Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nabilah Putri Lumanauw

NIM : 0450000099

Prodi : Ilmu Hukum

MK : Hukum Telematika

Tugas 3

1. Jelaskan bagaimana pengaturan nama domain di Indonesia

Jawaban :

Pengaturan nama domain di Indonesia itu bisa di lihat dari segi Hukum Materil dan Hukum Formil,
berikut aspek serta sumber hukumnya yaitu :

A. Hukum Materil

- Keperdataan = Kitab Hukum UU Perdata

- Ketentuan Umum dan Asas-asas = Kebijakan Pengelola Nama Domain Indonesia, Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik

- Pengelolaan = Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik, Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain, dan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang Registri Nama Domain Instansi Penyelenggara Negara

B. Hukum Formil

- Registrasi = Kebijakan Pengelola Nama Domain Indonesia, Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain, Peraturan
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang Registri Nama
Domain Instansi Penyelenggara Negara

- Penyelesaian Perselisihan = Kebijakan Pengelola Nama Domain Indonesia, dan Uniform Domain Name
Dispute Resolution Policy (UDRP)
2. Bagaimana keterkaitan antara hukum merek dengan nama domain? Apakah memiliki kesamaan atau
perbedaan dalam prosedur dan mekanisme pendaftarannya? Jelaskan.

Jawaban:

Keterkaitan antara hukum merek dan nama domain ialah keduanya berhubungan dengan identitas
dan perlindungan suatu merek atau merek dagang. Selain itu juga berdasarkan hubungan timbal balik
antara merek dan nama domain pada web juga dapat disimpulkan ada pada dasarnya ada terlalu
banyak perselisihan atau perselisihan nama domain penggunaan merek dagang di dunia maya. Jadi bisa
dibilang begitu Sengketa nama domain yang melibatkan merek dagang pada dasarnya adalah
penyelesaian Konflik merek dalam konteks online yaitu terkait penggunaan merek sebagai nama
domain.

Persamaan Antara Hukum Merek dan Nama Domain, yaitu :

- Identitas Merek : Undang-undang merek dagang dan nama domain dirancang untuk melindungi merek
atau identitas merek. Keduanya memberikan pemilik merek dagang hak eksklusif untuk menggunakan
dan melindungi merek dagang tersebut.

- Perlindungan Hukum : Hukum merek dagang dan domain memberikan perlindungan hukum terhadap
penggunaan tidak sah atau penyalahgunaan merek dagang. Mereka melindungi pemilik merek dagang
dari tindakan seperti pemalsuan, pelanggaran merek dagang, atau penggunaan yang menyesatkan.

Perbedaan Antara Hukum Merek dan Nama Domain, yaitu :

- Proses Pendaftaran : Proses pendaftaran merek dagang dan domain berbeda. Pendaftaran merek
dilakukan melalui instansi pemerintah atau badan hukum yang berwenang, seperti Kantor Merek. Pada
saat yang sama, pendaftaran nama domain dilakukan melalui pencatat nama domain yang terakreditasi.

- Kriteria Pendaftaran : Merek mempunyai kriteria tertentu yang harus dipenuhi, seperti keunikan
merek, tidak ada campur tangan dan tidak ada pelanggaran terhadap hak pihak lain. Namun kriteria
pendaftaran nama domain lebih sederhana dan bergantung pada ketersediaan nama.

- Cakupan Perlindungan : Undang-undang merek dagang memberikan perlindungan yang lebih luas
untuk keseluruhan merek, termasuk logo, slogan, dan elemen merek lainnya. Pada saat yang sama,
nama domain hanya melindungi alamat atau URL situs web yang terkait dengan merek tersebut.

- Sengketa dan Penyelesaian : Sengketa merek dagang biasanya diselesaikan melalui litigasi atau
arbitrase, sedangkan sengketa domain sering kali diselesaikan melalui proses atau litigasi Uniform
Domain-Name Dispute-Resolution Policy (UDRP).

Meskipun undang-undang merek dagang dan domain berkaitan dengan perlindungan merek atau
merek dagang, namun terdapat perbedaan dalam prosedur dan mekanisme pendaftaran. Pendaftaran
merek dilakukan melalui instansi pemerintah atau badan hukum yang berwenang, sedangkan
pendaftaran nama domain dilakukan melalui pendaftar nama domain. Selain itu, undang-undang merek
dagang memberikan perlindungan yang lebih luas untuk keseluruhan merek dagang, sedangkan nama
domain hanya melindungi alamat situs web yang terkait dengan merek dagang tersebut.

3. Bagaimana proses penyelesaian sengketa nama domain di Indonesia? Termasuk ke dalam ranah
perdata atau pidana? Jelaskan

Jawaban:

Penyelesaian sengketa nama domain di Indonesia tertuang dalam hukum perdata, karena sengketa
nama domain dapat timbul antara pemilik domain dengan pihak lain yang menuntut hak atas nama
tersebut, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE), telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016. Undang-undang ini
berperan penting dalam mengatur aspek hukum terkait dunia digital, termasuk penyelesaian sengketa
domain. Berikut proses penyelesaian sengketa nama domain di Indonesia :

- Mediasi : Pihak yang bersengketa dapat mengirimkan mediasi ke Badan Mediasi Nasional Indonesia
(BANI) atau lembaga mediasi lainnya. Seorang mediator membantu kedua belah pihak mencapai
kesepakatan damai.

- Arbitrase: Jika mediasi gagal, para pihak yang bersengketa dapat meminta arbitrase di BANI atau
majelis arbitrase lainnya. Arbiter akan memutuskan sengketa berdasarkan bukti dan argumentasi yang
dikemukakan kedua belah pihak.

- Pengadilan: Jika majelis arbitrase tidak mengambil keputusan yang memuaskan, para pihak yang
bersengketa dapat mengajukan gugatan ke pengadilan. Pengadilan mempertimbangkan bukti-bukti dan
argumen-argumen yang diajukan kedua belah pihak sebelum memutus perselisihan.

Dalam beberapa kasus, sengketa nama domain juga dapat melibatkan aspek pidana, terutama jika
menyangkut penipuan, pencurian identitas, atau pelanggaran kekayaan intelektual. Dalam hal ini, pihak
yang merasa dirugikan dapat melaporkan kejadian tersebut kepada polisi untuk ditindaklanjuti sesuai
hukum pidana yang berlaku. Namun perlu diketahui bahwa sengketa nama domain di Indonesia lebih
sering diselesaikan melalui proses perdata, baik melalui mediasi, arbitrase, maupun pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai