesenangan siswa dalam pembelajaran Penjas.

Orientasi pembelajaran olahraga dan permainan yang dimodifikasi

kedalam Penjas, yaitu: menimbulkan rasa senang (gymfun). Anak yang mengikuti

pembelajaran dengan rasa senang, tentu akan mendorong motivasinya untuk

berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran Penjas. Akhirnya anak akan

memiliki kesempatan untuk aktif bergerak, sehingga tujuan pembelajaran untuk

meningkatkan kebugaran anak akan tercapai. B. Meningkatkan aktivitas belajar

siswa.

Prinsip dalam modifikasi olahraga dan permainan adalah aktivitas belajar

(learning activities). Oleh karena itu dalam pembelajaran Penjas, yang perlu

ditekankan adalah memanfaatkan waktu dengan aktivitas gerak. Menurut Jones

(1995) yang dikutip oleh Yoyo bahagia (2000:47) menyatakan bahwa

dalampembelajaran Penjas guru harus dapat memanfaatkan 50% dari waktu yang

tersedia dengan aktivitas gerak. Sebagai contoh apabila waktu yang tersedia dalam

pembelajaran Penjas di SD adalah 70 menit, maka 35 menit harus dimanfaatkan

untuk aktivitas gerak anak. Berkaitan dengan hal ini, maka seorang guru harus

bisa dituntut untuk mendesain pembelajaran Penjas sedemikian rupa, baik materi,

metode, dan organisasi pembelajaran yang efektif. C. Meningkatkan hasil belajar

Penjas siswa.

Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa prinsip pembelajaran yang

menggunakan modifikasi adalah aktivitas belajar dan kesenangan, memberikan


kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas tinggi dan memberikan pengalaman

gerak yang banyak.

D. Mengatasi kekurangan sarana dan prasarana.

Salah satu pendukung dalam proses pembelajaran Penjas adalah

ketersediaan sarana dan prasarana yang ada. Sarana merupakan alat yang

digunakan dalam Penjas, sedangkan prasarana menunjukkan kepada tempat atau

lapangan yang digunakan dalam Penjas. Untuk menciptakan proses pembelajaran

penjas yang berkualitas baik, maka diperlukan sarana dan prasarana yang

memadai. Apabila ketersediaaan sarana dan prasarana tidak memadai, maka

seorang guru perlu dituntut untuk berkreatifitas atau menciptakan suatu bentuk

modifikasi untuk mengatasi permasalahan sarana dan prasarana tersebut.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa modifikasi permainan

sangat bermanfaat untuk menganalisa dan mengembangkan materi pelajaran

sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran, meningkatkan

aktivitas belajar siswa, meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat mengatasi

kekurangan saranan dan prasarana dalam pembelajaran Penjasorkes.

a. Pengertian Latihan

Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis yang

bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan (Pate,

Rotella dan Mcclenaghan 1993:317). Menurut Nossek (1982) latihan adalah

proses untuk pengembangan penampilan olahraga yang komplek dengan memakai

isi latihan, metode latihan, tindakan organisasional yang sesuai dengan tujuan.

Sedangkan menurut Bompa (1994), latihan merupakan aktivitas olahraga

yang sistematik dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan

individual mengarah kepada ciri-ciri fungsi pedagogis dan fisiologis manusia

untuk mencapai sasaran yang ditentukan.


Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa latihan adalah

aktivitas yang dilakukan secara berkelanjutan dan terorganisir dengan tujuan

meningkatkan penampilan olahraga.

b. Tujuan Latihan

Pada umumnya latihan menurut Bompa dalam Suharjana (2004) bertujuan,

sebagai berikut:

1. Untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh.

Tujuan ini penting karena perkembangan fisik pada suatu tingkat yang

tinggi merupakan dasar-dasar latihan.

2. Untuk menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai

suatu kebutuhan yang telah ditentukan dalam aktivitas olahraga. Pemenuhan

tujuan ini seperti pengembangan kekuatan, memperbaiki waktu reaksi, daya

tahan otot dan fleksebilitas.

3.Untuk mengenal gerak olahraga yang telah dipilih sehingga bisa

mengembangkan kapasitas penampilan lebih lanjut.

4. Untuk meningkatkan kualitas kemauan melalui latihan yang memadai dan

kebiasaan yang disiplin, semangat, bersungguh-sungguh dan

mengembangkan kepercayaan diri.

7. Squat Jump

Squat jump adalah semacam bentuk olahraga dengan cara dua tangan

dikaitkan di belakang kepala, kemudian meloncat jongkok berdiri. Squat jump

sebenarnya dilakukan dalam konteks olahraga gerakan eksplosif. Berjongkok

hingga posisi squat, tekan ujung kaki dan dorong tubuh ke udara setinggi mungkin

dan saat turun, segera tekuk lutut, turun kembali ke posisi squat dan melompat

lagi.

Squat jumps yang digunakan dalam penelitian ini adalah melompat

setinggi tingginya dan mendarat secara bersamaan. Pelaksanaannya dimulai


dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan ke atas

dengan sekuat-kuatnya dan setinggi tingginya dengan kedua kaki lurus pada saat

melompat dan ditekuk pada saat mendarat, badan harus tetap pada garis lurus.

Latihan ini merupakan bagian dari latihan hooping pada metode pliometrik yang

mana pelaksanaannya memerlukan ketinggian dan kecepatan maksimal. Otot-otot

yang dikembangkan pada latihan squat jumps antara lain flexors pinggul dan paha,

gastronemius, gluteals, quadriceps dan hamstrings.

Gambar 2.1 Gerakan Squat Jump

8. Sepak Bola Mini

A. Sejarah Sepak Bola Mini/Futsall

Sejarah Sepak Bola Mini/Futsal adalah kata yang digunakan secara

internasional untuk permainan sepakbola dalam ruangan. Kata itu berasal dari kata

FUTbol atau FUTebol (dari bahasa spanyol atau Portugal yang berarti permainan

sepak bola) dan SALon atau SALa (dari bahasa prancis atau spanyol yang berarti

dalam ruangan).

Secara resmi, badan sepakbola dunia FIFA menyebutkan futsall pertama

kali dimainkan di Montevideo, Uruguay tahun 1930. Pada saat itu, Juan Carlos
Ceriani memperkenalkan permainan sepakbola lima lawan lima untuk suatu

kompetisi bagi remaja. Pertandingan itu dilakukan dilapang basket. pertandingan

itu tidak menggunakan dinding pembatas, artinya ada kesempatan bola keluar

lapangan dan terjadi tendangan kedalam. Saat itu pertandingan dilakukan di dalam

ruangan maupun di luar.

Sepakbola untuk anak sekolah dasar atau usia dini antara 5-12 tahun

dibagi menjadi dua. Untuk anak 5-8 tahun jangan terlalu banyak porsi latihannya.

Kegiatan yang dilakukan adalah tentang cara dia mulai mengenal tubuhnya,

pengenalan terhadap bola dan lapangan serta permainan. Aktivitas sepakbola yang

dilakukan lebih banyak ke game atau sesuatu yang menyenangkan. Sedangkan

pada anak usia 9-12 tahun mulai digenjot tentang teknik sepakbola.

Menurut Nuryadi (2011: 8) model permainan sepakbola di sekolah dasar

meliputi level-level sebagai berikut:

1. Level 1, yaitu permainan untuk kapasitas dan kemampuan dasar (umur

6-7 tahun).

2. Level 2, yaitu permainan sepakbola mini (umur 8-9 tahun).

3. Level 3, yaitu permainan sepakbola 7 vs 7 (umur 10-11 tahun).

4. Level 4, yaitu permainan sepakbola 8 vs 8 (umur 12-14 tahun). Menurut

Supardi dan Suroyo (2010) dalam buku Penjasorkes untuk

SD/MI Kelas V, teknik dasar yang yang dipelajari di tingkat sekolah dasar terdiri

dari menendang, menerima/mengontrol, dan menggiring bola.

1. Teknik menendang bola terdiri dari: menendang bola dengan kaki dalam,

menendang dengan punggung kaki, dan menendang dengan kura-kura

kaki.

2. Teknik menerima/mengontrol bola terdiri dari: menerima dengan sol

sepatu dan menerima bola dengan kaki bagian dalam.


3. Teknik menggiring bola terdiri dari: menggiring bola dengan kaki bagian

dalam dan menggiring bola dengan punggung kaki.

B. Peraturan Permainan

Peraturan permainan futsall yang dikeluarkan oleh FIFA terdiri atas 18

peraturan. Peraturan–peraturan tersebut ada yang baku, tetapi ada pula yang dapat

diubah sesuai dengan kebutuhan pertandingan. Sebagai misal peraturan

pertandingan futsall menyebutkan lama pertandingan adalah dua babak, masing –

masing 20 menit bersih. Artinya, waktu pertandingan dihitung berdasarkan bola

dalam permainan. Bola mati atau bola keluar tidak dihitung.

Namun, peraturan pertandingan tersebut dapat diubah menjadi lama

pertandingan 2 babak, masing–masing 20 menit kotor. Artinya, saat bola mati atau

keluar waktu tetap dihitung. Banyak peraturan yang dapat disesuaikan dengan

kebutuhan pertandingan. Berikut adalah peraturan–peraturan permainan futsall.

1. Peraturan 1

a. Lapangan

Lapangan harus berbentuk empat persegi panjang. Garis samping

pembatas lapangan harus lebih panjang dari garis gawang.

b. Ukuran

Ukuran panjang : minimal 25 m dan maksimal 42 m

Ukuran lebar : minimal 15 m dan maksimal 25 m

c. Tanda Lapangan

1. Lapangan ditandai dengan garis pembatas lapangan. Garis yang

berukuran lebih panjang disebut garis samping (touch line), sedangkan

garis yang berukuran lebih pendek disebut garis gawang (goal line).

2. Lebar garis pembatas 8 cm.

3. Lapangan dibagi menjadi dua bagian dengan luas yang sama dan diberi

garis. Garis tersebut disebut garis tengah.


4. Titik tengah ditandai dengan titik tepat ditengah lapangan dari titik

tengah tersebut dibuat lingkaran dengan jari–jari 3 meter. Garis

melingkar ditengah lapangan tersebut dinamai garis tengah.

Gambar 2.2 Lapangan Futsall (SumberFIFA.com)


xx
2. Peraturan 2

a. Bola

- Kualitas dan ukuran

Bola yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Berbentuk bulat.

2. Terbuat dari kulit atau bahan lainnya.

3. Diameter minimum 62 cm dan maksimum 64 cm.

4. Berat bola saat pertandingan dimulai minimum 400 gram dan

maksimum 440 gram.


5. Tekanannya sama dengan 0,4 – 0,6 atmosfer (400 − 600 g/cm3).

b. Pergantian bola rusak

Jika bola pecah atau rusak ketika pertandingan berjalan, hal-hal berikut

boleh dilakukan.

1. Pertandingan ini dihentikan sementara.

2. Pertandingan dimulai kembali dengan menjatuhkan bola pengganti di

tempat bola pertama tersebut rusak.

Jika bola pecah atau rusak ketika permainan akan dimulai atau akan

melakukan tendangan gawang, tendangan pojok, tendangan bebas, tendangan

pinalti, atau tendangan ke dalam, hal-hal berikut boleh dilakukan.

1. Pertandingan dimulai kembali sesuai dengan peraturan biasa.

2. Bola tidak dapat diganti selama pertandingan tanpa ijin dari wasit.
3. Peraturan 3

a. Pemain

1. Jumlah pemain

Pertandingan futsall dimainkan oleh dua tim terdiri dari masing-

masing tim lima pemain. Salah satu diantaranya sebagai penjaga gawang.

2. Penggantian pemain

Jumlah pemain cadangan atau pemain pengganti maksimal tujuh

orang pemain. Penggantian pemain dapat dilakukan saat bola di dalam

atau di luar pemainan dengan mengikuti persyaratan sebagai berikut:

a. Pemain yang ingin meninggalkan lapangan harus melakukannya di

daerah penggantiannya sendiri.

b. Pemain yang ingin memasuki lapangan harus melakukannya di daerah

penggantiannya sendiri, tetapi dilakukan setelah pemain yang diganti

sudah melewati batas lapangan.

c. Penggantian pemain sangat bergantung kepada kewenangan wasit,

apakah dipanggil untuk bermain atau tidak.

d. Penggantian dianggap sah ketika pemain pengganti telah masuk

lapangan. Saat itu pemain tersebut telah menjadi pemain aktif dan

pemain yang digantikan telah keluar dan berhenti menjadi pemain

aktif.

b. Pelanggaran dan hukuman

1. Jika pemain cadangan masuk ke lapangan sebelum pemain yang akan

digantikannya meninggalkan lapangan secara sempurna, berlaku

ketentuan sebagai berikut.

2. Permainan dihentikan.

a) Pemain yang diganti diperintahkan untuk meninggalkan lapangan.


b) Pemain pengganti diperingatkan dan diberi kartu kuning.

c) Permainan dimulai kembali dengan melakukan tendangan bebas

tidak langsung bagi tim lawan. Tendangan dilakukan dari tempat

bola berada ketika permainan dihentikan.

d) Jika bola berada didalam daerah penalti, tendangan bebas tidak

langsung dilakukan dari garis daerah penalti. Tendangan dilakukan

dari tempat yang terdekat dengan posisi bola ketika permainan

dihentikan.

e) Jika penggantian pemain dilakukan di luar daerah penggantian

pemain, berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) Permainan dihentikan.

2) Pemain yang melanggar diperingatkan dan diberi kartu kuning.

3) Permainan dimulai kembali dengan melakukan tendangan

bebas tidak langsung bagi tim lawan. Tendangan dilakuakn dari

tempat bola berada ketika permainana dihentikan.

f) Jika bola di dalam daerah penalti, tendangan bebas tidak langsung

dilakukan dari garis daerah penalti. Tendangan dilakukan dari

tempat yang terdekat dengan posisi bola ketika permainan

dihentikan.

c. Keputusan

1. Keputusan 1

Pada permulaan permainan, setiap tim harus bermain dengan lima

orang pemain.

Jika sisa jumlah pemain dalam sebuah tim kurang dari 3 orang

(termasuk penjaga gawang) karena pemain lainnya terkena kartu


merah, pertandingan harus dihentikan. Tim ini dinyatakan kalah.

Keputusan ini umumnya ditentukan oleh peraturan pertandingan.

3. Keputusan 3

Ofisial tim boleh membrikan instruksi taktik kepada para pemainnya

selama pertandingan berlangsung. Namun, ofisial tidak boleh

mencampuri gerakan para pemain dan gerakan para wasit. Ofisial tim

harus selalu bertindak dengan wajar.

4. Peraturan 4

a. Perlengkapan pemain

Seorang pemain tidak boleh menggunakan peralatan atau memakai apapun

yang membahayakan dirinya sendiri atau pemain lainnya, termasuk bentuk

peerhiasan apapun.

b. Perlengakapan dasar

Perlengakapan dasar yang diwajibkan bagi seorang pemain sebagai

berikut.

1. Seragam atau kostum.

- Diberi nomor 1-15 dan harus tampak pada bagian belakang kostum.

- Warna nomor harus berbeda dan lebih kontras dari warna bajunya.

2. Celana pendek.

3. Kaos kaki.

4. Pengaman kaki (shinguards).

5. Sepatu dengan model yang diperkenankan untuk dipakai.

5. Peraturan 5

a. Wasit

Memiliki wewenang penuh untuk memegang teguh peraturan permainan,

terhitung dari saat ia masuk sampai dengan ia keluar lapangan.

b. Wasit Kedua
Wasit kedua membantu wasit untuk mengawasi pertandingan sesuai

dengan peraturan permainan. Karenanya, ia memiliki kekuasaan untuk

menghentikan permainan untuk setiap pelanggaran peraturan dan

memastikan bahwa penggantian pemain dilakukan dengan baik.

6. Peraturan 6

a. Pencatat waktu dan wasit ketiga

Seorang pencatat waktu (time keeper) dan wasit ketiga hadir di

pertandingan berdasarkan penunjukan mereka duduk disisi luar lapangan tepat di

daerah bebas. Seorang pencatat waktu dan wasit ketiga dilengkapi dengan jam

atau pencatat waktu yang sesuai (chronometer) serta peralatan yang diperlukan

lainnya untuk mengakumulasi jumlah pelanggaran yang dilakukan, yang

disediakan oleh asosiasi atau klub pemilik lapangan.

7. Peraturan 7

a. Lamanya pertandingan (2 X 20 menit bersih).

b. Time-Out (selama satu menit disetiap babak)

c. Jarak waktu istirahat (15 menit).

B. Kerangka Berpikir

Anak-anak berbaris rapi di lapangan, semua merentangkan tangan. Kita

akan berlatih dengan gerakan squat jump. Siap … mulai!

1. Berdiri siap.

2. Kedua tangan dilipat di tengkuk (belakang kepala).

3. Meloncat langsung jongkok dengan posisi kaki kanan di depan.

4. Meloncat lagi, langsung berdiri tegak.

5. Lakukan berulang-ulang sampai 5 kali dengan posisi kaki bergantian.

Gerakan ini untuk melatih otot kaki, otot tangan, otot-otot pinggul,

pinggang, punggung, dan kekuatan tubuh.


Latihan squat jumps adalah metode latihan yang dapat diberikan kepada

siswa untuk meningkatkan power otot tungkai dalam waktu yang relatif singkat.

Kedua metode latihan ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelebihan dari metode latihan squat jumps adalah dapat meningkatkan

power otot tungkai dan pinggul, peralatan yang digunakan mudah didapatkan dan

gerakan latihan mudah untuk dilakukan.

Pada latihan squat jumps tinggi lompatan yang dilakukan stabil sehingga

beban yang diterima oleh otot-otot tungkai ketika mendarat relatif berubah

sedangkan pada latihan skipping tinggi lompatan yang dilakukan relatif stabil dan

tidak ada waktu istirahat ketika kaki mendarat sehingga beban yang diterima oleh

otot-otot tungkai ketika mendarat lebih besar.

Sepakbola mini merupakan salah satu olahraga yang dominan

menggunakan kaki dalam permainannya. Salah satu teknik dasar dalam permainan

sepakbola adalah shooting. Shooting merupakan usaha dari seorang pemain untuk

menendang bola sekeras dan seakurat mungkin untuk memasukkan bola ke

gawang lawan. Untuk memiliki kemampuan shooting yang baik, pemain

sepakbola mini harus memiliki power otot tungkai yang kuat.

Oleh karena itu latihan power harus menjadi salah satu menu latihan yang

tidak boleh diabaikan oleh pelatih ataupun pembina ekstrakurikuler sepakbola.

Banyak metode-metode latihan untuk meningkatkan power otot tungkai yang

dapat diberikan kepada siswa, maka harus lebih cermat dan tepat dalam memilih

metode latihan mana yang baik dan efektif untuk meningkatkan power otot

tungkai siswa.

Pada penelitian ini peneliti hendak meneliti efektivitas latihan squat jump

terhadap posisi bertahan dalam permainan sepak bola mini pada siswa kelas V MIS

PUI Ciluwuk 2 Kecamatan kalimanggis Kabupaten Kuningan


Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran yang mampu melibatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk

menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan

yang sering dihadapi dalam pembelajaran Penjasorkes khususnya pada model atau

cara guru menyampaikan materi pembelajaran. Sering kali materi yang diajarkan

oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Siswa kurang mampu

menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya

menyampaikan meteri secara verbal, kalaupun memberikan contoh atau

demonstrasi kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.

Permasalahan umum dalam pembelajaran Penjasorkes adalah sarana dan

prasarana yang masih bisa dikategorikan kurang, serta peran aktif siswa dalam

kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukkan

adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan sebagai objek

pembelajaran yang hanya bisa mendengar dan mengaplikasikan apa yang

disampaikan oleh guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan

penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa.

Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya disesuaikan

dengan topik materi yang sedang dipelajari. Modifikasi yang digunakan antara

lain berupa perubahan aturan serta alat yang digunakan dalam pembelajaran

permainan Sepak bola. Secara lebih rinci jenis-jenis perubahan tersebut dijabarkan

dalam RPP.

C. Hipotesis Penelitian

Anggapan Dasar

Anggapan dasar atau asumsi adalah suatu pendapat yang sudah diyakini

kebarannya dan dijadikan titik tolak penilaian untuk memecahkan suatu

permasalahan, seperti yang dijelaskan surakhmad (1990: 107-108) sebagai

berikut:
Anggapan dasar adalah titik tolak penilaian yang kebenarannya diterima

oleh penyelidik. Hal ini berarti bahwa setiap penyidik dapat merumuskan

anggapan dasar yang berbeda, seorang penyidik mungkin saja meragukan suatu

anggapan dasar yang orang lain terima sebagai suatu kebenaran.

Selanjutnya tentang perlunya merumuskan anggapan dasar, Arikunto

(1992: 55) adalah:

1. Agar ada berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.

2. Untuk mempertegas variable yang menjadi pusat perhatiannya.

3. Guna menentukan dan merumuskan hipotesa.

Dalam penelitian ini penulis mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:


1. Untuk meningkatkan prestasi siswa terhadap cabang olahraga sepak

bola mini, maka dipandang perlu untuk melatih kekuatan otot pada tungkai

kaki yaitu dengan latihan squat jump.

2. Guru pendidikan jasmani adalah salah satu fakor yang menentukan

akan keberhasilan presatasi siswa oleh karena itu guru pendidikan jasmani

harus dapat memberikan motivasi terhadap siswa.

C. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara

dua variable atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan

(declarative) dan menghubungkan variable yang satu dengan yang lain.

Hipotesis juga merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang telah dirumuskan (Nasehuddien & Manfaat, 2015: 65).

Siklus 1 : Apakah ada pengaruh latihan squat jump terhadap posisi bertahan dalam

permainan sepak bola mini pada siswa kelas V MIS PUI Ciluwuk 2 Kecamatan

kalimanggis Kabupaten Kuningan


Siklus 2 : Apakah ada pengaruh latihan menyundul bola (heading bola) terhadap

posisi bertahan dalam permainan sepak bola mini pada siswa kelas V MIS PUI

Ciluwuk 2 Kecamatan kalimanggis Kabupaten Kuningan

.
BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian : MISPUI Ciluwuk 2

2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Bulan

No Rencana Penelitian April Mei Juni Juli

12 34 12 3 4 12 3 4 1 2 3 4

Pembuatan

1. instrument

penelitian

2. Penelitian

Mengelola data dan

3. analisis data secara

statistik

Bimbingan dan
4.
penulisan skripsi

5. Sidang skripsi

3. Metode Penelitian Kuantitatif

Sugiyono (2016:6), menjelaskan bahwa metode penelitian pendidikan

dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Salah satu metode penelitian yang sering digunakan dalam penelitian yaitu

metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta

penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman kesimpulan penelitian akan

lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan

lain. Selain data yang berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga ada data

yang berupa informasi berupa kualitatif. Berikut ini gambar alur proses penelitian

kuantitatif, yaitu sebagai berikut:

Pengujian
Instrumen

Populasi
dan Sampel Pengembanga
n Instrumen

Rumusan Landasa Perumusan Pengumpula Analisi


Masalah n Teori n Data s
Hipotesis
Data

Kesimpulan
Dan Saran

Bagan 3.1 Proses Penelitian Kuantitatif


Rancangan Penelitian

Macam- Quasi Time-Series Design


macam Design Experiment
al
Eksperimen Non Equivalent
Control Group
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan

untuk membuktikan efektivitas latihan squat jump terhadap posisi bertahan

dalam permainan sepak bola mini pada siswa kelas V MIS PUI Ciluwuk 2

Kecamatan kalimanggis Kabupaten Kuningan

4. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi

populasi atau studi sensus. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin

melihat semua lika-liku yang ada di dalam populasi. Obyek pada populasi diteliti,

hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh

populasi. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan

subyeknya tidak terlalu banyak.

Dari paparan populasi diatas, Populasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Siswa Kelas V SDN II Kasturi Desa Kasturi Kec. Kuningan Kab.

Kuningan dengan jumlah 17 orang putra dari 30 siswa. Populasi penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Kelas V

Nama Jml. Peserta Didik Jml. Peserta Didik Jumlah

Kelompok Laki-Laki Perempuan Keseluruhan

Eksperimen 17 13 30
xxxiv

2. Sampel

Menurut Sugiono (2013:118), Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sebagian

sampel yang diambil dari populasi itu.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh untuk kelompok kontrol

dan teknik sampel random/acak, sampel campur untuk kelompok eksperimen.

Sugiyono (2013:124), menjelaskan bahwa sampling jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini

dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian

yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Dengan

teknik ini maka peneliti menggunakan seluruh populasi kelas IV sebagai sampel

untuk kelompok kontrol yaitu sebanyak 25 peserta didik.

Sedangkan untuk kelompok eksperimen menggunakan teknik sampel

random/acak, sampel campur. Teknik ini dilakukan karena menurut Suharsimi

Arikunto (2014:177), di dalam pengambilan sampelnya peneliti “mencampur”

subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan

demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk

memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap

subyek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu

atau beberapa subyek untuk dijadikan sampel. Pemilihan teknik ini bertujuan
xxxv

agar sampel yang digunakan pada kelompok eksperimen sama rata dengan

kelompok kontrol.

Dapat disimpulkan bahwa populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Populasi dan Sampel Kelas V

Nama Jumlah Teknik Sampel

Kelompok Populasi yang Digunakan

Sampel random/acak, sampel


Eksperimen 30
campur.

5. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada

alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua penomena ini

disebut variabel penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

dengan soal pilihan ganda. Tes dilaksanakan 2 kali pada masing-masing

kelompok, yaitu:

1. Pre Test merupakan salah satu bentuk tes yang dilaksanakan padaawal

proses pembelajaran. Pre Test dilakukan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan yang telah dimiliki siswa yang berkaitan dengan materi


xxxvi

yang akan dipelajari. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari

jangan sampai guru menyampaikan sesuatu pengetahuan atau

mengembangkan kompetensi yang sudah dikuasai oleh siswa.

2. Post Test merupakan salah satu bentuk tes yang dilaksanakan setelah

kegiatan inti pembelajaran selesai. Post Test dilakukan untuk

mengetahui keberhasilan proses pembelajaran, yaitu untuk mengukur

seberapa tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah

dipelajari atau kompetensi yang dikembangkan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu

kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen

penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instumen dan kualitas

pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes dan dokumen.

1. Tes

Teknik tes yang penulis gunakan adalah teknik pretest dan posttest.

Teknik pretest digunakan penulis untuk mengetahui adanya pengaruh yang

efektif terhadap posisi bertahan dalam permainan sepak bola mini pada

siswa kelas V sebelum melakukan latihan squat jump, sedangkan posttest

digunakan untuk mengetahui pengaruh terhadap keefektifan latihan squat

jump terhadap posisi bertahan dalam permainan sepak bola mini pada siswa

kelas V pada kelompok eksperiment dan hasil posttest pada kelompok

kontrol. Melalui latihan squat jump ini diharapkan terdapat pengaruh yang
xxxvii

signifikan terhadap posisi bertahan dalam permainan sepak bola mini pada

siswa putra kelas V SDN II Kasturi Desa Kasturi Kec. Kuningan Kab.

Kuningan.

2. Angket/Kuesioner

Wawancara diberikan kepada siswa sesudah pelaksanaan

pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh data tentang pemahaman

siswa (kognitif) selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. Angket

disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan siswa

selama pelaksanaan pembelajaran, baik tentang teknik dalam permainan

ataupun peraturan-peraturan yang berlaku di dalam permaian ini. Hal ini

bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pemahaman siswa tentang

pembelajaran yang sudah dilakukan.

7. Teknik Analisis Data

1. Uji Coba Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstruk (Construct Validity). Menurut Fraenkel (Suharsaputra, 2012 :

100) validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding

dengan validitas lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk

validitas isi dan validitas kriteria. Uji Validitas digunakan rumus

korelasi Product Moment sebagai berikut:

n(XY ) (X )(Y )
r
xy
n(X 2 ) (X ) 2 n(Y 2 ) (Y ) 2
xxxviii

Keterangan :

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Varibel Y

n = Jumlah Responden atau Number of cases

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

∑x = Jumlah seluruh skor x

∑y = Jumah seluruh skor y

(Sugiyono, 2017 : 228)

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung

dari rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan

sebaliknya.

Uji signifikansi terhadap validitas dilakukan dengan menggunakan

uji-t yaitu :
√ −2
ℎ =
√1 − 2

Keterangan
ℎ = Nilai hitung koefisien validitas

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Varibel Y

N = Jumlah siswa uji coba


xxxix

Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel

signifikan 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah

keputusannya jika r-hitung > r-tabel berarti valid, sebaliknya jika t-hitung

< t-tabel berarti tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dapat dilihat

kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :

Tabel 3.4

Indeks Korelasi Validitas

Rentang Keterangan

0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r ≤ 0,60 Sedang

0,20 < r ≤ 0,40 Rendah

0,00 < r ≤ 0,20 Sangat Rendah

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berarti terdapat kepercayaan atau keajegan, suatu

instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dipergunakan

secara berulang memberikan hasil ukur yang sama.

Menurut Pedjalur(Suharsaputra, 2012 : 107) “reliability refers to

the degree to which test score are free from error of measurement”,
xl

kesalahan pengukuran akan berakibat pada hasil yang berbeda

dalam mengukur suatu yang sama.


Untuk mengukur reliabilitas soal rumus yang digunakan adalah

teknik belah dua (split-half method). Metode atau teknik ini menggunakan

formula Spearmen-Brown, cara ini hanya dapat digunakan pada

instrument pengukuran dengan jumlah item genap (pengolahan dilakukan

pada item-item yang valid), adapun langkah-langkahnya :

Kelompokan item-item mennjadi dua kelompok

Jumlahkan skor pada setiap kelompok sehingga diperoleh skor total

untuk tiap kelompok.

Korelasikan skor total antar kelompok dengan formula korelasi

Product Moment atau tata jenjang

Masukan nilai koefisiensi korelasi tersebut ke dalam rumus

Spearmen-Brown untuk mecari koefisien reliabilitasnya.


2
=
1+

Keterangan :

= Koefisien Reliabilitas

= Koefisien antar kelompok

(Suharsaputra, 2012:107-108)

Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya reabilitas instrumen,

penulis ini mengacu pada klasifikasi Guilford (M. Salim dalam Iding,

2011:53), sebagai berikut:


xli

Tabel 3.5

Batas dan Tafsiran Reliabilitas

Batasan Kategori
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah

2. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data berupa instrumen tes maka uji statistik yang

digunakan adalah uji-t. Namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dilakukan analisis

data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, penulis menggunakan

untuk pengukuran uji normalitas dengan menggunakan formula/prosedur

Kolmogorov Smirnov.

Sebelum penulis memamparkan prosedur dari Kolmogorov Smirnov,

terlebih dahulu penulis memaparkan rumus Mean dan Standar Deviasi yang

tercantum dalam Somantri dan Ali (2006:294). Karena akan membantu dalam

penyelesaian prosedur Kolmogorov Smirnov.



̅
=
xlii

2 2
∑ (∑ )


= √

−1

Dimana:

= Jumlah skor total


2
= Jumlah kuadrat nilai X

= Jumlah responden

= Standar Deviasi
̅
= Mean
Selanjutnya berikut ini adalah langkah-langkah Kolmogorov Smirnov yang

dikemukakan Suharsaputra (2012:173):

1) Masukkan data dalam kolom pertama dan hitung frekuensinya.

2) Cari presentase (p) dengan cara frekuensi (f) dibagi dengan jumlah

data.

3) Cari Kp (presentase kumulatif) dengan cara menjumlahkan presentase

kumulatif dengan presentase dibawahnya, khusus untuk baris pertama

nilai p langsung dipindahkan.

4) Cari nilai Zx dengan cara Skor X dikurangi dengan Mean (Nilai rata-

rata) dibagi nilai Standar Deviasi.

5) Cari nilai Z tabel (Zt) dengan melihat Tabel Kurva Normal baku

(Tabel Z) berdasarkan nilai Zx-nya.

6) Nilai a1 diperoleh dengan cara menyelisihkan nilai Kp dengan nilai Zt

dibawahnya, khusus untuk baris pertama nilai Zt langsung diisikan.


xliii

Nilai a2 diperoleh dengan menyelisihkan nilai Kp dengan nilai Zt

yang sejajar.

7) Setelah selesai cari nilai amaksimum, maka bandingkan dengan nilai

Dtabel.

Dengan kriteria pengujian: Jika nilai thitung ≥ nilai ttabel maka distribusi data

dinyatakan tidak normal. Tapi apabila nilai t hitung ≤ nilai ttabel maka distribusi data

dinyatakan normal.

b. Uji Hipotesis

Menganalisis data pretest dan posttest secara statistik untuk mengetahui

apakah penggunaan media papan flanel berpengaruh terhadap kemampuan

berbahasa anak. Dalam hal ini digunakan Uji –t karena data tersebut berdistribusi

normal dengan taraf signifikasi α = 0,05. Untuk menguji kebenaran hipotesis

dalam penelitian menggunakan rumus sebagai berikut :


√ −2
=

√1− 2

Keterangan :

= Distribusi student dengan derajat kebebasan

= Banyaknya data

= Koefisien korelasi Adapun kriteria ttabel jika :

thitung< ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

thitung> ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima


xliv

C. Hipotesis Statistika

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis statistik dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Ho : µ = 0 (ada perbedaan antara variabel χ 1 (sebelum) dan χ2 (sesudah)

latihan squat jump terhadap posisi bertahan dalam sepak bola mini.

Ha : µ ≠ 0 (tidak ada perbedaan antara variabel χ 1 (sebelum) dan χ2

(sesudah) latihan squat jump terhadap posisi bertahan dalam sepak

bola mini.

3. Program pembelajaran

Tabel 3.6

Jadwal Latihan

Latihan Squat Jump terhadap Posisi Bertahan dalam

Pertemuan permainan sepak bola mini

Hari/Tanggal
Latihan Squat Jump Latihan Posisi Bertahan

dalam permainan sepak bola

mini

1 2 3

1 Tes awal squat jump Tes awal latihan posisi

Selasa (3 X kesempatan) bertahan dalam permainan

03 April2018 sepak bola mini

2 A. Pendahuluan A. Pendahuluan
xlv

Kamis (10 menit) (10 menit)

05 April 2018 - Lari keliling lapangan. - Lari keliling lapangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti

(30 menit) (30 menit)

-Teknik awalan squat - Latihan permainan

jump. sepak bola mini.

(1 menit) C. Penenangan

C. Penenangan (5 menit)

(5 menit)

3 A. Pendahuluan A. Pendahuluan

Sabtu (10 menit) (10 menit)

07 April 2018 - Lari mengelilingi - Lari mengelilingi

lapangan. lapangan.

- Berbagai latihan - Berbagai latihan

peregangan. peregangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti

(30 menit) (30 menit)

- Teknik squat jump - Teknikpermainan sepak

(1 menit). bola mini

C. Penenangan (5 menit) (1 menit).

C. Penenangan(5menit)

4 A. Pendahuluan A. Pendahuluan
xlvi

Selasa (10 menit) (10 menit)

10 April 2018 - Berbagai latihan - Berbagai latihan

peregangan. peregangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti

(30 menit) (30 menit)

- Teknik squat jump (1 - Latihan teknik heading

menit). bola

C. Penenangan (5 menit) (1 menit).

C. Penenangan (5 menit)

5 A. Pendahuluan A. Pendahuluan

Kamis (10 menit) (10 menit)

12 April 2018 - Berbagai latihan - Berbagai latihan

peregangan. peregangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti

(30 menit) (30 menit)

- Teknik awalan squat - Latihan kontrolbola

jump dengan tinggi 10 dilanjut passing bawah

cm selama 1 ½ menit. (1 ½ menit ).

C. Penenangan(5menit) C. Penenangan (5 menit)

6 A. Pendahuluan A. Pendahuluan

Sabtu (10 menit) (10 menit)


xlvii

14 April 2018 - Berbagai latihan - Berbagai latihan

peregangan. peregangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti

(30 menit) (30 menit)

- Teknik awalan squat - Latihan kontrolbola

jump dengan tinggi 10 dilanjut passing bawah

cm selama 1 ½ menit. (1 ½ menit ).

C. Penenangan (5 menit) C. Penutup (5 menit)

7 A. Pendahuluan A. Pendahuluan

Selasa (10 menit) (10 menit)

17 April 2018 - Berbagai latihan - Berbagai latihan

peregangan. peregangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti

(30 menit) (30 menit)

- Teknik awalan squat - Latihan kontrolbola

jump dengan tinggi 10 dilanjut passing bawah

cm selama 1 ½ menit. (1 ½ menit ).

C. Penutup (5 menit) C. Penutupan (5 menit)

8 A. Pendahuluan A. Pendahuluan

Kamis (10 menit) (10 menit)

19 April 2018 - Berbagai latihan - Berbagai latihan

peregangan. peregangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti


xlviii

(30 menit) (30 menit)

- Teknik awalan squat jump - Latihan heading bola

dengan tinggi 10 cm dilanjutkan dengan

selama 1 ½ menit. passing bawah selama 1 ½

menit.

9 A. Pendahuluan A. Pendahuluan

Sabtu (10 menit) (10 menit)

21 April 2018 - Berbagai latihan - Berbagai latihan

peregangan. peregangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti

(30 menit) (30 menit)

- Teknik awalan squat - Latihan heading bola

jump dengan tinggi 10 dilanjutkan dengan

cm selama 1 ½ menit. passing bawah selama 1

C. Penutup (5 menit) ½ menit.

C. Penutupan (5 menit)

10 A. Pendahuluan A. Pendahuluan

Selasa (10 menit) (10 menit)

24 April 2018 - Berbagai latihan - Berbagai latihan

peregangan. peregangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti

(30 menit) (30 menit)

- Teknik squat jump - Melakukan koordinasi


xlix

dilanjutkan dengan posisi bertahan dalam

tolakan, sikap badan permainan sepak bola

dan mendarat selama 1 mini selama 1 ½ menit.

½ menit. C. Penutupan (5 menit)

C. Penutup (5 menit)

11 A. Pendahuluan A. Pendahuluan

Kamis (10 menit) (10 menit)

26 April 2018 - Berbagai latihan - Berbagai latihan

peregangan. peregangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti

(30 menit) (30 menit)

- Teknik squat jump - Melakukan koordinasi

dilanjutkan dengan posisi bertahan dalam

tolakan, sikap badan permainan sepak bola

dan mendarat selama 1 mini selama 2 menit.

½ menit. C. Penutupan (5 menit)

C. Penutup (5 menit)
l

12 A. Pendahuluan A. Pendahuluan

Sabtu (10 menit) (10 menit)

28 April 2018 - Berbagai latihan - Berbagai latihan

peregangan. peregangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti

(30 menit) (30 menit)

- Koordinasi gerakan - Melakukan koordinasi

awalan tolakan, saat di posisi bertahan dalam

udara dan mendarat permainan sepak bola

selama 2 menit. mini selama 2 menit.

C. Penutup (5 menit) C. Penutupan (5 menit)

13 A. Pendahuluan A. Pendahuluan

Selasa (10 menit) (10 menit)

01 Mei 2018 - Berbagai latihan - Berbagai latihan

peregangan. peregangan.

B. Latihan inti B. Latihan inti

(30 menit) (30 menit)

- Koordinasi gerakan - Melakukan koordinasi

awalan tolakan, saat di posisi bertahan dalam

udara dan mendarat permainan sepak bola

selama 2 menit. mini selama 2 menit.

C. Penutup (5 menit) C. Penutupan (5 menit)


li

14 Tes akhir squat jump Tes akhir posisi bertahan dalam

Kamis dilakukan jumlah permainan sepak bola mini

03 Mei 2018 lompatam dalam waktu dilakukan dengan jumlah

1 menit. heading bola dan passing

bawah selama 1 menit.


lii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DataPenelitian

Data yang terkumpul dalam peneltian ini adalah hasil tes squat jump pada

setiap kelompok sampel data yang diperoleh dibagi menjadi tiga bagian yaitu tes

awal, hasil tes akhir, dan rata-rata tes awal dan tes akhir pada setiap kelompok

sampel.

Tes awal dilaksanakan pada bulan maret 2018, dan tes akhir dilaksanakan

pada bulan april 2018, tes tersebut dilakukan dalam rangka memperoleh data

penelitian sebagai bahan kajian. Hasil rata-rata tes awal dan tes akhir selanjutnya

di analisis untuk menentukan perbedaan hasil latihan dengan menggunakan squat

jump dan latihan poisis bertahan dalam permainan sepak bola mini yang

diterapkan pada siswa putra kelas V SDN II Kasturi Kuningan terhadap hasil

pembelajaran permainan sepak bola mini.

B. Deskripsi Data

Permainan Sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling banyak

digemari anak SD, sehingga dalam kegiatan penjasorkes pun anak-anak suka

meminta kepada guru ingin selalu bermain Sepak bola. Berbekal pelajaran

penjasorkes yang telah dilaksanakan dengan materi permainan Sepak bola, penulis

mengangkat materi ini karena dalam pelaksanaan pembelajaran masih terhambat

oleh beberapa faktor yang mengurangi efektifitas proses pembelajaran.


liii

Hal itu antara lain dengan kendala lapangan yang posisinya sangat jauh,

sehingga bisa menghabiskan waktu jam pelajaran jika pembelajaran dilaksanakan

di lapangan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi dalam

pelaksanaan materi pembelajaran sepak bola ini, misal dari sisi sarana dan

prasarana, serta peraturan yang digunakan. Sehingga diharapkan proses

pembelajaran akan lebih efektif, selain itu siswa pun akan menikmati dan

mendapatkan manfaat dari pelajaran yang diberikan.

1. Uji Validitas

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk

(Construct Validity). Menurut Fraenkel (Suharsaputra, 2012 : 100) validitas

konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validitas lainnya,

karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas isi dan validitas kriteria.

Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

n(XY ) (X )(Y )
r
xy
n(X 2 ) (X ) 2 n(Y 2 ) (Y ) 2

Keterangan :

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Varibel Y

n = Jumlah Responden atau Number of cases

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

∑x = Jumlah seluruh skor x

∑y = Jumlah seluruh skor y


liv

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung

dari rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan

sebaliknya.

Uji signifikansi terhadap validitas dilakukan dengan menggunakan

uji-t yaitu :
√ −2
ℎ =
√1 − 2

Keterangan:
ℎ = Nilai hitung koefisien validitas

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Varibel Y

N = Jumlah siswa uji coba

Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel signifikan 5%

(α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah keputusannya jika r-hitung>

r-tabel berarti valid, sebaliknya jika t-hitung < t-tabel berarti tidak valid.

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Kuesioner

No Item r %( ) Keterangan

1 0,680 0,455 Valid

2 0,706 0,455 Valid

3 0,362 0,455 TidakValid


lv

4 0,136 0,455 TidakValid

5 0,725 0,455 Valid

6 0.695 0,455 Valid

7 0.117 0,455 TidakValid

8 0.294 0,455 TidakValid

9 0.628 0,455 Valid

10 0.005 0,455 TidakValid

Keterangan:

Tabel 4.2

Nilai didapat berdasarkan jumlah N (sampel)

No. Keputusan JumlahSoal

1. Valid 5

2. Tidak Valid 5

Total 10

2. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid, reliabel,

dan obyektif, maka penelitian dilakakukan dengan menggunakan instrumen yang

valid dan reliabel, dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan

pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang benar. Dalam

penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji
lvi

validitas dan reliabititasnya adalah intrumen penelitiannya, sedangkan dalam

penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu Stainback

(Sugiyono, 2016:365), menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan

pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitataif lebih menekankan pada

aspek validitas.

Hal-hal yang mempengaruhi reliabilitas hasil tes yaitu sebagai berikut:

a. Hal-hal yang berhubungan dengan tes, seperti panjang tes dan

kualitas butir-butir tes. Semakin panjang dan semakin baik

kualitasnya maka akan semakin tinggi tingkat reliabititasnya.

b. Hal-hal yang berkaitan dengan peserta tes. Tes yang dikenakan

kepada kelompok yang tidak terpilih atau ditentukan secara acak

biasanya reliabilitasnya lebih besar dibandingkan dengan yang

dikenakan kepada kelompok tes yang terpilih, seperti pada kelompok

anak yang pandai.

Untuk mengetahui Reliabitas tes maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan pendekatan ulang. Yaitu menguji reliabilitas tes akhir. Pendekatan

ulang ini dilakukan dengan cara memberikan tes yang akan dicari reliabilitasnya

kepada kelompok subyek, kemudian untuk selang beberapa waktu tes itu akan

diberikan kembali kepada subyek yang sama.

Rumus untuk menghitung realibilitas butir soal :

ri = 1+
lvii

Keterangan :
ri = reabilitas internal seluruh instrument
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrument digunakan

kategori sebagai berikut:

Tabel 4.3
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Batasan Kategori
0,80 – 1,00 Sangattinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangatrendah

Adapun pengerjaan statistik uji reliabilitas soal dapat dilihat dalam

lampiran (lampiran 4.4), sedangkan rangkuman hasil perhitungan reliabilitas dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Soal

Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria Interprestasi

0,654 0,455 Reliable Tinggi

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > rtabel. 0,65 > 0,45

maka dikatakan reliable dengan interprestasi tinggi.


lviii

a. Data hasil tes squat jump kelompok A siswa yang menggunakan latihan

posisi bertahan dalam permainan sepak bola mini (X).

Hasil atau data penelitian ini adalah banyaknya lompatan setiap sampel

dalam waktu satu menit. Jumlah lompatan sebagai data penelitian diambil dari

lompatan terbanyak setelah siswa diberi tiga kali kesempatan untuk melakukan

lompatan. Adapun data-data tersebut, penulis cantumkan dalam tabel sebagai

berikut:

TABEL 4.5

DATA HASIL TES SQUAT JUMP SISWA PUTRA KELOMPOK A

RATA-
NO NAMA SISWA TES AWAL TES AKHIR
RATA
1 2 3 4 5
1. Brian Firmansah 7 9 8

2. Danang Hendrawijaya 7 8 7.5

3. Denri Kurniawan 6 7 6.5

4. Dida Permana 8 9 8.5

5. Fahri Arizky 6 7 6.5

6.. Fahri Ramdani 7 7 7

7. Firaz Rava Al-Farrel 8 9 8.5

8. Hanip 9 10 9.5

9. Muhamad Alvin .V. 6 8 7

10. Muhamad Haikal .S. 7 6 6.5


lix

11. Muhamad Hilman 8 7 7.5

12. Repal Apriansyah 8 10 9

13. Rayya Rafeiva .E.P 7 9 8

14. Muhamad Fahri .F. 6 8 7

15. Muhamad Rasya 9 10 9.5

16. Dani Setiawan 6 8 7

17. Muhamad Khaesar 7 9 8


ΣΧ 7.19 8.25 7.7

122 141 131.5

b. Data hasil tes squat jump kelompok B siswa yang menggunakan heading

bola dalam permainan sepak bola mini (Y).

Data penelitian yang diambil pada tes pada posisi bertahan dalam

permainan sepakbola mini yang di uji coba pada kelompok siswa yang

menggunakan latihan heading bola. Data tersebut yaitu banyaknya lompatan

setiap sampel selama 1 menit. Banyaknya lompatan sebagaai data penelitian

diambil dari jumlah lompatan setelah siswa diberi 3 kali kesempatan untuk

melakukan heading bola. Adapun data-data tersebut, penulis cantumkan dalam

tabel sebagai berikut:

TABEL 4.6
DATA HASIL TES SISWA PUTRA KELOMPOK A MENGGUNAKAN
HEADING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MINI (Y)
lx

NO NAMA SISWA TES AWAL TES AKHIR RATA-RATA

1 2 3 4 5
1. Brian Firmansah 5 7 6

2. Danang Hendrawijaya 5 6 5.5

3. Denri Kurniawan 6 7 6.5

4. Dida Permana 6 5 5.5

5. Fahri Arizky 5 6 5.5

6.. Fahri Ramdani 6 7 6.5

7. Firaz Rava Al-Farrel 6 7 6.5

8. Hanip 5 6 5.5

9. Muhamad Alvin .V. 5 6 5.5

10. Muhamad Haikal .S. 5 7 6

11. Muhamad Hilman 6 7 6.5

12. Repal Apriansyah 5 6 5.5

13. Rayya Rafeiva .E.P 5 5 5

14. Muhamad Fahri .F. 6 7 6.5

15. Muhamad Rasya 6 6 6

16. Dani Setiawan 6 5 5.5

17. Muhamad Khaesar 5 6 5.5

ΣΧ 93 106 99.5

5.47 6.24 5.85

1. Uji Normalitas

Untuk menganalisis data berupa instrumen tes maka uji statistik yang

digunakan adalah uji-t. Namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas sebagai syarat dilakukan analisis data.


lxi

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, penulis menggunakan

untuk pengukuran uji normalitas dengan menggunakan formula/prosedur

Kolmogorov Smirnov.

̅
=

2
(∑ )
2
∑ −
= √

−1

Dimana:

= Jumlah skor total

2
= Jumlah kuadrat nilai X
= Jumlah responden

= Standar Deviasi
̅

= Mean

Dengan kriteria pengujian: Jika nilai thitung > ttabel maka distribusi data

dinyatakan normal. Tapi apabila nilai t hitung < ttabel maka distribusi data dinyatakan

tidak normal.

Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Pre-Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 17
Mean .0000000
a,b
Normal Parameters Std. Deviation 1.01207982
Most Extreme Differences Absolute .191
lxii

Positive .191
Negative -.124
Kolmogorov-Smirnov Z .787
Asymp. Sig. (2-tailed) .566

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Post-Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 17
Mean .0000000
a,b
Normal Parameters Std. Deviation .68179451
Absolute .182
Most Extreme Differences Positive .115
Negative -.182
Kolmogorov-Smirnov Z .752
Asymp. Sig. (2-tailed) .624
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari perhitungan SPSS diatas, hasil uji normalitas pre-test diperoleh ttabel dan thitung atau 0.787 > 0.05 dan hasil post-test adalah 0.752
> 0.05. Dengan demikian thitung lebih besar dari pada ttabel hasil yang diperoleh

pre-test dan post-test. Maka data dinyatakan berdistribusi normal.

2. Uji Hipotesis

Untuk menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian menggunakan rumus

sebagai berikut :
lxiii

=
√ −2
√1− 2

Keterangan :

= Distribusi student dengan derajat

kebebasan = Banyaknya data

= Koefisien korelasi Adapun kriteria ttabel jika :

thitung< ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Tabel 4.9

HasilUjiHipotesis

Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta


(Constant) 6.417 2.790 2.300 .036
1
VAR00003 .139 .508 .070 .273 .788
a. Dependent Variable: VAR00001

Berdasarkan hasil uji hipotesis data diketahui hasilnya adalah t hitung > ttabel

atau (0.273> 0.788), maka Ha diterima.

C. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis statistic dalam penelitian

ini adalah Ha diterima.

Ha : μ ≠ 0 (ada perbedaan antara variabel χ1 (sebelum) dan χ2(sesudah)

latihan squat jump terhadap posisi bertahan dalam sepak bola mini.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


lxiv

Dengan demikian kedua pembelajaran permainan sepak bola mini yang

menggunakan latihan squat jump dan yang menggunakan posisi bertahan heading

bola setelah diadakan 14 kali penelitian (5 minggu) ternyata memberikan

pengaruh yang berbeda terhadap hasil. Berdasarkan hasil dari perhitungan bahwa t

hitung lebih besar dari t tabel pada batas penolakan hipotesis, maka hipotesis atau

Ha diterima.

Sedangkan kendala yang muncul selama proses pembelajaran adalah

adanya siswa yang tidak bisa mengikuti pelajaran disebabkan ia sedang tidak enak

badan sehingga ia merasa kesulitan untuk melaksanakan permaianan modifikasi

sepak bola pada pertemuan berikutnya. Akan tetapi, secara umum penelitian

berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.


lxv

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap kedua bentuk

latihan terhadap kedua bentuk latihan sepakbola mini, yaitu latihan squat jump dan

latihan posisi bertahan heading bola terhadap banyaknya jumlah loncatan yang di

berikan pada siswa putra kelas V SDN 2 Kasturi Kecamatan Kuningan Kabupaten

Kuningan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji tes t, ternyata terdapat perbedaan yang signifikan antara
latihan squat jump dengan latihan posisi bertahan heading bola. Hal ini
dibuktikan dengan thitung lebih besar dari pada ttabelatau thitung sama dengan
0.788 ttabel sama dengan 0.455, maka Ha diterima. Dengan demikian terdapat
pengaruh yang besar antara latihan squat jump dan latihan posisi bertahan
heading bola terhadap banyaknya jumlah loncatan pada permainan sepak bola
mini.

2. Berdasarkan hasil rata-rata yang diperoleh kedua kelompok yaitu

kelompok yang menggunakan latihan squat jump mencapai = 10 loncatan,

sedangkan kelompok yang menggunakan latihan posisi bertahan heading

bola mencapai = 7 loncatan, maka latihan squat jump lebih berpengaruh

daripada latihan heading bola dalam posisi bertahan terhadap banyaknya

jumlah lompatan pada permainan sepak bola mini pada siswa putra kelas V

SDN 2 Kasturi.
lxvi

3. Penelitian ini berlaku juga untuk populasi, dengan dasar hasil uji

normalitas data yang berdistribusi normal baik untuk kelompok latihan

squat jump maupun kelompok latihan heading bola terhadap posisi

bertahan dalam permainan sepakbola mini serta hasil uji homogenitas dua

varians yang sifatnya homogen.

B. Implikasi

Dalam penelitian ini telah diperoleh hasil kedua bentuk latihan dalam

mengajarkan squat jump, yang keduanya telah dilakukan dan diterapkan pada

sampel penelitian. Kedua macam latihan tersebut yaitu latihan squat jump dan

latihan heading bola dalam posisi bertahan dalam sepakbola mini. Objek yang

penulis lakukan adalah para siswa putra kelas V SDN 2 Kasturi Kecamatan

Kuningan Kabupaten Kuningan kepada sampel sebanyak 15 orang.

Penulis menyadari hasil penelitian ini masih terdapat kelemahan-

kelemahan, diantaranya sampel yang berjumlah sedikit, sarana prasarana yang

masih kurang, juga waktu dan pertemuannya cukup terbatas. Mungkin faktor

itulah yang mempengaruhi hasil penelitian yang penulis lakukan. Maka tidak

menutup kemungkinan akan berbeda hasilnya jika dilakukan penelitian di tempat

lain.

Hasil penelitian yang telah dilakuan pada seluruh sampel kedua kelompok,

ternyata kelompok latihan squat jump cenderung lebih besar pengaruhnya dan

lebih efektif daripada kelompok latihan heading bola dalam posisi bertahan.

Karena siswa lebih siap dan lebih konsentrasi ketika akan melakukan loncatan.
lxvii

Penulis berharap kepada guru pendidikan jasmani dan pelatih agar

menerapkan bentuk latihan squat jump, pada proses belajar mengajar dalam

rangka meningkatkan prestasi permainan sepakbola mini di sekolah.

C. Saran-saran

Dari kesimpulan dan implikasi yang telah penulis kemukakan diatas

tentang penggunaan latihan squat jump terhadap posisi bertahan dalam permainan

sepakbola mini khususnya dalam mengajarkan banyaknya jumlah loncatan,

penulis akan mencoba menyampaikan beberapa saran. Saran tersebut barangkali

dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan masukan

dalam upaya perbaikan, khususnya bagi para pengajar atau pelatih. Mudah-

mudahan dengan adanya saran-saran dari penulis akan membawa perubahan yang

bermanfaat pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

Adapun saran-saran yang dimaksudkan, adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkat mutu pendidikan jasmani maka guru atau pelatih

sebaiknya berperan aktif dalam menjalankan tugasnya dan tidak

diharapkan menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Khususnya bagi

guru pendidikan jasmani, sebaiknya dalam menyampaikan proses belajar

mengajar harus memilih teknik latihan yang sekiranya efektif dan relevan

dengan bahan yang disampaikan, agar keberhasilan mengajar diharapkan

bisa tercapai dengan baik.


lxviii

2. Sehubungan dengan adanya keterbatasan pada diri penulis dalam

penelitian ini disarankan kepada peminat permainan sepakbola mini agar

melakukan penelitian lanjutan


69
70

DAFTAR PUSTAKA

Ansori, M. 2011. Pengertian Squat Jump, (Online) :

(http://suzaridian.blogspot.com/2009/03/hukuman-bagi-atlet-pingpong-

dadakan-di.html), Diakses tanggal 18 juni 2014.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Lutan, Rusli.dkk. 2000. Dasar – Dasar Kepelatihan: Departement Pendidikan

Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek

Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga

Kependidikan.

Riyadi, Slamet. 2008. Pengaruh Metode Latihan dan Kekuatan Terhadap Power

Otot Tungkai.Tesis Tidak Diterbitkan. Surakarta. Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :


Alfabeta

Subarjah, Herman. 2007. Dasar – Dasar Kepelatihan. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional.

Sucipto, dkk. 2000. Sepak Bola.Departemen Pendidikan Nasional.

Sumosardjuno, S. 2007. “Menjadi Pemain Sepakbola Berprestasi”

(http://www.indomedia.com/intisari, diakses 23 februari 2014).


71

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SDN 2 Kasturi

Kelas :V
Mata Pelajaran : Penjasorkes
Semester : Ganjil
Standar Kompetensi : 1. Mempraktikan berbagai variasi gerak dasar ke dalam
permainan dan olahraga
dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
Penilaian
Materi Alok
Kegiatan Indikator Bentu Conto Sumb
Kompetensi Pokok/ asi
Pembelajara Pencapaian Tekni k h er
Dasar Pembelaj wakt
n Kompetensi k Instru Instru Belaja
aran u
men men r

1.1. a. Perm Mengenal Melakukan Test Test Denga 8x Buk


Mempra ainan aturan gerakan: le le rkanla 35 u
ktikan Roun umum Melambun sa sa h meni Penj
variasi ders permainan gkan bola n n t (4 x asor
- Mela Rounders . Melempar kes
gerak mbu Melakukan bola Test Prakti perte SD
dasar ke ngka gerakan Menangka p Test kkanla mua Buk
dalam n bertukar p bola er pr h n) u
modi- bola tem- pat Berlari or a memu refer
fikasi - Mele dalam a kt kul ensi
permaina mpar permainan n ik bola ber
n bola bola Rounders. g main
- Men Melakukan roun
kecil, a
angk cara Demo ders
serta n
ap mematikan n
nilai bola regu Test st
kerjasam - Mem pemukul. b ra
a, sepor- ukul Melakukan er si
tivitas bola ketentuan e
dan - Berla memukul g
kejujuran ri 1Melakuka u
. b. Berm n cara
ain melempar
roun bola
ders -Lempar bola
deng lambung
an
perat -Lempar bola
uran mendatar
yang -Lempar bola
seder menyusur
72

hana tanah
atau Melakukan
dimo tangkapan
difika bola
si -Menangkap
bola
melambung
-Menangkap
bola
mendatar
-Menangkap
bola menyus-
uri tanah
-
Menghindark
an sentuhan
bola
1.2 a. Berm Mengetahu Melakukan Test Test Prakti 8x Buk
Mempra ain i ukuran gerakan: penga prakti kkanla 35 u
ktikkan Sepa lapangan Mengoper matan k h meni Penj
variasi k sepak bola dan mele t (4 x asor
bola Melakukan menerima kes
gerak mpar perte
- Men tendangan Mengoper SD
dasar bola mua
gope dengan dan Buk
kedalam r dan kura-kura mengontro n) u
modifikas men kaki l Prakti refer
i bola erim Melakukan Bermain kkanla ensi
besar, a tendangan sepak bola h ber
serta - Men kaki bagian dengan mena main
gope dalam permainan roun
nilai gkap
r dan Melakukan yang ders
kerjasam men bentuk dimodifikas bola
a, gontr menggiring i denga
seportivit ol bola n
as dan b. Berm Melakukan benar
kejujuran ain bentuk
sepa mengirim
k bola
bola
deng Melakukan
an cara
menembak
perm bola kearah
ainan
gawang
yang
dimo
difika
si

1.3 Atlet Melakukan Melakukan Test Test Prakti 8x Buk


73

Mempra ik aba-aba gerakan: penga ketra kkan 35 u


ktikkan - S dalam start Start matan mpila tenda meni Penj
variasi t Melakukan Saat berlari dan n ngan t (4 x asor
gerak a aba- Finish test Test bola perte kes
r aba”bersed SD
dasar ke prakti prakti dan mua
t ia” Buk
dalam k k lakuka n)
- S Melakukan u
modifikas a aba- Test n refer
i atletik, a aba”siap” demo meng ensi
serta t Melakukan strasi giring ber
nilai aba- bola main
semanga b aba”ya” maup roun
t, e Melakukan un ders
seportivit r sikap yang mene
l benar pada
as, mbak
a saat lari
percaya bola
r Melakukan
diri dan i sikap lari
kejujuran - F pada waktu Lakuk
i memasuki anlah
n garis finish start
i
s lari
h dan
finish


Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Toleransi ( Tolerance )
Percaya diri ( Confidence )
Keberanian ( Bravery )
74

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD Negeri 2 Kasturi

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Kesehatan, Olah Raga,


dan Kesehatan

Kelas/Semester :V/1

Alokasi Waktu : 3 Jam pelajaran (1 x pertemuan)

Standar Kompetensi :

1.1 Mempraktikkan berbagai gerak dasar permainan sepak bola mini

dengan peraturan yang dimodifikasi, dan nilai-nilai yang terkandung

di dalamnya.

Kompetensi Dasar :

1.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar kedalam modifikasi bola

besar, serta nilai kerjasama, seportivitas dan kejujuran. Indikator :

1.2.1 squat jump

1.2.2 heading (Menyundul bola)

A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari materi ajar ini, siswa harus dapat melakukan

1. Siswa dapat melakukan gerakan


∼ Melakukan bentuk squat jump
∼ Melakukan bentuk menyundul bola
75

2. Bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi.

B. Materi Pokok : squat jump dan permainan bola besar : Sepak bola

mini

C. Metode : Ceramah, Demonstrasi, latihan, tanya jawab, dan

Penugasan

D. Langkah Pembelajaran

I. Kegiatan Awal (30 menit)

a. Pembelajaran dibuka dengan mengatur siswa dalam bentuk

barisan dan berdoa.

b. Siswa melakukan pemanasan berupa permainan-permainan

ringan untuk mempersiapkan siswa secara fisik maupun psikis,

sehingga siswa siap untuk melakukan pembelajaran.

c. Siswa diberikan pemanasan yang lebih memfokuskan pada otot-

otot dominan yang akan digunakan dalam permainan inti yaitu

pada kaki.

d. Siswa diberi pemanasan yang merujuk pada pendekatan teknik

bermain sepak bola seperti passing dan heading.

II. Kegiatan Inti (40 menit)

1. Siswa diberikan penjelasan mengenai tata cara permainan

sepak bola mini.

2. Permainan sepak bola yang di modifikasi dalam bentuk yang

lebih sederhana yaitu permainan sepak bola mini diberikan pada

siswa baik putra sesuai dengan porsi masing-masing.


76

III. Kegiatan Akhir (20 menit)

1. Siswa dikumpulkan untuk diberikan motivasi dan evaluasi

mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2. Berdoa dan siswa dibubarkan dalam penelitian ini, peneliti

menyajikan modifikasi permainan sepak bola mini dengan tujuan

untuk membuat siswa bergerak lebih aktif bergerak sehingga

kemampuan psikomotorik siswa dapat meningkat sesuai dengan

kemampuan gerak pada usia mereka. Modifikasi yang diberikan

meliputi empat aspek modifikasi yaitu :

1) lapangan, 2) alat, 3) peraturan permainan, dan 4) jumlah

pemain.

1. Lapangan

Lapangan pada permainan ini disesuaikan dengan lebar

halaman yang hanya berukuran 18 x 25 meter dengan ukuran

gawang 1,5 x 2,5 meter. Untuk siswa putri agar memudahkan

untuk memasukkan bola kedalam gawang, maka gawang dibuat

bergerak dengan siswa itu sendiri yang menjadi gawang. Gawang

untuk siswa putri dari dua siswi saling bergandengan tangan yang

membentuk sebuah segi empat yang menyerupai gawang dan

dapat bergerak kesamping kanan dan kiri sehingga memudahkan

mereka untuk mencetak angka.

2. Alat
77

Permainan ini menggunakan bola plastik yang berukuran kecil

yang bertujuan agar memudahkan siswa untuk menendang bola,

selain itu juga agar bola yang ditendang tidak melaju terlalu cepat

dan tidak membahayakan apabila bola mengenai kaca pada ruang

kelas. Untuk gawang yang dimainkan oleh siswa putra dapat

menggunakan tiang, ataupun kerucut, atau dengan kursi.

3. Peraturan permainan

Peraturan permainan sepak bola mini kali ini mengadopsi

peraturan permainan futsal. Waktu dalam permainan ini bisa

dilaksanakan selama 10 menit.

4. Jumlah pemain

Permainan ini dapat dimainkan oleh 4-5 orang dalam tiap

timnya. Hal ini sesuai dengan kebutuhan lapangan dalam

pembelajaran olahraga yaitu setiap siswa memerlukan lapangan

dengan luas 20 meter .

E. Penilaian:

RUBRIK PENILAIAN

UNJUK KERJA PERMAINAN SEPAK BOLA MINI

Aspek yang dinilai Kualitas Gerak

1. Melakukan bentuk squat jump 1 2

2. Melakukan bentuk heading bola

Jumlah

Jumlah Maksimal
78

Mengetahui : Kasturi, Maret 2018

Kepala SDN 2 Kasturi Guru PJOK

…………………………….. ………………………………
NIP ……………………… NIP .......................................
79

Hasil Penilaian Pre Test dan Post Test Squat Jump

7 9 8
7 8 7,5
6 7 6,5
8 9 8,5
6 7 6,5
7 7 7
8 9 8,5
9 10 9,5
6 8 7
7 6 6,5
8 7 7,5
8 10 9
7 9 8
6 8 7
9 10 9,5
6 8 7
7 9 8
9 10 9,5
6 6 6,5
7 8 8
122 141 131,5
80

Tabel 4.1

Hasil Perhitungan Uji Validitas SPSS 21

Correlations
VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VA
0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0001 R00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 011
* *
Pearson 1 .393 .061 -.325 .509 .491 -.108 .371 .286 .091 .680
**
VA Correlatio
R0 n
00 Sig. (2- .119 .817 .204 .037 .046 .680 .142 .266 .729 .003
01 tailed)
N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
** **
Pearson .393 1 .000 -.341 .668 .722 .285 .026 .475 -.178 .706
VA Correlatio **

R0 n
00 Sig. (2- .119 1.000 .181 .003 .001 .268 .921 .054 .493 .002
02 tailed)
N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
*
Pearson .061 .000 1 .567 -.078 -.059 -.105 -.285 .202 -.313 .362
VA Correlatio
R0 n
00 Sig. (2- .817 1.000 .018 .765 .822 .689 .267 .437 .221 .153
03 tailed)
N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
*
Pearson -.325 -.341 .567 1 - - -.171 -.393 .033 -.201 -
* **
VA Correlatio .598 .639 .136
R0 n
00 Sig. (2- .204 .181 .018 .011 .006 .511 .119 .900 .440 .601
04 tailed)
N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
* ** ** *
Pearson .509 .668 -.078 - 1 .785 .287 .225 .486 -.006 .725
*
VA Correlatio .598 **

R0 n
00 Sig. (2- .037 .003 .765 .011 .000 .264 .386 .048 .980 .001
05 tailed)
N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
81

* ** **
Pearson .491 .722 -.059 - .785 1 .289 .353 .274 -.118 .695
**
VA Correlatio .639 **
R0 n
00 Sig. (2- .046 .001 .822 .006 .000 .261 .165 .287 .653 .002
06 tailed)
N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
Pearson -.108 .285 -.105 -.171 .287 .289 1 -.166 -.015 -.434 .117
VA Correlatio
R0 n
00 Sig. (2- .680 .268 .689 .511 .264 .261 .524 .955 .081 .655
07 tailed)
N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
Pearson .371 .026 -.285 -.393 .225 .353 -.166 1 -.132 .378 .294
VA Correlatio
R0 n
00 Sig. (2- .142 .921 .267 .119 .386 .165 .524 .613 .134 .251
08 tailed)
N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
*
Pearson .286 .475 .202 .033 .486 .274 -.015 -.132 1 -.106 .628
VA Correlatio **

R0 n
00 Sig. (2- .266 .054 .437 .900 .048 .287 .955 .613 .685 .007
09 tailed)
N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
Pearson .091 -.178 -.313 -.201 -.006 -.118 -.434 .378 -.106 1 -
VA Correlatio .005
R0 n
00 Sig. (2- .729 .493 .221 .440 .980 .653 .081 .134 .685 .983
10 tailed)
N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
* ** ** ** **
Pearson .680 .706 .362 -.136 .725 .695 .117 .294 .628 -.005 1
VA Correlatio *

R0 n
00 Sig. (2- .003 .002 .153 .601 .001 .002 .655 .251 .007 .983
11 tailed)

N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
82

Tabel 4.4

Hasil Perhtitungan Uji Reliabilitas SPSS. 21

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha N of Items


Based on
Standardized Items

.654 .636 11

Anda mungkin juga menyukai