Anda di halaman 1dari 90

PERTOLONGAN PERTAMA

PADA KECELAKAAN
(BASIC)
Permenakertrans NO. 15 Tahun 2008

Meirizal Ari Putra, M.K.M


Sekitar 25 % Kematian Akibat
kecelakaan tidak seharusnya
terjadi jika dilakukan P3K dengan
benar
LATAR BELAKANG

• Sumber bahaya di tempat kerja


• Disadari tapi tidak dimengerti
• Dapat mengakibatkan cedera terhadap pekerja (manusianya)
• Adanya kecelakaan dan kematian akibat kecelakaan kerja.
• Belum diselenggerakan p3k di tempat kerja
• Perlunya P3K di tempat kerja
PENGERTIAN

 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) :


Upaya memberi pertolongan pertama pada korban kecelakaan atau penyakit mendadak, dg cepat & tepat
sebelum korban mendapat pertolongan lebih lanjut

 P3K di tempat kerja :


Upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain
yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.

 Pengawasan P3K di tempat kerja :


Pengawasan thd peraturan per-uu terkait penyelenggaraan P3K di tempat kerja
Maksud Dan Tujuan
P3K dimaksudkan :
Memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang
lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.

P3K diberikan untuk :


Menyelamatkan nyawa korban
Meringankan penderitaan korban
Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
Mempertahankan daya tahan korban
Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
TUJUAN FIRST AID DI TEMPAT
KERJA
Memberikan
perawatan gawat
darurat pada korban :
Menyelamatkan, Sebelum
Dokter dan
Mencegah, Paramedis
Mempertahankan
Hidup.
RANTAI KESELAMATAN

Defirbrillasi
Akses Dini RJP Dini ALS Dini Post Care
Dini

Rangkaian keselamatan yang harus dilaksanakan


Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)
di Tempat Kerja
Cepat dan Tepat

Pekerja/Buruh

P3K Sakit/Cidera

Ditunjuk Oleh
Pengurus
Lingkungan
Kerja

Fasilitas P3K
Kenapa P3K harus
diterapkan ?
Keterampilan
Pekerjaan Risiko P3K
Kecelakaan Kerja
 Jatuh Dari Ketinggian
 Kejatuhan Benda
 Terantuk, Tersandung, Tergelincir
 Terjepit Diantara Benda
 Terlanggar, Tertumbuk, Tertabrak, Tergilas Benda
 Terpotong
 Terkilir
 Terbakar Akibat/Berhubungan Dengan Suhu
Tinggi/Korosif/Radiasi
 Tersengat Arus Listrik
 Lain-lain
Jenis Kecelakaan Kerja

Kecelakaan Kerja (Murni dan KLL)


First Aid Case
Medically Treated Case
Restricted-Work Case Diperhitungkan dalam angka
statistik kecelakaan kerja 
Lost-day Work Case Performance K3 Perusahaan
SUMBER KONDISI BAHAYA TEMPAT
KERJA
 Listrik
 Gas
 Api
 Air
 Struktur yang tidak stabil
 Posisi pasien
 Lalu lintas
 Bahan berminyak
 Bahan kimia yang mengandung racun
Pelaksanaan P3K Di Tempat Kerja

Pengorganisasian melalui : P2K3


Penerapan melalui :
 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
 Merupakan bagian dari upaya penanggulangan
keadaan darurat (Emergency Respond)
Dilakukan oleh petugas terlatih
Pemberian Pertolongan

1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain
b. Memperhatikan sumber bahaya
c. Memperhatikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan
Pemberian Pertolongan

2. Mengamankan Tempat Kejadian


a. Memperhatikan penyebab kecelakaan
b. Utamakan keselamatan diri sendiri
c. Singkirkan sumber bahaya yang ada (putuskan aliran
dan matikan sumber )
d. Hilangkan faktor bahaya misal dengan menghidupkan
exhaus ventilasi, jauhkan sumber
e. Singkirkan korban dengan cara aman dan
memperhatikan keselamatan diri sendiri (dengan alat
pelindung ).
Pemberian Pertolongan

3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan
prioritas tindakan
 Periksa kesadaran, pernafasan, sirkulasi darah dan gangguan lokal
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
 Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari tubuh
 Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan resusitasi Jantung
paru
 Selimuti korban
 Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar ringan).
 Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.
Peraturan
Merujuk kepada :
1.UU No. 13 Tahun 2003 ttg
Ketenagakerjaan
2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang 1. Permenakertrans NO. 15
Keselamatan Kerja, ditempat kerja.
 Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan
Tahun 2008 ttg Pertolongan
Kerja untuk memberikan P3K pertama pada kecelakaan
 Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina
tenaga kerja dalam pemberian P3K (p3k) di tempat kerja
3. Permennakertrans 2. Kepdirjen Binwasnaker No.
No.Per.03/Men/1982
 Pasal 2: Tugas pokok PKK;
Kep. 53/DJPPK/VIII/2009
 Pelaksanaan P3K
 Pendidikan petugas
P3K
Definisi (Permenakertrans No. 15/Men/VIII/2008) Pasal 1 ayat 1
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja
selanjutnya disebut dengan P3K ditempat kerja, adalah
upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan
tepat kepada pekerja / buruh / dan / atau orang lain yang
berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cedera
di tempat kerja
Petugas P3K (Permenakertrans No. 15/Men/VIII/2008) Pasal
1 ayat 2)

Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja atau buruh


yang ditunjuk oleh pengurus atau pengusaha dan diserahi
tugas tambahan untuk melaksanakan P3K di tempat kerja
PERMENAKERTRANS NO.15/MEN/VIII/2008

PASAL 2
1. Pengusaha wajib menyediakan
petugas P3K dan fasilitas P3K di
tempat kerja
PERMENAKERTRANS
NO.15/MEN/VIII/2008
PASAL 3
Tentang Petugas P3K di tempat kerja
1. Petugas P3K ditempat kerja sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) harus memiliki
lisensi dan buku kegiatan P3K dari kepala
instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat
PERMENAKERTRANS NO.15/MEN/VIII/2008

PASAL 3
Tentang Petugas P3K di tempat kerja

2. Untuk mendapatkan lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus


memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan


2. Sehat jasmani dan rohani
3. Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K
4. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di bidang P3K di
tempat kerja yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
PEMBINAAN PENGAWASAN PELAKSANAAN
P3K DI TEMPAT KERJA

Internal Perusahaan
 Pengurus Perusahaan
 Dokter Perusahaan/DPKTK
 Ahli K3, Ahli K3 Kimia
 Auditor Internal

External Perusahaan
 Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
 Auditor External
PENGAWASAN PELAKSANAAN P3K DI TEMPAT
KERJA

Fasilitas :
 Kotak P3K
 Isi kotak P3K
 Buku pedoman
 Ruang P3K
 Perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat darurat, alat angkut dan
transportasi)
Personil :
 Penanggung Jawab : dokter pimpinan PKK, Ahli K3
 Petugas P3K : Sertifikat pelatihan P3K di tempat kerja
PETUGAS P3K
Jumlah Jumlah Petugas
Pekerja
Tempat Kerja 25 – 150 1
Dengan Faktor > 150 1 untuk setiap 150 orang
Risiko Rendah : (2 orang untuk 300 orang,
Toko, Kantor, dst)
Perpustakaan
Tempat Kerja 25 – 100 1 untuk setiap 100 orang
Dengan Faktor > 100 (2 untuk 200 orang, dst)
Risiko Tinggi:
kontruksi, Industri
kimia, galangan
kapal
JUMLAH DAN JENIS KOTAK P3K

Jumlah Jumlah Kotak Tiap 1 (satu) Unit Kerja


Pekerja Tempat Kerja dengan Tempat Kerja dengan
Faktor Risiko Rendah Faktor Risiko Tinggi
0 s.d 25 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IA Bentuk IIA
26 s.d 50 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IB Bentuk IIB
51 s.d 100 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IC Bentuk IIC
REKOMENDASI MINIMUM
ISI KOTAK P3K BENTUK I
No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja) Pekerja) Pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3. Perban (lebar 7,5 cm) 1 3 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Perban segitiga/mettela 4 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 4 4 6
10. Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
11. Masker 1 1 2
12. Aquades (100 ml lar saline) 1 2 4
13. Povidon Iodin (60 ml) 1 2 2
14. Alkohol 70% 1 1 1
15 Buku panduan P3K umum 1 1 1
16 Buku Catatan 1 1 1
17. Daftar isi kotak 1 1 1
REKOMENDASI MINIMUM
ISI KOTAK P3K BENTUK II
No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja) Pekerja) Pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3. Perban (lebar 7,5 cm) 1 3 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Perban segitiga/mettela 4 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 4 4 6
10. Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
11. Masker 1 1 2
12. Bidai 2 4 6
13. Pinset 1 1 1
14. Lampu senter 1 1 1
15 Sabun 1 1 1
16 Kerta pembersih (Cleaning Tissue) 1 1 1
17. Aquades (100 ml lar saline) 1 2 4
18. Povidon Iodin (60 ml) 1 2 2
19. Alkohol 70% 1 1 1
20. Buku panduan P3K umum 1 1 1
21. Buku Catatan 1 1 1
22. Daftar isi kotak 1 1 1
Kondisi Fisiologis
Manusia
 Pernafasan.
 Denyut nadi.
 Kesadaran.
 Turgor (elastisitas kulit).
 Reflek.
 Sistem otot, kerangka dan sendi
Prinsip Dasar Tindakan
Pertolongan
1. Pedoman tindakan
Prinsip P-A-T-U-T
 P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu
sebelum bertindak
 A = Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian,
sehingga bebas dari bahaya.
 T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa
di tempat itu ada kecelakaan.
 U = Usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah sakit
atau yang berwajib
 T = Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan
yang paling tepat.
PRIMARY SURVEY (SURVEI
AWAL)
Adalah langkah yang MENDASAR dan
PRIORITAS dalam penanganan suatu
keadaan DARURAT (Emergency)
(
PRIMARY SURVEY (SURVEI
AWAL)
Lebih dikenal dengan :
D-R-S-B- C-A
D – DANGER (Bahaya)
R – RESPONSE (Reaksi)
S – Sign of Life (Tanda-tanda Kehidupan)
B – BREATHING (Napas)
C – CIRCULATION (Sirkulasi)
A – AIRWAY (Jalan Napas)
TRIAGE

 Pemilahan kondisi korban sebagai dasar prioritas penanganan


pada multiple casualty incident
 Kondisi korban dibagi atas 4 kategori:

Hitam: meninggal
Merah: Immediate (segera rujuk)
Kuning: Delayed (rujuk setelah immediate)
Hijau: Minor (cedera ringan)
Parameter Pemilahan

 Dapatmerespons (“Yang bisa berjalan, berkumpul di sebelah


kanan saya : Hijau)
 Tanda vital
 Beberapa sistem skor: START, ETAT-WHO (anak), dll
 Kodekategori menggunakan kartu/tag yang disematkan pada
badan pasien
PENGAWASAN PELAKSANAAN P3K DI TEMPAT
KERJA

Fasilitas :
Kotak P3K
Isi kotak P3K
Buku pedoman
Ruang P3K
Perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat darurat, alat
angkut dan transportasi)
Personil :
Penanggung Jawab : dokter pimpinan PKK, Ahli K3
Petugas P3K : Sertifikat pelatihan P3K di tempat kerja
PEMBINAAN PENGAWASAN PELAKSANAAN P3K
DI TEMPAT KERJA

Internal Perusahaan
Pengurus Perusahaan
Dokter Perusahaan/DPKTK
Ahli K3, Ahli K3 Kimia
Auditor Internal

External Perusahaan
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
Auditor External
KESIAPAN
PERTOLONGAN
 Petugas/ Personil
Buku Petunjuk
Kotak P3K
Alat Pengangkut Penderita
Isi Kotak P3K
Transportasi
CONTOH
KASUS
1. Penderita Gangguan
Sirkulasi
Tanda-tanda : Penanganan :
Wajah Pucat 1. Bawa korban ketempat
Akral dingin teduh dan aman
Nafasnya cepat tak teratur 2. Tidurkan terlantang posisi
Nadi cepat dan lemah kepala lebih rendah dari
kaki.
Gelisah
3. Langgarkan baju dan beri
selimut
4. Hentikan pendarahan jika
ada luka
2. Gangguan Pernafasan
1. Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya dengan
kedua tangan
2. Kepalkan tangan anda dan tekan kepala ini pada perut bagian atas,
tepat dibawah tulang iga dan diatas pusat
3. Tarik kuat-kuat kepalkan tangan anda ke arah atas
4. Ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan
penderita.
Choking (Tersedak)
Tersedak (Choking)
Seseorang yang mengalami Choking atau Tersedak tidak bisa
melakukan pertukaran Oksigen dan Karbondioksida

 Tersedak ringan: korban masih


dapat bernapas, batuk dan
berbicara
Tanda Umum
orang tersedak
 Tersedak berat: tidak dapat
berbicara, batuk tidak bersuara, bibir
kebiruan, hingga hilang kesadaran
Penanganan Tersedak Berat
(Korban Sadar )

Abdominal Thrust (Tekan Perut)


Situasi Khusus

• Korban sangat Gemuk

• Ibu Hamil

Chest Thrust ( Tekan Dada )


3. Bahan Kimia Atau Serangga
Mengenai Mata
Bahan Kimia Serangga
1.Baringkan korban 1.Ambillah dengan ujung
2.tuangkan air steril ke saputangan bersih
dalam matanya untuk 2.Segeralah ke dokter.
menghilangkan bahan
kimianya
Jangan sekali-kali mengusap mata
3.kemudian kompreslah yang terkena bahan kimia atau
dengan kain kasa steril serangga dengan tangan
4.segera ke dokter. telanjang
Pernafasan

4. Keracunan Mulut/Pencernaan

Kulit
•Tanda dan gejala Umum: • A = Airway (Jalan napas) Bebaskan jalan napas dari
sumbatan. Apabila perlu pasang pipa endotrakeal.
•  B = Breathing (Pernapasan) Jaga agar pasien dapat bernapas
dengan baik. Apabila perlu berikan bantuan pernapasan.
1.Penurunan respon, gangguan status • C = Circulation (Peredaran Darah) Tekanan darah dan nadi
mental (gelisah, takut, dsj) dipertahankan dalam batas normal. Berikan infus cairan
dengannormal salin, dekstrosa atau Ringer Laktat.
2.Gangguan pernafasan • D = Dekontamination (Pembersihan) Dekontaminasi
merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk
3.Nyeri kepala, pusing ataupun menurunkanpemaparan terhadap racun, mengurangi
gangguan pengelihatan. absorpsi dan mencegah kerusakan.

4.Mual ataupun muntah.


5.Lemas, lumpuh ataupun kesemutan.
6.Pucat ataupun kulit kebiruan.
7.Kejang.
8.Syok.
9.Gangguan irama detak jantung
ataupun pernafasan.
5. Luka Bakar
• Panas
• Listrik
• Kimia
• Radiasi

Klasifikasi Luka Bakar
Derajat 1
Superfisial
Nyeri
Kemerahan
Sedikit bengkak
serius bila Body Surface
Area (BSA) > 75 %
Klasifikasi Luka Bakar
Derajat 2

Sangat Nyeri
Kemerahan
Timbul Gelembung
(blister)
Serius bila BSA > 30%

INGAT!! JANGAN PECAHKAN BLISTER


Klasifikasi Luka Bakar

Derajat 3
Mengenai seluruh
lapisan kulit termasuk
saraf dan pembuluh
darah
Tampak Gosong atau
putih
Tidak nyeri
Serius bila BSA >10%
Penanganan
Dinginkan!
• Proses pendinginan dengan
air mengalir sampai nyeri
berkurang (10 menit)
• Lepas kan perhiasan (cincin
gelang, jam tangan)
• Tutup dengan kain bersih
6. Luka dan Perdarahan

Luka Ringan LUKA Luka Berat

CEGAH INFEKSI CEGAH SYOK


 Bersihkan luka  Hentikan Perdarahan Segera!
 Tutup luka dengan bahan steril  Awasi Kondisi Korban
Sumber Perdarahan

Arteri

Vena

Kapiler
Menghentikan Perdarahan Berat
3 TB
Gunakan Cara Terakhir
Tourniket
Latihan Kasus Perdarahan
Luka Amputasi
Perdarahan Dalam
Penanganan:

Kompres es selama 10-15 Menit –

mengurangi bengkak dan rasa sakit


Bila perdarahan dalam hebat

Monitor tanda-tanda syok

Panggil bantuan medis


7. Patah Tulang
• Jangan mencoba mengangkat atau
memindahkan badan korban jika
belum mahir melakukannya.
• Jika tulang belakang yang patah,
korban hanya boleh diusung
dengan hati-hati dalam posisi
terbaring di atas alas keras.
• Untuk patah tulang tangan atau
kaki, gunakan tongkat atau
setumpuk Koran guna menyangga,
dan balutlah sebelum memperoleh
pertolongan dokter.
Patah Tulang

 Patah Tulang Terbuka


 Patah Tulang Tertutup

Tanda dan gejala patah tulang:


• Sakit
• Tidak dapaat digerakkan
• Kelainan bentuk
• Bengkak
• Memar
Penganganan Patah Tulang Tertutup

• Minta korban agar tidak


bergerak, Sangga segera
bagian yang patah.
• Bagian tubuh yang sehat
dapat digunakan sebagai
penyangga bagian yang
patah.
• Segera cari bantuan medis
Penganganan Patah Tulang Terbuka

 Pakailah sarung tangan, STOP


perdarahan, tapi jangan
menekan tulang.
 Tutuplah luka dengan kain
steril (bila ada)
 Buat Balutan Donat
 Sanggalah bagian yang cedera
agar tidak dapat digerakkan.
 Tangani syok bila terjadi,
 Cari segera bantuan medis.
Contoh Pembidaian
Contoh Pembidaian
Contoh Pembidaian
Penyangga
8. Sprain and Strain/ Terkilir

Sprain adalah Tarikan atau cedera pada ligamen


Strain adalah Tarikan atau cedera pada otot dan tendon
Sprain and Strain / Terkilir

Tanda dan gejala


Nyeri
Kemerahan
Pembengkakan
Memar
Gangguan pergerakan
Penanganan

R I C E
Lakukan R.I.C.E
Rest / Istirahatkan
Ice / Kompress Es ( 10 menit)
Compression / Perban Elastis
Elevation / Tinggikan
REST ICE COMPRESSION ELEVATION
Cara Pembalutan
Dislokasi
Suatu kondisi cedera dimana tulang terlepas dari sendi

Penyebab:
 Kondisi penyakit pada persendian
 Kecelakaan/ cedera

Tanda dan gejala


 Nyeri
 Tidak dapat digerakkan
 Kelainan bentuk (melintir)
 Kehilangan sensasi
Contoh Dislokasi
9. Tidak Sadar
Tidak sadar adalah suatu kondisi dimana korban tidak mampu
berespons terhadap stimulus yang diberikan

Penyebab tidak sadar:


•Kecelakaan mobil
•Perdarahan hebat
•Benturan di kepala
dan dada
•Penyalahgunaan obat
•Keracunan alkohol
Resusitasi Jantung Paru (RJP)

• Otak hanya bertahan 4 menit tanpa oksigen


• Merupakan suatu tindakan mengembalikan fungsi
jantung dan paru-paru supaya darah mengalir ke otak
• Terdiri dari kompresi dada dan napas bantuan
LANGKAH LANGKAH RJP

D - DANGER - BAHAYA
R - RESPONSE – KESADARAN
S - SIGNS OF LIFE – TANDA KEHIDUPAN
C - COMPRESSION - KOMPRESI
A - AIRWAY - JALAN NAPAS
B - BREATHING - PERNAPASAN
-Danger (Bahaya)
• Pastikan keadaan aman sebelum menolong
• Aman bagi diri sendiri
• Aman bagi orang lain
• Aman bagi korban
- Response (Kesadaran)

“Panggil nama korban dan tepuk bahunya”


Panggil / Minta Bantuan !!!!!

Jika korban tidak berespons:


•Teriak minta tolong
-Sign of Life (Tanda Kehidupan)

• Lihat pergerakan naik turun dada dan perut korban


• Periksa denyut nadi di nadi Carotis (Nadi di leher)
• Lihat pergerakan pada anggota tubuh yang lain (jari-jari
tangan dan kaki)
• Lakukan langkah secara bersamaan selama tidak lebih
dari 5-10 detik
- Compression (Kompresi Dada)
 Kompresi di garis imaginer antara
kedua puting susu / center chest
 Kecepatan minimal 100x/menit dan
maksimal 120x/menit
 Kedalaman sekitar 5 cm (2 inchi)
 Ratio Kompresi : ventilasi 30:2
 Lakukan 5 siklus selama 2 menit
 Pastikan Dada Kembali ke Posisi Awal

TEKAN CEPAT DAN KUAT


-Airway (Jalan Nafas)

Buka Jalan Napas

Tengadahkan
Angkat Dagu
Dahi
-Breathing (Bantuan Nafas)

 Rasio kompresi : ventilasi = 30:2


 Berikan tiap napas bantuan selama 1 detik
 Berikan bantuan napas dan selalu amati naik turun dada
Lakukan RJP Tanpa Interupsi

30 x Kompresi Dada 2 Bantuan Napas

JANGAN PERNAH BERHENTI MELAKUKAN RJP

K.E.C.U.A.L.I
Korban menunjukan tanda tanda kehidupan
Tenaga medis datang
Anda kelelahan sehingga tidak dapat melanjutkan
Korban Anak dan Bayi

1 Tangan

2 Jari
Posisi Pemulihan

 Mempertahankan jalan napas tetap terbuka.


 Jika muntah, maka saluran napas tidak akan tersumbat.
 Tidak boleh dilakukan jika korban memiliki cedera
leher dan tulang belakang.
Langkah Posisi Pemulihan

Anda mungkin juga menyukai