Anda di halaman 1dari 50

Dasar-Dasar Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan


(P3K) di Tempat Kerja
Dasar Hukum P3K Di tempat Kerja

 Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3 dan pasal


9 ayat 3
 Permenakertrans no.03/men/1982 tentang PELAYANAN KESEHATAN KERJA
 Undang-Undang no 3 tahun 1969 tentang PERSETUJUAN KONVENSI ORGANISASI
PERBURUHAN INTERNASIONAL NO.120 MENGENAI HYGIENE DALAM PERNIAGAAN
DAN KANTOR-KANTOR pasal 19
 Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja
 Pasal 3 ayat 1 poin e
memberi pertolongan pada kecelakaan;
 Pasal 9 ayat 3
Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan
Permenakertrans no.03/men/1982 tentang
PELAYANAN KESEHATAN KERJA

 Pasal 2
 poin g
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
 Poin h
Pendidikan Kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas Pertolongan
Pada Kecelakaan
Undang-Undang no 3 tahun 1969 tentang PERSETUJUAN
KONVENSI ORGANISASI PERBURUHAN INTERNASIONAL NO.120
MENGENAI HYGIENE DALAM PERNIAGAAN DAN KANTOR-
KANTOR
 Pasal 19
Setiap badan, lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya, yang tunduk
pada konvensi ini, dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya
harus–
(a) memelihara apotik atau pos PPPK sendiri; atau
(b) memelihara apotik atau pos PPPK bersama-sama dengan badan, lembaga atau
kantor pemberi jasa atau bagiannya;
(c) mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan PPPK.
PENGERTIAN
 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) :
Upaya memberi pertolongan pertama pada korban
kecelakaan atau penyakit mendadak, dg cepat & tepat
sebelum korban mendapat pertolongan lebih lanjut

 P3K di tempat kerja :


Upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan
tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada
di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat
kerja.

 Pengawasan P3K di tempat kerja :


Pengawasan thd peraturan per-uu terkait penyelenggaraan
P3K di tempat kerja
Jenis Kecelakaan Kerja

• Kecelakaan Kerja (Murni dan KLL)


First Aid Case
Medically Treated Case
Restricted-Work Case Diperhitungkan dalam angka
statistik kecelakaan kerja 
Lost-day Work Case Performance K3 Perusahaan
MAKSUD DAN TUJUAN
P3K DI TEMPAT KERJA
Menyelamatkan nyawa pekerja yg menjadi
korban kecelakaan
 Mencegah cidera bertambah parah :
 Mencegah maut
 Mencegah/mengurangi perdarahan
 Meringankan rasa nyeri

 Menunjang upaya penyembuhan cidera


 Mencari pertolongan lebih lanjut
Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008
ttg P3K Di Tempat Kerja

Kewajiban pengusaha (ps 2) :


1)Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K
dan fasilitas P3K di tempat kerja.
2)Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat
kerja.
Permenakertrans No.
Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K Di
Tempat Kerja
Syarat Petugas P3K Di Tempat Kerja (Ps 3) :
1)Harus memiliki lisensi dan buku kegiatan
P3K dari instansi ketenagakerjaan.
2)Syarat-syarat pemberian lisensi petugas
P3K Di Tempat Kerja :
a. Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan;
b. Sehat jasmani dan rohani;
c. Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K;
d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di
bidang P3K di tempat kerja (telah memiliki
sertifikat pelatihan P3K di Tempat Kerja).
Ps 4
• Petugas P3K dalam melaksanakan tugasnya
dapat meninggalkan pekerjaan utamanya
untuk memberikan pertolongan bagi
pekerja/buruh dan/atau orang lain yang
mengalami sakit atau cidera di tempat kerja
• Petugas P3K di tempat kerja ditentukan
berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan potensi
bahaya di tempat kerja (dengan rasio
sebagaimana Lampiran I Permenakertrans No.
Per.15 Tahun /2008 .
RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA DENGAN
JUMLAH PEKERJA BERDASARKAN KLASIFIKASI TEMPAT
KERJA
Klasifikasi Tempat Kerja Jumlah pekerja Jumlah petugas P3K

Tempat kerja dengan potensi


bahaya rendah 25 – 150 org 1 org

1 orang untuk setiap 150


>150
orang atau kurang

Tempat kerja dengan potensi ≤100 1 orang


bahaya tinggi
>100 1 orang untuk setiap 100
orang atau kurang
Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas
P3K pada :
a) tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter
atau lebih sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi
bahaya di tempat kerja;
b) tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di gedung
bertingkat sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi
bahaya di tempat kerja;
c) tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja.
Petugas P3K di tempat kerja
mempunyai tugas :
a) Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja;
b) Merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
c) Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku
kegiatan; dan
d) Melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.
• Pengurus wajib memasang
pemberitahuan tentang nama dan lokasi
petugas P3K di tempat kerja pada tempat
yang mudah terlihat.
• Petugas P3K di tempat kerja dapat
menggunakan tanda khusus yang mudah
dikenal oleh pekerja/buruh yang
membutuhkan pertolongan.
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
1. Fasilitas P3K meliputi:
a) Ruang P3K;
b) Kotak P3K dan isi;
c) Alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d) Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri
dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.
2. Alat pelindung diri khusus : peralatan yang disesuaikan
dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja yang
digunakan dalam keadaan darurat.
3. Peralatan khusus : alat untuk pembasahan tubuh cepat
(shower) dan pembilasan/pencucian mata.
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
• Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf a dalam hal :
– mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau lebih;
– mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100
orang dengan potensi bahaya tinggi .
Persyaratan ruang P3K :
1. Lokasi ruang P3K :
 Dekat dengan toilet/kamar mandi;
 Dekat jalan keluar;
 Mudah dijangkau dari area kerja; dan
 Dekat dengan tempat parkir kendaraan.
1. Luas minimal cukup untuk menampung satu tempat tidur pasien dan masih
terdapat ruang gerak bagi seorang petugas p3k serta penempatan fasilitas p3k
lainnya;
2. Bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu dan jalan yang cukup lebar
untuk memindahkan korban;
3. Diberi tanda yang jelas dengan papan nama yang jelas dan mudah dilihat;
4. Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :
 wastafel dengan air mengalir;
 Kertas tisue/lap;
 Usungan/tandu;
 Bidai/spalk;
 Kotak P3K dan isi;
 Tempat tidur dengan bantal dan selimut;
 Tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti : tandu dan/atau kursi roda;
 Sabun dan sikat;
 Pakaian bersih untuk penolong;
 Tempat sampah; dan
 Kursi tunggu bila diperlukan.
Persyaratan Kotak P3K
1. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa,
berwarna dasar putih dengan lambang P3K berwarna
hijau;
2. Isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II
peraturan ini dan tidak boleh diisi bahan atau alat selain
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja;
3. Penempatan kotak P3K :
a) Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah
yang jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat apabila akan
digunakan;
b) Disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah
kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran III peraturan
menteri ini;
c) Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter
atau lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak
P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
d) Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung
bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus menyediakan
kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.
Alat evakuasi dan alat transportasi
meliputi:
a) tandu atau alat lain untuk memindahkan
korban ke tempat yang aman atau rujukan;
dan
b) mobil ambulance atau kendaraan yang
dapat digunakan untuk pengangkutan
korban.
ISI KOTAK P3K
No ISI KOTAK A KOTAK B KOTAK C
(untuk 25 TK/ (untuk 50 TK/ (untuk 100
kurang) kurang) TK/kurang)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3. Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5. Plester Cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Kain segitiga/mittela 2 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 12 12 12
10. Sarung tangan sekali pakai 2 3 4
(pasangan) 2 4 6
11. Masker 1 1 1
12. Pinset 1 1 1
13. Lampu senter 1 1 1
14. Gelas untuk cuci mata 1 2 3
15. Kantong plastik bersih 1 1 1
16. Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1
17. Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
18. Alkohol 70% 1 1 1
19. Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
20.
Buku catatan 1 1 1
21. Daftar isi kotak
JUMLAH PEKERJA/BURUH, JENIS KOTAK P3K
DAN JUMLAH KOTAK P3K
Jumlah Pekerja Jenis Kotak P3K Jumlah Kotak P3K
Tiap 1 (Satu) Unit Kerja
< 26 org A 1 kotak A
26 s.d 50 org B/A 1 kotak B atau,
2 kotak A
51 s.d 100 org C/B/A 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Setiap 100 org C/B/A 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A

Keterangan :
1 kotak B setara dengan 2 kotak A
1 kotak C setara dengan 2 kotak B
Prinsip Dasar Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan:
 Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya
 Pakailah metode pertolongan yang cepat,
mudah dan efisien
 Catat semua usaha pertolongan yang telah
dilakukan
Pelaksanaan P3K
Di Tempat Kerja
Pengorganisasian melalui : P2K3
 Penerapan melalui :
 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja
 Merupakan bagian dari upaya
penanggulangan keadaan darurat
(Emergency Respond)
 Dilakukan oleh petugas terlatih
Sistematika Pertolongan Pertama pada
korban kecelakaan:
 Jangan Panik
 Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya
 Perhatikan pernafasan,denyut jantung, pendarahan dan tanda-tanda shock
 Jangan memindahkan korban secara terburu-buru
 Segera rujuk ke pusat pengobatan terdekat
Kedaruratan
• Alam, Buatan dan
kompleks
– Banjir – Kebocoran gas
– Hurricane beracun
– Tornado – Tumpahan bahan
kimia
– Kebakaran
– Kec. Radiologi
– Serangan senjata
kimia dan biologi – New emerging
diseases
Kedaruratan di Tempat Kerja

• Situasi tak diharapkan


• Mengancam tenaga kerja, relasi, atau
masyarakat;
• Menghambat dan menghentikan produksi;
• Menyebabkan kerusakan fisik dan lingkungan
Potensi bahaya pada situasi
darurat
• Percikan atau kontak bahan kimia dan
toksik
• Benda terjatuh atau terbang
• Atmosfer yang tidak menentu
• Bahaya api dan listrik
• Kekerasan di tempat kerja
Emergency Action Plan
(EAP)
• Dokumen tertulis
yang memenuhi
nilai baku tertentu.
• Tujuan:
memfasilitasi dan
mengatur tindakan
pihak terkait saat
terjadi kedaruratan.
EAP

• EAP
mengantisipasi
semua potensi
kedaruratan di
tempat kerja.
• Diperlukan hazard
assessment utk
mengenal potensi
keadaan bahaya.
Elemen perencanaan

• Prosedur evakuasi dan emergency


escape route.
• Prosedur untuk t.k yang bertugas pada
waktu kritis sebelum evakuasi.
• Prosedur untuk menghitung seluruh tk
setelah evakuasi.
Elemen perencanaan

• Tugas medik dan penyelamatan oleh tk yang


ditugaskan.
• Laporan kebakaran dan bencana lainnya.
• Nama dan jabatan yang dapat dihubungi dalam
kaitan EAP.
• Muster point/Assembly Point: Tempat tertentu
yang digunakan untuk berkumpul bila terjadi
bencana. Harus merupakan tempat yang luas,
aman, tidak tertutup
Tersosialisasikan dan
Menetap
Rantai komando

• Mengurangi kepanikan dan meyakinkan


mereka yang mempunyai otoritas untuk
membuat keputusan
• Mengkoordinasi kerja tim emergensi
respons dan bantuan luar.
• Menjamin dukungan adekuat dari personil
terlatih.
Koordinator tim tanggap darurat

• Menilai situasi dan menetapkan keadaan darurat


dan memerlukan pelaksanaan prosedur darurat

• Mengarahkan semua upaya dan personil


evakuasi

• Menjamin bantuan luar termasuk medis dan


pemadam kebakaran siap sewaktu waktu.

• Memerintahkan penghentian operasi bila perlu.


Kemampuan anggota tim
• Penggunaan berbagai APA
• Pertolongan pertama termasuk CPR
• Prosedur penghentian produksi
• Prosedur evakuasi
• Prosedur pengendalian tumpahan kimia
Kemampuan anggota tim
• Penggunaan alat pernapasan (SCBA)
• Prosedur penyelamatan dan pencarian
• Pemadaman api dini dan lanjut
• Konseling trauma
Program Training

 Dilaksanakan di awal rencana  Terdapat revisi prosedur

 Berlaku untuk semua tk baru  Dilakukan bila pada latihan terlihat


kekurangan

 Penggunaan peralatan, bahan dan proses  Minimal setahun sekali (biasanya 6 bln/x)
yang baru
Materi Training

(1) Rencana evakuasi,

(2) Sistem alarm,

(3) Prosedur pelaporan,

(4) Prosedur penghentian produksi, dan

(5) Jenis potensi darurat.


Komunikasi

• Waktu merupakan elemen penting untuk


respon yang adekuat
• Antisipasi terputusnya saluran telepon,
listrik dan air.
• Tetapkan focal point untuk komunikasi
keluar masuk.
Alat Pelindung Diri

• Kacamata, gogles, atau tameng wajah


• Safety helmet dan safety shoes
• Respirator
• Apron dan pakaian pelindung kimia
• Perlindungan panas
Bantuan medis

• Pertolongan pertama terjangkau dalam


waktu 3 – 4 menit
• Tenaga terlatih tersedia
• Alat, bahan dan latihan untuk irigasi mata
• Tersedia tenaga medis pemberi saran dan
konsultasi
• Tersedia ambulan
Pengamanan

• Lokalisir area
darurat
• Pembatasan
personil yang tidak
bertugas
• Pengamanan
dokumen penting
Perlindungan Respirasi

(1) Air-purifying devices; tidak dapat digunakan pada


atmosfer dengan kadar oksigen yang rendah.

(2) Air-supplied respirators; tidak digunakan pada


atmosfer yang mengandung bahan toksik.

(3) Positive-pressure self-contained breathing apparatus


(SCBA), diperlukan untuk kondisi atmosfer yang tidak
jelas

(4) Escape masks.


Response standard

• 3 -4 menit untuk akses pertolongan


pertama
• 15 menit untuk tempat kerja tanpa risiko
tinggi
• Kemampuan CPR dan First Aid
• Kemampuan AED
• Emergency Oxygen
TRIAGE

• Pemilahan kondisi korban sebagai dasar


prioritas penanganan pada multiple
casualty incident
• Kondisi korban dibagi atas 4 kategori:
Hitam: meninggal
Merah: Immediate (segera rujuk)
Kuning: Delayed (rujuk setelah immediate)
Hijau: Minor (cedera ringan)
TRIAGE
Parameter Pemilahan

• Dapat merespons (“Yang bisa berjalan,


berkumpul di sebelah kanan saya : Hijau)
• Tanda vital
• Beberapa sistem skor: START, ETAT-
WHO (anak), dll
• Kode kategori menggunakan kartu/tag
yang disematkan pada badan pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai