Anda di halaman 1dari 63

dr.

Erwin Anjasmara, MKM


Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan & Kesehatan Kerja
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Dan K3
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I
CACAT ANATOMI
JELAS HARUS ADA BAGIAN TUBUH YANG HILANG

BERAPA % KEHILANGANNYA
Traumatic amputation
1. Apakah di tempat kerja saudara sudah
dilakukan penialian sumber bahaya?
2. Jelaskan sumber bahaya yang ada di
tempat kerja saudara?
3. Apa program P3K di perusahaan saudara
sudah ada? Apa bentuknya?
 Adanya sumber bahaya di tempat kerja (UU 1/ 1970) :
 Keadaan Mesin/Pesawat/Alat Kerja/Bahan
 Lingkungan Kerja
 Sifat Pekerjaan
 Cara Kerja
 Proses Produksi
 Perlindungan kerja
 Kewajiban melaksanakan syarat-syarat keselamatan
kerja
 Perlunya pelaksanaan P3K di tempat kerja
 JATUH DARI KETINGGIAN
 KEJATUHAN BENDA
 TERANTUK, TERSANDUNG, TERGELINCIR
 TERJEPIT DIANTARA BENDA
 TERLANGGAR, TERTUMBUK, TERTABRAK, TERGILAS
BENDA
 TERPOTONG
 TERKILIR
 TERBAKAR AKIBAT/BERHUBUNGAN DENGAN SUHU
TINGGI/KOROSIF/RADIASI
 TERSENGAT ARUS LISTRIK
 LAIN-LAIN
P3K di tempat kerja :
Upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat
kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada di tempat
kerja yang mengalami sakit/cidera di tempat kerja.

Petugas P3K di tempat kerja :


Pekerja/buruh yang ditunjuk oleh pengurus/pengusaha dan
diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K di tempat kerja

Fasilitas P3K di tempat kerja :


Semua peralatan, perlengkapan, dan bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan P3K di tempat kerja
P3K dimaksudkan :
 Memberikan perawatan darurat pada korban,
sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan
oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.

P3K diberikan untuk :


 Menyelamatkan nyawa korban

 Meringankan penderitaan korban

 Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah

 Mempertahankan daya tahan korban

 Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.


 Komitmen dan Kebijakan
 Identifikasi & evaluasi potensi bahaya
 Diklat Petugas
 Penyediaan Fasilitas P3K
 Pelaksanaan P3K
 Pemeliharaan
 Pelaporan
 Evaluasi
 Fasilitas :
 Kotak P3K
 Isi kotak P3K
 Buku pedoman
 Ruang P3K
 Perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat darurat,
alat angkut dan transportasi)
 Personil :
 Penanggung Jawab : dokter pimpinan PKK, Ahli
K3
 Petugas P3K : Sertifikat pelatihan P3K di tempat
kerja, Lisensi
 Internal Perusahaan
 Pengurus Perusahaan
 Dokter Perusahaan/DPKTK
 Ahli K3, Ahli K3 Kimia
 Auditor Internal

 External Perusahaan
 Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
 Auditor External
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970
 Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan Kerja untuk
memberikan P3K
 Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina tenaga kerja
dalam pemberian P3K
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
 Pasal 2: Tugas pokok PKK diantaranya :
 Pelaksanaan P3K
 Pendidikan petugas P3K
3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969
 Pasal 19 : Setiap badan , lembaga atau dinas pemberi jasa,
atau bagiannya yang tunduk kepada konvensi ini,
dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan
bahaya harus :
 Menyediakan Apotik atau pos P3K sendiri atau
 Memelihara apotik atau pos P3K bersama-sama dengan badan,
lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya.
 Mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan
P3K
Ps 2. Kewajiban pengurus/pengusaha :
1) Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K
dan fasilitas P3K di tempat kerja.
2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat
kerja.
Ps.3 Syarat Petugas P3K Di Tempat Kerja :
1) Harus memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari
instansi ketenagakerjaan.
2) Syarat-syarat pemberian lisensi petugas P3K Di
Tempat Kerja :
a. Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan;
b. Sehat jasmani dan rohani;
c. Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K;
d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di bidang
P3K di tempat kerja  memiliki sertifikat pelatihan P3K
di Tempat Kerja.
3) Pedoman tentang pelatihan dan pemberian
lisensi diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan.
Ps. 4
 Petugas P3K dalam melaksanakan tugasnya dapat
meninggalkan pekerjaan utamanya untuk
memberikan pertolongan bagi pekerja/buruh
dan/atau orang lain yang mengalami sakit atau cidera
di tempat kerja
Ps. 5
1) Petugas P3K di tempat kerja ditentukan berdasarkan
jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat
kerja (dengan rasio sebagaimana Lampiran I Peraturan
ini.
Klasifikasi Tempat Kerja Jumlah pekerja Jumlah petugas P3K

Tempat kerja dengan


potensi bahaya rendah 25 – 150 org 1 org

1 orang untuk setiap


>150
150 orang atau kurang

Tempat kerja dengan ≤100 1 orang


potensi bahaya tinggi
>100 1 orang untuk setiap
100 orang atau kurang
2) Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas P3K
pada :
a) tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih
sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat
kerja;
b) tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di gedung
bertingkat sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya
di tempat kerja;
c) tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja.
a) Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja;
b) Merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
c) Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan;
dan
d) Melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.
1) Pengurus wajib memasang pemberitahuan
tentang nama dan lokasi petugas P3K di
tempat kerja pada tempat yang mudah terlihat.
2) Petugas P3K di tempat kerja dapat
menggunakan tanda khusus yang mudah
dikenal oleh pekerja/buruh yang
membutuhkan pertolongan.
Ps. 8 :
1. Fasilitas P3K di Tempat Kerja meliputi:
a) Ruang P3K;
b) Kotak P3K dan isi;
c) Alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d) Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri
dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.
 Alat pelindung diri khusus : peralatan yang
disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di
tempat kerja yang digunakan dalam keadaan
darurat.
 Peralatan khusus : alat untuk pembasahan tubuh
cepat (shower) dan pembilasan/pencucian mata.
Ps 9 :
1) Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf a dalam hal :
a. mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau lebih;
b. mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100
orang dengan potensi bahaya tinggi .
2) Persyaratan ruang P3K meliputi :
a) Lokasi ruang P3K :
 Dekat dengan toilet/kamar mandi;
 Dekat jalan keluar;
 Mudah dijangkau dari area kerja; dan
 Dekat dengan tempat parkir kendaraan.
b) Luas minimal cukup untuk menampung satu tempat tidur
pasien dan masih terdapat ruang gerak bagi seorang
petugas p3k serta penempatan fasilitas p3k lainnya;
c) Bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu
dan jalan yang cukup lebar untuk memindahkan korban;
Persyaratan ruang P3K (lanjutan) :
d) Diberi tanda yang jelas dengan papan nama yang
jelas dan mudah dilihat;
e) Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :
 wastafel dengan air mengalir;
 Kertas tisue/lap;
 Usungan/tandu;
 Bidai/spalk;
 Kotak P3K dan isi;
 Tempat tidur dengan bantal dan selimut;
 Tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti : tandu
dan/atau kursi roda;
 Sabun dan sikat;
 Pakaian bersih untuk penolong;
 Tempat sampah; dan
 Kursi tunggu bila diperlukan.
1. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar
putih dengan lambang P3K berwarna hijau;
2. Isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II peraturan
ini dan tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja;
3. Penempatan kotak P3K :
a) Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda
arah yang jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat apabila
akan digunakan;
b) Disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah
kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran III peraturan
menteri ini;
c) Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau
lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K
sesuai jumlah pekerja/buruh;
d) Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung
bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus menyediakan
kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.
a) Tandu atau alat lain untuk memindahkan korban
ke tempat yang aman atau rujukan; dan

b) Mobil ambulance atau kendaraan yang dapat


digunakan untuk pengangkutan korban.
KOTAK A KOTAK B KOTAK C
No ISI (untuk 25 (untuk 50 TK/ (untuk 100
TK/ kurang) kurang) TK/kurang)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3. Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5. Plester Cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Kain segitiga/mittela 2 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 12 12 12
10. Sarung tangan sekali pakai 2 3 4
(pasangan) 2 4 6
11. Masker 1 1 1
12. Pinset 1 1 1
13. Lampu senter 1 1 1
14. Gelas untuk cuci mata 1 2 3
15. Kantong plastik bersih 1 1 1
16. Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1
17. Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
18. Alkohol 70% 1 1 1
19. Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
20. Buku catatan 1 1 1
21. Daftar isi kotak
Jumlah Kotak P3K
Jumlah Pekerja Jenis Kotak P3K
Tiap 1 (Satu) Unit Kerja
< 26 org A 1 kotak A
26 s.d 50 org 1 kotak B atau,
B/A
2 kotak A
51 s.d 100 org 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
C/B/A
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Setiap 100 org 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
C/B/A
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Keterangan :
1 kotak B setara dengan 2 kotak A
1 kotak C setara dengan 2 kotak B
TUJUAN
1) Tujuan Umum
a) Memberikan pedoman bagi instansi pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
penyelenggara pelatihan dan masyarakat industri dalam
rangka pelatihan Petugas P3K di tempat kerja.
b) Memberikan pedoman bagi instansi pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dalam
rangka pemberian lisensi bagi Petugas P3K di tempat
kerja.
2) Tujuan Khusus
• Tersedianya pedoman pelatihan dan pemberian lisensi
Petugas P3K di tempat kerja di seluruh Indonesia.
1. Pelatihan Petugas P3K di Tempat Kerja.

2. Pemberian lisensi petugas P3K di Tempat


Kerja.
I. Syarat-syarat pelaksanaan pelatihan petugas
P3K di tempat kerja :
A. Peserta
B. Penyelenggara Pelatihan
C. Kurikulum Pelatihan
D. Instruktur
E. Evaluasi
F. Penerbitan Sertifikat
A. Syarat Peserta pelatihan petugas P3K di tempat
kerja
• Setiap pekerja/buruh yang akan ditunjuk
sebagai petugas P3K di tempat kerja dapat
mengikuti pelatihan
B. Syarat Penyelenggara Pelatihan Petugas P3K di
tempat kerja :
1) Pihak-pihak yang dapat menyelenggarakan
pelatihan;
2) Pihak yg akan melaksanakan pelatihan
petugas P3K di tempat kerja harus
berkoordinasi dengan Instansi yang
membidangi pengawasan ketenagakerjaan
setempat.
Pihak-pihak yang dapat menyelenggarakan pelatihan :
a) Instansi yang bertanggung jawab dibidang pengawasan
ketenagakerjaan.
b) PJK3 bidang pembinaan yang telah disahkan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
c) Pusat K3 dan balai-balainya.
d) Perusahaan yang menyelenggarakan pelatihan untuk
pekerja/buruhnya (pelatihan internal),
e) Lembaga lain yang telah dinyatakan memenuhi syarat oleh
Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan,
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.
C. Kurikulum Pelatihan
A. Teori : 18 JP, Praktek 12 JP  @ 45 MENIT, Total : 30 JP
B. Materi Dasar :
1) Dasar-dasar kesehatan kerja dan Peraturan perundangan
bidang P3K di tempat kerja
2) Dasar-dasar P3K di Tempat Kerja

C. Materi Inti :
3) Anatomi dan Fisiologi Manusia
4) Pertolongan pertama pada Gangguan Umum
5) Resusitasi Jantung Paru
6) Pertolongan Pertama pada Gangguan Lokal
7) Pertolongan pertama pada gangguan Kejang, Pajanan Suhu
Lingkungan dan Bahan Kimia
8) Pertolongan Pertama pada keadaan khusus
9) Tanggap darurat dan Evakuasi Korban dalam pertolongan
pertama
D. Evaluasi :
10) Pre test & Pos test
D. Instruktur Pelatihan :
 Materi dasar diberikan oleh instruktur yang
berasal dari instansi yang bertanggung jawab
dibidang pengawasan ketenagakerjaan
 Materi inti dapat diberikan oleh instruktur yang
berasal dari praktisi, akademisi atau instansi
pemerintah terkait.
E. Evaluasi
 Evaluasi dilakukan oleh penyelenggara pelatihan
bersama instansi yang membidangi pengawasan
ketenagakerjaan, berdasarkan :
 Prosentase kehadiran sekurang-kurangnya 80%.
 Hasil ujian teori dan praktek sekurang-kurang
dengan nilai rata-rata 70.
F. Penerbitan Sertifikat
1) Penerbitan sertifikat bagi yang baru mengikuti pelatihan :
 sertifikat dikeluarkan oleh Dirjen Binwasnaker c.q Direktur
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
2) Penerbitan sertifikat bagi yang pernah mengikuti pelatihan
sebelum dikeluarkannya Keputusan ini.
 Dalam hal petugas P3K di tempat kerja yang pernah
mengikuti pelatihan sebelum pedoman ini dikeluarkan
dan telah memiliki sertifikat dari penyelenggara pelatihan,
maka sertifikat dapat diterbitkan oleh Dirjen Binwasnaker
c.q Direktur Pengawasan Norma K3, setelah melalui
proses evaluasi.
A.Lisensi Petugas P3K di Tempat Kerja
B.Buku Kegiatan Petugas P3K Di Tempat Kerja
 Lisensi Petugas P3K di tempat kerja diterbitkan oleh instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat
 Pemberian lisensi bagi Petugas P3K di Tempat Kerja dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Pengurus harus mengajukan permohonan kepada Instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan setempat disertai lampiran :
a) Surat keterangan penunjukkan dari perusahaan sebagai Petugas P3K di
tempat kerja.
b) Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter.
c) Surat pernyataan bersedia ditunjuk sebagai Petugas P3K di Tempat Kerja
d) Salinan sertifikat
e) Pasfoto 2x3 berwarna sebanyak 2 lembar
2. Lisensi petugas P3K di tempat kerja berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak
tanggal diterbitkan dan dapat diperpanjang dengan mengajukan
permohonan dan lampiran sebagaimana tersebut pada huruf 1, dan
disertai laporan kegiatan selama pemberian lisensi.
 Bentuk empat persegi panjang dengan
ukuran P: 9,5 x L: 5,5 cm
 Lisensi berwarna hijau
Tampak bagian depan :
9,5 CM

Logo LISENSI PETUGAS P3K Logo


Pemda DI TEMPAT KERJA K3

No. : /P3K/ /200...

Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Perusahaan :
Alamat Perusahaan :
Jabatan :
5,5 cm
Berlaku s/d :

……………, tanggal-bulan-tahun
Kepala Dinas............... ......

Nama
NIP
Tampak bagian belakang :

KEWAJIBAN PETUGAS P3K DI TEMPAT


KERJA
1. Melaksanakan tindakan P3K bila terjadi kecelakaan di
tempat kerja
2. Merawat fasilitas P3K di tempat kerja
3. Mencatat setiap kegiatan P3K di tempat kerja dalam buku
kegiatan
4. Melaporkan kegiatan P3K di tempat kerja kepada
pengurus
5. Melakukan latihan P3K di tempat kerja sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan sekali dan dicatat dalam Buku
Kegiatan Petugas P3K di Tempat Kerja.
 Petugas P3K di Tempat Kerja wajib memiliki Buku Kegiatan
Petugas P3K di tempat kerja.
 Buku Kegiatan Petugas P3K di Tempat Kerja digunakan untuk
mencatat semua kegiatan dalam melakukan pertolongan pertama,
latihan pertolongan pertama ataupun dalam pemeliharaan kotak
P3K.
 Buku kegiatan petugas P3K dikeluarkan oleh instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan setempat.
 Bentuk dan ukuran Buku Kegiatan Petugas P3K di tempat kerja
sebagai berikut:
 Bentuk empat persegi panjang dengan ukuran P: 16 x L: 10,5 cm
 Warna sampul putih
 Jumlah halaman minimal 16 halaman
Buku Kegiatan Petugas DINAS TENAGA KERJA ....………….
P3K di tempat kerja
BUKU KEGIATAN PETUGAS P3K

DIBERIKAN KEPADA

16 cm ............................................................................

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja


dan Transmigrasi
No. PER-15/MEN/VIII/2008

10,5 cm
2. Halaman 1 (satu)

BUKU KEGIATAN
PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA

No. Lisensi..............
Buku Kegiatan Petugas
P3K di tempat kerja Nama :
Tempat/tanggal lahir:
Perusahaan :
Alamat Perusahaan :
Jabatan :

............,.......................
Kepala Bidang/Unit
Pengawasan Ketenagakerjaan

Nama
NIP
3. Halaman 2 (dua)
PERHATIAN

1. Pengurus atau Petugas P3K harus


memperlihatkan Buku Kegiatan ini kepada
Buku Kegiatan Petugas Pegawai Pengawas setempat untuk dicatat
P3K di tempat kerja dan diketahui
2 Kepala Dinas Tenaga Kerja sewaktu-waktu
dapat meminta Buku Kegiatan ini untuk
diadakan pemeriksaan seperlunya.
3 Lisensi petugas P3K di tempat kerja dapat
dicabut oleh Kepala Instansi yang
bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat bilamana :
a Melanggar peraturan perundangan di
bidang K3
b. dinilai tidak berkemampuan lagi
sebagai petugas P3K di tempat kerja
atas usul pegawai pengawas
4 Untuk perpanjangan lisensi diajukan 1
(satu) bulan sebelum habis masa berlaku
lisensi ini.
Buku Kegiatan Petugas P3K di tempat kerja

4. Halaman 3 (tiga) s/d 16 (enam belas)


Mengetahui
Tindakan
No. Tanggal Kegiatan / Kejadian Pengurus Keterangan
P3K
Perusahaan

Ditetapkan di ……… tanggal………


Disnaker ....................
Kepala Bidang/Unit
Pengawasan Ketenagakerjaan

( Nama )
NIP
Apakah anda pernah kesetrum ?
SEBAB-SEBAB :
1. Aliran arus listrik
2. Pengaruh medan magnit
3. Kesalahan mekanik perlengkapan listrik
4. Bunga api
5. Kombinasi
 Voltage/Kekuatan listrik (beda potensial)
 Amper (Arus Listrik)
 Type Arus/jenis aliran (searah/bolak-balik)
 Lama Kontak == banyaknya energi yang terserap
 Daerah / bagian tubuh yang kontak (Tahanan)
 Jalan Arus
 Banyaknya Jaringan Resistance
 Kandungan Air Dalam Jaringan
1. Jaringan konduktor
 Pembuluh darah
 Otot

2. Jaringan tidak konduktor


 Tulang
 Kulit kering
 Syaraf tepi
1. Akibat arus searah :
 Perubahan elektrolit.
2. Akibat Arus bolak-balik
 Kejang otot
 Berkeringat
 Kerusakan jaringan
 Vertrikel fibrilasi sampai henti jantung, otak kurang O2 dan
meninggal.
 Voltage dan freq. 100 v & 60 Hz menyebabkan ventrical fibrilation
 Voltage tinggi dapat menyebabkan paralysis pernafasan
 Arus diatas 20 mA dapat menyebabkan kontraksi otot pernafasan
dada, dll.
0,5 ma
Dirasakan
Lebih dari 3 ma
painful shock
Lebih dari 10 ma
Kontraksi otot “no-let-go” danger, 0,1 dtk tdk tjd gangguan,
0,5 dtk kelumpuhan sementara, pernafasan, pingsan, 1 dtk
ventricel fibrilasi.
Lebih dari 30 ma
lung paralysis- usually temporary
Lebih dari 50 ma
possible ventricular fib. (heart dysfunction, usually fatal)
100 ma sampai 4 amps
certain ventricular fibrillation, fatal
Lebih 4 amps
heart paralysis; severe burns. Usually caused by >600 volts
 Cidera (luka bakar akibat listrik masuk dan
keluar)
 Kerusakan jaringan (kulit/sub kutis, saraf, otot,
tulang patah, mata, ginjal, saluran pencernaan,
pembuluh darah, jantung/irama, konduksi,
infark)
 Kejang (kontraksi otot tidak teratur)
 Gelisah, nyeri otot, kelumpuhan, gangguan
penglihatan.
 Mati klinis (hilang kesadaran, henti nafas, henti
jantung)

Anda mungkin juga menyukai