Analisa
III.1. Dasar Hukum
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek
Kebijakan PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia)
UDRP (Uniform Dispute Resolution)
III.2. Analisis Hukum
1. Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat berhak memiliki
Nama Domain berdasarkan prinsip pendaftar pertama.
2. Pemilikan dan penggunaan Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
didasarkan pada iktikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha secara sehat, dan
tidak melanggar hak Orang lain.
3. Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang dirugikan karena
penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak mengajukan gugatan
pembatalan Nama Domain dimaksud. 2
Seperti yang disebutkan dalam pasal 23 ayat 3 para pihak berhak melakukan gugatan
pembatalan nama domain apabila pihak pihak tersebut telah dirugikan dengan adanya
penggunaan nama domain secara tanpa hak yang dilakukan oleh pihak lain. Gugatan tersebut
dijelaskan lebih lanjut pada pasal 38 dan pasal 39 UU ITE.
(1) Setiap Orang dapat mengajukan gugatan terhadap pihak yang menyelenggarakan Sistem
Elektronik dan/atau menggunakan Teknologi Informasi yang menimbulkan kerugian. (2)
Masyarakat dapat mengajukan gugatan secara perwakilan terhadap pihak yang
menyelenggarakan Sistem Elektronik dan/atau menggunakan Teknologi Informasi yang
3
berakibat merugikan masyarakat, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(1) Gugatan perdata dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (2)
Selain penyelesaian gugatan perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1), para pihak dapat
menyelesaikan sengketa melalui arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif
4
lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Pada kasus Sony A.K sesuai dengan pasal 23 ayat 2 dinyatakan secara tegas bahwa
Pemilikan dan penggunaan Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
didasarkan pada iktikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha secara sehat, dan
tidak melanggar hak Orang lain maka, kemiripan nama domian bukanlah satu satunya
ukuran untuk men-klaim bahwa terjadi suatu pelanggaran hukum, tetapi harus pula dilihat
PANDI merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk pada 29 Desember 2006 oleh
Pemerintah Republik Indonesia bersama komunitas internet Indonesia. PANDI dibentuk
untuk mengelola nama domain .ID secara profesional, akuntabel, dan transparan sesuai
dengan kaidah hukum Republik Indonesia. Pada 29 Juni 2007, Departemen Kominfo RI
secara resmi menyerahkan pengelolaan nama domain .ID kepada PANDI. Penyerahan ini
tertuang dalam Berita Acara Penyerahan Pengelolaan Domain .id no. BA-
343/DJAT/MKOMINFO/6/2007 dari Dirjen Aptel Kominfo Republik Indonesia.12
Perselisihan Nama Domain terkait Merek diindikasikan dengan hal hal sebagai
berikut :
a. Nama Domain identik/atau memiliki kemiripan dengan merek yang dimiliki oleh
pemohon.
b. Termohon tidak memiliki hak dan/atau kepentingan sah atas nama Domain
tersebut.
c. Nama Domain telah didaftarkan atau dipergunakan oleh Termohon dengan itikad
tidak baik yang dapat ditunjukan oleh kondisi kondisi berikut ini, khususnya
termasuk namun tidak terbatas pada :
1. Menyangkut nama
Pada kebijakan Pandi diatas untuk menggugat sengketa nama domain dengan merek
pemohon harus membuktikan ketiga poin tersebut diatas. Sedangkan dalam kasus Sony AK,
memang ada kemiripan dengan merek Sony corp namun kata Sony dalam websitenya
merupakan nama dari Sony AK itu sendiri tidak ada sangkut pautnya dengan kata Sony dlm
merek Sony Corp, Sony AK juga menggunakan websitenya untuk sharing pengetahuan sesuai
dengan keahliannya bukan untuk mendapatkan keuntungan (non profit), website tersebut
bukan merupakan badan hukum atau organisasi dan juga tidak mendapatkan keuntungan
apapun dari Sony Corp sehingga tidak berhubungan langsung dengan produk produk Sony
Corp, website tersebut tersebut juga tidak digunakan dengan tujuan untuk
mengganggu/merusak kegiatan usaha dari Sony Corp, nama domain tersebut tidak
menimbulkan kerugian yang berarti bagi Sony Corp, nama domain tersebut juga tidak
ditujukan untuk mendompleng reputasi Sony Corp melainkan hanya kebetulan dalam
kesamaan nama sehingga dapat dibuktikan bahwa Sony AK tidak memiliki itikad tidak baik.
Sehingga Sony AK tiak memenuhi ketiga unsur dalam kebijakan PANDI mengenai
sengketa Nama Domain dan Merek. Maka menurut kebijakan penyelesaian perselisihan
pelisihan nama domain Sony AK tidak dapat dipersalahkan.
1. Ada kesamaan nama ('Identical' or 'confusingly similar'), untuk kasus ini antara Sony dan
Sony-AK bisa dikatakan mirip atau 'confusingly similar'
2. Pihak pengguna yaitu yang diadukan tidak memiliki 'legitimate interest' atau kepentingan
yang sah. "Untuk kasus ini jelas-jelas yang diadukan bernama Sony A. Kurniawan. Ini berarti
beliau memiliki kepentingan sah terhadap nama itu,karena menggunakan namanya sendiri.
Yang berarti faktor kedua ini mungkin tidak terpenuhi," tukas Sonny.
3. Pihak pengguna atau yang diadukan mendaftarkan nama tersebut untuk alasan
buruk/merugikan ('bad faith'). Misalnya dalam beberapa kasus sebelum ini, nama itu
didaftarkan untuk sengaja mengelirukan pihak pengadu atau misalnya didaftarkan tapi tidak
dipakai, hanya sekedar untuk di-booking agar bisa dilego ke orang lain. "Di sini domain
tersebut dipakai oleh beliau untuk artikel-artikel pribadinya yang tidak secara langsung
berakibat 'membajak' bisnis Sony Corp. Jadi, faktor ini kelihatannya tidak terpenuhi,"
lanjutnya.
"Menurut saya, somasi ini akan sia-sia karena pihak pengadu tidak bisa membuktikan dua
dari tiga faktor di atas," ia menandaskan.14
Dalam UDRP dijelaskan bahwa pihak penggugat harus membuktikan itikad buruk
dari si pendaftar, termasuk penggunaan nama domain. Selain itu, perlu dibuktikan bahwa
Kemudian pada prakteknya dengan satu pembuktian atas itikad tidak baik dari
pendaftar, pemilik merek dagang tersebut bisa menuntut pengembalian nama domain yang
berada di bawah penguasan orang lain. Dalam prakteknya, kemudian dikenal sebagai reverse
domain name hijacking. Secara praktis digambarkan bahwa pemilik merek dagang tersebut
cukup membuktikan itikad buruk dengan mendasarkan pada ketentuan dalam UDRP bahwa si
pendaftar memang tidak memiliki legitimate interest.15
1. The domain name registered by the domain name registrant is identical or confusingly
similar to a trademark or service mark in which the complainant ( the person or entity
bringing the complaint) has right; and
2. The domain name registrant has no rights or legitimate interest in respect of the
domain name in question;and
16
3. The domain name has been registered and is being used in bad faith.
Mekanisme penyelesaian sengketa atas Nama Domain yang digariskan oleh ICANN
(Internet Corporation for Assigned Names and Numbers) pada hakekatnya adalah
dikembalikan kepada para pihak itu sendiri, untuk menempuh alternatif penyelesaian
sengketa yang dipilih, yakni dapat diselesaikan dengan musyawarah untuk mufakat (resolved
by the parties themselves), mekanisme peradilan umum (the courts) atau Arbitrasi yang di-
approved oleh ICANNs (approved dispute resolution provider) atau lembaga-lembaga
pengambil keputusan keadilan lain yang dikenal secara hukum.
(2) Pengajuan Respon oleh orang atau badan terhadap siapa Keluhan itu dibuat;
(3) Penunjukan oleh penyedia penyelesaian sengketa layanan yang dipilih dari Panel
Administrasi satu atau tiga orang yang akan memutuskan sengketa;
(4) Penerbitan keputusan Panel Administrasi dan pemberitahuan dari semua pihak terkait;
dan
(5) Pelaksanaan keputusan Panel Administrasi ini oleh registrar (s) yang bersangkutan harus
ada keputusan bahwa nama domain (s) yang bersangkutan dibatalkan atau dialihkan.
Prosedur Administrasi biasanya harus diselesaikan dalam waktu 60 hari dari tanggal WIPO
Pusat menerima Pengaduan17.
17 Ibid